NovelToon NovelToon

I Love U. DOCTOR!

Vani Veriska

30, Mei. 2019.

Ve mempercepat langkahnya untuk sampai di kelas, karna bell sudah akan berbunyi.

Ketika Ve melihat pintu kelas akan di tutup, Ve reflek mendorong pintu itu kedalam.

Brak!

Pintu terdorong kedalam dengan cukup keras. Semua teman-teman di kelas menatapnya.

"Ve, lu kenapa?" Tanya Indri.

Ve mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas,

"Gue gapapa." Ucapnya sambil berjalan ke arah bangku.

Sebenarnya Ve merasa malu. Namun, sebisa mungkin Ve mencoba untuk tetap tenang dan terlihat biasa saja.

Vani Veriska. Memiliki paras yang sangat cantik. Berusia 18 Tahun, dan tinggal di Bandung seorang diri.

Tinggal di sebuah kamar Kosan kecil, sedangkan untuk Keluarga nya. mereka berada di Jakarta.

Selain sekolah, Di hari sabtu dan minggu. Ve juga bekerja di sebuah restoran di Kota Bandung ini.

Brak!

Lusi menggebrak meja dengan sangat keras!

"Gila!" Ucap Lusi.

Ve dan Teman nya Indri kaget dengan tindakan yang Lusi perbuat barusan.

"kenapa sih?" Tanya Ve dengan wajah yang kesal.

Sementara itu Indri yang masih terlihat kaget dengan tindakan Lusi barusan, hanya bisa diam saja. Dengan keadaan masih memegang satu sendok di tangannya. Dan karna rasa kaget itu, bakso yang sudah ada di sendok Indri sampai kembali jatuh kedalam mangkuk.

"Pedes banget ini." lanjut Lusi sambil menatap Ve dan Indri bergantian.

"Parah sih lu asli!" Indri kali ini membuka suara.

Saat ini, Ve Indri dan Lusi sedang ada di kantin sekolah. Dan sedang menikmati jam istirahat.

Ve yang hampir saja kesiangan hari ini, makan cukup banyak. Meningat dia memang belum sempat sarapan tadi pagi.

"Ve. Liat itu.." Indri menyikut lengan Ve.

"Apa?" Tanya Ve.

"Itu loh!" Indri memberi kode kepada Ve dengan pandangan nya.

Ve mengikuti arah pandangan Indri. Terlihat disana anak kelas lain yang jadi Badboy sekaligus laki laki paling populer di sekolah ini.

"Aku tidak mengerti, kenapa temanku mempunyai selera seperti itu. Apa menurut mereka itu keren" Batin Ve.

Ve tidak mau memperdulikan orang itu, dia kembali dengan makanan nya. Dan tidak menggubris lagi kedua teman nya yang sekarang sibuk memandang si Badboy itu.

Jam istirahat selesai.

"Nanti bisa kan?" Tanya Indri.

Ve dan Lusi saling melempar tatapan, karna tidak mengerti dengan pertanyaan Indri yang secara tiba-tiba itu.

"Ni anak gajelas banget" Timpal Lusi.

"Ve pasti bisa kan?"

Indri bertanya untuk yang kedua kalinya. Dan Ve masih belum mengerti apa yang di maksud oleh Indri.

Ahirnya Ve hanya mengangguk saja. Walaupun sebenarnya dia tidak tahu apa yang sedang di bicarakan ini.

Bell pulang berbunyi.

Semua siswa dan siswi berhamburan keluar dari kelas.

"ayo.." Ucap Lusi.

"Sabar sih bentar" Timpal Ve.

"Bisa telat kita, ayo cepetan"

Mendengar kata telat, Ve langsung menatap Lusi dengan ekspresi wajah penuh kebingungan.

"Memangnya.. Ada acara apa hari ini?" Tanya Ve yang masih kebingungan.

