Tepat di hari pernikahan, mempelai pria membawa wanita lain dengan setatus istri sahnya. hal ini membuat kedua keluarga bersitegang, namun apa yang akan di putuskan? tentu saja dari kedua belah pihak tidak ingin menanggung malu sehingga..
"ini gak bisa mi, mana mungkin aku nikah sekarang! aku masih kelas dua SMA, dan aku gak suka sama cewe itu. bahkan dia lebih tua dari aku kan mi?" ucap anak bungsu dari keluarga Darmawan.
"itu tidak masalah Saga, kami akan mengatakan hal ini kepada pihak sekolah. lagian kamu kan cowo, kamu tidak akan hamil. jadi mami rasa ini tidak akan menganggu sekolah kamu"
"tapi mi,"
"kalau kamu tidak mau menikah dengannya, semua fasilitas kamu papi cabut dan kamu bisa keluar dari sini!" belum sempat saga menyelesaikan ucapannya, justru tuan Darmawan sendirilah yang menyela uacapan Saga.
"ah sial, yang salah siapa yang di hukum siapa!" racau anak bungsu tuan darmawan.
"Saga, ini semua demi masa depan kamu juga nak. apa kamu mau semua kolega papi tau tentang ini? mereka pasti akan ragu dengan perusahaan kita, dan jika terjadi ini juga akan berdampak buruk. bahkan kita bisa bangkrut jika kolega mencabut saham-saham mereka! dan satu lagi, mas Guntara itu sahabat papimu nak, apa yang akan mereka pikirkan jika kita membatalkan pernikahannya. " jelas nyonya darmawan.
tap tap tap
langkah kaki dari pengantin baru menggema di ruangan dimana terjadi pertentangan.
"puas kalian, kalian yang salah dan gue yang harus bertanggung jawab."
"dengar Saga, kakak tidak bisa menikahi wanita itu karena kakak sudah menikah dengan Ella kekasih kakak" jelas Saka.
"kak Saka pikir cuma kakak yang punya kekasih, aku juga punya dan kami baru jadian saat kami study tour kemarin!"
saat mengatakan hal itu tiba-tiba kejadian kemarin malam sebelum ia pulang dsri studytour pun perlahan menguasai pikiran Saga.
____flashback on____
"iya aku mau Saga!" ucap dari wanita cantik yang kini mengukir senyumnya di hadapan Saga.
"akhirnya kamu jadi milik aku liyora" Saga kemudia menarik Liyora kedalam dekapannya.
saat itu mereka mulai membicarakan msa depan setelah mereka lulus nanti.
____flashback off____
"sudah hentikan, sekarang lebih baik kamu bersiap Saga. sebentar lagi keluarga Guntara akan datang."
tanpa membalas perkataan ayahnya, kini Saga langsung mempersiap kan diri untuk melakukan ijab kabul.
setelah bebarapa saat keluarga Guntara tiba dengan mempelai wanita yang bernama Neyma Lesya Guntara satu-satunya pewaris keluarga Guntara.
Tuan Darmawan pun menyambut kedatangan dari calon besannya sekaligus mitra kerja terbesarnya dan juga sahabatnya sejak dimasa sekolah. setelah ia menyalaminya, ia segera membawa keluarga Guntara ke salah satu ruangan dimana ia mengutarakan apa yang telah terjadi.
"aku menyerahkan ini sama kamu mas Gun, kalau kamu ingin membatalkannya, aku akan terima"
setelah mendengar ucapan dari Darmawan, Guntara mengukir senyum tipisnya. "aku justru salut sama kamu Darma, kamu tidak berbohong dan mengakui kesalahan dari putra sulungmu."
"mari lanjutkan acara yang bahkan belum kita mulai ini" sambung Guntara.
"terima kasih mas, kamu benar-benar orang baik" kini kedua sahabat itu berpelukan.
"aku tidak ingin melakukannya pa" sontak, dua orang yang tadinya mengukir senyum di wajahnya kini saling menatap.
Guntara perlahan mendekat kepada putri semata wayang nya dengan tatapan teduhnya.
"ada apa lesya, kenapa kau tidak ingin menikah?"
