NovelToon NovelToon

Honey! You Are My Happiness

BAB 1 : SEKOLAH BARU

Naca seorang cewek perfect yang kekurangan kasih sayang dan waktu dari orang tuanya. Awalnya ia tinggal di Bali bersama Mama dan Papanya tapi karena suatu hal akhirnya Ia pindah ke Kota Malang.

‘’ Nanaa udah selesai siap-siapnya belum, ayo buruan sarapan terus kita daftar sekolah.’’ Ucap Kiki, Om Naca yang akan mengurus Naca selama di Kota Malang.

‘’ Iya om bentar lagi selesai, 2 menit lagi aku kebawah.’’ Teriak Naca dari kamarnya sambil terburu-buru berpakaian.

Diruang makan sudah berkumpul Oma dan Pamannya Naca.

‘’ Nana udah tau mau daftar dimana, kamu mau daftar di Sekolah Swasta apa di Sekolah Negri naa.’’ Tanya Kiki ke Naca.

‘’ Aku kayanya mau nyoba Sekolah Negri deh om, biar dapat pengalaman baru juga.’’ Jawab Naca ke Om nya.

‘’ Yaudah ayo kita berangkat, berkas-berkasnya udah kamu bawa semua kan.’’ Ucap Kiki.

‘’ Sudah om.’’ Sahut naca.

Setelah seharian mencari Sekolah Negri yang bagus dan sesuai keinginan Naca akhirnya Naca memilih bersekolah di SMA NEGRI 11 MALANG selain fasilitas yang memadai, guru-guru disana juga handal dalam bidang masing-masing.

‘’ Om aku mau makan pizza sama milkshake, oh pengen boba juga deh, ayo beli.’’ Pinta Naca dengan melas ke Om nya.

‘’ Siap tuan putri, kita meluncur sekarang.’’ Sahut Kiki dengan nada mengejek.

‘’ Ih Om apa-apaan gaada tuan putri jadi-jadian ya disini.’’ Sahut Naca dengan nada jutek.

‘’ Iya deh.’’ Ucap Kiki.

Hari sudah larut, di dalam kamarnya Naca melamun memikirkan akan seperti apa masa SMA nya, apalagi ini kali pertamanya bersekolah di Sekolah Negri.

‘’Ah membayangkannya saja aku sudah sangat senang, semoga aja nanti aku bisa bertemu dengan pangeran tampanku seperti di film-film, ih tapi aku takut kalau nanti aku dapetnya malah zonk. Gimana kalau nanti aku dapet orang yang jelek terus tukang selingkuh, iuh amit-amit mending aku jadi jomblo seumur hidup aja, astaga udah jam 11 aku harus tidur.’’ Celatuk Naca dalam hatinya.

Di pagi hari yang cerah dan sejuk, jam menunjukan pukul 10 pagi.

‘’ Omaa, Om Kiki kemana? Aku mau ngajak Om belanja ke Mall bentar lagi kan aku harus sekolah Oma.’’ Tanya Naca sambil lari menuruni tangga.

‘’ Nana hati-hati nanti kamu jatuh, Om kesayanganmu masih ada meeting ke Surabaya pagi tadi dia baru berangkat.’’ Jawab Oma.

‘’ Yaaah aku pengen belanja masa sendirian, Oma mau nemenin aku ngga.’’ Ucap Naca sambil memohon ke Oma nya.

‘’ Gabisa sayang, hari ini Oma udah ada janji bertemu klien, weekend aja ya sayang, udah ya Oma berangkat dulu kamu sama supir dulu aja ya kalau mau keluar itu kunci mobil disana.’’ Ucap Oma sambil menunjuk gantungan kunci di dinding dengan terburu-buru.

‘’ Oke Oma hati-hati yaa.’’ Jawab Naca cuek.

Diruang keluarga Naca ngedumel,

" Ini kenapa sih disini sama aja kaya di Bali. Aku pikir kalau pindah kesini Om sama Oma bakal ada waktu buat aku, ngga kaya Mama sama Papa ternyata sama aja, ah kesel banget aku, ngapain ya enaknya belanja kan gamungkin, mungkin aja sih tapi masa sendirian kaya gapunya temen aja tapi emang gapunya sih huhuuu aaa." Teriak Naca.