"Kita kan mau jajan di warung depan"

Ve menarik nafas dalam, dan menghembuskan nya secara kasar. Ternyata Lusi menyuruhnya untuk cepat-cepat hanya karna akan pergi jajan saja.

Saat sampai di warung yang di maksud oleh Lusi tadi, dia langsung mengambil buku menu.

Sedangkan Ve membuka kembali tas sekolah miliknya.

"Ve, lu mau makan apa?" Tanya Indri.

"Gue minum aja" Jawab Ve singkat dan masih sibuk dengan tasnya.

Ve terlihat berfikir,

"Gue ninggalin apa sih di kelas?" Gumam Ve.

Indri dan Lusi yang mendengar itu, langsung menatap Ve secara bersamaan.

"Apa?" Tanya Lusi.

"Emang ninggalin apa?" Timpal Indri.

Mendengar pertanyaan dari kedua temannya itu, Ve memutar bola matanya dan mendengus kesal.

"Barusan kan gue bilang, rasanya gue ninggalin sesuatu di kelas. Tapi untuk barang itu apa gue juga ngga tau. Kenapa lu berdua malah nanya balik?" Jelas Ve kesal.

Ve menopang dagu dengan kepalanya, sambil terus memikirkan. Barang apa yang tertinggal di kelas itu.

Sore tiba.

Setelah di antarkan oleh Indri sampai taman, Ve berjalan pulang menuju Kosan nya.

Taman ini terlihat sangat rame. Dan ada sesuatu yang menarik perhatian Ve di taman ini.

Tidak jauh dari tempatnya berjalan sekarang, terdengar suara-suara orang sedang berteriak.

Ve yang merasa penasaran sedikit mempercepat langkahnya, dan menuju kerumunan orang yang ada di depannya sekarang.

Ternyata ada sebuah perkelahian di tengah kerumunan orang-orang ini.

Ve melihat bahwa kedua orang yang sedang berkelahi itu masih memakai seragam sekolah.

Dan setelah di perhatikan lebih lama, ternyata salah satu dari dua orang itu adalah Vino.

Si Badboy sekolah.

"Berkelahi seperti ini, apa menurut mereka ini keren?" Batin Ve.

Tidak lama, setelah mengetahui ada apa di kerumunan orang-orang itu. Ve menjauhkan dirinya dan kembali berjalan menuju Kosan nya.

"Ve.." Ada yang memanggil nya. Ve menghentikan langkahnya dan memutar badannya.

Vino. Dia yang memanggil Ve barusan.

"Hai.." Sapa Vino ramah.

Ve memperhatikan Vino. Padahal baru saja dia sedang berkelahi, dan sekarang dia sudah ada di depan Ve dengan wajah yang terdapat luka disana.

Ve kembali memutar badannya dan tidak memperdulikan Vino yang masih berhadapan dengannya.

Terdengar dari belakang saat Ve berjalan Vino berdecak karna di cuekan oleh Ve.

Sampai di kosan, Ve kembali di buat jengah pemandangan kamar Kos nya ini. Masih berantakan, karna Ve memang belum sempat beres-beres tadi pagi.

Dengan Ogah-ogahan Ve mulai membereskan kamar Kosan nya.

"Padahal gue mau tidur" Gumam Ve.

Malam Hari.

Setelah acara beres-beres selasai sore tadi, Ve langsung menjatuhkan badannya di atas tempat tidurnya. Ve terlihat sangat kelelahan hingga tanpa sadar dia tertidur.

Beberapa saat kemudian ponsel nya berdering, ada seseorang yang melakukan panggilan.

Dengan mata yang masih tertutup Ve menjawab panggilan tersebut.

Setelah panggilan berahir Ve kembali menutup matanya. Namun beberapa saat kemudian dia membuka matanya kembali, dan menyadari. Bahwa dia masih memakai seragam sekolah.

