Happy Reading.
Malam itu Alana menyambut suaminya pulang dari kantor, dengan senyum yang mengembang diwajahnya, wanita itu langsung berlari ke arah pintu ketika terdengar suara mesin mobil dimatikan.
"Victor, kamu pulang lebih cepat hari ini? aku sudah masak makan malam untuk kita," ucap Alana berbinar.
Victor memandang Alana sekilas, dia semakin hari semakin muak melihat wajah Alana yang sudah tidak cantik lagi. Hal itu membuat Victor merasa ilfeel setiap hari.
Pria itu tidak mendengarkan ucapan istrinya, dia langsung naik kelantai atas dan masuk kedalam kamar.
Alana terdiam melihat sikap suaminya yang semakin hari terlihat semakin dingin dan cuek.
Setelah beberapa saat, Victor keluar dari dalam kamar mandi dan melihat Alana yang masih berdiri di samping ranjang.
Hanya memakai daster, rambut di kuncir tidak rapi, badan yang sudah tidak terbentuk dan wajah kusam banyak bekas jerawat.
Victor benar-benar tidak berselera memandang istrinya itu.
"Aku sudah mendaftarkan perceraian kita dan malam ini kamu harus keluar dari rumah ini!!"
Jeder!!!
Bagai di sambar petir di siang bolong, tidak ada angin tidak ada hujan, Alana di ceraikan??
Alana benar-benar terkejut dan shock mendengar ucapan suaminya itu.
"A_apa? Kamu bercanda, kan?"
"Aku serius!"
Alana memegang dadanya yang sakit, dia tidak menyangka bahwa suami yang sangat dicintainya dengan tega mengusir dan menceraikannya malam itu juga.
"Ke... kenapa kamu melakukan ini padaku, Victor? Apa salahku?" lirih Alan mencoba mendekati suaminya.
Tetapi dengan secepat kilat, Victor mendorong tubuh Alana hingga terjungkal ke lantai.
Sakit! Bukan hanya tubuhnya yang sakit, tetapi hatinya juga sangat sakit.
"Kamu itu sangat jelek, hitam, dekil dan berjerawat, sangat tidak cocok menjadi istri ku, aku sudah muak melihat wajahmu itu setiap hari!" ucap Victor memandang Alana dengan sedikit geli.
"Tapi, bukankah kamu mencintaiku? Victor, katakan kalau kamu masih mencintaiku, kan?"
"Itu dulu, tapi sekarang sudah tidak!"
"Tapi, kenapa aku harus pergi? Ini rumahku, semuanya milikku, perusahaan itu juga milikku, kamu tidak berhak mengusirku!" seru Alana sambil menahan tangis.
Hanya karena wajahnya yang berubah, Victor menceraikannya? Sangat tidak masuk akal!
"Hahahaha, apa kamu lupa, semua surat-surat rumah, apartemen, villa dan juga saham di perusahaan itu sudah beralih menjadi namaku, jadi kamu tidak punya apa-apa sekarang, misal kamu bawa ke pengadilan, tetap aku yang akan menang!" jawab Victor tertawa sinis.
Alana mengusap air matanya kasar, dia tidak pernah menyangka bahwa suami yang sangat di percaya tega mengelabuinya selama setahun ini.
Alana mengambil koper di samping lemari dan mengambil bajunya setengah, dia tidak akan memohon atau meminta belas kasihan pada pria seperti Victor.
Alana akan membalas semua perbuatan pria yang sudah tega membuatnya hancur dan membuangnya seperti sampah setelah mendapatkan seluruh kekayaan keluarganya.
Bodoh! Alana selama ini berhasil di perdaya oleh pria yang dulu hanya seorang pegawai di kantornya.
Dalam sehari semalam Alana langsung jatuh miskin seketika, tidak sampai disitu, suami yang sudah menikahinya setahun lalu juga menceraikannya karena alasan yang tidak logis yaitu karena Alana sekarang semakin gendut, wajahnya berjerawat, jauh dari kata cantik.
Sungguh tidak masuk diakal.
"Ingat! Jangan membawa apapun, karena semua yang ada disini adalah milikku!" ucap Victor mengingatkan Alana dengan sinis.
"Victor! Lihat saja, aku tidak akan tinggal diam!!" balas Alana tidak kalah sengit.
