NovelToon NovelToon

Pria Gila Kaya Raya

Prolog

Arfan Ednan adalah pengusaha kecil menengah yang berjuang keras di tengah ketatnya persaingan bisnis di kota yang dia tempati, dia bertekad untuk terus bekerja keras demi menjadi orang yang sukses

Acuanya untuk sukses adalah demi mewujudkan sebuah pernikahan yang mewah seperti yang di inginkan Yovi endrika, wanita yang sudah setahun belakangan jadi kekasihnya

Namun hubungannya harus kandas dikala Yovi menemukan pria lain yang lebih mapan dari Arfan,

Di sebuah cafe terbuka terlihat seorang wanita cantik bermake-up tebal dengan tampilan modisnya, dia duduk di salah satu kursi cafe dan menunggu seseorang yang memang sudah ada janji dengannya

Sementara di luar cafe, seorang pria muda bersetelan formal baru turun dari motor klasik tua dengan suara knalpot yang bising, dia pun langsung bergegas masuk kedalam cafe dan langsung mencari sang pujaan hatinya

Setelah dia melihat gadisnya, dia langsung berjalan pelan ke arahnya untuk menghampirinya, dia juga menyembunyikan sekuntum mawar berwarna merah di belakang badanya

"Hay sayang, apa sudah lama nunggu??" tanya Arfan basa basi

"Tidak perlu basa basi, duduklah, ada yang ingin ku bicarakan padamu" ucap Yovi

"Untuk mu" ucap Arfan yang memberikan sekuntum bunga mawar merah yang di belinya di pinggir jalan tadi

"Aku tidak butuh bunga, aku hanya butuh kepastian mu, kapan kamu akan menikahiku" tanya Yovi

"Sayang,,, tabunganku masih belum cukup untuk kita menikah, bukan kah kamu ingin menikah di pulau yang indah, dan ingin berbulan madu berkeliling dunia??, aku mohon, beri aku waktu setidaknya Satu tahun lagi, aku yakin investasi ku kali ini akan berhasil dan mendapatkan untung banyak" ucap Arfan sambil mencoba meraih tangan pacarnya

Tapi sang wanita langsung menarik tangannya untuk menghindari tangan Arfan

"Selalu saja itu alasan mu, mau sampai kapan aku harus menunggu investasi mu itu berhasil,, hah???,,, kurasa kita memang tidak punya masa depan lagi" ucap Yovi, dia merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan sebuah kartu undangan yang bertulis namanya dan pria lain,, dan dia langsung mengulurkanya ke hadapan Arfan

"Satu bulan lagi Aku akan menikah dengan pria yang sudah siap dengan segalanya, jadi, kamu tidak perlu repot-repot lagi dengan investasimu yang tidak ada hasil nya itu" ucap Yovi

"Menikah???, Dengan orang lain?? , kamu jangan bercanda sayang, kita sudah hampir 1 tahun pacaran, bagaimana bisa kamu mau menikah dengan orang lain??" tanya Arfan

"Aku beri kamu waktu 3 Minggu untuk menikahi ku, dengan catatan kamu harus bisa mempersiapkan pernikahan yang ku impikan itu, apa kamu sanggup??, hh, kurasa jawabanya tidak kan,, memang lebih baik aku menikah dengan pria yang sudah pasti" ucap Wanita itu

"Tapi Tapi, itu...."

"Sudahlah, aku memangilmu kemari hanya ingin mengatakan itu saja,, sebaiknya kau persiapkan diri saja untuk pergi ke pernikahan ku, sebagai tamu undangan" ucap wanita itu, diapun langsung beranjak dari duduknya dan kemudian pergi meninggalkan ruangan itu

Arfan langsung terdiam beberapa saat dengan menatapi kartu undangan yang ada di tangannya itu, dan setelah dia sadar sang wanita sudah pergi jauh "Yovi, yov, aku mohon jangan lakukan ini padaku yov, aku sangat mencintaimu, yov, Yovi" Arfan pun mencoba memanggilnya dan mengejar langkahnya

Namun sang wanita yang di panggilnya itu kini sudah masuk ke dalam mobilnya, dan setelah nya mobilnya pun langsung pergi dari depan kafe itu

