NovelToon NovelToon

Cinta Tulus Anak Majikan

Memperkenalkan

POV Maharani

Namaku Maharani, usiaku sudah menginjak 24 tahun. aku terlahir dari keluarga yang bisa dikatakan tidak mampu, aku anak pertama dari dua bersaudara.aku mempunyai adik laki-laki, yang masih melanjutkan sekolah menengah atas. ayah dan ibuku hanya petani sawit biasa, kami tinggal dikebun,ayah dan ibu dipercaya kan oleh majikannya yang mempunyai lahan sawit untuk menjaga dan mengurus lahan sawit mereka, kami tinggal di kota Riau,yang mana julukan kota ini adalah kota minyak, karena kota ini memang identik dengan minyak, karena mata pencarian disini sawit danPT pengeboran minyak, sebenarnya kami adalah perantauan. ibuku berasal dari kota Padang, ayah berasal dari Pulau Jawa

***

Aku dan ibu sudah mulai melangkah menuju kebun sawit, karena ayah sejak pagi sudah pergi terlebih dahulu ke kebun, karena hari ini karyawan lainnya dan termasuk ayah akan memanen buah sawit,

"Ani, hari ini nyonya endang akan kemari, beliau akan melihat hasil panen,"

"Benarkah Bu?"

Ibu memberi tahuku jika majikannya akan berkunjung ke kebun, karena jarang sekali mereka datang karena mereka memang orang sibuk

Tidak berapa lama aku dan ibu sudah sampai di kebun, karena memang jarak tempuh pondok dan kebun tidak terlalu jauh mungkin cuma berjarak 300 meter,

"Eh Bu sari sudah datang?"

"Iya Bu tari, tadi saya kemas2 dahulu kerena nanti siang nyonya endang akan ke kebun,"

"Oh nyonya endang mau ke kebun Bu sari?"

"Iya bu tari, katanya mau melihat hasil panen bulan ini."

Bu tari adalah tetangga kami di kebun sebelah, beliau juga orang perantauan, yang sama halnya dengan kami

***

"Ani, ayo kesini nak?" panggil ibu

"Iya Bu ada apa?"

"An, ayo kita pulang kata ayah nyonya endang sebentar lagi akan sampai, mereka lagi di perjalanan tidak enak kita menyambutnya di kebun kita tunggu mereka di rumah saja."

"Baik Bu, Ani bereskan dulu alat2 makan," jawabku sembari membereskan alat2, makan siang tadi

Ya aku sangat menyayangi ibu bahkan aku tak pernah membantah apapun perkataan ibu. bagiku keluarga adalah segalanya, apalagi ibu yg sudah melahirkanku walaupun aku terlahir bukan dari keluarga kaya tapi aku sangat bersyukur kepada Allah, telah memberikan aku ibu dan ayah yang sangat menyayangi kami anak2nya, walaupun hidup dalam serba kekurangan tapi kami tak pernah kurang kasih sayang dari orang tua,

Setibanya dirumah aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, karena sudah sangat lengket, apalagi cuaca begitu terik.

Setelah selesai mandi aku menuju dapur untuk mencuci piring dan merebus air untuk menyambut nyonya endang datang. aku tidak tau nyonya endang dengan siapa dia datang yang jelas sudah pasti dengan suaminya tuan Ari Waluyo

Saat aku sedang membersihkan dapur terdengar suara deru mesin mobil. pikir ku mungkin itu mereka sudah datang,

"Assalamualaikum,,

"Wa'alaikumsalam, silahkan masuk Nyonya,Tuan."

Ibu menyambut mereka, "Eh ada nak Ade juga silahkan masuk nak."

"Iya terimakasih buk. tidak usah repot-repot."

"Ah tidak ada repot," setelah mereka duduk ibu pamit untuk kedapur sebentar,

"Sebentar nyonya,tuan saya kebelakang dulu."

"Iya tidak usah repot-repot Bu sari. oya ini ada makanan dan sembako saya bawakan."

"Aduh terimakasih banyak nyonya."

"Ani."

"Ya Bu"

"Kamu kok nggak keluar sih? itu nyonya endang dan tuan Ari diluar bersama anaknya."

"Iya Bu,bntar. Ani baru selesai masukin air panas ke termos,"

Dan kubuatkan mereka minum walau ala kadarnya hanya teh dan roti yg dibeli ibu diwarung hanya itu yang akan ku hidangkan

Setelah selesai segara kubawa teh dan roti, untuk kuhidangkan, saat tiba di ruang tamu kulihat ada nyonya endang,tuan Ari, Ayah,dan ada satu orang lagi laki2 yang begitu tampan, tiba2 saja darahku ser2 dan jantung ku berdegup kencang saat dia menatapku,seakan nampan yang kubawa bergetar ditangan ku.

