NovelToon NovelToon

Hight Quality Jomblo

Bab. 1

Hari pertama dia bekerja disebuah studio foto terbesar dan ternama di Ibu kota. Bersama tiga orang rekannya yang juga sama - sama baru hari pertama bekerja.

Bagi Joelene ini adalah pengalaman pertama dia bekerja, karena dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sarjananya, lalu dia melihat iklan lowongan kerja pada surat kabar hingga dia pun berminat mengirimkan lamarannya yang akhirnya diterima.

Walaupun ini bukan dunia kerja yang diimpikannya tapi bagi nya ini bisa menjadi batu loncatan untuk memperoleh pengalaman dalam dunia kerja yang belum pernah dia jalani sebelumnya.

Sambil menunggu dipanggil keruangan CEO Sekaligus owner dari studio foto tersebut, mereka pun berkenalan.

Ada empat orang anak baru pagi itu, Joelene salah satunya, Miranti alias Anty, Indah dan satu orang cowok yaitu Hudsen.

Setelah mereka saling berjabat tangan dan sudah saling kenal kemudian mereka berempat di panggil masuk keruangan CEO untuk menerima pengarahan dan bimbingan tentang jobdes mereka.

hudsen satu - satunya laki - laki diantara mereka berempat, diletakkan dibagian lab atau lebih tepatnya lagi bagian cetakan, sedangkan Indah, Anty dan Joelene diletakkan dibagian customer service atau bahasa awamnya pelayan toko.

Karena mereka bertiga bertugas melayani dan mencatat orderan dari konsumen yang datang dan mencatak foto apa yang mereka inginkan, apakah pas foto, foto close up, pra wedding, foto wisuda, maternity ataupun foto baby.

Siang itu mereka memulai pekerjaannya dengan gembira, terlebih Joelene yang sangat hobbi dengan dunia fotography.

Sore hari tepat pukul 17.00 wib Joelene pulang kerumahnya, ia sedikit kelelahan karena belum terbiasa, tiba dirumah dia langsung merebahkan tubuhnya dikasur dan terlelap.

“Jo,,,joelene,,ya ampun jo!! Pulang kerja bukannya mandi bersih - bersih malah tidur, ayo bangun Jo,,, mandi gih!!” Suara Ibu membangunkan Joelene yang masih terlelap.

Dengan malas Jojo membuka matanya, kemudian melirik jam pada ponselnya, yang menunjukkan pukul 18.30 wib, perlahan Jojo mulai bangkit dari tempat tidurnya dan meraih handuk kemudian memasuki kamar mandi dan membersihkan diri.

Joelene atau biasa dipanggil Jojo, dia memiliki dua kakak perempuan yang keduanya sudah menikah dan tinggal bersama keluarga kecilnya masing - masing.

Saat makan malam, ayah bertanya perihal pekerjaan barunya

“Jo,,gimana kerjaannya nak, apa kamu bisa mengikutinya ?” Tanya Ayah sambil menikmati santap malam nya

“Asik kok yah, lagian baru juga sehari. Kalau Jojo kelihatan kelelahan ya wajarlah yah, namanya juga belum terbiasa, nanti juga Jojo enjoy”

“Sebenarnya kamu kerjanya apa sih ? Terus pakaiannya kok begitu, bebas kayak pakaian mau ke mall aja, emang gak ada baju seragamnya ?” Selidik Ibu

“Seragamnya ada Bu, tapi ditinggal dikantor, dari rumah boleh pakai baju biasa, nyampe kantor baru ganti baju”

“Ya sudah,, yang penting kamu enjoy, kerja itu jangan pilih - pilih nak, apalagi pekerjaan yang pertama kali kamu dapat kan, jalani saja dulu walaupun pekerjaan itu tidak sesuai dengan harapan kita, setidaknya kita bisa dapat pengalaman baru di dunia kerja” nasihat ayah pada putri bungsunya itu.

“Siyap boss!! Jojo bakal ingat pesan ayah” Ucap Jojo sambil menghormat.

Mereka bertiga pun melanjutkan makan malamnya hingga selesai, kemudian Jojo membersihkan meja dan mencuci peralatan makan mereka, setelah itu Jojo langsung masuk kekamarnya untuk beristirahat, karena esok pagi dia harus berangkat bekerja karena mendapat giliran sift pagi.

\*\*\*\*\*

Satu bulan sudah Jojo menjalani pekerjaan barunya, meski sedikit kelelahan tapi dia sangat menikmati pekerjaannya itu.