"Yoviii" triak Arfan ke arah mobil yang sudah melaju kedepan

"Yov, kenapa kamu tega melakukan ini padaku, selama ini aku sudah berusaha jadi yang terbaik untukmu kan?, kenapa kau tega berbuat ini padaku?? kenapa kamu akan menikah dengan pria lain???" ucap Arfan yang langsung menjatuhkan lututnya ke tanah

Dia tidak menyangka, hubungan yang sudah lama dia bangun bersama kekasihnya itu harus kandas begitu saja, padahal dia sudah merencanakan pernikahan yang Indah denganya

Tidak sedikit pengorbanan yang sudah di lakukannya untuk wanita yang di cintainya itu, harta, waktu, tenaga, perhatian, semuanya sudah dia berikan padanya,

Dia selalu royal pada Yovi karena dia menaruh harapan yang dalam padanya, apapun yang dia inginkan selalu dia coba penuhi, apapun yang dia minta secepatnya selalu dia berikan, itu pun membuat saldo di rekening pribadinya sangat susah untuk bertambah

.

Sebulan brikutnya Arfan pun datang ke pernikahan Sang kekasih Sebagi tamu undangan,,

Dengan perasaan pilu dia memaksakan dirinya untuk tegar dan datang ke pernikahan sang kekasih hanya untuk memberinya kata selamat, Sampai ketika dia pun harus berhadapan dengan mempelai pria paruh baya yang kini sudah resmi jadi suami kekasih nya,

Saat itu emosi yang di tahannya sedari awal pun tidak bisa dia bendung lagi,

Dan diapun langsung memukul pengantin pria itu hingga dia terjerembab ke lantai, dan Arfan pun sedikit merasa puas dengan aksinya itu,

Namun akibat dari perbuatannya itu, diapun harus di pukuli beramai ramai oleh beberapa petugas jaga dan beberapa tamu yang geram dengan aksinya,, karena dia di anggap sebagai pengacau acara

Alhasil Arfan pun banyak mendapat pukulan di kepala dan badannya,, hingga membuatnya tidak sadarkan diri dan harus di larikan ke rumah sakit

Tapi Arfan bukanya membaik di umah sakit, Dari hari Kehari Arfan justru malah mengalami depresi berat akibat dari tekanan batinya, dan sering mengamuk di bangsal Rumah sakitnya, dengan keadaannya yang seperti itu Arfan pun di kirim ke Sebuah RSJ di kota itu untuk di rehabilitasi

Dan setelah beberapa hari dia di sana, Arfan pun kabur dari RSJ dan memilih berkeliaran di jalanan Kota dengan status barunya, yaitu pria gila

.

.

Tiga tahun berlalu,

Arfan masih belum bisa sembuh dari penyakit kejiwaannya itu, kini diapun hanya tinggal di sebuah pos keamanan tua yang tidak terpakai,

Tiba tiba saja seorang pemuda tampan bersetelan jas mahal pun turun dari mobil mewahnya, dia segera berjalan menghampiri pos yang di huni oleh Arfan

"Kak, aku mohon, kita kerumah sakit ya, aku tidak tega melihatmu terlantar di sini" bujuk Pria muda yang tidak lain adalah adik Arfan itu,

"Pergi kau, pergiiiiiiii" triak Arfan dengan mencoba melempar apapun yang ada di dekatnya pada Andreas

"Baik Baiklah, tapi kau harus makan, aku bawakan makanan untuk mu" ucap Andreas sambil menyimpan beberapa makanan yang di bawanya ke dekat Arfan

Andreas pun sejenak menatap pria gila di hadapannya itu dengan mata berkaca-kaca, dia tidak punya siapa siapa lagi di kota ini selain kakanya itu, kakak yang sudah mengurusnya sejak dia kecil, dan menyekolahkannya hingga dia memiliki gelar,

Dan Andreas juga bertanggung jawab untuk mengelola investasi yang pernah di tanamkan Arfan sebelum dia menjadi gila, yang menghasilkan keuntungan besar untuk nya, hingga Andreas pun kini di kenal sebagai pengusaha muda yang sukses di kota itu,

Tapi dia sedikit menyayangkan semuanya itu, karena kakaknya yang sudah berjuang sedari awal malah tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya sekarang

Andreas pun segera kembali ke mobilnya lagi dan segera pergi dari pos itu, dia sudah beberapa kali memaksa kakanya itu untuk di bawanya ke tempat rehabilitasi, namun hasilnya Arfan akan kembali lagi dan lagi untuk mendiami pos tua itu, karena di sanalah Arfan merasa tenang dan tidak merasa terganggu oleh dunia luar

.

