NovelToon NovelToon

Hidden Rich Twins

Bab 1 : Perkenalan Tokoh

Halwa Callista adalah seorang wanita yang sangat cantik dengan sejuta kemampuan. Dia adalah seorang pengusaha wanita muda yang sukses di Belanda, menggantikan kakeknya. Ditangan Halwa, Perusahaan peninggalan sang kakek berkembang dengan sangat pesat dan maju di lingkup Perusahaan berkembang lainnya. Halwa bukan hanya cerdas di dalam dunia bisnis, ia juga mahir melindungi dirinya. Sejak kecil, ia dituntut oleh sang kakek belajar ilmu beladiri, memanah, menembak dan menunggang kuda.

Salwa Callista adalah saudari kembar dari Halwa, dia juga wanita yang cantik. Namun nasibnya tidak seberuntung Halwa. Dia hanya seorang wanita biasa, yang bekerja serabutan hanya untuk memenuhi kebutuhan diri dan ayahnya saja. Salwa juga bukan seorang wanita karir, dia hanya tamatan SMA saja, tidak bisa melanjutkan sekolah karena tidak memiliki biaya untuk kuliah. Salwa sudah menikah dan memiliki seorang anak bernama Noah Sanjaya, anak laki-laki berusia empat tahun.

Dimas Sanjaya adalah laki-laki tampan, dia adalah seorang Pengusaha terkenal, namanya sudah dikenal oleh banyak pengusaha di Indonesia. Dia adalah suami dari Salwa, dan ayah dari Noah Sanjaya.

Reyhan Arsenio adalah sahabat Salwa saat sekolah, tempat Salwa membagi suka dan dukanya. Reyhan sendiri juga seorang pengusaha yang cukup kompeten, namun tidak ada siapapun mengetahuinya kalau Reyhan seorang CEO dari Perusahaan besar. Dia menaruh hati kepada Salwa, sejak sekolah. Namun hati Salwa sudah diberikan kepada Dimas Sanjaya.

Anita Key adalah istri kedua dari Dimas. Mereka dijodohkan oleh kedua orang tua masing-masing, karena orang tua Dimas sendiri tidak pernah merestui pernikahan putranya dengan Salwa yang hanya wanita miskin dan tidak berpendidikan sama sekali.

Noah adalah putra dari Dimas Sanjaya dan Salwa Callista. Semenjak kepergian sang ibu tanpa kabar, ia diperlakukan kejam oleh ibu tirinya. Sehingga dia menjadi anak yang pendiam dan takut dengan orang, terutama kepada Anita, ibu tirinya.

Halwa Callista adalah seorang wanita yang sangat cantik dengan sejuta kemampuan. Dia tumbuh dan besar bersama kakek dan nenek di Belanda. Ibunya sendiri bernama Anna William Vander sudah meninggal, saat Halwa kecil berusia dua tahun. Dia dibesarkan oleh kakek dan neneknya di lingkungan yang serba ada dan berkecukupan, atau bisa dibilang cucu dari orang kaya. Kakeknya bernama Robert William Vander, berkebangsaan Belanda namun istrinya asli orang Indonesia, bernama Reisa Wiratama Vander. Robert adalah seorang Pengusaha industri teknologi, karena sebagian besar orang Belanda terhubung dengan teknologi, dan teknologi adalah topik hangat di negara ini.

Selain industri teknologi, kakeknya juga memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Ada berhektar-hektar lahan pertanian yang masih berjalan sampai sekarang. Dan itu juga merupakan salah satu sumber penghasilan untuk masyarakat sekitar, yang tinggal di pedesaan tersebut. Banyak diantara mereka menjadi buruh atau pekerja dipertanian Robert. Mereka sangat senang bekerja dengan Robert, karena Robert sendiri adalah orang yang sangat loyal dalam pembayaran upah karyawan.

Sejak kecil Halwa dididik oleh sang kakek dengan sangat keras, agar menjadi seorang pribadi yang kuat, tegas, dan bertanggung jawab. Itu bertujuan supaya Halwa bisa meneruskan kerajaan bisnis sang kakek. Saat kecil, ia dituntut untuk belajar di Sekolah khusus untuk anak-anak pengusaha. Yang nantinya mereka akan meneruskan Perusahaan orang tua.