‘’Ada apa Non, mau bibi bikinin apa, milkshake sama croffle kesukaan Non mau ya?‘’ Tanya Bibi Ais ke Naca.

‘’ Apa aja boleh deh bii, oh iya habis itu bibi siap-siap ya temenin aku ke Mall, aku pengen shopping.’’ Jawab Naca.

‘’ Siap Non.’’ Sahut Bibi Ais.

Beberapa menit kemudian Bibi Ais datang sambil membawakan milkshake dan croffle kesukaan Naca.

‘’ Ini Non, silahkan dimakan Bibi mau siap-siap sebentar dulu.’’

Naca menganggung kecil sambil memakan croffle buatan Bibi Ais.

‘’Enak juga ternyata croffle buatan Bibi, kapan-kapan minta dibikinin lagi aja deh,oh my god parah banget milkshake ini’’ celetuk Naca dalam hati sambil menggoyangkan kepalanya.

‘’kok bisa seenak ini sih pasti ini ada bahan rahasia, minta ajarin Bibi ah, lama juga Bibi siap-siapnya.’’

Tidak lama kemudian Bibi keluar dari kamar di dekat dapur.

‘’ Saya sudah selesai Non, ayo kita berangkat.’’ Ajak Bi Ais ke Naca.

‘’ Bibi bisa menyetir mobil ngga, kalau ngga yaudah aku yang nyetir ya, bibi percaya ke aku kan.’’

Dengan berjalan sempoyongan Bii Ais mengikuti Naca ke garasi mobil, walaupun dirinya tidak percaya dengan kemampuan menyetir Naca, Ia masih mengikuti Naca berjalan sampai garasi dan memasuki mobil sport dua pintu tersebut.

‘’ Non beneran bisa nyetir kan ini, saya orangnya mabukan lo Non gabisa terlalu lama dimobil, apalagi mobil mahal kaya gini kan pasti bakal Non bawa sambil ngebut.’’ Ucap Bi Ais mengode agar Naca tidak membawanya ngebut di jalanan.

‘’ Udah Bibi diem aja pakai safety belt nya ya Bii.’’

Setelah di perjalanan cukup lama, Naca dan Bi ais sampai di Transmart Malang disana mereka membeli banyak perlengkapan sekolah untuk Naca. Kemudian mereka berjalan ke Mall di sebelah Transmart Malang yaitu Mall Olympic Garden membeli beberapa baju dan makanan lalu pulang.

Hampir sampai di rumahnya Naca kepikiran untuk berkeliling Kota Malang sambil menyetir mobil, mungkin akan menyenangkan itulah kira-kira isi pikiran Naca.

‘’ Bibi mau ikut aku lagi ngga? Aku mau muter-muter Kota Malang nih, kalau ngga mau juga ngga apa-apa sih, aku cuman lagi pengen nyetir aja, soalnya mumpung gaada Oma sama Om Kiki nih Bii, kalau ada kan aku pasti udah dilarang-larang sama mereka, temenin aku ya Biii.’’ Naca memohon kepada Bii Ais.

‘’ Sebelumnya maaf ya Non, saya mau saja menemani Non Nana tapi sebentar lagi Nyonya besar pulang, Bibi kan belum selesai bersih-bersih rumah, belum lagi ini Bibi sudah mabuk perjalanan lain kali saja ya Non, hati-hati dijalan dan cepat pulang ya Non.’’ Sahut Bii Ais sambil menuruni mobil dan berjalan memasuki gerbang rumah.

Naca memutari Kota Malang tanpa tujuan sampai akhirnya ia menuju ke tol Pandaan.

‘’ Loh bukannya ini arah ke tol, oh my god udah gabisa puter balik lagi tapi gapapa sih biar aku bisa ngebut-ngebutan di jalan juga kan, setidaknya gabakal membahayakan orang di jalanan. Tapi aku kan gabunya E-toll gimana ini?’’ Batin Naca bertanya sambil mencari-cari kartu E-toll di dashboard mobilnya.

