🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Braaakk..
Plak... Plak.. Plak....
Seorang wanita dengan sangat sangarnya terus memukuli pemuda tampan yang sedang meringkuk di balik selimut, ia tak lain dan tak bukan adalah putranya sendiri. Anak yang dilahirkan dua puluh satu tahun silam dengan perjuangan hidup dan mati.
"Aw... sakit!" pekiknya dengan mata setengah terbuka, rambut yang brantakan tapi tetap terlihat begitu tampan.
"Jam berapa ini?"
"Mana aku tau! aku kan lagi tidur, Mom" jawabnya kesal pada wanita yang berdiri di tepi ranjang dengan tangan berada di pinggang.
"Liat sana!" sentak Mommy nya lagi sambil menunjuk jam besar yang menggantung di dinding tepat di atas layar TV led besar.
"Ya Tuhan! dateng kesini cuma tanyain jam dan aku yang lagi mimpi indah begini suruh liat doang?!
" Daddy tuh nemu mommy dimana sih?" teriaknya lagi sambil turun dari ranjang lalu berlari keluar kamar karna Mommya sudah bersiap untuk mengejar.
Zico Revan Pradipta, putra kedua dari pasangan Ricko pradipta dan Ameera Rahardian Wijaya, dua keluarga konglomerat yang sangat berpengaruh di negeri ini. Jadi, bisa di bayangkan berapa besar kekayaan yang Zico miliki terlebih ia adalah putra satu-satunya meski memiliki seorang kakak tiri wanita bernama Mitha atau yang sering di panggil Tata.
Tata adalah wanita dewasa anak kandung dari Ricko, ibunya meninggal saat usianya empat tahun dan dari situ lah Ameera hadir untuk menjadi ibu sambung bagi Mitha. Pernikahan kedua Ricko dan Ameera hanya melahirkan satu putra yang kini menjadi penerus perusahaan Pradipta.
.
.
.
.
"Daddy..... help me! Huaaaaaa!!" teriak Zico sambil berlari menuruni anak tangga menuju ruang makan di lantai bawah.
"Daddy... Mommy ngamuk, Cepet tangkep!" rengek Zico yang terus di kejar oleh Ameera dengan sendal yang sudah siap di lempar kearah putranya.
"Mom, udah dong. Mommy mau tiap pagi begini terus?" tanya Ricko sambil menggelengkan kepalanya.
Karna rasa cintanya yang begitu luar biasa, Ricko selalu sabar dengan sikap ke bar bar an istrinya itu meski harus menyaksikan drama keributan di ruang makan setiap pagi.
"Anak kamu, Dadd." sahut Ameera sambil menunjuk Zico yang berdiri di belakang suami tampannya itu.
"Duduk, ayo sarapan dulu" titahnya pada sang putra kebanggaan.
"Belum mandi kok di ajak sarapan sih, Dadd" protes Amerra, tanduknya kian memanjang saat melihat seulas senyum di ujung bibir Zico yang lagi dan lagi selalu di bela Daddy nya.
"Aku tuh laper, butuh tenaga extra buat lari lagi abis ini." Kekeh Zico sambil menarik kursi meja makan tepat di samping Daddy nya. Ia tak akan pernah berani jika harus berdekatan dengan Ameera.
Ketiganya sarapan hingga tandas tak tersisa, Zico begitu lahap menikmati nasi goreng yang di buat Mbak Sri, salah satu ART kesayangan Zico yang mengasuhnya juga sedari kecil.
"Hari ini mau kemana, Zee?" tanya Ricko setelah ia meletakkan garpu dan sendok secara bersilang diatas piring kotor yang kosong.
"Gak kemana-mana, eh tapi gak tau juga sih" jawabnya sambil menaruh gelas berisi air putih yang kini hanya tersisa setengahnya.
"Kalo kamu gak kemana mana, nanti jemput Mommy ya jan tiga sore di Resto Arandita" titah Ameera.
"Oh, Ok. tapi Mommy ingetin lagi ya takutnya aku lupa" balas Zico sembari menaik turunkan alisnya.
"Emang mau ngapain, sampe lupa gitu?" tanya Ameera lagi.
.
.
.
.
.
Tidur, Mom..
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Alhamdulillah
Terjawab sudah ya yang nanya apa Ricko dan Ameera punya anak?
Ini dia jawabannya 😍😍😍
Like komen dan favorit dulu yuk 😘
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Zico yang merasa perutnya sudah sangat kenyang kembali masuk kedalam kamar untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu barusan oleh teriakan dan pukulan sang Mommy. Tapi, sebawel apapun sosok wanita itu, Zico sungguh menyayanginya lebih dari nyawa yang ia miliki saat ini.
