Seorang gadis berlari kecil menuju sebuah restoran mewah yang berada di kawasan kota tersebut, sesekali melirik jam berwarna silver yang berada di tangan nya.
langkah nya terhenti saat ia Menambrak seorang pria Bertubuh tinggi, putih, tampan dan jutek.
"Maaf, tadi ada sedikit Urusan di kampus!"
ucap Kinara pada pria Tampan yang berada di hadapan nya, wajahnya datar tanpa ekspresi.
"Hari pertama kamu sudah terlambat, kamu tidak disiplin..!"
ucap Arief, pemilik restoran sekaligus chef di restoran mewah itu dengan nada jutek nya.
"Astaga... nyebelin banget!
kalau bukan karena takut dengan ayah, males banget berurusan sama cowok yang selalu mengaktifkan mode jutek nya.
oke gue silent aja deh dari pada panjang!"
ucap Kinara dalam hati tak berani menatap pria di hadapannya itu.
**
Siang itu kinara tengah mengendarai motor sport milik Wildan yang ia pinjam untuk mengejar seorang pria yang tengah bersama perempuan yang juga Kinara kenal.
Kinara sempat tidak percaya dengan apa yang dilihat nya,pria yang satu bulan lalu menyatakan cinta pada nya,kini tengah bersama Perempuan lain yaitu teman nya sendiri.
Wildan yang tidak mengetahui hal itu,tak merasa khawatir saat Kinara mengatakan jika ia meminjam motor nya untuk membeli makanan, padahal Kinara tengah mengejar damar yang tengah bersama Ratna.
Kinara yang cantik, putri pertama dari kahfi ini memang pintar, kendaraan roda dua atau empat ia bisa. Namun karena tidak hati hati dan terburu buru Kinara tak sengaja menabrak mobil mewah milik seseorang.
"Ki...Lo gimana sih?"
ucap Ayu yang membonceng di belakang.
"astaga..!"
ucap kinara saat melihat seorang pria tampan keluar dari mobil tersebut.
"kamu bisa bawa motor tidak? lihat mobil saya!"
ucap pria itu dengan gemeretak gigi nya.
mobil mewah berwarna hitam itu memang tergores karena kecerobohan Kinara.
Kinara membuka helmnya dan mendekati pria itu. Arief tertegun saat melihat sosok perempuan yang berada di balik helm itu.
"kalau kamu tidak bisa bawa motor seperti ini sebaiknya jangan berani berani bawa motor yang di peruntukan untuk laki laki..!"
"saya bisa, hanya tadi saya buru buru.
maaf pak!"
ucap Kinara dengan senyum terpaksa.
"Maaf kamu itu tidak bisa mengembalikan mobil saya seperti semula...!"
"lalu Saya harus apa?"
"ya tanggung jawab dong, saya mau mobil saya kembali seperti semula, tanpa goresan ini...!" ucap Arief menunjukkan goresan yang cukup besar pada body mobil nya yang mulus itu.
"ya udah,gini aja, sekarang mobilnya bawa ke showroom.
nanti kita ketemu di sana...!"
ucap kinara yang tidak ingin berdebat.
Kinara dan Ayu tertegun saat melihat Pria itu membelokkan mobilnya menuju showroom mobil termahal di kota itu, biaya nya pasti tidak sedikit.
"Ki, gimana?
emang Lo ada duit?"
ucap Ayu masuk ke dalam showroom mewah itu.
**
"ingat ya Kinara, setiap pengeluaran itu harus jelas untuk apa?
ayah tidak Mendidik kamu untuk boros, karena ayah pikir apa yang ayah berikan itu lebih dari cukup!"
ucap Kahfi sang ayah terngiang di telinga gadis itu.
"jangan buat masalah selama ayah tinggal di Rusia, kalau kamu bikin masalah ayah akan menjodohkan kamu dengan anak teman ayah."
hal itu membuat Kinara berkeringat tak kala teringat penuturan sang ayah.
