NovelToon NovelToon

Si Tampan Penyelamat Hidupku

Bab 1. Berjumpa denganmu

Halo teman- teman semua, sebelum dibaca mohon dukungannya untuk like, favorit dan jika berkenan berikan hadiah dengan taburan bunga ya.. ini karyaku yang pertama, semoga tidak mengecewakan.

Terima kasihhh 😘😘😘

...********...

Dimalam itu, meski cuaca diluar sangatlah dingin, disaat semua orang mulai memasuki peraduan satu persatu, ditepi jembatan yang tinggi menjulang, seorang wanita muda tengah meratapi nasibnya yang terus mengalami keterpurukan dan kesialan dalam hidup, akhir-akhir ini. Wanita muda bernama Shakira Putri Prajogo.

"Tuhan aku lelah, aku sudah tidak sanggup lagi bertahan. Ampuni aku Tuhan jika jalan ini yang aku tempuh," ucap Shakira menguatkan tekad didalam hatinya meski dia tahu hal yang dia lakukan adalah salah.

Sambil menaikkan kakinya satu persatu ke pagar jembatan tertinggi di kota tersebut, air mata terus mengalir di pipinya. Saat ini segala kenangan baik dan buruk berkelebatan dikepalanya, bayangan kedua orang tuanya. Hingga tak disadari kedua kakinya telah menapaki pagar jembatan yang paling atas.

Shakira menutup matanya dan berkata dengan lantang, "Papa, mama! Tunggu Kira disana hiks hiks hiks ...."

Dengan teriakan tersebut, Shakira dengan tekad bulat melepaskan pegangan tangannya dan hendak terjun dari jembatan.

Namun saat itu juga, tak diduga, sepasang tangan menarik tubuh Shakira serta memeluknya. Tindakan orang itu telah berhasil membatalkan usahanya untuk mengakhiri hidup.

"Hei wanita! Dasar bodoh! Kamu pikir apa yang kamu lakukan?! Apakah dengan mengakhiri hidupmu semuanya akan selesai begitu saja?!" bentak suara seorang pria ditelinganya sambil mengguncangkan tubuhnya kedepan dan kebelakang.

Shakira yang masih dalam keadaan shock, terpaku melihat mahkluk ciptaan Tuhan yang paling indah didepannya.

"Oh tidak ... apakah aku sudah di surga? Kenapa malaikat ini tampan sekali ... seperti Captain America," ucap Shakira dalam hati.

"Hei sadarlah! Apakah kamu tidak apa-apa?” tanya lelaki tersebut dengan posisi masih memeluk tubuh Shakira yang gemetaran.

Bukannya menjawab pertanyaan dari laki-laki tersebut melainkan bertanya balik. "Kenapa kamu menyelamatkan ku?!" bentak Shakira setelah sadar dari kagetnya.

"Huh ... dasar wanita bodoh! Kamu pikir aku tuli sampai harus teriak ditelingaku?!" maki lelaki tersebut.

"Ayo bangun, aku akan antarkan kamu pulang," ucapnya sambil menarik Shakira berdiri yang terjatuh akibat tarikannya tadi.

"Huft sungguh merepotkan saja," batin lelaki tersebut.

Mendengar kata pulang, Shakira bingung harus kemana. Teringat kembali olehnya mengapa dia sampai berakhir di jembatan ini. Semuanya telah hilang, rumah, pekerjaan bahkan kehidupan pribadinya pun hilang tak berbekas, lepas dari genggaman tangannya.

Hiks hiks....huhuhuhu…… terdengar tangisan kecil.

"Hei ... hei ... tidak perlu menangis. Ayo, kuantarkan kamu pulang. Katakan dimana rumahmu?" tanya pria itu lagi.

"Maaf, saat ini aku sudah tidak mempunyai tempat tinggal lagi, lagipula aku sudah tidak punya siapapun," ucap Shakira pelan.

Lelaki tersebut bingung, sambil menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal.

Setelah berpikir sejenak, pria tersebut mengambil keputusan sepihak.

"Ikutlah dengan aku, dan jangan menolak! Karena ini sudah malam. Besok kita pikirkan kembali," perintahnya.

Shakira terlihat ketakutan. Terlintas pikiran yang tidak-tidak dikepalanya. Tapi entah mengapa, aura pria tersebut sungguh menenangkan. Tidak ada perasaan jelek terhadapnya.

"Kau hendak membawaku kemana?" cicit Shakira setengah ketakutan.

"Masuk kedalam mobil dan jangan banyak lagi bertanya!" tegasnya.

Meski takut dirasakan, Shakira tetap menurutinya. Karena kemana lagi dia akan pergi malam ini. Uang pun sudah menipis didalam dompet.

Aku pasrah, Tuhan. Berikan jalan untukku. Shakira.

... ********...

Keesokan harinya...

Tepat pukul 06.30 pagi, Shakira terbangun dari tidurnya. Setelah semalaman berusaha memberi kesempatan tubuhnya beristirahat, Shakira bingung dimana dia berada sekarang.