Di Suatu malam yang gerimis, di sebuah kounter ponsel yang tidak jauh dari pos tua yang di diami Arfan, terlihat seorang gadis cantik berusia dua puluhan tahun sedang berberes untuk segera menutup gerainya

Namun di malam yang sepi itu tiba tiba ada seorang pria berperawakan Tinggi tegap yang mendatanginya dan langsung mengacungkan sebuah senjata tajam ke hadapan sang gadis,

Sontak sang gadis bertongkat itu pun sangat kaget dan merasa sangat ketakutan oleh kejadian yang di luar dugaannya itu

"A Anda mau apa?" tanya sang Gadis itu ketakutan

"Berikan aku semua uang yang ada di lacimu, cepat!!, atau aku akan melukaimu" ucap pria tinggi besar itu, dia menutup wajahnya dengan masker supaya sulit di kenali

"Ti, tidak ada uang di laci ini, bos ku sudah mengambilnya, aku aku sudah akan menutup konternya" ucap Sang gadis

"Kalau begitu berikan aku semua ponsel yang ada di lase itu, cepat!!" ucap Pria itu dengan nada mengancam

"Ja jangan, itu milik majikanku, aku aku tidak mau di salahkan untuk itu" ucap Sang gadis benar benar merasa ketakutan

'Brak' pria itu langsung menggebrak etalase kaca di depanya itu hingga retak, "Aku tidak perduli, cepat kemasi semuanya dan berikan padaku, atau aku akan benar benar melukaimu dulu" ucap pria yang terus mengacungkan pisau belatinya pada sang gadis

"Aku aku tidak bisa" ucap Sang gadis yang gemetaran dan berkeringat dingin melihat pisau runcing yang mengarah persis ke dadanya itu

Pgykr 1

Pria itu pun sangat marah mendengar jawaban dari Nadira, "Rupanya kamu ingin aku melukaimu dulu, baiklah jangan menyesal" ucap pria itu

Pria itu pun langsung mengayunkan pisau tajamnya itu ke arah dada Nadira, karena di posisi Nadira yang sekarang yang terhalang etalase, hanya bagian itu lah yang bisa di jangkau sang perampok

Saat pisau itu sudah menyayat bajunya, Nadira pun langsung berteriak histeris dengan memejamkan matanya "Aaaaaaaaaaaaaa" diapun langsung merasakan ujung pisau itu menggores pada kulit di bagian dadanya, tapi itu tidak terlalu menyakitkan untuknya, tidak seperti yang sudah dia perkirakan

Jadi diapun membuka matanya lagi dan malah melihat kalau si perampok itu sekarang sudah di cekik dari belakang oleh orang gila yang mendiami pos di sebrang gerainya itu

"Berengsek, lepaskan aku, atau aku akan menghabisi mu" ucap perampok yang di cekik oleh Arfan

Namun Arfan tidak takut dengan ancamannya, di terus mencekik pria itu sekuat tenaganya, namum nahas, pria yang membawa pisau itupun mencoba menghunuskan pisaunya pada perut Arfan yang di belakangnya

Dan, 'Srettt' pisau itu pun berhasil mengenai perut samping Arfan, Namun dia tetap mencengkram kuat leher pria itu hingga pria itu pun kesulitan untuk bernafas karena nya,

Arfan yang terluka pun mulai merasakan sakit di Perut sampingnya, diapun mulai kehilangan sebagian tenaganya dan mulai melemaskan cekikanya, perlahan diapun melepaskan tanganya dari si perampok itu, di mundur dan langsung meraba perutnya yang terluka, dan melihat ada Darah di tanganya "Darah??" lirih Arfan

Si pria yang di cekik pun sampai terbatuk batuk di tanah akibat dari cekikan Arfan, dia masih bisa bangkit dengan pisau di tangannya "Dasar orang gila, mengganggu saja,, lebih baik kamu mati saja" ucap si pria yang berniat untuk menusuk Arfan lagi

"Tolooooooooong, toloooooong, ada perampooook" teriak sang gadis yang berada di dalam gerai