Ia yang sudah merangkak naik keatas ranjang meraih lebih dulu ponsel yang tergeletak di atas nakas sisi tempat tidur. Zico membaca satu persatu pesan yang dikirimkan sahabat dan para teman wanitanya juga.
Di usianya yang kini beranjak dewasa tak sekalipun Zico memiliki kekasih resmi di atas sebuah status hubungan pacaran. Ia yang tak suka di atur dan masih ingin bebas tentu enggan bertahan dengan satu gadis. Terlebih selama ini tak satupun yang sanggup membuat hatinya bergetar untuk merasakan indahnya jatuh cinta pada pandangan pertama.
.
.
Tok.. tok.. tok...
Suara ketukan pintu yang semakin lama semakin keras membuat pemuda yang masih manja itu akhirnya mau tak mau membuka mata dan turun dari kasur empuknya.
Cek lek..
"Apa?" tanya Zico pada mbak Sri.
"Nyonya suruh Mbak banguni Den Zico, katanya nanti jam tiga sore jangan lupa jemput di Resto Arandita" jawab si ART kesayangan Zico tersebut, ialah wanita kedua selain Mommynya yang berani mengganggu jam tidur sang Tuan Muda Pradipta.
"Iya, bilang sama Mommy, aku udah bangun dan mau mandi" balas Zico dengan ketus karna jengkel.
Pemuda tampan itu pun masuk kembali ke kamarnya setelah menutup pintu, tubuh tinggi putihnya juga langsung menuju kamar mandi untuk segera membersihkan diri.
Tiga puluh menit berselang, Zico turun ke lantai bawah dengan menuruni anak tangga satu persatu. Langkah panjangnya dengan tergesa menuju garasi mobil tempat dimana kereta besi mewah milik keluarganya berjejer rapih.
.
.
.
Braaakk..
Zico menutup pintu mobilnya cukup keras saat sampai di tempat tujuan, yaitu salah satu Resto milik teman Mommy nya. Ameera yang memang keturunan konglomerat Sedari gadis tentu memiliki tongkrongan yang luar biasa meski umurnya tak lagi muda. Ia masuk kedalam jejeran sosialita kelas satu di negeri ini.
"Mom... " sapa Zico yang sudah menghampiri wanita kesayangan Daddynya itu.
"Eh, Sayang. Udah sampe ternyata" sahut Ameera yang Mencium pipi kanan dan kiri putranya.
"Hem, iya"
Tak hanya Ameera yang di sapa, karna ia juga langsung menyapa sopan dua wanita yang seumuran dengan Mommynya itu.
"Mom, masih lama gak?" tanya Zico sedikit berbisik.
"Enggak, ini kita mau pulang. Kenapa?" Ameera balik bertanya.
"Aku mau ke toilet dulu sebentar ya, tungguin. Ok"
"Hem, udah cepetan sana"
Zico tersenyum kecil, ia kemudian bangkit dari duduknya setelah berpamitan lebih dulu pada kedua teman Mommynya.
Langkahnya begitu tergesa karna rasa mulas di perut nya yang seakan ingin meledak. Zico masuk ke dalam toilet yang nampak sepi dan itu tentu suatu keberuntungan karna ia tak harus antri dan menunggu giliran dengan yang lain.
"Huft... lega!" Zico membuang napas beratnya sambil kembali memakai celana di dalam bikin toilet yang cukup bersih dan nyaman. Setelah urusan setorannya usai kini ia pun kembali ke meja Mommy nya.
.
.
.
"Maaf, maaf kan saya Tuan" suara ketakutan jelas terdengar oleh Zico saat ia tak sengaja bertabrakan dengan seorang pelayanan Resto tersebut.
"Tuan... Tuan. Apa Tuan baik-baik saja?" tanya si pelayan tadi yang bingung karna pemuda tampan di hadapannya itu menatap kearahnya tanpa berkedip.
"Hello... Anda mendengar saya?"
"Hem.. iya" sahut Zico terbata saat sadar dari lamunannya.
"Maaf, saya tak sengaja menabrak anda"
"Tak apa, saya yang seharusnya minta maaf padamu" ucap Zico yang membuat si pelayanan kebingungan.
"Maaf untuk apa, Tuan?"
.
.
.
.
.
Maaf, sepertinya aku jatuh cinta padamu.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Jago ngegembel mirip emaknya 🤣🤣
Like komennya yuk ramaikan.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Maaf, sepertinya aku sudah jatuh cinta padamu!"
