NovelToon NovelToon

MENIKAH KARNA WASIAT

Awalan

...Kalau sudah memasuki waktu sholat segerakanlah.Jangan menunda-nunda karna ingin membaca novel ini atau novel yang lain.Saling mengingatkan^^...

...~Happy reading~...

Mobil hitam tersebut berhenti di depan pekarangan rumah minimalis tingkat dua.

"Turun, " ujar Aldi datar. Ria perlahan dari dalam mobil dengan menggendong putranya yang bernama Raja.Balita berusia 2 tahun itu tampak nyenyak tidur dalam gendogan Ria.

Wanita itu memperhatikan rumah minimalis dua lantai yang cukup besar. Aldi keluar dari mobil. Pria itu membuka bagasi mobil, mengeluarkan koper milik wanita yang sudah berstatus sebagai istrinya.

"Masuk, " ujarnya singkat dan dingin.

Ria mengikuti langkah Aldi dari belakang yang masuk ke dalam rumah.Tapi dalam pikirannya sekarang, apakah ia bisa bertahan dengan pria yang terpaksa menikahinya? Lalu, bisakah pernikahan tanpa cinta ini bisa berakhir bahagia seperti cerita-cerita novel yang pernah ia baca.

Ria menikah dengan Aldi bukan keinginan dari keduanya.Tapi ini permintaan terakhir dari Rayyan,pria yang telah memberikan satu anak pada Ria.Sebenarnya Ria bisa mengandung anak Rayyan karna menjual keperawanan'nya pada Rayyan demi bisa melakukan mengobatan pada ibunya.Tapi seolah takdir mempermainkan dirinya ,ia harus mengandung anak dari Rayyan karna kecerobohan'nya yang salah membeli pil pencegah kehamilan.

Buk!

Ria menghantam punggung besar Aldi yang berhenti tiba-tiba dan juga karna ia tengah melamun,tidak sadar pria itu berhenti mendadak.Raja menangis kencang karna tubuhnya juga menghantam punggung belakang pria tersebut.

"Jangan melamun!" ketus Aldi, membuat Ria menunduk seraya mengucapkan maaf. Jangan pikir setelah menikah dengan Aldi, Ria akan di perlakukan seperti seorang ratu sebagaimana pengantin baru yang lainnya.

"Maaf.... ,"Lagi-lagi Ria mengucapkan maaf dengan nada suara yang bergetar menahan sakit di hatinya walau hanya mendapatkan ucapan ketus dari Aldi tapi itu sangat berpengaruh pada dirinya yang saat ini begitu sensitif setelah kepergian Rayyan.

Aldi kembali melanjutkan langkahnya ke lantai atas tidak memperdulikan Ria yang hampir menangis karna ucapannya. Ia menikahi Ria juga karna permintaan terakhir sahabatnya, Rayyan sebelum meninggal . Andai tidak mengingat sahabatnya itu sudah pasti Aldi membiarkan Ria hidup di jalanan pontang-panting tak tentu arah.

*******

Aldi membuka sebuah ruangan yang merupakan kamar mereka berdua. Ia meletakkan koper di lantai seraya menghembuskan napas kasar. Tidak berapa lama Ria masuk ke kamar itu juga.

"Letakkan Raja di kasur. Kasihan tidur dengan posisi di gendong seperti itu, " ujar Aldi yang seperti memerintah. Ria menganggukkan kepalanya walau Aldi tidak melihat itu karna membelakanginya.

Wanita itu meletakkan putranya di kasur. Balita itu merenggangkan tubuhnya, mungkin karna terlalu lama tidur dengan posisi di gendong. Ria mengeluarkan dodot di tas ransel kecil. Ia memberikan pada Raja yang langsung mengisapnya dengan kuat karna mungkin ke hausan. Sementara Aldi pergi entah ke mana.

Ria mengambil foto milik Rayyan yang ia ambil sebelum pergi. Wanita itu memeluk erat foto Rayyan, dadanya begitu sesak seperti di timpah batu besar. Air mata terjun begitu bebas membasahi wajah Ria. Ia menangis pilu harus kehilangan pria yang begitu baik pada dirinya, pria yang rela mendonorkan matanya agar ia bisa melihat kembali. Tapi____Rayyan juga menyembunyikan penyakit yang di deritanya.

