Marvin tidak menyangka jika tiba-tiba ia mempunyai dua keponakan perempuan yang cantik dan Lucu. Bocah bernama Maura dan Milea itu resmi menjadi keponakannya setelah kakaknya yang bernama Millie menikah dengan Wisnu duda beranak dua.
Kesan pertama melihat Maura si anak pertama adalah judes, berbeda dengan Milea adiknya yang sangat lucu dan menggemaskan, sampai-sampai Papih dan Mamihnya menamai dia si Gemoy.
Jika si Gemoy cenderung sangat manja kepada Papihnya, lain halnya dengan Maura. Gadis kecil berumur 9 tahun itu sangat lengket kepada Marvin.
Setiap hari Maura selalu meminta Marvin yang mengantar jemput ke sekolah, padahal Wisnu sudah menyediakan sopir untuk keperluan istri dan anak-anaknya.
Setelah Maura dan Milea memiliki adik, Maura menjadi semakin lengket kepada Marvin. Bahkan setiap malam Minggu Marvin selalu membawa Maura jika berkunjung ke rumah Nisa pacarnya.
Menjelang lulus dari SMA, Marvin mengutarakan niatnya untuk melanjutkan sekolah di Kanada mengikuti jejak Papih Adam.
Keinginan Marvin untuk sekolah di Kanada langsung mendapat penolakan keras dari Mamihnya.
Namun berkat bantuan dari Wisnu kakak iparnya yang membantu meyakinkan Mamihnya akhirnya seluruh keluarga mengijinkan Marvin melanjutkan pendidikannya di Kanada.
Mamih Mikha akhirnya mengijinkan putra bungsunya mengikuti jejak suaminya kuliah di Kanada karena Mama dan Papa mertuanya bersedia menemani dan menjaga Marvin di sana.
Mamih Mikha percaya jika Mama dan Papa mertuanya akan dapat menjaga Marvin dengan baik.
Disaat semua keluarga sudah setuju ada satu orang yang sangat keberatan dengan kepergian Marvin ke Kanada. Orang itu adalah tentu saja Maura.
Gadis cantik itu sempat ngambek dan meminta Marvin agar jangan pergi meninggalkannya.
"Nanti siapa yang akan antar jemput kakak ke sekolah ?" tanya Maura dengan mata merah menahan tangis.
"Kan ada pak Muh sopir Daddy..lagian kalau Om kuliah disini juga Om tidak akan bisa antar jemput kakak ke sekolah lagi " jawab Marvin sambil mengelus kepala Maura.
Millie dan Wisnu hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat Maura yang ngambek tidak mau ditinggal Marvin ke Kanada.
"Kita nanti bisa pergi kesana menengok Om Marvin " Millie berusaha menghibur Maura.
"Iya Kak..kakak sama dedek Mile kan dulu pernah ke Kanada sama Mamih " Mamih Mikha ikut angkat bicara. Maura mengangguk.
"Kakak sama dedek pernah ke Kanada..Daddy saja belum pernah " ucap Wisnu dengan nada dibuat sedih.
"Nanti kalau kakak libur Papih janji akan ajak kakak , dedek Mile dan dedek Malik ke Kanada menengok Om Marvin " janji Papih Adam.
"Iya deh " ucap Maura akhirnya.
Melihat Maura yang terlihat sedih mendengar rencana kepergiannya entah mengapa hati Marvin ikut merasa sedih.
Selama ini Maura sudah seperti bayangan baginya. Sampai-sampai setiap kencan dengan pacarnya pun Marvin selalu mengajak Maura. Di Kanada Marvin pasti akan sangat kehilangan.
Akhirnya pada saat Maura masuk SMP, Marvin pun berangkat ke Kanada untuk melanjutkan pendidikannya disana.
Marvin pergi bersama Opa dan Oma nya yang akan tinggal disana untuk menemani cucu laki-laki satu-satunya menempuh pendidikan di Kanada seperti Papih Adam.
*
Millie yang sedang memeriksa berkas laporan keuangan bulanan di ruangan kerjanya kaget ketika mendapat telepon dari pengasuh anak-anak di rumah yang mengabarkan jika Maura pulang sekolah menangis dan mengurung diri di kamar.
