Nara Ayesa Razkya adalah gadis cantik periang dan juga manis. Nara adalah anak tunggal dari pasangan Razky dan Nami yang merupakan salah satu kerabat dekat keluarga Balendra yang tak lain adalah keluarga terkaya di Indonesia bahkan se Asia. Namun sikap periang Nara seketika berubah setelah kejadian mengerikan yang di alami nya. Nara berubah menjadi wanita dingin, acuh dan tidak peduli pada apa pun termasuk hidup nya sendiri apa lagi yang membuat nya seperti itu adalah orang yang sudah dia anggap sebagai kakak kandung nya sendiri sejak dia masih kecil.
Inilah kisah hidup Nara yang harus hancur di renggut paksa oleh pria yang sangat di sayangi nya. Akankah Nara bisa memaafkan pria itu dan bagaimana cara pria itu berusaha untuk mendapatkan maaf dari Nara dan mengembalikan keceriaan Nara. Jangan lewatkan satu bab pun! Simak kisah selanjut nya!
"Nara, apa hari ini kalian jadi berkumpul di mansion Balendra?" Nami yang baru saja selesai memasak untuk sarapan keluarga nya tampak membawa piring makanan dari dapur menuju meja makan.
" Jadi dong Bun, kan ini udah rutin, setiap bulan nya pasti kita kumpul" Nara mengikuti Nami dengan membawa piring makanan juga di tangan nya. Ya, Nara ikut membantu Nami menyiapkan sarapan mereka.
" Salam untuk mommy Fika dari bunda" Nami meletakan piring - piring makanan yang dia bawa di atas meja makan.
" Siap Bun!" Nara meletakan tangan nya pada kening nya seperti orang yang sedang hormat di upacara bendera. " Buat mama Yuki juga tidak?" Nara terkekeh saat mengatakan nya.
" Emang kamu mau ke sana juga?" Nami mengerutkan kening nya.
" Kan sebelum ke mansion aku mau ke toko kue dulu Bun, mau beli beberapa kue buat aku bawa ke sana. Malu kan kalau gak bawa apa - apa" Nami pun mengangguk mengerti.
" Ya, kamu sampaikan juga salam bunda pada mama mu itu" Nami terkekeh diikuti kekehan dari Nara
" Wiih, dua bidadari ayah pagi - pagi udah kompak aja" di tengah keasyikan Nami dan Nara mengobrol, tiba - tiba terdengar Razky yang baru saja keluar dari kamar nya dengan menggunakan pakaian kerja nya dan langsung duduk di kursi yang biasa dia gunakan.
Razky merupakan CEO dari perusahaan kecantikan yang sangat besar di Jakarta, walaupun Razky sudah mulai fakum dan di lanjutkan oleh Angga yang merupakan anak kandung dari mama Zela. Namun sesekali Razky akan datang ke perusahaan untuk memantau perkembangan perusahaan karena Angga yang masih muda dan belum banyak pengalaman terkadang masih memerlukan bimbingan dan nasehat dari Razky.
Nara juga bekerja di perusahaan itu sebagai direktur keuangan di sana dan menjadi tangan kanan dari om nya Angga.
" Harus dong yah" Nara ikut duduk di kursi yang biasa dia pakai.
" Ayah hari ini ke perusahaan ?" Nami yang memang tidak mengetahui kalau suami nya akan ke perusahaan hari ini tampak heran dengan penampilan Razky saat ini.
" Iya Bun, ada urusan penting yang baru di sampaikan semalam. Maaf ayah lupa ngasih tahu bunda" ucap Razky dengan nada menyesal.
" Oh begitu, berangkat nya bareng sama Nara kan?" Nami menyendokan makanan ke dalam piring Razky terlebih dahulu baru mengisi piring milik nya dan duduk di kursi yang ada di sebelah Razky.
" Bareng dong Bun, putri bunda yang satu ini kan memang paling malas bawa kendaraan sendiri" Nara nyengir kuda seraya menekan kaca mata nya yang mulai melorot.
" Kamu gak mau lepasin kaca mata itu Nar, kamu kan udah dewasa lagian mata kamu baik - baik aja kan?" Nami menatap Nara dengan heran. " Kamu pasti akan terlihat sangat cantik tanpa kaca mata tebal itu" tambah Nami lagi.
" Nggak ah Bun, Nara akan melepaskan nya kalau nanti Nara sudah punya suami" Nara terkekeh saat mengatakan nya. " Lagi pula kata ayah aku manis pakai kaca mata, iya kan yah?" Razky mengacungkan jempol nya pada Nara dengan senyum bangga sedangkan Nami memutar bola mata nya malas.