Yap! Ria sempat mengalami kebutaan karna kecelakaan waktu itu.Dan Rayyan datang beserta menyesalannya karna telah menelantarkan Ria yang tengah mengandung anaknya.Pria itu rela mendonorkan matanya untuk Ria demi menebus kesalahan'nya pada Ria dan saat itu juga penyakit yang sudah semakin parah, membuat Rayyan kehilangan nyawanya.

"Aku lebih baik tidak bisa melihat selamanya dari pada harus ke hilangan sosok pria yang begitu baik pada ku.Kalau boleh meminta aku ingin kamu kembali, Rayyan. Ketidak hadiran mu di sisi ku itu lebih sakit dan menyiksa. Bagaimana bisa aku harus hidup berdampingan satu atap dengan Aldi yang tidak mencintai ku...," lirihnya.Dengan air mata yang bercucuran makin membasahi wajahnya yang memerah. Ria memejamkan matanya menikmati lelehan air mata yang berbalut luka ke pedihan yang begitu menyakitkan.

********

Aldi duduk di dekat meja pantry. Pria tersebut melamun dengan sorot mata yang kosong ia masih tidak percaya atas ke pergian sahabatnya yang sudah di anggap seperti saudaranya sendiri.Ke pergian Rayyan memberikan luka yang begitu membekas bagi Aldi bahkan sampai kapan pun sosok sahabatnya itu tidak pernah pudar di hatinya.

"Kenapa harus aku Rayyan? Kenapa kamu harus meminta aku untuk menikahi Ria? Aku bukan pria yang baik-baik, bagaimana bisa aku harus hidup satu atap dengan wanita yang tidak pernah aku cintai, " ujar Aldi dengan suara yang tersekat di tenggorokan. Matanya memanas.

Aldi menelungkupkan kepalanya dengan tangisan yang tertahan. Sudah pecah pertahanannya untuk tidak menangis. Bukan berarti karna ia laki-laki tidak bisa menangis dan merasakan ke hancuran karna ke pergian orang yang begitu penting bagi dirinya.

Drrrt....

Suara nada dering panggilan masuk membuat tangisan Aldi terhenti. Ia mengambil ponsel yang terletak di atas meja pantry, melihat nama penelpon.

"Iya, Hallo, "

"............ "

"Baik saya akan ke sana. Katakan sebentar lagi saya sampai, " ujar Aldi.

"............ "

"Iya, "

Aldi mematikan sambungan telpon dari asistennya yang berjaga di klinik. Ia harus segera ke klinik karna hari ini ada jadwal praktek.

******

Aldi perlahan membuka pintu dengan sangat pelan.Sorot matanya langsung jatuh pada Ria yang tertidur dengan posisi bersandar di bahu ranjang. Sedangkan Raja, balita itu masih tertidur nyenyak mungkin kelelahan karna terlalu lama di perjalanan.

Aldi perlahan mendekati Ria dengan langkah pelan takut membangunkan wanita tersebut. Ia mengambil foto yang di peluk Ria, hatinya begitu sesak melihat foto Rayyan. Pria itu meletakkan foto tersebut di atas nakas dan mengangkat tubuh ringkih Ria dan membaringkannya di kasur dengan sangat hati-hati. Aldi menutupi tubuh Ria dengan selimut hingga sebatas dada. Sebelum beranjak ia mengamati wajah Ria yang begitu kelelahan, raut kesedihan dan mata yang sembab. Dan itu pasti karna menangis terlalu.

Aldi berjalan ke arah lemari pakaian. Mengambil jas putih biasanya ia pakai saat praktek dengan namanya yang tercetak jelas di jas putih tersebut.

Bersambung...

Di balik sikapnya

...Kalau sudah memasuki waktu sholat segerakanlah.Jangan menunda-nunda karna ingin membaca novel ini atau novel yang lain.Saling mengingatkan^^...

...~Happy reading~...