Dengan rasa malas dan masih sedikit lelah Ve beranjak dari tempat tidurnya. Dia mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi Ve tidak langsung kembali tidur. Karna dari sore dia memang belum makan lagi, ahirnya Ve pergi ke taman yang berada tidak jauh dari Kosan nya itu.

Ve berjalan sambil melihat-lihat sekiranya makanan apa yang ingin dia makan malam ini.

Hingga saat di depan penjual Mie goreng, Ve menghentikan langkahnya.

Tercium wangi dari Mie yang sedang di hidangkan ini, dan Ve ahirnya masuk kedalam tenda Mie goreng tersebut.

"Bang pesen satu ya, pedes." Ucap Ve memesan satu porsi Mie goreng.

Sambil menunggu pesanan jadi, Ve melihat sekeliling. Banyak orang berlalu-lalang disini. Dan Kerlap-Kerlip lampu motor dan mobil seakan jadi penghias di taman saat ini.

"Ini mba" Ucap penjual mie goreng sambil memberikan bungkusan Kresek pada Ve.

"Oh iya. Berapa bang?" Tanya Ve sambil mengambil uang dari saku Jaket nya.

Saat akan mengambil kresek dari penjual mie goreng, Ve di buat kaget dengan tangan yang tiba-tiba saja mengambil kresek yang berisi mie yang Ve pesan itu.

"Eh?" Sontak Ve terkejut dengan kejadian itu.

Ve menatap orang yang merebut pesanan nya itu.

"Em, Itu punya saya" Ucap Ve pelan.

Orang itu tersenyum, "Kamu pesen lagi gapapa ya. Soalnya saya sedang buru-buru" Ucap orang itu sambil berjalan keluar tenda.

Walaupun Ve merasa kesal, namun tetap saja dia memesan kembali satu porsi mie goreng itu. Karna dia memang sedang lapar saat ini.

Setelah selesai, Ve langsung kembali ke kosan nya dengan bibir yang terus berdengus, "Seenaknya saja mengambil pesananku! apa dia tidak tau aku sedang lapar!" Gerutu Ve.

Terkena Hukuman

Selasa, 1 Juni, 2019.

Ve terbangun dengan suara Alarm dari ponsel nya. Karna memang hidup sendiri, dia terbisa bangun pagi dengan suara Alarm.

Layaknya anak Kos pada umumnya, bangun tidur Ve langsung membereskan tempat tidurnya. Padahal ini masih sangat pagi, namun Ve mempunyai perasaan takut kesiangan seperti hari kemarin.

Selesai dengan Kosan, Ve pergi ke kamar mandi untuk bersih bersih badannya sebelum dia berangkat sekolah. Tidak lupa setelah itu dia pergi ke depan untuk membeli sarapan.

Selesai sarapan, Ve merias sedikit wajahnya dengan Make up. Tidak berlebihan, sangat tipis karna hanya untuk membuat wajahnya tidak terlihat pucat dan nampak lebih Fresh saja.

Ve berjalan ke taman, sambil menunggu Indri datang untuk menjemputnya. Saat sedang berjalan, Ve memperhatikan satu orang yang berpapasan dengannya.

Ve menghentikan langkahnya, "Perasaan gue kenal deh, tapi siapa ya?" Gumam Ve.

"Ve ayo.." Teriakan Indri membuat lamunan Ve buyar, dan itu membuatnya lupa kembali tentang siapa yang baru saja berpapasan dengannya.

Saat sampai di parkiran sekolah, disana ada beberapa murid laki-laki. Dan salah satu dari orang tersebut ada yang duduk di atas motor. Vino. Leader nya anak nakal di sekolah ini.

Ve tersenyum sinis melihat mereka semua, terutama Vino. Dia tahu, mungkin setelah ini akan ada perkelahian dengan sekolah lain.

Mengingat Vino kemarin sore berkelahi dengan murid sekolah lain, di taman.

"Aduh ayangku, mukanya lecet" Gumam Indri.

Saat melihat wajah Vino yang memang disana ada beberapa bekas luka.