Pria itu pun langsung memperhatikan ke sekitarnya, dan dia melihat kalau ada tiga satpam yang merespon teriakan Gadis penjaga kounter itu,, dan mereka pun segera berlarian ke arahanya, "Gawat, ada satpam,, sebaiknya aku lari" ucap pria itu, diapun sesegera mungkin melarikan diri dengan memilih masuk ke jalanan gang yang ada di sebelah kounter itu

"Heeeeeeyy, jangan Lari" triak salah satu dari satpam pertokoan itu, mereka pun langsung mengejar ke arah perginya sang perampok

Sementara Arfan kini sudah terduduk di tanah dengan bersandar ke tiang reklame karena kesakitan

Nadira pun langsung menghampiri pria gila yang sudah menyelamatkan hidupnya itu, dia berpikir entah apa jadinya jika tidak ada dia tadi, mungkin pisau itu benar-benar akan menusuknya dan melukainya lebih parah lagi

"Paman, Paman, apa kamu tidak papah??" tanya Nadira yang dengan susah payah berjalan dengan tongkat kruk nya, dia mendekat pada pria kucel yang berkumis dan berjanggut sdikit lebat itu

Nadira pun langsung melepaskan tongkatnya untuk duduk dan melihat keadaan pria gila itu "Paman, apa kamu masih sadar??" tanya Nadira memastikan

Arfan pun tidak menjawab dan malah menggerakan tanganya untuk menyentuh dada Nadira yang sedikit berdarah dengan bajunya yang sedikit robek "Darah" ucap Arfan sambil menyentuh bagian tengah dari dada Nadira

Sontak Nadira pun sangat kaget "Aaaaw, tidak sopan, dasar gila," ucap Nadira yang langsung menepis tangan Arfan,

Tapi dia mulai berpikir ulang kalau pria di hadapannya itu tidak mungkin punya niat kotor pada dirinya, karena dia tau dia adalah pria gila, dan Nadira pun mencoba memakluminya

Dan memang maksud Arfan juga hanya ingin mengatakan kalau Nadira juga berdarah sepertinya

"Iya, aku berdarah, paman juga berdarah, apa paman masih bisa berdiri,?, kita pergi ke klinik ya" ucap Nadira

"Tidak mau pergi, aku mau kesana" ucap Arfan menunjuk ke pos tua tempatnya berdiam

"Tapi Paman berdarah, nanti Paman bisa infeksi" ucap Nadira

"Aku mau kesana" ucap Arfan sedikit berteriak

"Bebaiklah Baiklah, aku tidak akan memaksa, apa Paman bisa berdiri?" tanya Nadira

"Aku bisa" ucap Arfan sambil mencoba bangkit dan berdiri, dengan langkah sedikit gontai Arfan pun bergegas menuju ke posnya itu

Nadira pun bangkit dan memakai tongkat nya lagi untuk mengikuti langkah Arfan

Arfan pun langsung merebahkan dirinya di sebuah tikar yang di gelar di ruangan sempit itu

Nadira pun sedikit keheranan melihat tempat berdiam Arfan yang terlihat bersih, tidak ada sampah sedikit pun di tempatnya itu, dia juga mulai memperhatikan pakaian arfan yang terlihat cukup bersih dan tidak lusuh seperti orang gila kebanyakan,

Hanya saja rambut Arfan memang Sangat berantakan karena tidak terurus, dengan janggut dan kumis sedikit panjang

Baru kali ini Nadira benar benar memperhatikan Arfan di tempatnya itu,, meskipun dia sudah tau kalau Arfan memang sudah lama mendiami pos tua itu, karena sebelumnya dia sangat takut untuk mendekati Arfan

Dia juga tidak pernah tau kalau ada seseorang suruhan Adiknya yang selalu membersihkan tempat itu dan memberikan Arfan makanan yang cukup, dan bahkan sesekali memandikan nya dan mengganti pakaiannya

"Paman sangat suka kebersihan ya?" tanya Nadira, dia memanggilnya Paman Karena dia menebak kalau usia dari pria itu lebih tua darinya

"Tidak" ucap Arfan

"Oh, tapi tempat mu lumayan cukup bersih, O yah, apa paman yakin tidak mau ke kelinik??" tanya Nadira yang sedikit khawatir pada Arfan

"Kamu periksa, kamu berdarah" ucap Arfan

"Aku hanya luka kecil, ini tidak sakit" ucap Nadira

"Pergi" ucap Arfan yang tidak ingin di ganggu lagi

"Oh, Baiklah, aku akan pulang, terimakasih sudah membantuku hari ini" ucap Nadira

"Pergiii" ucap Arfan

"Baiklah, aku pergi sekarang" ucap Nadira yang mulai beranjak dari sana dengan mata masih memperhatikan Arfan

Diapun segera beranjak dari tempat itu untuk pulang ke rumahnya, karena kebetulan Rumahnya juga ada di dalam gang yang tidak terlalu jauh dari tempat nya bekerja

Jadi Nadira pun hanya berjalan kaki dengan bantuan tongkat kruk nya saja untuk sampai ke rumahnya

.

