NovelToon NovelToon

Ameera

Bertemu

Pagi menunjukan pukul 05.00 Wib Ameera segera bangun untuk melaksanakan kewajibannya sebagai Umat Islam, Ameera melaksanakan sholat subuhnya

Setelah sholat subuh Ameera segera mandi dan bersiap2 untuk bekerja, Ameera bekerja disebuah perusahaan yang cukup tenama dikotanya, Ameera merupakan anak tunggal dari seorang guru yang bernama Pak Rahman dan Ibunya bernama Nurhayati yang merupakan seorang ibu rumah tangga

Setelah bersiap dengan celana panjang dan kemeja panjang serta rambut dikuncir rapi dengan makeup tipis Ameera menyapa Ibu dan Ayahnya

"Selamat pagi Ibu, Ayah" Ameera berjalan sambil mencium pipi kiri Ibunya lalu duduk dikursi

"Pagi sayang, Ayok kita sarapan dulu" Ayah Rahman mengecup kepala sang putri

"Hari ini pulang jam berapa? mau Ibu bawakan bekal?"

"Tidak usah bu, Meera makan dikantin aja sama Dinda, Meera juga pulang telat ya mau ngemall bentar"

Ya, Ameera mempunyai teman sekantor bernama Dinda, mereka cukup dekat terkadang juga hangout bersama diluar jam kerja

Waktu menunjukkn pukul 06.00 Wib, Ameera segera pamit kepada orang tua nya karena akan segera berangkat kekantor dengan sepeda motor maticnya

"Ayah Ibu, Ameera berangkat dulu ya, Ayah hati-hati kesekolahnya ya yah" pamit Meera sambil mencium tangan dan pipi kedua orang tuanya

"Hati-hati ya nak"

Ameera pun bergegas keluar rumah dan mengemudi sepeda motornya, Ameera hidup sederhana dan bahagia bersama Ayah dan Ibunya

*****

Sesampainya Ameera diparkiran motor dikantornya, Dinda langsung menyapanya karena Dinda juga baru sampai dikantor belum lama sebelum Ameera sampai

"Hai Meer, yuk bareng keruangan" Dinda nyelonong hendak meninggalkan Meera

"Heh Din, sabar dikit napa, baru juga negakin motor, bentar gue rapiin rambut gue dulu" teriak Ameera "ngajakin bareng tau nya nyelonong duluan"

"Udaaa uda rapiiii, pake helm juga kan g terbangkan rambur lo" ledek Dinda

"Justru pake helm makanya gue rapiin rambut gue, kuncirnya uda letoy tsay" Ameera mengibaskan rambutnya kearah Dinda

Dinda hanya cekikikan melihat tingkah Ameera, ya mereka berdua adalah gadis yang humoris, walaupun berteman belum cukup lama, mereka mengerti isi kepala satu sama lain, kata anak jaman sekarang satu frekuensi

Setelah merapikan rambut Ameera dan Dinda berjalan menuju keruangan mereka yang berada dilantai 5, ditengah perjalanan tepatnya di dalam lift Ameera dan Dinda bertemu dengan seseorang yang tampan

Ameera hanya diam2 memperhatikan seseorang itu, setelah sampai di lantai 5 Ameera terkejut ternyata seseorang itu punya tujuan yang sama yaitu juga ke lantai 5 dimana ruang Ameera berada

"apakah dia karyawan baru, kenapa aku baru melihatnya" kata Ameera dalam hati

Ameera memberi kode lirikan mata ke Dinda yang mengarahkan ke seseorang yg lewat didepan mereka berdua

Saat mereka menuju ruangan mereka, lagi lagi mereka dikejutkan dengan pria tampan yang sama yang telah berada dimeja ruangan mereka tepatnya besebelahan dengan meja Dinda

Ibu Geni Atasan dari Ameera dan yang lainnya masuk keruangan dengan anggun tapi tegas

"Baiklah teman2 kita kedatangan karyawan baru, sebenarnya bukan baru sih ya, dia uda lama bekerja diperusahaan kita tetapi yang dikota Surabaya, jadi bisa dibilang anak pindahan ya Bagas"

"Baiklah Bagas silahkan kamu perkenalkan diri kamu ke teman2 kita ya"