Selalu seperti itu jika Nami meminta Nara melepaskan kaca mata tebal yang selalu bertengger di atas hidung nya seperti diri nya.
Nami memakai kaca mata karena mata nya memang bermasalah, namun berbeda dengan Nara yang memakai kaca mata karena Razky sang ayah yang menyuruh nya sejak Nara masih kecil dengan alasan Nara terlihat manis saat memakai kaca mata itu. Entah kenapa Razky melakukan hal itu pada Nara yang pasti seperti nya Razky tidak mau para pria mendekati putri nya hanya karena wajah cantik yang di miliki Nara, Razky ingin ada pria yang mau menerima Nara apa ada nya dan itu juga Razky lakukan untuk menjaga putri nya dari pria yang hanya mau memiliki dan mempermainkan gadis cantik saja tanpa perasaan cinta yang tulus di hati nya.
Setelah selesai dengan sarapan mereka, Razky dan Nara pun pergi ke perusahaan bersama. Baru setelah pulang dari perusahaan Nara dan Angga akan pergi ke mansion Balendra untuk menginap di sana. Sudah biasa Nara dan empat orang yang lain nya akan berkumpul setiap bulan nya, dan kebetulan bulan ini giliran di mansion Balendra mereka berkumpul.
Selain Nara ada juga Aydan, Rifki, Angga dan Alea. Mereka terbiasa bersama sedari mereka masih kecil dan sudah seperti saudara kandung saja, walaupun di antara mereka ada yang tidak mempunyai hubungan darah sama sekali seperti Nara dan Alea yang tidak punya ikatan darah dengan yang lain nya, namun Aydan, Rifki dan Angga mereka memang mempunyai hubungan darah karena kakek dan nenek mereka bersaudara.
Namun karena orang tua mereka begitu dekat, jadi anak - anak mereka pun terbiasa bersama satu sama lain nya sejak mereka masih sangat kecil dan itu berlangsung sampai sekarang.
Jangan lupa like, vote dan komen. Jangan lupa juga klik tanda hati untuk menambahkan favorit kalian dan berikan hadiah yang buanyak untuk karya ini. Terima kasih 🙏🙏
Tap tap tap
Suara langkah kaki terdengar nyaring di seluruh ruangan perkantoran di hari yang sudah mulai sore itu di mana para karyawan di perusahaan mana pun sedang menyelesaikan pekerjaan mereka hari ini sebelum mereka pulang ke rumah mereka masing - masing. Namun tidak untuk pria yang satu ini yang malah baru memasuki perusahaan nya dengan langkah tergesa - gesa menuju ruangan nya setelah tadi dia menghadiri rapat di luar perusahaan.
Aydan Atallah Balendra adalah putra tunggal dari pasangan Nanda Aditama Balendra dengan Qiansa Afrika Avrilia yang merupakan pemilik dari Balendra Corp perusahaan nomor satu di Indonesia bahkan se Asia.
Aydan adalah pria tampan nan gagah yang wanita mana saja akan tergila - gila dengan pesona nya. Namun Aydan juga terkenal cuek dan datar pada orang lain yang tidak dia kenal, namun bisa akan sangat baik dan penyayang bila pada orang - orang yang di sayangi nya termasuk pada sang kekasih Karin dan pada teman - teman masa kecil nya seperti Nara, Alea, Rifki dan Angga. Aydan sangat lembut dan penuh kasih sayang, itu juga yang membuat Nara lebih nyaman dekat dengan diri nya di bandingkan dengan Rifki saudara sepupu nya sendiri.
Sejak kecil Nara yang memakai kaca mata tebal selalu mendapatkan cibiran dan bulyan dari teman - teman nya dan Aydan lah yang selalu membela nya kalau Nara tidak bisa membereskan nya. Nara sendiri bukan gadis lemah karena dia juga bisa bela diri , namun terkadang lawan yang tidak seimbang sering membuat nya kewalahan.
" Apa dia sudah lama menungguku?" Aydan terlihat cemas bertanya pada Dela yang berada di meja kerjanya yang terletak di luar ruangan Aydan.
" Kira - kira sekitar 30 menit yang lalu tuan" jawab Dela
Dela adalah sekertaris Aydan dan dia merupakan anak dari Erika dan Aldi yang merupakan mantan sekertaris Nanda dulu.
" Baiklah, aku masuk dulu" Aydan pun berlalu dari hadapan Dela dan langsung masuk ke dalam ruangan nya di mana di sana sudah menunggu sang kekasih hati nya Karin.