"papa, aku setuju menikah saat aku tau orang itu adalah Saka, bukan Saga!"
"lalu apa bedanya sya, mereka sama-sama anak darma. papa yakin mereka baik seperti darma"
"tapi Saga masih belum dewasa pa, bahkan dia masih di bangku SMA!"
"sayang, ikutilah apa kata papamu, bunda yakin keputusannya ini benar." nyonya Guntara pun bangkit "dan lagi, apa kamu mau keluarga darma menanggung malu? lihatlah Saga, dia yang kau bilang belum dewasa, tapi dia bisa bersikap lebih dewasa darimu" tambah nyonya Guntara.
saat itu pula, perlahan Saga mendekat ke arah Lesya dan,. "bisa ikut denganku, ada yang harus aku katakan denganmu" tanpa menunggu lama, Saga menarik Lesya ke sebuah ruangan. cukup lama mereka didalam sana, sehingga membuat kedua belah pihak keluarga merasa sedikit cemas.
setelah beberapa menit akhirnya mereka kembali ke ruangan tersebut.
"baiklah aku sudah putuskan, kami akan menikah" tutur Lesya, dan membuat semua keluarga bernafas lega.
-
sah..
setelah selesai acara, keluarga Guntara sudah kembali dan kini tinggallah Lesya saat itu pula ia bertemu dengan pasangan baru lainnya, yaitu Saka dan Ella.
saat itu pasangan itu berhenti tepat di depan Lesya dan juga Saga.
"selamat Lesya, kau sudah menjadi bagian dari keluarga Darmawan!" ucap Saka dengan senyum miringnya.
"terima kasih" ucap datar Lesya.
"untung saja aku menikahi ella kekasihku, aku semakin yakin kalau kau bukan wanita yang tepat untukku" Saka merapatkan posisinya dengan istrinya dan terlihat semakin mesra.
karena mendengar ucapan yang tidak ia sukai, Lesya segera mendekat ke arah Saka dan istrinya.
"atas dasar apa kau menilaiku seperti itu katakan" sarkas Lesya.
"lihatlah Lesya, tadinya kau ingin menikah denganku dan saat aku membatalkannya kau dengan mudahnya menikah dengan adikku"
"sudahlah sayang, ayo kita ke kamar aku sangat letih" seolah ingin menunjukkan bahwa Saka adalah suaminya, ella mengajak Saka dengan nada suara yang di buat manja.
"iya bener kalian buruan gih ke kamar, gue juga udah capek denger drama-drama kalian" sahut Saga yang berjalan ke arah kamarnya.
saat itu juga Lesya mengekori Saga menuju ke kamarnya. hingga setelah mereka berada di dalam kamar entah kenapa saga mendadak berteriak.
"woy.. sumpah kaget gua, lah kenapa lu masuk ke kamar gua si mba"
"heh bocah yang sopan ya kalo ngomong, aku ini lebih dewasa dari pada kamu" ucap Lesya yang memang usianya terpaut empat tahun dari Saga yang baru berusia 17 tahun.
"heh mba, walaupaun lu tua tapi lu itu sekarang istri gua! ya walaupun gua sebenernya gak sudi punya istri tua." begitu entengnya Saga mengolok umur dari istrinya seraya duduk di sebuah sofa yang ada di kamarnya.
"iya aku tau kamu sekarang suamiku, tapi kamu ingatkan dengan kesepakatan kita, jadi jangan kurang ajar!"
"iya.. iya.. gua inget. ya udahlah gua mau mandi gerah gua!"
Saga segera bergegas menuju kamar mandi. setelah sampai di dalam kamar mandi, ia menanggalkan satu persatu pakaiannya. perlahan tubuhnya di basahi oleh air shower.
"ppffh" Saga mendengus kesal dengan apa yang baru saja menimpanya.
"Gimana caranya yakinin liyora, mana pernikahannya udah go publik lagi."
Damn..
Saga meninju tembok yang ada di hadapannya beberapa kali, tanpa ia sadari darah segar mulai mengalir dari punggung tangannya.
Di sisi lain Lesya merasa kepanasan dengan apa yang ia pakai. pasalnya ia terbiasa dengan pakaian kantor, dan sekarang ia harus memakai pakaian yang menurutnya ribet.
