NovelToon NovelToon

Four Twins

Visualisasi

Karya ini adalah lanjutan dari novel Cinta Tak Harus Memiliki.

Reyfaldo Michelle Bachtera adalah anak kedua dari 5 bersaudara, tertua dari 4 saudara kembar ini, anak dari Lala dan Raja. Yang paling jago berantem, atau biasa disebut berandalan sekolah, dia juga disebut sebagai idola sekolah karena paras tampannya.

Keylando Michelle Bachtera tertua nomer 2 dari 4 saudara kembar ini. Memiliki paras yang tampan sebagai idola sekolah, memiliki bakat dibidang multimedia yang mahir dan seorang hacker, dia juga jago dalam berkelahi, wajahnya tampan namun terlihat seperti seorang mafia.

Kenyldo Michelle Bachtera tertua nomer 3 dari 4 saudara kembar ini. Tak kalah dari saudara saudaranya, dia juga memiliki paras yang tampan, jago berkelahi dan juga jago memasak, idola sekolah. Perlu diingat dia adalah buaya darat, si playboy tingkat atas.

Renaldo Michelle Bachtera adalah yang paling terakhir diantara 4 saudara kembar tersebut, si paling lemah dan dimanja oleh mama dan papanya karena dirinya memiliki penyakit bawaan dari lahir yang suatu saat akan kambuh dan membahayakan nyawanya. Memiliki paras yang tampan, idola sekolah, pandai melukis juga paling cerdas dan pintar diantara ketiganya dalam hal apapun, bisa berkelahi tapi tak sejago ketiga saudaranya.

4 saudara kembar tersebut adalah geng pembully yang ditakuti semua murid termasuk guru, karena sekolah swasta tersebut adalah milik keluarga mereka, mereka juga keturunan konglomerat paling berpengaruh di negara termasuk di Asia tenggara.

Giselle Laura Adinda adalah gadis miskin, ibunya adalah pedagang sayur keliling sedangkan ayahnya adalah karyawan kantor biasa, dirinya adalah anak pertama dari 2 bersaudara, memiliki adik laki laki yang masih bersekolah SMP kelas 3. Dia selalu menjadi bahan bullyan karena bersekolah disekolah elit. Giselle bersekolah di sekolah elit tersebut karena beasiswa, dia juga bekerja paruh waktu di sebuah cafe kecil bersama sahabat sejak kecilnya. Sosok gadis yang pemberani dan tangguh.

Kinani Inayka gadis sederhana blasteran Jepang, sahabat Giselle sejak kecil tetapi beda sekolah. Dia juga bekerja di cafe yang sama dengan Giselle, gadis yang kalem, lembut dan perhatian.

Visual

Reyfaldo Michelle Bachtera

Keylando Michelle Bachtera

Kenyldo Michelle Bachtera

Renaldo Michelle Bachtera

Giselle Laura Adinda

Kinani Inayka

~•~

Teman pertama disekolah

Di pagi hari, seperti biasa sebelum bel masuk, Giselle hanya diam di kelas melihat teman temannya yang saling mengobrol satu sama lain kecuali dirinya yang hanya diam karena tak memiliki teman.

Tak ada seorang pun disekolah tersebut yang mau berteman dengan Giselle karena mungkin hanya dirinya saja anak orang miskin yang bersekolah di sekolah elit tersebut, semuanya menjauhi Giselle, membencinya bahkan membullynya.

Giselle masih diam dibangkunya sembari membaca novel, tiba tiba seorang siswi datang menghampirinya.

"Hai" sapanya sembari melambaikan tangan. Sosok siswi yang imut nan ramah, memiliki pipi yang chubby dan mata sipit layaknya orang dari keturunan Chinese.

Giselle mendongak, ia memandang gadis tersebut tanpa berkata apa apa, wajahnya nampak asing, bahkan belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Boleh gue duduk sini?" tanyanya sembari mengambil bangku didepannya dan menyeretnya didepan Giselle.

Giselle hanya mengangguk.

"Boleh kenalan?" tanyanya lagi, dan Giselle hanya mengangguk.

"Kenalin nama gue Hany, siswi pindahan dari Bali, gue baru pindah hari ini dan gue liat cuma elo yang menyendiri, akhirnya gue samperin elo" jelasnya.