Kinara merupakan gadis yang cantik namun tomboi, mungkin karena dari kecil sampai besar ia selalu bermain dengan Wildan yang menjadi Om nya, dan kedua adik kembar nya, Fahmi dan Fahri.
sang ayah sempat khawatir karena Kinara yang lebih memilih berteman dengan teman pria ketimbang teman perempuan nya, Kahfi berulang kali memasukkan Kinara ke sekolah asrama khusus wanita namun dengan berbagai macam alasan Kinara menolak nya, Yasmin sendiri tak memikirkan hal itu karena ia yakin Putri nya itu tahu batasan.
**
"nih... biaya servis nya"
ucap Arief memberikan sebuah struk servis tersebut.
Kinara dan Ayu menganga melihat nominal yang tertera pada struk tersebut, nilai sepuluh juta nampak pada kertas segi panjang itu.
"ini tidak salah...?"
ucap Kinara beranjak dari duduknya.
"Kamu tanya saja sama kasir nya kalau kamu tidak percaya, kamu pikir mobil saya ini mobil murah.."
"astaga... sombong Banget"
desis Kinara dalam hati.
"kalau saya tidak punya uang sebanyak itu bagaimana?"
ucap Kinara menatap wajah pria tampan itu.
"cakep tapi arogan..!"
tutur Kinara lagi dalam hati.
"saya tidak mau tahu, kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu..."
ucap Arief dengan gemeretak gigi nya mendekati Kinara mengikis jarak di antara keduanya.
"Tapi saya tidak punya uang sebanyak itu?!"
ucap Kinara memundurkan wajah nya.
"saya tidak mau tahu, begini saja!
kamu kerja di restoran saya selama dua bulan ini, untuk membayar ganti rugi perbaikan mobil saya..!"
ucap Arief yang teringat bahwa saat ini ia tengah membutuhkan satu orang karyawan di restoran nya, karena kemarin ada dua orang yang mengundurkan diri.
"tapi saya kuliah...!"
ucap Kinara membuat Arief melotot.
"kerja di restoran saya atau bayar sepuluh juta!"
ucap Arief geram dengan tingkah laku gadis itu.
"ya udah, aku kerja sepulang dari kampus!"
ucap kinara menyetujui pilihan yang diberikan oleh Arief, karena ia lebih takut dengan Kahfi,sang ayah ketimbang pria itu.
"besok kamu mulai kerja...!
ini kartu nama saya, di situ ada alamat restoran milik saya!"
ucap Arief kemudian pergi meninggalkan Kinara yang mematung, bahkan kartu nama itu ia biarkan jatuh ke bawah.
"Ki....!"
ucap ayu menyentuh bahu Kinara sambil memberikan kartu nama tersebut.
" Arief Ilyas Wiguna!"
ucap ayu membaca nama yang tertera di kartu nama tersebut.
"sini....!"
ucap Kinara mengambil kartu tersebut, Kinara menganga saat melihat alamat restoran tersebut.
Restoran itu merupakan restoran mewah milik keluarga Wiguna, hanya kalangan atas dan pengusaha yang berani datang ke restoran tersebut.
"astaga, gue dalam masalah!"
ucap Kinara menepuk keningnya sendiri.
"hanya tergores sedikit, sampai menghabiskan uang sebanyak itu...!"
ucap Kinara yang melangkah keluar bersama ayu.
terlihat Arief tengah berbicara di telepon sambil bersandar pada mobil nya, semakin tampan dengan kaca mata hitam yang menghiasi wajah nya, namun tetap tak menghilang kan sikap arogan nya.
**
"revan kamu berikan dia pakaian pelayan.."
ucap Arief pada Rayan, salah satu karyawan yang paling lama bekerja di restoran itu.
kebanyakan dari mereka tidak betah karena sikap Arief terlalu disiplin, terlambat dua menit saja sudah diberikan Sp. belum lagi dengan sikap arogan nya.