"ah mending aku ganti pakaian sekarang mumpung tu bocah masih mandi, masih lama kan ya dia didalam sana?" sedikit bimbang, namun karena tidak tahan, lesya langsung melepas pakaiannya.
satu persatu pakaianya ia tanggalkan dan tersisa pakaian dalamnya saja.
sedangkan di balik pintu kamar mandi yang sudah terbuka sebagian, Saga terpagut dengan apa yang ia lihat saat ini. Saga mulai berkeringat dan susah payah menelan salivanya.
Bagi pria normal, siapa yang tidak merasa desiran seperti itu jika ada wanita yang setengah telanj*ng ada di hadapannya.
Lesya memang berperawakan tinggi dan langsing, namun tidak kerempeng. hal ini semakin menimbulkan getaran di dalam sana. hingga lesya selesai memakai pakaiannya dengan benar, kini Saga perlahan menutup pintu kamar mandi supaya ia bisa menenangkan sifat kelelakiannya.
"astaga tu mba-mba sembrono amat, salin baju gak liat ada orang apa gak. kalo gini gue yang ribet"
Dan setelah ia berhasil menenangkan juniornya, kini Saga memutuskan akan keluar. dan saat itu saat ia baru membuka pintu kamar mandi, tepat di hadapannya seorang wanita berdiri.
"anj*r kaget gua.."
plak..
"mulutnya di jaga, aku geplak baru tau" ancam lesya.
"udah di geplak kali mba, ni merah ni" Saga menunjuk tepat di bibirnya yang memang sedikit merah akibat ulah dari lesya.
'astaga apa ini, kenapa yang gua bayangin waktu dia gak pake baju'
melihat gelagat yang tidak biasa lesya mulai curiga dengan tingkah Saga. "awas aja kalo kamu kurang ajar ya.." sarkas Lesya.
namun hanya kekehan lah yang keluar dari bibir Saga.
"mba pikir gua doyan sama wanita tua, sorry ya mba, lu bukan tipe gua"
karena kesal Lesya ingin memukul Saga, namun..
byur..
akhirnya Lesya masuk ke dalam bak mandi akibat Saga yang sudah menghindar.
"hahahah.. bangun kali mba gak usah malu!"
karena merasa malu lesya tidak berani bangun dari bethup, itu yang di pikirkan oleh Saga. namun hinga beberapa saat Lesya tak kunjung bangung hingga,
"huh jidat?"
.
.
.bersambung
.
Saga membaringkan Lesya di ranjang miliknya. kini keluar keringat dingin, namun berbeda dengan keringat dingin yang pertama, melainkan keringat dingin karena melihat darah yang mengalir dari dahi Lesya.
"mba bangun mba," Saga terlihat bingung dengan kondisi Lesya saat ini.
karena ada rasa panik dan sedikit cemas, akhirnya ia memutuskan untuk mengobati luka yang ada di dahi Lesya. hingga ritual mengobati selesai, lesya pun tak kunjung bangun dari pingsannya.
"haduh gimana ni kok gak sadar-sadar si," Saga lalu memeriksa leher lesya dan mengerutkan dahinya "masih idup kok! tapi kok gak bangun-bangun, apa gua kasih nafas buatan aja!"
sempat ragu, namun kini Saga mulai mendekatkan bibirnya dengan milik Lesya dan..
brugg..
"ahh sakit pinggang gua.." racau Saga yang memegangi pinggangnya sembari menatap ke arah Lesya yang mulai bangun dari posisinya.
"eh mba, kasar banget si!" sungut Saga
"lagian kami kenapa monyong-monyongin bibir kamu di depan ku, atau jangan-jangan kamu mau ambil kesempatan dalam kesempitan!" kini lesya menatap Saga penuh selidik.
"maleslah debat sama cewe tua, mending gua tidur" Saga langsung menjatuhkan badannya tepat di sebelah Lesya.
"eh kamu mau apa?"
"tidurlah mba, mau ngapain lagi?"
"kamu tidur di bawah, aku yang tidur disini"
"aelah mba, pelit amat. inikan kamar gua ngapain mba yang ngatur-ngatur si" Saga berdecak kesal.