Halwa kecil belajar di Sekolah tersebut dengan anak-anak dari pengusaha lain. Halwa yang memang sangat mudah dalam bergaul, dalam waktu cepat dia memiliki banyak kawan dan teman.

Robert sengaja menyekolahkan cucunya di Sekolah tersebut, agar cucunya mendapatkan ilmu dan pelajaran ekstra kurikuler yang lain, seperti ilmu beladiri, ilmu memanah, ilmu menembak, dan pelajaran menunggang kuda. Dan itu adalah pelajaran ekstrak kurikuler yang wajib diikuti oleh semua anak-anak.

Halwa memang seorang wanita, namun kemampuan dan kecerdasannya tidak diragukan lagi. Dalam kurun waktu kurang dari empat tahun, dia sudah mengantongi gelar MBA, dengan predikat terbaik. Halwa muda pun terjun di dunia bisnis sang kakek, disektor pertanian. Seiring berjalan waktu, bisnisnya berkembang pesat. Dalam waktu satu tahun, bisnisnya merambah sampai ke luar kota bahkan luar negeri. Melihat kemajuan dan keberhasilan cucunya, Robert sangat senang dan bangga. Hingga akhirnya Robert menyerahkan dan mempercayakan bisnis kepada sang cucu.

Semakin hari Perusahaan yang dikelola oleh Halwa, semakin berkembang pesat. Dia adalah pembisnis wanita yang paling muda di Belanda.

Dengan kepandaian dan kecerdasannya, ia mampu meraih predikat pengusaha wanita terbaik nomer lima. Tidak sampai di situ, ia juga dikenal sebagai wanita yang sangat baik dan ramah kepada siapapun. Sebagian penghasilannya, ia sumbangkan kepada beberapa panti asuhan, panti jompo, panti asuhan disabilitas dan panti sosial lainnya.

Disaat karir sedang naik diatas daun, nenek yang sangat disayanginya meninggal akibat penyakit yang diderita sang nenek. Sang nenek tidak dapat bertahan hidup, beliau menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit. Halwa sangat sedih, sepeninggal neneknya. Nenek yang sudah merawat dan membesarkan, pengganti seorang ibu di dalam kehidupannya, telah meninggalkan dia untuk selama-lamanya.

Kepergian sang nenek ternyata membuat kesedihan mendalam bagi sang kakek. Hingga ia jatuh sakit, terus memikirkan istri tercinta. Kakeknya telah kehilangan separuh nyawa dan tulang sumsumnya. Satu bulan kemudian sang kakek dipanggil oleh sang Maha Kuasa.

Sebelum sang kakek meninggal, kakeknya meninggalkan sebuah kotak, dimana di dalamnya terdapat sebuah liontin dan sepucuk surat. Kakek berpesan, bahwa dirinya harus kuat dan menjadi wanita hebat. Mampu melindungi yang lemah dan menolong yang susah. Itu yang selalu diingat oleh seorang Halwa.

Halwa memandangi kotak yang ditinggalkan oleh kakeknya. Dia hanya melihat isinya sekilas. Kata kakek, kotak tersebut adalah peninggalan dari ibunya sebelum meninggal. Halwa mencoba untuk membuka, ia sangat penasaran dengan isi dari surat yang ditinggalkan oleh mendiang ibunya.

Halwa membuka kotak tersebut, disana terdapat satu buah liontin. Dimana di liontin tersebut, terdapat foto dua bayi kembar. Hatinya bertanya-tanya, otaknya diliputi oleh banyak pertanyaan. Ia pun membuka surat dengan amplop berwarna merah, surat yang ditulis oleh ibunya sendiri sebelum meninggal.

Hatinya takut, tangannya bergetar, saat hendak membuka amplop tersebut. Namun, seperti apa yang dikatakan sang Kakek, ia harus menjadi wanita yang kuat. Ia robek ujung amplop tersebut, dan mengeluarkan isinya.

to be continued......

Assalamualaikum semuanya? Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah. Author ucapkan syukur kepada Allah, karena sampai sekarang masih diberikan kesehatan. Hingga Author masih tetep nulis, walaupun segudang kesibukan selalu menyertai Author.

Terima teman-teman yang masih setia, yang masih mengikuti Author sampai disini. Bantu Like dan komen sebanyak-banyaknya untuk karya Author ini. Semoga yang ngasih like, komentar, vote, dan rate bintang lima, tambah sukses, cantik, banyak rezeki. Amin.

