NovelToon NovelToon

Kupu Kupu Beracun

Awal Kisah

Ketika matahari tepat berada di atas kepala, terlihat seorang wanita dengan pakaian jeans ketat berwarna hitam, rambut digerai berwarna hitam dan panjang dengan jaket berwarna senada dengan celana yang di pakainya. Berdiri di samping jalan dengan memakai kaca mata dan sesekali mengeluh kepanasan karena terlalu menunggu seseorang menjemputnya. Dia adalah Nova, gadis cantik sekaligus seorang ratu mafia yang menaruh dendam kepada keluarga seorang polisi atas kematian kedua orang tuanya di waktu yang bersamaan. Hal itu bukan karena sebab, Nova menaruh dendam kepada keluarga polisi itu karena ia tahu bahwa pembunuh dari orang tuanya adalah si polisi itu.

Beberapa saat kemudian, sebuah mobil mewah, berwarna hitam menghampiri dirinya dan berhenti di hadapan Nova. Melihat mobil itu, gadis yang berpenampilan seperti preman tersebut membuka kaca matanya dan kemudian masuk ke dalam mobil itu. Saat ia berada di dalam mobil, ia melihat laki laki dengan tubuh kekar dan gagah duduk di kursi pengemudi. Laki laki itu berpenampilan sama persis dengan pakaian yang di pakai oleh Nova.

"Kamu siap menjalankan misi kamu?" tanya laki laki itu.

"Ayolah, kenapa kamu masih tanyakan kepada ku? Dengar aku, di mata ku, di hati ku, dan di pikiran hanya ada dendam, dendam dan dendam. So... Jangan meragukan aku lagi!" jawab Nova dengan nada serius dan menatap tajam laki laki yang ada di hadapannya yang berada di kursi kemudi.

"Oke, Kakak yakin sama kamu," jawab laki laki itu yang ternyata adalah kakak laki laki dari Nova. Setelah itu, dia melajukan mobilnya dan meninggalkan tempat itu.

Beberapa saat kemudian, Nova dan kakaknya sampai di rumah, lalu Nova duduk di sofa dengan gaya seperti laki laki alias tomboi. Tak berselang lama disusul oleh kakaknya yang melemparkan sebuah bingkai foto yang berisi foto orang tua Nova. Melihat foto orang tuanya, dengan perlahan Nova mengambil foto itu dan menatapnya dengan tajam. Setelah itu, Kakak Nova yang bernama Revan duduk di sofa yang berada tidak jauh dari sofa yang di duduki oleh Nova.

"Kamu harus ingat. Apa yang di lakukan oleh teman ayah kepada Ayah dan Ibu sangat kejam, jadi kamu harus benar benar bisa membalaskan dendam atas kematian mereka."

Nova hanya menatap tajam kakaknya setelah mendengar ucapan itu, setelah itu ia memalingkan wajahnya dari hadapan kakaknya dan melihat ke arah foto yang di lemparkan oleh Kakak. Nova pun kembali menatap foto itu dengan tajam, saat itu api di dalam dirinya seakan semakin membara. Dia menatap dan melihat foto itu dengan serius. Namun tiba tiba, sikap tomboi dan angkuhnya luluh. Mata yang terlihat penuh dengan dendam seketika sirna di penuhi oleh air mata yang selama ini tidak tampak terlihat di wajah Nova, sikap pemarahnya seakan lunak dan berubah menjadi seseorang yang lemah dengan air mata yang jatuh dan mengalir membasahi pipi Nova. Nova mengingat saat kematian orang tuanya.

Tiba tiba keadaan berubah menjadi gelap Nova mengingat kembali masa lalu di saat orang tuanya meninggal. Saat itu, di bawah tempat tidur terlihat seorang gadis kecil tengah bersembunyi di dalam kolong tempat tidur dengan ketakutan dan khawatir. Gadis kecil itu adalah Nova, di samping Nova terlihat seorang laki laki yang sudah lebih besar dari Nova dia adalah Kakak Nova yang saat itu berusaha melindungi Nova.

Suasana sangat menegangkan, terdengar suara tembakan beberapa kali dari luar tempat tidur. Mendengar tembakan itu, Nova sangat ketakutan dan ia hanya bisa menangis sambil memanggil manggil ibu dan ayahnya. Tak berselang lama, seorang laki laki dengan sepatu hitam berjalan masuk ke dalam kamarnya. Menyadari hal itu, Kakak Nova menutup mulut Nova dengan salah satu tangan nya agar Nova berhenti menangis. Laki laki itu terlihat mengelilingi sekitar tempat tidur. Menyadari sudah tidak ada satu orang pun di dalam ruangan itu laki laki itu keluar dari kamar dan pergi.

