NovelToon NovelToon

The Ugly Wife

Hanyalah Awal

"Asyifa...! Sifa, bangun!" panggil Mira berusaha membangunkan wanita itu.

"Sebentar lagi bu, 5 menit lagi" jawab Asyifa dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Ibu..., ibu..., kebiasaan! Aku bukan ibumu! Cepat bangun, kalau tidak kamu akan terlambat ke kantor!" balas Mira kesal melihat sahabatnya masih saja bermalasan diatas kasur.

"Mira?? Huffhh..! Maaf, sepertinya aku mulai lagi" kata Asyifa beranjak bangun dari tidurnya dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

"Dia masih saja belum terbiasa, padahal sudah enam bulan, tapi masih saja seperti itu. Benar-benar gadis yang malang" ucap Angel, sahabat wanita Asyifa yang lainnya kepada Mira yang tertawa geli.

"Aku mendengar kalian!" teriak Asyifa kesal dari dalam kamar mandi.

Asyifa berdiri dibawa guyuran air yang membasahi tubuhnya dengan perasaan kesal. Entah mengapa tubuhnya belum terbiasa dengan kehidupan barunya. Tubuh dan alam bawah sadarnya seperti masih melekat pada kehidupannya yang dulu, saat dirinya masih menjadi mahasiswa miskin yang harus bekerja keras demi meraih cita-citanya. Padahal kini sudah lebih dari enam bulan ia bekerja sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan besar, dan merubah hidupnya menjadi lebih baik berkat gaji lumanyan besar yang ia terima setiap bulan.

"Asyifa, ibumu menelepon!" seru Angel saat melihat panggilan masuk di layar ponsel sahabatnya.

"Iya, aku keluar sekarang" jawab Asyifa sambil menarik kuat rambutnya.

Dengan masih menggunakan handuk, ia meraih ponsel dan menggeser menu jawab.

"Halo bu. Apa kabar?" sapa Asyifa berbasa-basi.

"Kapan kamu akan mengirimkan ibu uang lagi? Uang ibu sudah habis, ibu butuh uang sekarang!" ucap sang ibu tanpa membalas ucapan basa-basi Asyifa.

"Habis? Bukannya tiga hari yang lalu Asyifa baru saja mengirimkan ibu uang 2 juta, masa sudah habis bu?" tanya Asyifa keheranan sambil membalas tatapan penasaran kedua sahabatnya.

"Tentu saja sudah habis! Kamu pikir 2 juta itu uang yang besar di zaman sekarang yang semuanya serba mahal? Sudah, kirimkan saja ibu uang! Bukannya kamu bekerja sebagai seorang sekretaris di perusahaan besar, pastinya gajimu juga besar, jadi jangan pelit seperti itu dengan ibumu sendiri!"

"Tapi bu, Asyifa juga harus menabung untuk masa depan Asyifa nanti. Banyak hal juga yang masih ingin Asyifa capai dengan gaji Asyifa" Asyifa coba menjelaskan, berharap ibunya mau mengerti.

"Apa lagi yang ingin kamu capai? Jangan egois Asyifa! Dan untuk masa depanmu, kamu cukup mencari pria yang memiliki banyak uang dan menikahinya!"

"Sudah, ibu cape, mau istirahat! jangan lupa kirimkan uangnya, ibu tunggu!" ucap ibunya dan mematikan sambungan telepon begitu saja.

Asyifa hanya bisa menghela nafas pelan sambil memengangi kepalanya yang tiba-tiba saja terasa sangat sakit.

"Minta dikirimkan uang lagi oleh ibumu?" tanya Angel dengan tatapan prihatin yang dibalas anggukan oleh Asyifa.

"Bukannya baru beberapa hari yang lalu kamu mengirimkan uang pada ibumu? Masa sudah habis? Aku rasa ibumu terlalu boros Sifa, apa dia tidak kasian padamu yang harus bekerja keras disini sendirian, dan jauh dari keluarga?" tanya Mira bertubi dengan nada emosi.