Ahhh di apartemen laki-laki yang telah menyelamatkannya atau lebih tepatnya menggagalkan usahanya untuk pergi dari dunia yang kejam ini  

Syukurlah, ternyata dia gak berbuat macam-macam dengan diriku. Ya..semalam dia membawaku ke apartemennya. Shakira.

"Pria tampan namun aneh," batinnya.

Kemudian Shakira bangkit dari tidurnya dan beranjak membersihkan diri dikamar mandi. Setelah selesai, Shakira mendapati sebuah pesan kertas yang tertempel di kaca meja rias beserta dengan satu tas yang berisi 1 setelan baju kerja. 

Dibacanya pesan tersebut dengan seksama.

“Yang harus kaulakukan hari ini :

1. Sarapan, 2. Pukul 09.00 tepat, pergilah ke Perusahaan Three Siblings Corp., alamat sesuai dengan kartu yang kuberikan. Sampaikan saja jika ada janji temu dengan pihak HRD. JANGAN TERLAMBAT JIKA MASIH ADA KEINGINAN UNTUK MENATA KEMBALI HIDUPMU!!” isi dari pesan tersebut yang jelas-jelas ditulis oleh pria tersebut.

Batin Shakira berkecamuk, bingung melandanya, entah apakah harus menuruti isi pesan tersebut atau pergi meninggalkan tempat ini. Dia tidak mengetahui siapa pria ini sesungguhnya, yang telah menolongnya semalam. Bahkan namanya pun tidak tahu. Namun saat ini, dirinya hanya sebatang kara. Mau tidak mau, diterimanyalah pesan tersebut.

Tak lama setelah disadarinya, sinar matahari masuk kekamar melalui celah jendela, seakan-akan memanggil Shakira untuk menikmatinya. Shakira menoleh dan berjalan kearah jendela. Sambil memandang jauh keluar, melihat manusia-manusia dibawah sana yang telah sibuk untuk memulai harinya, kendaraan yang berlalu lalang, membuat Shakira berpikir matang, langkah apa yang akan diambilnya saat ini.

Kemarin adalah titik terendah dalam hidup seorang Shakira, dimana dia dihadapkan pada kenyataan yang sangat pahit yaitu kehilangan semua miliknya yang sangat berharga, termasuk harga diri yang telah dipermalukan di depan banyak orang, hingga membuatnya mengambil jalan singkat yaitu ingin mengakhiri hidup.

Tapi siapa sangka, tanpa diduga datang pria tampan berwajah datar untuk menyelamatkannya.

“Hmm ... pasti ini rencana Mu bukan, untukku?” Shakira berkata pada dirinya sendiri, dengan mata berkaca-kaca dan memandangi langit biru yang cerah.

Kemudian tak ingin mengecewakan sang penyelamatnya, Shakira pun bersiap-siap menggunakan setelan baju yang diberikan kepadanya.

“Wah, seleranya tidak kaleng-kaleng nih orang. Sampai sepatu dan tas pun disediakan. Dengan brand terkenal pula, mimpi apa aku kemarin sampai bertemu dengan dia," ucap Shakira sambil mematut diri didepan kaca.

Tok ... tok ...tok ... terdengar ketukan pintu diluar sana.

Shakira beranjak berjalan membuka pintu kamar tersebut, berharap yang berdiri di depan pintu adalah sang malaikat tampannya.

Dan ternyata yang mengetuk pintu adalah asisten rumah tangga, memberitahukan sarapan telah siap dan 30 menit lagi jemputan akan datang untuk membawa Shakira ketempat tujuannya.

Dengan tersenyum manis serta tak lupa mengucapkan terima kasih, Shakira mengikuti Bik Ima, ART tersebut ke ruang makan.

Tak berapa lama kemudian, sambil menikmati sarapan, Shakira bertanya pada Bu Ima keberadaan sang pemilik apartemen, karena sedari tadi tidak terlihat sosoknya.

Bu Ima yang ditanya pun hanya tersenyum dan menjawab pendek.

"Tuan Muda sudah pergi dari subuh tadi."

Shakira menganggukkan kepala tanda mengerti dan menghabiskan sarapannya dengan cepat.

Hmm ... Tuan Muda ...Shakira.

Sambil menunggu jemputan, Shakira menggunakan waktunya berkeliling apartemen untuk mencari tahu siapa nama pria tersebut dan sosoknya seperti apa. Karena hingga saat ini, dirinya belum mengucapkan terima kasih.

Hendak bertanya kepada Bik Ima, ARTnya, Shakira merasa malu. 

Apartemen ini didominasi oleh warna abu-abu dan hitam saja, fotopun juga tidak ada. Perabotan pun bergaya minimalis.

Menunjukkan karakter pemiliknya tidak neko-neko, sederhana dan cenderung penyendiri serta pendiam. Hanya dengan melihat sekeliling apartemen ini, Shakira sudah dapat menilai sedikit tidaknya karakter laki-laki tersebut.

