NovelToon NovelToon

Siapa Protagonisnya?

awal

Jesvita dan Casyandra adalah dua cantik yang sudah terikat tali persahabatan sejak muda, keduanya adalah gadis yang hidup di keramaian kota Semarang,

Keduanya memiliki hobi yang sama, yakni membaca novel, memiliki hobi yang sama tapi soal selera tentu saja beda, keduanya berada berseberangan dalam berpendapat saat membaca novel

Kejadian seperti Ini memang sangat wajar terjadi, setiap manusia memiliki pandangan dan pemikiran masing masing, begitu juga dengan kedua gadis muda ini

Keduanya terlibat beberapa perdebatan kecil dan itu hanya karena sebuah novel yang mereka baca, perdebatan yang bahkan sebenarnya sangat tidak penting di lakukan namun entah mengapa keduanya sangat suka melakukan hal tersebut

Benar, keduanya adalah sosok yang selalu memuja novel bergenre fantasi, apapun bentuknya entah itu cetak atau digital, mereka bahkan rela menghabiskan waktu kosong mereka hanya untuk membaca

Menyukai hal yang sama namun memiliki pandangan berbeda seperti Jesvita yang lebih menyukai sang Antagonis, sosok jahat yang selalu berakhir menyedihkan, hanya saja di mata Jesvi mereka sangat keren, bisa bertahan meskipun tidak di hargai, tetap bersinar meskipun di sepelekan

Sosok antagonis yang pintar, bahkan bahkan mampu menyusun rencana jahat dengan begitu rapi dan tak terduga, wanita cerdas dan ambisius itulah yang membuat Jesvi sangat menyukai mereka

Walaupun pada akhirnya hanya mendapatkan sebuah kegagalan lagi dan lagi, tapi tak masalah, Jesvi lebih menyukai prosesnya, perihal hasil mari di bicara belakangan,

Dikenal jahat siapa yang tau sosok antagonis memiliki nasib yang begitu menyedihkan dan miris, terserah jika ia di katakan orang egois dan kejam, ia hanya orang biasa mencoba untuk memperjuangkan kebahagiaanya.

Saat Jesvi menyukai Antagonis Casya adalah tim yang sangat menyukai gadis cantik yang berhati begitu lembut siapa lagi jika bukan si Protagonis pemeran utama wanita hanya bisa menarik simpati sekitar namun meskipun begitu akan muncul sebagai seorang pemenang

Ia selalu kesal dengan kelakuan jahat si Antagonis yang jahat dan sangat manipulatif, sangat kejam egois dan bahkan mampu mengorbankan orang lain hanya untuk kebahagiaanya,

Hal sepele itulah yang membuat keduanya menjadi sering berdebat saat membaca bersama, ia mengatakan jika Jesvi kejam karena bahkan mengidolakan orang egois itu sedangkan Jesvi dengan muda mengatakan jika itu bukanlah perbuatan kejam

Saat hal yang menjadi miliki kita tiba tiba di ambil paksa oleh orang lain, manusia tentu saja memiliki naluri untuk bertahan pada akhirnya ia akan di korbankan dan di sakiti, dari pada di sakiti bukan kah lebih baik menyakiti?, hidup hanya memiliki dua pilihan, jika tak ingin di sakiti maka hanya bisa menyakiti terlebih dahulu, ini egois, memang benar, semua ini memang egois dan kejam

Jika si protagonis wanita memiliki protagonis pria yang membantu lalu siapa yang akan menolong si antagonis?, siapa yang akan membelanya?, hal ini lah yang membuat ia harus bertahan dengan kemampuannya sendiri

"Kaisar yang sangat menyebalkan, hanya karena masalah sepele mengurung istrinya sendiri, dan bahkan membuatnya kehilangan muka, jika seperti ini bagai mana mungkin sang ratu bisa hidup baik baik saja di istana orang orang akan mengejek, menghinanya karena menjadi istri yang tak di inginkan" Ucap Jesvi dengan nada kesal, bagai mana bisa kaisar sejahat itu, menghukum istrinya sendiri hanya untuk seorang perusak

"Dia memang pantas mendapat itu, ku fikir bukan hanya di kurung seharunya ia di pukul sampai mati" Ucap Casya sembari menyantap cemilannya dengan nyaman,

Casya sangat menyukai bagian ini, permaisuri yang jahat di hukum sang kaisar, jika begitu permaisuri tentu tak akan mengusik si protagonis lagi, seharusnya begitu tapi?, seorang antagonis tentu saja akan melakukan segala cara untuk menyingkirkan sang protagonis

"Cerita yang sangat klasik dan amat sangat menyebalkan, antagonis yang meski pintar dan jenius yang terabaikan begitu saja dan kaisar bodoh malah Memprioritaskan si protagonis yang lemah dan ngak ada gunanya, kaisar begitu buta hingga tak bisa melihat mana yang pantas dan yang tak pantas"

Ia kesal dengan hal yang seperti ini, ia adalah orang yang menemani kaisar sedari nol, saat istana memanas posisi putra mahkota di pertaruhkan dan bahkan putra mahkota hampir kehilangan kekuasaannya

Si antagonis membujuk ayahnya untuk mempertahankan sang putra mahkota, ayah protagonis memiliki pengaruh yang kuat di kerajaan hingga membuat orang orang akan berfikir dua kali untuk melawannya

Namun lihatlah kebaikan yang ia berikan di balas dengan pengkhianatan, apa yang ia dapat setelah melakukan begitu banyak hal untuk suaminya?,

Ia hanya menjadi orang yang di abaikan, ia hanya akan menjadi orang yang di cap kejam, benar, saat pria sudah memiliki kuasa ia akan melupakan siapa yang menjadi batu loncatan serta memberikan tangga agar bisa sampai di atas