Walaupun mereka bertiga belum setahun berkenalan dan bersahabat, namun Mira dan Angel memang sudah tau perihal ibu Asyifa yang sering meminta uang pada gadis itu. Bahkan dalam sebulan, bisa berulang kali ia minta dikirimkan uang, tanpa peduli tentang keadaan anaknya.

"Kita kan belum gajian, apa kamu masih punya uang? Apa kamu mau pakai uangku dulu?" tanya Angel lembut. Ia merasa semakin prihatin melihat Asyifa yang tetap diam membisu.

"Terima kasih, tapi tak usah Angel. Aku masih punya cukup uang ditabunganku. Aku bisa mengirimkan ibuku menggunakan uang itu" jawab Asyifa mencoba tersenyum.

Angel dan Mira maju memeluk Asyifa, berusaha menghiburnya. Meskipun Asyifa tak pernah cerita tentang kesusahan yang ia alami di kehidupannya sebelum mendapat kerja di kota yang sama dengan keduanya, namun Mira dan Angel tau bahwa kehidupan Asyifa tak semudah kehidupan mereka yang memiliki ekonomi berkecukupan.

Mendapat perlakuan hangat dari kedua sahabatnya membuat air mata Asyifa mengalir begitu saja. Sungguh, baru kali ini ada orang yang mau berusaha dengan tulus untuk menghibur, dan mencoba mengerti keadaannya. Bahkan sampai ingin membantu meringankan masalah yang ia hadapi.

"Makasih, makasih banget. Aku beruntung kenal sama kalian" ucap Asyifa menghapus air matanya.

"Sama-sama Sifa, jangan sedih lagi yah. Kamu harus ingat, kalau kamu punya kita berdua yang akan selalu ada buat kamu" ucap Angel tulus.

****

Asyifa menatap jumlah saldo uang yang tertulis dihadapannya dengan tatapan senang. Bagaimana tidak, ternyata uang lembur dan juga bonus yang di janjikan oleh sang bos dengan jumlah dua kali lipat, sudah masuk ke rekeningnya.

"Tidak sia-sia aku menuruti semua perintah si bos gila kerja itu. Ternyata benaran dikasih bonus dua kali lipat! Kalau seperti ini, masalah mengirimkan uang lagi untuk ibu jadi teratasi" ucap Asyifa semringah.

Setelah mengirim sejumlah uang ke rekening ibunya, Asyifa segera menelepon sang ibu untuk mengabarkan hal itu.

"Assalamualaikum bu" sapa Asyifa setelah panggilan tersambung.

"Hmm iyah, gimana? uangnya sudah kamu kirim belum?" tanya sang ibu, seperti biasa tanpa basa-basi.

"Iya bu. Barusan Asyifa sudah transferkan ke rekening ibu"

"Nah, itu baru anak ibu! Sudah yah, ibu mau ke ATM dulu untuk mengambil uang yang kamu kirim! tutt.. tutt.. " sambungan telepon berakhir.

Asyifa menatap benda pipih itu dengan tatapan sedih. Entah sudah berapa puluh kali ia memberikan uang hasil kerja kerasnya kepada sang ibu, namun tak pernah ia mendengar ucapan terima kasih bahkan hanya sekali saja.

"Jangan sedih Asyifa! Ini bukan pertama kalinya bagimu, bahkan kamu sudah melalui hal semacam ini bertahun-tahun selama hidupmu" ucap Asyifa mencoba menguatkan dirinya sendiri.

Ia meninggalkan tempat itu, dan berjalan masuk ke dalam sebuah mobil putih yang sudah menunggunya sedari tadi. Mobil yang selalu ia tumpangi untuk ke kantor, hingga ia bisa menghemat uang transportasi.

"Gimana? Sudah selesai mengirimkan uang untuk ibumu?" tanya Angel yang berada di kursi pengemudi karena ialah sang pemilik mobil itu.

"Sudah Ngel. Dan kalian tau apa?, ternyata masalahku bisa teratasi berkat si bos kita yang gila kerja itu!"

"Kok berkat bos kita? Gimana ceritanya?" tanya Mira penasaran.