"Ohh, salam kenal gue Giselle" jawab Giselle dengan tersenyum tipis.

"Kenapa elo menyendiri? kenapa ga main sama yang lain?" tanyanya merasa penasaran.

Giselle mengendikkan bahunya sembari menarik nafas berat, "gue anak orang miskin, masuk sini aja untung untungan karena beasiswa, sekolah yang bagus dan dikenal terfavorit oleh orang, tetapi tidak untuk yang sebenarnya" terang Giselle.

"Maksudnya?" tanyanya sungguh kebingungan.

"Murid yang miskin, bodoh, atau culun selalu jadi bahan Bullyan disini dan salah satunya adalah gue, mereka ga mau temenan sama gue, karena gue miskin, it's okay gapapa mereka ga mau temenan sama gue, gue bisa hidup sendiri tanpa mereka"

"Disini ada yang namanya geng Four Twins, 4 saudara kembar yang jadi gengster sekolah ini, pembully yang ditakuti semua murid termasuk guru guru karena mereka anak dari pemilik sekolah ini dan juga anak konglomerat paling berpengaruh di negara ini juga berpengaruh di Asia tenggara"

"Four twins? ya gue tau itu, tapi gue kira mereka orang orang yang baik dan bagus seperti parasnya, tapi ternyata.." respon Hani dengan menunduk.

"Kenapa? elo ngefans sama mereka?" tanya Giselle.

Hani hanya mengangguk kecil, dirinya pindah kesini karena mengidolakan four twins tersebut yang amat terkenal, selalu menjadi sorotan sosial media.

"Gue mau sekolah disini juga karena gue mengidolakan Vira, lo pasti tau kan?"

"Iya, Vira model terkenal itu"

"Hmmm, oh ya kenapa elo mau ngobrol sama gue? kenapa elo ga jijik sama gue karena gue anak orang miskin?" tanya Giselle.

"Ngapain jijik, kita sama sama manusia ga peduli status sosial, oh ya elo mau kan temenan sama gue? gue kesepian dan kayaknya sih gue ga mau temenan sama mereka yang sombong" bisik Hani.

"Mau kok" jawab Giselle dengan tersenyum simpul, ini adalah kali pertamanya ia memiliki teman disekolah, sungguh hal yang membahagiakan bagi Giselle.

Dari sinilah, dia berjanji akan menjaga dan membuat teman pertamanya bahagia, melindunginya agar tak dibully oleh murid murid lain.

Tring!!!!

Bel masuk berbunyi, semuanya beranjak ke bangku masing masing.

****

Di jam istirahat, Giselle dan Hany berada di ruang makan semacam kantin tetapi makanan yang telah disiapkan oleh sekolah, Giselle mengambil makanannya lebih dulu dan duduk di bangku yang kosong, dan tak lama Hany datang membawa makanannya duduk didepan Giselle.

"Makan bareng yuk, kenapa lo tinggalin gue?" ucap Hany.

"Maaf, gue tadi buru buru ke toilet dulu baru kesini dan lupa ga ajak lo hehe.." jawab Giselle.

Tak melanjutkan obrolan, mereka pun mulai melahap makanannya masing masing. Namun saat Giselle dan Hany belum selesai menghabiskan makanannya, sekelompok siswi datang menghampiri mereka dengan smirk dan berkacak pinggang.

"Udah punya temen baru ya?" ucap salah satunya sembari memegang dagu Giselle dengan erat.

"Haii anak baru" sapa lainnya dengan smirk dan langsung menjambak rambut Hany.

"Jangan sakitin temen gue!!" bentak Giselle.

"Dih udah mulai berani ya?, ohh apa karena ada temen jadi lo berani?" ejeknya.

"selama ini gue diem saat kalian bully gue, dan sekarang gue ga akan tinggal diam saat kalian bully teman pertama gue, lepasin dia!!!" jawab Giselle dengan lantang.

Namun bukannya melepaskan, geng siswi tersebut tambah memperkuat jambakan rambut Hany membuat Hany memekik kesakitan.

"Sakit!!" pekik Hany.