'Aduuh kenapa ini jantungku?kenapa detaknya tiba2 kuat?' aku bicara sendiri dihati

"Silahkan nyonya, tuan, mas. maaf hanya ada ini." kukatakan kepada mereka, dan aku melihat lelaki tampan itu masih menatapku sehingga kakiku terasa berat untuk kulangkahkan.

"Iya terimakasih tidak perlu repot-repot." ujar nyonya endang,

"Tidak repot sama sekali nyonya."

" Ini anak Bu sari?" tanya nyonya Endang

"Iya nyonya, ini Ani anak saya."

"Sudah tamat an?"

"Saya cuma tamat SMP nyonya."

"Waduh sayang sekali kenapa dulu tidak dilanjutkan?"

"Maklum nyonya kami orang tidak mampu, saya ingin sekali anak saya sekolah hingga tamat tapi terhalang oleh biaya. kami diterima bekerja di kebun nyonya saja sudah sangat bersyukur."

"Ya semoga saja betah, ya Bu."

"Insyaallah nyonya."

"Sepertinya Waktu kemaren2 saya ksini nggak lihat ada Ani bu sari?"

"Iya nyonya, Ani baru pulang 3 bulan ini, dia bekerja jadi baby sitter di kota dan sudah berhenti karena majikan nya pindah kerja diluar kota. dan mereka ingin bawa Ani juga tapi Ani tidak mau karena terlalu jauh katanya."

"Hmm, jadi Ani sudah biasa bekerja?"

"Iya nyonya, jika itu ke inginannya sendiri untuk bekerja saya tidak melarang selama itu kerjanya baik."

Kudengarkan ibu menjelaskan tentangku kepada nyonya endang, karena setelah kuhidangkan, aku langsung balik lagi ke belakang, habisnya aku tidak sanggup bila bertatapan dengan anak nya nyonya endang yang membuat jantung ku tak karuan,

Ntah kenapa baru kali ini aku merasakan jantungku bermasalah saat menatap mata seseorang

Saat ibu tengah berbincang dengan nyonya endang, Ayah dan tuan Ari duduk diluar, mereka membicarakan tentang hasil panen dari hari ini sampai 3 hari kedepannya,

"Oya Bu sari, kebetulan Ani kan sudah terbiasa bekerja. bukan maksud apa2, jika Ani mau bekerja, kebetulan saya juga cari teman sekalian untuk bantu2 saya masak, lebih tepatnya untuk teman bagi saya dirumah."

"Bu sari kan tau saya sepi dirumah anak2 tinggal diluar kota semua. dan Ade

skrg jadwalnya sibuk dirumah Sakit."

"Ooo jadi nak ade seorang dokter ya?"

"Iya Bu. saya dokter spesialis kandungan." lelaki tampan itu menjawab pertanyaan ibu, karena dari tadi dia masih betah duduk disisi mamanya sambil memainkan ponselnya.

Ya,Ade adalah anak bungsu nyonya endang, dia seorang dokter SpOG, dan sekaligus mengelola rumah sakit swasta di kota itu, karena rumah sakit swasta yg dikelola Ade adalah milik tuan Ari Waluyo, ayahnya

"Kalau begitu saya tanya Ani dulu nyonya. karena semua tergantung Ani, saya tidak bisa memutuskan. saya hanya memberi izin saja nyonya."

"Baiklah Bu sari, nanti tolong tanyakan pada Ani ya Bu? jika dia mau,bisa pergi dengan saya sekalian nanti sore."

"Baiklah nyonya akan saya tanyakan nanti!"

Bersambung...

pergi

"Sore ini Ani sedang mengemasi barang2nya untuk ia bawa pergi bersama nyonya endang dan Tuan Ari,ke kota.

***

Flashback on

"Ani, kesini sebentar nak, ibu mau bicara,"

"Baik Bu,"

Ani segera duduk di dekat ibunya,Bu sari sengaja membawa Ani bicara dikamar,

"Begini nak, nyonya endang ingin mengajak mu untuk tinggal dirumahnya, untuk menemani beliau, karena anak2nya sudah menetap diluar kota ikut suami mereka." Bu sari menjelaskan niat dan tujuan nyonya endang yang ingin membawa Ani tinggal bersama mereka.