Siang itu,setelah selesai makan siang, Jojo kembali melanjutkan pekerjaannya dan bergantian dengan Indah dan Anty yang akan makan siang.

“Selamat siang Ibu, ada yang bisa saya bantu ?” Ucap Jojo ramah pada costumer yang baru saja datang

“Siang dek, saya mau tanya, saya mau memperbaiki foto suami saya yang sudah rusak, apa masih bisa diperbaiki dan dibuatkan soft copynya ?” Tanya si Ibu

“Oh.. boleh saya lihat foto lamanya bu?” Ucap Jojo, si Ibu pun mengeluarkan selembar foto yang sudah rusak karena berjamur.

“Oh...ini masih bisa bu, nanti akan kita benerin lagi dan akan dibuatkan file soft copy nya, fotonya ditinggal saja ya bu” Ucap Jojo

“Oh Iya dek, tapi jangan sampai hilang ya, karena hanya itu foto suami saya yang saya punya”

“Baik bu, sebentar saya buat kan bon nya dulu ya bu” Jojo pun membuatkan bon sebagai bukti pengambilannya nanti.

“Bu,, besok siang sudah bisa diambil ya bu, jangan lupa membawa bon tanda bukti pembayarannya ya bu”

“Oh...baik dek,,terima kasih ya” Ucap si Ibu sambil beranjak dari kursinya.

Segera Jojo menyerahkan foto suami si Ibu kebagian editing agar segera dikerjakan.

Keesokan hari nya, si Ibu pun datang untuk mengambil foto suaminya yang sudah diperbaiki.

“Selamat siang dek, saya mau ambil orderan saya kemarin” Ucap si Ibu sambil menunjukkan bon bukti pembayarannya.

“Sebentar ya bu, saya ambil dulu” Ucap Anty, yang siang itu sedang bertugas, karena Jojo sedang istirahat makan siang.

Tak lama Anty mengambil pesanan si Ibu, foto yang sudah di frame sesuai permintaan si Ibu, kemudian Anty pun meperlihatkan pada si Ibu.

Si Ibu terlihat sangat puas sekali dengan hasil foto suaminya yang sudah di frame dan terlihat seperti foto baru

“Wah...Terima kasih ya dek, fotonya suami saya sudah kembali baru dan sudah di frame”

“Iya bu,, Sama - sama, ada lagi yang bisa saya bantu bu?” Tanya Anty

Si Ibu pun memeriksa amplop yang diserahkan Anty yang berisi file soft copy foto suami si Ibu yang sudah disimpan dalam bentuk CD.

“Dek,, foto lama suami saya yang saya serahkan kemarin untuk diperbaiki kok gak ada ya dek?”

“Oh...sebentar saya tanya kedalam ya bu” Ucap Anty Rama sambil beranjak menemui bagian editing untuk menanyakan nya.

Bagian editing tidak ada menyimpan hard copy fotonya, lalu mereka melihat user file yang menerima orderan si Ibu, tertera kode user Jojo, kemudian mereka pun menemui Jojo yang baru saja selesai makan siang.

“Jo...kemarin nomor bon ya ini order nya Sama kamu kan? Hard copy nya kamu simpan dimana, soalnya si Ibu nanyain” Ucap Anty sambil memperlihatkan bon pengambilan yang diserahkan si Ibu

“Oh...iya fotonya udah aku scan, coba sebentar aku cari” Ucap Jojo

Jojo pun menuju meja CS dan mencari - cari foto yang dimaksud. Hingga hampir tiga puluh menit Jojo tidak menemukan foto tersebut.

“Ibu,,, maaf bu, fotonya belum saya temukan, mungkin tercecer, tapi untuk file soft copy nya sudah ada didalam CD jadi kapan saja Ibu mau cetak ulang, Ibu bisa bawa CD nya” terang Jojo

“Bukan masalah saya mau cetak ulang dek, tapi dibelakang foto itu ada puisi tulisan tangan almarhum suami saya dek dan hanya itu satu - satunya kenangan yang saya punya” Ucap si Ibu dengan raut wajah sedih.

Jojo merasa bersalah dan semakin merasa bersalah lagi bahwa ternyata suami si Ibu sudah meninggal dunia.

“Ibu.. saya mohon maaf, saya janji akan mencari foto itu sampai dapat, kalau nanti fotonya sudah ketemu saya akan menghubungi Ibu, atau saya minta alamat Ibu biar saya antar kerumah Ibu ya” Ucap Jojo dengan rasa bersalah

Terlihat wajah si Ibu tak mampu menutupi kesedihannya, dia pun meneteskan air mata, hingga situasinya terlihat oleh CEO yang memantau langsung dari CCTV.