"Iya berkat bos kita! Kalian ingat tidak, seminggu lalu aku dibuat kerja lembur terus-terusan tanpa henti, bahkan kerajaanku banyak yang harus ku bawa pulang ke rumah untuk diselesaikan? Nah, bos kita waktu itu menjanjikan uang lembur dan bonus dua kali lipat untuk kerja kerasku. Dan ternyata, hari ini uang itu sudah masuk ke rekeningku!" jelas Asyifa panjang lebar dengan senyuman lebar.

"Serius? Wah..., ternyata si bos baik juga yah? Tidak sia-sia usaha dan tenagamu bekerja hingga kurang tidur!" ucap Angel ikut senang.

"Hehehe... Kalau gini caranya, aku mau di suruh lembur terus, biar bisa dapat cuan dobel-dobel" ucap Asyifa cengengesan.

"Jangan terus-terusan juga lah Fa, kesehatan kamu juga penting!" ucap Angel sambil memarkirkan mobilnya di parkiran kantor.

"Setuju, jangan sampai terlambat makan dan akhirnya penyakit lambungmu kumat! Jangan sampai kekurangan tidur dan akhirnya..."

"Iya.., iya..! Dasar sahabat-sahabat super bawel. Tapi kalian juga harus ingat, semua itu tergantung bos kita yang gila kerja itu, bukan menurut kemauanku pribadi, oke? " ucap Asyifa memotong ucapan Mira yang mulai mengomel tanpa henti.

Asyifa berjalan keluar dari mobil dengan hati senang, karena semangatnya telah kembali. Ia tidak ingin terus-terusan sedih karena ia tahu, bahwa ini hanyalah awal untuk menuju hidup impiannya yang lebih baik.

Bos Gila

Tok... Tok..

Asyifa mengetuk pintu ruangan atasannya sebelum membukanya perlahan, saat mendengar perintah masuk oleh sang bos.

"Selamat pagi pak Zidan, saya bawakan jadwal bapak untuk hari ini" ucap Asyifa, sambil meletakkan sebuah buku catatan yang terbuka halamannya di atas meja Zidan.

Zidan melirik buku itu sekilas, dan beralih menatap wajah Asyifa dengan ekspresi datar. "Kamu menunggu apa? Bacakan untuk saya! Jangan bilang, kamu mau menyuruh saya membaca tulisan tanganmu dibuka kumal itu?"

"Baik pak, maafkan saya" ucap Asyifa sambil meraih buku catatannya kembali, dan mulai membaca satu persatu jadwal sang bos.

"Oh iya saya lupa. Ada beberapa dokumen dari tiga perusahaan yang bekerja sama dengan kita, yang akan dikirimkan ke email kamu hari ini. Kamu periksa dan tinjau kembali, kemudian berikan pada saya. Jika ada hal yang kurang sesuai, kamu cari solusinya terlebih dahulu, kemudian bahas bersama saya. Waktu kamu hanya sampai lusa, mengerti?" ucap Zidan setelah Asyifa selesai membacakan jadwal hariannya.

Mendengar hal itu, Asyifa sukses dibuat melongo seperti orang bodoh. Namun sedetik kemudian, dengan cepat ia mengiyakan perkataan Zidan. Ia tidak ingin bosnya marah melihatnya diam.

"Bagus. Kalau begitu, sekarang kamu bawa dokumen yang saya minta kamu siapkan untuk rapat hari ini. Saya ingin memeriksanya terlebih dulu"

"Baik pak" ucap Asyifa berlalu menuju ruangannya. Ia kembali ke ruangan Zidan dengan beberapa map ditangannya.

"Ini pak"

Zidan menerima map-map yang diberikan Asyifa, kemudian mulai fokus memeriksanya dengan teliti satu persatu. seketika senyuman puas terbit diwajahnya.

"Seperti biasa, kamu memang bisa diandalkan Asyifa! Semuanya sempurna seperti yang saya inginkan. Kamu boleh kembali ke ruanganmu, dan jangan lupa bawa dokumen ini saat kita rapat nanti" ucap Zidan menyerahkan kembali map-map tersebut kepada Asyifa.