"Bagaimana nak, apakah Ani mau?"

"Kalau menurut ibu bagaimana?" ani balik bertanya pendapat ibunya

"Kalau menurut ibu itu lebih baik nak, untuk menambah wawasan mu, kamu lebih bisa hidup bersosialisasi dan banyak teman di kota, dan mana tau nanti kamu ketemu jodomu disana. hehe..." canda Bu Sari pada Putrinya

"Ah ibu apaan sih! Ani belum kepikiran Bu untuk menikah,"

"Eehh nggak boleh begitu nak, umur Ani sekarang sudah berapa? ibu kan juga sudah ingin punya cucu,"

"Tau Bu ahh, pokoknya Ani belum mau memikirkan soal itu, Ani ingin bahagiain ibu, ayah, dan doni."

"Baiklah2 ibu tidak bahas itu lagi, nah sekarang gimana? apa Ani mau pergi bersama keluarga tuan Ari?" tanya ibu kembali

"Baiklah Bu, Ani akan pergi, itung2 uangnya bisa buat Ani tabung!"

"Baiklah kalau begitu akan ibu sampaikan pada nyonya endang, dan ayahmu." Bu sari segera keluar untuk menemui Nyonya endang dan suaminya

"Bagaimana Bu sari, apa Ani bersedia untuk tinggal bersama saya?"

"Iya nyonya, Ani akan ikut bersama nyonya." mendengar itu endang Sangat senang, dengan bersamaan tuan Ari, pak Bayu, dan Ade masuk,

"Ada apa ini kok mama seneng sekali?" Tuan Ari bertanya pada istrinya,

"Begini pa, mama mengajak Ani untuk Tinggal bersama kita agar mama ada teman dirumah, biar mama nggak kesepian lagi, abisnya papa dan anak2 pada sibuk. dan kalau mama ada teman nanti mama bisa terusin lagi usaha butik mama!"

"Ma, pikirkan kesehatan mama!" kali ini Ade yg bicara, "kata dokter mama harus banyak istirahat, mama tidak boleh capek dan banyak pikiran!"

"Nggak, mama nggak banyak pikiran kok!"

"Nggak banyak pikiran gimana, dibutik itu mama pasti banyak Mikir soalnya ukur ini ukur itu, panjangnya berapa lebar nya berapa." Ade menyanggah ucapan sang Mama

Anak dan mama itu masih betah adu argumen,,

"Pokoknya mama nggak boleh buka butik dulu kalau kondisi mama belum benar-benar baik. mama harus istirahat dirumah, kan nanti sudah ada Ani yang menemani mama!" larang Ade dengan tegas

"Baiklah mama ngalah, mama nggak buka butik dulu!" wanita baya itu menuruti keinginan sang Anak.

"Nah gitu dong kan mama tambah cantik kalo nggak cerewet," goda Ade sembari tersenyum.

Ya sebelumnya nyonya endang mempunyai usaha butik, tapi karena nyonya endang mempunyai riwayat sakit jantung, maka tuan Waluyo menyuruh istrinya untuk menutup butiknya sementara, agar nyonya endang tidak kelelahan

Bu sari juga sedang memberi tau kepada suami nya pak Bayu,tentang keinginan nyonya endang, yang akan membawa Ani ke kota. dan pak Bayu juga menyerahkan semua keputusan kepada anaknya, maka mereka menyetujui

flashback off

Tiba saatnya Ani pergi bersama keluarga tuan Waluyo. "Bu, Yah, Ani pergi dulu. jaga kesehatan ya, ayah jangan terlalu capek, ibu juga begitu, ingat usia jangan dipaksakan!" ujar gadis itu sedih.

"Iya nak kamu juga jaga diri baik-baik ya," balas Bu Sari

"Iya, Bu. oya Bu, sampaikan pamit Ani sama Doni ya kalau nanti Doni pulang!"

Dan nyonya endang juga berpamitan kepada pak Bayu dan Bu sari

"Nyonya tolong jaga Ani baik2 ya, anggaplah anak sendiri, jika bisa biarkan Ani pulang setiap sebulan sekali, karena kami pasti sangat merindukannya," pesan Bu sari kepada nyonya Endang,

"Baiklah bu Sari, saya akan mengizinkan nya pulang kapan dia rindu dengan orang tuanya,"

"Kalau begitu kami pamit dulu Bu Sari

,dan pak Bayu," Pamit Nyonya Endang.

Ade juga berpamitan kepada orang tuanya Ani.

