Kinasya Salsabilah, memperhatikan suaminya yang baru sampai di halaman rumah dari balkon lantai dua. Sorot matanya menyipit, ia merasa curiga dengan kemeja suaminya yang terlihat begitu lusuh.
"Pasti abis ngapa-ngapain sama Novi." gerutu Kinasya dengan amarah yang mulai bangkit.
Nama itu disebutnya lagi. Sepupu Ghifar, yang menjabat sebagai CEO di perusahaannya.
Owner, adalah pemilik perusahaan. Sementara, founder merupakan pendiri perusahaan dan CEO merupakan pemegang puncak eksekutif.
Teuku Ghifar adalah owner di perusahaan hasil bagian warisan keluarga besarnya. Tugas pemilik perusahaan, yaitu menyediakan dana, melakukan kegiatan administratif, membagi tugas untuk karyawan, memimpin perusahaan, bertanggung jawab atas kerugian bisnis dan mengembangkan strategi bisnis.
Sedangkan founder, adalah posisi pihak utama yang membuat atau memberikan ide wirausaha. Founder mengacu pada orang pertama, yang memulai atau menemukan ide bisnis. Posisi ini, diisi oleh ayahnya sendiri. Papah Adi Riyana, petani kopi yang sumber daya lahannya dikelola oleh perusahaan milik Ghifar.
Posisi yang diisi oleh Novi, Chief Executive Officer. Merupakan kepanjangan dari CEO, adalah jabatan tertinggi dalam sebuah perusahaan dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan bisnis yang dijalankan. CEO kedudukannya sebagai pekerja, ia pun diberi upah sama dengan pekerja lainnya.
"Assalamualaikum..." Ghifar memasuki rumah megah yang ia bangun dengan hasil jerih payahnya sendiri.
Ia mengedarkan pandangannya, mencari ratu yang menghidupkan suasana di rumahnya.
"Ma...." ia berseru dengan berjalan ke arah kamarnya.
Ghifar tidak mengetahui, bahwa istrinya berada di balkon.
"Papa...." dua anak berkulit eksotis itu berlarian ke arahnya.
Ghifar tersenyum lebar, lalu ia mengusap-usap kepala anak laki-laki dan anak perempuannya.
"Ma mana, Kak? Dek?" tanya Ghifar, dengan menatap kedua anaknya bergantian.
Cut Dinda Kalista, adalah anak pertamanya yang berusia enam tahun. Gadis cantik berambut ikal gantung tersebut, biasa dipanggil Kal oleh orang-orang terdekatnya.
Kafi Teuku Dafir, adalah anak keduanya yang berusia lima tahun. Anak laki-laki berparas manis dengan lesung pipi yang hanya terdapat di pipi bagian kanannya saja, jangan lupakan alis tebal dan gigi susu yang mulai tanggal. Kafi, biasa dipanggil Kaf.
Panggilan unik, yang tercetus dari panggilan istrinya. Kinasya, biasa dipanggil Kin. Membuat kedua anaknya, memiliki nama panggilan dengan awalan huruf K, sama persis seperti namanya.
Usia Ghifar terpaut dua tahun lebih muda, dari usia istrinya. Ghifar berusia tiga puluh tahun, dengan Kinasya yang berusia tiga puluh dua tahun.
Permasalahan rumah tangga silih berganti, yang awalnya timbul dari tuduhan Kinasya pada suaminya. Bukan sekali dua kali, Ghifar begitu murka pada istrinya. Namun, ia tetap mempertahankan Kinasya sebagai istrinya.
Bukan cuma karena Ghifar begitu mencintai istrinya. Tapi, pertahanan Ghifar kian menguat lantaran hanya istrinya yang mampu menyembuhkan disfungsi seksual yang ia idap sejak sepuluh tahun yang lalu.
Berawal dari mantan kekasihnya yang diperkosa oleh kakak lain ayahnya. Ghifar hanya mampu memendam luka batinnya, dengan cara merantau dan pergi dari kehidupan keluarganya untuk sementara.
Awalnya ia tidak menyadari, sampai ia berkontak fisik dengan perempuan. Lalu ia merasa, bahwa pusaka turunannya tidak bereaksi sama sekali dengan kemolekan wanita.