"Terimakasih Bu Geni, baiklah perkenalkan nama saya Bagas Purwadinata saya baru pindah dari kantor cabang yang di Surabaya, semoga kita bisa bekerja sama"

Bagas pun menyalami satu per satu temannya untuk saling berkenalan, dan sampailah Bagas yang akan menyalami Ameera, Bagas pun menyalami Ameera dengan senyuman yang sangat manis menurut Ameera

"Baikla cukup sekian perkenalanny, sekarang mari kita mulai bekerja, selamat berkerja semuanya, semangat" Bu Geni memberi semangat kepada karyawannya lalu meninggalakan ruangan

"Semangat Bu" seisi ruangan Ameera membalas semangat dari Bu Geni dan mereka pun memulai pekerjaan mereka masing2

*****

Setelah jam istrihat makan siang Ameera dan Dinda pergi menuju kantin untuk mengisi lambung mereka, setelah mereka memesan makan dan duduk dimeja makan, tiba-tiba ada seseorang yang duduk didepan mereka teoatnya di depan Ameera

"Hai, boleh aku gabung? aku tidak mengenal siapa-siapa kecuali kalian berdua" Bagas tiba dikantin dan bergabung dengan Ameera dan Dinda

Ameera dan Dinda saling melempar pandangan

"Ooh oke baikla kalau begitu silahkan" Ameera dan Dinda pun tersenyum mengiyakan

"Huh syukurlah, aku pikir kalian tidak menerimaku untuk makan bersama,, Oya kenapa yang lain diruangan kita tidak ikut turun? apakah mereka tidak makan?" Bagas sedikit heran dari banyaknya karyawan diruangannya hanya Ameera dan Dinda yang pergi kekantin

"Persisnya g tau sih, palingan mereka beli makanan dari aplikasi atau bawa makanan dari rumah mungkin" Ameera menjawab sambil menyeruput air minumnya

"Oya Pak Bagas kenapa bisa pindah ke Jakarta??" tanya Dinda

" Ntahla, mungkin karena aku memenangkan sebuah proyek sebulan yang lalu, makanya aku dipindahkan kekantor pusat, panggil Bagas aja g usah pake embel pak"

"Waah saingan lo meer" ledek Dinda

"Apaan sih lo" ketus Meera

Mereka bertiga hanya tersenyum menanggapi candaan Dinda, setelah makan mereka datang mereka makan dengan tenang sambil sesekali bercanda

Setelah mereka selesai makan siang, mereka kembali ke ruangan mereka, walaupun cuma baru bertemu sehari tetapi mereka sudah terlihat akrab satu sama lain

Tidak terasa waktu bekerja pun akan berakhir, Ameera pun segera membersihkan mejanya untuk pulang

"Din jadi ngemall g?pake taxi aj yuk motor tinggal kantor bentar g apa2la titip sama kang asep (satpam kantor)"

"Gue sih oke, gue g bawa motor" jawab Dinda sambil tersenyum ngeledek

"Ya uda ayok, aman la pasti sama kang asep , gue percaya ama kang asep" jawab Ameera meyakinkan dirinya

Bagas tersenyum mendengar obrolan Ameera dan Dinda, ntah kenapa Bagas merasa ingin sekali berdekatan dengan Ameera dan Dinda, menurutnya mereka gadis periang, Bagas pun mendekati Ameera dan Dinda

"Kalian mau langsung pulang?" tanya Bagas seakan tidak mendengarkan pembicaraan mereka tadi

"G sih kita mau ngemall, kenapa mau ikut?" jawab Dinda

"Eh kamu bawa mobil Gas?" tanya Ameera tho the point

"Bawa, kenapa?" jawab Bagas sambil tersenyum

"Ya uda kamu ikut kita aja, kita nebeng mau ngemall nanti pulang kita naik taxi aja, ya g Din?" cecar Ameera dengan PD nya

" Lo ya emang g tau malu, heran gue" kata Dinda sedikit kesal

Ameera membuat senyum semanis mungkin menghilangkan rasa gugupnya di depan Bagas

"Ya uda deh iya aku ikut kalian, tapi g aneh2 ya dan aku juga g bisa lama, aku mesti ngurusin rumah dulu soalnya kan baru pindahan"

