NovelToon NovelToon

Sepenggal Luka "Rania"

SLR. Awal cerita

Awal cerita, Tahun 1993, tanggal 7, bulan Juni.. 

Di salah satu perkampungan di kota Xxx tepatnya di kontrakan rumah yang tak luas, ada seorang perempuan dan seorang lelaki yang tengah berdebat dan saling menyalahkan satu sama lain.. 

Praaangggg!! 

"Gugurkan saja kandungan mu itu! Kamu tau kan, jika aku sudah memiliki anak dan istri! Mana mungkin aku tanggung jawab dengan bayi yang sedang kamu kandung!" Ucap Deni yang tidak mau bertanggung jawab atas apa yang sudah dia perbuat terhadap seorang wanita malang, yang saat ini sedang menangis di depannya.. 

Deg ... Deg ... Deg ... 

Dawiyah sangat terkejut dengan apa yang dia dengar, Dawiyah pikir kekasihnya mau bertanggung jawab dengan apa yang sudah mereka lakukan bersama selama ini.. 

Namun Dawiyah seakan lupa jika Deni sudah memiliki istri dengan empat anak disisi nya, yang mana membuat Dawiyah tertampar pada kenyataan yang dia hadapi sekarang.. 

"Tapi Mas, saya tidak mungkin tega menggugurkan kandungan ini ..." Ucap Dawiyah berlutut dan menangis, meminta pertanggung jawaban dari sang kekasih. Karna Dawiyah tidak mau hamil tanpa suami dan menjadi bahan gunjingan para tetangga yang bermulut pedas seperti cabe.. 

"Aku tidak bisa!" 

Teriak Deni menjambak rambutnya prustasi, dia pun bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Karna dia juga sudah mempunyai anak dan istri, terlebih saat ini keuangan nya kurang membaik ... satu istri dengan empat anak saja sudah merepotkan bagi dirinya, lalu sekarang di tambah satu istri dan janin di dalam perut Dawiyah membuat Deni ingin berteriak.. 

"Baiklah dengar ini, aku akan menikahimu tapi secara siri!" Ucap Deni dengan hati terpaksa, lalu beranjak pergi meninggalkan Dawiyah yang sedang menangis tersedu.. 

Namun saat Deni di depan pintu, Deni berbalik melihat Dawiyah dan berkata jika Dawiyah ingin di nikahi olehnya, maka Dawiyah harus mau menggugurkan janin yang ada di dalam perutnya.. 

• 

Sebagai catatan. 

Sebenarnya Deni adalah tukang ojek pangkalan yang berparas tampan yang suka nongkrong di pasar, bahkan ketampanan nya terkenal di penjuru pasar. Untuk itu tak ayal jika para gadis muda atau pun para janda tergoda olehnya walau Deni sudah memiliki empat anak..  

Sampailah dimana Dawiyah bertemu dengan Deni dan menjalin hubungan terlarang, dan selalu berhubungan badan hingga Dawiyah hamil.  

Dawiyah adalah janda beranak tiga, dan sekarang dia sedang mengandung anak ke empat, dia sangat bingung harus di apakan kandungannya karna dia memiliki hubungan gelap dengan pria yang sudah beristri..  

Ketiga anak Dawiyah di titipkan kepada ibu dan Bapaknya, sedangkan dirinya bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.. 

• 

Ke'esokan paginya, tangal 8 bulan Juni, masih di tahun yang sama. Dawiyah berusaha untuk menggugurkan kandungan nya, mulai dari pergi ke dukun beranak hingga memasukkan pil penggugur kandungan kedalam ****** nya agar janin yang dia kandung keluar dan tidak membuah..  

Namun Tuhan tidak menghendaki apa yang sedang Dawiyah lakukan, karna sekeras apapun Dawiyah mencoba untuk mengeluarkan janin yang ada di perutnya, jika Tuhan belum berkehendak! maka jangan pernah berharap itu akan terjadi.. 