"Buk, Pak. Ade permisi dulu. jika bapak dan ibu butuh sesuatu jangan sungkan untuk telpon kami," pesan Ade pada orangtua Ani.

"Baik nak Ade, terimakasih, hati2 dijalan."

Ani memeluk ibunya, ia tak kuasa menahan air mata, kenapa berat sekali berpisah dengan ibu, ayah,dan adiknya. padahal ini bukan kali pertama Ani pergi tapi tetap saja terasa berat dan sedih meninggalkan mereka, karena nanti Ani pasti akan merindukan kasih sayang orang tuanya

***

Mobil Pajero sport yang mereka tumpangi sudah mulai melaju membelah jalanan perkebunan sawit

Saat ini tuan Ari yang mengemudi Nyonya endang duduk disampingnya, Ade dan Ani duduk di kursi penumpang dibelakang

Ya mereka sengaja tidak membawa supir karena Ade juga ikut ke kebun jadi tuan Ari dan Ade bisa bergantian mengemudi, karena jarak kota tempat mereka tinggal dan kebun,cukup agak jauh, kira2 memakan waktu 3 jam perjalanan

Saat ini Ani duduk disamping Ade, dag dig dug bunyi jantung nya, dan Ani tak berani memandang wajah dokter yang rupawan itu, wajahnya memerah padahal AC mobil sangat dingin, tapi kenapa masih terasa panas dan berkeringat,

"Aduuhh jantung stop seperti ini. tenanglah!jangan sampai dokter tampan ini mendengarnya, bisa2 aku diberi obat yang sama dengan nyonya endang." Ani masih bicara sendiri dihatinya

Dokter Ade masih mencuri2 pandang melihat kesamping, "kenapa dia tak berani melihatku apakah wajahku menakutkan?" dokter Ade pun bermonolog sendiri

"An, sebelumnya Ani sudah pernah bekerja?" nyonya Endang membuka suara untuk memecah kekakuan

"Sudah nyonya, Ani bekerja sebagai baby sitter hanya 3 bulan," jawab Ani jujur

"Kenapa hanya 3 bulan,An?" tanya nyonya Endang kembali

"Karena mereka pindah keluar kota nyonya, mereka juga pindah kerja."

"An, semoga kamu betah ya tinggal sama kami biar saya nggak kesepian dirumah."

"Iyaa, insyaallah nyonya."

"Apakah kamu bisa masak?"

"Insyaallah bisa nyonya,"

"Oyaa? bagus sekali kebetulan saya juga suka masak!"

"Ingat ma jangan masak yang berlemak dan santan kolesterol!" Ade menyela ucapan mamanya

"Iya2, mama ngerti. kamu lebih parah daripada papamu cerewet banget sih."

"Eh siapa bilang papa nggak cerewet, itu karena Ade sudah mewakili kata2 Papa!" ucap tuan Ari.

"Hmm, anak sama papanya sama saja.sama2 cerewet!" sungut Mama Endang

"Cerewet kan demi kebaikan mama juga." jawab tuan Ari

"Iya2 mama ngerti!"

Ani hanya diam mengamati pembicaraan mereka, dan tak terasa mobil yg mereka tumpangi sudah keluar dari perkebunan sawit, dan sudah sampai di jalan raya

"Pa, cari restoran kita makan dulu mama sudah lapar, ini sudah jam 19:30 pasti kamu juga sudah lapar 'kan,An?" tanya Mama Endang

"Hmm, Ani belum begitu lapar nyonya," jawab Ani sedikit sungkan

"Eh nggak baik menunda lapar, An. nanti kamu sakit mag. jika sudah tiba waktunya kita harus makan," nasehat nyonya besar itu

Ya begitulah nyonya endang dia agak cerewet tapi hatinya baik dan perhatian, pak Bayu dan Bu sari juga bersyukur mendapatkan majikan yg baik dan perhatian

Bersambung...

mohon dukungan nya buat teman2

dan salam kenal dari saya pendatang baru🤝🤝😘😍

dirumah keluarga Waluyo

Jam 20:30 mobil Pajero sport yang mereka tumpangi sudah masuk ke pekarangan rumah keluarga Ari Waluyo

"Nah kita sudah sampai ayo turun an, kata nyonya endang, yang membuyarkan lamunan Ani, saat dia terpesona melihat megahnya bangunan yang didepan matanya saat ini,

Karena Ani sempat berhayal dan ber andai2, 'seandainya saja aku bisa membangunkan ibu dan ayah rumah semegah ini, pasti mereka sangat bahagia" batin Ani