Terima kasih banyak 🙏🙏

Bab 2 : Siapa bayi itu?

Halwa membuka kotak tersebut, disana terdapat satu buah liontin. Dimana di liontin tersebut, terdapat foto dua bayi kembar. Hatinya bertanya-tanya, otaknya diliputi oleh banyak pertanyaan. Ia pun membuka surat dengan amplop berwarna merah, surat yang ditulis oleh ibunya sendiri sebelum meninggal.

Hatinya takut, tangannya bergetar, saat hendak membuka amplop tersebut. Namun, seperti apa yang dikatakan sang Kakek, ia harus menjadi wanita yang kuat. Ia robek ujung amplop tersebut, dan mengeluarkan isinya.

Halwa putriku,

Bagaimana kabar kamu sayang?

Ibu meminta maaf karena tidak bisa melihatmu tumbuh dewasa. Akan tetapi sebelum ibu meninggalkanmu untuk selama-lamanya, ibu sudah menitipkanmu kepada kakek dan nenekmu. ibu yakin, mereka akan menjagamu dengan sangat baik.

Halwa, kamu pasti bingung, kenapa ibu menuliskan surat ini untukmu?

Sebenarnya tujuan ibu menulis surat ini adalah ibu ingin memberitahukan kepadamu sebuah rahasia, bahwa kau memiliki saudara kembar, Sayang. Dia bernama Salwa. Sekarang ini dia tinggal di Indonesia. Ibu ingin kau mencari dan menemukannya, ia ikut ayahmu di Indonesia. Ayah dan ibu terpaksa bercerai karena diantara kami sudah tidak ada kecocokan. Kami terpaksa memisahkan kalian, karena keegoisan kami. Ibu meminta maaf.

Pesan terakhir ibu, tolong cari dia dan temukan dirinya.

Dari ibumu,

Anna William Vander

**********************************

Tidak terasa, air matanya luruh begitu saja. Dia tidak menyangka kalau dirinya masih memiliki keluarga, dan itu adalah saudara kembarnya sendiri. Halwa melipat surat itu kembali dan meletakkan surat tersebut di kotak itu lagi. Sedangkan kalung liontin, ia kalung kan dilehernya.

Halwa menghubungi asisten pribadinya bernama Adam Cullen. Adam Cullen adalah asisten sekaligus sekertaris pribadi. Halwa sangat mempercayai Adam, karena dia memang pria pilihan yang kesetiaannya tidak diragukan lagi. Semua keluarga Adam mengabdi cukup lama pada keluarga William Vander.

"Adam, kamu harus ke Indonesia! Aku ingin kau sendiri yang mencari tahu keberadaan saudara kembarku," ucapnya penuh penekanan.

"Saudara kembar?" tanyanya.

"Iya." ucapnya lagi.

"Nona memiliki saudara kembar!"bingung Adam.

Halwa tahu kalau Adam nampak bingung, kemudian ia memberikan surat yang ditulis ibunya kepada Adam, agar dia membacanya dengan seksama.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Halwa.

"Baik, Nona! Saya mengerti." ucapnya. "Saya akan mengurus semuanya," ujarnya, dijawab anggukan oleh Halwa.

"Secepatnya kau harus ke Indonesia, mencari tahu dimana dia?" ucap Halwa.

"Baik, Nona! Apakah ada petunjuk lain agar saya dengan mudah menemukannya?" tanya Adam.

"Sayangnya tidak ada, Adam! Aku cuma memiliki surat dan liontin ini saja," ujarnya. "Tapi, nanti aku cari di ruang kerja kakekku," ucapnya kepada Adam.

"Baiklah, Nona! Saya tunggu kabar dari Anda! Masalah ke Indonesia bisa saya urus semuanya, Nona jangan khawatir," ujarnya, dijawab anggukan oleh Halwa.

Adam melangkah keluar dari ruangan Halwa. Ia langsung menelfon seseorang untuk memesan tiket dan membuatkan paspor. Bukan hanya cerdas, Adam juga orang yang sangat tegas, bicaranya sangat irit sekali. Dia adalah mantan dari pasukan khusus di Belanda. Ia memilih keluar dari pekerjaannya untuk menggantikan pekerjaan ayahnya sebagai asisten pribadi keluarga William Vander.