Terpaksa Naca harus turun dan meminjam kartu E-toll ke pengendara di belakangnya dan menggantinya dengan uang tunai. Dengan muka tebal Naca mengetok kaca pengendara di belakangnya.

‘’ Halo pak, selamat malam boleh saya pinjam kartu E-tollnya dan ini Rp.100,000,00 sebagai imbalannya.’’ Ucap Naca dengan wajah yang memerah karena malu.

‘’Apa aku terlihat setua bapak-bapak sampai kamu memanggilku pak? Panggil aku Tuan Muda dan satu lagi aku ngga butuh uangmu, udah cepat sana kamu bayar aku buru-buru nih.’’ Sahut cowok itu dengan sinis.

‘’Oke kak, terima kasih maaf merepotkan.’’ Ucap Naca sambil terburu-buru meninggalkan cowok itu dan lekas menyetir menjauhinya.

Speedometer menunjukan 205 km / jam yang berarti Naca sudah melanggar aturan berkendara di tol, di belakangnya ada Prana yang juga sama ngebutnya dengan Naca, mereka saling membalap satu sama lainnya, namun sayangnya mereka berpisah karena Prana menuju Surabaya sedangkan Naca keluar tol dan balik menuju ke Malang lagi karena hari sudah malam.

Beberapa jam kemudian Naca sampai dirumahnya, dia berjalan begitu pelan dan berhati-hati karena takut membangunkan Omanya. Di tangga Ia memikirkan cowok tadi, orang tersombong dan tertampan yang pernah Naca temui.

‘’ aku benar-benar ingin bertemu dengan orang itu tadi.’’ Ucapnya dalam hati sambil berguling-guling di kasurnya.

Keesokan harinya Naca ke SMA NEGRI 11 MALANG untuk daftar ulang karena seminggu lagi Ia sudah akan mengikuti Masa Orientasi Lingkungan Sekolah di SMA ini. Setelah daftar ulang Naca pulang kerumah.

BAB 2 : MPLS

Hari ini adalah Masa Orientasi Lingkungan Sekolah Naca yang pertama, seperti MPLS anak SMA pada umumnya Naca menggunakan seragam SMP selutut dengan rambut yang di ikat 2 tidak lupa aksesoris pita bendera merah putih.

‘’ Selamat datang adek-adek semuanya, sekarang untuk semua peserta didik silahkan cuci muaknya untuk menghilangkan semua skincare dan makeup kalian, jangan lupa baris ya dek!’’ Ucap osis cewek yang menggunakan toa di atas panggung.

‘’ apaan sih, emang harus banget ya kaya gini kan sayang mukaku kalau kena panas matahari yang terik ini, gimana kalau aku kena kanker kulit.’’ Ucap salah satu peserta MPLS sambil berbisik-bisik keteman-temannya.

‘’Enaknya punya teman bisa berbagi pikiran dengan teman, aku juga pengen seperti mereka, semoga saja nanti aku juga bisa punya banyak teman yang tulus berteman denganku, ngga kaya teman-temanku di Bali.’’ Naca berdoa dalam batinnya.

‘’ Oke semuanya sudah selesai cuci muka kan, MPLS hari pertama ini resmi kita buka, silahkan buku panduan MPLS yang sudah kakak-kakak osis bagikan kalian baca, dalam 3 hari kedepan ini kalian harus mengumpulkan semua tanda tangan kakak-kakak osis terlebih lagi pengurus inti, apabila tidak dapat kalian akan mendapatkan sanksi tersendiri ya.’’ Ucap kakak osis ini dengan nada menakut-nakuti.

MPLS  hari pertama Naca telah selesai, ia hanya mendapat 23 tanda tangan kakak-kakak osis, kalau tidak salah total osis ada 66 orang. Diperjalanan pulang Naca teringat muka salah satu kakak osis yang sepertinya familiar di matanya tetapi dia bingung siapakah orang itu.

