NovelToon NovelToon

Pacarku Seorang Merman Tampan

BAB 01 - Kekasih Yang Selingkuh

Vanya Apride adalah seorang gadis muda berusia 21 tahun. Ia merupakan anak yatim piatu yang hidup mandiri di tengah hiruk pikuknya perekonomian di era globalisasi modern seperti sekarang ini. Dia adalah seorang gadis muda yang selalu bekerja keras tanpa mengenal rasa lelah.

Ayah Vanya telah meninggal saat Vanya masih dalam kandungan karena sebuah kecelakaan. Sedangkan ibunya meninggal saat Vanya berusia 15 tahun karena gangguan kejiwaan yang menyebabkan nyawanya terenggut oleh emosinya sendiri. Kedua hal tersebut merupakan kejadian yang amat memilukan bagi hidup Vanya.

Penyakit ibu Vanya ini di derita sejak saudari kembar Vanya pergi meninggalkan Vanya dan ibunya. Kejadian ini disebabkan oleh seorang pasangan suami istri kaya raya yang telah mengadopsi saudari kembar Vanya.

Saat kejadian itu, Vanya masih berusia sepuluh tahun. Vanya pun terpaksa hidup secara mandiri sejak saat itu. Ia terpaksa menjadi tulang punggung keluarga dan mengurusi ibunya yang menderita gangguan kejiwaan.

***

Pada saat musim panas tiba, Vanya Apride selalu menghabiskan waktu cuti kuliahnya untuk bekerja paruh waktu. Di musim panas tahun ini, ia mendapatkan pekerjaan paruh waktu menjadi petugas kebersihan di sebuah kapal pesiar yang singgah di dermaga kota San Diego, Amerika Serikat.

Malam hari yang cerah dibawah bulan purnama yang memancarkan cahayanya, deruan ombak yang membuat suasana semakin damai dan kapal pesiar yang begitu megah sedang singgah di dermaga kota San Diego. Di dalam kapal pesiar tersebut, tengah digelar sebuah pesta yang sangat megah hanya untuk kalangan atas.

Seorang gadis berambut panjang diikat serta bertubuh kurus tengah mengepel lantai di bawah hembusan angin laut yang begitu dingin. Vanya pun menghela napasnya dalam-dalam. Ia sangat menikmati pekerjaannya ini, walaupun anak sebayanya pasti sedang berliburan kesana kemari di tengah cuti kuliah saat musim panas.

"Vanya cepat ke sini sebentar!" perintah Manager Pengelola Kapal Pesiar.

Tiba-tiba, terdengar suara atasannya berteriak memanggil namanya. Vanya pun dengan cepat membersihkan lantai dan bergegas menemui Manager Pengelola Kapal Pesiar yang memanggilnya.

"Iya Pak, ada apa, ya?" tanya Vanya.

"Apakah kamu sudah selesai mengepel lantainya? Jika sudah, segera ke aula perjamuan kemudian ambil piring-piring dan gelas yang ada disana untuk dicuci!" titah Manager Pengelola Kapal Pesiar.

"Baik Pak siap. Pekerjaan saya disini sudah selesai. Saya akan segera ke aula perjamuan," jawab Vanya dengan begitu semangat.

Vanya pun bergegas pergi ke aula perjamuan. Ia menumpuk piring dan gelas satu persatu dengan hati-hati di atas tangannya. Vanya sangat terampil dalam melakukan hal ini karena ia sering bekerja di bagian petugas kebersihan.

Kemudian, ia membawa piring dan gelas yang ditumpuk ditangannya ke dapur untuk dicuci. Ia pun kembali lagi ke aula perjamuan untuk mengambil piring dan gelas kotor yang tersisa.

Ketika ia kembali ke aula perjamuan, ia mendengar suara yang tak asing sedang berbicara dengan seseorang. Lalu, Vanya pun mencari asal dari suara tersebut. Ketika melihat asal dari suara itu, dia sangat terkejut karena ternyata suara itu adalah suara kekasihnya yang datang ke pesta di kapal pesiar dengan seorang wanita cantik.

Vanya pun memerhatikan wanita yang digandeng kekasihnya karena merasa tidak asing dengan wajahnya. Pantas saja Vanya merasa wanita yang dibawa kekasihnya itu tidak asing, ternyata wanita tersebut adalah primadona universitas tempat Vanya mengenyam pendidikan perguruan tingginya.