"gak bisa kamu buruan tidur di bawah"
"silahkan mba aja yang tidur di bawah. ini kamar gua, yang datang belakangan minggir" tanpa rikuh Saga menggeser tubuh Lesya hingga terjatuh ke lantai.
bug..
"ssshh" Lesya mendesis karena merasa nyeri akibat terjatuh karena dorongan Saga.
karena tidak ingin ribut terlalu lama, akhirnya Lesya memilih langsung mengambil bantal dan selimut dan tidur di karpet yang ada di bawah.
"eh selimut gua"
tanpa membalas ucapan Saga, Lesya segera memejamkan matanya tak ingin berdebat lagi.
💜💜
seperti hari-hari biasa, Saga datang ke sekolahnya dengan motor sportnya. ketika ia sampai di sekolahnya, ia sudah di hadang oleh seorang gadis cantik.
"mati gua!" ingin rasanya Saga berputar arah, namun apakah ia berani untuk melakukan itu? tentu saja tidak! ia pun menghentikan motornya dan turun menemui gadis itu.
plakk..
"liyora, apa yang kamu lakuin? kamu nampar aku!"
Saga mengusap pipi kirinya yang terasa panas.
"coba kamu pikir apa yang kamu lakuin saga! kamu lupa waktu studytour kamu nembak aku, dan sekarang?" masih menggantung dari ucapan liyora, dan kini Saga masih menunggu tujuan dari perkataan liyora.
"dan sekarang kamu menikah dengan orang lain! bahkan umurnya lebih tua dari kamu" bulir air mata mulai jatuh dari pelupuk mata liyora. dengan rasa bersalahnya Saga mengusap lembut pipi liyora menghapus air mata yang mengalirdi wajah ayunya.
"tenang yora ini hanya sementara, aku hutuh waktu untuk memperbaiki semua"
mendengar penjelasan dari Saga, kini Liyora menatap Saga dengan penuh tanda tanya.
"apa yang kamu maksud sementara Saga?" tatap nanar Liyora.
"aku gak bisa jelasin ini sekarang, yang penting kamu harus percaya sama aku!"
"gimana aku percaya sama kamu kalo sekarang kamu gak mau jujur sama aku?" Liyora berusaha membuat Saga untuk mengatakan semuanya, namun Saga tetap menutupi apa kesepakatan yang ia buat dengan istrinya.
"tunggu liyora, di saat yang tepat aku akan cerita semuanya dan segera mengakhiri drama yang baru aku alami!"
Saga menarik tubuh liyora kedalam pelukannya seraya membenamkam kepala liyora di dada bidangnya. "setelah semua selesai aku akan lamar kamu, tapi aku minta kamu percaya sama aku yora!" liyora pun mengangguk pelan sehingga membuat Saga mengembangkan senyumnya.
dan setelah menjelaskan kepada liyora, kini Saga pun pergi ke kelasnya. ia berjalan santai kemudian duduk di bangkunya.
"woe ada pengantin baru ni.." ucap alden teman sekelasnya. seketika semuanya bertepuk tangan dengan sorak sorai memenuhi ruangan.
" lo beneran nikah Ga?" sahut Dikta yang kini menghampiri Saga dengan tatapan menyelidik.
"iya gua udah nikah"
"terus nasib liyora gimana ga?" alden menimpali ucapan Saga.
"ya liyora tetep cewe gua lah, kenapa lo tanya kaya gitu? atau lo mau nikung gua?"
"nanya doang ga, sensi amat!" jelas alden.
"tapi apa liyora mau pacaran sama cowo yang notabene nya suami orang!" kini Dikta kembali angkat bicara.
"gua udah jelasin semuanya, dan yora mau ngertiin gua!"
"maksud lo jelasin gimana ga?" seseorsng yang dingin kini menajadi seseorang yang berbeda.
"gua bakal ceraiin tu cewe tua setelah urusan gua selesai Dik!"
"weh parah lu ga, lu mau bikin anak orang janda?" sahut alden dan kini duduk di atas meja. "tapi tu cewe tua yang lu maksud umur berapa si, cantik nggak?"
"kenapa lu nanya-nanya gitu, segala macem cantik apa engga lagi!"