Di hari kedua MPLS Naca belum mendapatkan teman yang cocok dengan dirinya, kebanyakan hanya mendekatinya karena tau Naca selalu diantar mobil mewah saat kesekolah, belum lagi ada beberapa cowok genit yang minta berkenalan dengannya tetapi tidak ia gubris sedikitpun.

Sementara itu di lapangan.

‘’ Coba kalian liat cewek itu, kalau gasalah si namanya aca aci naca nici atau apalah itu, serius deh si anak ini songong banget masa di ajak kenalan kakak osis dia diem aja.’’ Ucap Reni cewek seangkatan dengan Naca.

‘’ Apaan sih mereka ngomongin aku, tapi kedengeran sampe sini tau.’’ Celetuk Naca dalam hatinya.

‘’ Iya bener banget kata Reni aku liat sendiri loh kalau kak Zidan ngajak Aci itu kenalan, tapi si Aci malah cuman minta tanda tangan dan ngga menggubris kak Zidan.’’ Tambah Kirana.

‘’ ngga kok aku pas itu denger si Aci itu njawab pertanyaan Kak Zidan kok cuman cuek aja dia njawab pertanyaannya Kak Zidan.’’ Ucap Olin menambahkan cerita Reni dan Kirana.

‘’ Nah gini dong ada yang ngasih tau kebenaran yang sesungguhnya, biar mereka ngga ngomongin hal yang bener ke orang lain.’’ Celetuk Naca lagi di dalam hati.

‘’ Tapi tetep aja, jahat banget memperlakukan Pangeran Zidan kaya gitu, gila emang tu anak ngga liat apa Kak Zidan seganteng itu aja dia tolak mentah-mentah.’’ Ucap Kirana dengan nada kesal.

Dan yang lain serentak membenarkan perkataan Kirana dan Reni. Sepertinya perjalanan Naca untuk mendapatkan teman yang tulus kemungkinananya sangat kecil.

Dari ruang informasi mengumumkan bahwa peserta MPLS bisa menuju kelas gugus masing-masing yang sudah di umumkan di grub sekolah. Di masing-masing kelas kami diberikan osis pembimbing, kelas Naca di bimbing oleh Zidan.

‘’ Oke adek-adek MPLS kita hari kedua ini telah selesai, jangan lupa besok membawa barang-barang yang sudah di perintahkan ke kalian masing-masing ya.’’ Ucap kak Lily osis pendamping Kak Zidan.

Diperjalanan pulang Naca bilang ke supirnya kalau mulai besok Naca tidak usah di jemput pakai mobil lagi, cukup pakai motor biasa saja. Naca berharap dengan begini ia bisa mendapatkan teman ataupun pujaan hati yang benar-benar tulus ingin bersamanya bukan hanya karena ingin memanfaatkan dirinya.

Malam sudah semakin larut, jam sudah menunjukan pukul 00:56 WIB tapi Naca belum bisa tidur, ia masih kepikiran sebenarnya siapa cowok yang Ia temui di sekolah tadi, karena rasanya begitu familiar saat melihat wajah itu. Sudah berjam-jam Naca memikirkan cowok itu sampai perutnya berbunyii kruyuuuuk.

 ‘’Ah sial aku lapar.’’ Celetuk Naca dalam hati, Ia beranjak dari kasur dan berjalan menuju dapur.

‘’ Apa yang bisa aku masak? Aku gapernah masak apapun selama hidupku ini’’

Karena terlalu berisik di dapur Naca membangunkan Bibi Ais.

‘’ Non mau makan apa sini Bibi bikinin,croffle sama milkshake kesukaan Non aja ya.’’ Tanya Bii Ais ke Naca.

Naca menggangguk kecil sambil memperhatikan Bii Ais membuat croffle dan milkshake. Beberapa menit kemudian croffle dan milkshake buatan Bii Ais sudah selesai. Naca bergegas memakannya dan kembali ke kamar untuk istirahat.

Sinar matahari memasuki kamar Naca lewat jendela dan tirai yang setengah terbuka. Naca segera bersiap-siap untuk memulai hari yang cerah ini sekaligus hari terakhir MPLS di sekolah. Disekolah begitu gaduh semua peserta MPLS berdesak-desakan meminta tanda tangan kakak-kakak osis. Begitu pula dengan Naca, ia ikut berdesak-desakan untuk meminta tanda tangan.