Saat itu juga Millie memutuskan langsung pulang ke rumahnya. Di jalan ia sempat menghubungi Wisnu dan menyampaikan apa yang dikatakan pengasuh anak-anak di rumah.
"Mommy..kakak Maura pulang sekolah nangis, terus ngumpet di kamar " Mile melapor begitu Mommy nya datang.
"Kakak tidak berantem kan sama dedek Mile ?" tanya Millie.
"Tidak Mommy..waktu kakak pulang sekolah aku sedang main sama dedek Malik disini..terus kakak Maura nya langsung masuk ke kamar sambil menangis " jawab Mile.
"Baiklah Mommy lihat dulu kakak Maura nya " Millie mencium Mile dan Malik sebelum beranjak menuju kamar Maura.
tok..tok..
"Kakaaak..buka pintunya Sayang..ini Mommy " Millie memanggil Maura.
"Mommy jangan kesini " jawab Maura dari dalam kamar.
"Kenapa Mommy tidak boleh masuk Sayang ?" tanya Millie mulai khawatir.
"Mommy jangan kesini..huwaaa.." jawab Maura sambil menangis kencang membuat Millie semakin khawatir.
"Kakak..buka pintunya ! kalau tidak mau dibuka nanti Mommy buka pake kunci cadangan " ancam Millie.
Mendengar ancaman Mommy nya Maura pun membuka pintu kamarnya.
"Mommy..aku takut " Maura langsung memeluk Millie sambil menangis.
"Kakak kenapa Sayang..?" Millie memeluk Maura khawatir.
Maura tidak menjawab ia memeluk perut Millie sambil menangis.
"Cerita sama Mommy Sayang " bujuk Millie.
Setelah cukup lama diam akhirnya Maura membuka suara.
"Mommy..dicelana dalam aku ada darahnya " ucap Maura sambil terisak memeluk perut Millie.
"Sungguh Sayang ?" tanya Millie sambil berusaha menahan senyumnya.
"Iya Mommy..tadi aku sudah dua kali ganti ****** *****..tapi malah semakin banyak " jawab Maura.
"Sayang..itu namanya datang bulan.. berarti kakak sudah balig..setiap wanita pasti mengalaminya " Millie menuntun Maura untuk duduk diranjang tapi Maura menolak. Maura memilih duduk di kursi meja belajarnya.
"Maaf Mommy..tadi noda darahnya kena sprei " ucap Maura lirih.
"Tidak apa-apa Sayang..nanti Mommy cuci " jawab Millie.
"Tapi ****** ***** nya apakah sudah kakak cuci ?" tanya Millie.
"Sudah kakak cuci tapi kakak simpan di keranjang cucian " jawab Maura.
"Iya harus begitu..kakak harus belajar membersihkannya sendiri sebelum dimasukkan kedalam keranjang cucian " nasehat Millie.
"Iya Mom " jawab Maura mengerti.
"Kakak ada apa Sayang ?" tanya Wisnu yang tiba-tiba datang dengan dengan wajah panik.
Begitu mendapat kabar dari Millie jika Maura menangis sepulang sekolah dan mengurung diri di kamar Wisnu langsung memutuskan meninggalkan pekerjaannya dan langsung pulang.
"Tidak apa-apa Sayang..kakak baik-baik saja " jawab Millie.
"Tadi katanya..." ucap Wisnu.
"Sudah Mas tunggu di luar saja..ini urusan perempuan " Millie mengusir Wisnu dari kamar Maura.
Wisnu keluar dari kamar Maura dengan wajah yang bingung.
"Tunggu sebentar ya.. Mommy ambil pembalut dulu " Millie beranjak ke kamarnya untuk mengambil pembalut.
Tidak lama kemudian Millie pun sudah datang dengan pembalut ditangannya.
Millie dengan telaten mengajari Maura cara memakai pembalut. Maura mengikuti semua yang diajarkan oleh Millie.
"Sudah bisa kan ?" tanya Millie.