" Bos ini punya kekasih kayak ular, bermuka dua dan licin bener" gumam Dela pelan setelah Aydan masuk kedalam ruangan nya. " Di depan bos aja seperti malaikat, di belakang bos langsung berubah menjadi keripik setan level 21. Idih, amit - amit deh" tambah Dela lagi sambil brigidig ngeri.
Ya, Dela sangat tidak menyukai kekasih dari bos nya itu karena dia sangat sombong dan suka seenak nya bila tidak ada Aydan, sedangkan kalau di depan Aydan, Karin akan bersikap lembut dan sangat sopan seolah dia adalah gadis paling baik hati di dunia ini.
" Semoga saja bos cepat sadar dan mengetahui belang nya si Karin itu" gumam Dela lagi dengan nada penuh harap. Dela yang sudah bekerja dengan Aydan selama dua tahun lebih tentu saja sangat tahu jelas sifat bos nya itu yang begitu baik pada semua orang, dan jelas saja Dela ingin bos nya itu mendapatkan yang terbaik dalam hidup nya termasuk dalam hal pendamping hidup.
Sementara di dalam ruangan
" Apa kamu sudah menunggu lama?" Ucap Aydan setelah dia masuk ke dalam ruangan nya dan melihat Karin sang kekasih sedang duduk di atas sofa sambil memainkan ponsel nya.
" Tidak juga" Karin tersenyum manis "kamu baru pulang dari rapat penting, pasti capek" Karin berdiri dari duduk nya dan melangkah mendekati Aydan dan langsung memeluk tubuh kekar pria yang dia cintai itu dengan gaya manja nya.
" Ya aku lumayan lelah. Seharus nya kamu memberi kabar dulu kalau akan datang ke sini agar kamu tidak perlu menunggu ku seperti tadi" Aydan melepaskan pelukan di antara mereka dan merangkul mesra pundak Karin untuk mengajak nya kembali duduk di atas sofa.
" Aku hanya merindukan mu saja sayang" Karin memeluk pinggang Aydan dengan manja saat mereka sudah duduk di atas sofa.
" Aku juga" Aydan membalas pelukan dari Karin dengan mesra, "oh ya apa kamu mau ikut ke mansion malam ini. Nara dan yang lain nya akan datang untuk berkumpul malam ini?" Aydan menatap Karin penuh harap. " Kita bisa menghabiskan waktu bersama lebih lama" tambah Aydan lagi.
" Maaf mungkin lain kali, aku ada urusan keluarga malam ini" jawab Karin seolah tidak enak menolak ajakan dari Aydan. " Cih aku tidak sudi berkumpul dengan orang - orang yang begitu tidak punya aturan seperti mereka" batin Karin seraya memutar bola mata nya malas.
" Oh begitu, baiklah" Aydan memang kecewa dengan penolakan dari Karin namun dia berusaha mengerti akan keadaan kekasih nya itu.
Karin memang seperti itu, paling tidak mau kalau berkumpul dengan kerabat Aydan yang lain nya. Selalu saja ada alasan Karin untuk menolak nya, apa lagi Karin tidak mau menghadapi Rifki dan berdebat dengan nya karena Rifki tahu rahasia yang di miliki oleh Karin selama ini.
" Lupakan nanti malam, bukankah kita bisa menghabiskan waktu kita dengan baik saat ini" Karin tersenyum menggoda menatap Aydan.
" Ya, kamu benar! Jadi, apa ada yang ingin kamu katakan pada ku masalah pernikahan misal nya?" Aydan mengerutkan kening nya .
" Tidak, semua masalah pernikahan aku serahkan pada mu. Pasti kamu akan mempersiapkan semua nya dengan baik" Karin memainkan jari nya pada dada bidang Aydan untuk menggoda nya.
" Sayang, apa kamu tidak mau mencium ku atau apa gitu? Bukankah sebentar lagi kita juga akan menikah?" Karin masih saja menggoda Aydan.
" Tidak sayang, bukankah sudah aku katakan. Kita bisa melakukan itu setelah pernikahan karena aku tidak mau merusak gadis sebaik kamu" Aydan dengan lembut memberikan penjelasan pada Karin
" Ya, aku tahu" Karin memutar bola mata nya malas. " Cih, kenapa dia sok alim begitu sih? Masih saja tidak tergoda dengan rayuan ku" batin Karin mendengus kesal. " Kalau saja bukan karena harta dan kekuasaan yang kamu punya, sudah lama aku ninggalin kamu. Untung saja kamu itu kaya raya" batin Karin lagi dengan senyuman penuh arti di wajah nya.