Merasa sudah aman dan si pelaku sudah pergi Kakak Nova mengajak Nova keluar dari kolong tempat tidur. Ketika mereka keluar dari kamar, mereka terlihat sangat terkejut, matanya terbuka lebar, dan mulutnya ternganga lebar. Mereka hanya diam, mematung tanpa mengatakan sepatah katapun. Hal itu terjadi karena mereka melihat kedua orang tuanya sudah tidak bernyawa dengan keadaan berlumur darah dan tergeletak di lantai dengan bekas luka tembakan.

Beberapa saat kemudian, Nova dan kakaknya langsung bergegas menghampiri orang tuanya dan berusaha membangunkan mereka dengan menggerakkan tubuh orang tuanya.

Menyadari kalau orang tuanya sudah meninggal Kakak Nova langsung menghampiri Nova dan memeluk Nova, dia mengajak Nova meninggalkan orang tuannya yang tergeletak di lantai dengan berlumur darah.

Nova yang masih tidak mengerti apapun tentang yang terjadi ia hanya dapat menangis melihat orang tuanya tidak bergerak.

Beberapa saat kemudian, Kakak Nova memutuskan untuk keluar dari rumah dengan mengajak Nova, ketika mereka berada di luar rumah. Ternyata pelaku pembunuh orang tuanya masih berada di halaman rumah. Menyadari hal itu, Kakak Nova meminta Nova diam dan tidak menangis. Dia mengajak Nova untuk sembunyi di balik semak semak untuk melihat wajah si pelaku dengan berjalan perlahan.

Saat si pelaku membuka penutup mukanya, Kakak Nova sangat terkejut karena pelaku dari pembunuh ayahnya adalah teman ayahnya sendiri yang juga bekerja menjadi seorang polisi. Kakak Nova pun menaruh dendam kepada teman ayahnya. Dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk memasukkan teman ayahnya ke kantor polisi.

Beberapa saat kemudian, keadaan kembali seperti semula. Dimana Nova tengah memegangi foto orang tuannya dengan air mata Nova masih terus mengalir membasahi pipinya.

"Kamu harus ingat Kakak. Bagaimana pun caranya, kamu harus berhasil masuk ke dunia mereka, dan kamu harus berhasil balas dendam atas kematian orang tua kita. Bagaimana pun, kamu harus bisa masuk ke dalam kehidupan laki laki ini!" ucap Kakak Nova dengan nada serius lalu ia mengeluarkan sebuah foto dari saku kanan celananya. Ia kemudian memberikan foto itu kepada Nova, Nova yang saat itu sedang sedih melihat foto orang tuannya langsung berhenti menetes air matanya. Ia kemudian menghapus air matanya dan mengambil foto itu. Wajahnya seketika berubah setelah melihat foto itu, ia menatap foto itu dengan mata yang penuh dengan amarah dan dendam.

"Namanya Ridwan, dia adalah anak dari pembunuh orang tua kita. Kamu harus bisa masuk ke hati laki laki ini, bagaimana pun caranya."

Mendengar ucapan itu, Nova pun menghela nafas. Dia menatap foto itu dengan semakin serius dan semakin penuh emosi. Dia menatap foto itu dengan tanpa mengedipkan matanya sekalipun.

"Aku tahu... Aku tahu bagaimana cara masuk ke hati laki laki ini, bagi ku semua ini adalah hal yang paling mudah untuk aku lakukan!" jawab Nova dengan menatap tajam foto itu sambil sesekali melihat ke arah kakaknya.

Kakak Nova yang mendengar hal itu terlihat sangat percaya dengan Nova dan tidak menaruh perasaan ragu sedikitpun kepada Nova. Dia terlihat sangat yakin kalau Nova akan berhasil melakukan rencana balas dendamnya.

"Kakak percaya dengan kamu, tapi... Jika kamu terperangkap dalam cinta laki laki itu, maka aku tidak akan segan segan dan tidak akan ragu untuk menghabisi laki laki itu. Kamu ingat ucapan Kakak," ucap Kakak Nova dengan nada serius dan tegas kepada Nova.

Mendengar ucapan dari kakaknya, Nova pun menaruh foto itu di atas meja lalu ia bangun dari duduknya dan menghampiri Kakak Nova. Ia kemudian memeluk kakaknya dengan sangat erat.

