...💜 HAPPY READING 💜...
Washington DC, United States.
Di markas besar kebanggaan United States, seorang gadis keturunan mafia terkenal di tanah kelahirannya sedang mendapatkan sebuah misi yang bisa di bilang nyawa adalah taruhannya.
Gadis yang dimaksud adalah Niesha Izabella Donzello anak dari keturunan seorang mafia yang terkenal dengan kekejaman nya yang dipimpin oleh daddy nya sendiri yaitu Waldo Donzello dan saat ini mafia keluarga Donzello sudah diambil ahli oleh kakak kembarnya yaitu Nardo Edoardo Alsssio Donzello dan Naela Elaine Abriella Donzello. Nama organisasi mafia yang dimaksud, yaitu Zello Blood.
Banyak hal yang dia sembunyikan dan banyak kejutan yang tidak pernah terduga akan dirinya. Meninggalkan tanah kelahirannya untuk menjadi seorang agen FBI dan seorang hakim yang diagungkan.
Bahkan keluarga nya sendiri tidak mengetahui jika Niesha adalah seorang agen yang memiliki julukan The Judge Girl maupun The Devil Girl. Tentunya julukan itu, bukan sekedar julukan, terdapat maknanya, yakni kegigihan dan kegilaannya Niesha saat mengerjakan suatu misi serta kekejaman nya. Keluarga besar Donzello hanya mengetahui bahwa Niesha hanyalah seorang hakim biasa di Amerika Serikat. Saat Niesha menjadi seorang hakim, keluarga nya tentu saja terkejut akan hal itu, karena hanya Niesha lah yang menjadi seorang hakim di keturunan Donzello.
Alasan ia menjadi seorang agen FBI dan hakim karena ia merasa menjadi seorang agen dan hakim yang menyelesaikan sebuah kasus adalah sebuah tantangan dan kesenangan nya sendiri.
”Misi ini aku serahkan padamu. Ini sangatlah berbahaya, aku harap kamu bisa berhati-hati." Ucap salah satu teman terbaiknya yaitu Kylie Lawrance, dia adalah seorang agen terbaik di FBI. Kylie memiliki nama samaran yaitu Butterfly.
"Aku tahu, kamu tidak perlu mengingatkan ku." Ucap Niesha dengan percaya diri.
"Kamu bisa mulai misi ini dari sekarang, dan kabar terbaru, orang ini sedang berada di tanah kelahiran mu Frankfurt, Germany." Ucap Kylie. Frankfurt atau Frankfurt am Main adalah kota terbesar di negara bagian Hessen di Germany dan kota terbesar kelima di Germany.
"Sangat bagus sekali." Gumam Niesha pelan namun masih bisa terdengar oleh Kylie.
"Bagus bagaimana?" Bingung Kylie.
"Em...Tidak ada." Ucap Niesha. Aku bisa meminta batuan kak Nardo dan kak Naela. Batin Niesha sambil tersenyum licik. Bahkan senyuman nya sangat tipis dan tidak terlihat oleh Kylie.
Ya, Selama ini sudah empat tahun kenal dengan Niesha sejak Niesha memutuskan untuk pergi ke Amerika Serikat pada saat umur nya tepat enam belas tahun, Kylie tidak mengetahui latar belakang keluarga Niesha yang sebenarnya. Dia hanya tahu bahwa Niesha pergi dari Germany dan mengubah kewarganegaraan nya untuk menjadi seorang agen di Amerika Serikat. Ia bahkan tidak mengetahui jika Niesha juga seorang hakim.
"Aku akan berangkat hari ini." Niesha meninggalkan Kylie, namun.
"Shasa, Tunggu sebentar." Ucap Kylie yang langsung memegang tangan Niesha yang hendak pergi.