"buka kerudung kamu..." ucap Arief yang belum mengetahui nama gadis itu.
"enggak... aku bisa buka kerudung ku, kamu boleh suruh aku apa aja,tapi kalau yang satu itu aku tidak bisa..."
ucap Kinara yang menolak permintaan Arief.
meskipun ia sedikit tomboi namun Kinara tak pernah melepaskan pasmina yang menutupi rambut dan melingkar di leher nya.
"memang kenapa?
kamu tidak lihat mereka?"
ucap Arief yang menunjuk pada karyawan yang memang tak memakai kerudung, rambut mereka terikat rapi.
"tidak mau!"
ucap Kinara yang berani melawan Arief.
"siapa nama kamu?"
ucap Arief mendekati Kinara.
"Kiki....!"
ucap Kinara tak memberi tahu nama sesungguhnya.
"Revan kamu pilihkan pakaian yang pernah Alea pakai..!"
ucap Arief beranjak pergi meninggalkan Kinara bersama Rayan.
rasanya tak sanggup mengingat gadis bernama Alea itu.
bersambung..
silahkan mampir 😍😍😍🤭
beberapa hari terakhir ini Kinara sibuk di Restoran mewah itu, ia tidak bisa menikmati Hobinya karena selalu pulang malam.
Kinara tinggal bersama Oma Sinta dan kedua adik kembar nya dirumah besar itu, Kahfi dan Yasmin menitipkan ketiga anaknya nya itu pada Sinta selama satu bulan ini, Kahfi meminta istrinya itu menemani nya mengurus pekerjaan nya di Rusia.
"kok baru pulang?"
ucap Sinta saat melihat Kinara masuk ke dalam rumah.
"ya, Oma habis belajar kelompok dirumah ayu, sebentar lagi kan mau skripsi!"
ucap Kinara berbohong karena khawatir sang nenek mengadu pada ayahnya.
"oh gitu....ya udah kamu udah makan belum?"
ucap Sinta duduk di samping Kinara, terlihat gadis itu Lelah dan mengantuk.
"udah, Oma.
si kembar kemana?"
ucap Kinara mempertanyakan keberadaan kedua adik nya itu.
"ada di kamar Mungkin sudah tidur!"
"oh, ya udah. Kinara lihat mereka!"
ucap Kinara beranjak menuju kamar si kembar.
"de....!" ucap Kinara menyembul masuk ke dalam kamar adik nya yang kini sekolah kelas tiga SMA.
"baru pulang?"
ucap Fahmi, terlihat kedua nya tengah bermain PS, Fahri terlihat fokus pada layar.
"ikutan dong...!"
ucap kinara Duduk di samping Fahmi.
"nih, lawan tuh Fahri !"
"oke...!"
ucap kinara tersenyum.
bagaimana tidak tomboi, dari kecil saja sudah senang main bersama Wildan, belum lagi kedua adiknya laki-laki.
padahal Yasmin selalu memberikan nya mainan perempuan namun si cantik ini tak pernah melirik mainan yang Yasmin pilihkan untuknya.di tambah kinara memang lebih dekat dengan sang ayah, terbukti dengan beberapa piala renang yang menghiasi lemari kaca rumah besar itu, beberapa kali Kinara ikut lomba berenang dan selalu pulang membawa piala.
"kak dari mana sih?
kok pulang nya malam terus?"
"ada sedikit urusan de... jangan ngadu sama ayah ya!"
"oke....tapi nanti traktir ya kak!"
ucap Fahmi terkekeh.
"ya, nanti tenang aja!
udah malam, kalian tidur ya!
kakak juga mau istirahat...!"
ucap kinara beranjak dari duduknya.
Kinara merebahkan tubuhnya di ranjang setelah menunaikan shalat isya, teringat saat di restoran itu.
Kinara tidak menyangka jika Arief bukan hanya pemilik restoran itu, tapi sekaligus chef di restoran nya sendiri.
