NovelToon NovelToon

Lina Dan Manusia 1000 Abad

Chapter 1- Pertemuan yang menakutkan

Awal cerita dimulai dari sebuah desa bernama desa Barong, desa yang tidak jauh dari perkotaan, dan di desa itu terdapat sebuah hutan yang tidak boleh ada seorang pun yang masuk kedalamnya, hutan itu bernama hutan Ratadarim

Konon, kata orang di desa itu, hutang tersebut adalah medan perang antar kerajaan 200 tahun yang lalu, dan siapapun yang masuk maka akan mendapatkan masalah besar, namun ada tiga remaja yang ingin memasuki hutan terlarang itu.

Lina, Dini, Zilfa, mereka bertiga adalah YouTubers yang ingin memasuki hutan tersebut untuk membuat sebuah konten video di akun YouTube nya.

Lina adalah seorang gadis indigo yang berusia 20 tahun, dan Lina akan melakukan live streaming di dalam hutan Ratadarim bersama dua temannya.

"Halo, welcome back to indigo chanel, kali ini Lina akan mencoba masuk kedalam hutan terlarang dibelakang Lina ini, dan Lina akan mencari mahluk-mahluk apa saja yang ada di dalam sana, jika penasaran, ikutin Lina terus ya."

Lina dan teman-temannya masuk kedalam hutan Ratadarim tanpa sepengetahuan orang lain, karena di samping hutan itu ada sebuah sungai yang sangat bagus dan jernih airnya, jadi orang-orang yang melihatnya mengira Lina dan temannya pergi ke sungai tersebut

Waktu itu sekitar pukul 17:00 wib, Lina dan teman-temannya sudah masuk terlalu dalam di hutan itu, didalam hutan terlihat sangat gelap dan seram karena pepohonan yang besar-besar dan tinggi menutupi sinar matahari, namun Lina terus saja masuk lebih dalam lagi.

"Lina, disini gelap sekali, apa tidak ada binatang buas disini, aku takut" ujar Zilfa

Zilfa adalah seorang gadis berbadan gendut yang berusia 18 tahun, Zilfa adalah gadis yang penakut.

"Kamu kalau takut mendingan tadi tidak usah ikut, kamu di luar saja" ujar Dini

Dini adalah seorang gadis yang berusia 19 tahun berbadan kecil dan berambut pendek.

Disaat mereka berjalan menuju keatas tanpa sengaja Lina menginjak sebuah batu yang berlumut dan licin, Lina pun jatuh dan masuk ke dalam sebuah lubang besar yang tertutup oleh rerumputan,

"Lina apa kamu baik-baik saja??" teriak Dini

"Tidak apa-apa Din aku cuma tergelincir" sahutnya

"Ayo Zi, kita bantu Lina.!" ajak Dini

Kemudian mereka berdua ikut masuk kedalam lubang tersebut dengan hati-hati untuk membantu Lina, di dalam lubang itu Lina merasakan sebuah energi positif dari dalam dan membuat Lina penasaran, akhirnya Lina pun masuk untuk mencari sumber energi tersebut, setelah mereka masuk lebih dalam dan melihat ruangan yang besar, mereka baru sadar bahwa itu adalah sebuah goa, karena Lina belum menemukan sumber dari energi itu dan Lina masih penasaran, akhirnya Lina mengajak temannya untuk masuk lebih dalam lagi.

Setelah mereka masuk lebih dalam akhirnya mereka sampai di ujung goa, di sana Lina melihat sosok perempuan yang sedang bersedih, dan itu adalah sumber dari energi yang Lina rasakan, Lina mencoba mendekatinya dan mencoba berinteraksi dengannya, sosok itu terlihat sangat sedih dan sedang bersandar di sebuah batu yang berlumut.

Ketika Lina mendekatinya tanpa sengaja Lina menyentuh batu yang berlumut itu dan menjatuhkan sesuatu dari batu tersebut.

TLANK (benda jatuh)

Lina dan teman-temannya sontak terkejut ketika benda itu terjatuh, dan lebih mengejutkannya lagi benda itu ternyata adalah sebuah tengkorak kepala manusia.