‘’ Aduh masih kurang 10 tanda tangan lagi, aku kurang minta tanda tangan siapa lagi ya, kenapa rasanya semua kakak osis mukanya sama semua huhuu.’’ Keluh Naca dalam hati.

‘’ hallo dek, kamu kenapa sendirian, lagi nyari tanda tangan ya? Udah minta tanda tanganku belum, kenalin aku Justin.’’ Sapa justin.

‘’ Iya kak, belum kayanya sebentar aku cari nama kakak dulu ada ngga di buku aku, nama aku Naca.’’ Sahut Naca sambil membolak balik kertas tanda tangannya.

‘’Oh belum ada kak ternyata, terima kasih kak udah mau ngasih tanda tangannya tanpa perlu aku memohon mohon.’’

‘’ Iya sama-sama Caaa.’’ Ucap Justin dengan ramah.

Bell sekolah berbunyi menandakan acara MPLS hari ini telah berakhir, semua peserta mengumpulkan tugas-tugas pada saat MPLS dan memberikan coklat ke kakak osis yang mereka kagumi, karena Naca tidak pernah bertemu dengan kakak osis dan dari rumornya sih, orang ini dingin dan sombong.

Naca berjalan menuju ruang osis dan menuliskan sepucuk surat yang isinya ‘ Hallo kak aku Naca,aku ngga tau harus ngasih surat ini ke siapa tapi aku terpikirka satu orang yaitu kakak, semoga kakak suka coklat dari aku ya, salam hangat Naca.’

‘’ Untuk adek-adek peserta MPLS jangan pulang dulu ya karena habis ini kalian masih di haruskan mengisi angket keikut sertaan ekskul, sekaligus akan ada acara perkenalan ekskul, jadi kalian semua diwajibkan menonton acara ini sampai selesai, apabila kalian tertarik kalian bisa langsung mendaftar.’’ Ucap MC dari panggung.

Sekarang sudah jam 3 dan acara perkenalan ekskul baru selesai. Naca bergegas pulang dan sesampainya dirumah ia langsung tidur. Sungguh hari yang melelahkan. Di acara perkenalan ekskul tadi, Naca mendaftar beberapa ekskul diantaranya Teater, Study Club, PMR ( Palang Merah Remaja), Pramuka dan juga Basket. Entah apa yang dipikirkan Naca hinggs ia mengambil segitu banyaknya ekskul.

BAB 3 : PENGGEMAR RAHASIA

Senin, 14 Juli 20XX merupakan hari pertama ajaran baru tahun ini, sesuai dari grub kelas,  Naca mendapatkan bagian di kelas X IPS 1. Karena Naca masih tidak kenal dengan teman-teman sekelasnya ia memilih duduk di kursi paling depan agar jelas saat mendengarkan penjelasan dari guru.

‘’ Aku tidak memiliki teman, jadi setidaknya aku harus mengandalkan diriku sendiri dikelas.’’ Celetuk Naca dalam hati.

Tiba-tiba ada anak bernama Tsabin mengajak Naca untuk duduk bersama, Naca mengiyakan ajakan tersebut. Pelajaran pertama sudah di mulai kali ini waktunya Pak Anton mengajar Geografi.

‘’ Oke anak-anak tidak perlu basa-basi lagi saya akan langsung memulai pelajaran kita setelah saya absen kalian satu persatu.’’ Tegas Pak Anton.

‘’ Saya ada satu pertanyaan, yang bisa menjawab tanpa melihat buku maupun alat bantu lainnya, saya perbolehkan kalian untuk keluar dari kelas saya, ntah mau ke kantin atau hanya sekedar ngelayap diluar kelas.’’

‘’ Pertanyaan saya sangat simpel, apa bedanya angin dan udara? Saya beri waktu kalian 1 menit  untuk berpikir.’’ Ujar Pak Anton.

