NovelToon NovelToon

Terjebak Nikah Kontrak

Bab 1 (Melatiku)

Pagi masih buta, terdengar rintikan gerimis masih terdengar di pagi ini.Melati terbangun dari tidur karena dingin begitu menyeruak di tubuhnya.Hujan semalam tidak reda, menyisakan gerimis di pagi ini.

Waktu menunjukkan pukul 5 pagi.Melati bergegas bangun dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci muka, gosok gigi dan solat subuh.Setelah solat tak lupa melati memanjatkan doa agar segera mendapat pekerjaan dengan hanya lulusan SMK dia melamar pekerjaan.

Perkenalkan Namaku Melati usiaku 22 tahun.Aku tinggal di sebuah desa kecil yang masih sangat asri.Udara masih sangat sejuk dan di depan rumahku masih ada hamparan sawah yang hijau ditanami padi bak lukisan surgawi ketika orang memandang.Aku anak pertama dari 3 bersaudara, adikku yang pertama masih SMP kelas 3 sebut saja Dani dan yang kedua masih kelas 5 SD Mawar namanya.

Orang tua ku bekerja sebagai buruh tani bekerja di sawah orang untuk bisa memenuhi kebutuhan makan dan sekolah kami.Aku hanya lulusan SMK.Saat teman-teman seusiaku melanjutkan ke universitas, aku tak mampu karena dengan keadaan orang tuaku yang hanya buruh tani.

Aku berharap aku segera mendapat pekerjaan agar bisa meringankan beban orang tuaku dan bisa membantu biaya adik-adikku sekolah.

Setelah selesai solat Melati segera merapikan tempat tidur dan menyapu lantai.Terdengar Ibunya sedang memasak di dapur dan adik-adiknya berebut mandi itu hal biasa terjadi setiap pagi di rumahnya.pagi ini dia berencana melamar kerja ke sebuah perusahaan yang direkomendasikan temannya.Perusahaan itu mencari office girl.Bekerja apapun tidak masalah baginya asal pekerjaan baik.

"Bu ... Ibu ...," panggil Melati.

"Ada apa, Mel?"

"Bu, aku mau melamar kerja di perusahaan Wijaya Grup, doakan Melati diterima ya," pinta melati.

"Pasti Nak, Ibu selalu mendoakan semoga kamu segera dapat pekerjaan.Buruan kamu mandi dan siap-siap terus sarapan!"sambung ibu mendorong melati untuk segera mandi

lanjut aku segera mandi dan berganti pakaian.

Setelah selesai mandi melati memasukan surat lamaran kerja yang berada di dalam amplop coklat ke tas nya dan barang-barang lain yang akan dibawanya.Lanjut Melati bergegas sarapan karena waktu menunjukan pukul 7 pagi.Setelah sarapan Melati berjalan sekitar 50 meter ke jalan besar untuk naik ojek menuju perusahaan itu.Setelah sampai Melati langsung masuk ke resepsionis untuk menyerahkan surat lamaran kerja itu.

.

.

Setelah selesai Melati berjalan keluar dari perusahaan itu.Langkahnya mengayun menyusuri kota dengan riuh mobil-mobil yang berlalu pergi.Terdengar suara ponsel di tas berbunyi tanda ada notifikasi masuk.

"Ibu," lirihnya menatap layar ponselnya.

Melati segera bergegas pulang karena Ibunya menyuruh pulang.

Walaupun terlahir sebagai keluarga miskin, keluarganya begitu bahagia saling menghormati satu sama lain.Sejak kecil Melati di didik penuh kasih sayang menjadikannya sebagai anak yang sopan dan penuh cinta kepada orang tua.

Orang tuanya juga memberinya kebebasan namun tidak membuatnya gelap mata hingga terjerumus pergaulan bebas.Melati sadar hidupnya yang miskin hanya harga dirilah yang ia banggakan, jika ia berbuat yang tidak-tidak bukan hanya merusaknya tapi juga mencederai harkat martabat orang tuanya.

Melati telah sampai di depan rumahnya.Langkahnya langsung dipercepat masuk ke dalam rumahnya.Di meja makan itu ia sudah ditunggu Ibu, Ayah juga kedua adiknya Dani dan Mawar.Saat itulah keluarga itu bisa menceritakan keluh kesah seharian ini di sela-sela makan mereka.