Ve menatap Indri dengan tatapan heran, "Apasih ndri" Kata Ve.

Ve dan Indri tidak langsung masuk ke kelas. Mereka berdua masih menunggu Lusi di parkiran.

"Ve.." Ucap Vino sedikit berteriak sambil mendekati Ve.

Ve yang melihat Vino berjalan mendekatinya langsung menarik tangan Indri dan menjauh dari parkiran.

"Aduh pelan-pelan apa jalan nya Ve" Protes Indri karna memang Ve sedikit berlari sambil memegang pergelangan tangan sabahatnya itu.

Ve tidak perduli dengan protes yang Indri layangkan padanya, dia tetap sedikit mempercepat langkahnya.

Beberapa saat kemudian Indri bergumam, "Kalau gue jadi lu Ve, udah dari kemarin-kemarin gue pacarin itu si ganteng" Gumam Indri pelan, namun tetap terdengar oleh Ve.

Walaupun pelan, perkataan Indri barusan terdengar jelas di telinga Ve. Dan itu membuatnya menghentikan langkahnya.

"Kenapa?" Tanya Indri polos.

Ve menghempaskan tangan sahabatnya itu, "Lu sakit!" Ucap Ve sambil kembali berjalan meninggalkan Indri.

Saat sampai di kelas, Ve langsung melihat kebawah bangku nya, mencari sesuatu yang dia tinggalkan kemarin. Walaupun dia juga tidak terlalu ingat, apa yang dia tinggalkan.

Beberapa saat kemudian Ivan menghampiri Ve.

"Nyari ini?" Kata Ivan sambil memperlihatkan sebuah Jaket.

"Ternyata ini yang ketinggalan kemarin, pantas saja rasanya ada sesuatu yang kurang di tas ku kemarin" Ucap Ve.

Ve mengambil jaket dari Ivan dan mengucapkan terimakasih padanya.

Jam pelajaran di mulai, guru mulai menerangkan materi di depan. Namun beberapa saat kemudian guru terdiam.

"Vani?" Tanya guru.

Ve yang memang sedang menutup matanya ketahuan oleh guru, dan itu membuatnya dapat teguran sekaligus hukuman.

"Kamu di hukum, dan tidak dapat mengikuti pelajaran saya. Keluar sekarang."

Dengan jalan yang gontai Ve berjalan menuju lapangan sekokah, dia mendapat hukuman untuk berdiri di tengah lapangan. Sampai jam Istirahat tiba.

Di lapangan Ve mengadap ke atas sambil memberi hormat kepada bendera, beberapa saat kemudian ada orang yang mendekatinya.

"Minum dulu, disini panas." Ujarnya, Ve melihat siapa yang ada di sebelahnya itu. Vino.

Melihat Vino di sebelahnya Ve langsung memasang wajah galaknya.

"Ngapain lu disini?" Tanya Ve jutek.

Mendapat pertanyaan seperti itu dari Ve bukannya menjawab Vino hanya tersenyum saja sambil tersenyum, menatap wajah nya.

Selang beberapa lama, ahirnya Bell berbunyi. Menandakan jam istirahat telah tiba. Ve yang sudah tidak kuat kepanasan dan menahan rasa haus langsung berjalan menuju ke kantin.

"Yaampun panas sekali" Gumam Ve.

Tidak lama, terdengar suara Indri memanggilnya.

"Ve.." Ucap Indri sambil berjalan ke arahnya, tentunya dengan Lusi.

Kini mereka bertiga sedang makan di kantin, namun baru saja beberapa suapan. Ve harus kehilangan nafsu makannya. Dan itu di sebabkan oleh kahadiran Vino yang tiba-tiba ada di belakang kedua temannya itu.

"Dari banyak nya cewe di sekolah ini. Kenapa harus gue terus yang lu ganggu?" Tanya Ve tegas.

