"Selama 7 tahun kau menikah, istrimu belum juga memberi mama cucu. Sekarang kau pilih saja, Jef, menikah lagi atau cerai?" ujar Anelis, wanita yang merupakan ibu dari Jef Abellard.
Suasana acara makan malam di meja makan di tempat kediaman Abellard tampak tegang dan serius. Mirabelle, istri Jef itu tampak tersinggung oleh kata-kata mertuanya. Maka dari itu, wanita yang kerap di panggil Belle (Bel) itu bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan meja makan.
"Sayang, kau mau kemana?" cegah Jef, namun istrinya sama sekali tidak memperdulikannya.
"Biarkan dia pergi!" seru Anelis.
"Ma, ucapan mama barusan sangat menyinggung perasaan Belle. Ya mungkin kami belum bisa memberikan cucu, tapi kami akan berusaha, ma. Menikah lagi ataupun cerai bukanlah solusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan," tegas Jef.
"Mama tidak mau tahu, yang terpenting untuk saat ini kau harus memilih di antara pilihan yang mama berikan!" tekan Anelis, keputusannya tidak dapat di ganggu gugat.
"Iya, Jef. Lagipula usia kami sudah tidak muda lagi, dan kau satu-satunya putra di keluarga ini. Jadi penuhilah permintaan mamamu!" timpal Abellard, papa Jef.
Jef menghembuskan napas panjang. "Akan aku usahakan, ma, pa. Tapi bersabarlah, sebab ini tidak mudah bagi aku dan Belle. Aku permisi!"
Kemudian Jef pergi menyusul istrinya yang sudah lebih dulu pulang.
***
Di rumah tempat kediaman Jef Abellard. Pria dengan postur tubuh tinggi besar, dan wajah yang sedikit di tumbuhi bulu bagian bewok serta kumisnya yang menambah pesona ketampanannya di usia yang sudah menginjak usia 32 tahun itu berjalan anak menyusuri tangga untuk sampai ke kamarnya.
"Belle ... sayaaang .. kau dimana ..? Belle .." pangil Jef setengah berteriak, kemudian langkahnya terhenti saat melihat istrinya berdiri di balkon luar kamarnya.
Jef berjalan menghampiri Belle dan memeluknya dari belakang, wanita itu sedikit terkejut di buatnya.
"Jangan dengarkan ucapan mamaku, Belle. Mungkin dia tadi sedang emosi!" ucap Jef berusaha menenangkan wanitanya.
Belle pun membalikkan tubuhnya, kemudian mengalungkan kedua tangannya ke leher Jef.
"Tidak apa-apa. Mamamu benar," lirih Belle.
"Itu tidak benar, sayang. Aku tidak akan pernah menikah lagi ataupun menceraikanmu. Percayalah padaku!" ujar pria itu seraya menangkup kedua pipi istrinya yang tampak cantik sekali jika dilihat sedekat ini.
"Mamamu menginginkan cucu, Jef. Sementara aku belum bisa memberikan apa yang mamamu mau."
"Kita bisa melakukannya lebih giat, sayang," usul pria itu.
"Tapi, Jef. Aku tidak bisa memberimu anak dalam waktu dekat ini," tukas Belle.
"Kenapa?" tanya Jef sembari menatap kedua manik mata Belle secara bergantian.
"Sebab aku belum mau hamil. Karirku sedang ada di puncak sekarang. Aku sudah tangan kontrak dengan beberapa pihak rumah produksi film yang harus aku bintangi. Dan aku tidak bisa membatalkan kontraknya begitu saja," jelas Belle.
Jef sedikit kecewa mendengar alasan yang baru saja keluar dari mulut istrinya. Memang, alasan terbesar kenapa sampai detik ini mereka belum di karuniai keturunan yaitu karena kesibukan mereka masing-masing. Jef yang sibuk dengan urusan bisnisnya dan Belle sibuk dengan karirnya sebagai aktris film. Sehingga mereka tidak ada waktu untuk berhubungan layaknya suami istri secara rileks, mereka hanya melakukannya hanya pada saat ingin saja, itupun tak lama.
"Aku tidak ingin kita bercerai. Tapi jika mamamu terus mendesak meminta cucu, aku akan mengizinkanmu menikah lagi," imbuh Belle.
"Apa kau sudah tidak waras, Belle? Kau pikir aku mau? Tidak akan pernah," tolak Jef.
"Kau harus melakukannya agar kita tidak sampai cerai. Kau bisa menikahinya sampai wanita itu melahirkan saja. Setelah itu, kau bisa menceraikannya."