"Oke sip lah g aneh2 kita juga cuma mau makan dan nyari beberapa buku, makasih ya gas mayan ngirit ongkos" jawab Ameera sambil tersenyum

Dinda hanya geleng kepala melihat kelakuan temannya Ameera dan Bagas sedikit terpesona dengan senyum tulus Ameera

Sesampainya mereka diparkiran Ameera menitipkan motornya ke kang Asep dan lalu pergi bersama dengan Dinda dan Bagas, Dinda duduk disebelah Bagas dan Ameera duduk dibangku belakang

Sesampainya di pusat berpelanjaan Ameera, Dinda dan Bagas pergi ke toko buku dan mencari beberapa buku sambil bertukar pendapat dan mengobrol ringan

Setelah mereka menemukan apa yang mereka cari, sekarang mereka sudah berada di tempat makan

"Kalian mau pesan ap?aku traktir deh anggap aja salam perkenalan" kata Bagas sambil melihat menu makanan

"Mmm aku salad aja deh" jawab Ameera

Dinda mengerutkan keningngya mendengar Ameera hanya memakan salad " Lo kenapa?sehat lo? tumben makan salad, dibayarin looh ini, biasanya lo yang paling gercep kalau ditraktir"

"Gue lagi g nafsu"

Bagas hanya tersenyum melihat kekonyolan 2 gadis didepannya, setelah makanan mereka datang mereka makan sambil sesekali ngobrol ringan

Lagi asik menikmati makanan telefon Dinda berbunyi, Dinda pun izin keluar sebentar untuk menjawab panggilan telefon miliknya

"Ya Mas ada apa?"

Sementara Bagas Ameera masih menikmati makannya dalam kecanggungan, sampai Dinda muncul kembali

"Ameera gue tinggal g apa-apa ya? mas Doni lagi butuh gue sekarang, ada masalah dikit"

"Gas aku titip Meera ya, anterin sampe rumah uda mau gelap soalnya, eh makasi makanannya juga, daa semua"

Dinda pun memeluk Meera sebentar dan berlalu meninggalkan Aya meera dan Bagas

"Hati-hati lo" Ameera sedikit khawatir dengan temannya dan dibales dengan kedipan mata oleh Dinda

Sepeninggalan Dinda, Bagas dan Ameera mnyelesaikan makanannya dan akan segera pulang

"Gas kalau kamu mau pulang duluan ya pulang aja g apa-apa tadi katanya mau beres-beres kan, keburu malem ntar, nanti aku pulang naik taxi aj"

"Ya g mungkin donk aku ninggalin kamu sendirian pulang naik taxi uda mau malam ini, aku anterin pulang aja"

"Ya uda kalau kamu nya maksa"

Bagas hanya tersenyum menanggapi ucapan Ameera

.

.

.

.

.

.

Bersambung..........

.

.

Assalamualaikum pecinta Novel

salam kenal dari aku yang baru terjun ke dunia pernovelan..suport aku terus yaaa..

Mohon maaf jika typo bertembaran

juga mohon koreksi tinggalakan keitik dan saran yang membangun jika salh dalam penulisan

agar author bisa lebih baik lagi

semoga ceritaku menyenangkan..

salam halu 🥰

cerita ini tidak meniru siapapun murni dari aku yaa

terimakasih 🙏👋

Dekat

Bagas dan Ameera sedang diperjalanan menuju kerumah Ameera setelah Ameera memberikan alamat rumahnya, diperjalan Ameera teringat akan motornya yang dititipkannya ke kang Asep

"Astagfirullah motor gue, Gas motor gue Gas di kantor, muter balik yuk"

"G apa-apa dikantor kan ada kang Asep, aman lah"

"Aman sih aman tapi aku yang g aman pergi kerja"

"Ya uda besok aku jemput ya, no debat" lirik Bagas sambil tersenyum

"Kok dia keliatan cute gitu sih, aku kan jadi grogi" ucap Ameera dalam hati

Sesampainya dirumah, Ameera berpamitan dan mngucapakan terimakasih ke Bagas

"Makasi ya Gas, hati-hati dijalan, maaf ya kemaleman jadi g bisa beres-beres kamunya"

" Santai aja, ya uda besok aku jemput jam 7 yah, daa Ameera" Bagas berlalu meninggalkan Ameera, tanpa sepengetahuan Ameera, Bagas senyum-senyum sendiri memperhatikannya dari kaca spion sampai Ameera masuk ke dalam rumah

"Dasar bar-bar"

*****

"Assalamualaikum Ayah Ibu, Ameera pulaaang"

Tidak menunggu jawaban dari Ayah dan Ibunya Ameera berlalu pergi kekamarnya untuk bersih-bersih

Setelah selesai bersih-bersih Ameera kembali keluar kamar, dia bergabung dengan Ayahnya yang lagi menonton TV

"Ayah dari mana? Ibu kemana kok g keliatan?"