Shasa? Ya, itu nama yang Niesha gunakan sebagai agen FBI, tentu tidak menggunakan nama asli dan marganya. Nama yang ia gunakan adalah Shasa Izbella. Dokumen dipalsukan? Tentu tidak. Ia menggunakan dokumen asli karena ia benar-benar mengubah kewarganegaraan nya dan namanya tanpa sepengetahuan keluarga Donzello. Bukankah Niesha terlalu berani? Seperti itulah nyatanya, berani menyembunyikan sebuah rahasia dan beberapa kali membohongi keluarganya sendiri.
"Ada apa lagi?" Tanya Niesha yang bingung.
"Aku lupa memberitahu mu, bahwa misi ini kamu akan di temani oleh seorang agen baru. Ku harap dengan misi ini menjadi misi pertama nya yang tidak pernah terlupakan." Ucap Kylie dengan metode serius nya.
"Are you kidding me? Anak baru? Ini bukan misi yang kecil, kamu sendiri yang bilang misi ini sangat berbahaya, dan kamu membiarkan anak baru ikut misi ini? Are you crazy?" Heran Niesha.
"Aku tahu, maka dari itu, ini akan menjadi misi yang tidak pernah dia lupakan. Kamu kan agen terbaik jadi didik dia untuk menjadi terbaik juga." Pungkas Kylie.
"Huh...Okay. Mana dia sekarang?" Ucap Niesha sambil menghela nafas.
"Kamu akan bertemu dengannya saat kamu sudah tiba di Frankfurt, Germany. Ini adalah data tentang indentitas nya." Ucap Kylie sambil menyodorkan sebuah dokumen.
"Baiklah, nanti akan ku baca. Apa ada hal lain lagi? Kalau tidak aku akan berangkat sekarang." Ucap Niesha.
"Tidak ada, berangkat lah menggunakan jet pribadi yang sudah disediakan di bandar udara." Ucap Kylie.
"Okay." Ucap Niesha. Kemudian dia berangkat menuju Bandar Udara Internasional Washington Dulles. Setibanya di bandara Niesha berjalan menuju jet pribadi yang khusus disediakan untuk para agen. Jet yang digunakan adalah Boeing 767-33A/ER Private Jet. Harga Private Jet ini adalah US$ 170 juta atau Rp 2,2 triliun.
Jet yang sudah ditumpangi Niesha pun lepas landas menuju ke Bandar Udara Frankfurt Airport.
Di dalam jet Niesha sedang bertempur dengan pikirannya. Apa aku harus menelepon kakak? Batin Niesha yang masih ragu-ragu. Selama ini Nardo dan Naela masih berada di New York, United States.
"Bodo, aku telepon saja." Gumam pelan Niesha. Ia akhirnya menelpon sang kakak setelah bertempur dengan pikirannya sendiri.
New York, United States.
"Kurang ajar, kamu bisa tidak menjaga adik mu itu. Dulu aja merengek-rengek ingin adik. Tapi sekarang malah ditelantarkan." Ucap laki-laki yang sedang bad moods.
"Apaan sih kak, aku itu sudah berusaha menghubungi nya tapi tetap saja tidak aktif ponsel nya. Kamu juga kakaknya kenapa kamu tidak mencoba untuk menelpon nya." Ketus nya sang adik yang tidak mau mengalah.
Tiba-tiba dering ponsel dari ponsel perempuan itu berbunyi.
"Angkat dulu itu telpon nya." Rutuk laki-laki itu.
"CIh. Aku tahu." Celetuk seorang perempuan yang sedang kesal dengan kakaknya.
"Hallo kakak, Niesha rindu sekali." Niesha dengan nada manjanya, ia menelpon sang kakak yaitu Naela.
"Niesha, astaga kamu bikin kakak sama kak Nardo berantem." Ucap Naela yang masih kesal dengan Nardo. Ya, laki-laki itu adalah Nardo kembarannya Naela. " Kenapa beberapa hari ini tidak bisa di hubungi dan kenapa tidak menghubungi kakak atau mommy dan daddy? Mereka khawatir dan kakak sama kak Nardo juga khawa...." Ucap Niesha yang terus bicara tanpa henti. Namun tiba-tiba di sela oleh Niesha.