"Silahkan!! dengan apa kamu mau membalas ku, tidak akan ada orang yang mau membantumu, wanita kumal!!"
Alana tidak menjawab, dia langsung pergi meninggalkan rumah itu dengan sakit yang tiada tara menusuk tepat di ulu hatinya.
Akhirnya Alana pergi meninggalkan rumah itu tanpa tahu arah tujuan, dia tidak memiliki uang sepeserpun, Alana berjalan dengan tangisan yang tidak pernah berhenti, air matanya terus mengalir.
Berjam-jam lamanya Alana berjalan melewati jalanan yang sepi, waktu sudah semakin larut, Alana benar-benar tidak tahu harus kemana. Selama ini dia tidak memiliki teman. Alana dulu tinggal bersama kakek dan neneknya di kota lain.
Kedua orang tuanya sudah meninggal, kakek dan neneknya juga meninggal beberapa tahun yang lalu.
Karena merasa lelah, akhirnya Alana memutuskan untuk duduk di pinggir toko yang sudah tutup.
Lelah berjalan dan juga lelah hati dan pikiran, membuat wanita itu mengantuk. Alana ketiduran di teras itu, tidak memperdulikan hawa dingin yang merasuk.
###
Tiga hari sudah Alana seperti gelandang di jalan, dia hanya makan sehari sekali, itu pun karena dia menjual kalung berlian satu-satunya peninggalan milik sang ibu.
Selama tiga hari ini dia mencari pekerjaan, tetapi tidak ada yang mau menerimanya. Pada saat Alana berada di sebuah toko bunga dan meminta bekerja di tempat itu, tiba-tiba ada seorang wanita yang menepuk bahunya.
Alana terkejut. "Maaf aku mengejutkan mu, ehm apakah kamu sedang mencari pekerjaan?" tanya wanita yang masih terlihat sangat cantik itu meskipun usianya sudah tidak muda lagi.
"Iya, Nyonya," jawab Alana tersenyum.
"Kamu mau bekerja di rumahku? Sebagai asisten rumah tangga?" Alana yang mendengar itu langsung mengangguk seketika.
"Namaku Felicia Alvares," ucap wanita baik itu.
"Alana Bellarose," Alana menyambut tangan Felicia.
"Bisa bekerja sekarang?" tanya Felicia.
"Tentu saja, Nyonya. Saya tidak punya tempat tinggal," jawab Alana sendu.
"Kalau begitu ikut saya sekalian, ya? dan hari ini kami sudah bisa mulai bekerja," Alana merasa sangat bahagia.
Sepertinya Tuhan masih menyayanginya dengan memberikannya pekerjaan, bahkan bertemu dengan wanita yang sangat baik seperti Nyonya Felicia Alvares.
###
"Sialan, Zidane!! kenapa kamu selalu menolak ku!! Apa aku kurang menarik? Apa aku kurang seksi! kamu harus ingat bahwa kita ini sekarang sudah bertunangan!!" teriak seorang wanita yang sudah setengah bugil di hadapan Zidane.
"Sonya, apakah kamu tidak bisa sabar sampai kita menikah? Kenapa sikapmu lama-lama seperti seorang wanita penggoda saja!" jawab Zidane santai.
Wanita bernama Sonya itu langsung mengambil dress yang sudah tergeletak di lantai dan segera memakainya. Dia merasa sangat malu saat pria yang belum lama menjadi tunangannya menolaknya untuk berhubungan badan.
Bahkan ini sudah ketiga kalinya Sonya rela merendahkan dirinya demi bisa memiliki Zidane seutuhnya. Pria itu di kenal anti wanita dan tidak pernah dekat dengan wanita manapun selain adik kandungnya.
"Maaf, aku akan pergi sekarang, aku melakukan ini karena kamu adalah tunangan ku, mudah-mudahan kamu segera sadar bahwa aku sangat mencintaimu," ucap Sonya.
Zidane hanya menanggapi dengan wajah dingin, entah kenapa dia tidak bisa di sentuh wanita lain selain gadis itu. Gadis yang bernama Valeria, kekasih masa remajanya.
Tetapi gadis itu menghilang setelah kecelakaan. Tidak ada yang tahu di mana dia. Zidane tidak bisa melupakan Valeria sampai sekarang.