Ia memiliki rasa tertarik pada wanita, seperti laki-laki normal pada umumnya. Hanya saja, pusaka turunan dari ayahnya tidak bisa mengeras sama sekali. Tentu, itu membuat kepercayaan dirinya menciut untuk mendekati seorang wanita.
Brak.....
Ghifar dan anak-anaknya tersentak kaget. Mereka amat terkejut dengan bantingan pintu yang begitu kuat, dengan munculnya ratu yang terlihat begitu murka padanya tersebut.
...****************...
Hai, hai.... Baru satu episode, udah belajar tentang kedudukan perusahaan aja 🤭 Biar makin pintar, baca koleksi karya author yang lain juga ya 🤗 Mohon doa dan dukungannya 🙏😁
Bantu sundul, Kak. Tap ❤️ favorit, rate ⭐⭐⭐⭐⭐, vote, like, hadiah, komentarnya juga jangan lupa 🤗
"Kenapa, Ma?" Ghifar menarik kedua buah hatinya.
"Aku udah capek ya, Far! Aku kurang apa sih?! Kenapa kau bertingkah melulu?" Kinasya maju dua langkah.
Ghifar memperhatikan kedua buah hatinya bergantian, "Gih, ke kamar dulu. Nanti Papa nyusul." Ghifar tak mau kedua anaknya melihat orang tuanya beradu argumen.
Barulah Ghifar kembali memperhatikan istrinya, setelah dirinya sudah bisa mengendalikan kedua anaknya.
"Kenapa, Ma?" Ghifar terkenal sebagai pemilik tutur kata yang lembut.
Kinasya berjalan mendekat, lalu ia menarik kemeja yang dikenakan suaminya. Urat-urat lehernya menegang, sorot mata penuh amarah terlihat begitu tajam mematikan.
Ghifar teringat vonis psikiater tentang keadaan istrinya.
"Kesehatan mentalnya, Pak. Sindrom Othello disebutnya. Sindrom Othello adalah gangguan kejiwaan yang terjadi saat seseorang meyakini pasangannya tidak setia, meski tidak ada bukti kuat yang membuktikannya. Biasanya disebabkan oleh, rasa rendah diri atau low self-esteem, rasa tak aman atau insecurity, bisa juga rasa takut berlebihan atau fear."
"Papa cuma kerja, Ma." Ghifar mendekap istrinya penuh sayang, "Mama yang tenang." Ghifar mengusap-usap punggung istrinya.
Lalu ia melepaskan pelukannya pada istrinya, ia tersenyum manis dan menyembunyikan rasa lelahnya bekerja seharian.
"Tadi Papa kerja langsung di lapangan. Sama beberapa petinggi, ngobrol sama founder. Terus liat-liat keadaan ladang, liat kualitas biji kopi pas masih di ladangnya. Papa panas-panasan, sama papah Adi juga. Silahkan tanya ke papah Adi, kalau Mama tak percaya." jelas Ghifar perlahan.
Air mata Kinasya menitik di ujung matanya. Emosinya terlihat mulai menurun, melewati aliran cengeng yang mulai banjir.
"Papa tak bohong kan?" kini Kinasya mendekap erat tubuh suaminya. Ia menciumi bau khas suaminya, yang bercampur dengan keringat.
"Papa tak bohong, Mah." jawab Ghifar lembut.
Isakan kecil mulai terdengar, "Papa masih muda, bahkan sama Mama pun lebih tua Mama. Papa kaya, Papa punya segalanya, pasti Papa pengen kek temen-temen Papa yang beristri dua."
Ghifar menarik nafasnya, dengan memejamkan matanya. Ia sudah bosan, berulang kali mendengar penuturan istrinya itu. Beribu-ribu kali ia menjelaskan, bahwa ia tidak pernah berpikir untuk menduakan istrinya.
"Mama yang tenang, Papa tak pernah pengen punya banyak istri. Satu aja, pecah kepala Papa. Apalagi dua."
Kinasya mengusap air matanya. Ia melepaskan pelukannya. Mata mereka bertemu, dengan tawa ringan dari keduanya.
"Mama berisik ya, Pa?" tanya Kinasya malu-malu.
"He'em. Akhhh, akhhh, akhhh, begitu. Padahal baru jalan sepuluh menit."
Kinasya langsung mencubiti perut suaminya. Dengan gelak tawa dari keduanya, yang menghidupkan kembali suasana rumah yang sunyi dan penuh ketegangan tadi.