"Iya Mom " jawab Maura sambil tersenyum.
"Kalau sedang datang bulan berarti kakak tidak boleh solat dan puasa " ucap Millie.
"Iya Mom "
"Sekarang kakak istirahat..Mommy mau menemui Daddy dulu..Dia khawatir banget sama kakak " bisik Millie. Maura mengangguk.
Setelah melihat Maura yang sudah mulai tenang, Millie pun keluar dari kamar Maura.
"Kakak Maura kenapa Sayang ?" Wisnu langsung menodong Millie dengan pertanyaan.
Di dekat Wisnu Mile dan Malik ikut menatap Millie dengan wajah ingin tau.
"Kakak Maura baru saja mendapat tamu bulanan pertama nya " jawab Millie sambil duduk di sebelah Wisnu.
Wisnu melongo..ia tidak menyangka jika wanita yang mendapat tamu bulanan pertamanya akan sepanik Maura.
"Putri kita sekarang sudah balig Sayang " Millie menggenggam tangan Wisnu sambil tersenyum.
"Apakah Kakak kesakitan ?" tanya Wisnu dengan suara pelan khawatir didengar oleh Mile dan Malik.
"Cuma merasa tidak nyaman saja, itu wajar " jawab Millie.
"Aku pikir tadi itu ada apa..Mas sampai ngebut tadi di jalan " ujar Wisnu sambil membuang napas lega.
Hai Readers ini adalah kelanjutan dari My Baby Sitter ya..Bagi yang sudah baca novel My Baby Sitter pasti sudah tau semua tokohnya. Bagi yang belum baca Author sarankan untuk membaca novel My Baby Sitter dulu..Happy Reading 😘😘
Kabar Maura menangis sepulang sekolah akhirnya sampai ke telinga Adam dan Mikha. Malamnya Adam dan Mikha langsung datang ke rumah Wisnu.
Malik dan Mile langsung berlari menyambut kedatangan Adam dan Mikha.
"Mamih..kakak Maura sudah dapat tamu bulanan " bisik Mile ditelinga Mikha.
"Kakak Mile tau apa itu tamu bulanan ?" tanya Mikha sambil mengelus rambut Mile
"Tidak..aku cuma dengar Mommy bilang begitu sama Daddy " jawab Mile polos.
Adam yang sedang menggendong Malik langsung tertawa melihat kepolosan si Gemoy.
Millie memanggil Maura yang sedang berada dikamar nya menyuruh keluar karena Mamih dan Papihnya datang.
Begitu keluar Maura langsung Mikha dan menyembunyikan wajahnya di dada Mikha.
"Cantiknya Mamih sudah besar sekarang " Mikha mengelus punggung Maura dan mencium puncak kepalanya.
"Papih pikir kakak Maura sakit makanya Papih dan Mamih buru-buru kesini " Adam ikut mengelus kepala Maura.
"Kakak Maura sekarang sudah beranjak remaja Pih..bukan sakit " ujar Millie sambil duduk disebelah Wisnu dan menggenggam tangan Wisnu.
"Waah..jangan-jangan kakak sudah punya pacar ?" goda Adam
"Tidak Papih..aku belum mau punya pacar " jawab Maura.
"Tapi teman-teman kakak katanya ada yang sudah punya pacar " ujar Millie.
Maura memang sempat bercerita kepada Millie jika sebagian teman-temannya ada yang sudah memiliki pacar.
"Iya..tapi kakak belum mau punya pacar..mau sekolah saja yang pinter " jawab Maura.
"Kereen..ini baru kebanggaan Papih " puji Adam.
"Kebanggaan Daddy juga dong " timpal Wisnu sambil tersenyum.
Adam yang awalnya hanya ingin melihat Maura akhirnya terpaksa menginap karena Mile dan Malik tidak mengijinkan mereka pulang.
Malam itu Mile dan Malik bersikeras ingin tidur dengan Mamih Mikha dan Papih Adam.
"Kakak tidak ingin tidur dengan Papih dan Mamih seperti mereka ?" goda Wisnu kepada Maura.