"Sungguh perempuan bermuka dua! Di kampus ia menjadi orang terpelajar yang sangat cantik dan pintar serta dikagumi banyak orang. Namun, disini ia datang menjadi sekingkuhan seorang pria kaya. Sungguh hina begitu amat hina. Dasar ja**ng bermuka dua," gerutu Vanya dalam hati sambil mengepalkan kedua tangannya.

Vanya merasa sangat kesal dan ingin melabrak kekasihnya yang tengah selingkuh tersebut. Namun, Vanya sadar diri karena saat ini ia sedang bekerja dan kekasihnya datang ke kapal pesiar sebagai tamu undangan. Vanya pun bertekad untuk membuat perhitungan pada kekasihnya saat ia sudah selesai dari mengurus pekerjaannya.

Vanya pun kembali membawa piring dan gelas yang kotor dari aula perjamuan ke dapur.Tiba-tiba, semua wanita di dalam aula perjamuan berteriak histeris. Vanya kebingungan dengan hal apa yang sedang terjadi pada wanita-wanita itu. Kemudian, Vanya mendengar wanita-wanita di aula perjamuan berteriak memanggil nama James Haolin.

***

"Wahhh ... Apakah benar itu James Haolin?"

"Dilihat langsung dari dekat sungguh orang yang sangat tampan. Dilihat dari televisi pun tetap sangat tampan."

"Wahhh . . . aku tidak menyangka bisa bertemu James Haolin di pesta ini. Sungguh merupakan suatu keberuntungan," seru wanita-wanita di dalam aula perjamuan yang merupakan penggemar berat James Haolin.

James Haolin merupakan seorang superstar terkenal di Amerika Serikat. Bukan hanya Amerika Serikat saja, namanya juga melambung tinggi hingga ke berbagai negara mancanegara di benua Amerika dan seluruh penjuru dunia. Dia kini sudah berusia dua puluh delapan tahun.

Ia juga mempunyai sebuah perusahaan hiburan ternama bernama Hao Entertainment. Ia pun menjabat sebagai CEO di perusahaan tersebut. Ia adalah seorang pria tampan, kaya raya, dan masih lajang. Sungguh merupakan kriteria pria idaman banyak wanita di seluruh penjuru dunia.

Vanya sama sekali tidak tertarik untuk memperhatikan James Haolin karena ia sedang fokus pada pekerjaannya. Walau dalam kenyataannya, ia adalah penggemar berat dari James Haolin. Ia pun memasang raut wajah tak senang karena merasa berisik dengan penggemar James Haolin yang berteriak dan membuat aula perjamuan menjadi sangat bising.

Ekspresi Vanya tersebut tidak sengaja terlihat oleh James Haolin dan mata mereka saling bertemu pandang. Vanya pun sangat kaget karena James kembali menatapnya. Jantungnya menjadi berdebar tak karuan karena bertatapan langsung dengan sang idola.

Kemudian, ia berjalan ke dapur dengan terburu-buru sambil membawa piring dan gelas yang kotor untuk dicuci karena merasa salah tingkah telah bercuri pandang dengan idolanya.

Bruggg!

Secara tidak sengaja, Vanya menabrak seorang tamu laki-laki karena berjalan tanpa memerhatikan orang disekitarnya. Ia ternyata telah menjatuhkan minuman yang dipegang tamu tersebut hingga minumannya tumpah ke sepatunya.

"Aishhh . . . bagaimana sih cara kamu berjalan apa tidak pakai mata? Kenapa sampai menabrak orang segala? Saya itu tamu terhormat disini. Akan saya laporkan kamu pada atasanmu!" tegur tamu laki-laki itu sambil memelototi Vanya.

Vanya merasa syok atas kejadian yang dialaminya sekarang. Ini kali pertamanya ia melakukan kesalahan di saat sedang bekerja. Vanya pun terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berbicara untuk memohon maaf.

"Sa . . . saya sungguh minta maaf, Tuan. Saya akan segera membersihkan sepatu anda," sahut Vanya sambil membungkukkan badannya.

"Bagus juga kamu tahu diri untuk membersihkan sepatu saya. Cepat bersihkan sampai bersih! Jika menurut saya belum terlihat bersih, jangan harap kamu bisa pergi dari sini!" perintah tamu laki-laki dengan penuh kesombongan.

Kemudian, Vanya menyimpan terlebih dahulu piring dan gelas kotor yang dibawanya ke meja disampingnya. Lalu, ia pun duduk di lantai untuk membersihkan sepatu tamu laki-laki tersebut.