"Tapi, Belle-"
"Aku yang akan mencarikan wanita untukmu," putus Belle kemudian pergi setelah memberi ciuman singkat di bibir Jef.
Jef mengusap wajahnya sedikit kasar mendengar keputusan gila Mirabelle.
Bersambung...
Mirabelle Louislyn.
Wanita cantik sekaligus aktris mempesona yang baru saja genap berusia 28 tahun itu kini sedang dalam berada puncak kesuksesan.
Menjadi seorang Aktris besar merupakan cita-citanya sejak usia dini. Perannya yang sukses membintangi sebuah film membuat popularitasnya kini membeludak. Berkat aktingnya dalam film tersebut, nama Mirabelle Louislyn berkibar dan sekarang dia menjadi idola banyak orang. Bahkan banyak rumah produksi yang menawarinya untuk main di sebuah film yang akan di garap berikutnya.
Di kalangan banyak orang, Mirabelle merupakan wanita beruntung. Selain cantik, memiliki karir yang sedang berada di puncak, wanita itu juga memiliki suami tampan dan yang pastinya mapan. Namun sayangnya, tidak sedikit dari mereka juga yang mempertanyakan kapan mereka akan segera memiliki momongan.
Kehadiran sang buah hati adalah sesuatu yang paling di nantikan oleh setiap pasangan suami istri. Namun tidak untuk Belle. Wanita itu justru memilih untuk tidak hamil dulu, sebab ia tidak ingin menyianyiakan popularitasnya saat ini.
Selain itu, Belle juga tipe wanita yang begitu menyukai bunga, khusunya bunga mawar merah. Ia sering menyempatkan diri untuk pergi ke toko bunga langganannya, meski dia selalu mendapatkannya dari para penggemar setia.
Dan saat ini, Belle sudah berada di toko bunga langganannya tersebut.
"Ini hari pertamamu kerja, tapi kau sudah membuat pelangganku kabur. Apa kau mau aku pecat, hah?"
Suara teriakan yang berasal dari pemilik toko bunga tersebut menarik perhatian Belle yang tengah memilih bunga mawar.
"Maafkan aku, nyonya. Aku tidak bermaksud untuk membuat pelangganmu pergi. Tadi aku pergi sebentar untuk menerima telpon dari bibiku yang di kampung. Saya mohon, nyonya, jangan pecat saya!" ucap gadis yang sepertinya pegawai baru di toko bunga itu.
"Aku tidak perduli, jika kau melakukan kesalahan lagi, aku akan memecatmu!" seru pemilik toko bunga.
"Aku janji tidak akan melakukan kesalahan lagi, nyonya. Dan jangan memecatku, aku sedang butuh uang untuk menebus rumah bibiku yang di sita oleh rentenir," ujar gadis itu mengiba.
"Halaaah ... Jangan banyak bicara, cepat layani pelangganku dengan baik!" titah pemilik bunga itu.
"Baik, nyonya."
Gadis itupun menghampiri Belle, sebab hanya ada wanita itu di sana
"Permisi, kak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya gadis itu dengan sopan, dia berdiri seraya menundukkan kepalanya.
"Ya, aku mau buket mawar yang ini semua, ya, tolong di total semuanya berapa?" pinta Belle.
"Baik, kak."
Gadis tersebut pun segera mentotal semua bunga yang Belle pilih, kebetulan pemilik tokonya sudah memberi tahu beberapa harga buket yang ada di sana.
Belle pun membayarnya secara tunai, kemudian gadis tersebut membantunya membawakan beberapa buket tersebut ke dalam mobil.
"Terima kasih sudah membantuku!" ucap Belle.
"Sama-sama, kak," balas gadis itu.
Saat sudah berada di dalam mobilnya, Belle segera membuka masker dan kaca mata hitam yang di kenakannya. Sebab jika ia tidak menutupi wajahnya, maka akan banyak orang yang memintainya foto bareng.
"Hah, pengap sekali ..." keluhnya.
Perhatiannya seketika beralih pada pemilik toko yang memarahi gadis tadi. Entah kesalahan apalagi yang di lakukan oleh gadis itu sampai membuat majikannya marah-marah. Tapi yang jelas, itu bukan urusan Belle.
Ting..
Suara notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya, dengan cepat Belle meraih benda pipih yang ada di jok sebelah.
Sayang, kau dimana? Cepatlah pulang, aku ada kejutan untukmu.