"Tidak Dad..nanti ranjangnya tidak muat untuk berlima " jawab Maura sambil tersenyum.
Disaat kedua adiknya tidur dengan dikeloni oleh Adam dan Mikha, Maura memilih kembali ke kamarnya dan tidur.
Sebelum Maura memejamkan matanya ia terlebih dahulu memeriksa ponselnya karena ada notifikasi pesan yang masuk..ternyata dari Marvin.
Meski kuliah di luar negri namun Marvin masih sering menghubungi Maura ataupun mengirim pesan untuk menanyakan kabar Maura.
"Kenapa belum tidur ?" tanya Marvin
"Aku sudah mau tidur Om..cuma cek ponsel saja " jawab Maura.
"Papih dan Mamih lagi nginep ya? mereka bilang kakak sedang sakit, sakit apa ?" tanya Marvin.
"Bukan sakit apa-apa " jawab Maura, Ia malu untuk mengatakan jika ia sudah mendapat tamu bulanan pertamanya.
"Kakak sakit apa..jangan buat Om khawatir "
"Aku tidak akan bilang sama Om Marvin " jawab Maura.
"Ya sudah kalau begitu Om tidak akan telpon ataupun kirim pesan kepada kakak lagi " ancam Marvin.
Maura terlihat bingung menatap layar ponselnya. Setelah sekian lama Marvin benar-benar membuktikan ucapannya. Ia tidak lagi mengirim pesan kepada Maura.
"Oom.. iya aku akan bilang " tulis Maura, namun Marvin tidak juga membalasnya.
"Oom.." tulis Maura lagi.
"Hmm " akhirnya Marvin membalas pesan dari Maura.
"Om tadi itu aku datang bulan " tulis Maura.
Lama Maura menatap layar ponselnya menunggu balasan pesan dari Marvin.
Sementara Marvin sendiri tampak melongo menatap layar ponselnya.
Marvin tidak menyangka jika Maura sudah mendapat tamu bulanannya.
Padahal seingatnya pada saat terakhir ia melihat Maura ketika mengantarkan dirinya ke bandara Maura masih kecil.
Marvin tidak menyangka jika kini gadis kecil itu sudah menginjak remaja dan sudah mendapat tamu bulanannya.
Karena Marvin tidak juga membalas pesannya akhirnya Maura mematikan ponselnya dan memilih untuk tidur.
"Kalau sudah dapat tamu bulanan berarti kakak bukan gadis kecil lagi.. kakak sudah menginjak remaja dan mungkin sebentar lagi punya pacar " tulis Marvin setelah sekian lama melongo.
Marvin menatap layar ponselnya, ia terlihat sedikit kecewa karena pesan yang dikirimnya centang satu karena Maura sudah mematikan ponselnya dan tertidur.
Keesokannya Maura pergi sekolah seperti biasa. Sebelum pergi selain membawa bekal makanan Millie juga membekali pembalut didalam tas Maura.
"Kalau kakak merasa pembalutnya mulai penuh kakak nanti ganti ya di toilet..mommy sudah menyiapkan pembalut di dalam tas kakak " pesan Millie ketika pak Muh akan mengantarkan Maura dan Milea ke sekolah.
"Iya Mom " jawab Maura.
Setelah Maura dan Milea pergi tidak lama kemudian Adam dan Mikha pun pamit pulang membawa Malik bersama mereka.
"Mau ke kantor jam berapa Mas ?" tanya Millie ketika melihat Wisnu tampak masih santai sambil menyesap kopinya.
"Nanti jam sepuluhan " jawab Wisnu sambil menarik tangan Millie agar duduk disebelahnya.
Karena Wisnu akan pergi lebih siang otomatis Millie pun akan pergi ke kantor lebih siang juga.
Millie tidak mungkin pergi lebih dulu ke kantor disaat Wisnu masih ada di rumah.
"Hari ini Mas akan ke kantor Papih ada kerjaan " ujar Wisnu.
"Mas yang mau ngerjain proyek yang di Palembang ?" tanya Millie.
"Kemarin sih Papih bilangnya begitu, makanya nanti siang Mas disuruh ke kantor sama Papih " jawab Wisnu.