***

Secara tidak terduga, James Haolin menghampiri Vanya dan menarik tangannya agar ia berdiri. Perbuatan James tersebut sontak membuat semua orang di aula perjamuan terkejut. Seorang James Haolin yang terkenal selalu bersikap dingin terhadap wanita asing, tiba-tiba membela seorang pelayan wanita di depan banyak orang.

"Sudah, biarkan saja dia yang membersihkannya sendiri!" titah James Haolin sambil membersihkan tangannya menggunakan sapu tangan.

Vanya sangat terkejut melihat James Haolin tiba-tiba menghampirinya dan membelanya. Badannya pun gemetar tak karuan melihat sang idola sedang berdiri tepat di sampingnya.

"Mohon maaf Tuan James, saya hanya ingin bertanggungjawab atas kesalahan yang telah saya perbuat." ucap Vanya sambil membungkukkan badannya.

"Hah . . . apakah kamu sangat ingin ditindas sehingga membuat orang bersimpati terhadap dirimu?" gertak James Haolin dengan ekspresi cueknya.

Tiba-tiba, tamu laki-laki tersebut menyela ucapan James Haolin dengan penuh percaya diri, "Maaf Tuan James, saya hanya ingin memberi pengajaran terhadap pelayan wanita yang telah berbuat kesalahan ini," ucap tamu laki-laki.

"Cepat bersihkan sendiri! Lalu, kamu . . . segeralah pergi lanjutkan pekerjaanmu!" perintah James Haolin dengan sorotan mata dingin tak berperasaan.

Vanya pun hanya terdiam melihat tatapan James Haolin. Kemudian, ia segera bergegas ke dapur membawa piring dan gelas yang kotor untuk dicuci. Tamu laki-laki tersebut pun hanya bisa terdiam melihat tatapan James Haolin yang membuatnya merinding. Seisi aula perjamuan pun terdiam sejenak melihat kejadian tersebut hingga akhirnya kembali ramai seperti sedia kala.

"Mari semuanya kita lanjutkan pestanya. Jangan pedulikan hal yang baru saja terjadi," ucap James Haolin sambil mengangkat segelas jus ditangannya.

"Mengapa aku merasa tidak asing dengan wajah dari gadis pelayan itu?" batin James.

***

Kekasih Vanya pun telah melihat kejadian dimana James Haolin membela kekasihnya tersebut. Lalu, ia segera bergegas menghampiri Vanya yang berada di dapur dengan raut wajah penuh amarah.

Entah apa yang akan dilakukan kekasih Vanya kepada Vanya dengan ekspresi seperti harimau jantan yang sedang mengamuk karena pasangannya direbut oleh harimau jantan lain.

"Wah . . . wah . . . wah . . . sungguh sangat hebat! Seorang Vanya Apride membuat James Haolin bersimpati padanya. Hah! Sungguh sebuah bakat baru untuk menjadi seorang simpanan pria kaya," sindir kekasih Vanya sambil bertepuk tangan.

...***...

BERSAMBUNG.....

● LIKE🖒 dan tambahkan KOMENTAR📩 agar author rajin update setiap harinya🙏

● Mohon kritik dan sarannya semua reader🙏

● Klik FAVORIT ❤

● VOTE novel ini ☆☆☆☆☆

TERIMA KASIH.....🙏🙏🙏

BAB 02 - Mengakhiri Hubungan

"Wah . . . wah . . . wah . . . sungguh sangat hebat. Seorang Vanya Apride bisa membuat James Haolin bersimpati padanya," sindir kekasih Vanya sambil bertepuk tangan.

Vanya pun menoleh ke arah suara yang terasa tidak asing baginya. Ternyata suara itu adalah suara kekasihnya. Vanya sangat kesal melihat wajah kekasihnya yang masih percaya diri walau telah berselingkuh. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat seolah-olah sudah tak sabar untuk memukul wajah kekasih yang telah menghianatinya.

Kekasih Vanya pun mendekati dirinya. Pria tinggi dan tampan itu berjalan perlahan sambil menunjukkan pesonanya yang begitu memikat. Wanita mana pun yang melihatnya pasti akan jatuh hati pada pandangan pertama ketika melihat ketampanan pria ini. Namun, hal itu tidak berlaku lagi bagi Vanya. Ia kini begitu membenci kekasihnya, walau setampan apa pun paras wajahnya.

"Mau apa lagi kamu ke sini hah?" tanya Vanya dengan nada suara tinggi.

"Apa aku salah jika mendatangi pacarku yang sedang bekerja?" Leo malah bertanya balik sambil memegang tangan Vanya.