"Jenius kau tak salah menggunakan kata kan?, antagonis sangat suka menganggu selir Chu, bahkan ia selalu memiliki rencana jahat untuk mencelakai selir Chu, kasihan kan selir yang lemah tak berdaya ini, mengambil selir adalah hal yang sangat wajar bagi seorang kaisar, meskipun keluarga permaisuri menjadi tangganya untuk naik ke tahta bukankah ia sudah membayar dengan menjadikan permaisuri sebagai istri sahnya?, soal cinta tak ada yang bisa memaksakan"

"Mungkin itu terdengar biasa, tapi selama ini apakah kaisar benar benar memperlakukan permaisuri sebagai istri?, apakah kaisar pernah menganggapnya sebagai seorang ratu?, tidak, bahkan orang orang juga berani mengejeknya"

"Itu resiko, menikah tampa cinta harus siap di abaikan, lagi pula kaisar mempunyai banyak orang yang menemaninya, mengapa harus mendatangi permaisuri"

"Andai aja kau berada di posisi itu, kau yang membawanya sampai ke tahap ini, dan saat suami ia akhirnya sukses dan sampai pada keinginannya ia mengabaikan mu dan bahkan di matanya wanita bayaran lebih baik dari mu, bagai mana perasaan mu?, apakah kau yakin masih bisa mengatakan itu?"

"Jangan seperti itu, kau seperti menyumpahi ku saja, lagi pula ini hanyalah fiktif saja hanya khayalan penulis saja, kau jangan mendoakan ku seperti itu, aku lebih suka melepaskan dari pada berbagi" Casya memprotes, Jesvi dengan kejam mengibarkan si antagonis dengan dirinya

"Kau saja tidak mau, bagai mana bisa kau mengatakan itu adalah hal yang wajar, coba tempatkan kau di posisi itu, apakah kau akan menerima, jika tak berada dalam posisi sulit orang lain tak akan pernah tau dengan segala keluhan seorang istri, menjadi istri tidaklah mudah"

"Jes, kamu membuat ku takut saja, ku katakan pada mu, cerita hanya fiktif belaka, tidak nyata"

"Kau yakin?, meskipun ini cuma khayalan dari si penulis coba kau pikirkan, khayalan itu terjadi karena apa?, beberapa mungkin hanya sebatas imajinasi, namun sebagian besar adalah kenyataan dalam sebuah kehidupan, yang di coba untuk modifikasi agar tak menyinggung pihak manapun"

"Jangan jadikan aku contoh, aku hanya mengatakan pendapat ku saja, apa yang ku lihat itulah yang ku katakan"

"Kau tak mau di posisi itu, bagai mana mungkin orang lain menginginkannya"

"Jika suami ku berselingkuh maka aku akan membuat perayaan untuk mengangkatnya menjadi saudara perempuan ku"

"Itulah yang harus di lakukan saat ketulusan di anggap sebagai hal sepele maka jangan salahkan jika kekejaman akan muncul sebagai tameng diri, tapi kadang aku merasa sedikit heran, khayalan mereka terlalu mengada Ngada hingga realistis lagi"

"Itukan hak mereka, khayalan dia mau ngapain juga terserah dia"

"Mereka memang memiliki hak itu, hanya saja cara mereka mendeskripsikan satu hal begitu berlebihan, di ceritakan si protagonis memiliki hati seputih salju, gadis yang sangat cantik bak dewi yunani dan mereka mengatakan ini dan itu yang akan membuat protagonis lebih menonjol, hingga dengan tak tau malunya menyematkan kata benar benar mahluk sempurna tanpa celah, sepertinya ia lupa jika tak ada manusia yang sempurna, tidak ada yang baik tampa celah, jika si protagonis memang benar seorang wanita baik baik ia tak mungkin kan dia ngambil apa yang menjadi milik orang, ia tak akan mungkin bisa dengan tenang bersenang senang di atas penderitaan wanita lainya, lalu dari hati putih selembut salju itu apa?, coba jelaskan pada ku, apa maksud dari hati putih seputih salju itu?, apakah dia memiliki penyakit? apakah terkena liver sampai hatinya menjadi putih?" Ucap Jesvi berucap dengan penuh kesal

Entah mengapa novel ini bahkan mampu membuat emosinya tersulut, ini terlalu tidak masuk akal, seorang permaisuri yang di bunuh hanya sebuah kesalahan kecil pada seorang selir,

"Tetap saja, si protagonis udah mengalami penderitaan yang sangat banyak, setelah usaha kerasnya selama ini memang pantas sih kaisar milih dia dan memperlakukannya dengan sangat baik" Sahut Casya yang masih mempertahankan pendapatnya tentang si protagonis, wanita yang telah di sakiti bukankah ia pantas untuk bahagia di akhir cerita?

"Apakah antagonis tidak?, apakah antagonis ingin jadi orang jahat? apakah ia sangat suka menjadi orang jahat, jika memang ia ingin apakah semua akan bertahan sampai saat ini?, Kau tau tidak ada orang yang mau jadi jahat, hanya ia dipaksa oleh keadaan, lagi pula istri mana yang tidak sakit hati, setiap tahun lakinya ngambil istri baru, jika aku maka aku akan membawa lebih banyak pria ke rumah, enak saja, wanita bisa menjadi orang yang sangat baik jika mendapatkan cinta dan kasih yang tulus, namun saat di khianati maka jangan salahkan ia yang bersikap kejam, jika suami memiliki banyak wanita di luar maka wanita juga bisa, jika ingin beradu skill maka boleh di coba, jahat itu tidak menurun lewat genetik, jadi orang jahat di muka bumi ini tak akan bisa habis begitu saja"

Jesvi berucap dengan nada malas, jika di jahati maka harus membalas, jangan sampai saat di sakiti dianya malah diam, itu bukan baik tapi bodoh, Jika diri sendiri tak bisa menghargai diri sendiri lalu berharap apa pada orang lain, saat ia tak bisa menjaga dirinya sendiri mengapa orang lain harus menjaganya

Kehidupan itu keras, jika tak kuat maka akan jatuh, dari itulah seoang harus berdiri di kakinya sendiri jangan mengantungkan kehidupan pada orang lain

"Kau bahkan tak pernah ngerti gimana rasanya hidup jadi selir, kau tak pernah tau bagai mana rasanya jadi orang yang di remehkan, tu lihat di halaman 42 selir Chu sering di tindas sama selir lain, kasihan banget kan?"