Bahkan dalam hatinya selalu berdoa agar ia bisa di pertemukan kembali dengan cinta pertamanya itu.
Akhirnya Zidane kembali kerumah, dengan gaya angkuhnya dia menaiki tangga dan terkejut saat melihat wanita aneh didepannya, sama-sama saling memandang.
"Maaf, Tuan," ucap Alana menundukkan kepalanya kemudian berjalan melewati Zidane.
'Suara itu? Tapi tidak mungkin? Wajahnya sangat berbeda!'
Happy Reading.
"Ma, siapa wanita yang tadi membersihkan kamarku?" tanya Zidane saat makan malam bersama dengan keluarganya.
"Oh, itu Alana, asisten rumah tangga kita yang baru, Mama kasihan sama dia, beberapa hari ini Mama selalu lihat dia wara wiri di depan toko kuenya Oma, dan pada waktu Mama mau membeli bunga untuk ziarah ke makam Opa Brandon, Mama tahu dia sedang mencari pekerjaan, sepertinya dia memang sangat membutuhkan, lagi pula asisten rumah yang biasanya mengurus Zidane sudah mengundurkan diri, jadi tidak ada salahnya, kan kalau Mama mempekerjakan Alana," jawab Felicia.
"Tapi kalau dia orang jahat bagaimana?" tanya Zidane.
Felicia menatap suaminya kemudian beralih menatap Zidane. "Mama tahu dia orang yang sedang kesusahan, dulu hidup Mama selama masih muda dicetak sebagai orang yang harus bisa mengenal karakter seseorang karena dituntut pekerjaan, jadi Mama tahu kalau Alana adalah wanita baik-baik dan memang butuh pekerjaan untuk membiayai hidupnya," jawab Felicia.
Zidane mengangkat kedua bahunya, acuh. Dia juga tidak peduli siapa Alana, yang penting wanita itu bisa bekerja dengan baik dan tidak mengganggu privasinya.
"Bagaimana dengan Sonya? Kapan kamu akan menetapkan tanggal pernikahan?" kali ini sang Papa yang bertanya.
"Zidane belum ingin menikah dalam waktu dekat ini, yang terpenting Zidane sudah menuruti keinginan Papa untuk bertunangan dengan Sonya, bukankah itu kemajuan yang luar biasa? Zidane gak janji tapi Zidane pasti bakal bikin kalian bahagia," ucap Zidane serius.
Morgan menghela napas. "Kamu sudah dewasa, dan sudah sepatutnya di umurmu ini kamu harus menikah, Papa harap kamu bisa mempertimbangkan untuk segera melangsungkan pernikahan dengan Sonya, dia itu putri dari sahabat Papa, Papa yakin kalau Sonya wanita yang tepat untuk kamu," ucap Morgan menasihati.
"Aku sudah selesai, Pa, Ma, Kak, Caroline masuk ke kamar dulu, besok harus ketemu dosen untuk sidang skripsi," ucap si bungsu yang cantik.
###
Keesokan paginya, Alana berniat untuk mulai membersihkan kamar tuan mudanya yang dingin sedingin kutub selatan yang ada benua Antartika itu.
Tapi pada saat Alana membuka pintu kamar, ternyata Zidane juga sedang keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya.
"Hey, lancang sekali kamu! Siapa yang menyuruhmu masuk ke dalam kamar ku!!" bentak Zidane.
Alana merasa ketakutan, dia tidak menyangka bahwa Zidane belum keluar dari dalam kamarnya. Padahal setahunya, Tuan mudanya itu sudah berangkat ke kantor.
"Maaf, Tuan, saya tidak tahu kalau anda masih di rumah, saya kira anda sudah berangkat ke kantor, jadi saya berani masuk ke dalam kamar anda," ucap Alana masih menunduk.
Zidane merasa kesal dengan pelayan baru itu, apalagi dia benar-benar tidak punya sopan.
"Dasar jelek, apa kamu mau menggodaku dengan penampilanmu yang seperti itu?" Zidane bergerak mendekati Alana.
Membuat Alana langsung mundur dan berniat pergi dari hadapan Tuan mudanya itu. Tetapi pada saat Alana akan berbalik, Zidane mencengkram pergelangan tangannya, tidak kuat hanya sedikit erat agar Alana tidak kabur.