Halwa keluar kantor, semua karyawan menundukkan kepala, tanda penghormatan tinggi untuk Nona Ceo-nya. Didepan Perusahaan sudah ada sopir yang menjemput. Dia duduk di kursi penumpang, sambil memandangi liontin tersebut. Ada rasa bersalah, keingintahuan yang besar dan tanggung jawab besar yang harus dia pikul.

Tidak terasa mobilnya sudah sampai di depan rumah. Ia turun dari mobil, para pelayan berjejer menyambut kedatangan nona muda dengan menundukkan kepala mereka masing-masing.

Halwa dengan gaya kasualnya berjalan, dan memasuki rumah megah tersebut. Ada dua puluh pelayan dan dua sopir pribadi yang bekerja di rumah itu. Setiap pelayan memiliki tugasnya masing-masing.

Seorang pelayan datang membawakan jus jeruk untuk untuk nona mudanya. Halwa langsung meminumnya sampai tandas tanpa sisa.

"Tolong siapkan air aromaterapi untukku, aku mau langsung mandi," ucapnya kepada

Tina adalah seorang pelayan yang tugasnya menyiapkan keperluan nona muda. Tina langsung menyiapkan air, sabun dan handuk yang bersih. Dia menyiapkan air bersih dalam bathtub yang sangat besar, ia berikan aromaterapi yang baunya sangat wangi menyeruak sampai luar ruangan.

Halwa masuk ke kamar mandi, ada pelayan yang bertugas melepas pakaian Halwa, hingga menyisakan dalaman saja. Setelah itu ia menyuruh pelayanannya untuk keluar, karena ia akan melepaskan bagian penutup aset berharga miliknya. Dengan tubuh yang polos, dia masuk dan berendam di bathtub tersebut.

"Ah, segarnya," ucapnya.

Sekitar satu jam lamanya dia berendam di bathtub, selesai mandi dan memakai baju ganti dia langsung membuka laptopnya. Menyelesaikan sedikit perkejaan dari kantor. Pelayan datang membawakan susu hangat dan sepiring cemilan. Hari-harinya, ia disibukkan dengan pekerjaan. Itu merupakan tanggung jawabnya sebagai CEO di sebuah Perusahaan besar. Bukan hanya itu saja, dia juga harus mengurus lahan pertanian kakeknya. Dia harus mengurusnya dengan sangat baik, karena nasib para karyawan bergantung pada lahan pertanian tersebut.

Lahan pertanian sang kakek, ditanami gandum dan jelai, kentang dan umbi-umbian, sayur-sayuran dan buah-buahan seperti jeruk, apel dan buah pir. Halwa tidak mungkin menjual dan membiarkan lahan pertanian kakeknya tidak berproduksi, karena sebagian masyarakat di desanya bergantung kepada pertanian tersebut.

Seperti mendiang kakek, Halwa juga sangat loyal memberikan upah kepada para buruh. Sehingga semua pekerja dipertanian sangatlah betah bertahun-tahun lamanya mengabdikan diri kepada keluarga William Vander. Setelah menyelesaikan sedikit pekerjaan, perut Halwa terasa sangat lapar. Ia pun keluar dari kamar menuju meja makan. Semua makanan sudah disajikan oleh pelayan, dia tinggal duduk dan menikmati makan saja.

Biasanya ada sang Kakek dan Nenek yang menemaninya makan, sekarang dia menikmati makan malamnya seorang saja. Juru masak sudah menyajikan makanan khas orang Belanda yaitu stamppot dan sup ercis. Stamppot adalah kentang panas yang sudah dihaluskan disajikan dengan daging sapi asap. Kemudian ada sup ercis, adalah sejenis sup namun sangat kental dengan isian daging asap dan sosis asap. Daging asap dari sup juga bisa diletakkan pada roti gandum dan dimakan dengan mustar. Selesai makan, Halwa juga disuguhkan dengan beberapa macam desert yang menggugah selera. Ada Apple flapen, boterkoek dan stroopwafle. Halwa memasukkan satu sendok stroopwafle ke mulutnya, rasanya sangat enak dan pas di lidah. Dia tidak bisa memakan semua hidangan itu, karena memang makannya tidak terlalu banyak.

Selesai dengan makan malam, dia masih mempunyai waktu bermain dengan kucing kesayangannya bernama Leksa. Di rumah mewah inilah Leksa sebagai penghibur dikala hatinya sedih dan hampa. Kemudian dia teringat dengan liontin yang menggantung di leher. Dia memandang kembali foto Salwa.