"Itu karena dia tidak bisa menghargai dirinya, jika dia menghargai dirinya tak akan mungkin dia membiarkan orang lain nyakitinnya"

Kebaikan pada orang lain memang hal yang terpuji, namun menyiksa diri sendiri demi orang lain adalah perbuatan yang kejam pada diri sendiri, dan itu hanya akan di lakukan oleh orang orang bodoh

"Tapi tetap aja aku kesal, ia memiliki nasib yang sangat menyedihkan"

"Di dunia ini manusia mana yang memiliki kehidupan bahagia sepanjang masa?, kalau kau mencari yang sempurna kau hanya bisa sendirian di dunia ini, karena semua manusia tak ada yang sempurna, aku tak sempurna kau dan bahkan semuanya"

"Tapi tak masalah, meskipun menjalani hari hari sulit cerita ini berakhir dengan heppy ending, gue lega apapun yang Lo suarakan pemenangnya tetap saja si protagonis" Ucap Casya meletakan novelnya dengan pelan,

Ia tak perduli apa yang di katakan oleh Jesvi yang terpenting ialah ia sangat menyukai sosok protagonis, dan semua sudah berakhir, cerita novel ini berakhir dan antagonisnya mati karena perbuatan jahatnya pada sang protagonis, dan Casya merasa lega dengan itu

"Heppy ending?, apakah tidak salah? , bisa bisanya bilang cerita tragis ini memiliki akhir yang bahagia, apakah antagonis ngak pantas bahagia apa?" Jesvi berucap dengan nada kesal,

Antagonis di biarkan mati dengan begitu kejam, mendapat penganiayaan dari semua orang lalu?, apakah kebaikan dan perjuangan permaisuri selama ini begitu tak berharga di mata kaisar?,

Apakah segala upaya dan waktu yang ia habiskan untuk mendukung kaisar selama ini begitu tak membekas di hati sang kaisar?, kejam, benar benar sebuah akhir yang kejam

"Jangan terlalu terbawa bodoh, ini hanya sebuah novel, lagi pula setiap cerita pasti ada yang namanya antagonis, dan antagonis memang di buat untuk akhir yang tragis, ini bukan cerita pertama dengan konflik seperti ini" Ucap Casya perlahan berdiri dari tempat duduknya, ia beranjak pelan menuju ranjang untuk merebahkan tubuhnya

Ia melangkah menuju kasur dan merebahkan tubuhnya di ranjang, novel ini memiliki hasil yang cukup melegakan,

Ini juga bukan novel pertama yang mereka baja, konflik seperti ini sangat lumrah dan wajar di dalam sebuah novel, konflik yang bahkan sangat wajar bukan?

"Simpelnya antagonis hanya dijadikan tumbal untuk menonjolkan karakter protagonis yang baik dan berhati lembut, benar benar, jika ingin menonjolkan diri jangan mengorbankan orang lain, hati putih selembut salju apanya" Jesvi menghela nafas pelan sembari menyesap minumannya

Ia melangkah mengikuti Casya dan duduk di pinggiran ranjang, menatap nyalang novel yang tergeletak asal di atas nakas di sampingnya

"Sudah sudah, cuma novel baperan amat, tidur, jika kita telat maka pak Wang tak akan mengampuni kita" Ucap Casya menepuk tempat kosong di sampingnya menyuruh Jesvita untuk berbaring di sampingan,

Malam sudah cukup larut dan waktunya untuk beristirahat karena tenaga akan habis segala beraktivitas seharian dan berkutik dengan segala pekerjaan yang ada

"Jangan sampai cerita ini mempengaruhi mood ku besok, besok aku harus kerja, menghasilkan banyak uang dan jadi wanita kaya" Ucap Jesvi menghela nafas pelan,

Jangan sampai novel ini mempengaruhi kinerjanya, dan ia pun tak tau mengapa ia menjadi emosional seperti ini.

Keduanya merebahkan tubuhnya perlahan malam sudah sangat larut, dan memang sudah waktunya untuk beristirahat,

Jika tidak maka mereka akan telat dan itu akan berdampak pada gaji mereka yang akan di potong

Tak membutuhkan waktu lama, keduanya terlelap dalam keheningan, keduanya memang sudah kecapean karena bekerja seharian

Keduanya bahkan tak menyangka jika malam ini adalah malam terakhir mereka berada di tempat ini, apartemen sederhana yang begitu sempit.

Apa apaan ini

Jesvi mengeliat pelan saat cahaya terang menerobos masuk ke kamarnya, tubuhnya terasa begitu pegal dan yah dia masih sangat mengantuk,

Bagai mana pun ia sudah bergadang semalam ia butuh tidur, ia butuh istirahat, terlambat sedikit tak akan membuatnya di pecat kan?, tidak akan membuat gajinya di potong lagi kan?, semoga saja,

"Cas, jangan menganggu ku, aku masih mengantuk dan ingin tidur lebih lama" Ucap Jesvi dengan suara serak,

ia masih ingin beristirahat setidaknya hari sedikit lebih siang tubuhnya benar benar lelah, ia menyesal telah berada hanya karena sebuah novel dan bahkan berhasil memperburuk moodnya

ia ingin tidur beberapa saat, ia lelah karena bergadang semalaman karena tidur saat malam sudah begitu larut

"Yang mulia, akhirnya anda bangun" Ucap seorang gadis yang bahkan sangat berisik di telinganya