"Kakak ragu dengan aku, ragu dengan adik mu ini? Tolonglah Kak, jangan ragu. Aku janji dengan Kakak dan orang tua kita. Aku akan balas dendam kepada laki laki itu dan keluarganya," ucap Nova dengan sedikit bercanda namun tiba tiba berubah serius.

Setelah itu, dia menatap foto yang ada di atas meja dengan mata yang penuh dengan kemarahan. Beberapa saat kemudian, Nova melepaskan pelukannya dan mengambil foto itu. Ia kemudian keluar dari rumah dan menuju ke mobil mewah yang ada di bagasi.

Setalah mobil keluar dari bagasi, Nova mengendarai mobil itu dengan sangat kencang. Dia mengendari mobil itu dengan sangat ugal ugalan tanpa mempedulikan keselamatannya atau keselamatan orang lain.

Matanya menatap ke arah jalan dengan penuh emosi, dan kemarahan yang sangat luar biasa.

Mata yang terobsesi untuk balas dendam sangat terlihat jelas di mata Nova, kemarahan, emosi dan amarahnya menjadi satu. Api di dalam hatinya seakan membara sangat besar hingga membuat Nova tidak bisa mengendalikan dirinya.

"Ayah, Ibu, aku berjanji dengan kalian. Aku akan membalas perbuatan Ayah Ridwan kepada kalian, lebih sadis dan lebih kejam dari apa yang dia lakukan kepada kalian. Aku berjanji," ucap Nova lalu ia menambahkan kecepatan mobilnya.

Beberapa saat kemudian, Nova kembali ke rumahnya. Saat di rumahnya, kakaknya terlihat kesal dengan Nova. Hal itu terjadi karena Nova meluapkan emosinya dengan mengendari mobil secara ugal ugalan di jalan yang nantinya bisa membuat bahaya nyawanya sendiri.

"Apa kamu sudah selesai meluapkan kemarahan kamu?" tanya Kakak Nova dengan berdiri di depan pintu menghadang Nova untuk masuk ke dalam rumah.

"Apa apaan sih Kak, apa masalahnya dengan semua itu?" jawab Nova dengan kesal kepada kakaknya.

"Nova, kamu masih tanya hal itu. Kakak hanya punya kamu, jika kamu melakukan hal itu, nanti bisa terjadi kecelakaan dan merenggut nyawa kamu. Apa kamu tidak memikirkan hal itu?" ucap Kakak Nova dengan berbalik marah kepada Nova.

Mendengar hal itu, Nova seakan tidak peduli dan pergi meninggalkan kakaknya di depan pintu. Melihat tindakan adiknya, Kakak Nova pun berusaha menghentikan Nova dan berusaha meminta Nova untuk meminta maaf.

Namun, Nova terlihat tidak peduli dan tetap pergi meninggalkan kakaknya bahkan ia menutup pintu di depan kakaknya dengan sangat kencang.

Menyadari hal itu Kakak Nova pun hanya menggelengkan kepalanya, dan dia berusaha untuk tetap bersabar menghadapi sikap Nova yang kurang sopan kepadanya.

Tak berselang lama, Kakak Nova pun pergi meninggalkan kamar Nova dan masuk ke kamarnya.

Perubahan

Ketika malam tiba, suasana hening sangat terasa. Udara dingin menusuk tulang Nova, saat itu Nova tengah duduk di atas kasur dengan memandangi foto yang ia dapat dari kakaknya. Beberapa saat kemudian, dia mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja yang tidak jauh dari dirinya. Dia mulai mengetik sebuah nomor di ponselnya, setelah itu ia menelepon seseorang yang nomornya tidak di beri nama.

"Dengarkan aku, cari tahu segalanya tentang laki laki yang bernama Ridwan!. Aku ingin tahu semua tentang dia, dari makanan favoritnya, tipe wanita kesukaannya dan yang lain lainnya. Untuk masalah foto, aku akan segera mengirimkan ke kalian dan kalian harus segera mendapat informasi tentang dia secepatnya." Ucap Nova dengan nada serius kepada seseorang yang suaranya terdengar di ponselnya.

"Iya Bos," jawab suara laki laki dari dalam ponsel Nova.

"Jangan iya iya saja. Segera lakukan apa yang aku perintahkan!."

Nova pun mematikan ponselnya, setelah itu ia melemparkan ponsel ke atas kasurnya. Setelah itu Nova pergi dan duduk di depan cermin sambil memegangi foto Ridwan di salah satu tangannya. Beberapa saat Nova melihat foto itu dengan tajam lalu ia melihat ke arah cermin, dengan tatapan mata yang tajam dan penuh emosi. Saat itu, terdapat sebuah pisau yang tergeletak di atas meja make up milik Nova yang berada di kamarnya.