Membuat Shakira menjadi penasaran akan sosoknya. Kembali terbayang wajah tampan yang mendominasi, pelukan serta suara kekhawatiran yang terdengar jelas ditelinganya, meski larut malam, kegelapan tidak menyurutkan ketampanan yang hakiki.

"Hisss apa yang kupikirkan", batin Shakira. Tak lama kemudian, jemputan pun datang.

Shakira langsung menuju ke perusahaan Three Siblings Corp. Gedung megah yang berisi 46 lantai lengkap dengan towernya yang tinggi menjulang. Sesampainya disana, receptionist tidak mempersulitnya. Dan langsung mengarahkan ke lantai 25. Ketika Shakira berjalan menuju lift, hampir semua karyawan menoleh, takjub melihatnya. Gadis muda, paras menawan dengan gaya rambut panjang berwarna coklat, sedikit berombak, tubuh bak gitar Spanyol, siapa yang tidak akan memandangnya.

...********...

Di lantai 25, suasana ruangan tersebut cukup sibuk. Banyak karyawan berlalu lalang sambil membawa berkas. Ia cukup tahu profile Three Siblings Corp. Perusahaan terbesar ketiga di negara ini, bergerak dibidang industri elektronik bahkan cabang perusahannya pun hampir menguasai seluruh Asia tenggara dan anak perusahaannya pun juga tersebar diseluruh Indonesia.

Semua informasi ini dia dapatkan dari majalah bisnis yang selalu dia baca diruang kerja alamarhum papanya dan tak lupa juga berita yang beredar di televisi dan internet.      

“Kira-kira apa maksudnya dengan mengirimku ke perusahaan ini? Apakah ini punyanya atau punya temannya? Atau ... jangan-jangan aku disuruh jadi OB?!" omel Shakira dengan bibir komat-kamit, sembari menunggu manager yang harus ditemuinya sesuai dengan pesan di receptionist sebelum dia naik  ke kantor bagian HR yang khusus menangani kekaryawanan.

Lima menit berlalu, datanglah seorang wanita dengan penampilan yang berpenampilan elegan dan cantik serta terlihat cekatan, menyapanya dengan ramah.

“Dengan Nona Shakira Putri Prajogo? Mari ikuti saya."

Shakira menganggukkan kepala dan tanpa banyak bertanya mengikutinya.

“Darimana mereka tahu nama lengkapku?” batinnya.

Shakira dibawa kesebuah ruangan yang sangat mewah, dari desain interiornya pun sudah terlihat bahwa ini bukan ruangan karyawan menengah ke bawah. Beberapa lukisan abstrak tergantung, sofa besar terbuat dari kulit yang pastinya mahal, menghiasi ruangan. Rasa penasaran semakin membuncah di pikirannya.

“Tuan Muda, Nona Shakira sudah hadir dan ini berkas-berkas yang dibutuhkan," ucap wanita bernama Maria ini kepada tuannya yang sedang duduk membelakangi meja menghadap ke jendela besar, terlihat jelas menampakkan hiruk pikuk pemandangan kota diluar sana.  

Tanpa menunggu jawaban, Maria pergi meninggalkan ruangan.

Aura di ruangan tersebut terasa mencekam. Entah mengapa, Shakira berkeringat.

Shakira berusaha memperkenalkan dirinya dengan grogi.

"Ehm ... selamat pagi, Tuan. Perkenalkan nama saya Shakira."

Kemudian, orang yang dipanggil Tuan Muda tersebut memutar kursinya menghadap meja.

Shakira pun terpana ... kedua matanya terbelalak dan bibirnya terbuka. Setelah sadar dari rasa terkejutnya, berkatalah Shakira.

"Hah?! Tuan Muda itu kamu?!"

... ********...

Bersambung ya kaka² yang baik hati...

dukung terus agar author semangatt untuk up✌❤❤❤

Bab 2. Kejutan tak terduga

Terdengar suara ketukkan pintu dari luar.

Maria sang asisten, masuk beriringan dengan staff OB perempuan yang membawa minuman dan diletakkan diatas meja sofa yang tak jauh dari tempat Shakira berdiri.

Masih dengan rasa terkejut yang belum sirna, semakin terkejut dengan pertanyaan dari si tuan tersebut. "Kau suka es kopi tanpa gula bukan?"

Ditatapnya si Tuan tersebut dengan penuh tanda tanya. Sedangkan yang ditatapnya hanya tersenyum kecil. Entah bagaimana laki-laki tersebut bisa mengetahui hal kecil tentang dirinya.

Tanpa disadari oleh Shakira, sang asisten dan staff OB tadi telah keluar dari ruangan tersebut.

"Siapa kamu sebenarnya? Karena, aku yakin selama ini kita tidak pernah bertemu selain semalam di jembatan dan hari ini. Ditambah, mengetahui namamu pun aku tidak tahu," ucap Shakira dengan lugas dan sengit.

Yang ditanyapun berdiri dari kursinya dan berjalan pelan menuju arah Shakira, lalu berhenti tepat didepannya.