"Ibu ada, kamu yang dari mana, Ibu kira kamu belum pulang soalnya motor kamu g ada" jawab Ibu Nur sambil membaea kopi untuk suaminya

Ameera hanya diam saja bingung mau jawab apa dan takut dimarahi ayahnya karena meninggalkan motor

"Motor Meera tinggal dikantor bu, tadi kemaleman jadi dianter teman"..

"Laki-laki atau perempuan?" tanya Ayah tanpa melihat Ameera tetapi membuat perasaan Ameera deg degan

"Laki-laki Ayah namanya Bagas, dia teman sekantor Ameera, tadinya kami bertiga bersama Dinda juga, tapi Dinda ada keperluan jadi dia pamit duluan"

"Ya uda sih Ayah kan cuma bertanya, kenapa kamu gugup??asal jangan macam-macam dengan anak Ayah, lain kali kalau diantar laki-laki ajak mampir biar Ayah tau"

Ameera merasa lega Ayahnya tidak memarahinya,

"Siap bos, Ayah Ibu Ameera istrihat dulu ya besok mau kerja lagi, selamat malam" Ameera pamit dengan mencium pipi Ibunya

*****

Keesokan harinya. . .

Ameera sedang sarapan bersama Ayah dan Ibunya

lagi asik sarapan mereka kedatangan tamu yang tak lain adalah Bagas Purwadinata

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam, siapa pagi-pagi begini sudah bertamu?" jawab Ayah sambil melihat kedepan pintu

Ibu memperhatikan Ameera yang gelisah, Ibu mengernyitkan dahinya merasa curiga

"Kenapa nak? apalah itu laki-laki yang mengantar kamu pulang semalam?"

Ameera semakin gelisah dan hanya bisa cengar cengir

"Sepertinya begitu Bu, semalam dia berjanji akan menjemput Ameera Bu hehehe"

"Ya sudah, kalau sudah selesai sarapanny temuin sana, kasian menunggu lama"

"Baik Ibu Ameera pergi dulu ya, muach"

Ameera dan Ibu pun pergi menyusul Ayah untuk melihat tamu yang datang.

Sementara didepan . . .

Ayah lagi ngobrol santai bersama Bagas, Ayah mengajukan pertanyaan-pertanyaan aneh yang seolah-olah Bagas adalah pacar Ameera anaknya

"Berapa tahun usiamu nak Bagas? jangan lama-lama nak Bagas tidak baik terus berdua-duaan kemana-mana, tidak enak juga dengan tetangga"

Bagas yang tidak habis pikir, bingung mau jawab apa, mau menolak g enak, mau diiyain nanti malah salah paham, akhirnya Bagas hanya cengar cengir sambil menganggukan kepala

Mendengar Bagas hanya diam saja, Ayah menepuk bahu Bagas pelan, dan Bagas pun menoleh

"Berapa umur mu naaak?"

"Eh maaf pak, umur saya 30th pak" jawab Bagas gugup

"Bapak rasa sudah pantas untuk membina rumah tangga, Ameera juga sudah pantas dengan umurnya 26th"

Bagas hanya tersenyum canggung mendengar penuturan Ayah Rahman, sampai Ameera dan Ibu datang tanpa disadari keduanya, Ibu pun menyapa keduanya

"Ayah kenapa g manggil Ameera sih, kan kasian teman Ameera menunggu lama"

Bagas merasa lega dengan kedatangan Ibu dan Ameera

"Tidak apa-apa Bu, kami hanya mengobrol dan belum telambat juga" Bagas tersenyum kepada Ibu dan Ameera

"Ya sudah Ayah Ibu Ameera berangkat dulu ya, yuk Gas"