"Bagaimana pun caranya, aku harus bisa masuk ke hidup laki laki ini. Aku harus bisa membalas dendam atas kematian Ayah dan Ibu ku. Bagaimana pun caranya, aku harus bisa melakukannya," ucap Nova dengan nada serius lalu ia mengambil pisau itu dan menusukkan pisau itu ke foto Ridwan.

Beberapa hari kemudian, Nova mulai mendapatkan informasi seperti apa wanita yang di sukai oleh Ridwan. Makanan yang di sukai oleh Ridwan dan yang lain lainnya. Nova pun akhirnya mendapatkan ide untuk masuk ke hidup Ridwan dan bisa di cintai oleh Ridwan.

Waktu itu, jam dinding menunjukkan pukul 07.00 pagi. Terlihat Kakak Nova sudah bersiap untuk meluncurkan niatnya, namun saat itu terlihat Nova sedang bersiap siap. Dia mulai mengubah penampilannya dari wanita mafia dengan suka memakai celana jeans berubah memakai rok panjang dengan motif bunga bunga berwarna pink dan kaos putih bersih tidak bermotif bak seorang peri. Dia mulai mengikat rambut panjangnya dan menggunakan tas kecil yang terlihat sangat sederhana. Nova terlihat berubah seratus persen dari wanita mafia menjadi wanita yang sangat baik hati dan tidak berdosa.

Perubahan penampilan Nova membuat sang kakak sangat terkejut, dia hanya tercengang melihat penampilan Nova yang baru dan berbeda.

"Kamu apa apaan sih, kita itu ingin balas dendam bukan untuk parade siapa yang paling miskin!. Kenapa kamu berpakaiannya seperti ini?" tanya Kakak Nova dengan nada marah dan kesal karena melihat penampilan Nova yang sangat berbeda.

"Kakak kenapa sih? Aku tidak ingin balas dendam lagi dengan mereka, orang tua kita sudah meninggal. Lalu... Lalu untuk apa? Untuk apa kita balas dendam?" jawab Nova dengan raut muka baik dan seperti tidak ada dendam sedikitpun di hatinya.

Mendengar jawaban dari Nova, Kakak Nova terlihat sangat marah dan kesal kepada Nova. Dia langsung memegangi salah satu lengan Nova dengan sangat erat hingga menyakiti lengan Nova.

"Jadi kamu lupa, hah? Lupa, kalau orang tua kita tergeletak di lantai dengan berlumur darah. Kamu lupa, lupa dengan apa yang di lakukan oleh Ayah Ridwan kepada orang tua kita?" ucap Kakak Nova dengan nada tinggi, serius dan tegas bercampur menjadi satu. Dia juga memegangi lengan Nova dengan semakin erat.

Melihat kakaknya sangat marah dengan sikap Nova yang berubah seratus persen. Tiba tiba Nova tertawa terbahak bahak dan melepaskan tangan kakaknya. Melihat hal itu, Kakak Nova sangat kebingungan dan heran dengan yang terjadi dengan Nova.

"Bagaimana dengan akting ku?" tanya Nova kepada kakaknya setelah ia berhenti tertawa terbahak bahak di hadapan kakaknya. Nova kemudian menatap mata kakaknya dengan tajam.

"Maksud kamu? Semua tadi hanya akting," jawab Kakak Nova dengan terlihat kebingungan.

"Iyalah, bagaimana mungkin aku melupakan dendam ke kepada keluarga Ridwan?" jawab Nova lalu ia melangkahkan kakinya beberapa langkah menjauh dari kakaknya. "Aku tidak akan pernah mungkin melupakan dendam itu, bahkan sampai akhir maut ku pun. Aku tidak akan mungkin melupakan dendam ku kepada keluarga Ridwan!. Kakak harus catat semua itu."

Kakak Nova yang mendengar jawaban dari Nova pun langsung memberi tepukan tangan beberapa kali, ia kemudian menghampiri adiknya dan berdiri di hadapan adiknya dengan wajah yang kagum dengan adiknya karena adiknya pandai berakting. Kakak Nova kemudian menyesal karena ia sudah menyakiti Nova.