Wardana selaku CEO langsung turun menemui Jojo dan si Ibu.

“Ada apa ini Joelene ?” Ucapnya dengan suara berat

“Eh..mm..anu mas, kemarin si Ibu menyerahkan foto almarhum suami Ibu ini untuk diperbaiki, tapi saya sudah membuat foto nya tercecer mas” Ucap Jojo dengan terbata

“Ibu.. saya mohon maaf atas keteledoran karyawan saya ya, saya berjanji akan mencari foto tersebut dan akan menyerahkannya pada Ibu, Ibu tinggalkan saja nomor telpon dan alamat Ibu agar Setelah ketemu bisa kami hubungi” Ucap Wardana

Si Ibu pun setuju, kemudian meninggalkan kartu namanya pada Jojo

“Tapi mas, adek ini jangan dipecat ya?” Pinta si Ibu yang merasa iba pada Jojo yang sudah tertunduk

Wardana hanya menanggapinya dengan tersenyum dan mengangguk pelan.

Setelah si Ibu pergi, Jojo pun menemui Wardana di ruangannya

“Sore mas,,”

“Oh..ya..sore Jo, masuk”

“Mas, saya janji akan mencari foto tersebut, kalaupun foto tersebut tidak saya ketemukan, mas boleh kok memotong gaji saya”

Wardana menatap Jojo sambil menaikkan kedua alis matanya

“Memangnya, kalau gaji kamu saya potong, bisa mengganti foto kenangan Ibu itu?”

Jojo menjadi salah tingkah dan semakin takut melihat bos nya itu, dia sadar semua ini memang murni kesalahannya dan siap menerima konsekwensinya.

“Coba kamu cari dulu, kalau nanti tidak ketemu, biar saya yang menemui Ibu itu dan saya tidak akan memotong gaji kamu, belum juga terima gaji pertama, sudah sana,,,coba kamu cari betul - betul” Ucap Wardana.

Jojo pun berpamitan dan merasa senang karena akhirnya gaji pertamanya tidak jadi dipotong.

Bab. 2

Setelah seminggu Jojo pulang malam terus untuk mencari foto tersebut, akhirnya dia menemukan fotonya.

“Akhirnyaaa....! Sekian purnama dicari - cari, hufft...gara - gara ni foto, nyaris gaperta aku dipotong” ucap Jojo

“Wah..berarti kita harus syukuran dong Jo,,hari ini kan kita gajian” celetuk Anty

“Beres,,,tapi aku anterin foto ini dulu kerumah si Ibu ya, soalnya aku udah janji kalau misalnya fotonya udah ketemu, aku bakal anterin kerumahnya, jadi kita makan - makannya besok aja ya, ok??”

“Serah deh,,,Yang penting syukuran,, tul gak In ?” Ucap Anty

“Betul banget Ty, sering - sering aja traktirin kita, biar tambah mudah rezeki kamu Jo” Ucap Indah

“Yeee...gak kaya - kaya dong, gara - gara traktirin kalian terus,,,hahaha”

“Tenang Jo, nanti juga bakal kita do’a in biar kamu dapat jodoh kaya, biar bisa traktirin kita tiap hari” celetuk Anty

“Tidaak..! Aku belum mau nikah Anty,, masih mau foya - foya dan kaya raya dulu, baru mikirin nikah,, etapi ya...di aminin aja deh,, mudah - mudahan,, hahaha...” Ucap Jojo dan mereka pun tertawa.

Sore harinya, Jojo pun pergi menuju rumah si Ibu untuk mengantarkan fotonya dan saat ini dia sudah berdiri didepan pintu pagar sebuah rumah dengan halaman luas dengan model bangunan lama namun terlihat nyaman dan tertata rapi.

Bangunan yang terlihat klasik namun berkelas, bangunan yang terlihat sederhana namun pastinya terasa nyaman berada didalam.

Merasa alamatnya sudah sesuai dengan yang tertulis di kartu nama, Jojo pun memastikan nomor rumahnya

“Nomor 128,, haaa..iya bener ini rumahnya” ucapnya, kemudian memencet bel. Muncul seorang wanita yang usianya kira - kira 45 tahunan.