Ria perlahan membuka matanya,mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia mengernyitkan keningnya melihat posisinya yang sudah terbaring di kasur dengan selimut yang menutupi tubuhnya.Apa mungkin Aldi yang memindahkannya ke sini?Karna seingatnya ia bersandar di bahu ranjang.

Mata Ria menelisik ke seluruh ruangan kamar yang tidak ada sosok Aldi. Ia menoleh ke sebelahnya sebuahb senyuman tercipta di wajah Ria yang menatap putranya, Raja masih tertidur dengan nyenyak.Tangan wanita itu terulur mengusap lembut pipi chubby Raja. Wajahnya sangat mirip dengan Rayyan, tapi seketika senyuman di bibirnya memudar di gantikan dengan mata yang memanas penuh air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

"A-aku sangat merindukan kamu, Rayyan. Pasti kamu sudah bahagia di sana. Dan kamu tidak merasakan sakit lagi hiks...ta-tapi aku masih belum rela kehilangan kamu hiks....."Ria menangis terisak-isak. Dadanya begitu sakit dan sesak.

Ria membekap mulutnya, meredam suara tangisnya yang akan membuat Raja terusik dari tidurnya. Ia memilih turun dari ranjang. Berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

*******

" Maiza, apa ada lagi pasien yang ingin di periksa? "tanya Aldi sesekali melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Maiza, perempuan yang berumur 21 tahun itu, menatap Aldi yang masih duduk di kursinya.

" Sudah tidak ada lagi Dok, "jawab Maiza tersenyum tipis.

" Kalau begitu saya akan pulang, "ujar Aldi membereskan barang-barangnya di meja. Maiza mendekati Aldi dengan ragu-ragu.

" Dok, bolehkah saya menumpang di mobil Dokter Aldi. Soalnya mobil saya masih di bengkel dan kalau pesan ojek online belum tentu ada karna sudah terlalu malam, "ujar Maiza melirik jam dinding.

Gerakkan tangan Aldi langsung terhenti. Ia menatap Maiza sekilas dan kembali melanjutkan aktivitasnya yang membereskan barangnya yang akan di bawah pulang.

" Boleh, "jawabnya singkat dan datar. Tentu Maiza sudah terbiasa dengan sikap Aldi yang cuek dan dingin. Perempuan itu tersenyum.

" Terima kasih,Dok. Kalau begitu saya siap-siap, "ujar Maiza dengan hati yang berbunga-bunga. Akhirnya ia bisa satu mobil dengan Aldi.

Maiza masuk ke dalam mobil, tersenyum pada Aldi yang tampak tak peduli atau pun membalas senyumannya. Gadis itu duduk di sebelah Aldi yang mulai menjalankan mobilnya.Semerbak aroma maskulin tercium oleh Maiza, aroma yang memanjakan indra penciumannya.Tanpa Aldi sadari Maiza terus memperhatikan Aldi yang fokus menyetir . Maiza begitu mengidamkan Aldi menjadi kekasihnya atau pun bahkan jadi suaminya.

" Kenapa melihat saya seperti itu? "Aldi langsung menoleh menatap Maiza yang membelalakan matanya, kaget. Pandangan mata keduanya saling bertubrukan, Maiza langsung menunduk dengan napas yang seolah terhenti beberapa detik menghirup oksigen, jantungnya seperti tidak berdetak lagi.

Seperti maling tertangkap basah, Maiza diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

" I-itu Dok,saya sedang melihat pemandangan di luar jendela mobil, "jawabnya asal.Satu alis Aldi terangkat mendengarnya .

" Di sebelah kamu ada jendela, kenapa melihat di jendela saya, "

Skakmat!

Maiza meringis malu mendengarnya. Bodoh! Kenapa dia harus mengatakan hal yang terdengar aneh bagi Aldi, begitu tampak bila dia bohong.

"Emm...maksudnya tadi saya melihat banyak penjual makanan.Padahal sudah tengah malam tapi mereka masih berjualan , " ujar Maiza tertawa garing. Aldi menatap datar tanpa mengeluarkan kata-kata apa pun.

******

"Sedang apa kamu?"