Ia menghela nafas pelan sembari mengacak ngacak selimut dengan kesal, Casya sangat suka seperti ini, sangat suka menganggu tidurnya lihatlah saat ini bahkan saat ini ia sedang cosplay sebagai seorang pelayan yang bertugas untuk membangunkan dan melayani sang putri bangsawan

Saat ini ia benar benar mengantuk, oh Lin Yi tolong berbaik hatilah beri ia tambahan waktu tidur 5 menit saja

"Aku ingin tambahan waktu 5 menit saja" Ia menghela nafas pelan sembari kembali melanjutkan tidurnya yang tertunda

Mari menunggu adegan apa lagi yang di lakukan oleh si Casya Radu drama ini, mahluk menyebalkan ini benar benar tak bisa melihatnya bahagia sebentar saja

"Tabib, segera panggilkan tabib" Teriak si gadis dengan keras, sang junjungan sudah terjaga,

Tabib mengatakan jika permaisuri berhasil melewati masa kritisnya maka ke adaan sang permaisuri akan kembali seperti biasanya, ia tentu sangat bahagia dengan semua ini, ia tau jika junjungannya adalah wanita kuat, ia tak akan kalah dengan semua kesulitan yang ia alami

"Sangat berisik, apakah tak bisa memberikan ku tambahan waktu untuk tidur" Ucapnya dengan nada kesal, ia ingin tidur, bisakah mahluk ini tak susah mengganggunya, hanya lima menit biarkan ia tidur lima menit lebih lama lagi,

Jesvi melempar bantal asal ke arah si gadis pengganggu itu, entah kena ataupun  tidak yang penting sudah melempar dan melakukan upaya penyerangan pada sahabat laknat yang mengusiknya,

Dan yang paling penting ia sudah memberi tahu jika teriak itu menganggu, sebagai manusia tentu saja mengerti dengan sebuah peringatan kecuali, kecuali itu setan

"Yang mulia mungkin sedang berada di alam mimpi" Ucap seorang pria yang membuatnya terjolak kaget, ia membulatkan matanya tak percaya

Apakah dia tak salah dengar, apakah ia sedang bermimpi?, ada suara laki laki?, yang mulia?, dan?,

Hal ini tentu saja menjadi begitu aneh, dengan kesal Jesvi membuka matanya namun yang ia temui adalah hal yang membuatnya menjadi diam seribu bahasa, ia bahkan tak tau akan mengatakan apa sangking terkejutnya

Tempat apa ini?, mengapa sangat?, sangat aneh?, Jesvi duduk di tempatnya dengan tatapan nan begitu linglung, apa apaan ini, apakah ia di culik dan di bawa ke tempat ini?, ia tak begitu kaya dan juga menculiknya tak akan mendapatkan apapun selain kesusahan

Dan hal yang sangat mana bisa ada pria di hadapan dan bagai mana bisa ia ada di sini, mengapa ia malah bagun di sebuah ranjang dengan aksen kuno, ranjangnya di apartment bahkan tak seperti ini, lalu ini di mana?

"Apa apaan ini? aku di mana dan apa yang terjadi?" Ucap Jesvi menatap sekelilingnya, dengan tatapan yang bahkan masih penuh dengan tanda tanya, bangunan ini? bangun ini jelas saja bukan apartemennya, bangunan ini?, bangunan,

Bangunan yang bahkan sangat klasik, dan terlihat sangat mewah, penemuannya pagi ini jela saja membuatnya menjadi tertegun

Terlebih saat beralih menatap pakaian yang ia kenakan, kemana piyamanya yang nyaman?, dimana boneka boneka kecilnya, dan apa apaan ini?, pakaian yang melilit lilit?,

Apakah benar benar tubuhnya, dan tubuh yang hampir remuk, bergadang atau akan membuat tubuhnya sakit semua seperti ini kan?,

"Hahah hahah mimpi, yah ini pasti mimpi, aku pasti bermimpi" Ucapnya tertawa keras, dengan tatapan bingungnya, mengapa mengapa semua orang melihatnya, dan siapa mereka?,

Ini hanya mimpi ia yakin itu, mana mungkin hal konyol ini terjadi, semalam jelas jelas ia masih berada di apartemen, lalu mengapa tiba tiba di tempat aneh ini, pasti mimpikan?, siapapun katakan ini mimpi, ini hanya bunga tidur dan ilusi kan?,

"Ah sialan, aku bahkan terlalu serius hingga terbawa suasana dengan novel yang ku baca semalam hingga malah menjadi mengigau seperti ini" Ia bergumam pelan semalam ia terlalu serius dengan novel tak jelas itu, hingga bahkan dengan mudah terbawa mimpi

"Yang mulia, biarkan saya memeriksa keadaan anda, memastikan jika racun itu tak mencelakai anda" Ucap seorang pria yang mengalihkan atensi Jesvi dari usahanya untuk meyakinkan diri jika dirinya sedang baik baik saja,

Ia beralih ke arah si pria tua, dan apa itu?, racun?, bagai mana bisa ia tertelan racun, sebelum ia tidur Jesvi hanya minum air putih dan belum sempat meminum racun

Toh ia juga tidak bodoh melakukan hal konyol itu, ia masih belum kaya, ia belum rela mati jika belum menjadi orang kaya, membuktikan pada orang orang jika ia pun bisa bangkit dan menjadi sukses

Terlebih pada mantan pacarnya yang menyebalkan itu, ia harus membuktikan jika harta yang di dapati dengan keringat sendiri akan jauh lebih nikmat dari sekedar menikmati harta pemberian orang tua

"Kamu siapa?, kalian semua siapa?, ini dimana?, ngapain kalian di sini?, dan ngapain aku di sini?, aku ingin pulang" Ucap Jesvi menarik diri menjauhi si pria,

Ia terdiam sejenak sembari menatap semua orang dengan tatapan begitu tajam, tatapan yang penuh ancaman dan kewaspadaan terhadap musuh, tatapan peringatan untuk tidak ada yang berani mendekat apa lagi menyentuhnya