Kedua sudut bibir Belle seketika terangkat membentuk sebuah senyuman. Pesan teks yang di kirimkan oleh suaminya itu membuatnya tidak sabar untuk segera sampai di rumah.
Bersambung...
Sesampainya di rumah, Belle di kejutkan oleh beberapa tangkai bunga mawar di pintu masuknya. Dan yang membuatnya lebih terkejut lagi, ketika seseorang menutup matanya dari belakang menggunakan kain.
"Jef, apa ini kau?" tanya Belle seraya meraba tangan yang tengah mengikatkan kain di kepalanya.
"Iya, sayang. Ini aku," jawab Jef.
"Kau akan membawaku kemana, Jef?" Belle bertanya saat suaminya mulai menuntunnya berjalan.
"Jika aku memberitahumu, maka itu bukan kejutan."
Ucapan Jef semakin membuat Belle penasaran. Sebenarnya kejutan apa yang akan pria itu berikan padanya.
Sampai akhirnya langkah Belle terhenti di depan sebuah ruangan dengan pintu yang terbuka lebar.
"Bersiaplah, Belle. Aku akan membuka penutup matanya sekarang!"
Belle pun menghirup napas panjang-panjang, rasanya sudah tidak sabar untuk melihat kejutan yang di berikan suaminya.
"Taraaaaa ...." Jef berhasil membuka penutup mata Belle.
Belle pun membuka matanya, pertama yang ia lihat adalah tempat tidur yang di penuhi oleh bunga mawar di sekelilingnya, dan membentuk love di tengah-tengah. Serta ada sebuah ucapan Anniversarry pernikahan mereka yang sudah genap 7 tahun. Itu merupakan ruang kamar mereka sendiri yang sengaja Jef dekor selama Belle pergi tadi.
"Bagaimana, apa kau menyukainya, sayang?" tanya Jef pada wanita yang masih menatap takjub ruang kamarnya saat ini.
"Tentu, Jef. Terima kasih, sayang, kau selalu mengingat Anniv pernikahan kita," jawab Belle terharu.
"Sesibuk apapun pekerjaan kita, mulai saat ini kita harus mengutamakan rumah tangga, Belle," ucap Jef dengan menatap lekat istrinya.
Belle paham akan maksud suaminya. Jef pasti ingin berusaha mewujudkan keinginan orang tuanya, namun Belle masih tetap tidak ingin hamil dulu dengan alasan yang masih sama.
"Untuk merayakan hari pernikahan kita, aku ingin kita bersenang-senang, sayang. Sudah lama juga kita tidak melakukannya," ajak Jef yang tidak bisa di tolak.
Belle pun menganggukan kepalanya. Kemudian Jef menarik tubuh Belle dan menjatuhkannya di atas tempat tidur. Sebelumnya ia sempat menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Pria itu mulai bertengger di atas tubuh istrinya, perlahan ia memajukan wajahnya lebih dekat dengan sang istri.
Perlahan Jef mencium bibir Belle dengan lembut sebagai pemanasan. Belle pun menerima ciuman tersebut dengan baik, sampai akhirnya ciuman mereka pun kian liar dan mereka begitu menikmatinya.
Tangan Jef mulai bergerak turun ke bagian dada dan menyelusup masuk ke dalam cup istrinya. Merremmass benda kenyal dan empuk di sana. Sementara Belle membuka satu persatu kancing kemeja putih yang di kenakan suaminya. Serangan demi serangan Jef berikan pada Belle, hingga pada akhirnya baju mereka berdua pun terlepas tanpa menyisakan sehelai benang pun.
Selimut putih yang ada di sana Jef tarik untuk menutupi tubuhnya, melakukan gerakan di dalam sana hingga menyisakan suara dessahhan yang menggema di ruang kamarnya.
Sudah lama bahkan Jef hampir lupa kapan terakhir kalinya berhubungan badan dengan Belle, kesibukan mereka yang membuat tidak sempat untuk melakukannya. Dan kini, Jef berjanji akan melakukannya sepanjang malam, tapi baru saja satu ronde, Belle sudah menyerah. Bukan karena di lelah, tapi dia tidak ingin jika besok tidak bisa berangkat ke lokasi syuting.
"Kita tidur saja, Jef. Ini sudah larut malam," ajak Belle yang sudah memakai kembali pakaiannya.
Sementara Jef masih berbaring di atas tempat tidur tanpa sehelai benang, membiarkan benda pusakanya yang masih hidup sejenak.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!