"Lina.! Itu,, itu,, itu tengkorak Lin.!!" Teriak Dini sambil merekam

"Dini, aku takut." ujar Zilfa

Lina pun merasa aneh dengan tengkorak tersebut dan berpikir kalau tengkorak itu adalah tengkorak perempuan yang sedang bersedih itu, Lina pun semakin penasaran, kemudian Lina membersihkan rumput-rumput yang menjalar di batu itu, namun hal yang sangat mengejutkan pun terjadi, di saat Lina hendak menyentuh tengkoraknya tiba-tiba sebuah tangan muncul dari batu itu dan mencengkram tangan Lina dengan kuat, Lina pun begitu terkejut dengan kemunculan tangan yang langsung mencengkram erat tangan Lina, kemudian batu itu mulai bergerak, Dini dan Zilfa takut bukan kepala dan mereka pun lari meninggalkan Lina kemudian batu itu berbicara pelan dan menyebut sebuah nama.

"Liza.?!"

Lina pun sekali lagi terkejut karena mendengar batu itu dapat berbicara, namun Lina tidak tau maksud dari ucapannya, kemudian batu itu mulai berbicara lagi

"Liza, apakah itu kau, apa kau sudah benar-benar hidup kembali?" ujarnya lirih

"Liza?,, Aku tidak tau apa yang kau maksud, dan siapa kau, apa kau monster atau manusia?!" jawab Lina sambil meronta-ronta untuk melepaskan tangannya dari cengkraman batu itu, kemudian secara tidak disadari sosok perempuan itu merasuk ke dalam tubuh Lina dan memperlihatkan kejadian pada masa lalunya.

Disitu Lina diperlihatkan saat perang antar kerajaan terjadi, dan Lina melihat seorang pria yang sedang berlari menggendong seorang perempuan yang sedang dikejar-kejar oleh musuh, perempuan itu sedang terluka parah, dan kemudian mereka masuk kedalam goa yang sekarang Lina berada di sana, setelah memperlihatkan masa lalunya sosok itu pun keluar dari tubuh Lina, dan Lina pun sadar dan mulai mengerti asal-muasal sosok perempuan dan batu yang bergerak itu, namun Lina masih merasa heran dengan batu itu karena sebenarnya batu itu adalah seorang manusia, Lina pun tidak percaya akan hal itu dan Lina mencoba bertanya padanya

"Kau,, apa kau benar seorang manusia?!" tanya Lina

"Haa.?? Apa kau tidak mengenaliku?!"

"Apa maksudmu, aku belum pernah bertemu denganmu, siapa kau?!"

"Liza, bukankah kau Liza?!"

"Bukan, aku bukan Liza, mungkin orang yang kau maksud itu adalah orang yang sudah menjadi tengkorak di pangkuan mu itu!"

Kemudian orang itu melihat ke arah tengkorak yang ada di pangkuannya itu, dan dia mulai sadar bahwa orang yang dia sebutkan sudah meninggal di pangkuannya

"Liza, ternyata kau tidak bisa hidup kembali, tapi sepertinya kau telah bereinkarnasi menjadi gadis di depanku ini, karena aku merasakan jiwamu didalamnya" gumamnya

Di luar goa Dini dan Zilfa sedang cemas memikirkan Lina yang berada di dalam goa,

"Dini, bagaimana ini apa yang harus kita lakukan, Lina Belum keluar juga, aku kuatir kalau Lina dibunuh oleh monster itu"

"APA YANG KALIAN BICARAKAN?!" ujar Lina yang tiba-tiba sudah ada dibelakang mereka

"LINA.??" (serentak)

"Lina, apa kau baik-baik saja, kita sangat kuatir denganmu" ujar Zilfa

Disaat mereka berbincang-bincang tiba-tiba orang yang seperti monster itu keluar dari goa dan mendekati mereka, Dini dan Zilfa pun sontak terkejut dan langsung lari ketakutan

"LINA..!! ADA MONSTER DIBELAKANG MU, LARI LINA..!!!"

"Astaga.. baru mau ku jelaskan malah pada lari duluan" gumam Lina

"Lina, siapa mereka, apa mereka temanmu.?!"