"Hebat juga kamu Nova, maafkan Kakak karena Kakak menyakiti kamu. Selain itu, Kakak juga kagum dengan kamu. Karena apa? Karena kamu adalah Kupu Kupu Beracun!. Indah untuk di pandang namun dapat membunuh dalam satu kali sentuhan!" ucap Kakak Nova dengan serius kepada Nova.

Nova pun hanya menjawab ucapan kakaknya dengan senyuman kecil dan jahat di bibir Nova.

"Tentu, kenapa tidak? Aku adalah Kupu Kupu Beracun!. Aku indah untuk di pandang namun dapat membunuh dalam sekali sentuhan," ucap Nova dengan nada serius kepada kakaknya lalu tanpa di sadari oleh Kakak Nova, Nova menodongkan sebuah pistol ke arah perut kakaknya.

Menyadari Nova menodongkan pistol ke arahnya, Kakak Nova pun mengangkat tangannya dan menatap mata Nova tanpa berkedip.

"Oke, aku kalah. Aku menyerah," ucap Kakak Nova.

Mendengar hal itu, Nova pun kembali tersenyum kepada kakaknya dan kembali menyembunyikan pistolnya ke dalam tas hitam, kecil yang ia pakai. Setelah itu, Nova mengandeng kakaknya dan keluar dari rumah untuk menghampiri mobil yang saat itu sudah di parkir di depan rumahnya. Saat mereka berdua sudah berdiri di dekat mobil, Kakak Nova membukakan pintu mobil dan mempersilakan Nova masuk ke dalam mobil. Dia memperlakukan Nova seperti seorang ratu. Setelah Nova masuk ke dalam mobil, Kakak Nova menutup pintu dan ia masuk ke mobil dan duduk di kursi pengemudi.

"Yakin untuk berangkat?" tanya Kakak Nova dengan menatap mata Nova dengan serius.

Melihat tatapan mata itu, Nova pun mengubah wajahnya seperti orang yang tidak bersalah dan orang yang tidak memilik dosa.

"Aku tidak bisa Kakak," jawab Nova lalu ia berhenti beberapa saat dan dia mengubah tatapan matanya dengan tegas dan serius. "Tapi aku bisa, bisa untuk membunuh mereka satu persatu!."

Mendengar ucapan itu dari mulut Nova, Kakak Nova pun tersenyum kepada Nova dengan jahat. Beberapa saat kemudian, Kakak Nova menghidupkan mobilnya dan melajukan mobilnya.

Tak berselang lama, Nova dan kakaknya sampai di sebuah kantor. Kantor itu adalah kantor milik Ayah Ridwan yang di jalankan oleh Ridwan.

"Dengar Nova, ini adalah kantor milik Ayah Ridwan yang di jalankan oleh Ridwan!."

"Aku tahu, dan tugas ku... Bagaimana pun caranya, aku harus bisa masuk ke kantor Ridwan dan membuat Ridwan jatuh cinta dengan aku, iya kan?" jawab Nova. Ia kemudian menatap mata kakaknya dan melanjutkan berbicara dengan nada serius kepada kakaknya.

"Aku tahu segalanya tentang Ridwan, jadi Kakak jangan khawatir dengan aku. Aku bisa menjaga hati ku, mata ku ataupun diri ku sendiri!."

Setelah itu, Nova mengeluarkan pistol yang ada di dalam tasnya. Tak berselang lama, dia keluar dari mobil dengan wajah berpura pura baik padahal hatinya sangat penuh dengan dendam.

"Dengarkan Kakak, jika hari ini kamu tidak bisa masuk ke kantor ini. Kita coba lain waktu," ucap Kakak Nova dengan nada rendah kepada Nova. Mendengar ucapan kakaknya Nova pun hanya menganggukkan kepalanya menandakan dia sudah mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh kakaknya.

Ketika Nova sudah berada di halaman kantor, Nova di hadang oleh beberapa laki laki bertubuh besar dan kekar melarang Nova masuk ke dalam kantor. Hal itu mereka lakukan karena Nova masih terlihat asing bagi mereka.

"Siapa kamu?" tanya salah satu dari laki laki itu dengan tegas kepada Nova. Saat itu, Kakak Nova sedang mengawasi Nova dari kejauhan dan berada di dalam mobil.

"Saya ingin bertemu dengan Pak Ridwan, saya ingin melamar kerja di tempat ini," jawab Nova dengan baik dan seperti orang tidak berdosa.