Cup
Aydan mengecup pipi Karin sekilas untuk mengobati hati Karin yang terlihat kecewa dengan penolakan yang di berikan nya " kamu yang sabar ya, tinggal beberapa Minggu lagi kita akan halal untuk melakukan apa pun" Aydan mengerlingkan mata nya membuat Karin kembali tersenyum.
" Kamu benar sayang, rasa nya aku sudah tidak sabar menunggu hari itu tiba" Karin kembali memeluk Aydan dan Aydan pun membalas nya.
Seperti itu lah Karin bila bersama dengan Aydan, namun untung nya Aydan tidak pernah tergoda dengan rayuan Karin pada nya.
Jangan lupa like, vote dan komen. Jangan lupa juga klik tanda hati untuk menambahkan favorit kalian dan berikan hadiah yang buanyak untuk karya ini. Terima kasih 🙏 🙏
Malam hari pun tiba, Aydan baru pulang dari perusahaan nya beberapa menit yang lalu karena harus menyelesaikan pekerjaan nya yang tertunda karena kedatangan Karin tadi ke tempat kerja nya. Begitulah Aydan jika Karin sudah datang ke tempat kerja nya, waktu Aydan dia habis kan untuk menemani sang kekasih nya mengobrol. Ya hanya mengobrol karena Aydan tidak mau merusak wanita yang dia cintai sebelum mereka resmi menjadi pasangan suami istri, walaupun Karin beberapa kali merayu Aydan dan meminta Aydan untuk mencium nya tapi Aydan menolak nya. Aydan hanya berani untuk memeluk , mencium pipi atau kening Karin saja dan tidak lebih.
" Kak Aydan rajin sekali, jam segini baru pulang" Alea yang sedang membantu Fika menyiapkan makan malam mereka berkata dengan nada mengejek nya.
" Aku memang rajin, tidak seperti diri mu dan juga Rifki" jawab Aydan dengan cuek nya.
" Kenapa kau melibatkan ku juga, aku tidak ikut - ikutan dalam hal ini" Rifki yang memang sudah datang sedari tadi tak sengaja mendengarkan kedatangan Aydan dan malah mendengarkan nama nya di sebut oleh sepupu nya itu.
" Cih, tapi benar kan? Kau dan Alea selalu pulang dari perusahaan kalian lebih awal. Kalian ini sangat santai sekali" Aydan mendudukan diri nya di atas kursi meja makan yang kebetulan dekat dari tempat nya berdiri dan mengambil buah apel yang ada di sana dan memakan nya.
" Itu karena aku sangat pintar sehingga bisa menyelesaikan pekerjaan ku lebih awal" Rifki ikut duduk di depan Aydan dengan santai nya.
" Cih, kepintaran mu itu masih ada di bawah ku. Apa kamu tidak ingat?" Cibir Aydan.
" Hanya berbeda satu peringkat, kamu juga harus ingat itu" balas Rifki tak mau kalah.
Sejak mereka masih sekolah, mereka selalu bersaing dalam hal apa pun termasuk pelajaran. Aydan selaku lebih unggul satu tingkat dari Rifki, namun itu tidak membuat ke hubungan ke dua nya rusak dengan persaingan mereka.
" Assalamu' Alaikum" suara dari arah pintu utama menghentikan perdebatan saudara sepupu itu untuk sejenak.
" Walaikum sallam" jawab ke empat orang yang ada di sana.
" Lihatlah, datang lagi orang yang merupakan pekerja keras di antara kita" Alea kembali mengeluarkan kata - kata dengan nada mengejek nya.
" Aku dan om Angga tadi mampir dulu di toko kue mama Yuki untuk membeli beberapa kue" Nara mengangkat kantong plastik yang dia bawa "tapi tidak di sangka di sana sangat sibuk jadi kami sedikit membantu di sana, eh malah tak terasa sampai gelap seperti sekarang" Nara menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal seraya tersenyum kikuk.
" Hanya Nara yang membantu di sana, sedangkan aku hanya makan beberapa kue saja" jawab Angga cepat setelah melihat tatapan aneh dari tiga orang yang ada di hadapan nya.
" Sudah ku duga, om mana pernah mau membantu di toko kue" Rifki berkata dengan nada mencibir.
" Seperti kau suka membantu saja?" Aydan membalas Rifki.
" Ish, mana mau dia membantu di toko kue! Berbeda sekali dengan papa Adzriel yang sering membantu mama Yuki di sana" Alea ikut mencibir Rifki.