"Iya mereka adalah.... KYAAAH.... HEI KAU JANGAN DEKATKAN WAJAHMU SEPERTI ITU, SERAM TAU..!!"

"Maaf, Lina"

"Ya sudah, kau mandilah di sungai dan bersihkan badanmu itu.!"

"Baik Lina, tapi.."

"Tapi apa?!"

"Bajuku sobek semua Lina"

"Astagaaa.... Cepat tutupi itu aku tidak mau melihatnya.! Rrrrr...."

Lina pun menyuruh dia untuk mandi sementara Lina akan pergi ke pasar untuk membeli pakaian baru untuknya karena pakaian yang dia pakai sudah sobek semua dari baju hingga celananya dan hampir kelihatan kmaluannya.

Lina pun mencari Dini dan Zilfa dan mengajaknya ke pasar, jarak pasar dari hutan cukup jauh dan memerlukan waktu yang cukup lama.

Setelah beberapa saat kemudian Lina kembali dari pasar dan mendatangi orang berlumut itu di sungai bersama Dini dan Zilfa, ketika mereka sampai di sungai mereka dikejutkan dengan banyaknya ikan yang berserakan di tepi sungai, namu mereka tidak melihat siapa-siapa kemudian orang itu muncul dari sungai dengan membawa ikan di kedua tangannya dan ada juga di mulutnya, ternyata ikan yang berserakan itu adalah hasil tangkapan orang itu

Setelah orang itu menepi, Lina, Dini dan Zilfa melihat orang itu sudah telanjang bulat.

"Kyaaahhhh... Lina siapa kakek-kakek itu, tidak tau malu sekali" tanya Dini

"Hei kakek, cepat tutupi badanmu!" teriak Zilfa

Orang itu pun tidak menyadari bahwa baju yang dia pakai sudah robek semua saat di dalam sungai, kemudian Lina melemparkan pakaian yang sudah dibelinya dan menyuruhnya untuk memakainya,

Setelah orang itu mandi dan memakai pakaian, lumut yang menempel di badannya pun hilang dan dia menjadi bersih, dan sekarang baru terlihat jelas bahwa dia memang seorang manusia, dia berciri-ciri badan kurus, rambut putih panjang seperti kakek-kakek cina, berjenggot panjang dan kumis tebal warna putih seperti Santa Claus, kemudian mereka berbincang sambil membakar ikan.

Lina menceritakan tentang kejadian saat di dalam goa bersama orang itu, dan ternyata dia adalah seorang yang dikutuk oleh Dewa menjadi orang yang abadi dan dia bernama Indra, Indra sudah hidup selama 200 tahun dengan bertapa di dalam goa, Dini dan Zilfa mereka terkejut mendengar cerita Lina.

"APA.!! yang benar saja Lin, dia,,, dia,,, monster yang ada di goa tadi,?!" ujar Dini terkejut

"Benar Lin, kenapa monster itu bisa berubah jadi kakek-kakek" ujar Zilfa

"Hei gendut.! Kau bilang apa hah?! Aku monster? Aku kakek-kakek.?!" Sahut Indra

"Memang benar kan kau seorang kakek-kakek, lihat saja rambut dan jenggot mu itu, apa kau mau mengelak lagi?" ujar Zilfa

"Baiklah lihat saja aku akan memotong rambutku.!"

Kemudian Indra mengambil belatinya untuk memotong separuh rambutnya, namun Indra tidak bisa membersihkan jenggot dan kumisnya,

"Lina, kau bisa bantu aku? tolong bersihkan wajahku"

"TIDAK MAU.!"

"Baiklah,, kenapa kau galak sekali Lina, tidak seperti Liza"

"Jangan bandingkan aku dengannya, cepat habiskan ikannya, setelah itu kau ikut aku ketempat pangkas rambut jika kau mau membersihkan wajahmu.!"

Setelah Indra selesai makan, Lina mengajaknya ke tempat pangkas rambut untuk membersihkan wajahnya.

...****************...