"Siapa aku ... aku adalah penyelamat hidupmu. Mungkin, jika aku tidak melewati jembatan tersebut, bisa jadi nyawamu sudah hilang dengan sia-sia. Dan kalau kamu ingin tahu siapa namaku, kamu bisa membacanya, bukan?" telunjuk si tuan tersebut mengarahkan tatapan mata Shakira kearah meja kerja, pada papan kayu yang berukir sebuah nama.

Benjamin Abimanyu Negara - Presiden Direktur.

Mata Shakira membaca cepat nama tersebut.

Seketika badannya terasa ingin jatuh kebawah saking terkejutnya.

Dia adalah orang yang selalu diberitakan dimana-mana, bahkan almarhum papa pun sering kali membicarakannya.

"Berapa lama kamu akan berdiri disitu terus menerus? Kemarilah, duduk disini dan minum es kopimu," ujar Benjamin menyadarkan Shakira dari pikirannya.

Dengan cepat Shakira mendudukan dirinya disofa dan langsung meminum habis es kopinya.

Benjamin lagi-lagi hanya tersenyum kecil melihat kelakuan Shakira.

"Haus apa doyan, Neng?" goda Benjamin dengan intonasi sedikit mengejek. Benjamin sedikit terkejut dengan dirinya sendiri. Biasanya dia tidak akan menggoda wanita meski hanya lewat kata-kata.

Shakira tersedak mendengar ejekan Benjamin tersebut.

"Uhuk uhuk ... maaf, es kopi ini enak sekali, maafkan aku," jawab Shakira seraya menepuk-nepuk dadanya. Setelah dirasa cukup tenang, Shakira menanyakan tujuan Benjamin membawanya kemari.

"Aku ingin kamu bekerja untukku. Perusahaan ini memerlukan tenaga ahli sepertimu," jawab Benjamin dengan jelas dan tanpa berbelit-belit.

Agar diketahui, Benjamin adalah sosok pebisnis yang sangat di kagumi oleh banyak orang karena sifatnya yang tegas, tidak banyak kata serta kepiawaian dalam menganalisis segala sesuatu dan cara bernegosiasinya. Tidak heran gurita bisnisnya berkembang dimana-mana.

"Tunggu! Kamu ingin aku bekerja disini membantumu? Apa kamu tahu siapa aku dan latar belakangku?" tanya Shakira bertubi-tubi.

Sebenarnya, Shakira masih bingung bagaimana Benjamin yang tampan aduhai ini bisa mengetahui segala hal tentang dirinya.

Merasa tak perlu menjawab pertanyaan yang Shakira lontarkan kepadanya, Benjamin bangkit berdiri dan berjalan kearah mejanya.

Shakira yang merasa kesal karena tidak dijawab rasa ingin tahunya, bergegas berdiri dari duduk nyamannya dan berjalan cepat kearah Benjamin.

"Tolong Tuan, jawab dulu pertanyaanku! Aku bukan wanita yang suka dengan teka-teki!!" tanpa disadari kedua tangannya menggebrakkan meja Benjamin.

Bukannya kaget dengan gebrakan dan hardikan wanita yang berdiri tepat didepan mejanya, justru hanya senyuman yang didapatkan Shakira.

"Hish menyebalkan, syukur kamu tampan, coba kalo burik, sudah kucakar-cakar mukamu itu?!" dalam hati Shakira gemas sekali.

"Kamu ingin mendapatkan hidupmu seperti sedia kala bukan?" tanya Benjamin sambil memandang penuh kearah Shakira. Beberapa saat mereka saling memandang satu sama lainnya. Ada perasaan hangat yang menjalar dihati Shakira.

Tidak! Jangan terpaku dengan ketampanannya, hentikan,otak! Shakira.

Shakira menjawab dengan tegas, buku jari tangan mengepal.

"Iya! Aku ingin kehidupanku kembali, termasuk semua harta peninggalan papa dan mamaku."

Benjamin mengganggukkan kepalanya dan tersenyum lagi. Kali ini disertai dengan tatapan yang cukup menggetarkan hati Shakira.

"Kau ahli dibidang digital dan marketing komunikasi. Aku ingin kau membantu mengembangkan perusahaanku dengan kemampuanmu tersebut dan jangan tanya lagi bagaimana aku tahu semua hal tentangmu," jelas Benjamin kepada Shakira.

Digital Marketing komunikasi adalah   adalah suatu kegiatan promosi merek yang sudah direncanakan dan disusun secara sistematis. Strategi tersebut membangun interaksi merek dengan penggunanya. Strategi pemasaran ini juga dilakukan oleh beberapa pelaku usaha besar maupun kecil.

"Dan satu lagi, camkan di kepalamu, lupakan hal yang sudah terjadi semalam, tata kembali hidupmu agar kedepannya lebih baik," ucap Benjamin dengan pelan namun sarat penuh arti.

Sekelebat Shakira menangkap sorot mata Benjamin seakan sedang bersedih.