"Lepaskan!" gertak Vanya sambil menepis tangan Leo.

Leo sangat marah dengan reaksi Vanya yang menepis tangannya. Kemudian, ia mendekatkan wajahnya pada wajah Vanya dengan kedua tangannya yang menahan tubuhnya dan memojokkan tubuh Vanya ke tembok.

"Apakah kamu merasa sangat sombong karena telah dibela seorang James Haolin?" teriak Leo dengan suara tinggi.

"Apakah kamu merasa sangat senang karena datang ke pesta dengan seorang wanita yang sangat cantik?" teriak Vanya lagi dengan suara yang lebih tinggi.

Leo terdiam sejenak karena terkejut dengan ucapan Vanya yang mengetahui ia datang ke pesta bersama wanita lain. Ia pun mencari-cari alasan untuk mengelabui Vanya. Namun, Vanya tidak percaya lagi dengan ucapannya karena sudah muak dengan sikap Leo yang merupakan seorang playboy itu.

"Itu . . . aku bisa menjelaskannya sayang," sahut Leo sambil berusaha memegang pipi Vanya.

"Cih! Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu yang telah memegang wanita ja**ng itu!" gertak Vanya sambil menepis tangan Leo.

"Kamu .... Darimana kamu belajar membentak pacarmu ini, hah? Apa kamu sudah tidak mau lagi bersamaku?" tanya Leo sambil memegang pergelangan tangan Vanya dengan begitu erat.

"Kalau iya memangnya kenapa? Aku sudah tidak mau lagi bersama bina**ng koto* yang suka bermain dengan banyak wanita sepertimu!" sindir Vanya dengan raut wajah penuh amarah.

"Dasar perempuan kurang aj*r! Apa kamu tak pernah di didik oleh orangtuamu mengenai cara berbicara sopan terhadap orang lain?" teriak Leo dengan lantang.

Plak!

Tangan Vanya yang tidak di pegang oleh tangan Leo pun akhirnya melayang tepat di wajah Leo yang sedah marah-marah. Wajah Leo pun memerah seketika karena tamparan tersebut.

"Jangan bawa-bawa nama orangtuaku dalam permasalahan ini. Apa hakmu berbicara seperti itu?" sahut Vanya sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Leo.

"Kamu .... Dasar wanita .... Baiklah, aku sebagai pacarmu ini akan menggantikan orangtuamu mengajarimu bagaimana caranya bersikap menghormati orang lain," ucap Leo sambil berusaha mencium bibir Vanya.

"Apa yang ingin kamu lakukan, hah? Dasar bina**ng bia**b!" seru Vanya sambil memalingkan wajahnya dari wajah Leo yang mendekat.

Vanya pun menendang bagian vital Leo dengan sekencang-kencangnya hingga ia terbentur ke tembok dan membuat kepalanya mendapati sebuah benjolan. Amarah Leo pun semakin memuncak karena diperlakukan secara kasar oleh Vanya.

***

Tiba-Tiba selingkuhan Leo datang menghampirinya karena mendengar keributan dari arah dapur saat mencari Leo. Wanita berparas cantik dan bertubuh langsing itu mendekat ke arah Leo yang sedang berdiri di dekat tembok.

"Leo ada apa dengan kepalamu ini?" tanya Isabella sambil memegang kepala Leo.

"Aw . . . jangan dipegang! Ini semua ulah pelayan wanita kurang aj*r ini," gerutu Leo sambil menunjuk-nunjuk Vanya.

"Berani-beraninya kamu memukul wajah kekasih ... ku?" ucap Isabella memotong ucapannya karena terkejut melihat orang yang memukul kekasihnya adalah orang yang dikenalnya.

Isabella sangat tahu betul dengan wajah Vanya. Hal ini disebabkan Vanya selalu menjadi peringkat lima terendah setiap tahun saat ujian akhir semestar di universitas dan jurusan yang sama dengannya. Walau terkenal kurang pintar, namun Vanya adalah pribadi yang humoris dan berbudi luhur. Makanya ia terkejut mengetahui Vanya yang telah memukul kepala kekasihnya.

"Vanya apakah ini benar-benar kamu?" tanya Isabella sambil memerhatikan Vanya dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Apa ada yang salah denganku? Apa kamu merasa aneh karena aku memakai pakaian pelayan?" tanya Vanya dengan kesal karena diperhatihan seperti seorang wanita perebut kekasih orang yang tertangkap basah oleh kekasih dari pria yang menjadi selingkuhannya.