Saat itu, mereka masih belum percaya dan tetap mengusir Nova dari kantor. Nova terlihat terlihat memaksa mereka dengan mengatakan kalau dia mengenal siapa pemilik kantor itu. Namun, para penjaga itu masih belum percaya dan tetap mengusir Nova dari kantor akhirnya mau tidak mau, Nova pun pergi dari kantor itu dengan raut mukanya sangat kesal kepada mereka. Namun saat itu, ia tidak bisa menunjukkan kemarahannya dan kekesalannya di hadapan mereka. Ia ingin kalau dirinya di lihat baik oleh orang orang di kantor Ridwan dan di keluarga Ridwan.

Nova pun akhirnya kembali ke mobil kakaknya dengan kesal dan marah. Saat ia sudah sampai di dalam mobil, kakaknya melihat Nova datang dengan kesal. Ia meminta Nova untuk masuk kedalam mobil dan menenangkan dirinya di dalam mobil.

"Tidak berhasil?" tanya Kakak Nova dengan sedikit meledek Nova yang gagal masuk ke dalam kantor Ridwan. "Ya sudahlah, kamu tenangkan diri kamu di dalam mobil nanti kita juga bisa masuk kedalam kantor Ridwan."

"Untuk kali ini Nova memang gagal Kak, tapi Kakak harus ingat. Besok, Nova janji, Nova akan bisa masuk ke kantor Ridwan!."

Setelah itu Nova meminta kakaknya untuk melajukan mobilnya dan pergi dari tempat itu. Nova dan kakaknya pun pergi dari tempat itu dengan ekspresi muka yang terlihat marah dan kesal.

Pertemuan Nova dan Ridwan

Matahari pun terasa berada di atas kepala, tiba tiba Nova meminta kakaknya untuk menghentikan mobil di pertengahan jalan. Mendengar hal itu, Kakak Nova sempat heran dengan sikap Nova namun ia tidak peduli dan tetap menurunkan Nova di jalan yang di minta oleh Nova.

"Kenapa kamu meminta turun di sini? Ini kan bukan rumah kita," ucap Kakak Nova dengan heran.

Mendengar ucapan dari kakaknya, Nova hanya menjawab senyuman kepada kakaknya. Dia terlihat berjalan meninggalkan kakaknya. Hal itu benar benar membuat Kakak Nova sangat heran dan kebingungan dengan yang di lakukan oleh Nova. Dia mengejar Nova dengan melajukan mobilnya secara perlahan lahan.

"Apa yang kamu lakukan?" teriak Kakak Nova di dalam mobil melihat tindakan adiknya. Nova yang saat itu berjalan di tepi jalan pun akhirnya menghentikan langkahnya dan melihat ke arah kakaknya.

"Kak, Kakak tenang saja. Kakak jangan khawatir, tunggu aku di sini!" pinta Nova lalu ia melanjutkan berjalan kaki meninggalkan kakaknya. Beberapa saat kemudian, dia mulai menyebarang jalan tanpa melihat ke sana kemari. Dan di saat bersamaan, mobil berwarna hitam dan mewah melaju dengan kencang. Saat itu, terlihat Ridwan yang tengah mengendarai mobil itu. Dia terlihat sibuk dengan ponselnya dan terlihat seperti sedang menelepon seseorang hingga ia tidak fokus mengemudi. Menyadari kalau ada mobil yang ingin melintas Kakak Nova pun keluar dari mobil dan berusaha menghentikan Nova menyebrang jalan. Saat itu mobil Ridwan terlihat hampir saja menabrak Nova namun di waktu yang tepat Ridwan menginjak rem dan berhenti di samping Nova. Menyadari Adiknya hampir tertabrak oleh mobil Kakak Nova langsung bergegas berlari menghampiri adiknya. Namun, tiba tiba langkah Kakak Nova terhenti ketika ia melihat seorang laki laki turun dari mobil yang hampir menabrak Nova. Laki laki itu adalah Ridwan, ternyata Nova mengunakan trik yang sering di gunakan orang agar bisa mendapatkan uang. Namun, saat itu tujuan Nova tidak ingin mendapatkan uang dari Ridwan tujuan Nova ingin membalaskan dendam atas kematian orang tuanya.

Melihat hal itu, Kakak Nova pun kembali masuk ke dalam mobil dan melihat Nova dari kejauhan.

"Kamu tidak papakan?" tanya Ridwan sambil memeriksa tubuh Nova.

Saat itu, ternyata Nova tengah berusaha menyelamatkan seekor kucing yang hampir terlindas oleh mobil Ridwan. Nova pun menggendong kucing itu dan terlihat sangat menyayanginya.

"Tidak papa, aku juga minta maaf karena aku tadi hanya berusaha menyelamatkan kucing ini!."