Kinara memperhatikan Arief yang berjalan memasuki dapur besar itu dengan pakaian putih nya.
tampak berbeda dan sangat tampan saat ia berjalan sambil tersenyum.
"aku kira tidak bisa tersenyum...!"
desis kinara sendiri, karena beberapa hari ini. Arief tak pernah ramah terhadap nya.
***
waktu menunjukkan pukul delapan pagi, Kinara kembali ke ranjang setelah menunaikan shalat subuh, karena hari ini weekend jadi ia bisa sedikit santai, namun beberapa kali terdengar ponsel nya berdering.
Kinara meraih ponselnya yang berada di atas nakas, menggeser tombol warna biru karena orang tersebut melakukan video call.
"apa sih?"
ucap kinara yang mencoba membuka matanya.
Arief tersenyum melihat seorang gadis yang masih terlelap sambil memeluk guling, tampak cantik dan lucu.ia pikir siapa yang menelepon.
"Kiki.....!"
Kinara terperanjat saat mendengar suara Arief di layar ponsel nya.
seketika Kinara langsung mematikan ponselnya, karena saat ini ia tidak memakai kerudung nya.
"malah di matiin...!"
ucap Arief yang kembali menelpon nya.
"apa sih?"
ucap Kinara kesal karena Arief kembali menghubungi nya.
"kerja Kinara...! aku tunggu kamu di restoran!"
"tapi ini weekend.. apa aku harus tetap masuk kerja?"
"tentu saja, justru weekend banyak pengunjung datang... jangan malas seperti itu, jam segini kamu belum bangun!"
ucap Arief membuat Kinara geram,, Kinara menatap ponselnya yang mati.
Arief sudah mematikan panggilan telepon tersebut.
Kinara berjalan dengan malas menuju kamar mandi, tubuh nya terasa remuk dan lelah, beberapa hari ini banyak sekali pengunjung.
membuat nya harus bolak-balik ke depan dan belakang.
"Ki... kamu mau kemana?"
ucap Oma Sinta melihat Kinara yang sudah tampil cantik dengan celana jeans berwarna hitam dan tunik kemeja berwarna biru muda.
"ada urusan sebentar sama ayu, Oma!"
ucap kinara mencium tangan Oma nya itu.
"kemarin ada Riko, dia cari kamu!"
"oh ya, ada apa?"
"tidak tahu, Riko tidak cerita!
ia hanya ingin bertemu dengan mu!"
"oh... nanti saja!
Kinara berangkat ya?"
ucap Kinara beranjak keluar dari rumah.
beberapa waktu kemudian ia sampai di parkiran Restoran Mewah itu, dengan kendaraan roda dua yang selalu menemani nya kemana pun ia pergi.
Kinara merogoh ponsel nya di dalam tas, yang terdengar berdering. Arief kembali melakukan panggilan telepon.
"cepat Kiki... kalau kamu tidak masuk dalam waktu dua puluh detik, aku akan tambah kan hutang kamu!"
ucap Arief membuat Kinara berlari masuk ke dalam restoran itu.
prang......
Kinara membulat kan matanya saat menabrak seseorang yang membawa nampan berisi makanan.
karena ancaman dari Arief yang membuat nya tergesa-gesa hingga membuat nya mendapatkan masalah baru.
"haduh... mati aku!"
ucap kinara melihat Arief yang melotot padanya.
**%
"kamu tidak usah datang ke restoran lagi!"
ucap Arief membuat Kinara tertegun, kini kedua nya berada di ruangan Arief.
"kamu suka sekali bikin masalah...!"
ucap Arief menatap wajah Kinara yang tanpa ekspresi.
"aku di pecat?"
tanya Kinara tersenyum dalam hati.
"kamu mau bayar hutang kamu pakai uang?"
"mau nya seperti itu, tapi aku belum punya uang sebanyak itu. Mungkin nanti!"
