Ayana membersihkan meja setelah menyusun piring bekas makan pengunjung restoran tempat dia bekerja ketika pengunjung selesai dan sudah beranjak pergi.
Praaannngggg..
Suara piring yang jatuh berserakan di lantai.
Ayana spontan menutup kedua telinga dengan telapak tangannya karena terkejut.
Melihat piring yang pecah berserakan kemana mana, tubuhnya mendadak gemetar dengan wajah memucat.
Ayana terpaku sesaat. Kakinya seakan sulit di gerakkan karena otaknya sudah tidak bisa fokus berfikir lagi
“Astaghfirullahalladziim.” Ayana perlahan mendongakkan kepalannya menatap ke arah suara tersebut
Ayana tersadar dari keterpakuannya. Wajahnya semakin memucat
“Maaf pak.. Saya tidak sengaja.” Ucap Ayana semakin gemetar takut saat melihat pakaian orang yang bersenggolan dengannya penuh noda bekas makanan.
Ayana bimbang. Antara mau membersihkan pakaian orang tersebut atau tidak karena lap yang di tangannya juga sudah kotor
“Iya gak apa-apa.. lain kali hati-hati” Jawab laki-laki itu dengan tangan masih sibuk membersihkan kotoran yang menempel di kemejanya.
“Maaf ya pak.. Maaf..” ucap Ayana terus menerus memohon maaf yang akhirnya di angguki laki-laki itu meski dengan wajah datar.
Ayana berjongkok dan bergegas memunguti puing-puing piring yang berserakan dengan tangan gemetar.
Takut, cemas menjadi satu. Ayana sedih karena sudah pasti gajinya akan di potong untuk ganti rugi. Atau pilihan kedua adalah di pecat dari pekerjaannya itu.
Sedangkan dia sangat membutuhkan pekerjaan untuk menunjang kehidupan keluarganya.
Sementara lelaki yang bersenggolan dengannya, hanya diam terpaku melihat tangan Ayana yang berdarah karena tergores serpihan beling. Tapi Ayana tidak menghiraukannya.
Dia terus saja memunguti sisa kepingan kecil dari piring-piring yang pecah itu.
Ayana terkejut saat tangannya di tarik oleh seseorang dan menyeretnya keluar dari restoran tersebut menuju mobil yang berada di parkiran depan restoran yang khusus untuk para pengunjung.
“Lepaskan tangan saya pak.. Maafkan saya, saya benar benar tidak sengaja tadi pak..” ucap Ayana ketakutan.
“Duduk dulu.. Tangan anda berdarah.. Biar saya bersihkan dulu..” Ucap Rayan lembut setelah membuka pintu mobil depan untuk Ayana.
Ayana heran dengan perlakuan lelaki di hadapannya itu. Lelaki itu seharusnya marah karena dia sudah mengotori kemejanya, tapi justru malah bersikap sebaliknya.
Lelaki yang tidak dia kenal sama sekali bahkan baru saja bertemu saat ini.
"Kenapa laki-laki ini bukan nya marah karena kejadian di dalam restoran tadi sudah mengakibatkan bajunya kotor, tapi justru sikapnya begitu manis." Ayana bermonolog menatap wajah Rayan.
Iya, dialah Rayan Afif Abqary. Seorang dokter ahli bedah yang belum menikah di umurnya yang sudah menginjak 28 tahun itu.
Rayan Afif Abqary adalah putra dari pasangan Daud Sultan Abiqary dan Retno Maya.
Ayahnya yang seorang pemilik hotel berbintang di kotanya dan Ibunya yang seorang dokter kandungan, sudah tentu memiliki kekayaan yang tidak sedikit.
Sedangkan Rayan sendiri adalah seorang dokter ahli beda yang sukses di usianya saat ini.
Namun semua itu lantas tidak menjadikan Rayan sombong bahkan buta hati.
Seperti halnya yang dia lakukan saat ini. Melihat wanita yang berada di depannya saat ini, hatinya tersentuh.
Ayana Larasati 23 tahun adalah seorang janda muda yang sudah memiliki seorang putri cantik berumur 2 tahun.
Saat ini dia bekerja di salah satu restoran besar yang berada di kotanya.
Demi menyambung hidup dan biaya pengobatan sang anak yang mengidap penyakit lupus, dia rela kerja over time hampir setiap hari.