Ameera dan Bagas menyalami Ibu Nur dan Ayah Rahman, namun tangan Ameera tidak dilepaskan oleh Ayah, Ayah tetap menggenggam tangan Ameera dan berkata

"Ameera yang sopan donk, masak gas gus gas gus aja, pake Mas donk, Mas Bagas gitu"

Ameera heran dan mngerutkan keningnya, tetapi karena tidak mau berlama-lama lagi Ameera hanya tersenyum lalu pergi bersama Bagas untuk kekantor

Di mobil Bagas senyum-senyum sendiri mengingat Ayah Ameera yang salah paham dengan hubungan mereka

" Ameera kamu tidak punya pacar atau teman dekat pria?"

"Belum ketemu yang cocok aj Gas, kenapa memangnya?"

Bagas tersenyum smirk, ia ingin mengerjai Ameera

"Eeiits no Bagas tapi Mas Bagas,, kamu g denger yang Ayah bilang tadi? Mas Bagas, ayo coba Mas Bagas" bagas tersenyum sesekali melirik Ameera

Ameera menoleh kaget dengan kening yang berkerut

"Apa?? Mas?? Ayah??"

" Ya donk Mas Bagas, secara umur mu itu 26th dan aku 30th wajar donk panggil Mas, uda cepetan coba Mas Bagas, no debat" Bagas tersenyum geli melihat ekspresi Ameera

"Enggeh Mas Bagas Purwadinata" Ameera mengucapkan sambil menundukkan kepalanya ala-ala orang jawa

Bagas pun tertawa melihat tingkah Ameera, semenjak hari itu hubungan mereka semakin dekat dan Bagas sering berkunjung kerumah Ameera dan mereka sering keluar bersama

*****

2 minggu berlalu. . .

Bagas hampir setiap hari menjemput Ameera untuk pergi kekantor bersama, tidak jarang pula Bagas sarapan bersama dirumah Ameera, Ayah dan Ibu Ameera makin salah paham pastinya, tidak jarang Ayah menasehati Ameera dan Bagas ketika sarapan bersama, keduanya hanya saling melirik dan tersenyum, seolah mereka membenarkan hubungan mereka didepan kedua orang tua Ameera

Diperjalanan menuju kantor Bagas hanya terdiam ntah apa yang dipikirkan Bagas dan hal itu menarik perhatian Ameera yang merasa aneh dengan sikap Bagas

"Mas kenapa? lagi mikirin ap? emang habis ngomongin ap sama Ayah??"

Bagas tidak mendengar apa yang dikatakan Ameera, peekataan Ayah seakan terngiang ditelinganya

Flashback

"Kalian sebaiknya melanjutkan hubungan kalian ke jenjang yang lebih serius lagi, Ayah sudah tua dan Ibu juga sudah tua, kami hanya ingin melihat Ameera bahagia nak Bagas, ada yang menjaga Ameera nanti disaat kami sudah tidak ada"

"Ayah melihat keseriusan dan kebaikan hati kamu untuk Ameera, tolong jaga dia dan buatlah dia bahagia, Ayah melihat Ameera berbeda dari biasanya setelah dia mengenal dirimu nak"

"Ayah berharap kalian tidak berlama-lama, Ameera memang anak yang periang tetapi setelah bertemu denganmu keceriannya makin bertambah, kalian juga sering bersama pasti sudah mengenal satu sam lain dengan baik, Ayah percayakan anak Ayah padamu gas"

Ayah mengucapkan segala isi hatinya dan kekhawatirannya dengan serius, Bagas pun menggenggam tangan Ayah dengan erat layaknya dia setuju dengan apa yang ayah bicarakan tadi

"InsyaAllah Ayah doakan Bagas Ayah semoga segalanya dipermudah, terimakasih Ayah telah mempercayakan anak Ayah kepada saya, saya akan menjaganya"

Flasback off

"Mas" Ameera sedikit meneriaki Bagas dan menyentuh tangan Bagas, Bagas pun menoleh

"Iya ada ap Meer?"