"Terima kasih pak, saya permisi" ucap asyifa dengan senyuman bangga saat mendengar puja-pujian dari mulut Zidan.

Asyifa baru saja duduk dikursi dalam ruangannya, saat muncul notifikasi email masuk bertubi-tubi di layar laptopnya.

"Arrrggggg, pak Zidan sialan! Dasar bos gila!" Asyifa mengerang dan mengatai atasannya itu tanpa suara, saat tau isi email-email itu adalah tentang pekerjaan dengan perusahaan lain yang baru tadi dibahas oleh Zidan.

"Asyifa, ayo kita pergi rapat!" panggil Zidan yang tiba-tiba sudah berada di depan Asyifa membuat gadis itu terlonjak kaget.

"Ah iya pak. Tapi, masih ada 20 menitan lagi sebelum jam rapat pak"

"Tidak usah banyak bicara, saya masih ada kerjaan lain yang harus saya kerjakan. Suruh mereka yang ingin rapat dengan saya untuk segera datang, atau tidak batalkan saja rapatnya, dan mereka semua saya pecat!"

"Saya akan segera hubungi mereka pak. Mari kita sambil jalan ke ruang rapat pak" ucap Asyifa ngeri mendengar ucapan bosnya.

Mereka akan melakukan rapat tahunan dengan dihadiri hampir seluruh orang yang bekerja di perusahaan ini. Kalau mereka terlambat datang, maka bosnya akan memecat mereka semua? benar-benar bos gila!.

Dengan cepat jari-jari Asyifa mengetik pengumuman singkat, namun memiliki sinyal darurat di grup umum perusahaan. Berharap para rekannya segera membaca tulisan itu.

****

"Gila banget pak Zidan! Bisa-bisanya ngancem mau pecat semua karyawan hanya karena telat datang rapat tahunan!" ucap Angel.

"Iya benar. Divisiku sampai harus berebutan naik lift dengan divisi lain, sampai akhirnya terpaksa menaiki tangga darurat!" ucap Mira mendongkol.

"Sabar yah kalian. Pak Zidan memang begitu sifatnya, bahkan bisa menjadi lebih sadis lagi kalau dia mau!" ucap Asyifa menghibur.

Ketiga gadis itu kini sedang menikmati makan siang dikantin kantor setelah selesai rapat bersama.

"Tapi kamu benar-benar luar biasa Fa, bisa bertahan dengan tingkah lakunya yang menguras kesabaran itu! " ucap Angel sambil memukul dadanya.

"Ha...ha.. ha..! Iya, saking sabarnya aku sudah hampir gila sekarang! Bos gila itu memberiku setumpuk pekerjaan dari 3 perusahaan sekaligus yang bekerja sama dengan perusahaan kita. Dan harus aku selesaikan dalam waktu dua hari!" ucap Asyifa mengeluarkan kekesalah hatinya.

"Yang sabar yah Fa" ucap Mira dan Angel bersamaan.

"Aku tarik kembali ucapanku, kalau bos kita itu baik dan rasa syukurku karena memiliki bos seperti dia!"

"Sudah Fa. Mending makan saja, nanti keburu hilang selera makanmu".

"Iya benar kata Angel! Mending makan aja Fa, biar stressmu hilang" ucap Mira menyetujui perkataan Angel.

Masih dengan perasaan dongkol, asyifa memaksa menyuapkan beberapa sendok makanan sekaligus ke dalam mulutnya tanpa memperhatikan keadaan sekitar.

Tiba-tiba seorang pria duduk dihadapannya. Ia Meletakkan makan siangnya di meja, dan mulai memakannya, sambil menyodorkan sebotol air mineral ke arah Asyifa.

"Makanlah perlahan. Tidak usah terburu-buru seperti itu Asyifa, tidak akan ada yang merebut makanan itu darimu" ucap Zidan sambil menatap lembut wajah sekretarisnya itu. Tingkah Zidan itu, sukses membuat Asyifa seketika tersedak makanannya sendiri.