Lelah, sudah pasti. Tapi demi sang anak, dia mengesampingkan semuanya. Apapun dia lakukan demi sang anak.
Seperti saat ini, dia bekerja sejak pagi di restoran meski dia sendiri tengah kecapean setelah semalam kurang tidur karena anaknya rewel
Rayan meraih tangan Ayana dan menuntunnya duduk di jok mobilnya. Ayana menolak dengan menarik pelan tangannya dari genggaman Rayan.
“Maaf pak.. Saya harus masuk kedalam.. Nanti saya bisa di pecat kalau meninggalkan pekerjaan di jam kerja.” Tolak Ayana berbalik badan niat masuk lagi ke dalam restoran tersebut
“Tapi tangan anda terluka nona. Lihat itu, darahnya masih mengalir. Lukanya bisa infeksi kalau hanya di biarkan.” Ucap Rayan menahan Ayana
BERSAMBUNG
Rayan meraih tangan Ayana dan menuntunnya duduk di jok mobilnya. Ayana menolak dengan menarik pelan tanganya dari genggaman Rayan.
“ Maaf pak.. Saya harus masuk kedalam.. Nanti saya bisa di pecat kalau meninggalkan pekerjaan di jam kerja. ” Tolak Ayana sopan dan berbalik badan niat masuk lagi ke dalam restoran tersebut
“ Tapi tangan anda terluka nona. Lihat itu, darahnya masih mengalir. Lukanya bisa infeksi kalau hanya di biarkan. ” Ucap Rayan menahan Ayana
Ayana memang merasakan jemarinya cukup perih karena luka sayat
“ Ini cuma luka kecil, nanti juga sembuh kok. ” Jawab Ayana gugup kemudian berlari kecil meninggalkan parkiran menuju kedalam restoran
Rayan menatap kepergian Ayana dalam diam. Cukup lama dia berdiri bersandar pada mobilnya. Hingga dia memutuskan masuk ke mobil dan pergi dari sana.
Sesampainya di dalam restoran, Ayana kembali gemetar melihat sang menejer restoran berjalan menuju ke arahnya
Langkahnya melambat seiring mendekatnya sang menejer tersebut.
“ Ikut saya. ” Ucap Saka sang menejer datar kemudian berjalan menuju ke ruangannya
Ayana menutup matanya dengan perasaan semakin tak menentu.
“ Allahumma rahmataka arjuu fala takilnii ilaa nafsii tharfata `aynin, ashlih lii sya`nii kullahu, laa ilaaha illaa anta.
Artinya : Ya Allah, hanya rahmat-Mu yang kuharapkan. Maka janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku meski sekejap mata, dan perbaikilah urusanku seluruhnya. "
Doa Ayana penuh khusu dalam hati.
Ayana menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan kemudian berjalan mengikuti langkah Saka.
Sesampainya di dalam ruangan, Saka menyuruh Ayana duduk di kursi depan mejanya.
Sedangkan dia sendiri hanya berdiri di samping Ayana dengan kedua tangannya berada di dalam saku celana.
“ Ayana.. Kamu tau apa kesalahanmu..? ” Tanya Saka dengan datar
Ayana menundukan kepalanya dan mengangguk pelan.
“ Saya tidak akan banyak bertanya lagi. Karena sudah jelas apa kesalahan kamu hari ini. untuk itu, saya memutuskan untuk memotong gaji kamu bulan ini. ” Ucap Saka dengan tegas
Ayana memejamkan matanya mencoba tegar.
Mau tidak mau dia harus ikhlas gajinya di potong karena mengganti semua piring yang pecah akibat dari kecerobohannya.
Ayana masih bersyukur tidak sampai di pecat dari pekerjaannya karena kejadian tidak menyenangkan pada pengunjung resroran.
Dia juga bersyukur Rayan tidak sampai mempersulitnya di depan manejernya
“ Silakan keluar dan lanjutkan pekerjaan kamu. ” Perintah Saka menunjuk pintu keluar
“Terima kasih pak.. Maaf untuk hari ini. saya permisi. ” Ucap Ayana sopan di angguki Saka
***
Hari menjelang sore, saatnya pergantian shift bagi karyawan restoran.
Karena banyak dari mereka yang masih kuliah, pemilik restoran memberi kebijakan untuk dua shift kerja bagi seluruh karyawannya.