Chapter 2. Kakek yang berwajah tampan

Hari sudah mulai gelap waktu itu sekitar pukul 18:30 Lina dan teman-temannya mengajak Indra ke tukang pangkas rambut.

Karena Indra baru melihat keadaan di jaman sekarang, Indra merasa kebingungan dengan semua hal yang telah berubah drastis dari kendaraan, jalan beraspal, gedung-gedung tinggi rumah mewah, dan lain sebagainya, dan pada saat itu Indra diajak naik motor bersama Lina

"Ayo kek naik bersamaku" ujar Lina

"Lina, benda apa ini?!"

"Ini namanya sepeda motor kek"

"Hah,, aku belum pernah liat sebelumnya"

"Sudahlah cepat naik, sudah malam tau!"

Kemudian Indra naik motor bersama Lina, namun ketika Lina mulai menarik gas, Indra yang belum siap berpegang langsung jatuh seketika

"Waduhh maaf, kirain tadi sudah siap jadi langsung aku gas."

"Atiaahhh pantatku sakit sekali, kau sangat ceroboh apa kau tidak bisa pelan ha?!" ujar Indra kesakitan

Kemudian Lina menyuruh Indra untuk naik lagi dengan berpegangan yang erat supaya tidak terjatuh lagi.

Tidak lama kemudian mereka sampai di tempat pangkas rambut dan kemudian Indra masuk ke dalam untuk membersihkan wajahnya.

"Mau dipotong seperti apa kek?!" tanya tukang cukur

"APA.!! KURANG AJAR KAU, KAU INGIN MEMBUNUH KU YA.?"

"ahahaha... Tidak kek, maksud saya rambut kakek mau di potong seperti apa?"

"Rambutku sudah pendek tidak usah dipotong lagi, bersihkan saja wajahku.!"

"Oh baik kek, tapi ini yang berantakan saya rapihkan ya"

Di luar Lina sedang ditelepon oleh pacarnya dan pacarnya mengajak Lina untuk pergi ke cafe bersama teman-temannya,

Setelah beberapa saat kemudian Indra keluar dengan penampilan yang berbeda, jenggot dan kumis bersih dan rambut yang di kuncir membuat Indra terlihat keren, Lina dan temannya juga kebingungan bahkan mereka sampai tidak mengenalnya

"Lina, aku pinjam emas mu untuk membayar orang itu nanti aku ganti."

HAAAHH EMAS..!!! (serentak)

"Hei siapa kamu tiba-tiba minta emas sama Lina, apa kau seorang perampok?!" ujar Zilfa

"Maaf kamu siapa ya?" tanya Lina

"Hei Lina, ini aku Indra, kenapa kau tidak mengenaliku??"

HAAAHH INDRA..?? (serentak Dini dan Zilfa)

"Tunggu, tunggu ini tidak mungkin, kau Indra, kau si kakek monster itu??" tanya Dini

"Sudah kubilang aku bukan monster, apa kau tidak liat?!"

"Permisi mas, apa uangnya sudah ada.?" ujar tukang cukur

"Oh iya, Lina tolong pinjamkan....."

"Ini mas uangnya" ujar Lina

"Hei aku belum selesai bicara!"

"Ya sudah ayo kita pergi dari sini" ajak Lina

"Tunggu Lina!"

"Apa lagi?"

"Kertas apa itu tadi yang kau berikan padanya?"

"Itu namanya uang! Dasar bodoh"

*Kasar sekali tutur katanya, tidak seperti Liza yang lemah lembut* (dalam hati Indra)

Tidak lama kemudian pacarnya Lina datang untuk mengajak Lina jalan bersamanya, sebenarnya Lina tidak mau pergi, tetapi pacarnya memaksa Lina untuk ikut, pacar Lina bernama Rendi, dia anak orang kaya dan mempunyai motor mewah.

Dengan terpaksa Lina pergi bersama Rendi dan meninggalkan Indra dan temannya, Dini dan Zilfa bingung harus melakukan apa, dini mencoba menghubungi Lina untuk menanyakan apa yang harus mereka lakukan untuk Indra, namun ketika Dini menelpon ternyata handphone Lina tertinggal di motornya, mereka pun semakin bingung, kemudian mereka memutuskan untuk mencari tempat tongkrongan di pinggir jalan.