"Uhuk.. uhuk.." Asyifa meraih botol minuman yang diberikan Zidan dan langsung meminumnya.

"Bapak kenapa ada disini?" tanya Asyifa dengan ekspresi heran sama seperti kedua sahabatnya. Mereka berdua juga ikut kaget meyaksikan keanehan bos mereka, yang tiba-tiba ikut makan bersama ketiganya di kantin kantor.

"Ingin makan bersamamu. Eh.., maksudnya, saya sesekali ingin makan bersama karyawan saya juga dikantin kantor" ucap Zidan dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Tapi biasanya kan bapak makan di luar atau minta dipesankan. Kenapa tiba-tiba makan di kantin pak?"

"Sudah, jangan banyak tanya! Cepat habiskan makananmu dan temui saya, hari ini kita ada rapat di luar dengan klien penting. Saya duluan!" ucap Zidan berlalu dari hadapan ketiga gadis itu.

"Tapi makanan bapak belum habis, bapak baru makan 3 sendok loh pak!" Angel mengingatkan Zidan, namun pria itu tetap berjalan tanpa menghiraukan ucapannya.

"Aneh! Benar-benar aneh! Pria itu sangat aneh sekali!" ucap Mira penuh penekanan.

Asyifa dan Angel menganggukkan kepala bersama tanda setuju, dan kembali menikmati makan siang mereka.

Sebuah pesan masuk dilayar ponsel Asyifa, dan saat itu juga Asyifa menarik rambutnya frustrasi, membuat kedua sahabatnya saling pandang.

"Kalian tau, dia bukan saja hanya aneh, tapi dia juga adalah pria yang gila! Dia benar-benar gila! Dan membuatku hampir ikutan gila juga! Arrggghh..., aku benci dia!"

"Maksudmu pak Zidan? Itu pesan darinya?Memangnya apa yang dia katakan Fa?" tanya Angel penasaran.

Asyifa menyodorkan ponselnya ke depan wajah kedua sahabatnya agar mereka bisa membaca pesan yang dikirimkan oleh sang bos.

"Ke parkiran sekarang! Waktu makanmu terlalu lama! Jangan lupa bawa semua dokumen yang dibutuhkan untuk rapat nanti! Waktumu 5 menit!" baca Mira dan Angel bersama.

"Lihat berapa banyak tanda seru yang dia gunakan. Dasar bos gila! Rasanya aku ingin mengundurkan diri saat ini juga dari pekerjaanku" gerutu Asyifa sambil membereskan makan siangnya.

"Semangat yah Fa. Maaf tidak bisa bantu apa-apa, tapi kita pasti akan selalu mendoakan semoga bosmu itu cepat sadar dari kegilaannya"

"Hahaha.. Thank you guys, aku duluan yah. Sampai ketemu di rumah" Asyifa berlalu meninggalkan kedua sahabatnya yang memandangnya prihatin.

Jatuh Cinta

Asyifa meletakkan tas dan tumpukan dokumen yang dibawanya dari kantor ke atas meja, kemudian menghempaskan tubuhnya ke atas kasur begitu saja.

Baru saja Asyifa akan terlelap, namun kantuknya seketika hilang karna mendengar suara pintu yang tiba-tiba dibuka dari luar dan muncul lah wajah Angel disana.

"Sudah pulang? bagaimana harimu menemani si bos rapat diluar dengan klien pentingnya?".

"Rapatnya berjalan lancar, tapi keadaanku lah yang tidak berjalan lancar. Aku lelah sekali, badanku rasanya remuk semua!"

Angel mendekati sahabatnya itu, dan mulai memijit-mijit pelan tangan dan juga bahunya.

"Beristirahatlah sejenak, kemudian kita pergi jalan-jalan ke mall untuk menghilangkan stresmu. Bagaimana?"

"Aku juga ingin sekali melakukan semua itu, tapi sayangnya aku tidak bisa. Pekerjaan yang ku bawa dari kantor harus segera dikerjakan, supaya bisa diberikan ke bos kita tepat waktu"

"Guys,,, ayo kita pergi cuci mata di mall, dengan melihat barang-barang bagus dan memakan makanan yang enak!" teriak Mira antusias sambil berjalan masuk ke dalam kamar Asyifa.