Kini Dawiyah sedang duduk di sofa sambil menggerutu dan memaki janin yang ada di dalam perutnya. "Kenapa kamu nggak mau keluar sih! Aku nggak mau melahirkan mu dasar janin sialan." Dawiyah memukul perutnya dengan keras, agar janin yang ada di dalam kandungan nya mau keluar.. 

• 

Singkat cerita. Tanggal 25, bulan Juli 1993..

Deni dan Dawiyah pun menikah secara diam-diam di kontrakan Dawiyah. Tidak ada yang mengetahui pernikahan mereka bahkan Dawiyah menikah di bawah tangan.. 

Bodoh?? 

Yaa, Dawiyah sangat bodoh karna mau menikah di bawah tangan yang akan merugikan dirinya sendiri. Tapi apa yang harus Dawiyah lakukan jika semuanya sudah terjadi? Dawiyah hanya bisa pasrah dengan keadaan yang menimpa dirinya.. 

Namun sialnya pernikahan baru seumur jagung itu sudah tercium oleh istri sah dari Deni, yang mana membuat istri sah itu geram dan marah di dalam hatinya saat mengetahui jika suaminya menikah lagi.. 

Wanita dengan perut buncit itu, melangkah ke sebuah rumah kontrakan yang tidak luas lalu menggedor pintu dengan kasar.. 

Dor ... Dor ... Dor ...

'''Heiii dasar pelakor keluar kamu! Apa kamu tidak bisa mencari pria lain hah? kau tau si Deni itu sudah punya anak empat, tapi kamu masih mau menikah dengannya.'' 

Wanita itu berteriak, membuat semua tetangga melihatnya dengan heran termasuk Dawiyah yang sedang berada di dalam mendengar teriakkan nya.. 

Dawiyah pun melangkah ke arah pintu dan mengintip dari jendela siapa yang datang, namun Dawiyah tak mengenali tamu yang berkunjung ia pun segera membuka pintu dan... 

Plaaakkk.!!! 

Dawiyah terdiam memegangi pipinya yang terasa panas, lalu melihat wanita yang ada di depannya dengan keadaan perut yang sedang buncit.. 

''Maaf mbak siapa? kenapa menampar saya?'' Tanya Dawiyah. 

''Kamu memang pantas di tampar! Dasar pelakor gak tau diri kami hah!'' 

Deg.. 

Kini Dawiyah dasar siapa yang ada di depannya. ''Mbak aku minta maaf, aku memang salah dan khilaf tapi semua sudah terjadi mbak aku pun tidak bisa melakukan apa-apa mbak.'' Ucap Dawiyah merangkup kedua tangannya untuk memohon maaf atas apa yang sudah dia lakukan. 

Nunung, istri sah dari Deni hanya diam melihat madunya ini meminta maaf, namun dalam hati ia masih marah dan kesal! Bagaimana tidak, di rumah ke empat anaknya membutuhkan sosok ayah, butuh makan, butuh jajan, dan kebutuhan lainnya terlebih dia juga sedang hamil tua.. 

Cacian dan makian pun Nunung lontarkan pada Dawiyah, bagaimana pun caranya Dawiyah tetap kalah dari segi mana pun.. 

Dawiyah hanya mempunyai kelebihan dengan parasnya yang begitu cantik nan putih, namun dia bodoh karna jatuh di pangkuan Deni sampai dia tak berkutik.. 

Setelah puas memaki Dawiyah, Nunung pun pergi dengan perasaan puas sambil mengelus perutnya yang buncit. ''Kalau aku sedang tidak hamil, sudah habis dia aku cakar.'' Ucap Nunung.. 

Sedangkan Dawiyah menangis di balik pintu, dia sangat menyesal dengan perbuatannya yang mau menjalin kasih dengan pria yang sudah memiliki Istri.. 