Shakira pun mengulurkan tangan kanan untuk berjabat tangan dengan atasan barunya itu, Benjamin pun menyambut uluran tangan tersebut.

"Aku akan berjuang dan lakukan yang terbaik agar kamu tidak menyesal telah menyelamatkanku," ucap Shakira sesaat sebelum berpamitan untuk undur diri.

Benjamin memberikan kedua jempolnya.

Setelah selesai bertemu dengan Benjamin, Shakira meminta kepada sopir yang mengantarkannya tadi pagi untuk diantarkan ke mall terdekat. Dan ternyata, sopir tersebut adalah sopir atasannya, Benjamin Abimanyu Negara.

Tak pernah kusangka akan bertemu dengannya. Shakira.

Sampailah mereka di Plaza Mall. Pusat perbelanjaan yang berada dikota Surabaya. Shakira bersyukur masih mempunyai sedikit simpanan uang setidaknya hingga dia menerima gaji di tempat kerja barunya itu, sehingga dia masih bisa membeli sedikit keperluannya tanpa menggantungkan diri ke Benjamin.

...********...

Sore harinya di apartemen Benjamin, ketika matahari mulai mulai meredupkan sinarnya, Shakira berjalan kearah dapur dan bertemu dengan Bik Ima yang sedang menyiapkan makan malam.

"Eh ... Non Shakira, ada yang bisa Bik Ima bantu?" tanyanya.

"Saya haus banget Bi, mau ambil air minum."

Kemudian, sembari menemani Bik Ima memasak, Shakira pun berbincang-bincang dengannya didapur. Dengan maksud hendak mencari tahu apakah Bi Ima tahu tempat tinggal yang murah dekat dengan gedung perkantoran Benjamin.

Karena Shakira merasa tidak enak, cukup tahu diri, seorang wanita yang tidak mempunyai hubungan apapun tinggal satu atap dengan pria lain. Dan selain itu, sebagai seorang bawahan juga merasa risih ikut tinggal bersama di apartemen atasannya. Takut jika orang-orang kantor mengetahuinya, bisa bahaya.

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat. Saking asyiknya bertukar cerita, Shakira dan Bi Ima tidak sadar jika percakapan mereka didengar oleh Benjamin yang sudah pulang lebih awal dari biasanya.

"Ekhem ... Benjamin berdehem untuk menarik perhatian mereka.

Shakira dan Bi Ima sontak kaget dan merasa tidak enak.

"Selamat malam, Tuan ...." ucap mereka berdua.

Benjamin hanya melambaikan tangan lalu langsung berjalan kearah kamar utama untuk membersihkan dirinya.

Selagi Bi Ima menyiapkan meja untuk makan malam, Shakira pun ikut membersihkan diri untuk menemani Benjamin makan malam.

Didalam kamar, Shakira teringat akan ponselnya. Sebuah ponsel berwarna merah. Dengan cepat, dirinya membongkar isi tasnya, mencari keberadaan ponsel tersebut. Maksud hati ingin mengecek apakah ada pesan atau telpon penting untuknya. Tapi entah kemana? Apa jatuh waktu semalam di jembatan?

Pikirannya pun tak tenang. Teringat banyak sekali foto-foto kenangan dengan kedua orang tuanya di ponsel tersebut.

Shakira meneteskan air mata.

"Mama..Kira kangenn huhuhuhu ... " tangisnya dengan mendekap bantal mencoba meredam suara tangisannya.

Lalu, terdengar suara Benjamin dari luar memanggilnya untuk gabung makan malam.

Shakira bergegas mencuci muka dan merapikan dirinya kembali.

Dimeja makan, Shakira mencoba membuka obrolan dengan Benjamin. Suasana hening dan kaku, membuat Shakira salah tingkah. Bik Ima yang selama ini menemani tuannya merasa heran dan senang, melihat perubahan kecil dari sang tuan kecilnya ini mau membuka diri meski kata-kata yang diucapkan terbilang cukup sedikit.

Ketika selesai menyantap makan malam.

"Shakira, aku yakin ini barang milikmu," ucap Benjamin sambil menyodorkan ponsel berwarna merah kepada Shakira.

"Aaaaa ... ponselku ketemu! Kukira hilang. Padahal semua foto yang kupunya dengan papa dan mama ada di dalam ponsel ini saja. Terima kasih Tuan, kamu memang penyelamat hidupku," jawab Shakira dengan rona bahagia.

Benjamin bereaksi dengan senyuman kecilnya.

"Jadi, karena ponsel ini kamu menangis didalam kamar?"

"Hah ... apa Tuan? Darimana Tuan mengetahui kalau aku menangisi ponsel ini?" tanya Shakira yang tidak menyangka pendengaran Benjamin sangat tajam.

"Bagaimana aku tidak mendengarnya, jika tangisanmu sangat keras ...."

Raut wajah Shakira mendadak berubah menjadi semerah tomat.

"Aduh ... malu sekali kan jadinya," sahut Shakira dengan malu-malu.