Bab 2 (Mendapat Panggilan Kerja)

Beberapa hari berlalu tapi Melati belum juga mendapat panggilan kerja.Dia merasa gelisah mau melamar kerja kemana lagi, sudah puluhan kali dia melamar kerja tapi hasilnya nihil.Dia merasa sangat putus asa apalagi dengan keadaannya yang hanya lulusan SMK.

Melati sedang duduk di ruang tamu, terlihat dia terus memandangi gawai di tangannya.Ibunya datang menghampiri nya dan duduk di samping putri pertama nya itu.

"Ada apa Mel?kamu terlihat gelisah, Nak?" tanya ibunya memulai percakapan

"Melati Bingung, Bu.Sudah beberapa hari tapi Melati belum dapat telepon dari perusahaan yang Melati lamar kerja disana," jawabnya dengan muka penuh kegelisahan.

"Sabar sayang, kamu nggak boleh putus asa.Kamu pasti dapat kerja," sambung ibunya memberi semangat sambil menepuk bahu Melati pelan.

Tiba-tiba ponsel yang berada di tangannya berdering tanda telepon masuk.Melati segera menjawab telepon itu.

Melati berjingkrak senang selesai berbicara di telepon itu membuat ibunya menatap penuh tanya.

"Melati mendapat panggilan interview, Bu." Melati memeluk juga mencium kedua pipi ibunya.Tanpa m membuang waktu segera ke kamarnya untuk berganti baju dan mengambil tas.Melati pamit ke ibunya untuk pergi dan tak lupa meminta doa restu agar dia diterima kerja.Setelah setengah jam Melati pun sampai ke perusahaan tersebut.Pegawai disana langsung menyuruh Melati masuk ke ruangan HRD untuk interview dan akhirnya Melati langsung diterima kerja sebagai office girls.

Singkat cerita beberapa bulan berlalu Melati sudah terbiasa bekerja di perusahaan itu.Dia pun sudah akrab dengan pekerja lain di tempat kerjanya.

Tiba-tiba seorang wanita datang masuk ke pantry.Wanita itu duduk menundukkan wajahnya, terdengar tangis terisak-isak dari mulutnya membuat Melati dan teman kerjanya yang saat itu sedang beristirahat merasa kasian.

"Mel itu ibu, kenapa nangis?"

"Nggak tahu," jawab Melati.

Melati menghampiri ibu itu dan mencoba menenangkannya.

"Maaf Bu, ada apa?Ibu kok nangis?"

Melihat wajah polos itu seketika wanita itu berhenti menangis.Gadis berwajah bak bulan itu langsung menarik perhatiannya.

"Kau ikut aku!" Wanita itu menarik tangan Melati masuk ke sebuah ruangan yang cukup luas bisa dipastikan ruangan itu adalah milik orang penting di perusahaan itu.

Wanita itu langsung memeluknya dan menumpahkan kesedihannya sambil terisak wanita itu membuka ceritanya.Wanita itu berbicara panjang lebar namun kata-kata terakhirnya membuat Melati hampir kehilangan akal.

"Menjadi istri kontrak?" Melati kembali mengulang ucapan wanita itu.

"Apa maksud, Ibu?" timpalnya.

Melati masih tidak mengerti akan tawaran dari wanita itu.

"Jadi istri ke 2 suamiku?" jawab wanita itu.

"Hah ...." Melati terperangah dengan kata-kata wanita itu.

"Kamu akan menjadi ibu dari anak suamiku, aku akan bayar berapa pun yang kamu minta."

"Kau tahu siapa aku, aku istri pemilik perusahaan ini.Apapun yang kau minta aku akan mengabulkannya.Wanita bernama Mia itu memang sudah kehilangan akal karena tekanan dari keluarga suaminya ia terpaksa melakukan hal gila itu.

"Maaf, saya bukan wanita seperti itu walaupun saya miskin tapi saya punya harga diri!" tegasnya menolak.

"Pikirkan baik-baik, ini hanya nikah kontrak.Suamiku akan menceraikanmu begitu anak itu lahir dan kamu bisa melanjutkan hidup kamu." Mia terus membujuk.

"Kalian hanya perlu menikah siri," timpalnya.