"Aku pasti akan menemukan mu," ujarnya, berdialog dengan dirinya sendiri.

to be continued....

Bab 3 : Datang ke Indonesia

Tiga Minggu berlalu

Adam sudah siap akan pergi ke Indonesia dengan mengemban tugas dari nona muda nya, visa dan barang-barang yang hendak dibawa sudah disiapkan. Dia berjalan ke arah pesawat, Adam memasuki pesawat dan duduk di bangku kelas satu. Pramugari dan pramugara memberikan aba-aba dan instruksi, memastikan para penumpang memakai sabuk pengaman dengan benar. Cukup mewah pesawat yang ditumpangi oleh Adam Cullen, karena memiliki beberapa fasilitas yang membuat nyaman para penumpangnya. Salah satunya adalah fasilitas kursi pijat, makanan hotel berbintang, dan bar mini dengan aneka lampu kelap-kelip.

Pesawat sudah mulai lepas landas meninggalkan Bandara Internasional Belanda. Selama lima belas jam perjalanan, Adam baru sampai ke Indonesia. Ini adalah pertama kalinya dia menginjakkan kakinya di negara Indonesia. Dia menghirup udara Negara Indonesia. Tidak banyak yang dia kenal, namun ada beberapa orang keluarganya yang berumah tangga dan menetap di Indonesia.

Dia memberhentikan taksi, dan mencari hotel mewah yang bisa ia tempati sekarang. Adam Cullen menguasai enam bahasa, yang salah satunya adalah bahasa Indonesia, sehingga dia tidak mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang Indonesia. Taksi berhenti disebuah hotel mewah di Jakarta.

Adam Cullen memesan kamar VIP dengan fasilitas terbaik dan terlengkap di hotel tersebut. Dia akan mengistirahatkan tubuhnya sejenak dikamar hotel. Sambil merebahkan tubuh, dia membuka ponsel dan mengirimkan pesan ke nona mudanya, bahwa dia sudah sampai di Jakarta dengan selamat. Halwa mengirimkan sebuah alamat, tempat tinggal terakhir ayahnya dan Salwa. Adam sudah menerima kiriman pesan tersebut dan menyimpannya dikontak ponsel.

Sore hari menjelang malam, ia memesan satu unit mobil untuk transportasinya selama tinggal di Indonesia.

Mobil sudah didapat, alamat sudah ia kantongi. Dia pun langsung bergerak ke alamat yang ia catat di ponsel. Sebuah alamat di daerah Bandung. Ia memang belum hafal betul daerah yang sedang ia lalui. Namun dengan melihat map ponselnya, dengan mudah dia belajar. Tidak terasa, mobil yang ia kemudikan sudah melewati perbatasan.

Selama dua setengah jam, Adam menempuh perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Itupun dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Dia memasuki kawasan kota Bandung. Dia melihat map-nya lagi, arah tujuan yang hendak ia tempuh. Perutnya terasa sangat lapar, ia memutuskan untuk makan di Restaurant terlebih dahulu.

Ia kembali memberikan kabar kepada nona mudanya, bahwa dia sudah sampai di kota Bandung. Selesai mengganjal perut, ia kembali melanjutkan perjalanan ke alamat tersebut. Sekitar dua puluh menit sampai di sebuah desa terpencil di kota Bandung, ia harus lebih masuk ke dalam gang untuk menemukan alamat tersebut. Ia terpaksa harus meninggalkan mobil mewahnya di depan gang, karena gang yang ia lewati tidak bisa dilewati oleh mobil.

Alamat yang Adam cari sudah ditemukan, dia agak ragu dengan alamatnya. Karena alamat tersebut menunjuk ke sebuah rumah reyot, yang hampir ambruk, kotor dan banyak ditumbuhi akar belukar serta ilalang. Sudah dipastikan, rumah ini sangat lama tidak berpenghuni. Adam mencoba untuk mencari tahu, dengan bertanya kepada tetangga sekitarnya. Namun sang tetangga tidak tahu, karena dia baru setengah tahun tinggal di desa ini. Tetangga pun menyarankan untuk bertanya kepada imam musholla, karena imam musholla tersebut sudah sangat lama tinggal di desa ini.