Zidane menatap mata Alana yang juga saat ini sedang menatapnya.
Deg!
'Mata itu!'
Zidane benar-benar terkejut ketika melihat mata hijau bening milik wanita didepannya ini.
'Mata, suara dan bibirnya, kenapa sangat mirip dengannya?' batin Zidane.
"Tuan, anda mau apa? Tolong lepaskan saya, saya akan kembali membersihkan kamar anda setelah anda pergi," ucap Alana membuyarkan lamunan Zidane.
Alana menarik tangannya kemudian menunduk sebentar. "Permisi!" setelah itu ia pun pergi keluar dari dalan kamar Zidane.
###
Alana menjalani hari-harinya di kediaman Alvares dengan tidak tenang karena Zidane selalu membuatnya kesulitan, bahkan terkadang Pria tampan itu secara terang-terangan mengejek dirinya yang gendut, dekil dan berjerawat.
Sebenarnya Alana tidak gendut, hanya saja sedikit berisi karena memang dia tidak merawat tubuhnya.
Sedangkan Zidane akan membuat Alana kesal kalau wanita itu tidak mau menanggapi ucapannya. Alana berusaha meredam kekesalan di hatinya hanya demi dia tidak dipecat dari pekerjaannya.
"Hei, apa kamu tuli, aku mau kamu membuatkan ku kopi susu, bukan kopi full cream!" Alana mengepalkan kedua tangannya.
Tadi dia benar-benar mendengar kalau Zidane memintanya untuk membuatkan kopi full cream, bukan kopi susu.
"Maaf, Tuan. Akan saya ganti," Alana mengambil kopi itu.
"Tidak perlu, aku akan minum ini saja," ucap Zidane akhirnya.
Alana hanya melirik Zidane sekilas, kemudian dia berpamitan untuk kembali ke dapur.
"Tunggu sebentar," ucap Zidane membuat Alana menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Iya, Tuan. Ada apa?" tanya Alana menunduk sopan.
"Kenapa pakaianmu hanya itu-itu saja, dan kenapa kamu tidak memakai make up, lihatlah jerawat mu itu benar-benar tidak enak di lihat," ucap Zidane menatap Alana dengan tatapan dalam.
Alana merasa kesal sebenarnya, dia juga tidak tahu kenapa tuan mudanya itu selalu saja menghinanya.
"Ehm,, sebenarnya saya tidak punya uang untuk membeli baju dan Make up, Tuan," jawab Alana jujur.
"Tapi menurutku, walaupun kamu memakai make up sekalipun, tetap saja tidak akan cantik," ucap Zidane memancing Alana.
Entah kenapa melihat pelayannya ini kesal menjadi kesukaan tersendiri untuk Zidane.
Alana yang selalu di hina seperti itu langsung menatap wajah tuan mudanya itu. "Tuan, asalkan anda tahu, sebenarnya dulu saya itu sangat cantik, body saya juga bagus, bahkan wajah saya putih mulus, terapi setelah menikah, saya lebih sering mengurus suami saya, ingin membuat dia senang dan bahagia, sampai saya tidak sempat merawat diri saya sendiri, tidak bekerja membuat saya lebih banyak menghabiskan waktu hanya dengan tiduran dan makan, makanya saya jadi gendut seperti ini sekarang!" jelas Alana panjang lebar.
"Apa kamu sudah menikah?"
"Iya, tapi hanya setahun, sekarang sudah bercerai," jawab Alana sendu.
Zidane semakin penasaran dengan Alana, dia pun sangat yakin bahwa wanita itu adalah kekasihnya yang telah hilang ingatan, meskipun wajah dan tubuhnya sudah sangat jauh berbeda, tetapi Zidane hafal betul dengan suara dan mata hijau bening Alana.
"Oh, eghem, apakah kamu mau sebuah tawaran? Aku akan membelikan mu baju-baju yang bagus dan juga skin care untuk merawat jerawat mu itu, tapi dengan satu syarat!"
Alana mengerutkan keningnya, apakah tuan mudanya ini sedang bernegosiasi dengannya.
"Apa syaratnya, tuan?" tanya Alana.