'Ah aku apaan sih? mana mungkin aku bisa membangunkan rumah semegah ini, eh tapi gapapa dulu berhayal, kan petuah orang tua dulu kalau menghayal yang baik2 gapapa, bisa sekalian do'a,

'Aamiin ya Allah, semoga suatu saat aku bisa membahagiakan orang tuaku. itulah doa yang Ani ucapakan dalam hatinya

Ani segera turun dan hendak mengambil tas pakaian yang dia bawa tadi, tapi Ade melarang, "masuk saja, An, biar saya yang bawa barang2 kedalam,"

"Nggak usah mas biar Ani saja yang bawa," tolak gadis itu

"Sudah masuk saja!" Ade bicara dengan tegas, ini kali pertama dia bicara dengan Ani

Semenjak tadi di kebun, ia belum bicara ataupun bertegur sapa sampai di perjalanan Ade masih diam saja, hanya nyonya endang yang cerewet dan tuan Waluyo ikut nimbrung sekali2 disepanjang perjalanan

"Ani, ayo masuk.biarkan saja Ade yang bawa barang2mu kedalam," terdengar kembali suara nyonya endang memanggil untuk membawa ani masuk kedalam.

"Ah iya, nyonya." Ani segera meninggalkan Ade yang sedang menurunkan semua barang bawaannya.

"Assalamualaikum..." nyonya endang, Ani dan tuan Waluyo mengucapkan salam,

"Wa'alaikumsalam... eh Nyonya dan Tuan sudah pulang!" art menyambut mereka

"Iya, Ti." jawab Nyonya Endang

Dia adalah Tati yang bekerja dirumah keluarga Waluyo,ada 3 art yang dipekerjakan masing2 sudah mempunyai tugas sendiri2 Tati tugasnya memasak, Mira tugasnya mencuci dan nyetrika, ada satu lagi namanya Novi,dan ditugaskan membersihkan seluruh ruangan,

Mereka memang tidak tidur dirumah keluarga Waluyo, karena mereka mempunyai keluarga masing2 mereka akan datang pagi dan pulang disore hari pukul16:00

Maka dari itu Nyonya endang sepi ingin mencari orang untuk menemaninya dirumah dan juga saat dia berpergian, agar ada yang menemaninya.

Keinginan dari nyonya endang di sambut baik oleh Tuan Ari dan ade, dan juga kedua kakak perempuan Ade yang sudah menikah, mereka tinggal diluar kota ikut suami mereka, maka dari itu mereka tidak bisa menemani mamanya.

Itu lebih baik, karena mengingat nyonya endang mempunyai riwayat sakit jantung mereka takut terjadi sesuatu yang tak di inginkan saat mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing,

"Ini siapa nyonya?" tanya Tati dengan ramah

"Ini Ani anak dari karyawan di kebun, dia yang akan menemani saya dirumah," jelas nyonya Endang

"Oh semoga betah ya mbak Ani," ucap Tati

"Ah iyaa terimakasih mbak." Ani menyambut ramah ucapan mbak tati,

"Ti tolong antarkan Ani ke kamar tamu ya,"

"Baik nyonya." Tati memang sengaja diminta nyonya endang menunggu mereka pulang, baru dia akan pulang,

"Mari Ani aku anterin kamu ke kamarmu," Tati membawa Ani ke kamarnya

"Pergi lah istirahat karena ini sudah malam," titah nyonya Endang

"Baik nyonya," Ani segera mengikuti langkah Tati

"An, ini tas kamu," Ade memberikan tas pakaian yang dia keluarkan dari mobil tadi,

"Ah ya, terimakasih mas," Ani segera membawa barang bawaan nya, dan mengikuti mbak Tati

****

Jam 4:45 Alram ponsel Ani berbunyi, mengejutkan yang punya sedang tidur nyenyak, bagaimana tidak nyenyak, tempat tidur nya begitu nyaman,

Ani bersyukur keluarga Waluyo sangat baik, mereka tidak membedakan tempat pembantu.

Tapi sungguh pun begitu Ani tidak mau besar kepala,Ani sangat sadar diri siapa dirinya,, Ani harus tau dengan tugasnya dirumah itu, maka dari itu Ani memasang Alram agar Ani tidak kesiangan

Ani bergegas bangun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri,, karena dari semalam Ani belum mandi karena sudah malam Ani tidak mau mandi malam.