"ya kali aja tu cewe bisalah gue gebet" mendengar candaan yang terlontar dari alden kini Saga pun terkekeh.
"lebih baik lo pikirin ucapan lo tadi ga! lo belum mengenal istri lo dengan baik."kini giliran Dikta yang kembali berbicara.
"buat apa gua mengenal cewe tua itu, gua kan udah punya liyora!" enteng Saga menimpali ucapan Dikta.
"menurut lo itu bener? siapa tau istri lo itu emang jodoh lo!"
"ahh gak mungkinlah, gua masih 17 tahun sedangkan dia udah 21. ya kali gua mau idup selamanya sama mba-mba dengan status istri gua!"
"gak banyak kok selisihnya, jadi masih mingkinlah"
"udah jangan ribut, mending kita nanti dateng ke rumah Saga buat liyat istrinya kek apa sekalian kita kan bisa tau dia cocok ngga kalo gue gebet" lagi-lagi alden mengajak bercanda kedua sahabatnya itu.
"boleh-boleh, tapi sorean ke rumah gua. soalnya dia ngantor pulangnya sore."jelas Saga.
"oh jadi dia itu wanita karir, kenapa dia mau nikah sama bocah petentang petenteng kaya lo" Dikta memang sedikit pedas jika berbicara, namun dia juga memang to the poin.
"ya gua itu nikah sama dia karna gantiin kakak gua. dan parahnya sekarang gua tinggal serumah sama kaka gua dan istrinya. bete lah gua, mereka seneng-seneng eh gua yang di suruh nikah sama tu cewe tua."
"kok dia mau, dan lo juga mau kok bisa?"sahut alden
"dia mau karna alasan persahabat bokapnya sama bokap gua. sedangkan gua, gua gak mau perusahaan bokap gua collabs." kini Saga mengubah posisinya berdiri "karna selain sahabatan lama perusahaan milik om Guntara itu perusahaan yang nanem saham terbesar di perusahaan bokap"
"oh jadi gitu!"hanya inilah yang terucap dari mulut Dikta.
"eh eh terus gimana sama malam pertama kalian. kaya aoa si malem pertama" itulah alden yang memang sedikit sembrono saat berbicara.
"congor lu Al, gua sikat juga lu" sahut Saga sembari menoyor kepala alden.
meskipun pertanyaan itu bersifat pribadi, namun Saga tetap menjawabnya. "gua udah bikin kesepakatan sama dia, dan kami gak boleh berkontak fisik yang mengarah kesana."
"lo yakin gak akan kegoda sama tu cewe tua yang sekarang istri lo" goda Alden yang menaik turunkan alisnya.
mendengar ucapan dari alden, bayangan yanh semalam ia lihat kembali mencul sehingga membuat Saga terpagut dengan ingatannya.
"woy.. di tanyain malah bengong, kesambet lu ya" Alden menepuk pundak Saga.
"denger cerita lo gua penasaran sama istri lo, sejelek apa dia kok lo bisa nolak cewe karir yang kekayaannya kaya sultan" kini Dikta kembali menimpali ucapan Saga
"ya udah nanti sore kalian dateng aja ke rumah sekitar jam lima, dia pasti udah di rumah"
.
.
.Bersambung
.
hai temen-temen readers, author mau kasih visual buat para tokohnya ya..
▪Neyma Lesya Guntara
wanita yang acap di sapa Lesya adalah anak tunggal dari keluarga Guntara sekaligus CEO di perusahaan G.Pro Corporation.
▪Sagara Darmawan
anak bungsu dari keluarga Darmawan yang sering membuat kesal orang-orang terdekatnya. selain itu Saga mempunyai tubuh proporsional dan berwajah tampan yang banyak di gilai kaum remaja.
▪Arsaka Darmawan
Pria tampan yang terkenal bijaksana dan intelegen. ia adalah anak sulung dari keluarga Darmawan yang menganggap semua yang berhubungan dengan hati diatas segalanya.
▪Gabriella Anastasya
seorang wanita cantik, yang setiap langakah kakinya tak pernah lekang dari perhatian pria-pria di sekitarnya. ia juga wanita yang berhasil menaklukan hati dari arsaka darmawan.