"Aduh kakak, udah dong ngomel nya, maaf karena engga memberikan kabar beberapa hari ini, Niesha disini benar-benar sibuk dengan kasus yang ditangani Niesha. Jadi Niesha harus fokus untuk mengadili orang jahat di meja hijau." Ucap Niesha, tentu saja alasan itu adalah separuh benar dan separuh bohong. Walaupun keluarga nya adalah Mafia yang sangat kejam dan menduduki peringkat pertama, Niesha pintar mengelabui keluarga bahkan mafioso bayangan yang diam-diam mengikuti Niesha. Maka dari itu Niesha yang notabene nya seorang agen tidak pernah di ketahui.
"Itu karena kakak sayang sama kamu makannya kakak ngomong gitu." Ucap Naela.
"Iya, maaf kak, janji tidak begitu lagi." Ucap Niesha.
"It's okay. Ngomong-ngomong ada apa menelpon kakak? Apa ada masalah?" Tanya Naela yang sedikit curiga dengan adiknya.
"Aduh, kakak ku ini tahu saja. Jadi begini kak, aku sedang dalam perjalanan menuju Frankfurt." Ucap Niesha.
"What? Kenapa tidak memberi tahu dari kemarin jika ingin ke Frankfurt, kita bisa ke Frankfurt bersama, aku sudah merindukan mommy, daddy, grandpa, grandma, dan Naisha." Naela yang tiba-tiba semangat mendengar kota dimana semua keluarga nya ada di kota tersebut.
"Ini juga mendadak sekali kak, firma hukum tempat aku bekerja menyuruh aku pergi ke Frankfurt untuk menangani sebuah kasus. Dan aku juga ingin meminta bantuan kepada kakak dan Kak Nardo." Jelas Niesha.
"Oh begitu. Memang nya kamu ingin kakak membantu apa?" Tanya Naela.
"Bantuan apa Niesha? Kak Nardo siap membantu." Ucap Nardo yang sedari tadi mendengar pembicaraan kedua wanita itu. Naela memang menghidupkan metode speaker agar Nardo juga mendengar pembicaraan nya dengan Niesha.
"Lho ada kak Nardo juga? Aku kira hanya kak Naela saja." Niesha yang kaget mengetahui Nardo sejak tadi mendengar pembicaraannya.
"Kakak dari tadi mendengar pembicaraan kalian." Ujar Nardo.
"Kebetulan ada kak Nardo juga, jadi aku akan memberi tahu kalian nanti saat kita sudah bertemu di Frankfurt tepatnya di mansion daddy." Ucap Niesha.
"Baiklah, kalau begitu kakak dan kak Nardo akan berangkat ke Frankfurt besok pagi." Pungkas Naela.
"Okay, kak, sampai bertemu di Frankfurt." Niesha kemudian mematikan sambungan telepon.
Tut tut tut
Keesokan harinya Nardo dan Naela bersiap diri untuk pergi ke Frankfurt, Germany.
"Kak, ayo kita berangkat ke Frankfurt, aku sudah tidak sabar untuk mengetahui bantuan apa yang harus ku bantu." Ucap Naela dengan penuh semangat.
"Hmm." Nardo yang hanya berdehem dan menganggukkan kepalanya yang artinya dia setuju.
Kini Nardo dan Naela dalam perjalanan menuju Bandar Udara Internasional John F. Kennedy. Tibanya dibandara mereka segara menaiki jet pribadi milik keluarga Donzello Airbus A380 merupakan jet pribadi termahal di dunia yang dibanderol sebesar US$ 502 juta. Jet pribadi ini memiliki luas hingga 550 meter persegi dan dilengkapi dengan perabotan mewah.
Setelah itu jet pribadi Airbus A380 lepas landas menuju Bandar Udara Frankfurt Airport. Perjalanan menggunakan jalur penerbangan ini menempuh waktu hampir tujuh jam tiga puluh menit nonstop flight.