"Maaf, saya tidak bisa!"

Melati langsung pergi meninggalkan ruangan itu dengan perasaan kesal dan sedih.Sedih karena orang miskin sepertinya seperti tidak punya harga diri dimata wanita kaya itu.

Bab 3 ( Aku Wanita Baik-Baik)

Sesampainya di rumah Melati langsung masuk ke kamarnya dan melemparkan tubuhnya yang lelah di atas kasur.Dia masih terngiang perkataan wanita tadi, benarkan yang dia dengar atau ini hanya mimpi.Dia mencubit pipinya sendiri. "Auuu, sakit." Melati meringis menahan sakit.

Hatinya terus bergejolak tak menentu.

'Kenapa ini terjadi padaku, apa yang akan aku lakukan selanjutnya akankah aku akan dipecat?' gumamnya.

hatinya terus berkecamuk tak menentu beberapa bulan ini ia begitu bahagia karena bekerja di tempat yang nyaman juga teman-teman yang baik yang selalu membantunya ketika kesusahan.Setelah penolakan tadi mungkin saja semua akan segera berakhir.

Tok ... tok ... tok

"Mel, kamu di dalam, Nak?"

"Ya Bu, Melati di dalam kamar," jawabnya pelan.Ibunya masuk dan duduk disebelah Melati.

"Kamu sudah makan sayang?"

"Sudah Bu, tadi ditempat kerja." Melati menjawab mantap.

"Cepetan mandi, Ibu sudah siapin air mandi.Kamu pasti lelah cepat mandi dan istirahat!" Ibunya membelai rambutnya sekilas lalu beranjak pergi meninggalkan Melati yang masih terpaku di ruangannya.

Melati segera bergegas mandi.Selesai mandi dia berganti pakaian dan langsung solat isya' tak lupa dia panjatkan doa untuk semua kebaikannya agar dimudahkan segala urusan termasuk urusan di tempat kerjanya.

Malam ini Melati tidur dengan kegelisahan.Akankah esok dia masih bisa bekerja di tempatnya yang sudah beberapa bulan menjadi tempatnya mengais rezeki.

***

Keesokan paginya seperti biasa Melati bersiap-siap untuk pergi kerja waktu menunjukan pukul 7 pagi.Langkahnya mengayun menuju pangkalan ojek namun belum juga sampai mobil hitam mewah berhenti tepat disampingnya.

Melati menatap sekilas mobil itu lalu kembali mengayunkan langkahnya.

"Tunggu Melati!"

Melati menghentikan langkahnya mengarahkan ke arah suara yang menyebut namanya.Sosok pria tampan berumur 30 tahunan yang terlihat oleh Melati.

"Siapa Anda?" telisik Melati.

Pria itu mengetahui namanya namun ia tidak tahu siapa pria itu.

"Aku Riko Wijaya, mungkin kau tidak tahu aku atasanmu di kantor lebih tepatnya kau bekerja di kantorku," jelasnya.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," timpal pria itu.

Mendengar itu Melati semakin berpikir ini akhir dari pekerjaannya karena jelas pria itu akan memecatnya karena terlalu lancang dengan istrinya kemarin.

"Maaf Pak, saya tidak bermaksud menyinggung perasaan istri Anda.Saya minta maaf, mohon jangan pecat saya." Melati sampai bersujud di kaki pria itu dengan permohonannya.

"Aku kemari atas permintaan istriku, Ia ingin aku membawamu ke rumah sakit," jelas pria itu.

"Rumah sakit, Ibu-"

"Mia," sahut pria itu meneruskan ucapan Melati.

"Cepat ikut aku, nanti aku jelaskan di rumah sakit!"

Pria itu langsung menarik tangan Melati, beranjak pergi ke rumah sakit dimana istrinya dirawat.Setengah jam berlalu, akhirnya pria bernama Riko dan Melati sampai di rumah sakit Harapan Ibu.Keduanya memasuki ruang rawat VIP itu.

"Sayang." Riko mengelus kening istrinya bernama Mia.

"Mas, mana Melati?"

"Ibu Mia." Melati yang berdiri di belakang Riko menampakkan wajahnya ketika wanita itu menyebut namanya.