"Gak bukan itu maksudku. Maksudku . . . kenapa kamu memukul kepala pacar orang, hah? Apa kamu cemburu karena pacarku sangat tampan dan kaya, lalu kamu berusaha menggodanya, tapi pacarku ini tidak tergoda sehingga kamu mendorongnya ke tembok?" ucap Isabella dengan nada mengejek.

"Hah? Menggodanya? Jaga ucapanmu! Jngan main asal tuduh tanpa melihat fakta yang sebenarnya! Apakah ini sikap asli seorang yang selalu mendapatkan peringkat satu itu! Sungguh miris," sindir Vanya sambil memalingkan wajahnya karena muak melihat wajah Leo dan Isabella.

"Bukan aku yang menggodanya, tapi dia yang menggodaku karena dia adalah pacarku sebelumnya. Namun, ya . . . sekarang aku berikan saja dia padamu karena aku sudah tidak memerlukannya lagi," ucap Vanya dengan arogan.

"Apa? Apa maksud perkataan dia Leo? Apa kamu mengenalnya?" tanya Isabella sambil menatap Leo dengan curiga.

"Mana mungkin aku mengenalnya sayang! Aku tidak pernah mengenal pelayan wanita yang begitu sombong dan arogan ini," ucap Leo sambil memelas di depan wajah kekasihnya.

Emosi Vanya pun kian memuncak. Wajahnya begitu merah padam. Ia sungguh benar-benar ingin memukul wajah kedua sejoli yang sangat tak tau diri dihadapannya ini.

"Hah tak kenal? Baiklah, kita tak perlu mengenal lagi ke depannya. Mulai hari ini kita putus," ucap Vanya sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Putus apanya? Bukankah barusan pacarku bilang bahwa dia tidak mengenalmu. Apa pendengaranmu bermasalah?" teriak Isabella dengan raut wajah penuh amarah.

"Wah . . . sungguh pasangan yang sangat serasi. Satunya bina**ng yang suka bermain wanita dan satunya lagi wanita ular bermuka dua," sindir Vanya dengan Nada mengejek.

"Apa yang kamu bilang barusan?Jaga ucapanmu wanita bodoh!" teriak Isabella dengan emosi sambil melayangkan tangannya ke arah wajah Vanya.

Sebelum tangan Isabella mendarat tepat diwajahnya, Vanya terlebih dahulu menggenggam erat tangan Isabella yang ingin menamparnya. Isabella pun berusaha melepaskan tangannya karena merasa kesakitan.

"Lepaskan!" gertak Isabella sambil menahan sakit.

"Ups . . . baiklah aku akan melepaskannya, tapi jika kamu mau berlutut memohon maaf padaku," ucap Vanya dengan arogan.

Leo yang melihat kejadian itu pun menarik tangan kekasihnya dari genggaman Vanya. Ia lalu menampar Vanya dengan sangat kencang dan keras. Wajah Vanya pun memerah seketika karena tamparan tersebut.

Plak!

"Dasar pelayan kurang aj*r! Tidak cukupkah menyakitiku dan sekarang malah ingin menyakiti kekasihku?" gertak Leo dengan penuh amarah.

Vanya berdiri membisu karena kehabisan kata-kata untuk meladeni kekasih yang sangat dicintainya membela wanita lain dihadapannya.

Wajahnya penuh amarah, tapi sangat terlihat jelas bahwa ia sedang menahan air matanya agar tidak jatuh.

***

Di sisi lain, James Haolin sedang berjalan-jalan di kapal pesiar karena tengah mencari udara segar. Ia tak sengaja melewati area depan dapur dan mendengar suara perdebatan didalamnya. James pun menoleh ke arah dapur dan melihat Vanya sedang ditindas oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan.

"Hah! Apa dia sebegitu sukanya ditindas oleh orang lain? Yah . . . itu bukan urusanku, sebaiknya aku segera pergi dari sini," gumam James sambil meninggalkan area depan dapur.

Namun, James pun tiba-tiba teringat dengan wajah Vanya yang ia rasa tidak asing baginya. Ia kembali ke area dapur dan memasuki dapur tersebut. Vanya sangat terkejut melihat James Haolin berjalan ke arah dapur. Ia menjadi berdebar tak karuan melihat idolanya berjalan ke arahnya.

Melihat reaksi Vanya yang menoleh ke arah pintu dapur, Isabella pun menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya ia melihat James Haolin berjalan masuk ke dapur. Ia pun berusaha merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Wanita berparas cantik itu lalu menatap James dengan penuh pesona.