Zidane nampak menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Kamu harus menjadi kekasihku, melayaniku di atas ranjang, bagaimana?"
Alana mengepalkan kedua tangannya. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan pikiran Zidane.
"Saya tidak bisa, saya bukan wanita penggoda ataupun seorang j*lan9!" jawab Alana yang merasa dilecehkan oleh ucapan Zidane.
"Tidak Alana, aku tidak pernah menganggap mu seperti itu, kamu bukan hanya sekedar pemuas hasrat, tapi aku ingin kamu menjadi kekasihku," jawab Zidane menatap mata Alana dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Alana hanya diam, dia masih shock mendengar ucapan dari Zidane dengan tawarannya yang tidak masuk akal.
Sebenarnya Zidane memberanikan diri memberi tawaran pada Alana untuk menjadi kekasih, agar ia bisa gampang menyelidiki tentang Alana.
"Baiklah, tapi tolong bantu aku merubah diriku agar menjadi cantik dan aku akan membalas dendam kepada mantan suamiku yang telah merebut semua harta kekayaan miliki!" jawab Alana membuat Zidane merasa lega.
Bersambung.
Happy Reading.
Zidane menatap wajah seorang wanita yang kini juga tengah menatap ke arahnya. Wajah itu benar-benar tidak asing, di balik kulit kusam dan bekas jerawat yang sudah mulai menghitam membekas, sebenarnya Alana ini sangat cantik.
Tetapi kecantikan itu tertutup wajah dekil dan kusam, wajah yang tidak pernah dirawat atau pun tersentuh make up. Sebenarnya apa yang terjadi dengan wanita ini?
Sedangkan Alana merasa tidak nyaman saat ditatap seperti itu oleh majikannya, bahkan dia merasa sangat tidak percaya diri dengan penampilannya yang seperti ini.
Rambut dikuncir tidak rapi, baju terusan selutut dan celana kain panjang, sungguh dia merasa sangat canggung. Seandainya penampilannya masih seperti dua tahun yang lalu, kulit putih bersih dan juga baju-baju yang bagus. Pasti dia akan merasa sangat percaya diri.
"Ma-maaf tuan, apakah saya boleh bekerja lagi," ucap Alana bingung. Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana, rasanya dia ingin sekali pergi dari hadapan tuan mudanya ini.
"Kenapa buru-buru, bukankah tugas utamamu membersihkan kamarku, aku masih ada di sini, nanti saja membersihkannya kalau aku sudah berangkat ke kantor," ucap Zidane.
"Lalu kapan tuan akan berangkat ke kantor? Ini sudah jam 8, apa tuan tidak akan terlambat?" tanya Alana.
Dia benar-benar tidak bisa bertatap muka dengan tuan mudanya itu, rasanya tatapan mata Zidane benar-benar tajam dan menusuk.
"Hahaha, kamu ini lucu dan polos, ya? Aku kan CEO-nya, jadi ya sesukaku donk mau berangkat jam berapa, aku masih ingin membicarakan negosiasi dengan mu," jawab Zidane masih tertawa lirih.
Alana benar-benar dalam situasi yang sangat canggung. Sebenarnya dia merasa sangat penasaran, kenapa Zidane ingin dia menjadi kekasihnya, padahal setahu dia Zidane sudah memiliki tunangan?
"Se-sebenarnya kenapa tuan ingin saya menjadi kekasih anda? Bukankah anda sudah memiliki tunangan, lalu untuk apa?" tanya Alana yang kini merasa bingung dengan keinginan majikannya.
Apakah dia hanya akan menjadi teman ranjang sang majikan? Tapi bukankah Zidane tidak suka dengan tubuhnya yang gendut dan wajahnya yang jelek.
Zidane tersenyum kemudian menarik tangan Alana lembut, mengajaknya duduk di sisi ranjang. Dia tahu, Alana pasti akan menanyakan hal itu padanya.
"Bukankah aku sudah bilang, kalau aku akan memberikan apapun padamu, memberikanmu baju, uang, perhiasan bahkan kamu bisa merawat diri kamu asalkan kamu mau jadi kekasihku, dan tentu saja melayaniku di atas ranjang," jawab Zidane masih dengan jawaban yang sama.
"Iya, tapi kenapa harus saya?" Alana meremas jarinya, dia bingung dan terlalu takut saat ini.