Keesokan paginya, Nadira pagi pagi sekali sudah memasak telur di rumahnya, dan langsung memasukannya kedalam sebuah wadah yang sudah terisi nasi

"Tumben tumbenan kamu mau bawa makan ke tempat kerjamu, kalau kamu lapar tinggal pulang saja kan" ucap Narita Ibunda Nadira

"Iya, kadang aku sibuk kalau jam istirahat, soalnya pelanggan lagi banyak banyaknya kan, kali kali bawa bekal makan tidak papa kan bu" ucap Nadira

"Terserah lah, Dira, Apa kamu sudah punya uang untuk bayar tagihan bank?" tanya Narita

"Belum bu, aku belum dapat gajih bulan ini, kalaupun dapat gajih,, banyak juga tagihan yang harus kita bayar kab bu," ucap Nadira

"Aaaah, ibu suka pusing kalau sudah jatuh Tempo bersamaan seperti ini, makannya kamu tuh kalau nyari pacar yang kaya, biar kehidupan kita bisa berubah, jangan seperti siapa itu pemuda yang dekat dengan mu itu,?" tanya Narita

"Deon bu" ucap Nadira

"Ya itu, jangan seperti si Deon yang gak jelas itu" ucap Narita

"Bu, orang kaya mana ada yang mau dengan wanita lumpuh seperti ku, ibu jangan terlalu berharap, masih untung ada yang mau dekat dengan ku kan" ucap Nadira

"Iya, Padahal kamu kan cantik, semua ini gara gara si wanita ****** itu, kalau dia tidak merebut papahmu dari ibu, pasti kehidupan kita masih baik baik saja, dam kecelakaan yang menimpa mu itu tidak akan terjadi, Ibu bersumpah akan membuat dia menyesal seumur hidupnya," ucap Narita

"Bagaiman caranya bu, Ayah sangat membelanya, kita tidak mungkin bisa menggangunya" ucap Nadira

"Caranya kakimu harus sembuh, dan kemu harus menikahi pria kaya, baru kita bisa balas dendam pada wanita itu" ucap Narita

"Itu mustahil bu, biaya operasi kakiku itu mahal, sekarang saja aku Sulit untuk mendapatkan biaya untuk berobat" ucap Nadira

"Ibu akan coba cari pinjaman lagi, Tidak perduli berapapun biayanya, yang penting kamu bisa mendapatkan pria kaya, dan ibu peringatkan sekali lagi, jangan kamu ladeni lagi si Deon itu, kalau sampai ibu melihatmu dengannya lagi, ibu tidak akan mengakui mu lagi sebagai putriku" ucap Narita

Nadira pun hanya menundukan pandanganya tidak menjawab perkataan ibunya itu

Pgykr 2

Setelah Nadira mengemasi bekalnya, dia pun segera berangkat ke gerai tempatnya kerja, tapi sebelum itu dia mampir dulu ke pos tua yang tidak jauh dari gerainya untuk melihat Arfan

"Hey Paman, apa kau sudah bangun" tanya Nadira pada Arfan yang masih Rebahan dengan menutup matanya dengan tangan

"Pergii" ucap Arfan tanpa melihat Nadira

"Aku bawa sedikit makanan untuk mu, di makan ya, aku taruh di sini" ucap Nadira menyimpan kantung plastik bekalanya di samping Kaki Arfan

"Pergiiii", hanya kata itu saja yang di ucapkan Arfan pada siapapun yang mendekatinya

"Iya, aku pergi sekarang, jangan lupa makan ya" ucap Nadira, diapun segera beranjak dengan kruk tongkat nya lagi untuk segera membuka gerainya seperti biasanya

Nadira memang jadi merasa berhutang Budi pada Arfan semenjak kejadian malam itu, dan mulai saat itu diapun jadi sering menengok Arfan di Posnya, dan sering membawakanya makanan atau minuman