Kali ini Ghifar berhasil, untuk menenangkan hati istrinya. Ia tetap berusaha menuruti perintah dan kemauan istrinya, agar kejiwaan istrinya tidak kembali terguncang.
Ghifar masih berusaha membuka pikiran istrinya dan menyadarkan istrinya, bahwa dirinya hanya ingin hidup bahagia dengannya. Meski kemungkinannya kecil, tetapi Ghifar berusaha sebisa mungkin.
"Gangguan kesehatan mental ini, dapat menjadi lebih serius daripada yang diperkirakan. Ketika tindakan atau perilaku penderitanya sampai merugikan diri sendiri dan orang lain. Ini yang kita takutkan dan terkadang terjadi di luar pemikiran kita. Ada client Saya, dia adalah seorang suami yang membunuh istrinya karena memiliki kecurigaan yang kebenarannya tidak dapat ia buktikan. Kasus ini pernah Saya tangani, bapak tersebut pun sekarang sedang menjalani masa hukuman. Makanya Saya minta tolong pada Bapak. Tolong, awasi istri Anda dengan baik. Pantau terus interaksinya dengan anak-anak Bapak, jangan biarkan dia sendirian dengan pemikirannya. Bapak juga harus bisa menghindari pertengkaran, atau menenangkan hati istri Bapak dengan baik. Karena yang Saya takutkan adalah, di mana terjadi malah sebaliknya seperti client Saya itu. Kita paham, Pak. Di sini, kita tidak ingin dirugikan. Apalagi, jika yang merugikan diri kita adalah pasangan kita sendiri."
Amanat dokter spesialis kejiwaan istrinya, yang merangkap sebagai teman ibunya Ghifar, kembali terlintas di benak Ghifar. Ia pun menggunakan jasa teman ibunya, untuk memantau perkembangan kejiwaan Kinasya, semata-mata agar Kinasya tidak semakin gelap mata karena sifat cemburu butanya.
Dengan cara seperti itu. Kinasya tidak tahu, bahwa dirinya diajak berkomunikasi dengan psikiater. Ia hanya tahu, menyambut dan menemani mengobrol teman ibu mertuanya saja.
"Kalau sampai Papa macam-macam, Mama tak segan-segan bakal….
...****************...
Yey, up dong 🤩 Baca juga karya dari Author ya 🤗
Sang Pemuda (end) -> Kisah bujang dan janda anak satu yang menikah karena digrebek.
Belenggu Sang Pemuda (end) -> Kisah poligami, pernikahan yang sengaja dirahasiakan dari orang tuanya.
Belenggu Delapan Saudara (end) -> Ini yang paling unik loh 😉 karena kisah delapan anak diceritakan dalam satu cerita.
Canda Pagi Dinanti (on going) -> Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Dia nikah sama kakak pacarnya, karena menjadi korban pemerk*saan dari kakaknya pacarnya sendiri.
Ayo, buruan ikuti semua kisahnya 😁👍🙏
"Kalau sampai Papa macam-macam, Mama tak segan-segan bakal nekat."
Ghifar tertegun, mendengar ancaman istrinya itu. Ghifar benar-benar tak ingin istrinya mendapat kemalangan, apalagi buah cinta mereka.
Ghifar tak pernah memikirkan hal buruk yang istrinya lakukan padanya. Mungkin, ia akan menerima jika sampai dirinya yang terluka. Hanya saja, ia malah takut jika sampai kehilangan istrinya atau anak-anak mereka. Ghifar meyakini, dirinya akan gila saat itu juga.
Ding…. Dong….
Perhatikan mereka terpecahkan.
"Papa…. Ada tamu." seru anak gadis mereka yang keluar dari kamar, yang bersebelahan dengan kamar pribadi Ghifar dan istrinya.
"Ya, Kak. Biar Papa yang turun. Kak Kal temani adek Kaf aja." sahut Ghifar dengan memperhatikan anaknya dengan senyum.
"Ya, Papa." Kalista kembali ke kamar.
Ghifar menggulirkan pandangannya pada istrinya, "Papa turun dulu ya, Yang." Ghifar mempertahankan senyumnya hanya untuk istrinya.
"Ya, Pa. Biar Mama hangatkan masakan dulu, biar Papa makanya enak." Kinasya membalas senyum penuh kasih dari suaminya.