" Sudah hentikan! Kalian ini selalu saja berdebat, Nara sayang kemarikan kue nya biar mommy susun di dalam piring" Fika yang sudah mulai jengkel dengan perdebatan anak - anak itu pun mengalihkan pembicaraan.
" Ini mom, biar Nara saja yang siapkan!" Nara pun melangkah mendekati Fika dan Alea yang sedang berada di dapur dan mengambil piring beberapa piring untuk menyiapkan kue yang dia bawa. " Maaf karena Nara telat jadi tidak bisa membantu mommy dan Alea menyiapkan makan malam" ucap Nara tidak enak pada Fika sambil mengeluarkan kue - kue yang dia bawa .
" Tidak apa - apa sayang, kamu membantu mama Yuki di toko. Itu sama saja, tak perduli siapa pun yang kamu bantu" Fika tersenyum tulus dan di balas oleh Nara dengan senyuman manisnya juga.
" Oh ya mom, dimana daddy Nanda , grandma dan granpa juga tidak kelihatan?" Nara celingak celinguk melihat sekitar mansion karena tidak melihat orang - orang yang sedang dia cari.
" Grandma dan grandpa sedang berkunjung ke Bandung, ke rumah Nenek Anita sekalian mau ketemu Nenek Sita dan yang lain nya juga. Mereka berangkat tadi pagi, kalau daddy Nanda ada di kamar nya. Entah apa yang sedang dia kerjakan" Fika menjelaskan, Nara pun mengangguk mengerti.
" Oh ya, salam dari bunda kata nya" Nara teringat bunda nya yang menitipkan salam pada diri nya.
" Walikum sallam sayang, sampaikan sama bunda mu!" Fika terkekeh saat mengatakan nya.
" Siap mommy!" Nara ikut terkekeh.
Fika dan Nara memang sangat akrab, Fika sangat menyukai Nara karena dia baik, rajin dan juga ceria. Berbeda dengan Karin yang merupakan calon menantu nya itu, Fika tidak suka karena Fika melihat kalau Karin tidak tulus dan Karin juga tidak pernah mau berbaur dengan diri nya seperti Nara. Tapi Fika juga harus menghormati keputusan putra nya walau pun dia sendiri tidak menyukai nya. Fika hanya bisa mendo'akan untuk kebahagiaan putra semata wayang nya itu.
Tak lama makan malam pun sudah siap dan sudah tersaji dengan rapi di atas meja makan, Nanda juga sudah di panggil oleh Fika tadi dan di sini lah mereka sekarang. Berkumpul di meja makan dan bersiap menyantap makan malam mereka bersama. Meja makan tampak riuh dan juga ramai dengan kehadiran ke lima anak - anak yang selalu heboh di mana pun mereka berada.
" Mereka sudah dewasa, tapi kelakuan mereka masih saja seperti anak kecil kalau mereka sedang bersama" Nanda menggelengkan kepala nya melihat anak - anak itu pergi ke ruang keluarga setelah mereka selesai menghabiskan makanan mereka.
" Ya, tapi aku senang karena Aydan setidak nya tidak seperti mu yang selalu berwajah datar dan juga dingin" Fika tersenyum menatap punggung anak - anak itu yang menghilang di balik tembok.
" Tapi ketampanan nya dia dapat dari ku" Nanda berkata pongah.
" Tapi untung nya Aydan tumbuh menjadi pria tampan dan manis, tidak bermuka datar seperti mu" Fika terkekeh saat mengatakan nya.
" Tapi pria datar ini mampu membuat mu jatuh cinta, iya kan?" Nanda menaik turunkan alis nya lucu.
" Ish, kau ini. Kenapa perkataan mu itu selalu saja benar" Fika kembali terkekeh.
" Sementara mereka bermain, bagaimana kalau kita juga melakukan permainan kita sendiri di dalam kamar? Kita sudah lama tidak melakukan nya" Nanda mengerlingkan mata nya.
" Kau ini, kita sudah tidak muda lagi. Apa kau tidak malu" Fika tersipu malu dengan wajah yang sudah merona.
" Kita masih cukup muda, aku masih kuat mengangkat tubuh mu dan membawa mu ke kamar kita" Tanpa basa - basi lagi Nanda langsung mengangkat tubuh Fika dan menggendong nya ala bridle stile ke kamar mereka dan kalian bisa tebak apa yang akan terjadi selanjut nya.
Jangan lupa like, vote dan komen. Jangan lupa juga klik tanda hati untuk menambahkan favorit kalian dan berikan hadiah yang buanyak untuk karya ini. Terima kasih 🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!