Indri dan Lusi yang memang tidak mengetahui kehadiran Vino di belakangnya, hanya mengerutkan kening. Melihat sahabatnya marah seperti itu.

Ve berdiri, dan mengajak kedua sahabatnya itu untuk kembali ke kelas. Namun Indri menolaknya, karna makanan yang dia makan belum habis.

"Bungkus aja bungkus.." Ucap Ve dingin.

Karna makanan tidak bisa di bungkus, ahirnya Ve mengalah. Dan menemani kedua sahabatnya sebentar untuk menghabiskan makanan terlebih dahulu.

setelah selesai makan, Ve langsung menarik Indri dan Lusi keluar dari kantin, karna Vino memang masih berdiri di sana.

Bell kembali berbunyi, menandakan jam pelajaran selanjutnya akan segera di mulai.

sebelum masuk kelas Ve pergi ke toilet terlebih dahulu, untuk mencuci mukanya. Supaya sedikit lebih segar.

"Gue ga boleh ketiduran lagi di kelas." Ucapnya pada diri sendiri sambil menatap cermin di Toilet Perempuan.

Namun sepertinya itu semua sia-sia. Karna sesekali Ve tetap menutup matanya saat guru sedang menerangkan di depan sana.

Hingga ahirnya Ve benar-benar kehilangan kesadaran dan membuat kepalanya sendiri terpentok pada bangku.

Dukk!

"Aduuhh" Ve mengaduh kesakitan sambil mengusap dahi nya.

Hening..

Saat Ve berhenti mengusap dahinya dia baru menyadari, kelas menjadi hening. Bahkan tidak terdengar lagi suara guru yang tadi sedang menerangkan materi di depan.

"Vani?" Tanya guru.

"Iya bu?" Jawab Ve cepat karna dia menyadari namanya kembali di panggil, dan ini adalah panggilan kedua dari guru di hari ini.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya guru.

Saat Ve akan menjawab, Lusi mengangkat tangannya dan itu langsung mengalihkan pandangan guru padanya.

"Iya Lusi?"

"em, Ve lagi sakit bu. mungkin dia pusing. Barusan saya liat kepalanya terpentok ke bangku" Jelas Lusi.

Ve yang mendengar Lusi berkata demikian pada guru hanya diam saja, menatap Lusi.

Tidak berapa lama, guru meminta Lusi untuk mengantarkan Ve ke Ruang UKS.

Ve dan Lusi berjalan dengan santai di koridor sekolah, karna memang ini masih jam pelajaran, jadi koridor sepi. Hanya terlihat satu dua murid saja yang berpapasan dengan mereka.

"Kenapa lu bilang ke guru gue sakit?" Tanya Ve yang merasa penasaran dengan perkataan Lusi tadi saat di kelas.

"Daripada lu tidur di kelas, nanti kena hukuman lagi. Lebih baik lu tidur dulu di UKS. nanti jam pulang gue ke UKS sambil bawain tas lu" Jelas Lusi panjang.

Ve yang mengerti dengan apa yang Lusi maksud langsung memeluk sahabatnya itu dan mengucapkan terimakasih padanya..

Masuk Rumah Sakit

Indri dan Lusi Mendengus kesal, karna Ve tidak kunjung bangun juga. Padahal sekolah sudah bubar sejak 1 jam yang lalu. Namun sepertinya sahabatnya itu masih betah berada di alam mimpinya.

"Bangun woy!" Indri berteriak, dan teriakan Indri berhasil membangunkan Ve dari tidurnya. Karna suara yang bergema sedemikian rupa di ruangan ini.

Ve yang terperanjak kaget mendengar teriakan Indri langsung bengong, "Dimana gue?" Tanya Ve dengan wajah penuh kebingungan.

Melihat Ve yang seperti itu, sontak saja membuat kedua temannya tertawa terbahak-bahak. Karna melihat pemandangan yang jarang terjadi.

"Kenapa?" Tanya Ve masih dengan raut kebingungannya.

