NovelToon NovelToon

Princess Alesya And The Possessive Daddy

Awal Mula

Alex sedang duduk di taman untuk menenangkan pikiran. Usiannya masih dua puluh tahun dan harus di tinggal oleh keluarga tercinta karena sebuah tragedi kecelakaan pesawat beberapa tahun yang lalu. Mau tak mau Ia harus menjadi seorang yang mandiri. Mulai mempelajari dunia bisnis untuk mengurus semua perusahaan peninggalan keluarganya. Hembusan nafas terdengar dari mulut pemuda itu. Ia tak menyangka kehidupan yang semula baik baik saja akan menjadi setragis ini. Lamunan Alex terhenti tatkala mendengar suara tangisan bayi yang cukup dekat dengan posisinya saat ini. Ia beranjak dari duduk lalu mulai melangkah mendekati sumber suara.

Ia terkejut menemukan sebuah keranjang tergeletak di atas rerumputan. Alex meraih bayi perempuan itu dan membawanya dalam gendongan. Mencoba menenangkan sebisanya Sambil menimang. "Alesya." Gumamnya membaca ukiran kalung berlian di leher bayi cantik itu. "Kamu cantik." Lirihnya sambil mengelus lembut pipi merah jambu yang begitu halus. "Mulai sekarang aku Daddymu." Alex melangkah pergi sambil membawa bayi itu dan menghampiri supirnya yang masih menunggu di parkiran taman.

Keesokan harinya. Beberapa wanita sudah berjejer di depan Alex. Pria itu akan memperkerjakan mereka untuk menjaga dan merawat anaknya. Ia mulai membacakan beberapa aturan penting dan menyuruh mereka menandatangani kontrak yang telah Ia siapkan. Salah satu kontrak itu berisi tentang perjanjian untuk merahasiakan keberadaan Alesya dari siapapun. Ini Ia lakukan karena pemberitaan tentang kehilangan bayi itu sudah menyebar di seluruh negeri. Alex tak mau bayi Alesya kembali ke keluarga kandungnya yang ternyata bukan orang biasa.

"Anak Daddy sudah mandi?" Tanyanya sambil meraih tubuh Alesya untuk di gendong. Tangan mungil itu meraba raba wajah Alex membuat pria itu gemas. "Sudah minum susu?" Tanya Alex tanpa memalingkan pandangannya dari putrinya. "Sudah Tuan." Jawab Mereka bersamaan.

Alex mengajak Alesya ke taman. Udara pagi begitu sejuk. "Kamu milik Daddy. Hanya Daddy." Gumamnya sambil mengamati wajah cantik bayi yang berada dalam gendongannya. Alex tak rela siapapun akan memisahkan mereka. Meskipun keluarga kandung Alesya sekalipun. Hati Alex sudah terlanjur di ikat oleh malaikat kecilnya itu.

Di sisi lain semua keluarga besar tengah berkumpul. Mereka belum menemukan petunjuk apapun tentang hilangnya Putri tercinta. Mami Alesya tak berhenti menangis sambil memeluk putranya. Sementara semua keluarga tampak terpukul dengan hilanganya Putri tercinta. Putri yang begitu mereka nantikan dan dambakan kehadirannya. Baru saja beberapa bulan lalu mereka merayakan kelahiran sang putri secara besar besaran dan saat ini bayi itu hilang entah kemana.

Semuanya sudah mereka kerahkan untuk mencari keberadaan Alesya. Namun segala daya dan upaya serasa sia sia saja. Ini baru satu hari. Masih ada hari hari berikutnya dan mereka tak berhenti untuk terus mencari. "Tenanglah. Ayo istirahat dulu. Jika kamu begini terus kamu akan sakit." Seorang pria menuturi istrinya. "Mas. Anakku." Ia menangis lagi hingga tak mengeluarkan air mata karena sudah terkuras habis. "Iya. Masih dicari. Putri kita akan kembali. Alesya akan kembali lagi berkumpul dengan kita." Jawab Pria itu mengelus lembut punggung sang istri.