Ameera mengernyit heran

"Mas kenapa?dari tadi diem aja ditanyain g dijawab" tanya Ameera lembut

"G ada apa-apa Meer, cuma fokus nyetir aja" elak Bagas

"G usah bogong Mas, itu bukan fokus namanya tapi ngelamun...Ayah habis ngomongin apa??ngomong yang aneh-aneh ya??g usah dipikirin ya Mas, Ayah biasa emang suka gitu, suka marah-marah g jelas"

Bagas masih tetap diam sambil melirik Ameera sesekali,

tetapi tiba-tiba Bagas menepikan mobilnya dan berhenti dipinggir jalan, setelahnya Bagas masih tetap diam

Ameera melihat Bagas seperti ingin mengatakan sesuatu yang sulit, Ameera menghadao Bagas dan menggenggam tangan Bagas

"Mas, ada yang mau diomongin?? G enak lo berhenti dipinggir jalan"

Bagas menatap manik milik Ameera

"Ameera" ...........

Bagas kembali diam tetapi tangan mereka masih bertaut

sekali lagi Bagas berusaha mengungkapnya

"Ameera" ..........

Ameera tidak menjawab tetapi hanya menunggu kata selanjutnha, ntah itu berita baik atau berita buruk Ameera siap mendengatkannya, Ameera menunggu dengan menatap kedua bola mata Mas Bagas

"Ameera, maukah kau menikah dengan ku??"...

.

.

.

.

.

Bersambung....................

.

.

Hai reader,,

terima kasih sudah mau membaca hasil karyaku

semoga suka dan menantinya, suport aku terus ya

maaf kan yang typo bertebaran

.

.

jangan lupa like dan komen

terimakasih 🥰🙏

Lamaran

"Ameera, maukah kau menikah dengan ku??"...

Bagas telah mengeluarkan sebuah kotak merah berbentuk love dihadapan Ameera, lalu Bagas membukanya, sebuah cincin putih cantik dan simple dengan permata kecil ditengah, dimana semua wanita sangat menantikan hari ini begitupun Ameera

Mata Ameera berkaca-kaca mendengar ucapan Bagas

"Aku... Aku mau Mas" air mata Ameera keluar begitu saja dan Ameera spontan memeluk Bagas

Bagas terkejut senang melihat reaksi dan jawaban Ameera, itu berarti cintanya diterima, dan Bagas segera

"Kamu kenapa nangiis? jangan nangis dooonk, nanti dikirain orang Mas ngapa-ngapain kamu lagi"

"Aku nangis bahagia tau Maaas" rengek Ameera

"Ternyata calon istriku bisa manja juga ya" ledek Bagas

Ameera melepaskan pelukannya dari Bagas dan memukul Bagas pesan, Bagas mengusap air mata Ameera dengan tangannya lalu Bagas mengambil tangan Ameera untuk dipakaikan cincin di jari Ameera sebagai tanda Ameera sudah berpunya

Ameera kembali menangis terharu, cincin yang dipakaikan dijari manisnya pas ditangannya

"Mas kok tau ukuran jari aku sih, aku kan terharu lagi"

"semua tentang kamu Mas tau" Bagas meyakinkan Ameera yang melihatnya penuh curiga, seketika Bagas tertawa terbahak

"Ya uda yuk kita ngantor, ntar kena SP sama Bu Geni" Bagas mengacak2 rambut Ameera sambil tersenyum riang

"Mas, Makasi ya Mas uda ngelamar aku, aku bahagia banget, hari ini aku wanita paling bahagia didunia" ucap Ameera dengan merentangkan tangannya dan kembali Ameera melihat cincin dijari manisnya sambil tersenyum

Bagas sesekali melirik Ameera yang terus saja tersenyum melihat cincin dijari manisnya

"Cincin itu sudah Mas beli lama, Mas ragu dengan ukuran tanganmu, Mas hanya mengira-ngira saja, ternyata pas"

"Maaf Mas membohongimu Ameera, cincin itu sebenarnya cincin lama dan itu bukan untukmu, aku selalu membawanya bersamaku, semoga dengan bersamamu aku bisa melupakannya"

Bagas menghela nafas dan membuangnya pelan

Ameera menyadari itu lalu bertanya

"Ada apa Mas?kenapa menghela nafas seperti itu?"

Bagas salah tingkah menghadapi pertanyaan Ameera

"Tidak Mas hanya merasa lega tengah mengungkapkan perasaan Mas padamu, Mas minta maaf ya Mas ngelamar kamu tidak seperti pria-pria lain ditempat yang bagus dan romantis, Mas malah dimobil"

"Iih g apa-apa tau Mas, sekarang bukan tentang tempatnya tapi tentang tepatnya"

Bagas mngerutkan keningnya. . .