Giselle pun menghempas tangan salah satu siswi yang memegang dagunya tersebut, lalu ia berdiri menatap tajam siswi tersebut. Dan hal yang ia lakukan membuat kaget semua murid yang ada disana, apa yang ia lakukan?

Dirinya melakukan hal yang sama, menjambak rambut siswi tersebut dengan erat sama seperti saat teman siswi tersebut menjambak rambut Hany.

"aw aw! sakit!" pekiknya.

"Lepasin dia, atau temen lo gue tarik rambutnya sampai rontok?" ancam Giselle.

Siswi tersebut mengkodekan pada temannya yang menjambak rambut Hany untuk melepasnya, lalu benar dia melepaskan rambut Hany. Dan Giselle pun juga melepaskan rambut siswi tersebut.

Namun siswi tersebut membalasnya dengan mengotori baju putih Giselle dengan saus, ditambah lagi menumpahkan jus alpukat dimakanan Giselle.

Giselle hanya diam, ia sudah terbiasa dengan ini, Hany melihat Giselle yang diperlakukan seperti itu, ia hanya diam dengan menutup mulutnya yang tengah menganga, apa yang harus ia lakukan untuk menolong Giselle? sementara dirinya takut pada geng siswi pembully tersebut.

Semua murid yang ada disana tertawa terbahak bahak melihat Giselle yang dipenuhi dengan saus, Giselle pun langsung berlari ke kamar mandi untuk menghilangkan noda saus yang ada di bajunya tersebut, namun tetap saja tak bisa hilang kecuali dicuci dengan sabun.

Hany pun berlari mengikuti Giselle ke toilet untuk mengecek keadaan Giselle dan meminta maaf.

"Giselle" panggilnya. Giselle menoleh pada Hany.

"Maafin gue, gu-gue takut.... apa yang harus gue lakuin, gu-gue ga berani lawan mereka" ucapnya terbata bata.

Giselle tersenyum hangat lalu memegang bahu Hany, "iya gapapa kok, lawan mereka jangan takut han oke? ada gue disisi lo yang akan bantu elo ya" ucap Giselle.

Hany mengangguk, "makasih banyak" balasnya.

Hany pun membantu Giselle membersihkan noda saus dibajunya, setelah bersih mereka kembali ke kelas karena bel masuk telah berbunyi.

~•~

Bertemu Ren

Tepat disaat istirahat kedua, saat Hany dan Giselle berada di depan kelas, tiba tiba handphone keduanya berdering, terdapat banyak notif pesan yang berasal dari grup SMA mereka, mereka membahas tentang mangsa baru yang akan 4T permainkan.

Semua murid menuju ke lapangan basket indoor didalam sekolah, disana memang tak ada cctv aman untuk melakukan aksi.

Giselle dan Hany yang merasa penasaran siapa korban berikutnya, mereka buru buru berlari kesana, dan sudah terlihat seorang siswa culun dan terkenal pintar itu telah babak belur dipukuli oleh anak buah 4T.

"Sadarlah kalian!!! ini tidak baik!!! karma akan menuju pada kalian!!! hentikan!!" teriak siswa tersebut yang masih terus dipukuli oleh anak buah 4T.

Bugh!

Arghhh!!!

Crat!!!

banyak darah yang keluar dan juga luka memar ditubuh siswa tersebut, sehingga membuat Giselle tak tega melihatnya.

Siswa tersebut bertambah parah saat Rey memukulinya menggunakan botol bir diikuti juga oleh Key menyiksa adalah suatu hobi mereka, saat melihat Rey memukuli siswa tersebut, Giselle berniat merekam kejadian tersebut dan akan ia viralkan, namun dengan kejelian 4T salah satu dari mereka melihat, Key melihatnya.

Dengan cepat Key melempar sebuah batu berukuran sedang pada Giselle. Tepat pada sasaran, batu tersebut mendarat pada handphone Giselle, membuat handphone Giselle terjatuh dan mati, layarnya retak.

Apa yang harus Giselle perbuat untuk membantu siswa tak bersalah yang saat ini menjadi korban bullying? harus pada siapa dia meminta tolong? karena semua orang pasti tak akan percaya kalau four twins melakukan hal keji seperti ini setiap harinya.