Ria terperanjat kaget, sampai cangkir teh yang ia pegang langsung jatuh ke lantai dan pecah. Ria langsung berbalik dan menatap ke arah Aldi yang melirik ke lantai dan beralih menatap dirinya. Wanita itu langsung berjongkok dan mengambil satu persatu pecahan beling yang berserakan di lantai itu, ada rasa takut bila Aldi akan marah pada dirinya yang telah memecahkan cangkir.

"Aw! " Ria meringis kesakitan, jari telunjuknya tak sengaja tertusuk pecahan beling .

Ria lagi-lagi terkejut dengan Aldi yang menarik tangannya dan langsung memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut pria itu. Mengisap darah dari jarinya tanpa rasa jijik. Aldi menarik Ria ke dekat wastafel dan mencuci noda darah dari telunjuk Ria yang menatap Aldi dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Ceroboh, " celetuk Aldi datar. Ria menunduk.

"Sini di obati dulu, " Aldi membawa Ria ke sofa. Pria itu mengambil kotak P3K. Dengan telaten Aldi mengobati jari telunjuk Ria.

Wanita itu terus memperhatikan Aldi.Dia kira Aldi sosok pria yang kasar atau ringan tangan. Ternyata perkiraannya salah di balik sikapnya yang pemarah dan ucapannya yang pedas,pria tersebut begitu perhatian dan juga baik.

"Jangan terus menatap saya," celetuk Aldi yang masih fokus mengobati luka Ria.

Ria langsung memalingkan wajahnya yang sudah memerah karna malu.

"Bukannya kamu tadi tidur? " tanya Aldi menatap Ria.

"A-aku lapa ,jadi ke dapur mencari makanan. Tapi ternyata tidak ada bahan makanan di dapur, " ujar Ria tertunduk, sesekali melirik Aldi.

Pria itu beranjak dari sofa tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Membuat Ria berpikir Aldi tidak peduli dengan yang ia ucapkan. Lagi pula buat apa dia mengatakan lapar pada Aldi yang tidak peduli pada dirinya.

"Ini makan, "

Ria mendongak menatap Aldi yang memberikan nasi kotak pada dirinya. Ia sampai mengerjapkan matanya seakan tak percaya.

"Ayo ambil, " Aldi menggerakkan nasi kotak tersebut. Ria dengan cepat mengambilnya.

"Di makan. Saya tidak mau kamu sakit dan itu akan merepotkan saya, " ujar Aldi pedas. Ria tersenyum kecut mendengarnya.

Bersambung....

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like, komen, vote atau hadiah ya.

Terima kasih.

Pernikahan hanya status

...Kalau sudah memasuki waktu sholat segerakanlah.Jangan menunda-nunda karna ingin membaca novel ini atau novel yang lain.Saling mengingatkan^^...

...~Happy reading~...

Aldi melepaskan jas yang melekat di tubuhnya, dan menggantungkan jas putih tersebut di belakang pintu. Ia juga melepaskan kemeja yang membalut tubuhnya yang menampakkan perut kotak-kotaknya .Aldi masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karna dari sore sampai malam berkutat di klinik.

Di lain tempat, Ria membuang kotak nasi yang sudah kosong ke bak sampah. Ia memang benar-benar lapar sampai nasi kotak tersebut habis tak tersisa. Sebelum masuk ke kamar, Ria melihat sekitar ruangan di dalam rumah itu, netra coklatnya jatuh pada foto keluarga yang menempel di dinding yang berada di ruang tamu. Ria berjalan mendekat, melihat dengan saksama bingkai foto tersebut. Di dalam foto itu ada Aldi dan ke dua orang tuanya. Tapi jadi pertanyaan di benak Ria, saat menikah dengan Aldi dia belum bertemu dengan ke dua orang tua dari suaminya itu.

Pikiran-pikiran negatif mulai bermunculan di benak Ria. Apa mungkin Aldi merahasiakan pernikahan mereka berdua. Karna tiba-tiba saja Aldi memaksa  dirinya untuk menikah dengan'nya dan saat ijab qobul hanya beberapa yang menghadiri sebagai saksi. Dan Ria pun tidak tahu alasan Aldi menikahinya.