‘’ Baik pak.’’ Sahut murid satu kelas serentak.

‘’ Sudah lebih dari satu menit, baik apakah tidak ada yang mau menjawab.... kalau begitu biar saya tunjuk saja.... kamu yang paling depan Naca, jadi apa jawaban kamu.’’ Tanya Pak Anton sambil melihat name tag ku di baju.

‘’ Sebelumnya maaf kalau saya salah menjawab pak, saya hanya menjawab sesuai yang ada di pikiran saya saja, jadi perbedaan angin dan udara adalah, kalau angin itu pergerakan udara dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Sedangkan udara adalah campuran gas yang tidak berwujud dan terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi.’’ Jawab Naca sambil terbata-bata karena tidak percaya dengan apa yang Ia katakan.

‘’ Oke cukup baik, silahkan kamu keluar menikmati jam kosongmu sambil melihat pemandangan sekolah ini.’’ Ujar Pak Anton sambil tersenyum kecil.

‘’ Baik pak, terima kasih saya keluar dulu.

Naca sudah berkeliling sekolah selama 45 menit dan akhirnya ia singgah di kantin untuk membeli beberapa makananan dan minuman. Tidak lama setelah itu segerombolan cowok kelas 11 datang ke kantin dan makan disana.

‘’ Loh ada cewek sendirian nih, sikat ngga nih boss’’ ujar salah satu cowok di gerombolan itu.

‘’ Berani juga ya nyali lo, murid baru bisa-bisanya udah bolos di hari pertama sekolah.’’

Naca diam dan tidak menggubris gerombolan cowok itu, ia menghabiskan makanannya dan segera pergi dari kantin, karena sudah risih dengan keberadaan cowok-cowok disana.

‘’ Menarik juga cewek ini beraninya dia ngga sopan ke kakak kelasnya, udah dua kali ini kita ketemu dan bisa-bisanya lo semakin membuat gue terkesan.’’ Ucap Ezra dalam hati sambil tersenyum kecil.

‘’ Lagi enak-enaknya aku makan, ada aja yang gangguin padahal kan aku dapet hak istimewa bisa ninggalin kelas dengan terhormat, bolos-bolos apaanpadahal mereka sendiri yang bolos, ih ngeselin banget si jadi orang, mentang-mentang kakak kelas sok berkuasa aja.’’ Gerutu Naca dalam hati sambil menendang botol yang ada di depannya.

‘’ Ini siapa yang berani-beraninya nendang botol kena pantat gue lagi.’’ Ucap Agha kesal.

Naca langsung bersembunyi setelah tau kalau dia tidak sengaja menendang botol sampai mengenai orang lain. Lagian siapa sih ngebuang sampah sembarangan di lingkungan sekolah lagi, kan bukan salah aku juga kalau sampai ngga sengaja nendang dan kena orang lain, itu lah yang ada di pikiran Naca sekarang.

Naca kembali ke kelasnya dan duduk sendiri ntah kemana perginya Tsabina. Tiba-tiba 2 cowok datang dan duduk disamping Naca mengajak berkenalan. Nama mereka Abimanyu dan Faris. Kesan pertama Naca melihat Faris dan Abimanyu yaitu tampan dan humoris.

Karena Naca akrab dengan Faris dan Abimanyu banyak anak di kelas yang iri terutama para cewek-cewek di kelas. Mereka bertiga ke kantin bersama, ternyata kedua cowok ini begitu populer sampai-sampai kakak kelas cewek mengajak mereka makan bareng dan meminta nomor mereka.

‘’ Aku heran, kok bisa si ada cewek gapunya malu kaya gitu, walaupun kakak kelas masa pantes sih minta nomor cowok di tempat umum? Apa aku ya yang terlalu kolot, ih gimanapun itu aku gabakal mau jadi mereka.’’ Ucap Naca lirih sambil bersandar di pintu kantin.

‘’ Caaa sini lo, kok kamu masih disana sih, aku udah mesen makan buat kita bertiga nasi ayam geprek kamu mau kan?’’  Tanya Faris.