"Hei kalian berdua" ujar Indra

"Hay hey hay hey, kami punya nama.! Seenaknya saja memanggil" sahut Zilfa

"Ya, baiklah, aku mau bertanya, siapa pria yang bersama Lina itu??" tanya Indra

"Pacarnya lah, emang kenapa, kau cemburu ya? Hmphh" jawab Zilfa

"Sudahlah Zi, lebih baik kita cari tempat tongkrongan saja daripada mikirin dia" ajak Dini

"Terus bagaimana dengan dia?"

"Ya ikut kamu lah, tuh kamu bahwa motornya Lina!"

Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk pergi mencari tempat tongkrongan pinggir jalan, Indra ikut bersama Zilfa dan karena takut terjatuh lagi Indra memeluk badan Zilfa dengan erat, banyak yang melihat mereka berdua dan mereka yang melihat menertawakannya, Zilfa juga merasa malu saat itu, Indra terlihat seperti orang bodoh ketika melihat mobil yang melintas dan bertanya-tanya dalam hati, begitu juga ketika melihat rumah-rumah yang mewah, Indra menganggap itu adalah sebuah istana.

"Zilfa, mengapa banyak sekali istana disini, berapa banyak kerajaan yang ada di desa ini Zilfa.?" tanya Indra

"norak banget si kamu, itu bukan istana, itu rumah orang tau.!" jawab Zilfa

"tapi kenapa mewah sekali seperti istana.?"

"ah sudahlah capek aku ngmong sama kamu.!"

Lina yang sedang jalan bersama Rendi, di perjalanan Lina terlihat bengong seakan memikirkan sesuatu sehingga tidak mendengar Rendi berbicara.

"Lina.! Lina.!!"

"Oh iya kenapa Ren?"

"Kamu dengar apa tidak si?"

"Dengar apa Ren.?"

"Ah sudahlah, ga peka banget si jadi orang"

Di perjalanan Lina terus kepikiran Indra, kenapa dia bisa berubah dari kakek-kakek menjadi pria yang tampan, Rendi juga merajuk karena Lina tidak mendengarkan apa yang dia katakan

Lina berfikir untuk menghubungi Dini namun ketika Lina mengambil handphone nya di dalam tas, ternyata handphone nya tidak ada dan Lina baru sadar kalau handphone nya tertinggal di motornya.

Malam semakin larut waktu itu sekitar pukul 20:30 wib

Dini, Zilfa dan Indra sedang berada di tempat tongkrongan yang ada di pinggir jalan, karena mereka merasa jenuh tidak melakukan apapun dan mereka juga tidak membawa uang banyak Zilfa pun pergi ke warung untuk membeli minuman teh manis hangat, ketika Zilfa pergi ke warung Indra pun mengikutinya,

"Hei, kenapa kau mengikuti ku?"

"Me... Memangnya kenapa?"

"Huh.. yasudah lah terserah"

Ketika Zilfa memesan minuman, Indra yang ikut bersamanya melihat sebuah televisi yang sedang menyala di warung tersebut, Indra pun mengira itu adalah cermin ajaib milik seorang penyihir dan Indra pun bertanya kepada sang pemilik warung

"Hei.! apa kau seorang penyihir?" tanya Indra dengan nada keras

Sang pemilik warung pun kebingungan apa yang dimaksud dengan ucapannya

"Apa maksudmu, siapa yang penyihir?!"

"KAU.! kau pasti seorang penyihir, aku tau itu, itu adalah cermin ajaib milikmu bukan??" ujar Indra sambil menunjuk ke arah televisi

"itu namanya televisi bodoh!" ujar Zilfa

Sang pemilik warung pun diam dan hanya menganggap Indra tidak waras, kemudian setelah selesai memesan minuman Zilfa mengajak Indra pergi dari warung itu, ketika hendak pergi tiba-tiba ada seorang nenek-nenek menghampiri Indra dan memarahinya, nenek itu berkata

"Hei bocah! kenapa kau ada disini, cepat pergi kalahkan orang-orang jahat yang sudah membunuh banyak orang.!"