"Huuh..keluar kota lagi deh " keluh Millie dengan wajah cemberut.Wisnu hanya tersenyum sambil memeluk bahu Millie.
"Nikah sama kamu itu paket komplit banget..dapat istri yang cantik, baik dan sayang anak-anak, hot di ranjang dan proyek pun lancar " ujar Wisnu sambil tertawa.
"Proyek lancar berarti aku dan anak-anak sering ditinggal " keluh Millie.
"Ditinggal juga paling cuma beberapa hari tidak sampai berminggu-minggu apalagi berbulan-bulan " jawab Wisnu.
"Iya tapi sering " jawab Millie.
"Ya sudah kalau begitu nanti Mas ajak kamu kalau ke luar kota " Wisnu mencium pipi Millie.
"Sama anak-anak ya Mas " pinta Millie.
"Kalau bawa anak-anak bukan kerja namanya Sayang..tapi piknik " jawab Wisnu.
Tidak bisa dibayangkan repotnya jika pergi keluar kota membawa anak-anak, terlebih membawa Malik yang masih kecil.
Wisnu kembali menyesap kopinya sementara Millie mengirimkan pesan kepada stafnya mengabari jika ia akan datang terlambat.
Karena masih ada waktu beberapa jam sebelum pergi ke kantor, Wisnu mengajak Millie untuk olahraga pagi terlebih dahulu di kamar mereka.
Setelah selesai berolahraga pagi bersama diatas ranjang, mereka pun bersiap untuk pergi ke kantor.
Meskipun pagi ini tujuan mereka sama yaitu ke kantor Adam, namun Millie dan Wisnu pergi dengan menggunakan mobil masing-masing.
Jam sepuluh mereka sudah sampai di kantor perusahaan Adam. Millie langsung masuk ke ruangan kerjanya di bagian keuangan sementara Wisnu langsung pergi menuju ruangan kerja mertuanya.
Begitu sampai di ruangan kerja mertuanya Wisnu dibuat kaget karena mendapati Malik sedang anteng duduk di atas meja kerja Adam sambil mencoret-coret kertas dengan spidol.
Disana juga ada Mikha yang sedang mengawasi Malik dari kursi kebesaran Adam.
"Ya ampun dedek mainnya di bawah yuk " Wisnu hendak menurunkan Malik dari atas meja kerja Adam namun dilarang oleh Adam.
"Sudah biarkan saja, nanti malah nangis " larang Adam.
Karena meja kerja Adam sedang dikuasai oleh bocah tampan itu akhirnya Adam dan Wisnu memilih membahas masalah pekerjaan di meeting room.
Wisnu dan Adam berada di Meeting room hampir satu jam lebih. Disaat obrolan mereka belum selesai tiba-tiba Malik menyusul ke meeting room bersama Mikha.
Rupanya bocah berumur tiga tahun itu mencari Adam dan Wisnu yang tiba-tiba menghilang.
Adam melanjutkan membicarakan masalah pekerjaan dengan menantunya sambil memangku Malik.
Sejak si Gemoy masuk sekolah taman kanak-kanak bocah cantik itu tidak pernah lagi ikut Adam ke kantor. Kini justru Malik lah yang selalu ingin ikut Adam ke kantor.
Terus dukung ya biar Author lebih semangat nulisnya. Apapun dukungan kalian sangat berarti bagi Author.. Happy reading 😘😘😘😘
Maura yang sedang anteng menonton tv membuka ponselnya ketika terdengar ada satu panggilan masuk dari Nisa.
"Kak Nisa ada apa tumben telpon aku, jangan bilang mau nanyain Om Marvin ya karena Om Marvin tidak ada disini..dia sedang berkelana jauuuuh sekali " Maura langsung menyerocos membuat Nisa langsung tertawa.
"Sudah ngomongnya..sekarang giliran kakak yang ngomong. Kak Nisa sengaja telpon Maura karena kakak mau ajak Maura nonton..Kakak tidak ada teman karena Om Marvin sedang berkelana jauuuuh..jadi tugas Maura temani kakak nonton..sekarang Maura mandi dan dandan yang cantik karena satu jam lagi kakak akan jemput kamu kesana ...bye "
Maura melongo karena Nisa langsung menutup sambungan telepon tanpa meminta persetujuan nya.