Dari hari kehari Arfan yang tadinya tertutup pada orang lain pun kini jadi lebih terbuka pada Nadira

Dan orang yang bertugas untuk memantau kondisi Arfan pun tau kalau Nadira sering menghampiri Arfan di posnya, dan tentu saja dia memberitahukan hal itu kepada Andreas,

"Bos, ada seorang gadis lumpuh yang sering mengunjungi Tuan Arfan di tempatnya, apa yang harus aku lakukan?" tanya Udai sang pengurus Arfan itu kepada Andreas yang duduk di ruang kerja kantornya

"Begitukah??, biarkan saja, aku harap itu bisa membawa pengaruh yang baik untuk kejiwaan kakaku" ucap Andreas

"Seperti nya Begitu bos, tuan Arfan juga terlihat bisa menerima kehadirannya itu" ucap Udai

"Itu, bagus, cari tau tentang gadis itu dan latar belakang keluarga nya" ucap Andreas

"Baik bos," ucap Udai, diapun langsung beranjak dan segera pergi dari ruangan bosnya itu

"Kak, kuharap kau bisa segera sembuh, kau harus segera melihat semua hasil dari kerja kerasmu dulu" ucap Andreas sambil menatapi Ruangan mewah yang di pungsiakn sebagai ruang direktur utama di gedung perusahan yang bertingkat tinggi itu

...°°°°...

Sementara di tempat Lain, Nadira memanfaatkan waktu istirahatnya untuk menengok Arfan lagi di posnya, dia merasa jadi punya teman ngobrol sekarang, dia tidak segan lagi untuk curhat pada Arfan, karena dia memang tidak mempunyai teman untuk menampung unek uneknya

"Hai Paman, kamu sedang apa?" tanya Nadira

"Duduk hihi" ucap Arfan sambil senyum senyum gak jelas

"Aku duduk di sini ya" ucap Nadira yang mendudukan dirinya di pintu masuk pos itu

"Boleh hihi" ucap Arfan

"Sepertinya hidupmu sangat simple Paman, kamu tidak perlu ribet memikirkan beban apapun, Paman hanya berdiam saja di sini, tapi masih bisa tertawa seperti itu, apa aku harus gila juga supaya bisa lepas dari beban hidup ini" ucap Nadira

Arfan pun langsung tertawa tidak jelas "Hihihi Boleh" ucap Arfan langsung tertawa lagi

"Ya, kadang aku juga berpikir kalau hidup ini sangat tidak adil bagiku" ucap Nadira

"Iya, hihi" ucap Arfan

"Apa luka Paman sudah sembuh?" tanya Nadira yang mengingat lukanya itu

"Sudah Hihi" ucap Arfan

Nadira pun maeperhatikan keadaan Arfan sekarang, dan dia baru sadar kalau baju Arfan sudah berganti lagi "Paman, siapa yang mengganti bajumu?" tanya Nadira

"Tidak tau" ucap Arfan

"Mungkin ada orang yang baik hati ya, coba lihat lukamu" ucap Nadira

Arfan pun langsung menyingkap bajunya sedikit "Tuh, lihat" ucap Arfan memperlihatkan lukanya

Nadira pun melihat ada perban yang menempel di lukanya itu, "Ada yang mengobati mu juga ya?, siapa orang nya?, kenapa aku tidak pernah melihatnya" ucap Nadira

"Tidak tau, hihi" ucap Arfan

Saat Nadira sedang mengobrol Tiba tiba Narita sang ibu Nadira pun datang ke pos itu

"Kamu di sini rupanya, apa kamu mengobrol dengan orang gila??, tidak waras kamu, apa kamu tidak takut tertular gila juga??" ucap Narita

"Aku hanya bertanya padanya, soalnya beberapa hari lalu aku melihat dia terluka, O yah, ibu ada apa mencariku??" tanya Nadira

"Debt kolektor sudah datang ke rumah lagi, jadi cepat berikan ibu uang, atau mereka akan mengacau di rumah" ucap Narita

"Bu, aku tidak punya uang, simpanan untuk berobat kakiku juga hanya sedikit bu" ucap Nadira

"Ya sudah berikan saja itu dulu, nanti ibu carikan lagi untuk berobat mu" ucap Narita

"Tapi bu..."