"Melati." Mia langsung memeluk tubuh gadis itu sambil meneteskan air mata.Rasanya dia begitu bahagia melihat kehadiran Melati, seakan Melati adalah obat yang dia butuhkan.

Riko melihat istrinya begitu sedih membuat hatinya begitu terpukul.Hatinya serasa hancur tapi apalah daya inilah takdir yang harus di hadapinya.Mia berkali-kali keluar masuk rumah sakit akibat sakit yang dideritanya.

Mia menceritakan semua keadaanya ke Melati akibat kanker rahim yang di deritanya beberapa bulan lalu Dokter telah memvonisnya tidak akan memiliki keturunan.

Riko sebenarnya tidak masalah dengan keadaan Mia namun keluarga Riko yang tidak mengetahui keadaan Mia terus saja menuntutnya agar segera hamil.Keadaan Mia pun hanya diketahui Riko dan Mia sementara keluarga yang lain tidak mengetahui.Akibat sakitnya itu mia juga sering sakit-sakitan terkadang tiba-tiba pingsan membuat keadaannya begitu lemah.

Pertemuannya dengan Melati membuatnya berpikir untuk menjadikan gadis itu sebagai istri kedua suaminya karena ia tahu Melati adalah gadis yang tepat.Karena terlalu bersemangat Mia pun langsung melamar Melati walaupun tanpa sepengetahuan Riko.Mia yakin kali ini Riko tidak akan menolak mengingat gadis yang dipilihnya begitu cantik juga polos.Melati seakan mengingatkan dirinya semasa masih melajang. dia

"Bu Mia, maaf saya tidak bisa." Melati kembali menolak keinginan Mia walaupun sudah menceritakan semua masalahnya.

"Melati, ini tidak akan merusak masa depanmu.Kalian hanya akan nikah siri dan setelah kau mengandung, aku akan pura-pura mengandung dan melahirkan.Setelah anak itu lahir, aku akan jadi ibunya dan kamu bisa melanjutkan hidupmu.Akan aku tanggung semua hidupmu dan keluargamu.Aku juga akan menyekolahkan adik-adikmu setinggi-tingginya sekolahkan.Rumah apapun yang kau minta aku akan memberinya," tawar Mia.

"Tapi Bu, saya bukan wanita yang menjual diri," tolak Melati.

"Melati, tidak ada yang menjual diri disini.Kamu menolong hidupku dan aku juga akan menolong hidupmu.Aku akan sangat berterima kasih selama hidupku untuk semua kebaikanmu." Mia memohon dengan mata berkaca-kaca.

"Akan saya pikirkan Bu, saya akan bicarakan dulu dengan orang tua saya."

"Tolong jangan bicara soal anak itu, kamu cukup bicara kamu akan menikah," sahut Mia.

Mia tahu pasti orang tua Melati tidak akan mengizinkan kalau tahu Melati hanya akan mengandung anak riko dan setelah itu Melati akan diceraikan.Orang tua manapun pasti akan menolak.Apalah daya, inilah yang bisa Mia lakukan untuk menyelamatkan rumah tangganya.Dia juga tidak akan menghancurkan hidup wanita manapun untuk menyelamatkan hidupnya karena Ia akan pastikan Melati akan bahagia sebelum atau sesudah menjadi istri siri suaminya.

Mia memeluk tubuh Melati dan sungguh berharap Melati akan menyetujui permintaannya karena itulah harapan satu-satunya.

"Mas tolong antar Melati pulang!" perintah Mia.Riko mengangguk, Melati pun beranjak pergi meninggalkan ruangan itu.

Riko berjalan dibelakang Melati.Hati Riko begitu tidak karuan tapi apa daya ini keinginan istrinya dan mungkin untuk kebaikan rumah tangganya karena ia tidak ingin membuat Mia semakin tersiksa dengan sakitnya karena terus memikirkan masalah rumah tangganya.

"Maafkan Mia, ya?aku berharap kamu akan menyetujui permintaan kami." Riko berucap sambil terus memandangi jalan mengemudikan mobilnya dengan hati-hati.

Melati hanya diam tak menyahut apapun perkataan Riko, hatinya masih begitu gelisah.

Setelah 20 menit akhirnya Melati sampai dirumah.Melati keluar dari mobil dan langsung masuk rumahnya tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Riko.Riko menghela napas panjang dan langsung beranjak pergi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!