Namun tidak untuk Ayana. Dia mengajukan permohonan untuk dua shift kerja sekaliagus karena dia sungguh sangat membutuhkan uang untuk keluarganya terutama untuk pengobatan anaknya
Saat ini, Ayana adalah tulang punggung keluarga. Ibunya yang sudah tua, tidak memungkinkan lagi bekerja. Sedangkan Ayahnya sudah lama tiada.
Ayana sudah bersiap untuk pulang. Hari ini dia tidak di izinkan oleh menejernya untuk overtime seperti biasa karena kejadian siang tadi.
“ Ana.. Kamu mau balik..? ” Tanya Susi, teman satu kerja Ayana berpapasan di gerbang restoran saat Susi baru tiba untuk masuk shift 2
Susi adalah sahabat Ayana sejak mereka sama sama bekerja di restoran yang sama. Berbeda dengan Ayana, Susi adalah anak perantau yang juga kuliah di kota tempat Ayana berada.
Pembawaan Susi yang cerewet dan suka becanda mampu membuat Ayana terhibur dan sejenak bisa mengurangi lelahnya karena mendapat hiburan gratis
“ Ayana Susi bukan Ana.. ” Jawab Ayana gemas pada sahabatnya itu yang selalu mengganti namanya sesuka hatinya
“ Iya iya.. Kamu tumben gak lembur..? biasanya kamu gak cukup hanya satu shift.. ” Tanya Susi penasaran
“ Sore ini jadwal Yuki check up.. ” jawabnya berbohong
“ Oh gitu. Yasudah, aku temanin mau..? ” Susi menawarkan
“ Gak usah, kamukan harus masuk kerja.. Masa udah disini malah bolos..? ”
Tolak Ayana dengan panik karena dia tidak benar-benar mengajak Yuki anaknya untuk check up dokter karena jadwalnya dua hari lagi
Dia tidak ingin sahabatnya itu tahu jika dia di skors kerja oleh manejernya
“ Gak apa-apa.. Aku bisa izin kok.. " Jawab Susi meyakinkan
“ Gak perlulah.. Nanti kalau aku butuh bantuan, aku hubungin kamu.. ” Ucap Ayana tersenyum
“ Mmm, Ya udah.. Ini motorku bawa aja gak apa-apa.. ” Tawar Susi tulus
“ Eh gak usah Susi.. Aku bisa naik angkot kok.. lagian kamu pulang larut malam, susah dapat kendaraan umum.. ” Tolak Ayana
“ Mmm, ya udah deh.. Kamu hati-hati ya.. Daaahhh aku Masuk dulu.. ” Ucap Susi pamit
Ayana mengangguk. Dia terus memandangi punggung sahabatnya itu hingga hilang dari pandangannya.
Dia tersenyum dalam syukur, karena memiliki sahabat seperti Susi yang begitu peduli padanya.
**BERSAMBUNG
MOHON DUKUNGANYA TERUS YA GUYS.. 🙏🙏**
Ayana terus memandangi punggung sahabatnya itu hingga hilang dari pandangannya.
Dia tersenyum dalam syukur karena memiliki sahabat seperti Susi yang begitu peduli padanya
Ayana pun melangkahkan kaki menuju halte yang tidak jauh dari tempat kerjanya.
Lama dia berdiri menunggu angkutan umum namun belum juga muncul.
Karena hari sudah hampir menjelang magrib, Dia pun memutuskan menggunakan jasa ojek online
Ada hikma yang dia petik dari kejadian tadi siang. Dengan kejadian itu, hari ini dia bisa mempunyai banyak waktu untuk anaknya
Hampir setiap hari waktunya habis untuk bekerja. Berangkat pukul 07 pagi, pulang ketika pukul 12 malam ketika semua pekerjaan sudah selesai di bereskan
Selama ini Ayana hanya tinggal bertiga dengan ibu dan anaknya.
Suaminya yang memilih menikah lagi, membuat Ayana meminta perceraian karena tidak ingin di madu.
Suaminya yang tidak pernah lagi memberi nafkah pada sang anak sejak 5 bulan terakhir, membuat Ayana harus bekerja ekstra.
Entah apa penyebab suaminya tidak pernah lagi memperhatikan anaknya. Ayana pun tidak tahu
Karena selama ini suaminya bahkan tidak pernah berada di rumah saat dia kesana.