Meskipun begitu tak urung membuat Maura tertawa dan langsung berlari ke kamar Mommy dan Daddy nya.
Millie dan Wisnu yang sedang berpelukan sambil berciuman buru-buru saling melepaskan diri ketika Maura tiba-tiba muncul di pintu. Mereka memang lupa tidak menutup pintu kamar mereka.
"Ups..maaf " Maura menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Ada apa kak..sini " Millie menyuruh Maura masuk ke kamarnya.
"Mommy..boleh tidak aku pergi nonton ?" tanya Maura sambil memeluk perut Millie.
"Pergi nonton sama siapa ?" tanya Millie.
"Sama kak Nisa..kalau boleh sebentar lagi kak Nisa mau jemput aku kesini " jawab Maura.
"Boleh..iya kan Sayang ?" Millie mencolek tangan Wisnu.
"Iya boleh Sayang..tapi pulangnya jangan terlalu malam " pesan Wisnu.
"Baik Dad " jawab Maura.
Millie dan Wisnu mengijinkan Maura pergi dengan Nisa karena mereka sudah cukup mengenal Nisa.
Menurut mereka Nisa anaknya sangat baik sehingga Millie dan Wisnu tidak khawatir jika Maura pergi dengan gadis itu
"Silahkan lanjutkan lagi " seloroh Maura sebelum keluar dari kamar Mommy dan Daddy nya.
"Kakaaak " ucap Millie sambil mencubit tangan Maura. Gadis itu hanya tertawa sebelum menghilang dibalik pintu.
"Anak itu pengertian sekali..tau saja Mommy dan Daddy nya sedang pacaran " Gumam Wisnu sambil terkekeh kemudian merapatkan kembali tubuh mereka dan melu mat bibir Millie lembut. Millie membalas dan melingkarkan tangannya di leher Wisnu.
Setelah keluar dari kamar Mommy dan Daddy nya Maura langsung masuk ke kamar mandi.
Hampir setengah jam gadis remaja itu berada di kamar mandi. Setelah selesai mandi Maura pun memakai baju dan berdandan layaknya gadis remaja seusianya.
Maura keluar dari kamarnya bertepatan dengan kedatangan Nisa yang menjemputnya.
"Mom.. Dad..kakak pergi dulu " Maura pamit kepada Mommy dan Daddy nya.
Sebelum pergi Millie memberikan kartu miliknya untuk jaga-jaga jika Maura ingin membeli sesuatu.
Selain itu Millie juga membekali Maura dengan beberapa lembar uang kertas berwarna merah untuk jajan
"Hati-hati Ya Nisa " pesan Millie
"Iya kak " jawab Nisa sambil melajukan mobilnya meninggalkan rumah Millie.
"Ga ada Om Marvin sepi ya " ucap Nisa diantara kesibukannya mengemudi.
"Iya..ga ada Om Marvin ga asik..kakak lagi kangen ya sama Om Marvin ?" ledek Maura sambil mencolek tangan Nisa.
"Iya dong..emang kamu tidak kangen sama Om Marvin ?" Nisa balas bertanya.
"Ya kangen dong kak ..Om Marvin itu Om terbaik aku " jawab Maura.
"Ya sudah pasti..orang kamu kan cuma punya satu Om " Nisa mencubit pipi Maura gemas.
"Iya.. hehehe " Maura terkekeh.
"Walaupun Om Marvin sedang berkelana jauuuuh..kak Nisa sangat beruntung ada kamu yang mau menemani kakak. Jadi kakak tidak kesepian " ujar Nisa
"Kakak..sekarang kita mau nonton film apa ?" tanya Maura.
"Bagaimana kalau kita nonton film Horor " ajak Nisa.
"Aku takut kak " Maura menolak.
"Kakak juga sama takut..anggap saja kita sedang uji nyali ..kalau takut nanti kita saling berpelukan saja " ide Nisa.