''Aaaaaaa Hisskk,, Hissskk,, aku sangat benci kehidupanku! semua ini gara-gara dirimu janin sialan! keluarlah dari perutku.'' Dawiyah menangis dan memukul perutnya dengan kejam, menyalahkan semua kesalahannya pada  janin yang sebenarnya tidak tau apapun.. 

Setelah puas dengan apa yang dia lakukan. Dawiyah melangkah ke arah kamar sepetak, lalu berbaring dengan air mata yang tiada henti keluar dari mata cantiknya.. 

Sungguh, Dawiyah tidak menyangka jika akhirnya akan seperti ini, dia sangat malu pada tetangga yang tau jika dirinya menikah dengan pria yang sudah memiliki istri. Mau di taruh dimana mukanya.. 

Dawiyah sangat, sangat menyesalinya..

...•••••...

...LIKE.KOMEN.VOTE.BUNGA....

SLR. Sifat asli Deni

Malam hari• 

Terlihat sosok pria turun memarkirkan motornya di halaman rumah kontrakan nya yang tidak lain adalah Deni. Ia pulang dengan keadaan acak raut dengan muka memerah menahan amarah yang di pendam.. 

Deni turun dari motor sambil komat kamit entah apa yang sedang dia ucapkan, lalu sampainya di depan pintu masuk.. 

Braaakk.. 

Deni menendang pintu hingga pintu itu langsung rusak terbelah dua saking kuatnya tendangan kaki Deni, dengan nafas naik turun dan kepalan tangan yang kuat. Lalu Deni berteriak memanggil istri keduanya sampai-sampai para tetangga kontrakan sebelah mendengar teriakkan Deni yang menggelegar.. 

''Dawiyah.'' 

''Dawiyah.'' 

''Sialan! Dawiyah.'' 

Teriak Deni, yang mana membuat Dawiyah bangkit dari ranjang lalu menghampiri suaminya yang sedang berteriak kencang di luar kamar.. 

''Ada apa mas__ Aahhkk.'' 

Dawiyah mengringis sakit saat rambutnya di tarik paksa oleh Deni dan menyeretnya keluar dari kamar. 

''Mas, apa yang kau lakukan! Ini sangat sakit.'' Keluh Dawiyah yang bingung dengan perlakuan Deni yang sangat kasar. 

''Dasar perempuan tak berguna, asal kau tau! Aku sangat menyesal menikahimu dan sekarang istriku marah pasti karna dirimu iya kan?!'' Tuduh Deni yang semakin kencang menjambak rambut panjang Dawiyah.. 

''Ti_ Aaahkk tidak Mas, aku tida__ 

''Bohong! Kamu harus aku beri pelajaran dasar wanita sialan tak berguna dan hanya menyusahkan ku saja!'' Tangan Dani mencengkram kuat rambut Dawiyah tanpa perasaan atau pun kasihan pada Dawiyah, lalu Deni dengan tega mendorong tubuh ringkih Dawiyah hingga membentur tembok.. 

Dugh.. 

''Aahkkk, Mas.'' Kepala Dawiyah terbentur dinding dengan sangat kencang, hingga membuat penglihatan Dawiyah langsung buram tidak jelas.. 

Sedangkan Deni yang melihat Dawiyah tengah mengiris sakit, ia merasa belum puas memberikan pelajaran untuk istri keduanya ini. Deni pun refleks melepaskan ikat pinggang yang sedang dia pakai lalu mencambuk Dawiyah tanpa belas kasihan.. 

Cetar... Cetar... Cetar.. 

"Aaahhkk Mas." 

Hiissskkk,, Hissskk,, 

Ikat pinggang itu dengan kasar dan brutal mencambuk punggung Dawiyah hingga sang empu berteriak minta ampun. 

''Awww Hissskk, sakit Mas ampunnn.'' 

Cetar... Cetar... Cetar.. 

''Kau adalah wanita pembawa sial!'' 