Alex kembali ke kamar. Dilihatnya bayi cantik itu tengah tertidur dengan tenang. Ia tersenyum. Alesya tidak merepotkan sama sekali. Tidak pernah menangis di tengah malam atau sebagainya. Si cantik hanya akan merengek ketika haus dan ingin buang air. Selepas di layani akan tenang seperti semula. Untuk urusan memberi susu Alex akan melakukan sendiri. Namun di luar itu Ia akan memerintahkan baby sitter untuk mengurusnya. Ia takut jika salah. Memandikan bayi bukanlah perkara yang mudah. Terlebih lagi Ia seorang pria dan belum belajar apa apa. Dengan hati hati Ia menidurkan diri di samping Alesya. Setidaknya dengan kehadiran bayi mungil itu Ia tak merasa kesepian lagi. Ada teman mengobrol walaupun mustahil Alesya akan menjawab ataupun mengerti.

Alex sudah siap dengan pakaian formalnya. Pria itu langsung menghampiri Alesya yang sudah cantik dengan pakaian serba pink. Bayi mungil itu tersenyum melihat kedatangan Daddynya. "Sayang. Cantik sekali." Ia menyempatkan diri bermain sebentar dengan anaknya sebelum pergi ke kantor. "Sudah wangi. Kapan kamu tumbuh dewasa hm? Jika kamu dewasa nanti kamu pasti akan sangat cantik." Pria itu tak berhenti berceloteh sambil berjalan mendekat ke arah pintu balkon yang terbuka. "Kamu merasakannya sayang? Udaranya begitu sejuk. Daddy harap kita bisa menghirup udara pagi bersama selama lamanya." Alex mencium pipi anaknya berkali kali membuat Alesya tertawa. Jika kehidupannya sudah lengkap karena kehadiran bayi cantik itu maka Alex rela tidak menikah. Cukup hidup dengan Alesya saja dapat membuat kehidupannya terasa lengkap dan bahagia. "Daddy akan selalu menjagamu sayang. Kamu hanya milik Dady seorang." Gumamnya sambil berjalan masuk ke dalam kamar.

Hanya Aku Yang Berhak

Alesya kini sudah berusia 16. Ia baru saja merayakan hari kelahirannya kemarin di Paris bersama Daddy tercinta. Gadis itu tumbuh dengan sejuta pesona yang mampu memikat semua pria hanya dalam sekali pandang. Dia begitu cantik dengan mata biru, hidung mancung dan kulit putih mulus tanpa cacat sedikitpun. Sebuah anugrah yang telah Tuhan berikan untuk menyempurnakan gadis baik nan polos itu.

Alex benar benar menyembunyikan Alesya dengan baik. Pria itu tak memberi celah kepada keluarga kandung Alesya untuk menemukan keberadaan sang putri. Alex akan membawa Putri tercinta pergi ke luar negeri dan menetap di sana selama beberapa tahun lalu kembali lagi saat keadaan sudah kondusif. Ia sangat melindungi anaknya dari semua orang yang ingin memiliki Alesya. Baik teman maupun orang yang lebih dewasa yang secara terang terangan menyatakan cinta pada gadisnya. Pria itu tak akan membiarkan siapapun memiliki Alesya. Hanya dirinya seorang yang berhak bersama dan bersanding dengan gadis cantik itu. Perasaan sayangnya pada sang anak kini telah berubah menjadi cinta. Cinta yang tumbuh begitu saja tanpa kemauannya. Alex sudah berkali kali menepis namun rasanya gagal. Ia malah tersiksa. Pria itu akan membuat Alesya untuk tetap bersamanya. Mengikat gadis pujaan agar tidak jatuh di genggaman orang lain. "Hanya aku yang berhak." Gumamnya menatap foto Alesya yang memenuhi ruangan pribadinya.