"Oh ya Tuan, hari ini kamu sudah memberikanku banyak sekali kejutan, aku ingin mengucapkan terima kasih atas kebaikanmu padaku," ucap Shakira dengan tulus.

"Hmm ... tidak ada yang gratis didunia ini, Shakira ...."

...********...

Author : kira-kira bagaimana kelanjutan Shakira dan Benjamin ya...yang tidak gratis tuh apa ya 🤔🤔🤔

Bersambung ya kaka², tunggu bab selanjutnya dan mohon dukungannya selalu untuk karya recehku ini ... uhuyy ♥️

Bab 3. Melewati hari dengannya

Hari ini tepat seminggu yang lalu, Shakira bertemu dengan Benjamin di jembatan itu.  Hari dimana Shakira merasa sudah tidak ada gunanya lagi dia hidup didunia ini.

Kini Shakira berdiri di jembatan itu lagi. Matanya memandang jauh ke bawah, dimana riak sungai tersebut terlihat berkilauan. Berusaha mencoba mengenang kembali satu persatu kejadian yang menimpanya akhir-akhir ini. Kehilangan kedua orang tua dengan tiba-tiba membuat dirinya sangat terpukul, karena hanya merekalah yang dimilikinya dan membuat Shakira menjadi seorang yatim piatu. Sedangkan Reyhan, kekasih yang diharapkan dapat menemaninya selama masa berduka, ternyata bermain belakang dengan Juliana, sahabat karibnya di bangku kuliah. Pukulan telak diterimanya. Membuatnya merasa tersakiti dan terkhianati.

Belum mengering rasa berduka dan sakit hati, Shakira pun teringat kembali pada saat dia harus rela kehilangan pekerjaannya. Juliana tak hanya merebut kekasihnya, tak tanggung-tanggung juga merebut pekerjaannya dengan memakai pengaruh orang dalam perusahaan tersebut untuk menduduki posisi yang diincar Shakira. Padahal, Juliana orang yang paling mengerti bahwa menjadi seorang Ahli Digital Marketing Komunikasi diperusahaan plat merah adalah impian Shakira selama ini.

Matahari mulai turun, senja mulai terlihat. Shakira melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah kontrakan yang dia sewa setelah dirinya ditolong oleh Benjamin malam itu. Dia tidak ingin merepotkan Benjamin lebih banyak lagi. Tanpa Shakira sadari, ada sepasang mata yang memandangnya dari kejauhan.

Keesokan hari, tepat pukul 9.00 pagi, Shakira telah berada diruangan kerjanya. Dengan gaya rambut diikat keatas, make up sederhana dan anting-anting bulat yang menghiasi wajah serta telinga mungilnya semakin membuat Shakira bersinar dipagi hari.

Benjamin dengan body yang tegap dan gagah dengan jas berwarna biru gelap, rambut disisir licin kebelakang semakin menunjukkan aura kehebatan seorang Tuan Muda Benjamin. Dia berjalan keluar dari lift menuju keruangannya layaknya model berjalan di catwalk, melewati koridor departemen komunikasi. Karyawan wanita terus berbisik melihat Bos besar yang sangat tampan dan pendiam itu. Tentu saja tidak lupa didampingi Maria sang asisten pribadinya.

Tak sengaja pandangan mata Benjamin melihat Shakira, yang sedang duduk menatap komputer dengan pensil ditelinganya..

"Setiap kali aku melihatnya, ada yang terasa lain dengan wanita satu ini.." batin Benjamin sambil menggelengkan kepala dan terus melangkah ke ruangannya sendiri.

Maria yang selalu setia disamping tuannyamengkerutkan kening, menangkap gelagat yang tidak seperti biasa.

Didalam ruangan Benjamin. "Tuan, hari ini kita ada pertemuan makan siang dengan anak perusahaan InD sekaligus mereka ingin mengenal Digital MarComm kita yang baru", ucap Maria sambil membacakan agenda hari ini.

"Siapkan semuanya dan jangan lupa informasikan kepada Shakira supaya dia mempersiapkan dirinya", perintah Benjamin.

Tanpa menoleh ke arah Maria, Benjamin kemudian berkutat dengan tumpukan data yang musti dia cek.

Maria mengganggukkan kepala dan berlalu dari ruangan Benjamin.

"Kapan ya tuanku bisa tersenyum sedikit saja", ucap Maria yang ternyata didengar oleh Shakira yang memang hendak mencari Maria ingin menanyakan data yang sedang dicarinya.

"Sepertinya akan susah nih Mar, anganmu terlalu tinggi", kata Shakira tiba-tiba dengan tertawa sambil menepuk pundak Maria.

"Aduh maaf nona, tolong lupakan saja yang anda dengar baru saja".

Mendengar perkataan Maria membuat Shakira berpikir bahwa benar adanya berita yang beredar tentang si Tuan muda ini yang terkenal dingin dan menyeramkan dikalangan pebisnis.

"Oiya Nona Shakira, ada pesan dari Tuan Benjamin untuk anda. Siang ini kosongkan jadwal karena anda diminta untuk ikut pertemuan dengan perwakilan dari anak perusahan InD di restaurant F", info Maria.