Adam mencari seseorang bernama Bapak Rahmat, dia adalah sesepuh desa ini sekaligus imam musholla di desa tersebut. Ditafsir usianya sekitar sembilan puluh tahun ke atas, sudah tua dan rambutnya beruban semua. Adam mencoba untuk mencari tahu perihal keluarga yang pernah tinggal di rumah reyot tidak berpenghuni tersebut, namun karena usianya yang sudah tua, dia agak pikun dan kehilangan sedikit memori masa lalunya. Yang dia ingat sampai sekarang, bahwa rumah itu pernah ditinggali oleh seorang laki-laki dan anak perempuan, namun dia lupa dengan namanya. Saat Adam memberitahukan siapa nama orang yang tinggal di rumah reyot tersebut, barulah Pak Rahmat sedikit mengingat.

"Apakah Bapak mengetahui keberadaan mereka?" tanya Adam ke Pak Rahmat.

"Saya lupa," ucapnya, membuat Adam sedikit tidak bersemangat, sudah datang jauh kesini ia belum mendapatkan informasi apapun.

"Terakhir dia bilang, katanya dia akan bekerja ke Jakarta," ucapnya tiba-tiba. Membuat Adam kembali menyunggingkan sedikit senyumnya, di bibir manis yang ia miliki.

"Jakarta? Apakah dia memberikan alamatnya?" tanya Adam lagi.

"Sayangnya tidak, Tuan!" Pak Rahmat menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, terima kasih banyak atas informasinya." ucap Adam. Adam menyudahi pencariannya, dia memutuskan untuk beristirahat dan mencari penginapan di sekitar kota Bandung. Tidak mungkin juga malam ini ia kembali ke Jakarta, tubuhnya terasa sangat lelah. Jika dipaksakan, takutnya akan berakibat buruk bagi kesehatannya.

Adam mencari hotel sederhana untuk mengistirahatkan tubuhnya. Dia mendapatkan hotel yang cukup nyaman dan bersih. Tidak lupa memberikan informasi kepada nona mudanya, bahwa untuk saat ini dia memiliki titik terang keberadaan saudara kembar nona muda.

Halwa baru saja membuka ponselnya, hari ini dia begitu sibuk. Sampai tidak sempat untuk menerima panggilan ataupun membaca pesan. Ternyata Adam beberapa mengirimkan pesan kepadanya. Dia tersenyum, karena ada titik terang mengenai keberadaan saudara kembarnya.

"Semoga Adam bisa menemukan Salwa! Jika dia sudah bertemu dengan Salwa, aku akan menyuruh Adam untuk membawanya ke Belanda, agar dia bisa tinggal denganku disini," ucap Halwa berdialog dengan dirinya sendiri.

Halwa berjalan menuju bathtub, badannya terasa sangat gerah dan lengket. Seharian di Perusahaan, membuat badannya terasa pegal-pegal, terutama di bagian kakinya. Ia merendamkan seluruh tubuhnya di bathtub.

Sekitar satu jam, ia baru saja menyelesaikan acara mandinya. Badannya terasa wangi dan segar. Setelah mandi, Halwa melakukan body massage pada tubuhnya. Dilakukan oleh orang yang profesional, yang sengaja Halwa bayar untuk melakukan pijatan agar tubuh menjadi rileks, nyaman dan menyegarkan. Body massage juga berguna untuk mengurangi stress dan rasa sakit pada sekujur tubuh.

Tujuan utama terapi massage ini adalah memperlancar peredaran darah dan getah bening, mereposisi kan bagian tubuh yang mengalami cedera dislokasi khususnya pada sendi ke posisi semula, memanfaatkan relaksasi, perangsangan dan penyegaran untuk menghasilkan kesehatan yang prima.

Minyak yang digunakan untuk terapi massage juga minyak khusus yang sangat harum, yang sengaja dia pesan dari Perancis. Minyak dengan wangi bunga Jasmine, vanila, dan mawar. Baunya sangat wangi menyeruak sampai luar ruangan. Setelah tubuh bagian belakang yang mendapat pijatan khusus, sekarang giliran tubuh bagian depan. Dari kepala turun ke dada sampai perut, dan depan kakinya.

Selesai dengan terapi massage, badan Halwa terasa sangat segar dan bugar kembali. Rasa pegal dan letih di bagian kakinya, hilang seketika. Dia pun langsung tertidur di kasur big size nya, yang sangat empuk dan nyaman.

to be continued...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!