▪Dikta Agha Alfiandra.
sahabat dari saga. ia berasal dari keluarga yang tak kalah terpandang dari keluarga Darmawan. namun ia memilih menjadi seorang yang sedikit keras dan dingin karena terbiasa dengan keadaan rumahnya yang memang kurang harmonis.
▪Liyora Ayunda
gadis berparas cantik, pawang hati Saga. ia juga primadona di sekolahannya.
▪Alden Biantara
anak bungsu dari keluarga kaya. bersifat manja jika sedang bersama keluarganya, juga seorang playboy yang belum insaf.
💜💜
Jam menunjukkan pukul lima sore. dan saat itu pun Alden dan juga Dikta memutuskan untuk pergi ke rumah Saga untuk mebemui istri dari sahabatnya itu.
"kalian cari siapa?"
"kita cari Saga kak, ada?" ucap Alden
"oh ya udah kalian tunggu aja sepertinya Saga sedang mandi"
'siapa dia, apa dia istrinya Saga?' itulah yang muncul di benak Alden dan juga Dikta yang saling menatap.
"emm.. kakak ini siapa ya?"
perempeuan yang berwajah cantik itu mengukir senyum di wajahnya. "kenalin aku Gabriella, kakak ipar Saga!" tutur Ella seraya menyodorkan tangannya untuk memperkenalkan diri.
tanpa menunggu lama Alden begitu gesit menjabat tangan Ella dengan penu semangat. "aku Alden kak"
lali bergantian menjabat tangan yang satunya "Dikta".
"ya sudah, kaka tinggal ya sebentar lagi pasti Saga turun!" ucap Ella seraya berjalan ke dalam kamarnya.
"wih.. pantesan kak Saka milih istrinya yang sekarang, gila cantik banget" lalu Alden mengepalkan tangannya dan, "gua semakin yakin kalo istri Saga itu jauh kalah cantik dari kak Ella!"
"dasar playboy cap ikan teri, lihat cewe cantik langsung keluarkan sifat aslinya" Dikta menimpali ucapan Alden.
klek..
handle pintu yang bergerak membuat pandangan Alden dan Dikta melihat ke arah pintu.
tap tap tap
langkah kaki seseorang memasuki ruangan tersebut. perlahan seseorang di balik pintu terlihat sesimit demi sedikit tiap incinya.
melihay seseorang yang masuk, entah kenapa tiba-tiba engsel rahang Alden mendadak longgar dan membuat mulutnya terbuka.
Dan orang yang baru saja masuk adalah Lesya, yang baru saja pulang dari kantornya dengan membawa beberapa belanjaan di tangannya.
"baru pulang mba?!" suara yang berasal dari arah tangga membuat perhatian ketiganya teralihkan.
ya, orang itu adalah Saga. ia perlahan mendekat dan bergabung dengan kedua temannya itu.
"udah makan kalian?" bukannya membalas pertanyaan Saga, Lesya justru bertanya seperti itu kepada ketiga pemuda di hadapannya, dan serempak menggelengkan kepalanya cepat.
Lesya berjalan melewati ketiga pemuda tersebut dan kini berkutat dengan bahan makanan yang baru ia beli sewaktu pulang dari kantornya.
lesya begitu terampil dan cekatan saat di dapur. tanpa menunggu waktu lama ia sudah menyiapkan beberapa menu makanan, dan hal itu juga membuat Saka dan istrinya turin dari ruangannya.
"kamu bisa masak sya?" tanya Saka sembari mengangkat sebelah alisnya yang menatap heran dengan apa yang baru saja ia saksikan.
"ayok makan" tanpa membalas pertanyaa dari Saka, Lesya malah mengajak Alden dan Dikta untuk makan.
kini semua sudah duduk di kursi masing-masing, dan Lesya mulai mengambilkan makanan di mulai dari Dikta kemudian Alden.
"mba, aku gak di ambilin ni?" ucap Saga seraya mengangkat piring kosongnya.
"piring kami jauh, bisakan kami ambil sendiri!" tukas Lesya.
"apes banget gua punya istri durhaka!"
dan disisi lain Ella yamg kini mulai menyuapi suaminya di depan semuanya tanpa rasa rikuh sedikitpun.