"Maksudnya tepat?"

"Maksudnya itu tepat orangnya dan tepat momentnya, gini ya, kalau Mas ni mengutarakan sesuatu ditempat yang sudah disiapkan sedemikian rupa bagusnya, tetapi moment nya tidak tepat, itu g berarti apa-apa Mas"

"Hmmm kamj bener juga, kalau orang mengutarakan perasaannya disaat tu cwe lagi badmood kan barabe ya" Bagas tertawa membayangkannya

Sedang asik bercanda, tidak terasa mereka telah sampai diparkiran kantor, mereka sama-sama naik ke lift dan memasuki ruangan mereka, Dinda yang heran melihat Ameera dan Bagas senyum-senyum menaruh curiga

Karena meja kerja Bagas berdekatan dengan meja kerja Dinda, Dinda pun segera menanyakan perihal mereka berdua yang terlihat lagi happy

"Eh Gas, lu apain temen gue?uda kek orang g waras gue liat senyum mulu dari tado, lu juga sama, ada apa sih?"

Bagas hanya tersenyum manis melihat Dinda sambil gelend-geleng kepala, lalu Bagas kembali bekerja, Dinda masih berusaha mencari tahu ada apa sebenarnya dan lagi dinda mengganggu Bagas

"Gas kasi tau donk kalian kenapa, kita kan teman, uda g best friend lagi lo ama gue, oke baiklaaa, gue nanya Ameera aja, awas lo ya"

Lagi...

Bagas hanya tersenyum sambil mempersilahkan Dinda bertanya ke Ameera, Dinda yang kesal pergi meninggalkan meja Bagas dan pergi kemeja Ameera yang agak jauh dari meja Bagas, karena meja Ameera didepan sementara Bagas dan Dinda dibelakang

sedetik. . . .

dua detik. . . .

tiga detik. . . .

"Aaaaaaaa!!! gue seneng banget sumpah lo ya nyembuiin berita besar gini dari gue " Dinda melihat ke arah belakang dimana Bagas juga sedang melihatnya, karena Dinda memang menjadi tontonan karena teriakannya

"Awas lo mainin temen gue" Dinda mengepalkan tangannya membentuk sebuah kepalan tinju yang mengarah ke Bagas, Bagas seakan paham maksud Dinda hanya memberi jempol ke arah Dinda

Ameera dan Dinda seakan tak ada habisnya bercerita, sampai waktu siang hampir terlewatkan, untungnya Bagas peka dan membelikan Ameera makan siang

"Lo ya Gas, gue g lo beliin, oke baiklaa, lo uda lupain semua kebaikan gue ya sekarang, oke lo gue end"

Ameera hanya tertawa melihat tingkah Dinda, hari ini dihari bahagianya Ameera g mau berdebat sama sekali.

Tidak terasa waktu pulang hampir tiba, Bagas menghampiri Ameera dan menunggu Ameera berberes alat kerjanya

"Yuk sayang kita pulang" ucap Bagas sambil melirik ke arah Dinda

"Sengaja lo ya sengaja manes-manesin gue, besok lo liat gue couplean sama Mas gue, yang pasti bikin lo pada iri"

Bagas dan Ameera hanya tertawa dan melambaikan tangannya ke arah Dinda seolah-olah tengah mengolok Dinda

*****

Sesampainya Bagas dan Ameera dikediaman Ameera, mereka disambut dengan baik oleh Ibu seperti biasa, kali ini Ibu melihat Bagas tampak tak biasa, ada kegugupan diwajah Bagas

"Kamu kenapa nak? kenapa wajah mu seperti itu?apa ada sesuatu yang mengganggumu?"..