Mereka berjalan beriringan menuruni tangga. Ghifar memilih berjalan ke depan, untuk menyambut tamu yang datang. Dengan Kinasya yang memilih untuk berjalan menuju dapur, sengaja ingin menghangatkan masakan yang ia buat khusus untuk suaminya.
Ceklek….
Ghifar membulatkan matanya, melihat wajah kacau Novi. Novi sesenggukan, dengan air mata yang bercampur dengan warna-warni di wajahnya.
"Far…" Novi mengulurkan map berwarna coklat pada Ghifar.
"Aku minta maaf." Novi mengatur nafasnya yang tidak stabil itu.
"Kenapa?" Ghifar menerima map tersebut dengan kebingungan.
Setelah menerima map itu, Ghifar menggaruk kepalanya dengan memperhatikan Novi yang masih sesenggukan.
"Aku bikin perusahaan kau rugi besar. Vendor usaha kita, ternyata bukan perusahaan resmi. Maaf, aku kurang teliti." Novi tergugu hebat, ia terlihat begitu menyesal dan ketakutan.
Ghifar terdiam kaku, ia tidak bisa menerima hantaman kenyataan yang Novi kabarkan.
Ia teringat beberapa kali pertemuannya dengan Novi di kantor. Pantas saja, Novi selalu menghindarinya dan terlihat gugup. Novi selalu memutus pandangan mereka, ketika tengah bertegur sapa saat bertemu.
Novi mengguncang bahu Ghifar, "Kau bisa pecat aku, Far. Aku tau, aku tak layak lagi buat mimpin perusahaan kau. Aku kurang teliti, aku ceroboh, aku bodoh." begitu memilukan hati keadaan Novi sekarang.
Wanita dewasa berusia tiga puluh satu tahun itu, berpindah menyentuh lengan Ghifar.
"Atau…. Kau bisa pekerjaankan aku tanpa gaji, sampai kerugian perusahaan kau bisa tertutupi. Sekali lagi, aku minta maaf." tangis wanita blasteran Indo Turki itu, semakin penuh penyesalan.
Novi sekuat hati, menahan ketakutannya untuk menceritakan kejujuran masalahnya pada Ghifar. Namun, ia sadar. Ia tidak bisa menyembunyikan kebenaran ini lebih lama lagi, dari pemilik perusahaan. Mau bagaimanapun, ia dituntut transparan untuk segala hal-hal yang bersangkutan dengan perusahaan.
Di sisi lain, Ghifar tersadar bahwa Novi masih bagian dari keluarga besarnya. Ghifar paham, Novi tidak sengaja melakukannya. Ghifar mengerti, Novi pun tidak ingin semua hal itu menimpa perusahaannya.
Ia merangkul pundak Novi. Usapan lembut dan dekapan hangat coba ia salurkan, untuk menenangkan diri Novi.
"Kau tetap kerja, kek biasanya. Kita selesaikan kerugian perusahaan ini sama-sama. Nanti aku ngomong sama mamah dan papah, biar mereka bisa bantu dan ngasih saran tentang masalah perusahaan kita. Lain kali, kau cek dulu napak tilas perusahaan vendor. Biar tak terjadi kejadian yang sama lagi." Ghifar melirik Novi dengan memajang senyum menenangkan, "Intinya, kita lebih transparan dan hati-hati aja." lanjutnya kemudian.
Novi merasa tenang, mendengar keputusan pemilik perusahaan tersebut. Ketakutannya untuk jujur pada Ghifar, enyah begitu saja setelah mendengar penuturan dari Ghifar sendiri.
Novi berpikir, jika dari awal ia menjelaskan semuanya pada Ghifar. Ia tidak akan merasakan tidak enak tidur dan tidak enak makan belakangan hari ini. Karena ternyata, prasangkanya pada Ghifar yang akan mengamuk dan menjatuhkannya tidak terjadi hari ini.
Namun, masalah datang dari sisi lain. Di mana, Kinasya menyaksikan semuanya dengan gelap mata dan pikir.
Air yang berada di dalam gelas sampai berombak, karena getaran amarah yang Kinasya salurkan pada telapak tangannya.
Giginya bergemeletukan seiring serapah dan makian yang ia tahan di dalam indra pengecapnya.
Kejiwaan Kinasya mulai terguncang kembali.
...****************...
Bisa kok up konsisten 🤗 kalau yang baca tiap favorit ❤️ dan dukung karya-karya aku 😅
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!