Ceklek

Ria masuk ke dalam kamar, semerbak aroma yang sangat wangi menusuk ke indra penciumannya. Matanya langsung pengarah pada Aldi yang sibuk mencari pakaian di dalam lemari, pria itu juga hanya menggunakan handuk yang menutupi sebatas pinggang.

Ria melangkahkan kakinya mendekati Aldi. Sedangkan pria itu pura-pura tidak menyadari ke hadiran Ria, ia masih sibuk mencari piyama tidurnya.

"Mau aku bantu? " tawar Ria. Aldi menoleh ke arah wanita tersebut dan memundurkan tubuhnya sedikit memberikan ruang pada Ria yang akan mencarikan piyama nya.

Ria berjinjit, karna tubuhnya terlalu pendek untuk mencari piyama Aldi di bagian atas . Wanita itu tersiap kaget , tiba-tiba badannya melayang di udara. Ia menoleh ke bawah melihat Aldi yang rupanya mengangkat tubuh nya.Tidak butuh lama Ria menemukan yang di cari Aldi.

"Ini, " ujar Ria menyodorkannya dengan gugup.

"Terima kasih," ucapnya dua kata , datar tanpa ekpresi. Ria mendengus, apa seperti itu mengucapkan terima kasih .

Wanita berjalan ke ranjang. Ia mencek bagian pantat Raja, takut-takut popoknya sudah penuh. Tapi sepertinya tidak. Ria menciumi pipi gembul Raja. Balita itu menggeliat merasa terusik dengan apa yang di lakukan sang Bunda. Perlahan Raja membuka matanya, mengerjap beberapa kali,tangan mungilnya mengucek-ngucek mata dan langsung di tahan Ria karna takut iritasi nantinya.

"Aduduh, anak Bunda sudah bangun, " ujar Ria mengangkat tubuh gempal Raja , meletakkan di pangkuannya.

"Tadi kenapa tidur terus, sayang? Capek ya? " ujar Ria seraya mencubit pipi Raja pelan.

"Cucu..... Cucu... Unda, " balita itu menggesek-gesekkan wajahnya di dada Ria.

"Raja, mau minum susu, Nak?"

Raja hanya menampilkan wajah polosnya dengan mata yang mengerjap lucu, membuat Ria jadi gemas sendiri.

"Ya sudah, Bunda buatkan susu dulu. Raja di sini dulu ya jangan tangis tapi, " ujar Ria. Pasalnya anaknya tersebut mudah menangis saat di tinggal. Ria melirik Aldi yang tampak serius menatap laptop yang ada di pangkuannya dengan tubuh yang bersandar di bahu sofa.

Wanita itu turun dari ranjang dan berjalan keluar untuk membuat susu formula pada Raja. Sepeninggal Ria, balita itu menendang-nendangkan kakinya di ke udara,sambil mengemuti jari jempolnya , kepalanya menoleh melihat ke arah Aldi.

"Yah....... Yah...... Chan, Yah." celotehan Raja membuat perhatian Aldi teralihkan. Ia menatap balita tersebut yang tampak ke girangan, tersenyum lebar memperlihatkan dua gigi susunya.

Aldi yang melihat tidak ada Ria di ruangan ini, mungkin keluar monolognya. Aldi meletakkan laptop di meja dan berjalan mendekati Raja.

"Kenapa Raja ,hmm? Mau ajak Ayah main?, " tanya Aldi, tapi ia langsung tertegun dengan ucapannya yang menyebut dirinya sendiri Ayah. Entahlah, tapi lambat laun balita ini akan memanggil dirinya Ayah.

Ada rasa iba pada Raja yang harus di tinggalkan Rayyan mendadak. Baru saja di pertemukan dengan Ayah biologisnya tapi harus berpisah kembali dan itu untuk selama-lamanya. Tangan Aldi terulur mengusap dan menggenggam tangan mungil Raja yang berpegangan kuat di jari telunjuknya.

"Yah.... Yah... " Raja terus mengucapkan "Yah" saat menatap Aldi seolah pria yang ada di depannya ini adalah Ayahnya.