Mendengar ucapan itu, Ridwan hanya memandangi Nova dengan tanpa berkedip sekali pun. Ia terlihat mulai memilik perasaan aneh dengan Nova.

"Bapak itu... Pemilik perusahaan di sana kan? " ucap Nova dengan baik seperti wanita yang lugu dan tidak berdosa sambil menunjuk ke arah perusahaan yang tadi di hampiri Nova.

"Iya, saya pemiliknya. Ada apa ya? Oh iya, perkenalkan saya Ridwan," jawab Ridwan sambil mengulurkan tangannya kepada Nova. Menyadari Ridwan mengulurkan tangannya ke arah Nova, Nova terlihat tidak enak karena merasa tangannya kotor karena habis memegangi kucing jalanan.

"Maaf Pak, bukannya saya tidak mau berjabat tangan dengan Bapak. Cuma... Aku kan habis pegang kucing, aku takut kalau nanti tangan Pak Ridwan kotor!."

"Oh ya udah, dan nama kamu siapa?" jawab Ridwan.

"Nama saya Nova Pak," jawab Nova lalu ia melepaskan kucing itu dan berdiri di depan Ridwan. "Dan tadi saya pergi ke kantor Bapak, tapi... "

"Tapi kenapa?" jawab Ridwan.

"Tapi penjaga kantor Bapak melarang saya untuk masuk ke dalam kantor Bapak. Padahal, saya cuma ingin melamar kerja, saya pikir di tempat Bapak ada kerja!" jawab Nova dengan terlihat menundukkan kepalanya di hadapan Ridwan.

Melihat sikap Nova yang penyayang dengan hewan, benar benar membuat Ridwan jatuh hati dengan Nova. Namun saat itu, Ridwan masih belum menyadari kalau dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Nova.

Di dalam mobil, Kakak Nova terlihat tersenyum dengan jahat melihat trik yang di lakukan adiknya bisa berhasil membuat Ridwan jatuh hati dengan dirinya.

"Sebentar lagi, hidup kamu akan hancur Ridwan. Orang tua kamu, akan pergi meninggalkan kamu selamanya, seperti orang tua ku dan Nova!" ucap Kakak Nova dengan nada serius, penuh amarah dan terobsesi untuk membalas dendam.

Beberapa saat kemudian, Kakak Nova menghidupkan mobilnya dan melajukan mobilnya. Ketika mobil Kakak Nova sudah berada di belakang mobil Ridwan. Dia membunyikan klakson mobilnya. Kakak Nova berpura pura kesal dengan Ridwan. Hal itu karena Ridwan parkir mobil sembarangan. Melihat hal itu, Ridwan pun langsung menghampiri mobilnya dan menepikan mobilnya agar tidak menganggu penggunaan mobil lain.

"Mas, lain kali kalau parkir mobil yang benar dong! Jangan parkir di tengah jalan seperti tadi, mengganggu pengguna lain kan," ucap Kakak Nova dengan berpura pura tidak mengenali Nova. Melihat hal itu, tanpa di sadari oleh Ridwan, Nova tersenyum kecil dengan jahat kepada kakaknya yang saat itu berada di dalam mobil.

"Maaf ya Pak, lain kali saya tidak akan melakukannya lagi!."

"Awas ya kalau kamu melakukannya lagi!" jawab Kakak Nova lalu ia melemparkan senyum kepada Nova tanpa di sadari oleh Ridwan.

"Iya Pak, saya berjanji!."

Setalah itu, Kakak Nova pun menutup kaca mobilnya lalu ia melajukan mobilnya meninggalkan Nova dan Ridwan. Beberapa saat kemudian, Ridwan menghampiri Nova.

"Ada apa Pak? Apa semuanya baik baik saja?" tanya Nova berpura pura tidak tahu apa apa.

"Tidak ada, hanya masalah kecil!. Oh ya, di mana rumah kamu?" tanya Ridwan dengan baik.

"Kenapa ya Pak? Kenapa Bapak tanya ke saya tentang rumah saya?" jawab Nova dengan nada sedikit tinggi dan kesal.

"Tidak ada, cuma saya ingin mengantar kamu!. Lagi pula, di sini jarang ada angkot dan kendaraan lain yang lewat!."

Mendengar ucapan itu, Nova pun terdiam selama beberapa saat. Di saat bersamaan Kakak Nova menghentikan mobilnya dan melihat Nova dengan Ridwan dari spion mobil. Akhirnya Nova pun mau di antar oleh Ridwan, Ridwan membuka pintu mobil dan mempersilakan Nova masuk ke dalam mobil. Setalah itu, di susul oleh Ridwan yang duduk di kursi kemudi.