''Ampun Masss Hiisskk..'' 

Deni terus saja mencambuk Dawiyah, seakan akan Dawiyah adalah tempat pelampiasan dirinya atas kemarahan istri pertamanya. 

Padahal jika di pikir dengan logika, Deni lah yang harus di salahkan atas apa yang sudah menimpa kehidupannya. Namun yang namanya manusia lupa untuk bercermin diri sendiri, hingga selalu menyalahkan orang lain atas apa yang sudah menimpa dirinya... 

Setelah puas mencambuk istri keduanya, Deni langsung membuang ikat pinggang nya kesembarang arah lalu berjongkok dan mencengkram rahang Dawiyah yang sudah tidak ada tenaga sala sekali.. 

''Masss.'' 

''Dengarkan aku, mulai hari ini, detik ini, kau bukan lagi istriku! Aku menalakmu dan membuang barang yang tidak berguna sepertimu.'' Ujar Deni menghempaskan wajah Dawiyah dengan kasar.. 

Dhuuuk.. 

Ahhhkkk.. 

Dengan kasar, Deni menendang tubuh Dawiyah tanpa belas kasih lalu melangkah untuk pergi. Namun baru satu langkah Deni melangkah, Dawiyah yang sudah tidak mempunyai tenaga memegang kaki Deni.. 

''Ak__ aku mohon Mas, jangan pergi dan meninggalkan diriku sendirian Hiisskkk,, aku mohooonnn aku sangat mencintai mu Mas.'' 

Sreeet.. 

Deni menghempaskan kaki nya dan menatap Dawiyah dengan tatapan meremeh lalu terkekeh. 

Cuuiihhh.. 

''Dasar bodoh.'' Deni dengan sengaja meludah tepat di wajah Dawiyah, ''Dari awal aku hanya menginginkan tubuhmu! Dan aku tidak pernah mencintaimu.'' 

Deni pergi meninggalkan Dawiyah yang terkapar lemah dengan hati yang hancur, sungguh ia tidak pernah menyangka jika hidupnya akan hancur karna dia mencintai orang yang salah.. 

Sakit? 

Tentu saja sakit! saat orang yang kita cintai ternyata hanya memanfaatkan dirinya saja. Hancur sudah perasaan Dawiyah yang tersisa, ia sudah tidak bisa membendung lagi air matanya dan merasakan sesak di dadanya saat ia mendengar pernyataan sang suami. 

Dawiyah benar-benar sakit menerima perlakukan ini semua. Cinta yang ia rasakan ternyata hanya sebuah Metamorposa semata hanya untuk menikmati tubuhnya.. 

Dawiyah meringkuk di lantai memeluk lututnya, meratapi nasib pernikahan yang seharusnya tidak terjadi. Mungkin ini bukan kali pertama bagi Dawiyah bercerai, namun karna Dawiyah sangat mencintai si tukang ojek itu! dan ia juga sangat tergila-gila kepada seorang Deni Adriansah membuat Dawiyah menutup mata dan telinganya saat orang-orang terdekatnya memberi tahu kelakukan seorang Deni.. 

Jika sudah seperti ini, siapa yang harus di salahkan? Tidak ada! Tidak ada yang salah dalam hal ini, jika saja Dawiyah membuka matanya sejak awal pertemuan mereka.. 

• 

Ke esokkan hari. 

Pagi hari yang cerah dimana burung-burung sudah berkicau ria menyambut pagi hari dan membangunkan seorang wanita yang semalam tidak berhenti menangis tiada henti.. 

Dawiyah perlahan terbangun dari tidurnya, dia merasa bingung dengan keadaannya yang tertidur di lantai, dengan sekujur badan yang terasa sakit. 

Namun sedetik kemudian Dawiyah ingat semuanya, yang mana membuat Dawiyah lagi dan lagi menangis dan berteriak karna teringat kejadian semalam bahwa dia sudah di ceraikan oleh Deni. 