"Aku bisa sampai di tempat ini, pasti mimpi kan?, tidak mungkin  ini pasti mimpi aku, yah mimpi ku, aku tak mungkin transmigrasi ketempat beginian, lagi pula itu hanya ada di dalam novel, tidak mungkin aku sampai di sini karena transmigrasi" Batin Jesvi dengan nada malas hal mustahil itu tak akan pernah terjadi, ia adalah gadis abad 21 mana mungkin bisa percaya dengan hal yang sangat tidak masuk akal ini

Hanya saja saat ia menatap sekeliling?, semua benar benar nyata, ia bahkan sudah mencubit dirinya dan benar menyakitkan dan ini?,

Ia menampar dirinya sendiri dan bahkan membenturkan kepalanya ke lantai, namun ia belum juga berhasil untuk bangun

"Tidak mungkin, haha pasti aku hanya sedang mimpi, pasti cuma mimpi, Mimpi, hanya mimpi, cepat bangun bangun Jesvi, jangan kelamaan mimpinya kau harus bangun dan harus kerja, manager sangat garang, kau akan mendapatkan pemotongan gaji jika terlambat, bangun Jesvi, bangun dari mimpi gila ini, semua jelas jelas ini cuma khayalan ku saja, cuma khayalan, aku tidak mungkin beneran nyasar di tempat seperti ini, aku hanya bermimpi dan belum mati" Jesvi bermolong sembari terus memukuli dirinya sendiri,

Ia yakin ini pasti mimpi, mana mungkin ia berada di dunia kuno, semua hanyalah khayalan penulis, tidak nyata dan Jesvi yakin semuanya benar benar tidak nyata, tapi?, semua ini bahkan sangat tak asing,

Semua bangunan sangat familiar, lihatlah lukisan hutan bambu itu?, dan beberapa hal lainnya yang sempat ia baca, yah ia baca di novel sialan itu,

Ia tak mungkin salah mengingat, tersusun rapi di tempatnya, bahkan tak bergeser seinci pun, astaga jika ini nyata maka Jesvi sedang berada di dalam bencana besar

ia tak ingin terlibat dalam masalah orang lain, masalahnya sudah menumpuk dan ia berniat akan segera menjualnya ke tukang rongsokan

"Yang mulia" Ucap seorang gadis mendekati Jesvi dengan begitu panik, tangan si gadis menggapai tangan Jesvi agar tak menyakiti dirinya lagi,

Jesvi sudah menyakiti kepalanya dan ia tak akan membiarkan junjungannya melukai dirinya sendiri lagi

Namun bukan berhenti Jesvi malah semakin menggila, ia bahkan semakin bersemangat menyakiti dirinya sendiri berharap jika dirinya akan segera terbangun, terbangun dari segala mimpi tak masuk akal ini,

Mimpi buruk seperti ini memang harus di sadarkan dengan cepat, jika tidak maka hanya akan membuatnya telat bekerja

"Tidak, ini cuma mimpi, bener mimpi, cuma mimpi dan khayalan ku yang terlalu meresapi sebuah cerita, bener, mana mungkin aku nyasar di sini, ngak" Ucap Jesvi menarik diri menjauh dari beberapa orang yang memeganginya,

ia menekuk lututnya dengan ketakutan, tubuhnya bergetar saat membayangkan jika ini nyata, dirinya terjebak di tempat yang bahkan tak ia kenali,

dirinya terjebak di tempat aneh dan isinya bahkan tak kalah aneh, ia tak ingin menjalani kehidupan di dunia mimpi seperti ini, ia tak ingin

"Yang mulia redakan amarah anda" Suara itu membuat Jesvi menoleh dan menatap gadis di sampingnya

Ia masih menatap semua orang dengan tatapan horor, orang orang ini, apakah ia akan di jadikan tumbal atau bahkan ia akan di jadikan selir

Oh tidak ia tak ingin menjadi perusak, ia tak akan pernah mau merebut hal yang menjadi milik orang, karena itu bukan hal yang baik

Di lihat dari tempatnya terjaga pun sudah pasti ia bukan keluarga sembarangan, lihatlah semua barang mewah ini,

Ia tak sanggup jika harus menanggung beban ini, ia tak sanggup, ia menyerah dan akan mengalah

"Ngak, ngak, pergi kalian, pergi, aku pasti mimpi, aku pasti mimpi, mana mungkin aku jadi permaisuri Shang lu itu, Mana mungkin, gue ngak  mungkin jadi permaisuri bodoh yang akhirnya mati di tangan suaminya sendiri, gue ngak mau jadi Antagonis, ngak gue pasti udah gila" Teriak Jesvi semakin histeris, banyak hal konyol yang bahkan dengan lancang mengusiknya

Ia terlalu shock, shock dengan kenyataan yang ia dapati saat ini ia sudah menyakiti dirinya tapi kenapa dia bahkan tak bangun dari mimpi buruknya atau jangan jangan, jangan jangan, tidak,

Semuanya tidak mungkin, tidak mungkin kan ini nyata, tidak mungkin kan ini kehidupan keduanya dan tubuhnya di apartemen sudah mati?