Tak berselang lama, Ridwan pun menghidupkan mobilnya dan ia melajukan mobil itu. Di saat bersamaan terlihat Kakak Nova keluar dari mobil dan berpura pura tengah menelepon seseorang. Melihat hal itu, Ridwan terlihat sedikit menaruh perasaan curiga karena pandangan dari orang yang menelepon tadi terus memandangi mobilnya.

Saat itu, Ridwan ingin memberi tahu Nova tentang apa yang di rasakan nya namun ia tidak mempedulikan hal itu dan tetap berusaha fokus mengemudi. Ketika merasa mobil Ridwan sudah sedikit jauh dari mobilnya, Kakak Nova langsung bergegas masuk ke mobilnya dan mengejar mobil Ridwan.

Di sepanjangan jalan Kakak Nova terus mengejar mobil Ridwan dengan serius agar tidak kehilangan jejak Ridwan. Sedangkan di mobil Ridwan, Nova dan Ridwan terlihat sangat akrab dan bahagia. Mereka terlihat seperti sudah mengenal lama. Saat mereka tengah asik bercanda, Nova menyadari kalau kakaknya mengikuti mobil Ridwan dan dirinya. Menyadari hal itu, Nova terlihat kesal dan sedikit marah dengan kakaknya.

"Kakak apa apaan sih, kenapa Kakak pakai kejar aku sama Ridwan?" ucap Nova dalam hatinya dengan kesal. Ia kemudian mengambil ponselnya dan memberi sebuah pesan kepada kakaknya.

"Kak, stop. Jangan ikut aku lagi, kalau Kakak terus mengikuti aku lagi yang ada nanti Ridwan akan curiga!" tulis Nova kepada kakaknya melalui aplikasi pesan.

Menyadari ia menerima sebuah pesan dari seseorang, Kakak Nova pun menghentikan mobilnya dan membaca pesan itu. Setelah membaca pesan itu, Kakak Nova terlihat sangat kesal. Dan setelah itu, Kakak Nova pun berhenti mengikuti mobil Ridwan dan menunggu kabar dari Nova.

Beberapa saat kemudian, Ridwan sampai di sebuah gang sempit. Di sana Nova meminta Ridwan menghentikan mobilnya karena Nova mengatakan kalau rumahnya masuk ke dalam gang sempit itu dan mobil tidak dapat masuk. Menyadari apa yang ucapkan Nova benar akhirnya Ridwan pun meninggalkan Nova di gang itu. Namun, sebelum Nova pergi dari tempat itu, Ridwan memberi tahu Nova untuk esok hari datang lagi ke kantornya untuk melamar pekerjaan.

Mendengar ucapan itu Nova pun membalas senyuman lalu ia meminta untuk Ridwan melajukan mobilnya. Beberapa saat kemudian, setelah Ridwan pergi. Nova menelepon kakaknya dan meminta kakaknya untuk menjemput dirinya. Tak berselang lama, kakaknya pun datang. Nova yang melihat kakaknya sudah datang, ia langsung bergegas masuk ke dalam mobil. Saat di dalam mobil tiba tiba Nova tertawa dengan terbahak bahak karena ia berhasil membodohi Ridwan.

"Bagaimana bagus kan rencana ku? Dengan berpura pura baik, dengan pandangan mata yang lembut dan dengan sikap yang baik hati. Aku bisa menaklukkan singa jantan seperti Ridwan!" ucap Nova dengan nada serius dan ia kemudian tersenyum dengan jahat kepada kakaknya.

"Rencana yang bagus, dasar kupu kupu beracun!" jawab Kakak Nova dengan nada serius. Setalah itu, ia tersenyum dan melajukan mobilnya meninggalkan tempat perhentian Nova tadi.

Beberapa saat kemudian, Nova dan Revan sampai di rumah. Sesampainya Nova di rumah ia langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya dan berbaring di atas kasur tempat tidurnya sambil melihat ke arah langit langit rumahnya dengan tersenyum jahat di bibir Nova.

"Aku percaya, sebentar lagi. Aku.... Nova Abdi Wijaya akan bisa membuat kamu jatuh ke perangkap ku Ridwan!."

Ia kemudian menutup matanya perlahan dan

suara tembakan terdengar di telinga Nova, ia terlihat selalu membayangkan bagaimana orang tuanya meninggal karena tembakan dari orang tua Ridwan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!