"kapan?"
ucap Arief menggeleng kan kepalanya, ternyata keputusan membawa Kinara bekerja di restoran nya adalah hal yang salah.
beberapa hari ini Kinara memang kerap membuat masalah, setiap hari ada saja gelas dan Piring yang pecah.
"kamu besok datang ke apartemen ku!"
ucap Arief sambil menoleh pada ponsel nya.
"untuk apa?"
"membersihkan apartemen ku, nanti aku tidak perlu memanggil cleaning servis untuk membersihkan apartemen ku... kamu jangan berpikir macam-macam.
kamu pikir aku mau dengan perempuan yang selalu membuat masalah...!"
ucap Arief membuat Kinara memberangus.
"hati hati dengan ucapan anda pak Arief yang terhormat...!"
ucap kinara kemudian pergi keluar tanpa menghiraukan Arief yang memanggil nya.
rasanya benar-benar kesal dengan penuturan Arief barusan.
"awas aja, kamu belum kenal siapa Kinara"
ucap kinara dalam hati.
seorang wanita paruh baya memperhatikan Kinara yang keluar dari ruangan Arief dengan wajah kesal.
"siapa perempuan itu rief....?"
ucap Yuni sang bunda yang baru saja datang bersama sang ayah.
"pacar kamu?"
"bukan lah Bun, masa pacar Arief seperti itu!"
ucap Arief memperhatikan Kinara yang berjalan menghampiri motor nya dengan tergesa.
ada rasa sesal karena sudah mengatakan hal itu pada kinara, tapi memang beberapa hari ini, Arief sedikit merasa risih karena beberapa pengunjung yang menanyakan perihal Gadis itu.
"bunda kira pacar kamu. cantik, tapi bunda sudah menjodohkan kamu dengan anak nya Kahfi...!"
"ya Bun, Arief tidak lupa!"
ucap Arief kemudian mengajak bunda nya menghampiri sang ayah yang sudah duduk di kursi tamu.
bersambung.
terima kasih yang udah mampir 😘😘
siang itu kinara mengendarai motor nya menuju rumah Oma Marisa, di saat seperti ini hanya Wildan yang mengerti dirinya.
"eh cucu grand pa ya cantik!"
ucap Rama yang baru saja keluar dari mobil bertepatan dengan kinara yang baru sampai di depan rumah Rama.
"grand pa?"
ucap kinara tersenyum memeluk pria yang usianya sudah cukup tua namun tetap gagah.
"kenapa mukanya kusut seperti itu?"
ucap Rama menilik wajah cucu pertama nya itu.
"emang kelihatan...!?"
ucap kinara sambil berjalan beriringan masuk ke dalam rumah.
terlihat Marisa tengah memasak di dapur bersama bi Ina.
"sayang....?"
ucap Marisa menghampiri kedua nya.
"Oma...ada om Wildan?"
"apa Lo?"
ucap Wildan dari atas tersenyum.
"main yu Om?"
ucap Kinara dari bawah.
Wildan pun turun ke bawah menghampiri mereka.
"main kemana? aku mau ng-date sama cewek!
kalau bawa kamu Terus, kapan laku nya dong?"
ucap Wildan terkekeh sambil mencubit pipi keponakan nya itu.
"enggak pergi sama kinar juga enggak ada yang naksir!"
"ya itu karena kamu dekat dekat om terus, kalau begitu cara nya bisa jadi jones...!"
"apa jones..?"
"jomblo ngenes...!"
ucap Wildan mengacak kerudung segitiga Berwarna Hitam itu.
"nyebelin.... kebiasaan deh!
Oma...si om tuh?"
ucap kinara merengek.