Alex tersenyum melihat tidur bidadari cantiknya. Begitu damai dan dan tenang. Ia mengusap pipi Alesya dengan lembut. "Daddy." Gadis itu mengerjapkan mata merasakan sentuhan lembut di pipinya lalu memejamkan matanya kembali karena masih mengantuk. "Hari pertamamu kuliah Sayang. Cepatlah bangun nanti terlambat." Alex memeluk putrinya dengan hangat. Pria itu sangat memanjakan Alesya. Semua yang diinginkan sang putri pasti selalu di turuti kecuali hal hal yang perlu di garis bawahi. "Um...Sudah jam berapa?" Tanyanya dengan mata yang masih terpejam. "Sudah jam 6 Sayang." Ia mencium kening dan pipi mulus itu dengan gemas membuat Alesya risih dan mau tidak mau harus membuka mata. "Morning sayang." Alex tersenyum lebar. "Morning Dad." Jawabnya sambil menundukkan diri. Lagi. Ia harus beradaptasi lagi di negara tempat kelahirannya. Sampai umur 5 tahun Alesya disini. 5 tahun berikutnya di New York dan 6 tahun di Paris dan lalu kembali lagi kesini. Huft....Alesya mengembuskan napasnya. Ia begitu jengah karena hidup berpindah pindah. "Kenapa Sayang? Ada yang membuatmu tidak nyaman hm?" Tanya Alex sambil memeluk putrinya. Menghirup aroma wangi itu dalam dalam sambil memejamkan mata. "No Dad. Hanya saja aku harus menyesuaikan diri lagi." Jawab Alesya sedikit lesuh. "Nanti Putri cantik Daddy akan terbiasa. Mandilah. Airnya sudah siap. Daddy juga mau bersiap dulu. Daddy tunggu di ruang makan untuk sarapan. Love you Honey." Pria itu beranjak kemudian mengecup singkat kening putrinya sebelum pergi.

Alesya sudah bersiap dengan setelan casual yang begitu nyaman di pakainya. Hanya celana jeans dan Hoodie sudah membuat penampilannya begitu cantik. Ia menuruni tangga dengan malas kemudian langsung ke ruang makan karena Daddynya sudah menunggu disana. Gadis itu duduk di dekat Alex dan meneguk susunya dengan cepat. "Pelan pelan sayang. Nanti kamu tersedak." Tutur Daddynya dan Alesya hanya mengangguk sambil meneruskan minumnya. "Hari ini adalah hari pertamamu di kampus. Daddy punya beberapa peraturan yang harus kamu ingat baik baik." Kata pria itu sambil memakaikan jam tangan di pergelangan tangan Alesya. Gadis itu sudah tau maksud dari semua ini. Hal ini sudah kesekian kalinya terjadi jika Alesya ingin bersekolah atau keluar. Jam itu merupakan alat pelacak. Jadi Daddynya akan tau dimana pun keberadaannya. "Jangan dekat dengan laki laki. Jangan pergi kemanapun. Jangan lepas jam tangan ini. Nanti Sekertaris Daddy akan jemput kamu. Kamu ke kantor Daddy sebentar sekalian makan siang. Daddy ada meeting sampai jam 2." Pria itu terus mengoceh membuat Alesya memutar bola mata nya dengan malas. "Kamu dengar sayang?" Tanyanya di akhir. "Dengar Daddy." Jawabnya sambil tersenyum. Bagaimanapun Alesya sangat menghargai dan menyayangi Daddynya. Pria itu membesarkannya seorang diri sebagai orang tua tunggal. Bukan perkara mudah merawatnya dari bayi hingga sebesar ini dan Alesya menyadari itu. Selama Ini Alesya tidak berani menanyakan keberadaan sang Ibu. Ia takut akan menyinggung Daddynya. Pernah sekali Ia tanya dimana Ibunya namun sang Daddy malah pergi dan enggan menjawab. Mungkin lain kali di waktu yang tepat Ia akan bertanya namun tidak sekarang. "Good Girl." Kata itu selalu muncul saat Alesya menurut dan sudah dapat di tebak lagi kini wajahnya dihujani ciuman gemas oleh sang Daddy.