Pelayan tadi tentu langsung mengernyit kan dahinya bingung, ia yang tak paham akhirnya hanya tersenyum simpul lalu berpamitan pada Zico.
"Zee, kamu ngapain?" suara dan tepukan tangan di bahu Zico membuyarkan lamunan pria tampan itu, ia yang tersentak kaget hanya bisa mengusap tengkuknya sendiri.
"Gak apa-apa, Mom"
Ameera menatap lekat putra semata wayangnya itu dengan tatapan aneh karna ada hal lain di mata Zico.
"Ya udah, yuk pulang" ajak sang putra mahkota Pradipta.
Ameera hanya mengangguk sekali, lalu berjalan lebih dulu menuju parkiran dimana mobil Zico berada.
Obrolan kecil dan ringan di tambahi rentetan pesan coba Ameera bicarakan dengan adik kesayangan putri sambungnya itu. Zico yang baru lulus kuliah dua bulan lalu nyatanya belum mau meresmikan dirinya sebagai CEO di salah satu perusahaan sang Daddy.
"Nanti juga kalo Zee mau, Zee akan ke kantor, Mom" elaknya yang entah ini keberapa kalinya.
"Jangan nanti nanti terus! mau sampe kapan? kesian loh kakakmu itu, Zee" ucap Ameera lagi yang kali ini dijawab anggukan kepala.
Mitha, wanita yang kini menjabat sebagai CEO, harus rela membagi waktunya antara pekerjaan dan keluarga. Ia yang menikah dengan pria dari kalangan biasa nyatanya sang suami tak bisa memenuhi semua kebiasaan mewahnya selama ini, Ruko pun tentu tak ingin memberi uang percuma meski Mitha adalah segalanya.
*****
Zico yang baru sampai di rumah mewah Pradipta hanya satu jam berada di kamarnya, ia kembali keluar untuk bertemu dengan teman temannya yang sudah menunggu di salah satu Bar terkenal di ibu kota.
Zico memang berbeda dengan dua sepupu laki lakinya yang lain yaitu Air dan Bumi, dua pria itu tak pernah macam macam dalam bergaul, bahkan untuk masuk kedalam club malam pun kedua keturunan Rahardian tak pernah menginjaknya sama sekali. Tak seperti Zico yang sudah biasa pulang pagi bahkan tak pulang jika belum di usir oleh satpam atau para petugas kebersihan yang ingin beres beres tempatnya nongkrong hingga pagi menjelang.
Mobil yang melesat dengan kecepatan tinggi itu pun tak sampai tiga puluh menit sudah sampai di tempat yang di tuju. Zico langsung keluar dan masuk kedalam bar.
"Temen-temen gue mana?" tanya Zico pada satu pelayan wanita yang sudah ia kenal baik.
"Lagi main billiard, tapi gak banyakan kaya biasa" sahutnya santai seperti mengobrol dengan temannya sendiri.
"Ok."
Zico berlalu meninggalkan si pelayanan wanita tadi menuju ruangan yang terdapat sepuluh meja biliar yang berjejer rapi, tempatnya lumayan sepi karna waktu memang belum terlalu malam tapi sudah ada beberapa temannya yang bermain sambil di temanin oleh para gadis penghibur.
"Hallo Baby" sapa Hana, si cantik yang sudah berkali-kali di tolak tubuhnya oleh Zico.
"Tumben lo, jam segini udah mangkal"
"Lebih awal lebih banyak, Zee. kenapa? gue belom penglaris nih" goda Hana lagi, kini gadis berambut bule itu sudah duduk diatas pangkuan Zico dengan dada besarnya yang ia sodorkan tepat di hadapan wajah pria tampan incarannya.
"Cih, sorry ya! Perjaka gue mah buat perawan" cetus nya sambil mencibir kearah Hana yang mulai kesal.
"Awas ya lo kalau sampe gue yang akhirnya bisa rasain tembakan perdana lo!"
Hana yang gemas bercampur jengkel akhirnya pergi meninggalkan Zico yang tertawa terbahak bahak.
Zico hanya liar dalam bergaul, merokok dan minum minuman ber alhkohol sudah biasa ia nikmati tapi tidak dengan wanita. Ia hanya sebatas menggoda tanpa menyentuh apalagi merusak. Jadi tak salah jika begitu banyak teman wanitanya yang penasaran siapa gadis yang akan di nikahi Zico nanti dengan bonus menikmati keperjakaannya juga.
.
.
.
.
.
Sabar ya Tong, nanti juga bakal nemu wadah yang HALAL kok'...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!