Marisa dan rama hanya tersenyum menanggapi celotehan kedua nya, setiap bertemu selalu seperti itu.
dari kecil mereka selalu bersama, dari TK sampai SMA mereka selalu Satu sekolah.hingga kuliah pun mereka satu kampus hanya berbeda jurusan.
hubungan keduanya yang begitu dekat hingga membuat mereka yang tidak tahu hubungan persaudaraan di antara keduanya berpikir kalau mereka pacaran, Wildan pun mengatakan jika di Instagram banyak yang mengatakan kalau mereka pasangan yang serasi.
"ayo, mau main kemana sih?"
ucap Wildan menarik tangan Kinara untuk beranjak.
"nonton Om, tapi jangan nonton film horor!"
"Nonton Drakor?
jangan kebanyakan ngehalu Kinara, punya cowok seromantis yang kayak di film, itu sih cuma setingan....!"
ucap Wildan terkekeh.
"siapa juga yang ngehalu punya cowok kayak gitu?"
ucap kinara yang teringat pada damar yang tak ada kabar sama sekali.
kemudian keduanya berpamitan pada Rama dan Marisa.
**
"berangkat sekarang Om?"
ucap Kinara naik ke motor sport milik Wildan.
"mau peluk, boleh enggak?"
ucap Kinara mencoba menggoda Om nya itu.
"jangan Kinara, kayak gitu tuh bikin dag-dig-dug tahu...!"
ucap Wildan membuat Kinara terkekeh.
di saat senang, sedih atau seperti sekarang ini, Kinara selalu mencari Wildan yang selalu bisa membuat nya tertawa.
tak lama mereka sampai di mall tersebut, Kinara turun dari motor Wildan bertepatan dengan Arief yang membuka pintu mobil.
ia datang ke mall itu bersama seorang perempuan yang baru saja datang dari luar negeri, sebenarnya malas tapi karena perempuan itu memaksa akhirnya Arief bersedia untuk pergi.
Arief memperhatikan Kinara yang berjalan bersama seorang pria sambil menggandeng pria itu.
Wildan tampan sama seperti Rama yang hingga kini ketampanan nya tak pernah berkurang.
"kalau bukan Om sendiri, Kinara jadiin pacar deh!"
ucap kinara terkekeh membuat langkah Wildan terhenti.
"kalau bukan keponakan, udah di lamar nih cewek!"
ucap Wildan membuat Kinara berlari kecil sambil tertawa.
"ki , awas ya kamu!"
ucap Wildan berlari mengejar keponakan nya itu.
tanpa sadar Arief terus memperhatikan interaksi keduanya yang terbilang cukup mesra.
"kenapa if ?"
ucap Tasya memperhatikan Arief yang memperhatikan kedua sejoli yang tengah berlari kecil itu.
"tidak apa-apa sya..!
ayo kita mau kemana?"
"nonton yuk...!
ada film Drakor terbaru!"
ucap Tasya dan di angguki oleh Arief.
"tunggu sini ya inses....!"
ucap Wildan tersenyum menyuruh Kinara untuk duduk di kursi tunggu, sedang ia pergi membeli tiket.
"aku beli makanan ya untuk Kita bang?"
ucap kinara dan di angguki oleh Wildan.
sesuai perjanjian mereka berdua, jika di luar rumah kinara tidak boleh memanggil nya om, termasuk di kampus.
saat membeli makanan Tasya tak sengaja menabrak Kinara hingga terjatuh, Wildan dan Arief yang melihat hal itu langsung berlari menghampiri dan sama sama membantu Kinara untuk bangun.
"kamu....!"
ucap kinara dan Arief berbarengan.
keduanya sama sama diam saling menatap, Wildan membantu Kinara untuk bangun.
"maaf ya...aku tidak sengaja!"
ucap Tasya menggandeng tangan Arief.
"ya udah...ayo de!"
ucap Wildan menarik tangan Kinara untuk menjauh dari mereka berdua.
**
"Kamu kenal ki...?"
ucap Wildan sambil berjalan masuk ke dalam gedung bioskop tersebut.
"sekilas doang...!"
"emang satu kampus?"
ucap Wildan Duduk di samping Kinara.