"Maaf Mira, sepertinya kalian harus pergi berdua saja. Aku akan bersiap pergi ke cafe di depan gedung apartemen kita, untuk menyelesaikan pekerjaanku yang menggunung"

Asyifa bangkit dari posisi ternyamannya, kemudian melepas sepatu kantor yang masih melekat di kedua kakinya, dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

"Tapi sejam lagi sudah mau malam, Asyifa! Masa kamu harus berhadapan dengan pekerjaan terus-menerus tanpa istirahat sedikit pun?"

Asyifa tak mendengar pertanyaan Mira karna ia terlalu lelah, dan lebih memilih untuk memfokuskan indra pendengarannya pada bunyi air yang turun membasahi tubuhnya.

Angel memberikan isyarat dengan tubuhnya pada Mira untuk melihat ke arah meja sahabat mereka.

"Jangan bilang, semua dokumen itu adalah pekerjaan yang baru saja Asyifa katakan?"

"Yup, begitulah" jawab Angel singkat.

"Apa kau butuh bantuanku untuk membunuh bos kita yang gila itu, Fa?"

"Aku akan sangat berterima kasih kalau kau memang ingin melakukannya untukku, Ra. Tapi aku juga tidak ingin sahabatku menjadi seorang kriminal dan ditangkap oleh polisi"

Asyifa keluar dari kamar mandi dengan rambut panjangnya yang masih basah sehabis keramas. Ia tersenyum ke arah kedua sahabatnya.

"Kalau begitu, aku dan Angel akan bantu menyelesaikan pekerjaanmu!" usul Mira yang langsung disetujui oleh Angel dengan anggukan kepala.

"No, thank you guys. Aku rasa mengerjakannya sendiri lebih baik. Bukannya aku tidak percaya pada kalian, tapi melihat sifat bos kita, sebaiknya seperti itu"

"Tapi itu terlalu banyak untuk dikerjakan sendiri olehmu Fa! Bukan begitu Mira?"

"Aku punya waktu dua hari, dan aku rasa bisa mengatasinya sendiri. Jadi kalian berdua keluar dari kamarku, dan pergilah bersenang-senang" ucap Asyifa sambil mendorong paksa kedua sahabatnya keluar dari kamar.

****

Asyifa mendorong pintu kaca dihadapannya, kemudian berjalan masuk ke dalam cafe yang tampak ramai menjelang malam.

Ia mengedarkan pandangannya sejenak untuk mencari tempat kosong. Untungnya masih tersisa satu meja kosong yang berada dipojokan dekat jendela. Benar-benar tempat yang sangat cocok untuk Asyifa yang tidak ingin diganggu saat bekerja.

"Mau pesan apa mba? " tanya seorang pelayan saat Asyifa telah duduk.

"Saya pesan milk shake satu yah mba"

"Itu saja mba, mungkin masih ada yang lain?"

"Udah, itu aja dulu mba. Kalau masih ada, nanti saya pesan lagi".

"Baik mba, mohon di tunggu yah"

"Iyah mba, makasih"

Asyifa melirik jam yang melingkar ditangannya, dan kemudian mulai mengeluarkan barang-barang dari dalam tas yang ia bawa.

"Sekarang sudah jam 7, berarti aku punya 3 jam hari ini untuk mulai mengerjakan tugas dari si bos"

"Permisi mba, ini minumannya. Silakan dinikmati, semoga mba suka" ucap pelayan sambil meletakkan minuman pesanan Asyifa di meja.

"Iya, terima kasih mba"

Sudah dua jam Asyifa tenggelam dalam pekerjaannya sambil sesekali meminum milik shake pesanannya.

Gemerincing di pintu cafe berbunyi menandakan ada yang masuk. Bunyi itu membuat fokus Asyifa sedikit teralihkan dari pekerjaannya.