''Kamu benar-benar tega terhadapku mas. Bahkan aku sudah memberikan apapun yang kamu mau, kamu butuhkan, kamu perlukan! Tapi inilah balasan mu Mas.'' 

Dawiyah membalikkan posisi tidurnya menjadi terlentang dan masih setia di atas lantai memandangi langit-langit kamarnya,  Dawiyah sangat bingung apa yang harus dia lakukan sekarang.. 

Jika dia pulang ke rumah orang tuanya pastinya, sudah di pastikan kedua orang tuanya akan memarahinya dan mencaci maki dirinya yang tidak pernah memberikan kabar walau masih satu kota.. 

Bahkan semenjak Dawiyah mengenal Deni, Dawiyah sudah tidak lagi memberikan sepeserpun uang untuk anak-anak makan. Namun di satu sisi Dawiyah berpikir, jika dia tidak pulang ke rumah orang tuanya maka dia harus tinggal dimana? Tidak ada tempat lagi yang bisa dia datangi kecuali rumah ke orang tuanya.. 

Setelah berpikir panjang, Dawiyah pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah kedua orang tuanya di terima atau nggak! yang terpenting dia pulang terlebih dahulu.. 

Ahhhhkkk.. 

Dawiyah merasakan punggungnya perih akibat di cambuk oleh Deni, namun ia berusaha untuk bangkit dari tidurnya lalu melangkah pelan ke luar kamar untuk pergi ke kamar mandiri.. 

Sedangkan diluar kontrakan, segelombolan ibu-ibu yang sedang memilih sayur sambil bergosip dan membicarakan prihal semalam dimana Deni membuat kegaduhan hingga terdengar oleh semua tetangga.. 

Awalnya para tetangga ingin memeriksa keadaan Dawiyah, namun Karna mereka tidak saling kenal membuat para tetangga mengurungkan niat mereka untuk menolong Rania.. 

''Iyaa, kalian denger gak suara cambukan nya itu? iihh serem.'' 

''Tapi buk, pelakor kaya dia mah pantas mendapat hukuman kel gitu.'' 

''Tapi kasian kan?'' 

Begitulah percakapan para tetangga Dawiyah, dan masih banyak pembicaraan mengenai tragedi percambukkan dan teriakkan yang sana memilukan untuk di dengar.. 

...•••••...

...LIKE.KOMEN.VOTE.BUNGA ...

SLR. Pulang ke rumah kedua orang tua

Ke esokkan harinya. Dawiyah turun dari angkot membawa tasnya lalu melangkah di kampung halaman yang dulu ia tinggalkan, hati merasa bimbang antara pulang atau kembali lagi ke kontrakannya.. 

Dari arah dimana Dawiyah sedang berdiri sekarang, dia melihat rumah kedua orang tuanya yang terbuat dari kayu yang begitu sederhana namun enak di pandang tampak asri dan udara yang segar dengan pepohonan hijau.. 

Dawiyah adah anak ke tiga dari empat bersaudara, dua kakak laki-laki dan satu adik perempuan semua kakak dan adik Dawiyah sudah berkeluarga dan tinggal di kota yang berbeda-beda dengan dirinya.. 

Dengan langlah gontai sambil menyeret tasnya, Dawiyah memberanikan diri mengetuk pintu kediaman orang tuanya. 

Tok.. Tok.. Tok.. 

''Asalamualaikum.'' Ucap Dawiyah mengucapkan salam, berdiri di depan pintu. 

Tak berapa lama pintu terbuka bersamaan dengan seorang pria paruh baya yang ternyata bapak Dawiyah yang bernama pak Duloh yang membukakan pintu.. 

''Walaikum'salam, astagfirullah Dawiyah!'' sang Ayah terkejut melihat anak perempuannya yang tiba-tiba ada di depannya. 