...💜💜💜...
Yuk follow IG author : @Vanesaefkm_
Jangan lupa di masukin ke list baca yah, favorit, like, comment, hadiah, dan vote.🤭
THANK YOU
...💜 HAPPY READING 💜...
Frankfurt, Germany.
Niesha telah tiba di Bandar Udara Frankfurt Airport. Kini Niesha keluar dari private jet kemudian ia dijemput oleh orang yang bertugas menangani seorang VIP-Services Frankfurt Airport, karena Niesha adalah seorang VIP.
Ia pun diantar menuju ruang santai ( Lounge ) khusus VIP sebelum berangkat menuju kediaman nya. Disini Niesha sedang menunggu agen baru yang akan menjadi partner kerjanya untuk menangani sebuah misi.
Setelah menunggu lima belas menit lamanya. Datanglah agen baru yang menjadi partner nya.
"Maaf, nona, pesawat yang saya tumpangi tadi sempat ditunda karena ada sedikit kendala, maka dari itu saya terlambat untuk datang ke sini." Ucap laki-laki itu yang baru saja datang.
"Hmm, it's okay, kenalkan dirimu, aku belum sempat membaca data identitas mu." Titah Niesha. Ya, saat diperjalanan menuju ke Frankfurt, Germany. Setelah bertelepon dengan sang kakak ia ketiduran dan lupa untuk membaca dokumen yang diberikan oleh Kylie. "Oh, dan satu lagi jangan panggil aku nona, kita partner jadi panggil saja Shasa, jangan terlalu formal, santai saja." Sambung Niesha.
"Baik, Shasa, perkenalkan aku Art Leandro." Ucap Art. Ya, laki-laki yang akan menjadi partner Niesha adalah Art.
Art Leandro adalah orang yang tidak pernah terduga dan tentunya banyak rahasia yang ia miliki. Sebelas dua belas dengan Niesha. Ia memiliki alasan tersendiri untuk bergabung menjadi agen. Art Leandro memiliki bola mata yang indah berwarna abu-abu. Postur tubuhnya pun sangat bagus, membuat nya terlihat gagah dan berwibawa dan jangan lupakan perut six pack nya. Wajahnya sangat tampan dan memiliki rambut hitam pekat.
"Okay, kita langsung ke intinya saja. Kamu tahu kan kita ada misi yang harus kita selesaikan." Ucap Niesha dengan metode serius nya.
"Iya, aku tahu. Tapi aku belum mengetahui misi apa yang akan kita lakukan." Ucap Art dengan santainya.
"Kalau begitu, kamu bisa tinggal di mansion ku, agar lebih mudah dan tidak repot. Dan nanti aku akan menjelaskan semuanya di mansion ku." Ucap Niesha.
"Baik." Art tersenyum ramah. Namun dibalik senyuman itu tersimpan hal yang akan membuat Niesha membencinya.
Setelah Niesha bertemu dengan Art, kini mereka sedang dalam perjalanan menuju mansion milik Niesha yang ia beli menggunakan uang nya hasil kerja keras nya menjadi agen dan hakim.
Mansion yang di beli Niesha harganya tidak main-main. Mansion ini dibeli dengan harga $295.000.000. Tentunya di mansion ini terdapat ruang rahasia yang hanya bisa diakses oleh Niesha dan orang kepercayaan Niesha. Tidak sembarang orang bisa memasuki ruang rahasia itu bahkan keluarganya sendiri.
Setelah menempuh perjalanan yang panjang akhirnya Niesha telah tiba di kediaman nya. Ia kemudian berjalan memasuki mansion nya dan tiba di ruang tamu.
"Kamar mu ada dilantai dua. Nanti akan ada pembantu yang menunjukkan kamar mu." Ucap Niesha.
"Okay. Emm...a-apa aku boleh tahu dimana kamar mu, agar nanti jika ada hal penting aku tidak kebingungan mencari kamar mu." Ucap Art sedikit gugup.