"Karena aku mau kamu," jawab Zidane enteng.
'Kenapa harus aku yang menjadi kekasih gelapnya? Bukankah di rumah ini banyak pelayan yang masih muda dan lebih cantik daripada aku? lihatlah badanku tidak seksi, bahkan wajahku juga kusam, apa sebenarnya yang di harapkan oleh Tuan Zidane?'
"Jangan berpikir aneh-aneh, aku memilihmu menjadi kekasihku karena memang itu kemauanku, bagiku kamu berbeda," ucap Zidane seakan tahu dengan apa yang dipikirkan Alana.
Ucapan Zidane mampu membuat Alana menatap wajah sang tuan muda. Wajahnya begitu tampan, matanya tajam, alisnya tebal, apalagi bibirnya begitu seksi. Banyak wanita diluar sana pasti ingin menjadi pemuas untuk seorang Zidane, tetapi kenapa dia memilih Alana
"Sudah puas memandangi wajah ku?" tanya Zidane membuat Alana langsung menunduk.
Sungguh dia merasa sangat malu sekali karena ketahuan mengagumi sosok pria yang berstatus sebagai majikannya itu.
Zidane menghela napas, sebenarnya dia meminta Alana untuk menjadi kekasihnya bukan karena pria itu ingin menidurinya. Zidane ingin bisa lebih dekat dengan wanita itu dan satu lagi, dia akan memastikan bahwa Alana dan 'dia' adalah orang yang sama.
"Bagaimana, Alana? Aku juga tidak akan memaksamu, kalau kamu tidak mau, tidak apa-apa," ucap Zidane melihat kediaman wanita di sampingnya ini.
"Ehmm, baiklah, tapi tuan janji akan membantu saya membalas dendam?"
Zidane menatap Alana. "Sama mantan suamimu? Memangnya aku harus melakukan apa? Kalau untuk kita pergi memanas-manasi mantan suamimu itu, aku tidak bisa, kamu tahu sendiri kan aku sudah bertunangan dan wajahku sangat familiar di sosial media, yang ada nanti malah merusak reputasi ku," ucap Zidane terus terang.
"Eh, bukan seperti itu, tuan!" Alana menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan seraya menggeleng cepat.
"Lalu?"
"Aku hanya ingin tuan memberiku izin dan akses untuk keluar masuk rumah ini, tuan tahu sendiri satpam dan penjaga di pintu gerbang depan? Mereka pasti tidak akan mengizinkanku keluar kalau tanpa alasan," jawab Alana.
Zidane nampak berpikir, syarat Alana begitu mudah. "Lalu kamu akan membalas mantan suami mu itu sendiri tanpa aku?" tanya Zidane.
Alana mengangguk. "Saya akan bermain sendiri, tentunya dengan bantuan tuan di belakang saya, mantan suami saya menceraikan saya karena saya menjadi jelek, bahkan harta warisan kakek saya sudah diambil semuanya, saya hanya akan mengambil kembali milik saya, saya tidak akan pernah kembali pada mantan suami saya, dia telah menyakiti saya, benar-benar tidak ingat bagaimana dulu saya mengangkat dia menjadi CEO perusahaan, tetapi seperti ini balasannya," jawab Alana sendu. Matanya nampak mulai berkaca-kaca.
Zidane merasa kasihan dengan kisah Alana, dia jadi sangat penampilan dengan keputusan mantan suaminya itu yang dengan tega merebut harta kekayaan milik Alana.
"Apakah suamimu punya selingkuhan?" tanya Zidane penasaran.
"Entahlah, tuan. Saya tidak tahu, selama menikah dengannya, saya tidak pernah diajak kemana-mana, dia menyuruh saya di rumah saja, bahkan saya tidak memiliki pelayan karena suami saya ingin saya mengurus sendiri rumah sebesar itu, dia memecat seluruh karyawan saya," kali ini Alana sudah tidak sanggup lagi menahan air matanya.
Zidane yang merasa kasihan hanya bisa mengelus bahu Alana tanpa bisa menghiburnya.
"Baiklah, kalau begitu mulai besok aku akan membawamu ke salon, ubah gaya rambutmu dan mulailah perawatan," ucap Zidane membuat Alana tersenyum lebar.
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!