‘’ Kalian mau minum jus atau milkshake biar aku yang beli? ‘’ Tanya Naca sambil berjalan ke arah teman-teman barunya.

‘’ Aku sama Faris apa aja boleh Caaa kami ngga pilih-pilih.’’ Jawab abimanyu.

‘’ Oke deh kalau gitu.’’

Selesai dari kantin mereka kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Beberapa jam kemudian bell pulang sekolah berbunyi. Naca kumpul ekskul Teater lalu pulang sore.

Keesokan harinya Naca berangkat terlalu pagi jam 6.13 sudah sampai di sekolah. Sambil menunggu pelajaran dimulai Ia berkeliling sekolah melanjutkan yang kemarin. Dari kejauhan terlihat ada seorang cowok tinggi dan tampan tapi ntah mengapa Naca merasakan wajah ini begitu familiar.

‘’ Woi adek yang suka bolos, boleh kenalan kan?

Nama gue Ezra kalau nama kamu siapa, aku udah tau si nama kamu Naca kan.’’ Ucap Ezra tidak tau diri sambil mengikuti Naca.

‘’ Bisa yang sopan ngga sih kalau mau ngajak kenalan dan satu lagi aku ngga tertarik buat kenal sama kakak, udah ya kak bye.’’ Sahut Naca dengan nada judes.

‘’ Jadi gini perlakuan kamu, ke orang yang udah nolongin kamu waktu lagi di tol.’’ Ucap Ezra sarkas.

‘’ Oh jadi itu kakak yang bantuin aku di tol, makasih banyak ya kak, maaf aku ngga sadar kalau itu kakak, makanya setiap ketemu kakak aku ngerasa kay wajahnya familiar.’’ Ucap Naca dengan nada ramah.

‘’ Kamu mendadak ramah gara-gara aku yang nolongin kamu waktu di tol ya, gak seru ih baik pas ada maunya aja.’’ Ejek Ezra.

‘’ Ya maaf kak, aku emang kurang suka ngomong ke orang yang belum aku kenal aja, makanya nada bicaraku selalu tinggi kaya tadi.’’ Jawab Naca penuh pembelaan.

Bell telah berbunyi menandakan jam pembelajaran pertama telah dimulai.

‘’ Yaudah kak, aku duluan ke kelas ya.’’ Ucap Naca sambil terburu-buru menuju kelasnya.

‘’ iya hati hati Naaa.’’ Sahut Ezra.

Sesampainya di kelas Naca menjadi sorotan anak-anak dikelas dikarenakan kemarin ke kantin bersama Faris dan Abimanyu. Tetapi mengapa Naca langsung merasa tidak enak badan. Sudah waktunya istirahat tapi Naca memilih untuk tetap istirahat di kelas sampai tidak sengaja tertidur. Naca terbangun karena ada suara berisik dari pengumuman sekolah melalui Sound System sekolah.

Di atas meja Naca terdapat milkshake, roti dan sepucuk surat yang isinya ‘’ kalau udah bangun, cepat di makan ya caa jangan sampe kamu tambah sakit, salam hangat pengagum rahasiamu.’’

‘’ Ini dari siapa ya, oh mungkin dari Faris atau Abimanyu, siapa lagi kan teman aku di sekolah ini selain mereka berdua.’’ Celetuk Naca dalam hati.

‘’ Tapi milkshake sama roti ini lumayan juga, walaupun ngga seenak buatan Bii Ais.’’ Ucap Naca lirih sambil menghabiskan makanannya.

Sampai kelas selesai Faris dan Abimanyu belum juga kembali ke kelas. Naca sudah menunggu 15 menit tapi mereka berdua belum balik-balik juga, sampai akhirnya Naca ikut latian Ekskul Basket.

Sudah dua hari Naca belum bertemu Faris dan Abimanyu tetapi Naca tetap selalu mendapatkan makanan dari sosok misterius. Kalau sudah 2 hari Faris sama Abimanyu ngga masuk sekolah seharusnya makanan ini bukan dari mereka berdua. Naca berpikir makanan ini dapat dari Kak Ezra karena hanya Ezra yang bisa usil sampai segininya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!