"Ingat kata Daddy." Pria itu menggenggam tangan putrinya sebelum Alesya keluar dari mobil. "Ok Dad. Aku turun dulu." Jawabnya ingin pergi namun Alex mencekal tangan anaknya. "Kamu melupakan sesuatu sayang." Alex tersenyum kemudian mengecup pipi dan kening Alesya dengan lembut. "I Love You My Princess." kata Alex sambil mengusap kepala anaknya. "Love you too Dad." Jawabnya sambil mengecup pipi Alex sebelum turun.

Alex masih disana mengamati putrinya. Ia mengepalkan tangan ketika melihat Alesya menjadi pusat perhatian. Bukan hal aneh lagi. Ini sudah bisa namun tetap membuat Alex geram. Terlebih lagi beberapa mahasiswa menyapanya dan mendekati sambil berjalan di samping Alesya. Jika bukan karena terdesak waktu pasti Alex akan kesana dan memperingati para pemuda itu. "Jalan pak." Katanya karena sudah telat beberapa menit.

Aku Mencintainya

Alesya duduk setelah memperkenalkan diri. "Aku Winda." Kata seorang gadis yang duduk di sebelah. Alesya tersenyum kemudian menjabat tangan teman barunya. "Bukan asli sini ya?" Tanyanya penasaran. "Asli sini kok. Aku lahir disini. Lalu di besarkan di negara lain dan kembali lagi." Jawabnya membuat Winda mengangguk paham. "Aku pikir bukan Asli sini. Kamu lebih seperti orang asing. Karena mata birumu yang indah." Puji gadis itu jujur sementara Alesya hanya tersenyum.

Perkuliahan hari ini telah usai. Alesya bergegas keluar dari gedung untuk segera pulang. Karena jika mampir mampir maka Daddynya akan mengomel. Padahal Ia ingin sekali berkeliling kampus sebentar. Gadis itu berjalan cepat ketika melihat mobil mewah berwarna hitam sudah terparkir mulus disana. Alesya masuk kemudian menyapa Sekertaris Daddynya. Ia sengaja duduk di belakang karana ingin merebahkan tubuhnya sebentar. "Lelah?" Tanya Bram mengamati tingkah lucu anak Bos sekaligus sahabatnya itu. "Lumayan Om. Al lapar." Keluhnya. "Om punya coklat?" gadis itu lanjut bertanya. Bram tersenyum kemudian memasukkan tangan ke saku jasnya. Tiba tiba saja sebatang coklat keluar dari sana. "Om terbaik. Jangan bilang Daddy ya Om " Kata Gadis itu langsung makan dengan semangat. "Sudah berapa kali. Ini sudah sering Al. Dan seperti biasanya Om akan bungkam. Sesuai permintaan Tuan Puteri." Tutur pria itu sambil terkekeh. Bram tau bagaimana kehidupan gadis itu. Alesya benar bagai seorang putri. Dimanja sekaligus terkekang dengan aturan aturan dari Ayahnya. Ia dekat dengan Alesya. Sudah dianggapnya seperti anak sendiri. Sudah berkali kali Bram menyuruh gadis itu memanggil Ayah. Namun Alex melarangnya. "Bayu dan Bima apa kabar Om? Sudah tiga hari nggak hubungi aku. Apa mereka sakit?" Tanya Alesya sambil mencondongkan tubuhnya ke depan. "Mereka baik. Sengaja Om sita ponselnya. Mereka suka main Game sampai lewat tengah malam." Jawab Bram dan Al mengangguk paham.

Lima belas menit perjalanan akhirnya Mereka sampai di perusahaan. Bram langsung mengajak Alesya masuk ke dalam. Para karyawan menyambut mereka dengan ramah. "Daddy masih Meeting?" Tanya Al sambil melangkah memasuki lift tanpa memudarkan senyumnya. "Iya. Dia masih meeting. Kamu tunggu di ruangannya ya. Om mau susul Daddy kamu dulu." Kata Bram dan Al mengangguk patuh.

Seorang gadis tengah memainkan ponselnya sambil tiduran di sofa. Beberapa saat kemudian rasa kantuk menerpa. Mata Alesya semakin memberat. Ia kemudian terlelap begitu tenang dengan ponsel yang masih berada di tangannya.