"Sudah, cepat berikan" ucap Narita

"Baiklah, ini bu" ucap Nadira memberikan uang merah yang hanya tinggal 1 lembar dari dompetnya

Narita pun segera mengambilnya "Semoga saja mereka mau pergi dengan uang ini" ucap Narita sambil berbalik untuk pulang

Seperginya Narita, Nadira pun berdecak kesal dan langsung menekuk wajahnya "Selalu saja seperti ini, kenapa ibu tidak pernah peduli dengan keadaan ku,,," gerutu Nadira, dia pun menoleh pada Arfan yang hanya cengengesan saja memperhatikan Narita

"Dia ibuku, dia tadinya adalah istri dari seorang pengusaha, makanya dia boros sekali soal uang,, Aku juga tadinya kerja di perkantoran ayahku, tapi karena aku tertabrak mobil beberapa bulan lalu, kakiku jadi lumpuh dan tidak bisa di gerakan lagi, jadi aku berhenti bekerja di sana, dan mulai tinggal di sini, dan akhirnya aku tidak bisa memenuhi kebutuhan ibuku lagi, yang lebih menyakitkannya lagi, ayahku tidak pernah memperdulikan kami lagi semenjak dia menikahi wanita yang lebih muda daripada ibu" ucap Nadira menceritakan tentang keluarganya dengan mata yang sedikit berkaca kaca

"Kasian" ucap Arfan masih dengan cengengesan

"Ya,,, aku rasanya hampir putus asa menjalani hidup ku, aku seperti bukan darah daging dari mereka saja" ucap Nadira yang langsung menghela nafasnya

"O yah, aku kembali ke gerai ku dulu yah, sepertinya ada pelanggan, jangan lupa di makan Rotinya,, ya" ucap Nadira segera mengambil kruk tongkat nya lagi dan segera bergegas pedg ke gerai nya

Arfan pun hanya cungar cengir saja, dan kemudian mengambil roti yang di bawakan Nadira dan memakannya

.

Haripun dengan cepat berlalu, dan kegelapan malam mulai menyelimuti langit biru, Arfan pun masih duduk bersandar di tempatnya, namun dia tiba tiba merasakan kesakitan di kepalanya, dan tubuhnya pun mulai mengejang, "Aarrrgghhh"" rintihnya, diapun berguling kesana kemari karena menahan kesakitan nya, dan beberapa saat kemudian, diapun tidak Sadar kan diri

Nadira yang baru selesai menutup gerainya pun menengok Arfan lagi sebelum pulang "Paman, apa kamu sudah tidur???" tanya Nadira

Namun Arfan yang di tanya tidak menjawab Nadira, karena dia pingsan sekarang

"Tumben jam segini sudah tidur" ucap Nadira sedikit heran, diapun berbalik dan segera beranjak untuk pulang ke rumahnya

Setibanya di Rumah sederhananya, Nadira pun langsung membuka pintunya "Bu aku pulang" ucap Nadira

"Kamu sudah pulang sayang, sinih, ibu mau bicara sebentar" ucap Narita yang duduk di kursi ruangan itu

Nadira pun melihat kalau di ruangan itu ada orang lain selain ibunya,, ada sosok om om yang duduk di kursi ruangan itu, Nadira tanpa curiga segera duduk di dekat ibunya, dan bersebrangan langsung dengan pria itu

"Jadi ini putrimu, wajahnya memang Sangat cantik, tapi sayang dia lumpuh, kalau tidak, aku pasti berani bayar lebih untuknya" ucap Pria itu

Nadira pun tidak mengerti apa maksud dari pria itu "Maaf,, apa masud Anda,? juga Anda ini siapa,? kenapa bertamu malam malam kerumah kami??" ucap Nadira

Narita pun langsung berbisik di telinga Nadira "Dia ini orang yang akan membantu kita, dia mau memberikan sejumlah uang asalkan kamu menemaninya malam ini, dan kakimu bisa sembuh dengan uang itu" bisik Narita

"Apah?????" Nadiar cukup kget mendengar bisikan ibunya itu, dia tidak menyangka kalau dia akan di jual oleh ibunya sendiri, seketika wajah Nadira pun langsung menggelap

"Apa ibu sudah gila, apa ibu anggap putrimu ini wanita penghibur?, ibu benar benar-benar tega, aku tidak habis pikir dengan ibu" ucap Nadira langsung mencoba beranjak dari duduknya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!