"Tidak" Teriaknya setelahnya tubuh lemah itu limbung dan kembali jatuh tak sadarkan diri

Tubuhnya terlalu lemah namun bahkan masih bersikeras untuk menyakiti dirinya sendiri, melihat sang junjungan yang jatuh pingsan tentu saja membuat si gadis sangat panik dan membantu sang junjungan untuk naik ke atas ranjang

"Tabib, cepat periksa yang mulia" Ucap si gadis dengan cemas, junjungannya sudah mengalami begitu banyak penderitaan, namun ia tak boleh putus asa, ia yakin suatu saat akan ada seseorang yang akan membuat sang permaisuri bahagia dan mencintainya seumur hidup

Wajah sang permaisuri terlihat semangat pucat, sebagai pelayan pribadi tentu saja sangat khawatir, jika hal buruk terjadi pada sang junjungan maka ia akan mengalami begitu banyak kesulitan di masa depan

"Bagai mana tabib?, bagai mana keadaan yang mulia, apakah yang mulia baik baik saja, bagai mana dengan lukanya tabib" Ucapnya tergesa gesa,

Sang tabib menghela nafas pelan dan beranjak mundur beberapa langkah, wajah tua itu terlihat mengerut membuat si gadis pelayan semakin cemas

"Yang mulia hanya sedikit shock dan kelelahan, yang mulia akan terjaga setelah beberapa waktu kedepan, dan perihal luka tidak masalah, dahi yang mulia hanya sedikit merah jika di kompres dengan teratur memar itu akan menghilang dengan sendirinya" Ucap sang tabib menghela nafas, kebangunan sang permaisuri kalo ini benar benar membuatnya menjadi terkejut

Bagai mana mungkin ini terjadi, racun yang berada dalam tubuh sang permaisuri sebelumnya lenyap tanpa sisa, lalu?, kemana racun itu pergi, mengapa menghilang seolah racun itu tak pernah ada sedari awal

"Saya akan menuliskan beberapa resep untuk yang mulia, yang mulia meminumnya dua kali sehari" Ucap sang tabib pelan, setelahnya ia mengulurkan beberapa kertas di hadapan sang gadis si

"Baik tabib, terimakasih, saya kan melihat tabib Su, terimakasih telah membantu yang mulia" Ucap Sang gadis sopan,

Hal ini hanya di balas dengan senyuman oleh tabib Su, dan setelahnya segera bergerak untuk meninggalkan kediaman permaisuri, tempat yang selalu mencekam dan penuh dengan aura negatif,

Tapi?, tabib Su tak bisa berkomentar apapun, toh bukan hak nya, apapun yang di lakukan oleh pihak keluarga kekaisaran tak memiliki sangkut paut dengan mereka

Hal ini tentu saja sudah menjadi peraturan di kekaisaran ini, ia tak ingin terlibat masalah karena dengan lancang mengkritik keluarga Kekaisaran,

Toh ia juga masih menyayangi kehidupannya beserta keluarganya, dari itu jangan mencoba mengali kubur mu sendiri, lakukan tugasmu dengan baik,

Jangan terlalu ikut campur dalam hal yang tak penting, itu hanya akan membuat mu repot dan kesulitan nantinya

"Yang mulia, maafkan hamba yang tak bisa menjaga anda, hamba pantas mendapat hukuman" Ucap Qi Ling menatap sang junjungan dengan tatapan sendu, ia adalah orang yang selalu menemani permaisuri sejak kecil,

Ia sudah melihat semua ekspresi dari sang permaisuri, baik itu sedih bahagia, dingin kesal dan semua,

Ia adalah pelayan yang sudah bertekad untuk menyerahkan kehidupannya pada sang tuan, dalam situasi apapun ia akan selalu ada, menemani sang junjungan sampai titik darah penghabisan

permaisuri

"Yang mulia akhirnya, puji dewa karena telah mengembalikan yang mulia pada kami" Suara gadis yang selalu setia berada di samping wanita yang baru saja membuka matanya

"Masih tempat ini?" Ucap Yuan li frustasi ia mengacak rambutnya kesal, bahkan saat terjaga pun dia masih berada di sini di tubuh si permaisuri antagonis,

bisakah Yuan li beranggapan jika ini nyata?, tentu saja, ini semua nyata goblok, ia benar benar menempuh perjalanan waktu ke masa ini, ke dalam novel tak masuk akal yang sempat ia kutuk

"Yang mulia redakan amarah Anda, tabib Su akan segera datang dan memeriksa keadaan anda" Ucap si gadis pelan,

Casya masih mengacak rambutnya dengan kesal, kenyataan ini jelas terlalu mustahil, tapi ini lah kenyataanya, ia berada di tempat yang hanya ia bayangkan, tempat yang bahkan ia anggap mustahil ada, ini jelas hanya imajinasi seorang penulis

"Izinkan saya memeriksa keadaan yang mulia" Ia mendongak menatap si pria paruh baya, huh baik lah, Ia sudah menyerah memberontak, toh ia tak bisa melakukan apapun

Sudah terlanjur berada di tempat ini, mau tak mau ia harus membuat tekat dan hanya bisa bertahan, ia sudah terlanjur berada di tempat ini, menolak pun ia tak bisa semuanya terjadi tampa sebuah kompromi.

Saat ini ia hanya bisa menerima semua kenyataan yang ada, bahwa ia sedang hidup di dunia aneh ini

menjadi seorang yang mulia, dan di lihat dari tempat tinggalnya pun terlihat orang kaya, dan tak ada salahnya jika mencoba untuk menikmati kehidupan orang kaya sebentar

ia masih terdiam namun ia mengulurkan tangannya pada sang tabib, sang tabib mulai melakukan pekerjaannya, setelah beberapa saat akhirnya proses pemeriksaan selesai,

"Keadaan Yang mulia sudah jauh lebih baik, di saran kan agar tidak kelelahan karena akan sedikit berisiko untuk tubuh Anda" Ucap sang tabib yang hanya di balas dengan keheningan,

Mendengar ucapan si tabib ia menarik tangannya dan menyandarkan tubuhnya di pinggiran ranjang, ia tak bisa melakukan apapun selain bersikap baik dan menerima semua kenyataan bodoh dan konyol ini

Setelah di periksa berkali kali semuanya bukan  mimpi, ini nyata dan ia sungguh berada di sini, beranda di novel yang ia upat ia caci dan ia maki, dan bahkan ia harus memiliki nasib yang begitu miris dari yang terbayangkan

Dia menjadi tokoh Antagonis tokoh favorit yang hanya akan berakhir dengan begitu mengerikan,