"Kamar ku ada di lantai tiga disana hanya ada satu kamar saja." Ucap Niesha. Ya, mansion Niesha terdiri dari empat lantai dan salah satunya terdapat ruang rahasia. Untuk lantai tiga sendiri memang didesain khusus sebagai ruang pribadi Niesha maka dari itu hanya terdapat kamar tidur satu selebihnya adalah ruang kerja dan perpustakaan.
"Kalau begitu, aku permisi ke kamar sekarang, aku ingin menata barang bawaan aku." Ucap Art.
"Tunggu, aku panggil pembantu dulu." Ucap Niesha. "Bibi Rosa." Teriak Niesha. Dan muncullah salah satu pembantu yang sudah paruh baya dan sudah lama menjadi kepala pembantu kepercayaan Niesha yaitu Rosa D'Ilna. Bibi Rosa umurnya sudah memasuki lima puluh tahun.
"Iya, nona muda, ada yang perlu di bantu? Tanya Bibi Rosa yang baru saja tiba dari dapur.
"Bibi, Shasa minta tolong antar teman Shasa ke kamar yang ada dilantai dua." Pinta Niesha.
"Baik Nona muda." Ucap Bibi Rosa. "Tidak seperti nona muda biasanya, apa benar dia cuman teman. Sudahlah jangan ikut campur, nona muda Shasa selalu mengejutkan." Batin Bibi Rosa. Walaupun Bibi Rosa sudah lama berada di mansion Niesha, Bibi Rosa belum tahu siapa Shasa sebenarnya. Bahkan nama aslinya saja dia tidak tahu.
Niesha jarang membawa seorang teman ke mansion apalagi ini adalah laki-laki dan akan menginap lebih tepatnya akan tinggal sementara di sini sampai misi selesai.
"Ah, hampir lupa, kamu tidak boleh asal masuk atau naik ke lantai tiga dan empat tanpa izin dari ku." Niesha berkata dengan tegas. "Jika, kamu melanggar, kamu akan terima akibatnya." Ancam Niesha kepada Art. Ancaman ini bukan sekedar ancaman namun sebuah peringatan.
"Iya, aku tidak akan melanggar aturan mu." Art menyanggupi permintaan dari Niesha.
Kemudian Bibi Rosa menghadap ke arah Art dan berjalan menuju koper Art. Lalu Bibi Rosa membawa koper itu.
"Mari tuan, saya yang akan membawa koper anda, dan silahkan ikuti saya." Ucap Bibi Rosa dengan ramah. Art pun berjalan mengikuti Bibi Rosa dari belakang menuju ke kamar yang berada di lantai dua. Tibanya di depan kamar, Art langsung masuk dan menata barang yang ada di dalam kopernya.
Sedangkan Niesha kini sudah berada di kamar nya untuk beristirahat sejenak sebelum makan malam.
"Apa aku harus memberi kabar ke adik nakal ku itu." Gumam Niesha pelan.
"Sudahlah tidak perlu, lagian besok akan bertemu di mansion daddy dan mommy." Gumam Niesha kemudian ia memejamkan matanya dan terlelap dalam mimpinya.
Niesha tertidur saking lelap nya tidur ia tertidur sampai melewati makan siang dan malam hari pun tiba. Niesha pun terbangun kemudian membersihkan dirinya bersiap-siap untuk makan malam. Niesha dan Art sudah berada di ruang makan untuk makan malam.
"Makanlah sepuasmu, karena besok kita sudah mulai dengan misi ini." Ucap Niesha.
"Terima kasih." Art yang langsung menyantap makanan yang disajikan.
"Ah...Hampir lupa, Setelah makan datanglah ke ruang kerja ku di lantai tiga. Aku akan menjelaskan tentang misi ini dan ada hal penting juga yang harus aku sampaikan kepada mu." Titah Niesha dengan serius dan sorot matanya tajam menatap kearah Art.
DEG! "Tatapan mata ini mirip sekali". Batin Art.