Seorang pria tinggi dengan tubuh tegap masuk ke dalam cafe. Tersenyum ramah dan berbicara sebentar dengan pelayan, sebelum akhirnya diarahkan berjalan ke meja Asyifa.

"Permisi mba. Saya mohon maaf sebelumnya, karna mengganggu waktu mba. Apakah mas ini boleh duduk bergabung dengan mba?, karna seperti yang mba lihat, kami kehabisan kursi kosong"

"Kalau mba merasa tidak nyaman, saya bisa datang lain hari lagi ke sini" ucap sang pria merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa kok mba, masnya boleh gabung sama saya. Duduk aja mas"

"Benaran mba?, makasih yah mba. Oh iya, masnya mau pesan apa?" tanya sang pelayan nampak tidak sabaran, karna banyak pelanggan yang terlihat butuh untuk dilayani juga.

"Espresso satu yah mba, sama dessert coklatnya satu juga. Itu aja dulu mba"

"Baik mas, mohon ditunggu yah" ucap pelayan sambil berlalu dari sana.

"Makasih yah, sudah diizinkan buat gabung sama mba disini" ucap sang pria pada Asyifa sambil duduk dihadapannya.

"Iya, sama-sama. Maaf mejanya agak berantakan karna barang-barangku" balas Asyifa sambil tangannya mulai merapikan bawaannya.

"Tidak apa-apa, silakan dilanjutkan"

"Ah iya, kalau begitu aku lanjut yah"

Asyifa berusaha kembali fokus pada pekerjaannya, namun entah mengapa tidak bisa. Sedari tadi saat melihat senyuman pria dihadapannya yang baru saja masuk, hatinya terasa berdetak dengan ritme yang aneh. Ia juga merasa grogi dan merasakan perasaan senang tanpa sebab secara bersamaan.

Sesekali ia mencuri pandang pada pria dihadapannya. Ia nampak tersenyum ramah membalas tatapan beberapa gadis remaja yang duduk diseberang meja mereka, yang menatapnya dengan penuh ketertarikan.

Wajah pria itu memang sangat tampan, dan juga memiliki kesan tenang dengan senyum menawan yang membuat lawan jenis terpesona.

"Wajar sih mereka tertarik" gumam Asyifa tanpa sadar, sambil terus melirik ke arah pria didepannya.

"Mba bicara sama saya? "

"Eh, tidak. Saya tidak bicara sama mas, saya bicara sama pekerjaan saya sendiri"

"Ah, Begitu yah. Apa saya mengganggu konsentrasi mba?"

"Iya!. Eh, maksud saya tidak sama sekali" jawab Asyifa gelagapan. Entah kenapa ia menjadi tidak bisa fokus sama sekali.

"Permisi mas, ini pesanannya"

"Terima kasih mba"

Pria dihadapan Asyifa mendorong dessert coklat pesanannya, yang baru saja diantarkan oleh pelayan ke hadapan Asyifa.

"Untuk mba, sebagai ucapan terima kasih dari saya, karna sudah diizinkan duduk disini. Mohon jangan ditolak"

"Ah, terima kasih. Padahal mas tidak perlu sampai seperti ini"

"Tidak masalah. Oh iya, perkenalkan nama saya William. Kalau boleh tau, nama mba siapa?" tanya William sambil mengulurkan tangannya.

"Panggil saja Asyifa" ucap Asyifa sambil membalas uluran tangan William.

Sepertinya Asyifa tau perasaan apa yang sedang dia rasakan sekarang saat berhadapan dengan William. Perasaan yang sudah lama tidak pernah lagi ia rasakan, atau lebih tepatnya tidak berani ia rasakan.

Perasaan yang pernah membuatnya dibully oleh teman-teman sekelasnya saat SMA, dan pernah dikatakan tidak tau diri oleh senior di kampusnya.

Iya, itu adalah perasaan yang sering dialami banyak orang yang bisa membuat hati berbunga-bunga, yaitu jatuh cinta.

Saat ini Asyifa sadar dengan jelas, bahwa ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan pria bernama William dihadapannya.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!