"Ah baiklah, apakah saya bisa meminjam kendaraan perusahaan, Maria? Kamu tahukan kalau saya gak punya kendaraan?!" tanya Shakira.

"Maaf nona, anda akan berangkat bersama Tuan Benjamin. Karena saya harus mewakili Tuan bertemu dengan perusahaan A dikantor".

"Maksudmu saya satu mobil dengan si Bos?? Oh tidak..." ucap Shakira sambil menepuk dahinya. Bisa mati gaya nih..pikirnya.

Shakira bersiap-siap karena 15 menit lagi mereka harus berangkat ke restoran F dan pastinya bersiap-siap untuk menata hatinya "Hah!!!! Apa yang kupikirin sih, tapi mau gimana lagi abis tampan banget", sambil tersenyum sendirian.

Ketika Shakira menunggu didepan pintu lobby perusahaan, sebuah mobil berwarna silver gelap berhenti tepat didepannya. Terbengonglah dia karena mobil yang berhenti tepat didepannya bukan mobil kaleng-kaleng. Kaca disamping pengemudi menurun perlahan dan lelaki tampan dengan kacamata hitamnya bertengger di hidung mancung, yang sering dibayangkannya ..."Hei ayo cepatlah sedikit, kita hampir terlambat!!"

"Ba ba...baik pak", jawab Shakira terbata-bata.

Tidak pernah terbayangkan oleh Shakira dia akan menaiki Tesla Model X Long Range. Mobil yang digadang-gadang hanya kalangan sultan yang bisa mengkoleksi. Dibanderol harga sekitar 3M. Type mobil listrik, jika baterai terisi penuh, bisa diajak melaju hingga jarak 500 km. Performanya tak bisa diremehkan karena sanggup berakselerasi 0-100 km/j dalam 4,4 detik.

"Apa yang kaupikirkan?" tiba-tiba Benjamin mengeluarkan pertanyaan setelah cukup lama hening.

Dengan polosnya Shakira menjawab "Umur ku 22th, dan baru pertama kali ini naik mobil sultan, bisa dibayangkan bukan gimana rasanya jadi diriku??" sambil tertawa.

Benjamin tersenyum simpul, dengan ekor matanya melirik Shakira yang sedari tadi asyik mengagumi mobilnya. Mendengar Shakira bersenandung bahagia didalam mobil entah kenapa membuat Benjamin merasakan hal yang sudah lama tidak dirasakannya.

"Kau suka sekali bernyanyi rupanya hemm.."

Yang ditanya langsung terdiam malu "Maaf, aku terbiasa kalau lagi bahagia suka nyanyi-nyanyi sendiri hehehe..".

"Sebentar lagi kita akan sampai di restoran F. Kusarankan kau jangan banyak tersenyum dengan klien kita", ucap Benjamin dengan nada memerintah.

"Maksudnya jangan banyak tersenyum itu bagaimana? Aku manusia normal loh, masa tersenyum aja dilarang sih?!" protes Shakira tidak habis pikir dengan perintah bosnya ini.

"Ini perintah!" tegas Benjamin sambil memarkirkan mobilnya dan bergegas keluar menuju restoran.

"Hei tunggu akuuu!!!!" teriak Shakira setengah berlari dengan heelsnya mengejar kaki panjang Benjamin yang melangkah lebar.

Didalam restoran F, pelayan langsung mengarahkan Benjamin dan Shakira ke ruangan VIP, karena wakil perusahaan InD. telah menunggu kedatangan mereka berdua. Ruangan VIP ini sudah menjamur dimana-mana. Apalagi daerah perkotaan yang ramai dengam bisnisnya. Dimana keberadaan ruang VIP ini sering dijadikan pilihan untuk mengadakan business meeting. Hal ini dikarenakan untuk menghindari kesan kaku dan menciptakan suasana yang lebih cair.

Pintu VIP tergeser ke samping, Benjamin beserta Shakira masuk kedalam dan duduk berhadapan dengan klien mereka.

Shakira memperkenalkan dirinya sebagai Digital Marketing Komunikasi Manager yang baru di perusahaan Three Sibling's Corp. Sesuai dengan perintah bos besar, senyum yang dia berikan pun hanya sekedar.

"Wah ternyata benar ya kabar burung kalau DigiMarComm dari Three Sibling's memang yahud abis", ucap Tuan Roy salah satu perwakilan dari InD. dengan tawa renyah berusaha menggoda Shakira.

Yang digodapun lagi-lagi hanya tersenyum simpul, takut dengan bos besar karena kalau salah berbuat bisa-bisa pulang jalan kaki nih pikir Shakira..

"Maaf waktu kami tidak banyak, jadi mari kita diskusikan proyek bersama dengan makan siang", potong Benjamin dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan oleh siapapun.

Mereka yang berada didalam ruangan VIP tersebut merinding mendengar nada ucapan Benjamin si Tuan Muda ini.