"Lu mau nyampe kapan di sekokah sih?" Tanya Indri.

Ve langsung ingat, bahwa dia sedang berada di UKS. "Yaampun! Jam berapa ini?" Tanya nya panik.

Setelah menyadari semuanya Ve berjalan ke toilet sebentar. Karna dia ingin mencuci muka terlebih dahulu sebelum pulang.

"Bener-bener temen gue yang satu ini kelewatan" Gumam Indri saat mengetahui ban sepeda motornya kempes.

"Tanggung jawab lu.." Ucap Indri kepada Lusi.

Lusi yang tidak terima dirinya di salahkan tidak mau kalah, dan terus melakukan pembelaan.

"Ga sengaja itu anjir" Ucap Lusi.

Saat Ve berjalan turun ke parkiran, dia melihat kedua sahabatnya sedang berdebat. Dan memang, ini menjadi hal yang lumrah terjadi bagi Lusi dan Indri.

"Kenapa?" Tanya Ve sambil mengelap wajahnya dengan jaket.

Bukannya menjawab, pertanyaan dari Ve malah membuat situasi semakin memanas. Indri dengan Kesalahan Lusi. Dan Lusi dengan pembelaan nya yang di anggap itu tidak di sengaja.

Sore Hari, setelah perdebatan di parkiran sekolah tadi. Ahirnya Ve memutuskan untuk mendorong motor Indri mencari tambal ban terdekat. Untung saja, tempatnya tidak begitu jauh.

Setelah selesai, mereka bertiga memutuskan untuk mengobrol di Kosan Ve. Karna memang jika langsung pulang pun, mereka tidak ada kegiatan di rumah. Selain tidur.

Layaknya perempuan pada umumnya, berbagai pembicaraan jadi topik bahasan mereka. Sampai mereka tertawa-tawa sendiri dengan berbagai kelucuan yang timbul dari bahasan tersebut.

"Eh gue laper. Mau beli makan dulu bentar kedepan" Ucap Ve sambil beranjak dari duduk nya.

Saat baru berjalan beberapa langkah, Ve memegang punggungnya. Karna memang tiba-tiba saja dia merasakan kesakitan yang bersumber dari punggungnya itu.

"Mau Haid kali ya.." Gumam Ve sambil terus berjalan.

Perlahan, jalannya mulai pelan. Sangat pelan karna rasa sakit itu semakin menjadi. Tidak lama.

Brak.. Ve terjatuh.

Tidak butuh waktu lama, terjatuhnya Ve di pinggir jalan menarik perhatian banyak orang.

"bawa ke rumah sakit aja."

"panggil ambulan."

Orang-orang mulai berkerumun, dan mencoba untuk menyadarkan Ve. Namun saat ini, Ve memang sudah tidak sadarkan diri.

Malam Hari, Indri dan Lusi masih setia menunggu Ve yang sampai saat ini belum sadar. Tidak bisa di pungkiri, Indri dan Lusi memang merasa sangat hawatir padanya saat ini.

"Ndri Ve bangun" Ucap Lusi ketika dia menyadari ada pergerakan dari tangannya.

"Sukurlah" Ucap Indri dan Lusi ketika Ve membuka matanya.

Ve yang tersadar dirinya ada di tempat yang tidak dia ketahui langsung mencoba untuk bangun. Namun karna rasa sakit dari punggung nya belum hilang dia kembali terjatuh di atas tempat tidurnya.

"Lu gapapa kan Ve." Tanya Indri.

Lusi dan Indri mengusap airmata nya.

Ve yang menyadari bahwa kedua temannya ini menangis hanya bida tersenyum saja. Karna kondisi nya yang masih sangat lemah membuatnya untuk bicara saja kesusahan.

"Bentar, gue panggil dokter dulu" Lusi berjalan dengan cepat keluar dari ruangan, untuk mencari dokter. Dan mengabarkan bahwa Ve sudah Siuman.