Bahkan guru guru dan murid murid lain takut pada mereka, tak ada yang berani melaporkan hal ini pada siapapun diluar anggota sekolah, hanya Giselle yang berani bercerita pada sahabat dan bos pemilik cafe, untungnya mereka percaya pada Giselle, namun tak ada yang bisa mereka laporkan jika tak ada bukti yang mendukung.

Giselle merasa kesal, ia mengambil handphonenya yang terjatuh, lalu berlari entah kemana, sedangkan Hany masih berdiri ditempat yang sama, melihat proses pembully an itu yang masih terjadi cukup lama, sampai sang korban pingsan tak sadarkan diri, tak ada seorangpun yang membantunya.

****

Giselle yang merasa kesal, ia berlari ke rooftop sekolah, ia meluapkan kekesalannya dengan berteriak sekencang kencangnya disana, karena tempat itu sepi bahkan jarang ada orang yang berada disana.

"Woi!!!! kapan pembullyan ini berakhir!!!" teriak Giselle.

"Sekolah ini memang bagus, tapi tak sebagus yang kalian kira!!!!! jangan sekolah disini!!!!" tambahnya, dengan menendang meja meja yang tertumpuk disana.

"Dan tentang 4T mereka tak sebagus parasnya, mereka cuma pencitraan didepan sosial media!!! ga seperti yang kalian kira!!"

Bruak!!

Suara gebrakan meja terdengar cukup keras membuat Giselle terkejut dan menoleh ke sumber suara. Terlihat salah satu dari 4T duduk dimeja dengan menyilangkan tangannya didada, menatap Giselle dengan tatapan tajam tak bersahabat, membuat Giselle menelan ludah sedikit takut.

Apa yang harus ia lakukan? dirinya takut, namun dia akan mencoba berani melawan 4T dan membuat mereka sadar dengan apa yang mereka lakukan, itu semua hal yang salah.

"Apa yang lo bilang?" tanyanya dengan wajah datar.

"Ya.... yang seperti lo denger, ga perlu gue jelasin lagi" sewot Giselle.

"Kita berempat tak sebusuk ya lo kira"

Giselle tertawa kecil, "tak sebusuk ya gue kira? ga salah denger? jelas jelas disini 4T adalah sumber penyakit, termasuk elo. Coba kalo ga ada 4T pasti ga ada bullying disini" ejek Giselle.

Ren. Dia yang saat ini berhadapan dengan Giselle, Ren adalah yang paling pendiam dan cuek dari ketiga saudaranya, dia tak terlalu ikut ikutan dalam pembullyan tersebut, ia hanya diam dan melihat saudara saudaranya melakukan aksi pembullyan.

Sebenarnya, Ren telah menasehati ketiga saudaranya, tetapi itu semua tak mempan malahan Ren diancam jika dia sampai melapor ke siapapun termasuk ke kedua orangtuanya dan kakak perempuannya, yaitu Olivia.

"Bodoamat, mending lo pergi dari tempat ini. Ini markas gue, sebelumnya tempat ini tentram sebelum kedatangan lo yang berisik!" ucap Ren, lalu kembali duduk ditempat persembunyiannya, sebuah tataan meja dengan penutup papan tulis yang tidak terpakai.

Giselle menghembuskan nafasnya kasar, lalu berlalu pergi mencari keberadaan Hany.

Saat sesampainya didalam kelas, ia melihat sekitar menajamkan matanya, tak ada Hany didalam kelas kemana perginya anak itu?

Sebelum bel masuk berbunyi, Giselle masih mencari keberadaan Hany, sampai sampai ia mencari ke lokasi pembullyan yang sekarang sudah sepi hanya tertinggal siswa korban bully itu saja, masih tergeletak pingsan tak ada yang menolong.

Merasa kasihan, Giselle pun membantu siswa tersebut ke UKS, merangkulnya dan menyeretnya, meskipun siswa tersebut terasa sangat berat, tetapi Giselle tetap berusaha menolongnya.

Sesampainya di UKS, pihak UKS pun yang mengurus siswa tersebut, lalu Giselle kembali ke kelasnya yang jaraknya cukup jauh dengan UKS, sehingga sebelum sampai di kelasnya, bel masuk kembali berbunyi.

~•~

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!