"Huh ti..tidak Ibu saya tidak apa-apa, tetapi ada yang ingin saya sampaikan kepada Ayah dan Ibu"

"Baikla Ibu harap ini berita baik buat kami" Ibu melirik Ameera yang terus saja tersenyum "sebentar Ibu panggilkan Ayah dulu ya" Ibu mengusap lembut bahu Bagas lalu pergi meninggalkn Bagas

Ameera yang melihat interaksi Ibu dan Bagas tersenyum hangat, Ameera mendekat sambil membawa air kopi untuk Ayah, Ibu dan Bagas. Ameera mempersilahkan Bagas untuk minum

"Diminum Mas airnya biar gugupnya hilang"

Ntah kenapa setiap kali mendengar kata-kata lembut Ameera membuat hati Bagas mendadak tenang, ya semenjak Bagas semakin dekat dengan Ameera, Ameera tiba-tiba menjelma menjadi wanita yang lembut, semua itu tidak luput dari nasehat sang Ibu dan Bagas semakin menyukainya dan segera ingin menikahinya

Bukan berarti Ameera tidak menjadi dirinya sendiri, tetapi dia ingin berubah menjadi wanita yang lebih baik lagi, apa lagi nanti setelah ia menyandang gelar istri dan tidak menutup kemungkinan akan mendapat gelar Ibu, seorang wanita yang memang harus bertutur kata yang lembut dan baik yang akan memberi contoh kepada anaknya

"Ada apa nak Bagas?" sapaan Ayah membuyarkan lamunan Bagas, dan sementara Ameera sudah kembali ke kamarnya

"Ehem" Bagas berdehem untuk sekedar menghilangkan rasa gugupnya "Begini Yah, Bu, saya ingin segera menikahi Ameera, Apakah Ayah dan Ibu merestui niat saya ini? saya ingin disegerakan Yah, Maaf Ayah, sebenarnya tadi pagi saya sudah melamar Ameera dan Alhamdulillah Ameera menerima saya. Kalau Ayah dan Ibu setuju saya akan membawa orang tua saya secepatnya untuk melamar Ameera secara resmi secepatnya Yah, bagaimana menurut Ayah?"

Mata Ayah berkaca-kaca, keinginan terbesar Ayah akhirnya terwujud, melihat Ameera anak satu-satunya menikah, melihat Ayah sedikit berkaca-kaca Ibu mengusap punggung Ayah pelan dan membuat Ayah menoleh kearah Ibu lalu Ibu mengiyakan dengan sedikit menganggukan kepalanya

"Alhamdulillah Bu doa Ayah dikabulakan Allah, insyAllah kita bisa melihat putri kita satu-satunya menikah Bu" Ayah menggenggam tangan Ibu, mereka terharu mendengar penuturan Bagas

"Ayah bersyukur bisa mengenal kamu nak Bagas, kami percaya padamu untuk menitipkan anak kami, tolong bahagiakan Ameera nak Bagas, Ayah sangat setuju kamu mempercepat pernikahan ini nak"

"Terima kasih Ayah Ibu, saya akan membawa keluarga saya kesini lusa, Ibu tidak perlu repot-repot, keluarga saya tidak ramai hanya saya, Ibu dan Abang saya saja, kami tidak punya siapa-siapa disini"

"Tidak masalah nak, yang penting dari perwakilan nak Bagas ada yang menemui kami secara resmi, Ibu juga tidak mengundang banyak orang"

Ayah, Ibu dan Bagas lega, Bagas lega telah menyampaikan niatnya, sementara Ayah dan Ibu lega telah ada yang meminang putri semata wayangnya

*****

Keesokan harinya. . .

Abang dan ibu serta kakak ipar Bagas datang kerumah Ibu Nur untuk meminang buah hati Bagas, Ayah dan Ibu juga Ameera menyambutnya dengan hangat, perbincangan untuk pernikahan Ameera pun telah diputuskan akan dilaksanakan dalam kurun waktu dekat ini, terkesan buru-buru tetapi Ayah setuju karena hal baik tidak baik jika ditunda-tunda harusla disegerakan

Kedua keluarga sepakat untuk mengadakan acara pernikahan dalam 2 minggu ini, acara akan digedung sehingga semuanya telah diatur oleh Bagas dan Ameera sesuai keinginan mereka, Ayah dan Ibu pun menurut saja, karena mereka ingin putrinya menikaj sesuai dengan impiannya, mereka hanya berdoa agar putrinya selalu bahagia hingga akhir hayatnya

.

.

.

.

Bersambung. . . .

.

.

suport aku terus ya temaaan setia pembaca 🥰

happy reading dan semoga suka

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!