"lahab banget kak makannya? enak ya masakan mantan calon istri!" goda Saga
"uhuk..uhuk.."
"aku lapar makanya aku terlibat lahab, dan bukan karena ini masakan lesya, tapi karena istriku yang menyuapiku!" sergah Saka mementahkan ucapan Saga.
"alah.. bilang aja ini rmang enak!"
"eghem.. aku harus ke atas, kalian bisa teruskan makannya" ucap Lesya menatap ke arah Dikta dan juga Alden yang begitu menikmati makanan sehingga mereka tidak lagi ikut berdialog di meja makan.
setelah perginya Lesya ke kamarnya, kini acara makam pun selesai. seusai bersantap, seperti biasa Saga dan temannya lansung masuk ke kamar Saga.
"Aaaaa...."
sontak ketiga pemuda itu membulatkan matanya sempurna ketika mengetahui di kamar tersebut ada seorang wanita yang baru saja selesai membersihkan diri., yang kini hanya mengenakan sebuah handuk yang melilit tubuhnya. hal itu membuat ketiganya tertegun.
"Saga bawa temen-temen kamu keluar!" Lesya berteriak, dan ketiga pria itupun segera keluar dari kamar Saga.
kini Saga dan kedua temannya langsung berpindah ke sebuah gazebo yang ada di belang rumah.
disisi lain kini Ella yang sedang beradu argumen dengan Saka pun tak mau kalah.
"bilang aja kamu nyeselkan nikah saa aku yang gak bisa masak kaya cewe itu"
"tapi aku kan gak bilang itu enak sayang.. kamu itu salah menilai!" Saka mencoba menjelaskan tentang ucapannya kepada Ella.
"tapi emang bener yang dibilang Saga kan, kamu lahab banget makannya!"
"aku kan udah bilang kalo aku lahab karna kamu suapi kan sayang" Saka terus membujuk istrinya agar tidak merajuk.
"bilang aja kamu doyan karna itu masakan Lesya kan!"
"pffhh..." Saka berdecak kesal sembali mengacak rambutnya. entah dengan cara apalagi dia harus menjelaskan kepada istrinya yang begitu kekanakan. Saka pun memilih untuk keluar kamar.
Saka melihat adiknya yang sesang bercanda dengan kedua sahabatnya utupun memutuskan untuk bergabung.
"kakak ikit gabung ya"
"ya silahkan aja kak, tapi emang gak di cariin tu sama istri tercinta" sahut Saga
"ah kakak males di dalem, kakak ipar kamu itu kekanakan banget, dikit-dikit ngambek"
"makanua jangan buru-buru nikah kak, pusingkan" celetukan Alden membuat kakak beradik itu menoleh ke arahnya.
"iya bener kata Alden, jadi gua yang kebawa-bawa kan? nikah sama cewe tua!" sungut Saga menimpali ucapan Alden.
"siapa yang kamu bilang tua?" mendengar suara dari arah belakang, sontak membuat para pria itu menoleh bersamaan.
"emang situ cewe tua kan?"
plak..plak..
"mulutnya di jaga aku geplak tau rasa kamu ya"
"kan ga asik, mainnya kasar! dari semale. bilang mau di geplak tapi udah di geplak beneran kan" Saga kembali mengusap bibirnya yang terasa sedikit panas.
"hai mba lesya, kenalin aku Alden" dengan santai lesya menjabat tangan Alden. namun bukan alden jika tidak berbuat sesuatu, ia mengecup sekilas tangan Lesya..
"aku Dikta" kini bergantian Dikta yang menjabat tangan Lesya.
"tu temen kamu aja sopan, kamu yang suami malah kurang ajar!"
"oh jadi gua harus gitu bertingkah seperti layaknya seorang suami?" perlahan Saga melangkah ke arah Lesya dan semakin mengikis jarak mereka. setelah tinggal berjarak 50 sentian dengan cepat Saga menarik tubuh Lesya dan kini sudah tidak berjarak, hanya tersisa beberapa senti saja wajah mereka saling berhadapan.
Dan kini Saga semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Lesya dan,..
.
.bersambung
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!