"Hallo? Do you understand?" Sentak Niesha sambil menggebrak meja makan dengan garpu yang ia pegang.
BRAK!
" Eh I-iya paham." Art yang terkejut dengan suara gebrakan meja. "Huh..." Hembusan nafas panjang Art sambil tangannya mengelus dadanya.
Keduanya telah selesai makan malam dan sudah berada di ruang kerja Niesha.
"Ini adalah misi yang akan kita lakukan." Ucap Niesha sambil memberikan sebuah dokumen. "Ku harap kau bisa menjaga diri, bisa saja organisasi ini menyerang secara tiba-tiba." Niesha yang berkata dengan tegas.
Dibukalah dokumen itu yang berisi secara detail mengenai misi yang akan mereka lakukan dan tuntaskan. "Sesuai dengan dugaan." Gumam Art dalam hati dan tersenyum licik bahkan senyuman itu sangat tipis.
"Akan aku pelajari ini." Art yang masih membuka dokumen.
"Good. Sekarang Kembalilah ke kamar mu, dan besok aku akan pergi ke luar ada hal yang perlu aku urus. Jadi, kamu di mansion saja dan pelajari itu." Ujar Niesha.
"Bukankah besok kita memulai mis..." Art yang masih belum menyelesaikan perkataannya.
"Kita tunda satu hari." Niesha menyela perkataan Art.
"Okay." Ucap Art kemudian ia kembali menuju kamar tidur nya.
Niesha pun kembali menuju kamar tidurnya untuk beristirahat karena sudah lelah dengan hari ini.
...💜💜💜...
Yuk follow IG author : @Vanesaefkm_
Jangan lupa di masukin ke list baca yah, favorit, like, comment, hadiah, dan vote.🤭
THANK YOU
...💜 HAPPY READING 💜...
Sunrise pun telah terbit menyinari bumi. Sesuai dengan rencana, pagi ini Niesha berangkat menuju ke mansion orang tuanya untuk bertemu dengan keluarga nya dan yang paling utama bertemu dengan kakak twins nya.
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam. Niesha tiba di mansion orang tuanya. Disambutlah oleh beberapa mafioso yang berjaga bagaikan seorang ratu.
"Selamat datang nona muda." Ucap serentak seluruh mafioso sambil menunduk hormat.
"Mom ada apa itu diluar?" Tanya Naisha yang mendengar suara mafioso.
"Entah mommy juga tidak tahu. Coba kamu keluar dan lihat." Ucap Violeta sang mommy yang sedang berada di ruang keluarga.
Tanpa basa-basi, Naisha segera keluar menuju halaman utama. Dan betapa terkejutnya ia melihat sosok perempuan yang baru saja keluar dari dalam mobilnya. Sosok ini sangat ia rindukan dan sayangi.
"Kakak." Teriak Naisha lalu berlari menuju Niesha dan memeluk nya.
"Aduh, sudah dong jangan dipeluk begini, kakak sesak nafas bisa-bisa." Ucap Niesha yang hampir habis oksigen nya karena dipeluk sangat erat oleh Naisha.
"Hehehe, sorry kak. Habis aku rindu sekali denganmu." Naisha yang cengengesan kemudian melepaskan pelukannya dari sang kakak.
"It's okay. Kakak juga rindu denganmu, oh ya dimana daddy dan mommy?" Niesha yang melihat sekeliling namun tidak menemukan orang tuanya.
"Daddy ada di kantor dan mommy ada di ruang keluarga." Ucap Naisha.
Naisha Izabella Donzello adalah kembaran Niesha yang notabene nya adalah adiknya Niesha. Walaupun mereka kembar identik, mereka berdua memiliki perbedaan yaitu pada sifatnya dan salah satu dari mereka memiliki lesung pipi, yang memiliki lesung pipi adalah Naisha. Sifat Niesha perempuan tegas, tidak manja, dan tentunya mandiri. Sedangkan Naisha lebih cenderung manja, namun dia tidak diragukan jika berkelahi. Untuk masalah beladiri tentu saja lebih unggul Niesha daripada Naisha. Namun itu tidak menjadi masalah, mereka saling menyayangi satu sama lain sebagai kakak dan adik.