"Tuan James ...." ucap Isabella sambil mengibaskan ambutnya.

Namun, James hanya melewati tempat Isabella berdiri dan menghampiri Vanya. James memerhatikan wajah Vanya yang tiba-tiba menjadi merah padahal di aula perjamuan tadi masih terlihat baik-baik saja.

"Ada apa dengan wajahmu ini? Apa ini ulah mereka?" tanya James sambil memegang pipi Vanya yang sangat merah lebam.

James menatap Vanya dengan raut wajah yang iba. Vanya pun tidak menepis tangan James yang memegang pipinya itu. Ia merasa bahwa dirinya sedang bermimpi indah karena pipinya yang terluka sedang dipegang oleh idolanya dengan raut wajah penuh kekhawatiran dan ia merasa tidak ingin terbangun dari mimpi indahnya ini.

Leo pun naik pitam. Ia sangat kesal melihat Vanya yang sama sekali tidak menepis tangan James yang memegang pipinya. Kemudian, dia berjalan mendekati James dan berkata, "Tuan James ini bukan urusan anda! Sebaiknya anda segera pergi dari sini!" ucap Leo dengan raut wajah penuh amarah.

"Dasar pria bodoh. Apa dia tak tahu siapa yang dilawannya ini. Dihadapannya adalah James Haolin. Seorang putra laki-laki dari Hao Grup yang sangat berkuasa dalam bidang teknologi dan seorang superstar terkenal," ucap Isabella dalam hatinya.

James pun hanya menghiraukan ucapan Leo. Dia hanya terus memerhatikan wajah Vanya yang baginya terlihat tidak asing. Leo sangat marah melihat reaksi James yang tidak memperdulikan ucapannya. Kemudian, ia berniat ingin menarik tangan Vanya.

Namun, tangan Leo kalah cepat dengan ucapan James yang membuat dirinya terkejut. "Selena apakah ini kamu? Mengapa kamu menghilang selama tiga tahun belakangan ini?" tanya James sambil memegang pipi Vanya dengan kedua tangannya.

Secara tiba-tiba James memanggil Vanya dengan nama seorang wanita, sontak hal tersebut membuat Vanya terbangun dari lamunannya yang ia kira hanyalah mimpi karena melihat idolanya sedang membelai pipinya dengan mesra. Isabella yang berada di dapur pun sangat terkejut setelah mendengar ucapan James.

***

BERSAMBUNG.....

● LIKE🖒 dan tambahkan KOMENTAR📩 agar author rajin update setiap harinya🙏

● Mohon kritik dan sarannya semua reader🙏

● Klik FAVORIT ❤

● VOTE novel ini ☆☆☆☆☆

TERIMA KASIH.....🙏🙏🙏

BAB 03 - Tenggelam Ke Lautan Yang Dalam

"Selena apakah ini kamu? Mengapa kamu menghilang selama tiga tahun belakangan ini?" tanya James sambil memegang pipi Vanya dengan kedua tangannya.

Vanya hanya bisa terdiam kebingungan mendengar James memanggilnya dengan nama Selena.

***

"Maaf Tuan James saya bukan Selena. Nama saya adalah Vanya Apride," sahut Vanya sambil menurunkan tangan James yang memegang pipinya.

"Jangan bohong kamu Selena?" tanya James dengan nada suara tinggi.

Vanya merasa sangat kaget karena James tiba-tiba membentaknya dengan nama Selena. Isabella pun perlahan mencari kesempatan untuk mendekati James. Ia berlenggak-lenggok memamerkan tubuhnya yang langsing dan memikat.

"Dasar wanita ja**ng. Berani-beraninya dia mendekati James Haolin didepanku," ucap Leo menggurutu dalam hatinya.

Isabella berjalan mendekat ke arah James Haolin yang sedang berhadapan dengan Vanya. Ia tiba-tiba memegang tangan James sambil membusungkan dadanya.

"Tuan James .... Mungkin anda salah mengenali orang. Bagaimana jika saya saja yang menemani anda di pesta malam ini?" ucap Isabella dengan raut wajah genitnya.

"Lepaskan!" seru James Haolin sambil mengambil sapu tangan disakunya lalu mengelap tangannya yang dipegang oleh Isabella.

Amarah Leo pun semakin menjadi-jadi setelah melihat kelakuan kekasihnya yang menggoda pria lain di depan mukanya sendiri, "Isabella kemari kamu!" titah Leo sambil menarik tangan kekasihnya.