"Nenek, kau siapa, dan siapa yang kau maksud orang-orang jahat?"

"Jangan berlagak bodoh, cepat pergi atau mereka semua akan terbunuh..!"

Indra pun kebingungan dengan apa yang diucapkan oleh nenek itu, tidak lama nenek itu marah-marah kemudian datang si cucu nenek, dia mengajak neneknya pulang dan minta maaf kepada Indra karena sudah marah-marah tidak jelas pada Indra, namun karena Indra penasaran dengan ucapan sang nenek, Indra mencoba bertanya kepada sang cucu.

"Tunggu, apa benar yang dikatakan oleh nenek mu kalau ada orang-orang jahat yang suka membunuh?"

"Ya,, aku juga tidak begitu tau, tapi aku pernah melihat berita di TV kalau ada sekelompok pembunuh bertopeng yang suka membunuh orang-orang"

*Begitu yah, berarti benar apa yang dikatakan oleh nenek ini, tapi kenapa dia menyuruhku untuk menghajar mereka, siapa nenek ini sebenarnya?* dalam hati Indra

Disaat Indra memikirkan hal itu tiba-tiba Indra merasakan banyak jiwa-jiwa manusia yang menghilang, dan dia juga merasakan jiwa Lina yang semakin melemah, Indra merasa kalau Lina sedang dalam bahaya, Indra pun bergegas mencari Lina

Dini dan Zilfa kebingungan dengan Indra yang tiba-tiba pergi begitu saja tanpa pamit, Indra berlari dengan cepat menuju arah jiwa-jiwa itu menghilang dan jiwa Lina juga berada diantaranya,

"Zi, kemana dia pergi?" tanya Dini

"Dia tidak bilang apa-apa, dia langsung pergi begitu saja, aku tidak tau dia mau kemana" jawab Zilfa

Di sebuah cafe ditempat Lina berada sedang terjadi kegaduhan, yaitu teror pembunuhan yang dilakukan oleh pembunuh bertopeng, disitu Lina sedang terdesak, paca Lina yaitu Rendi sangat ketakutan dan bersembunyi di balik meja, disitu Lina terlihat sedang diancam oleh pembunuh bertopeng tersebut pembunuh itu ada tiga orang, polisi berdatangan untuk meringkus mereka namun para polisi tidak mampu menangkapnya justru para polisi banyak yang menjadi korban oleh pembunuh tersebut, pembunuh itu membunuh dengan kejam dan tanpa ampun,

"Hei gadis manis, apa kau siap memberikan nyawamu padaku? hihihi"

"Tidak! Pergi sana! Jangan bunuh aku.!"

Rendi yang sedang bersembunyi hanya mampu melihatnya saja dan tidak berani menolong Lina, disitu Lina disiksa, dipukul terus-terusan sampai babak belur, memang pembunuh itu tiada ampun dan tidak memandang siapa saja entah itu orang tua, anak-anak, laki-laki, ataupun perempuan, mereka langsung membunuhnya tanpa belas kasihan

Indra yang sedang mencari Lina merasa begitu gelisah, selain itu Indra merasakan jiwa Lina yang semakin melemah.

Jarak dari tempat tongkrongan menuju TKP lumayan jauh, karena itu Indra sampai saat ini belum juga menemukan Lina, selain itu Indra hanya merasakan jiwanya dan tidak tau tempat Lina berada, sesekali Indra berhenti untuk merasakan dimana jiwa Lina berada

"orang-orang berdatangan dan semakin banyak jiwa yang menghilang, jiwa Lina juga semakin melemah, aku harus cepat menolongnya"

...****************...

Chapter 3. Cepatlah Indra!! Lina dalam bahaya.

Indra terus mencari keberadaan Lina namun Indra belum juga menemukannya, Indra terus berlari menuju jiwa Lina berada namun diperjalanan Indra dihadang oleh beberapa para pembunuh, dan disitu juga sedang terjadi pembantaian, Indra dihadang dan akan dibunuh, disitu juga banyak polisi yang sudah menjadi korban

"hei siapa kalian? minggir jangan halangi jalanku.!!"