Ayana sadar, yang meminta perceraian adalah dirinya sendiri. Namun bukan berarti nafkah anaknya juga harus di putus begitu saja.
Sang anak harus tetap mendapatkan hak perlindungan, nafkah, baik materi maupun kasih sayang meski kedua orang tuanya berpisah.
Semua pun tahu tidak ada yang namanya mantan anak. Anak adalah titipan Allah yang harus mendapatkan hak penuh dari kedua orang tuanya meski mereka berpisah.
Tapi kini sudah hampir 5 bulan berlalu, mantan suaminya tidak lagi memberikan hak-hak anaknya.
Membuat Ayana menangis hampir setiap malam melihat sang anak yang tidak tahu apa-apa menderita akibat keegoisan orang tuanya
Terakhir Ayana berkunjung ke rumah suaminya 3 bulan lalu, memberi tahukan anaknya yang sakit.
Dan itu sudah yang kedua kali. Tapi suaminya tetap tidak bisa di temui karena kesibukannya.
Hingga akhirnya Ayana tidak lagi kesana dan memutuskan untuk bekerja lebih keras lagi untuk pengobatan sang anak yang sedang sakit dan membutuhkan pengobatan
Ayana keluar dari rumah mantan suaminya sejak dia meminta perceraian. Hal itu terpaksa dia lakukan karena ke egoisan mantan suaminya
Saat ini dia tinggal di rumah orang tuanya bersama Ibu dan anaknya.
Ayahnya sudah meninggal sejak Ayana duduk di bangku SMA. Dialah kini yang berjuang menjadi tulang punggung untuk Ibu dan anak semata wayangnya.
Meski demikian, peliknya hidup, Ayana tidak pernah sekalipun mengeluh. Semua dijalaninya dengan ikhlas.
***
Setibanya di rumah, Ayana menghempaskan tubuhnya di kursi panjang depan rumahnya.
Tubuhnya terasa begitu letih.
Ayana meluruskan kakinya dengan kepala bersandar ke tembok. Di pejamkannya matanya, berharap semua yang menimpahnya hari ini berkurang bebannya setelah dia membuka mata.
“ Ayana..? ” Sapa sang ibu di ambang pintu rumah
Ayana membuka matanya melirik ke arah sang ibu yang datang menghampiri dan duduk di sampingnya dengan senyum manisnya.
Sang ibu tahu apa yang dirasakan oleh anaknya meski sang anak tidak pernah mengeluh padanya.
Ibunya hanya bisa mengelus lengannya dengan penuh kasih. Berharap anaknya tetap kuat dan tegar menjalani takdir hidupnya
“ Yuki mana Bu..? Tanya Ayana pada sang Ibu
“ Dia baru saja tidur setelah minum obat.. ” Jawab sang Ibu tersenyum
" Ini udah mau magrib Bu.. " Protes Ayana tapi masih tahap lembut
" Tadi Ibu tinggal sebentar ke dapur.. Pas Ibu ke ruang tv, dia ketiduran.. Ibu gak tega banguninnya.. " Jawab sang ibu
“ Masuk yuk.. udah mau magrib, kamu mandi dulu biar Ibu siapkan makan malamnya.. ” Ucap sang Ibu
Ayana bersyukur Ibunya selalu diberikan kesehatan oleh Allah. Hanya Ibunyalah support system Ayana saat menghadapi keadaan yang begitu sulit.
Dia tidak bisa membayangkan seperti apa jadinya jika sang Ibu tak ada untuknya dan Yuki.
" Kok melamun..? Ayo masuk.. " Ajak sang Ibu lagi
Ayana mengangguk sambil beranjak mengikuti langkah sang Ibu masuk ke dalam rumah
***
“ Rayan.. "
Rayan yang mendengar namanya disebut, segera menghentikan langkahnya dan menengok kebelakang
“ Lohh mama..? kok disini..? ” Tanya Rayan menghampiri mamanya
“ Iya mama mampir sebentar karena ada urusan sama dokter Haris. Tadi udah janjian mau ketemu disini. ” Jawab bu Retno, mamanya Rayan
**BERSAMBUNG
MOHON DUKUNGANNYA TERUS YA BUAT AUTHOR LEBIH SEMANGAT LAGI UNTUK BERKARYA.. 🙏🙏**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!