"Apa-apaan kamu bersikap seperti itu?! Apa kamu berniat selingkuh dihadapanku?" seru Leo dengan nada suara tinggi.

James hanya menghiraukan perdebatan antara kedua pasangan itu. Ia hanya fokus memerhatikan Vanya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Vanya pun merasa tidak nyaman melihat James yang menatapnya dengan cara seperti itu.

Tiba-tiba James berbalik badan dan berbicara pada Leo dan Isabella, "Keluar kalian berdua!" ucap James dengan nada suara tinggi sambil menatap Leo dan Isabella dengan sorotan mata yang tajam.

Isabella pun keluar dengan perasaan kesal dan marah. Lalu, Leo pun mengikutinya. Tinggalah James dan Vanya yang masih berada di dapur tersebut.

"Ah! Saya pun mohon izin permisi, Tuan James. Saya mau melanjutkan pekerjaan saya," ucap Vanya sambil meninggalkan dapur yang didalamnya masih ada James.

"Tunggu! Apa kamu . . . saudara kembar Selena atau memang benar-benar Selena?" tanya James sambil memegang pergelangan tangan Vanya untuk menghentikan langkahnya.

Vanya syok mendengar ucapan James. Ia teringat kembali dengan saudara kembarnya yang telah pergi saat ia masih kecil. Saudara kembarnya meninggalkan Vanya dan ibunya karena diadopsi oleh seorang keluarga yang kaya raya. Namun, nama saudara kembarnya adalah Vania Apride. Apakah Selena adalah nama baru dari Vania. Vanya terus memikirkan hal tersebut di pikirannya.

"Kenapa kamu tiba-tiba diam saja?" tanya James lagi.

"Maaf Tuan James. Saya benar-benar bukan Selena. Jika anda tidak percaya, anda bisa melihat sendiri kartu identitas kependudukan saya ini," sahut Vanya sambil menyodorkan sebuah kartu dari dompetnya.

James pun melihat kartu tersebut. Namun, ia tetap berasumsi bahwa Vanya adalah Selena. Ia tidak percaya dengan kartu identitas yang disodorkan Vanya. Ia berpendapat bahwa Selena telah memalsukan identitasnya dan kini berganti nama menjadi Selena.

"Aku tidak perlu kartu identitas palsu ini! Yang aku perlukan hanya penjelasan darimu yang meninggalkanku tiga tahun yang lalu!" teriak James sambil memojokkan Vanya ke tembok dengan kedua tangannya.

"Terlalu dekat. Wajahnya dari dekat terlihat begitu tampan. Eh?! Sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal ini," ucap Vanya dalam hatinya.

"Maaf sekali lagi Tuan James. Saya benar-benar tidak tahu siapa itu Selena," sahut Vanya sambil mendorong James perlahan.

"Apa kamu masih tidak mau mengakuinya?" teriak James lagi sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Vanya.

Vanya pun berteriak dengan kesal melihat tingkah laku sang idolanya yang aneh ini, "A . . . a . . . anda benar-benar seorang pria mesum, jahat, penindas wanita, buaya darat, saya mau berhenti saja menjadi penggemar anda!" ucap Vanya dengan penuh amarah, tetapi James yang melihat Vanya sedang marah tersebut merasa sangat lucu dengan tingkahnya.

"Hahahaha! Ternyata kamu memang bukan dia. Sipat kalian berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat. Maaf sudah salah sangka," sahut James tertawa sambil meninggalkan Vanya dan kemudian ia keluar meninggalkan dapur.

Vanya merasa heran melihat gelagat idonya yang seperti itu. Idola tampan yang selama ini ia kagumi bisa bersikap agresif dan bisa salah mengenali orang yang dikenalnya. Namun, ia sangat senang akhirnya sang idola pergi meninggalkan dirinya karena sedari tadi tubuhnya gemetaran setiap kali berbicara dengan idolanya tersebut.

***

Kemudian, Vanya kembali melanjutkan pekerjaannya yang lain. Kini, ia tengah mengepel lantai di area belakang kapal pesiar.

"Hah . . . sungguh udara laut malam yang sangat sejuk walau terasa sangat dingin di badan," ucap Vanya sambil memegang alat untuk mengepel.

Di sisi lain, Isabella sedang berjalan-jalan mencari Vanya. Ia sengaja mencari Vanya untuk balas dendam kepadanya yang telah mempermalukan dirinya di hadapan James Haolin.

Isabella pun melihat Vanya sedang mengepel di area belakang kapal pesiar yang tidak ada pembatas karena tempat tersebut merupakan area untuk berenang. Isabella pun mempunyai niat jahat untuk mendorong Vanya ke laut. Namun, ia masih berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan hal tersebut.