"Ah baiklah mari kita mulai bicarakan bisnis kita selagi menyantap makan siang yang sungguh lezat ini", Tuan Roy mencairkan suasana.

60menit mereka berempat berada diruangan tersebut hingga tercapai satu kata yaitu OK untuk melanjutkan perjanjian kerja sama.

"Draft perjanjian akan dikirimkan oleh Maria, paling lambat dalam kurun waktu 2jam",  Benjamin berkata kepada Tuan Roy dan Bobby asistennya.

"Ah satu lagi Tuan Ben, apa boleh saya meminta nomor Nona Shakira, sekiranya jika ada yang ingin kami tanyakan perihal project Tower Telekomunikasi?", tanya Bobby mewakili bos nya.

Sebelum Shakira sempat menjawab "Tidak boleh!!! Semua komunikasi akan melalui asisten saya, Maria", potong Benjamin kembali. Kali ini aura Benjamin semakin menyeramkan bagi semua. Shakira dibuat geleng-geleng kepala karena ulahnya.

Setelah saling berpamitan dan undur diri, ketika Benjamin dan Shakira akan berjalan menuju ke arah parkiran mobil, seseorang pria berteriak memanggil Shakira.

"Shakiraaa.. tunggu!!!", teriak orang tersebut.

Seketika Shakira menoleh dan tubuhnya langsung membeku seakan aliran darah berhenti begitu saja.

Benjamin hanya memandangi kedua orang tersebut dengan raut muka tak suka.

"Shakira, apa kabarmu? aku berusaha menghubungimu tapi gak ada satu pesan ataupun telepon yang kamu balas dan angkat", ucap pria tersebut sambil mencoba meraih tangan Shakira.

Shakira yang masih terdiam tidak sanggup berkata merasakan air matanya menetes perlahan dikedua pipinya. Benjamin yang melihat hal tersebut langsung mendekati Shakira dan memeluk pundaknya.

"Jangan ganggu wanitaku! Pergi kau dari sini", ucap Benjamin dengan nada mengancam.

Pria tersebut bingung dengan kata-kata Benjamin.

"Shakira dengarkan aku dulu, tolong Shakira?!" teriaknya memohon..

Tak digubris oleh Benjamin, dia membawa Shakira masuk kedalam mobil dan membawanya pergi dari situ.

"Menangislah kalau kau ingin", kata Benjamin dengan lembut.

Dari tangisan kecil menjadi suara tangisan yang menyayat hati keluar dari mulut Shakira. Kedua tangannya menutupi wajahnya. Benjamin seperti ikut merasakan sedih yang teramat dalam seperti yang sedang dirasakan oleh wanita disampingnya ini.

Bukannya melaju kearah perusahaan, Benjamin membawa mobilnya kearah daerah pinggir kota. Dimana ada sebuah danau yang dikelilingi oleh taman yang besar. Jika siang hari, danau tersebut sepi oleh pengunjung.

Benjamin memarkirkan mobilnya persis menghadap kedanau.

"Shakira, apakah kau masih ingin menangis?"tanyanya seraya memberikan sapu tangan kepada Shakira.

"Maaf Pak Ben, aku selalu menyusahkanmu", jawab Shakira sambil mengusap air matanya.

"Lihatlah kedepan", ucap Benjamin.

Shakira dengan patuh mengangkat wajahnya dan melihat sebuah danau yang sangat indah. Airnya berkilauan. Bahkan dirinya pun tidak mengetahui bahwa ada tempat tersembunyi di kota ini.

"Kau lihat danau itu? ada seniman Amerika yang mengatakan bahwa hidup itu seperti gelembung di danau, yang berkilau sesaat lalu meledak bahkan tidak meninggalkan jejak, jadi yakinlah semua masalah yang kau hadapi saat ini pun seiring waktu akan meledak dan menghilang tanpa pernah kau sadari", kata Benjamin sambil menatap Shakira dengan lembut.

"Terima kasih kamu selalu ada saat aku perlu seseorang", ucap Shakira dengan tersenyum. "Tapi boleh aku bertanya 1 hal?" Kenapa kamu baik padaku?".

"Uhuk uhukk uhukk..", Benjamin sampai terbatuk-batuk, kaget dengan pertanyaan Shakira. 

"Suatu saat kau akan tau", jawab Benjamin pendek.

"Jika sedihmu sudah mereda, ayo kita kembali ke kantor, masih banyak pekerjaan mu bukan?!"

Haisss saklek banget ya tuan muda ini batin Shakira.

Dalam perjalan menuju kekantor, Benjamin bertanya siapa pria yang mendatanginya sewaktu lepas makan siang.

"Dia Reyhan, orang yang harus bisa aku lupakan", jawab Shakira sambil membuang pandangannya keluar mobil.

"Apakah aku bisa melupakannya?", dalam hati Shakira...

yuk pantengin terus kisah Shakira dengan Benjamin.

jangan lupa jempolnya ya gaes supaya semakin semangat untuk upppp!!!!

Makasihh😘😘😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!