*siapa mereka, apa mereka orang-orang yang dikatakan oleh nenek itu, tapi kenapa aku tidak merasakan jiwanya sama sekali, sebenarnya siapa mereka* (dalam hati Indra

"jika kau ingin lewat, maka kau harus menghadapi kami dulu.!"

disitu Indra pun langsung mengajar mereka dan Indra juga tidak segan membunuh mereka, dengan belatinya Indra menebas mereka satu persatu.

Lina yang sedang terpojok dan diancam akan dibunuh, Lina sudah tidak bisa apa-apa lagi, namun ada seorang polisi yang menghajar pembunuh yang hendak membunuh Lina itu,

*syukurlah ada polisi, maafkan aku Lina aku tidak berani menghadapi para pembunuh itu, aku harap polisi itu bisa menolong mu Lina* (dalam hati Rendi)

karena pembunuh itu merasa terganggu akhirnya pembunuh itu menyerang balik polisi yang menghajarnya, polisi itu pun langsung terbunuh seketika dengan dipenggal kepalanya, Rendi yang melihatnya sontak terkejut, nangkin terkejutnya Rendi sampai bersuara dan suara Rendi terdengar oleh pembunuh itu dan teman pembunuh itu juga melihat Rendi yang sedang bersembunyi dibalik meja, Rendi pun semakin ketakutan dan mencoba kabur, kemudian salah satu pembunuh menghampirinya dengan membawa senjata tajam berupa belati yang panjang, Rendi pun sudah tidak bisa lari kemana-mana karena di arah pintu keluar juga ada seorang pembunuh yang sedang menjaga pintu itu, Lina dengan sisa tenaganya perlahan meraih tasnya yang berada di kursi tempat Lina duduk untuk mengambil sebuah benda yang akan digunakan untuk melawan pembunuh itu.

Disaat itu Indra belum juga datang dan Indra baru saja mengalahkan para pembunuh yang menghadangnya, kemudian Indra langsung menuju ke arah jiwa Lina berada.

*Lina, bertahanlah aku akan segera menolong mu*

Indra terus berlari dan semakin dekat dengan posisi Lina berada.

Disitu Lina yang sedang berusaha mengambil tasnya tiba-tiba tangan Lina langsung di tangkap oleh si pembunuh dan dijauhkan dari tasnya, Rendi juga yang sedang didekati oleh pembunuh itu sekarang Rendi sudah terpojok,

*Rendi, apa yang kamu lakukan, kenapa kamu tidak menolong ku?" (dalam hati Lina)

*Lina, aku memang lemah, aku tidak bisa melindungi mu dan sekarang aku juga akan mati, aku akan mati bersamamu Lina* (dalam hati Rendi)

terlihat pembunuh yang dihadapan Lina mulai mengangkat belatinya dan akan ditusukkan kepada Lina.

*Ibu, ayah, kakak, adit, semuanya maafkan aku, aku akan meninggalkan kalian semua* (dalam hati Lina)

JRASHH...!! (suara tusukan)

darah mengalir dan berceceran di tubuh Lina, dan dengan pelan Lina membuka matanya, betapa terkejutnya Lina setelah melihat dirinya penuh dengan darah dan orang yang ada didepannya, dan itu adalah Indra, Indra telah sampai di tempat Lina dan langsung melindungi Lina dengan tubuhnya, tubuh Indra tertusuk belati sehingga darah keluar deras dan menetes membaluri tubuh Lina, kemudian Indra berkata dengan tersenyum,

"Lina, apa kau baik-baik saja, apa aku datang tepat waktu?!"

"Indra, kenapa kau disini?" jawab Lina dengan bertanya

pembunuh itu pun kaget dengan kedatangan Indra yang tiba-tiba muncul dan melindungi Lina, Indra pun sontak marah ketika itu dan langsung menghantam pembunuh yang sudah menusuknya, pembunuh yang sedang mendekati Rendi pun terkejut dan kemudian menyerang Indra, Indra pun langsung menarik belatinya, untuk menebas pembunuh itu, namun Lina langsung menghentikan Indra

"tunggu Indra! jangan bunuh mereka!"