Ia menahan nafasnya saat mengingat adegan terakhir, permaisuri Shang Lu di hukum pancung karena mencelakai si protagonis dan membuat protagonis keguguran

dan Ia harus di hukum dengan kesalahan yang tidak ia perbuat, kaisar memiliki begitu banyak selir, namun saat selir Chu mengalami kemalangan semua malah menjadikanya kambing hitam

Seseorang telah menjebaknya hingga berakhir dengan begitu menyedihkan, namun kali ini ia tak berniat untuk membalas dendam, hal yang harus ia lakukan ialah mencari jalan aman dengan tak mengusik siapapun

"Baiklah, karena aku sudah di sini aku hanya bisa menjaga nyawa ku sendiri, aku tak akan mau berurusan dengan yang akan membuat ku rugi, akan lebih baik aku menjauh dari konflik kehidupan istana yang mengerikan ini"

Ia sudah bertekad, ia memilih untuk tetap bertahan di dunia ini, menikmati hidup menjadi seorang ratu, Menjadi seorang ratu yang bahkan tak memiliki ambisi untuk banyak hal,

Ia cukup bahagia dengan harta yang ada, selagi ia memiliki harta maka ia tak akan menganggu, tak perlu mengharapkan cinta pada orang yang bahkan tak menginginkan keberadaanya

Lagi pula di masa moderen ia tak lebih hanya anak yang memiliki kehidupan sederhana dan sangat pas pasan, up bahkan bisa di bilang memiliki hidup yang susah, menjadi gadis miskin sangat susah

"Yang mulia"

Jesvi menatap gadis yang berada tak jauh darinya, sedari tadi si gadis selalu menunduk ketakutan apa yang sedang terjadi?,

Apakah ada yang salah dengan wajahnya?, ia membulatkan matanya dan menyuruh sang gadis mengambil cermin, siapa tau kan jika ia telah masuk ke dalam wanita berwajah jelek,

Ia tak begitu memahami pengobatan, ia tak sepintar itu untuk menjadi cantik dan menjadi rebutan, seperti novel novel transmigrasi yang pernah ia baca

Lagi pula ia tak berniat untuk menjadi orang yang menonjol karena ia tau jika itu hanya akan membuatnya menjadi kerepotan, akan lebih baik menjadi seseorang figuran, tak perlu melakukan apapun, hanya perlu menikmati harta dan kekayaan yang ada

"Terimakasih tabib"

Semua orang yang berada di dalam ruangan bahkan tak percaya jika ucapan itu keluar bebas dari mulut sang permaisuri, ucapan baik itu keluar dari seorang permaisuri yang begitu kejam dan angkuh di hadapan mereka ini

Ini terlalu mengejutkan sang permaisuri yang angkuh mengucapkan TERIMAKASIH pada seorang yang berstatus rendahan?, matahari akan segera muncul dari barat, apakah dunia akan segera kiamat?, Seorang mahluk angkuh seperti permaisuri Lu bisa mengucapkan satu kata sakral itu

"Hamba tak berani menerima berkah itu yang mulia" Ucap sang tabib pelan,

Siapa yang tak mengetahui karakter dan kebiasaan buruk permaisuri Lu ini?, sosok yang kasar, angkuh dan kejam, namun? yang berada di hadapannya ini?,

"Kau segera, antarkan tabib keluar, dan jangan biarkan orang lain menganggu ku, cukup kau saja, aku hanya ingin beristirahat" Jesvi menunjuk gadis di sampingnya, kepalanya pusing melihat para pelayan ini

Dan ia butuh waktu untuk menenangkan diri,

"Silahkan tabib istana" Ucapnya sopan, sedangkan sang tabib hanya diam,

Ia tak ingin membuat suasana hati sang permaisuri menjadi tak senang, dan akan lebih baik ia menghindar dari mahluk biang masalah ini

Setelah kepergian orang orang Yuan li segera merebahkan tubuhnya yang lelah kepalanya sedikit pusing, tak ada petunjuk apapun,

Jika di novel transmigrasi si pemeran utama akan memberikan petunjuk pada jiwa yang tersesat, tapi?, bahkan Yuan li tak mendapatkan ingatan apapun, saat ini ia bahkan hanya mengandalkan dirinya,

Mengandalkan beberapa potongan ingatan yang sempat di baca, mengandalkan kemampuan berfikir dan otak cerdasnya, semoga ini berguna,

"Yang mulia, air mandi Anda sudah siap" Ucap sang gadis pelan,

Ia hanya bisa mengangguk dalam diam, sudah di sini dan mau tak mau harus mulai terbiasa dengan semua ini, si gadis pelayan membantu sang junjungan turun dari ranjang dan membantunya membersihkan diri,

"Siapa namamu?"

Karena sudah di sini maka ia hanya bisa diam dan menikmatinya, anggap saja ini sebagai balasan karena ia telah menyukai orang jahat dan menjadi orang jahat memang tak terlalu buruk baginya

Ia sedikit bersyukur ia masuk ke tubuh sang antagonis, kalo nyasar ke tubuh protagonis maka ia akan mengalami kehidupan yang sulit di sini, antagonis oh antagonis

"Qi ling yang mulia" Ucap sang gadis pelan, Yuan li hanya mengangguk pelan, dan membiarkan para pelayan menata rambut, merias wajahnya dan memakaikan sepatu,

"Kalian bisa pergi" Ia tak terlalu suka dengan keramaian, dari itu ia hanya meninggalkan Qi ling selaku pelayan pribadinya, lagi pula saat ini ia memang tak berniat untuk bersikap ramah,

Karena karakter seorang permaisuri Shang Lu memang arogan, Ia cukup menyukai itu dan lanjutkan saja peran mu sebagai mana kau inginkan,

Toh ini sudah menjadi kehidupan mu, orang lain tak berhak untuk mengomentari dan mengkritik mu

"Yang mulia" Ucap Qi Ling cemas, sang junjungan tiba tiba terdiam membuat Qi Ling merasa sedikit was was

"Kau sangat tidak sopan"

"Ampuni kebodohan hamba yang mulia, hamba pantas mendapatkan hukuman"

"Angkat kepala mu saat berbicara dengan orang"

Drama kehidupannya bahkan belum selesai namun ia malah di Bebani dengan drama kerajaan ini, ingin marah tapi ia tau jika kemarahan itu tak akan pernah berguna

"Hamba pantas di hukum yang mulia" Ucap Qi Ling semakin bersujud ke lantai dan menghantui hantukan kepalanya sebagai sebuah rasa penyesalan atas sikapnya yang lancang,

Ia merasa sangat menyesal telah membuat junjungannya menjadi tak bahagia

"Apa yang kau lakukan?, kau menyuruh ku membantu berdiri?"