Kemudian, ia menengok ke arah kanan dan kiri serta memerhatikan area sekeliling. Saat dipastikan tidak ada orang di area tersebut, Isabella perlahan mendekat ke arah Vanya yang sedang fokus mengerjakan pekerjaannya. Ia pun kemudian mendorong Vanya dengan sekencang-kencangnya hingga Vanya tercebur ke laut.

Byurrrrrr!

Isabella pun lari menjauh setelah melihat Vanya benar-benar tenggelam, "Jika dia tidak bisa berenang sekalipun, ini akan sangat mudah untuk naik kembali ke atas kapal karena kedalaman laut yang dangkal." ucap Isabella sambil meninggalkan area belakang kapal pesiar.

...********...

"Tolong! Tolong! Umm! Umm!" teriak Vanya sambil mengacungkan kedua tangannya agar terlihat oleh orang lain yang melewati area belakang kapal pesiar.

Secara kebetulan, James Haolin sedang jalan-jalan di area belakang kapal pesiar untuk mencari udara segar. Kemudian, ia mendengar suara orang meminta tolong dan menghampiri asal dari suara tersebut. Ia sangat terkejut melihat orang yang meminta tolong perlahan mulai tenggelam. Tanpa berpikir panjang, James langsung menceburkan dirinya ke lautan dan berubahlah ia menjadi sesosok merman.

Ia pun berenang menghampiri orang yang tenggelam. Ia sangat terkejut melihat orang yang tenggelam adalah Vanya.

"Lagi lagi kamu. Apakah kita ditakdirkan bersama ke depannya karena selalu ditakdirkan untuk bertemu?" ucap James sambil tersenyum.

Samar-samar Vanya melihat ada orang yang berenang dari kedalaman lautan yang semakin lama semakin mendekat padanya. Ia melihat orang tersebut berbadan setengah manusia dan setengah badannya lagi seperti ikan. Dia pun melihat bahwa orang tersebut berjenis kelamin laki-laki dan mempunyai paras yang sangat tampan.

"Si . . . siapa kamu? Um! Umm!" tanya Vanya sambil menahan napasnya karena berada di dalam air.

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku!" sahut James yang telah berubah menjadi merman sambil memberikan napas buatan kepada Vanya dari mulut ke mulut.

"Siapa orang ini? Mengapa aku merasa tidak asing dengan wajahnya. Eh? Mengapa kepalaku semakin lama makin pusing dan tak bisa melihat apa-apa," ucap Vanya yang perlahan mulai kehilangan kesadarannya.

"Huh! Dia malah pingsan. Sebaiknya aku harus bergegas membawanya ke darat sebelum gadis ini mati disini," ucap James dalam hatinya sambil masih memberikan nafas buatan melalui mulut kepada Vanya.

***

James pun berenang dengan menggendong Vanya menggunakan kedua tangannya ke tepi pantai yang sepi dan tidak ada orang. Namun, Vanya masih tidak kunjung sadarkan diri. Kemudian, James menekan dada Vanya menggunakan kedua tangannya untuk mengeluarkan air laut yang masuk ke saluran pernapasannya.

Vanya akhirnya telah sadarkan diri, ia samar-samar melihat wajah dari orang yang telah menyelamatkannya. Orang tersebut terlihat mempunyai paras yang sangat tampan seperti idola yang sangat Vanya kagumi. Setelah melihat Vanya yang sudah sadarkan diri, James segera pergi meninggalkan Vanya dan berenang kembali ke lautan.

"Eh? Tunggu dulu!" teriak Vanya sambil duduk dalam keadaan yang masih setengah sadar.

"Ah! Kenapa kepalaku pusing sekali? Mengapa orang itu malah kembali ke lautan? Kalau tidak salah lihat aku melihat ekor ikan bukan kaki seorang manusia? Apa . . . itu hanya halusinasiku saja? Tapi . . . siapa orang yang telah menyelamatkanku itu? Apa dia bukan orang melainkan seoang siluman? Masa badannya manusia dan kakinya seperti ekor ikan," ucap Vanya sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

...*********...

BERSAMBUNG.....

● LIKE🖒 dan tambahkan KOMENTAR📩 agar author rajin update setiap harinya🙏

● Mohon kritik dan sarannya semua reader🙏

● Klik FAVORIT ❤

● VOTE novel ini ☆☆☆☆☆

TERIMA KASIH.....🙏🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!