"apa yang kau katakan Lina, mereka adalah orang jahat, mereka sudah membunuh banyak orang, kenapa kau mencegahku untuk membunuhnya?!"

"Indra, mereka adalah orang biasa, mereka hanya dirasuki oleh roh yang jahat"

"apa kau bilang.?"

pembunuh itu langsung menyerang Indra namun Indra hanya bertahan dan tidak menggukan senjatanya namun Indra masih bisa unggul, kemudian Indra meninjau pembunuh itu dan menendangnya hingga terpental

Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Lina, kemudian Lina mengambil benda yang ada di dalam tasnya, dan benda itu adalah alat pengusir roh berbentuk seperti mangkuk kecil berwarna emas, Lina pun mulai membunyikan alat itu dan alat itu mengeluarkan suara dengung yang sangat bising sehingga membuat telinga roh pembunuh itu merasa kesakitan, pembunuh itu tidak tahan dengan suara itu dan kemudian pembunuh itu melawan dengan kekuatan ghaib yang membuat Lina terpental tanpa disentuh, Lina pun terpental dan membentur dinding sehingga memuntahkan darah dari mulutnya, Indra pun panik dan kebingungan dan Indra mencoba menolong Lina tapi Lina sudah tidak sadarkan diri, Indra pun merasa kesal dan sangat marah ketika itu dan tidak segan-segan untuk menghajar para pembunuh itu, Indra langsung menarik belatinya, salah satu pembunuh yang melihatnya dia mengetahui senjata itu

"senjata itu, itu adalah senjata legendaris, tapi hanya orang yang dikutuk oleh Dewa yang dapat menggunakan senjata itu, apakah mungkinkah dia... tidak, sebaiknya aku harus segera kabur!"

"KURANG AJAR KALIAN, BERANINYA KALIAN MENYAKITI TEMANKU, AKAN KUBUNUH KALIAN SEMUA..!!"

Wuzzz.... Syatt, syatt BRASHH...!!

Indra menebas dua pembunuh, yang menyerang Indra dan hendak membunuh Lina, namun ketika Indra hendak membunuh pembunuh satunya, roh yang ada di dalam tubuh pembunuh langsung kabur, dan kemudian tubuh pembunuh itu langsung tumbang sebelum dihajar oleh Indra, setelah Indra melihat semua pembunuh sudah tidak bernyawa, Indra segera menolong Lina dan membawanya ke tempat Dini dan Zilfa berada.

"Lina, bertahanlah aku akan membawamu ketempat Dini dan Zilfa supaya kita dapat pertolongan"

kemudian Indra menggendong Lina dan segera lari membawanya ke tempat tongkrongan, Rendi yang melihatnya mencoba mengejarnya namun Indra berlari dengan sangat cepat sehingga Rendi tidak dapat mengejarnya.

Indra menggendong Lina yang terluka sambil berlari, dan Indra teringat saat 200 tahun yang lalu saat dirinya dikejar oleh musuh dengan menggendong kekasihnya, hal itu terpikirkan oleh Indra dan Indra tidak mau kejadian dimasa lalunya terulang kembali dimana organ yang Indra sayangi mati dihadapannya, Indra pun sesegera mungkin membawa Lina ke tempat Dini dan Zilfa untuk mencari pertolongan.

Tidak lama kemudian Indra telah sampai di tempat itu dan segera meminta Dini dan Zilfa untuk mencari pertolongan.

"DINI, ZILFA.! kalian tolong carikan tabib untuk menyembuhkan luka Lina.!"

"HAAHH LINA.! kenapa dia, apa yang terjadi, kenapa Lina bisa terluka seperti ini.?" ujar Dini terkejut

"HEI KAMU,! apa yang kamu lakukan pada Lina, apa kau mau membunuhnya.?" tanya Zilfa

"tidak, kalian jangan salah faham, aku cuma menolongnya tapi itu terjadi tanpa ku ketahui"

"sudahlah Zilfa.! cepat kamu panggil ambulan, lukanya sangat parah dan dia mengeluarkan banyak sekali darah, kita harus cepat membawanya ke rumah sakit.!"

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!