Ani selalu ingat pesan ibu tidak boleh mandi malam, karena takut kena penyakit, padahal kamar mandi itu ada kran air panasnya,, tapi Ani tidak tau,,

Sedang kan masuk kekamar mandi saja Ani masih bingung melihat banyak macam kran air, maklum saja Ani baru kali ini melihat kamar mandi yang begitu mewah baginya

"Ini bak air kok besar sekali ya", apa nggak boros air" Ani bicara sendiri saat melihat bathtub dikamar mandi itu, dan ini kran apa ya" Ani masih bingung saat

melihat 2 kran lagi, dan ada stelan kran di tengah2 nya

Ani tidak tau kalo itu adalah kran shower dan kran untuk air panas,, ahh orang kaya membingungkan, mau mandi saja ribet sekali"

Akhirnya Ani mencoba memutar kran di Depan shower, aaww" saat itu juga air keluar dan mengguyur badannya, "ohh ternyata airnya keluar dari sini" padahal aku belum buka baju,"

Ani segera melepaskan pakaian nya yang sudah basah karena guyuran air shower, dan melanjutkan ritual mandi nya, dan sekarang Ani sudah tau bagaimana cara mandi, ala2 orang kaya.

Setelah selesai mandi Ani segera keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk saja ,dan mengambil baju yg sudah dia simpan di dalam lemari tadi malam,,

Dan tak lupa dia melaksanakan kewajiban seorang muslim Sholat subuh 2 rakaat,

Ya Ani memang tak pernah meninggalkan shalat,, karena ibu selalu mengajarkannya tentang ilmu agama, dan berpesan agar tak meninggalkan shalat dimanapun dia berada dan dalam keadaan apapun

****

Setelah melaksanakan shalat,Ani bergegas turun kebawah dan tak lupa memakai jilbab instan yang biasa dia gunakan jika keadaannya sedang buru2,

Ani akan bersiap untuk membuat sarapan untuk keluarga Waluyo, karena art datangnya jam setengah delapan, jadi untuk menyediakan sarapan biasanya nyonya endang yg memasak,, karena itu Ani berpikir Ani yang akan mengambil alih peran nyonya endang untuk menyediakan sarapan pagi

"Lagi ngapain an?

"Eh nyonya, ini Ani mau buat sarapan, tapi Ani bingung mau masak apa? Ani takut nanti tidak sesuai selera tuan dan nyonya

"Hmm,,,kalau kami berdua bebas mau dimasakin sarapan apa saja, asalkan jangan masak yang berlemak berlebihan" nanti bisa dimarahin pak dokter, hehehe seloroh nyonya endang,"

Dan Ani ikut tersenyum, "baiklah nyonya Ani akan masak nasi goreng saja pagi ini"

"Oke" saya bantu?, "Ah tidak usah nyonya" biar Ani saja, nyonya tunggu saja,"

"Hmm baiklah" kalau begitu" lalu nyonya endang berlalu pergi kembali ke kamarnya untuk membantu tuan Ari berangkat ke kantor

"Loh mama kok balik lagi, nggak buat sarapan pagi ini? "lagi dibuatkan oleh Ani pa" ooo.. Ani bisa masak ma?

"Bisa pa" kan kemarin mama tanyain dia bisa masak" ya ya" papa lupa

Sedangkan didapur saat Ani tengah asyik menyediakan sarapan untuk dibawa ke meja makan,Ani terkejut melihat ada seseorang yang berdiri dibelakang nya

"Astaghfirullah" jantung nya serasa mau melompat, ntah dikarenakan terkejut atau ada sesuatu sehingga membuat Jantung itu terganggu ketenangannya,,

"Ya Allah mas" Ani kira siapa!

"Kaget ya An, hehehe maaf yaa" Ade minta maaf sambil nyengir, "ya habisnya tadi saya lihat kamu terlalu asyik sampai nggak dengar suara air"

Ya Ade kedapur mau minum air putih sebelum memulai sesuatu, seorang dokter sudah tentu menjaga pola hidup sehat

"Iya gapapa mas" oya mas Ade mau dibuatkan sesuatu?

"Saya seperti biasa saja an"

"Apa itu mas? Ani bingung"

"Ah iya saya lupa kamu kan baru disini" tolong buatkan saya jus jeruk" baik mas sebentar Ani buatkan

bersambung....

hai salam kenal dari saya untuk teman-teman semua 🤝🤝 mohon dukungannya,, maaf jika banyak yang salah, maklum masih banyak belajar ✍️✍️😍😍😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!