Naisha selama ini memang tinggal bersama orang tuanya dibandingkan pergi ke luar negeri seperti kakak-kakaknya. Jujur saja Naisha tidak bisa jauh-jauh dari sang daddy dan mommy. Sangat berbeda sekali dengan Niesha yang memilih meninggalkan tanah air menuju ke tempat impiannya sejak kecil.
"Kakak kenapa tidak menghubungi aku jika mau pulang ke Germany? Kenapa tiba-tiba sudah ada disini? Apa ada masalah kak?Jika kakak menghubungi ku, aku bisa menjemput kakak di bandara." Cecar Naisha yang melontarkan banyak pertanyaan.
"Huh." Hela Niesha yang sedikit malas untuk menanggapi pertanyaan dari adiknya itu. "Nanti kakak jelaskan, sekarang kakak mau masuk dulu. Udah kangen sama mommy." Kemudian Niesha dan Naisha berjalan menuju ke ruang keluarga.
Tibanya di ruang keluarga, Niesha melihat sosok yang ia sangat sayangi sedang duduk santai di sofa. Tanpa basa-basi ia berteriak dan memeluk sosok itu.
"Mommy." Teriak Niesha kemudian memeluk sang mommy yang masih duduk di sofa.
"Oh my god, ini beneran kamu Niesha." Kejut Violeta yang tidak percaya jika anak nya sudah pulang. Violeta menyambut pelukan hangat dari putri nya.
"Tentu saja ini Niesha, apa hanya empat tahun mommy langsung lupa dengan putri mommy sendiri." Niesha terkekeh sambil menggoda sang mommy dan saat ini dirinya duduk disebelah kanan Violeta.
"Mommy tidak pernah lupa dengan putri mommy ini dan empat tahun itu waktu yang lama sayang." Violeta yang langsung melepaskan pelukannya dan mencubit pipi Niesha dengan gemas.
"Auu-auu stop mom!" Ucap Niesha yang menyuruh sang mommy berhenti mencubit pipi nya dengan nada yang sopan.
"Upss, sorry. Mommy rindu sekali. Itu pipi kamu masih chubby seperti dulu." Violeta yang sudah berhenti mencubit pipi Niesha.
"It's okay, mom. I miss you too." Niesha mengelus pipinya yang masih sakit karena cubitan sang mommy..
"Hallo, Naisha juga ada disini lho." Naisha yang mulai dengan metode manjanya. Ia merasa diabaikan dan menjadi nyamuk.
"Setiap hari juga ketemu, kini giliran mommy dengan Niesha." Violeta yang bercanda. Ia tahu betul sifat putri bungsu nya itu.
"Mommy. Sebel nih." Ketus Naisha tapi menggunakan metode manjanya.
"Bercanda sayang, sini duduk sebelah mommy." Violeta yang terkekeh geli melihat tingkah Naisha. Kini posisi duduk Violeta berada ditengah kedua putri twins nya.
"Kakak tadi belum jawab pertanyaan ku." Ucap Naisha yang masih saja mengingat pertanyaan tadi.
"Bentar, sebelum menjawab pertanyaan adikmu yang mommy tidak tahu apa, jawab pertanyaan mommy terlebih dulu. Tidak ada angin tidak ada hujan kenapa tiba-tiba sudah ada disini, apa ada masalah disana dan dimana kakakmu bukankah mereka harus selalu menjaga mu?" Violeta yang mencecarkan pertanyaan bertubi-tubi sama halnya dengan Naisha.