''Wiyah, ya Allah naaaakkk ada apa dengan mu?'' Tanya sang Ayah histeris melihat anak perempuan nya yang kacau balau tak berbentuk dengan luka lebam di seluruh tubuhnya. 

''Bapaak..'' Dawiyah menghambur memeluk ayahnya dan menangis tersedu-sedu, ''Bapak, maafkan Dawiyah pak Hiisskk,, Hissskk.. 

Ayah Duloh membalas pelukan Dawiyah yang sudah menangis tersedu-sedu di dadanya, Dawiyah terus menangis dan tidak henti-henti nya meminta maaf pada sang ayah karna sudah banyak salah dan merepotkan nya.. 

''Ada apa dengan mu Nak?'' sang Ayah menangis melihat kondisi anaknya.. 

Sakit? 

Tentu saja sakit. Ayah mana yang tidak sakit hati melihat putri kecilnya babak belur bahkan dia saja tidak pernah berani memukul anak-anak nya. Tapi apa ini? siapa yang telah berani menyiksa putrinya.. 

Dari arah belakang tepatnya dari arah dapur, ibu Dawiyah yang bernama Bu Nining menghampiri suaminya karna ia mendengar ada yang berteriak dan mendendengar suara tangisan. 

Namun setelah sampai di ruang tamu ibu Nining sedikit tertegun melihat anaknya yang sudah lama tidak pulang sedang menangis di pelukan suaminya.. 

''Dawiyah.'' Panggil sang ibu memastikan jika itu anak perempuannya 

Dawiyah menoleh dan menghampiri sang ibu untuk memeluknya, namun ketika Dawiyah sudah berada di depan ibunya.. 

Plaaakkk.. 

Tanpa di duga Ibu Nining menampar Dawiyah dengan sangat keras. ''Dasar anak durhaka! kemana saja kamu selama ini tidak pulang dan menelantarkan anak-anak mu.'' Teriak ibu Nining murka karna Dawiyah menelantarian ketiga anaknya.. 

''Pergi kamu dari sini, anak kurang ajar kamu!'' Ibu Nining mendorong Dawiyah yang memeluk kakinya.. 

Dawiyah berlutut dan memeluk kaki sang ibu dengan erat. ''Bu ak_akuuu, aku minta maaf buk tolong jangan usir Wiyah buk. Wiyah sedang hamil anaknya Deni.'' Kata Dawiyah yang mana membuat ibu Nining melototkan matanya tak percaya.. 

''Apaaa!'' 

''Lihat pak anakmu! Astagfirullah lihat anakmu yang kurang ajar ini, setelah menitipkan ketiga anaknya bersama kita. Kini dia sedang hamil lagi dasar tidak punya otak!'' Bentak sang ibu sambil mendorong tubuh Dawiyah hingga terjelembab kebelakang. 

Sedangkan sang ayah hanya memejamkan matanya dengan sabar. ''Sudahlah buk, ini semua sudah terjadi.'' 

''Alah, bapak sama anak sama saja merepotkan!'' Kesal ibu Nining pergi meninggalkan Dawiyah bersama suaminya.. 

Ayah Duloh yang melihat putrinya masih duduk di lantai sambil menangis, ia pun menghampiri dan memeluknya. ''Sabar yaa nak, semua pasti baik-baik saja.'' Ujar sang ayah menenangkan Dawiyah 

• 

Bulan Desember, tanggal 3, di tahun 1994• 

Tak terasa sembilan bulan sudah Dawiyah tinggal dengan kedua orang tuanya dan kini perutnya sudah membuncit dan hanya tinggal menunggu hari untuk melahirkan anak ke empatnya.. 

Selama tinggal di kampung kedua orang tuanya, Tak ayal tatapan sinis dan cemooh dari para tetangga yang tidak suka melihat Dawiyah hamil tanpa suami selalu di curigai jika Dawiyah suka menggoda suami mereka. 