"Gadis bodoh, Shang lu tak akan terpengaruh meskipun kau menghancurkan kepala mu" ia sudah mengetahui bagai mana tempramen permaisuri Lu

ia tak pernah merasakan sebuah rasa kasihan, bahkan ia tak akan keberatan untuk membunuh, berbeda dengan Jesvita Alisa yang sangat menghargai nyawa

Ia hidup di zaman di mana nyawa dilindungi, dengan begitu ketat, dan membunuh bukan hal yang bisa di lakukan oleh sembarangan orang

"Hamba tidak berani yang mulia" ucap Qi li mengangkat kepalanya cepat

"Berdiri, dan siapkan sarapan untuk ku, kau ini sebagai pelayan seharusnya kau lebih pengertian, perutku lapar dan ingin makan, bukan mau mendengar tangisan dan melihat mu menghancurkan kepala mu"

Ia bahkan tak memerlukan penjelasan dari sang pelayan, biarkan semua berjalan sesuai keinginannya, biarkan semua berjalan sebagai mana seharusnya ia memilih cara aman dengan mengubur dalam rahasia itu, biar dia dan Tuhan lah yang tahu

"Huh, Tuhan kenapa sih gue ke sasar gini, emang ni tokoh idup?, kan cuma novel kenapa bikin gue dalam masalah gini"

Saat ini ia sedang duduk di depan jendela sembari melihat Aktivitas pelayan yang begitu sibuk

"Huh, baik lah, karena ini udah terlanjur juga tidak bisa ditolak, tapi maaf di sini gue ngak mau bantuin orang balas dendam karena dosa, dari itu gue cuma mau perbaiki hidup si permaisuri saja, gue pasrah dah, lo mau marah atau gimana, gue ngak perduli, siapa suruh narik gue ke dunia ngak jelas kayak gini, gue cuma mau idup gue nyaman"

"Makanan Anda sudah siap yang mulia" Ucap Qi ling pelan,

Ia hanya bergumam sebagai jawaban setelahnya ia melangkah pelan menuju taman tempat ia makan

"Enak Juga"

Saat suapan pertama masuk hanya ada rasa asam manis yang sangat menggelitik lidah, dan Yuan li sangat menyukai itu, ia menyukai makanan manis, bahkan sangat menyukainya

"Ada apa dengan tubuh mu?" ia berucap saat melihat Qi ling yang semakin gemetar, wajahnya juga sudah memucat, Yuan li menaikan alisnya sebagai tanda tanya

"Prajurit panggilkan tabib" ia setelah menatap sekilas wajah pucat Qi Ling, sang prajurit yang di panggil hanya bisa mengangguk patuh dan segera melakukan hal yang di perintahkan sang permaisuri

"Duduk lah, kau pucat, dan sedikit tak enak badan kan?"

"Hamba tak berani yang mulia" Ucap Qi Ling pelan, ia tentu tak ingin menyinggung sang permaisuri

"Duduk" Menujukan wajah dingin dan kembali dengan makanannya, perutnya memang sudah sedikit lapar, dari itu mari isi perut

"Hamba menghadap pada yang mulia" ucap sang tabib

"Periksa dia"

"Yang mulia?, hamba baik baik saja, sungguh" Ucap Qi ling cepat namun hanya mendapat keheningan dari sang junjungan

"Nona ulurkan tangan anda"

Dengan ketakutan Qi ling mengulurkan tangannya dan sang tabib mulai memeriksanya

"Anda memerlukan asupan yang bergizi, anda juga kurang beristirahat dan perhatikan pola makan anda nona, saya akan meresepkan obat untuk anda" Ucap sang tabib setelah memeriksa keadaan Qi ling,

Qi ling mengangguk pelan dan mengambil alih kertas yang baru saja di ulurkan sang tabib

"Apakah anda masih membutuhkan saya yang mulia" Ucap si tabib sopan

"Kau bisa kembali, dan berikan salep agar luka di wajahnya menghilang,"

Si tabib dan Qi ling masih diam di tempatnya, keheningan terhenti saat salah satu dari mereka berdehem pelan

"Silahkan tabib" Ucap Qi ling sang tabib hanya mengangguk dan meninggalkan Qi ling, setelahnya ia segera mengejar sang permaisuri yang pergi entah di mana

"Hamba pantas di hukum karena menyusahkan anda"

"Pergilah"

"Yang mulia, hamba akan menerima semua hukuman anda, tapi hamba mohon jangan usir hamba dari sisi yang mulia" Ucap Qi ling langsung menjatuhkan tubuhnya dan bersujud di hadapannya

Sedangkan Jesvi ia hanya menatap Qi ling dengan jengah, sangat lebai, bisakah yak berlebihan, bisakah bersiap seperti Seornag manusia pada umumnya

"Ubah penampilan jelek mu"

"Setelah lebih baik maka kembali" ucapnya dan langsung masuk ke kamar

Qi ling menatap sang Permaisuri dengan tanya, apakah benar benar permaisuri?, dan memanggilkan tabib salep bekas luka dan merubah diri?, semua terdengar seperti sebuah perhatian yang di berikan sang permaisuri padanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!