"Huh..." Hela nafas panjang Niesha. "Pertanyaan Naisha dan mommy sama. Jadi begini, aku disana tidak ada masalah apapun. Ada pekerjaan yang kebetulan harus Niesha kerjakan di sini. Dan Niesha juga sudah lama berkeinginan untuk pulang ke Germany, lagi pula sudah empat tahun sejak kepergian ku, aku belum pulang kembali ke Germany. Dan tentunya aku merindukan mommy, daddy, Naisha, grandma, grandpa. Untuk kak Nardo dan Kak Naela sudah tiba di Frankfurt kemarin sore dan sekarang kakak ada di apartemennya. Kemarin kakak menghubungi ku kalau mereka akan ke mansion ini nanti sekitar jam sepuluh pagi." Niesha yang menjelaskan kepada mommy dan adiknya.
"Oh gitu." Naisha yang menjawab sambil mengangguk paham.
"Tapi kenapa tidak pulang bersama kakak kamu." Heran Violeta.
"Mommy kan tahu, aku dan kakak tinggal di kota berbeda, walaupun satu negara. Aku di Wangshinto DC dan kakak ada di New York. Maka dari itu kita tidak pulang bersama. Jika aku tidak menghubungi kak Nardo dan kak Naela mungkin mereka tidak akan pulang sekarang mom." Jelas Niesha.
"Memang kenapa kamu menghubungi kakak kamu? Jangan bohong pasti ada masalah kan?" Selidik Violeta.
"Tidak ada, mom. Sungguh. Aku menghubungi kakak karena ingin meminta bantuan untuk mencari sesuatu hal, ini berkaitan dengan kasus yang sedang aku kerjakan di firma hukum tempat aku bekerja. Itu bukan masalah serius. Don't worry, mom. Everything gonna be okay." Niesha yang mencoba memberikan pengertian kepada mommy nya walaupun harus berbohong tentang apa yang sebenarnya ia akan lakukan.
"Huh...okelah. Apa sudah makan? Kalau belum makan dulu." Tanya Violeta.
"Kebetulan aku lapar. Aku belum makan pagi di mansion ku. Mulutku juga ingin minum, sudah haus kekeringan karena harus menjelaskan panjang lebar. Hahaha." Tawa Niesha kemudian diikuti sang mommy dan Naisha yang ikut tertawa.
"Jadi kamu sudah ke mansion kamu dulu, sayang?" Tanya Violeta.
"Iya, mom. Aku sudah tiba kemarin pagi. Sebetulnya ingin langsung pulang ke mansion ini, tapi ada hal yang harus aku urus di mansion jadi aku berencana pulang ke mansion ini pagi ini." Ucap Niesha. Mansion yang dimaksud Niesha adalah mansion yang dihadiahkan oleh daddy saat ulang tahun ke 15 tahun. Jadi, ini berbeda dengan mansion yang Niesha beli, mansion yang dia beli tidak pernah diketahui oleh keluarga nya.
"Anak mommy ini benar-benar sibuk banyak sekali urusan nya." Violeta yang menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.
Setelah berbincang-bincang kini makan pagi sudah siap diatas meja makan. Berbagai macam makanan khas Germany dihidangkan di atas meja makan.
"Wahh, sudah lama sekali tidak memakan makanan ini." Niesha dengan mata berbinar saat melihat makanan yang ada diatas meja makan.
"Makan sepuasmu sayang. Itu khusus untuk mu." Ucap Violeta.
"Makan kak, anggap saja aku tidak ada." Celetuk Naisha yang masih saja merasa diabaikan.
"Sudah jangan seperti itu sayang, kamu juga boleh makan sepuasmu." Violeta geleng-geleng kepala melihat kelakuan putri bungsunya itu. Benar-benar manja sekali.
Walaupun ada sedikit drama saat makan. Mereka tetap saling menyayangi. Kini mereka menyantap makanan dengan lahap terutama Niesha yang sudah lama tidak makan makanan khas Germany.
...💜💜💜...
Yuk follow IG author : @Vanesaefkm_
Jangan lupa di masukin ke list baca yah, favorit, like, comment, hadiah, dan vote.🤭
THANK YOU
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!