"Baiklah " akhirnya Maura setuju.
Sebelum nonton mereka terlebih dahulu mampir ke sebuah butik. Disana Nisa membeli kaos couple yang akan mereka pakai malam minggu depan.
Pada saat didalam gedung bioskop Maura dan Nisa yang pada dasarnya penakut terus berpelukan selama film menyeramkan itu di putar.
Saking takutnya akhirnya mereka pun memutuskan untuk keluar lebih dulu meskipun film belum usai.
"Kakak sih pake ajak uji nyali segala " ujar Maura ketika mereka berjalan keluar dari bioskop dengan wajah pucat.
"Kakak pikir film nya tidak semenyeramkan itu " jawab Nisa
Sepulang dari gedung bioskop mereka melanjutkan dengan mencari makan sebelum pulang.
Sewaktu mereka makan Nisa mengirimkan photo mereka berdua kepada Marvin.
Marvin tersenyum melihat photo kebersamaan Nisa dengan Maura. Tidak bisa dipungkiri jika ia sangat merindukan kedua wanita itu.
"Have fun " tulis Marvin sebagai balasan kiriman Photo dari Nisa.
"Om Marvin nya sedang sibuk..
jawabnya cuma have fun saja " cibir Nisa.
Setelah kenyang makan mereka pun memutuskan langsung pulang. Sebelum jam 9 malam Nisa sudah mengembalikan Maura kepada Millie dan Wisnu dalam keadaan baik.
"Kakak habis kemana saja sama kak Nisa ?" tanya Wisnu setelah Nisa pulang.
"Kita nonton film horor Dad..tapi kita pulang duluan karena takut..terus cari makan ..terus pulang " jawab Maura.
"Daddy..aku juga ingin nonton seperti kakak Maura " Milea menarik-narik tangan Wisnu.
"Dedek juga mau Dad " Malik ikut-ikutan menarik-narik tangan Wisnu.
"Iya nanti kalau ada film anak-anak kita nonton " jawab Wisnu.
"Mom kartunya aku kembalikan..tadi aku belanjanya dibayarin kak Nisa " Maura mengembalikan kartu kepada Millie.
"Beli apa dibayarin kak Nisa ?" tanya Millie.
"Beli kaos couple sama kak Nisa buat dipakai minggu depan Mom " jawab Maura.
"Berarti Minggu depan kakak mau jalan lagi sama kak Nisa ?" tanya Millie.
"Iya Mom..boleh ya ?" pinta Maura.
"Tanya Daddy " Millie menujuk kepada Wisnu yang sedang sibuk mengupas jeruk untuk Malik.
"Dad..Minggu depan aku mau jalan lagi sama kak Nisa boleh tidak ?" tanya Maura.
"Iya boleh " jawab Wisnu.
"Daddy..aku juga mau ikut sama kak Nisa " Milea ikut-ikutan.
"Kakak Mile jangan ya..kasian nanti kak Nisa nya repot kalau bawa banyak anak...kakak Mile nanti jalan-jalannya sama Mommy, Daddy dan dedek Malik saja " jawab Wisnu.
"Baiklah " jawab Milea.
Disaat Marvin menimba ilmu di Kanada, Nisa dan Maura sering pergi bersama membuat hubungan mereka menjadi semakin akrab.
Marvin selalu mengikuti aktivitas kedua wanita itu lewat photo-photo yang sering Nisa kirimkan.
Setiap kali Nisa mengirimkan photo kebersamaan nya dengan Maura diam-diam Marvin sering memperhatikan photo Maura yang sudah menjelma menjadi gadis remaja yang cantik.
Selama Marvin di Kanada Mamih dan Papihnya beberapa kali datang mengunjunginya namun tidak pernah sekalipun mengajak Maura dengan alasan Maura sedang sekolah.
Padahal Marvin sangat berharap jika Maura diajak saat Mamih dan Papihnya mengunjunginya ke Kanada.
Marvin baru memiliki kesempatan bertemu dengan semua orang yang dirindukannya pada saat libur natal dan tahun baru nanti.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!