Alex baru saja selesai Meeting. Ia tersenyum melihat Alesya yang tertidur pulas di sofa. Pria itu melangkahkan kaki mendekat kemudian berjongkok memperhatikan tidur malaikat kecilnya yang begitu lelap dan damai. Alex mengambil ponsel Alesya dan meletakkannya di meja. Mengecup kening gadis itu dan menggendongnya untuk dipindahkan ke ruang istirahat.

Diletakkannya tubuh Alesya dengan lembut di atas ranjang besar. Alex tau putrinya jika sudah tidur seperti orang mati. Tidak akan terusik sama sekali. Bahkan kini bibir Alex sudah menempel pada bibir mungil itu namun Alesya tidak beringsut sama sekali. Suasana menjadi sedikit panas. Alex mulai menaiki ranjang. Mengungkung tubuh indah itu di bawahnya. Ia mencium bibir Alesya hingga turun ke leher sambil membuka kancing baju gadis itu dan....."Alex." Panggilan itu membuatnya berhenti. Ia dengan cepat berlari menuju kamar mandi. Menuntaskan sesuatu. Sesuatu yang setiap hari begitu menyiksanya karena berdekatan dengan Alesya.

Dua orang pria tengah duduk saling berhadapan. Bram menatap sahabatnya dengan tajam. Ia sudah tau sejak lama namun bungkam. Tidak menyangka jika orang di depannya akan bertindak senekat ini. Bram sudah mencium gelagat aneh Alex pada anak angkatnya. Pria itu selain over protective juga posessive parah pada Alesya. Bukan posesif Ayah ke anak. Namun lebih ke seorang pria pada pasangannya. "Aku mencintainya." Kata Alex tak membuat Bram terkejut. "Kau gila. Dia anakmu." Ia tidak terima dengan penuturan sahabatnya itu. "Kami tidak ada ikatan darah. Dan kau tau itu bukan?" Kata Alex membuat Bram menghembuskan napasnya kasar. "Iya. Aku tau. Tapi bagaimana dengan Alesya. Dia tidak mungkin terima. Meskipun suatu saat nanti dia tau kau bukan Ayahnya. Tapi gadis itu akan mengenalmu sebagai orang tua yang telah merawatnya sejak bayi. Tepis rasa itu Lex. Ada banyak wanita di luar sana." Tuturnya menasihati. "Tidak bisa. Aku sudah mencobanya berkali kali tetapi selalu membuatku menyerah. Rasa ini hadir tanpa aku mau. Aku tidak bisa." Jawabnya. "Lalu kau mau apa?" Tanya Bram. Ia tau pria di depannya itu begitu ambisius. Akan melakukan segala cara untuk memiliki sesuatu. "Aku akan membuatnya tetap bersamaku. Sebagai wanita yang akan menemani hidupku. Bukan putri ku." Jawab Alex mantap tentu saja mendapat pertentangan dari Bram.

"Sudah bangun sayang?" Tanya Alex mengecup kening putrinya. "Ini dimana Dad?" Alesya begitu asing dengan ruangan yang ditempati saat ini. "Ini ruang istirahat Daddy Sayang." Jawab Alex sambil tersenyum. "Al lapar." keluhnya sambil mendudukkan diri. "Iya Sayang. Ayo kita makan." Alex menarik tangan anaknya pelan untuk membantu gadis itu turun dari ranjang.

Keduanya makan di ruang tengah tanpa berganti pakaian terlebih dahulu. Rencananya mereka akan makan di restoran namun Alex pikir lebih baik makan di rumah. Ia hanya memesan makanan untuk Al dan dirinya untuk dibawa pulang. Alex menyuapi anaknya dengan telaten. Gadis itu makan dengan lahap karena benar benar lapar. Uhukkk...Uhukkk.. Alesya tersedak membuat Alex panik. Pria itu dengan cepat memberinya minum. "Duh...Pelan pelan sayang." Katanya sambil mengusap punggung Al Dangan lembut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!