Tidak lama, Lusi kembali dengan dokter di belakangnya..

Setelah di periksa ahirnya Ve di pasang selang Infus. Karna kondisi nya yang sangat lemah saat ini. Dia membutuhkan banyak Vitamin dan Nutrisi untuk tubuhnya.

"Si, gue pulang dulu bentar deh. Mau bawa baju ganti." Ucap Indri. Lusi mengangguk, dan sepakat bergatian pulang sebentar.

Selain untuk membawa baju ganti, mereka juga harus memberi kabar pada orangtua mereka masing-masing.

Lusi memperhatikan selang Infus yang tertancap pada tangannya Ve. Tiba-tiba saja dia kembali menangis.

"Pasti rasanya sakit ya Ve?" Tanya Lusi.

Beberapa kali Lusi mengusap airmata nya namun tidak kunjung hilang juga. Sampai Lusi menangis sesegukan melihat keadaan sahabatnya sekarang ini.

Lusi yang menundukan kepalanya di samping tangan Ve merasakan ada pergerakan dari Ve. Tangan Ve naik turun mengusap kepala Lusi, seakan menyuruh Lusi untuk berhenti menangis.

"Gabisa Ve! gue gabisa ga nangis liat keadaan lu yang kaya gini" Ucap Lusi dengan sesegukan.

Setelah cukup lama, ahirnya Indri datang. Selain berganti pakaian dia juga membawa beberapa makanan di tasnya.

"Eh lu bawa selimut ya, kelupaan gue barusan" Ucap Indri.

Sekarang giliran Lusi yang pulang dulu.

Indri menatap sahabatnya itu, "Semangat ya!" Ucap Indri sambil tersenyum.

Indri mengeluarkan beberapa makanan kesukaan Ve dari dalam tasnya, dan memperlihatkannya pada Ve. Itu semua dia lakukan sebagai sebuah Support untuk temannya itu.

"Nanti kalau lu udah sembuh, gue janji. Gue beliin makanan kesukaan lu sebanyak-banyaknya!" Ucap Indri dengan suara yang sedikit bergetar.

Ve yang melihat Indri seperti itu, mengangkat tangannya. Dan menunjukan jari kelingking nya pada Indri, seolah menerima perjanjian dari apa yang Indri sebutkan barusan.

"Lu kuat. Gue tau itu." Ucap Indri lagi, dan kali ini dia yang menangis. Sama persis seperti Lusi. Di sebelah tangan Ve, sambil menundukan kepalanya.

Malam semakin larut. Lusi datang sambil memeluk selimut di tangannya, dan sama seperti Indri. Dia juga membawa tas di punggungnya.

"Lu bawa apaan?" Tanya Indri saat Lusi membuka tasnya.

Terlihatlah satu-persatu. Bahwa yang Lusi bawa itu adalah Tupperware lengkap dengan Nasi dan Lauk nya.

"Ibu gue nyuruh gue bawa ini. Katanya buat makan malam kita bertiga." Jelas Lusi.

Ahirnya mereka berdua makan, namun dengan Pelan-pelan. Karna takut membangunkan Ve yang sudah tertidur.

Selesai makan Lusi dan Indri membuat kesepakatan malam ini untuk bergantian jaga. Jadi hanya tidur satu orang saja.

"Nanti subuh gue bangunin lu. Sekarang gapapa gue yang nemenin Ve" Ujar Indri.

Ahirnya Lusi merebahkan badannya di sofa yang tersedia di ruangan itu. Sementara Indri dia duduk di kursi sebelah Ve.

Waktu berlalu, kini hari sudah memasuki waktu subuh. Indri yang sudah mengantuk mencoba mengoyang-goyang tubuh Lusi.

"Si, bangun.." Tidak lama Lusi terbangun dan mengedipkan matanya beberapa kali.

"Iya, gue paham" Tanpa Indri berbicara lagi, Lusi sudah tau Indri membangunkannya untuk apa..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!