Dawiyah selalu menjadi bahan gunjingan dan cemo'ohan dari orang-orang sekitar, bukan hanya tetangga yang mencemo'oh nya bahkan dengan miris sang ibu pun ikut andil selalu memaki dan menyuruh Dawiyah untuk menggugurkan kandungan nya.. 

Thak.. 

''Makanlah dasar anak tidak berguna kerjaannya hamil terus, dengar yaa setelah kamu melarikan anak itu! Buang saja bayi itu karna ibu tidak sudi lagi mengurus anak mu.'' Sentak ibu Nining berkata sinis pada Dawiyah. 

Bukan bermaksud ibu Nining berkata seperti itu, tapi sang ibu sudah tua renta dan tidak sanggup untuk mengurus seorang bayi lagi yang akan memakan biaya yang tidak sedikit.. 

Dawiyah yang mendengar perkataan sang ibu hanya menghela nafasnya dan mengangguk. ''Baik bu, Wiyah sudah pikirkan.'' Jawab Dawiyah yang membuat ibu Nining membuang muka ke arah lain.. 

''Ahhhkkk.'' Dawiyah mengiris sakit sekaligus mulas di bagian perutnya. 

''Ada apa dengan mu?'' Tanya Sang ibu. 

''Ahhh, Bu sakit perut.'' ucap Dawiyah yang membuat ibu Nining melototkan matanya. 

''Kaya nya kamu mau melahirkan, ibu panggilkan Emak Tinam dulu yaa.'' ucap sang ibu khawatir, karna sebenci apapun seorang ibu mereka tidak bisa melihat anaknya kesakitan. 

Ibu Nining pun langsung pergi memanggil dukun beranak yang sudah handal mengurus persalinan, karna di tahun 90an dukun beranak lah yang paling banyak di bandingkan Bidan yang membutuhkan biaya tidak sedikit.. 

Setelah beberapa lama berjalan, akhirnya ibu Nining sampai di gubuk Emak Tinam lalu menggedor pintu yang terbuat dari kayu dengan rasa tidak sabaran.. 

Dor.. Dor.. Dor.. 

''Maakk, mak Tinam? Asalamualaikum Maak!'' Teriak ibu Nining.. 

''Walaikum'salam.'' Jawab Mak Tinam bersamaan pintu di buka dari dalam. ''Ada apa?'' Tanya sosok wanita yang umurnya sudah lebih dari stengah hidupnya. 

''Si Wiyah mau melahirkan Mak, ayo cepat bantu.'' Ibu Nining menarik tangan Mak Tii, untuk memeriksa anaknya yang mungkin ketuban nya sudah pecah. 

''Iya iya wong sabar nak.'' Mak Tii pun ikut dengan Nining terburu-buru.. 

• 

• 

Setelah berjalan yang cukup melahkan kini mak Tii bersama Ibu Nining sampai di rumah dan terkejut mendapati jika Dawiyah sudah mengejan, membuat mak Tii dan Ibu Nining kalang kabut lalu mempersiapkan semua keperluan untuk melahirkan.. 

''Tarik nafas nak.'' 

''Saya udah nggak kuat mak! 

''Ayo nak, kumpulkan kekuatan mu.'' 

Dawiyah mengejan beberapa kali namun gagal, hingga Dawiyah mengejan dalam satu tarikkan nafas dan akhirnya keluarlah bayi yang cantik namun tidak di inginkan oleh ibu bahkan lingkungan nya.. 

''Oweeeekkk,, oweeeekkk..'' 

Bayi mungil berjenis kelamin perempuan telah lahir dengan selamat dan sempurna, dengan bobot 3,3kg dengan panjang 57cm. Membuat mak Tii tersenyum dan bernafas lega saat bayi itu menangis dengan kencang. Namun tidak untuk Dawiyah dan ibu Nining..

...••••••...

...LIKE.KOMEN.VOTE.BUNGA ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!