"enggak bang, Kinara tidak mau membahas orang itu lagi..!"
"ya udah...!"
ucap Wildan Yang kemudian fokus pada layar film yang menyala.
Arief memperhatikan Kinara yang fokus menonton sambil sesekali bersenda gurau dengan Wildan, kebetulan sekali mereka satu jajar.
"kamu kenal sama cewek itu if?"
ucap Tasya yang memperhatikan Arief sesekali melirik ke arah mereka.
"sedikit....!"
ucap Arief kembali fokus pada layar yang sedang menampilkan seorang pria memeluk kekasihnya.
"ah film macam apa ini, aku tidak suka!"
"Tapi aku suka!"
ucap Tasya fokus pada layar.
dua jam berlalu kini keduanya keluar dari gedung tersebut, Arief memperhatikan Kinara yang berjalan beriringan bersama Wildan masuk ke dalam sebuah tempat makan mie ayam baso.
Arief tersenyum, ternyata perempuan itu penggemar baso.
"kita langsung pulang ya,, di restoran banyak pengunjung!"
ucap Arief dan di angguki oleh Tasya.
namun langkah Arief terhenti saat melihat Kinara di hampiri seorang laki-laki.
"Ki.. katanya kamu hari ini sibuk!"
ucap damar yang menghampiri mereka berdua.
Kinara beranjak dari duduknya.
"aku emang sibuk , tapi ...!"
"tapi apa?
selama ini kamu tidak pernah ada waktu untuk aku..!"
"bukan nya kamu udah ada Ratna...!"
ucap kinara membuat damar terdiam.
"aku sama teman kamu itu cuma teman..."
"teman tapi mesra.....!"
ucap Kinara membuat damar terperangah.
"jangan kamu berpikir aku tidak tahu apa apa ya,dam..."
ucap kinara dengan nafas tersengal, selama beberapa hari ini ia mendapatkan informasi dari ayu tentang kedekatan damar dengan Ratna.
"aku seperti itu karena kamu selalu sibuk dan enggak punya waktu untuk aku...!"
"ya udah, kita putus ....!"
ucap kinara menarik tangan Wildan untuk pergi dari tempat itu.
"Ki tunggu sebentar, jangan seperti itu?"
ucap damar yang mengikuti nya dari belakang, Wildan berjalan santai sambil tersenyum.
"Ki ... sebentar dulu!"
ucap damar terus memanggil namun tak di hiraukan oleh Kinara.
Kinara berlari kecil menuju Tempat parkiran.
Wildan terkekeh kecil melihat wajah Kinara yang memberangus.
seperti nya damar juga menyerah mengejar nya.
"nyebelin banget malah ketawa...!" ucap kinara melihat Wildan terkekeh.
"ya udah lah, kan tahu kayak gimana si Damar, pacar nya banyak!"
"masa?"
ucap kinara sambil mendelik ke arah Wildan yang tertawa.
"di kasih tahu....aku bilangin kakak Lo kalau anak gadis nya berani pacaran...!"
"pacaran juga enggak macan macam om !"
"ya belum aja, coba aja berduaan di tempat sepi.
tidak mungkin tidak terjadi sesuatu..setan punya tipu daya yang cukup besar...!
udah kita makan baso nya di tempat biasa saja!"
ucap Wildan naik ke motor nya.
****
"pengen makan baso yang segede bola?"
ucap kinara sambil menyendok Baso ke dalam mulutnya yang kecil.
kini kedua nya tengah makan baso di tempat langganan mereka berdua.
"baso raksasa itu namanya, Ki...!"
"ya, kapan kapan kita makan baso raksasa"
"ya,,boleh nanti ajak si kembar!" ucap Wildan dan di angguki oleh Kinara.
melupakan seseorang yang sempat mengisi hari hari nya, bukan Kinara namanya kalau diam saja mengetahui pacar nya itu selingkuh.
bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!