Ria masuk kembali ke kamar dengan membawa dodot yang berisi susu hangat

Ia tertegun melihat Aldi yang terkekeh, sambil memcolek-colek pipi chubby Raja yang tertawa girang. Baru pertama kali bagi Ria melihat Aldi tersenyum, biasanya pria itu selalu menampilkan wajah datarnya saat di hadapan dirinya. Hati Ria tiba-tiba menghangat melihat ke dekatan ke duanya.

"Hmm! "

Deheman Ria yang cukup keras sukses membuat Aldi yang tengah asyik bermain dengan Raja, kaget. Pria itu langsung memasang wajah datarnya kembali seperti biasa.

Aldi langsung bangkit dari ranjang dan kembali duduk di sofa, seolah tidak memperdulikan ke hadiran Ria. Wanita itu hanya bisa menghela napas pelan. Entah mengapa Aldi begitu dingin padanya, mungkin karena belum bisa menerima ke hadirannya.

"Kamu tidur di kasur biar saya yang tidur di sofa, " ujar Aldi tanpa melihat lawan bicaranya yang tertegun.

"Kenapa? " pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulut Ria.

Aldi menatap Ria sekilas dan kembali melihat pada laptopnya.

"Pernikahan ini hanya status bagi kita berdua .Jadi jangan berharap kita akan menjalani pernikahan ini seperti suami-istri pada umumnya, " ucap Aldi .

Tiba-tiba Hati Ria bergemuruh mendengar ucapan Aldi yang membuat dadanya sesak. Lalu, buat apa pria itu menikahinya bila tidur satu ranjang saja tidak mau?

"Tapi, 'kan kita suami-istri...,"ujarnya lirih.

" Sekarang kamu tidur, "ujar Aldi menyela ucapan Ria yang menatap nanar .

🍄🍄🍄🍄🍄

Aldi terdiam melihat sepiring nasi goreng dengan telur ceplok di atas meja.

" Maaf aku hanya bisa memasak itu, "ujar Ria yang tiba-tiba muncul, membuat Aldi sedikit kaget.

" Hmm...tidak apa-apa, "

Aldi duduk di kursi. Ia mulai menyantap makanan yang di buat Ria yang tengah memperhatikan Aldi, takut bila makanan itu tidak sesuai ekspetasinya. Aldi terdiam ketika memakan satu suapan, ia menatap wanita yang masih setia di sampingnya.

Rasa nasi goreng ini benar-benar asin. Apa wanita ini tidak mencoba dulu sebelum di hidangkan untuk dirinya.

Ting tong!

Suara bel rumah membuat Ria dan Aldi bersamaan melihat ke arah pintu keluar. Ria langsung berjalan ke pintu, meninggalkan Aldi yang langsung meminum air putih menetralkan mulutnya yang seperti makan garam. Cepat-cepat ia membuang nasi goreng buatan Ria ke bak sampah.

Sementara Ria yang membuka pintu rumah terlihat bingung melihat wanita berpakaian seperti perawat.

"Dokter Aldi nya ada? " tanya Maiza, membuat lamunan Ria buyar.

"Ada, tapi kamu siapa ya? " tanya Ria, membuat satu alis Maiza terangkat.

"Kenapa bertanya seperti itu. Seharusnya saya yang tanya, kamu kenapa ada di rumah dokter Aldi? Pembantu baru ya? " tebaknya. Karna Aldi benar-benar menyembunyikan pernikahannya, membuat Maiza yang merupakan Asistennya pun tidak tahu perihal itu.

"Aku_____"

"Ada apa, Maiza? " tanya Aldi , membuat ucapan Ria terpotong.

"Begini Dok,hari ini ada jadwal operasi, " ujar Maiza dengan suara yang begitu lembut mendayu-dayu.

"Kenapa tidak menelpon saja?Jadi kamu tidak usah repot-repot ke rumah saya, " ujar Aldi.

Maiza hanya tersenyum tipis, bingung harus mencari alasan apa. Sedangkan Ria mendengar obrolan dua orang tersebut tanpa ingin beranjak.

Bersambung...

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komen, vote dan kasih hadiah🎁.

Terima kasih

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!