“Cari siapa mba?” Ucap wanita itu

“Bu,, apa bener ini rumah Ibu Suci Sasmita ?” Tanya Jojo sambil membaca kartu nama yang ada ditangannya

“Oh...iya benar, mba nya darimana dan ada keperluan apa?”

“Saya Joelene bu dari studio foto, mau mengembalikan sesuatu, Ibu nya ada?”

“Siapa Na?” Ucap si Ibu yang muncul dari pintu utama rumah tersebut

“Ini bu, katanya dari studio foto” Ucap Ratna asistennya

“Oh...iya..suruh masuk aja Na” Ucap si Ibu. Jojo pun dipersilahkan masuk.

“Gimana dek, sudah ketemu fotonya?”

“Oh..iya sudah bu, maaf agak lama, baru tadi pagi saya temukan, saya mau mohon maaf sekali lagi atas keteledoran saya” Ucap Jojo meminta maaf sambil menyerahkan amplop yang berisikan selembar foto

“Gak apa dek, ohya... nama kamu siapa dek? Usia kamu berapa?”

“Nama saya Joelene Anastasia, biasa dipanggil Jojo bu, umur saya 23 tahun”

“Wah...berarti saya panggil anak dong, soalnya beda tipis usianya dengan anak saya”

“Boleh bu, kalau begitu saya pamit pulang dulu ya bu”

“Baiklah, terima kasih ya Jo, eh..tapi gaji kamu gak dipotong kan karena masalah ini ?”

“Nggak kok bu, saya permisi dulu bu” Ucap Jojo sambil beranjak dari duduknya menuju gerbang.

“Iya,,,hati - hati ya” Ucap si sibuk ramah.

Setelah mengantarkan foto milik Ibu tersebut, Jojo pun bergegas pulang kerumahnya.

Sesampainya dirumah, dia disambut dengan suara teriakan Ibu nya

“Jojo....darimana saja kamu? Tiap hari pulang malam terus, memangnya kamu kerja apa sih? Pergi pagi, pulang malam, kerjanya gak jelas apaan, sebenarnya kamu itu kerja apa,, jangan - jangan pekerjaan kamu gak benar lagi!!”

“Ibu... belum juga Jojo masuk kerumah, Ibu udah ngomelin dia kaya gitu, dia kan baru pulang kerja bu, kan capek, biar lah dia masuk dulu” Ucap Ayah

Dengan wajah kesal karena disambut omelan Ibu, Jojo pun masuk, meraih tangan Ayahnya dan kemudian Tangan Ibu nya.

“Jojo tadi banyak kerjaan bu, terus pas pulang Jojo mampir kerumah customer mengantarkan barangnya yang ketinggalan” jawab Jojo malas

“Sebenarnya kamu tuh kerja apa sih Jo, kok ada customer dan antar barang segala, jangan - jangan kamu kerja jadi kurir ya, atau ojol?!” Ucap jennifer kakak keduanya yang sedang berkunjung

“Diih...kakaaakk!! Jojo kerja jadi CS kak, kita jual satu produk, jadi ada barang customer aku yang ketinggalan jadi aku inisiatif aja anterin kerumahnya”

“Tapi produk apa sih yang kalian jual?” Tanya Jeje

“Ah...pokoknya satu produk deh,,,udah ah...Jojo mau bersih - bersih dulu” Ucap Jojo

Dia pun langsung berlalu dan masuk kedalam kamarnya. Memang dia merahasiakan tentang pekerjaannya ini pada keluarganya, karena jika Ibu dan kakak - kakaknya tau dia bekerja sebagai CS disebuah studio foto, sudah pasti mereka tidak akan setuju Jojo bekerja disitu, karena menurut kakaknya itu hanya pekerjaan untuk lulusan SMA, sementara Jojo lulusan Sarjana dengan predikat cumlaude.

Setelah selesai bersih- bersih, Jojo menuju ruang makan untuk makan malam, dia sengaja berlama - lama dikamar, agar tidak makan bersama dengan kedua orang tuanya dan kakak juteknya Jennifer alias Jeje.

Sambil menikmati makan malamnya di meja makan, Ayahnya yang tadinya sedang duduk diruang tv, langsung menghampirinya

“Jo,,,capek nak? Gimana kerjaannya, gak ada masalah kan?” Tanya Ayah

“lumayan capek Yah, tapi Jojo seneng kok, mudah - mudahan Jojo betah” Ucap Jojo singkat, agar tidak menimbulkan pertanyaan yang membuat rahasia tentang pekerjaannya terbongkar.

“Syukurlah,,kalau kamu nyaman dengan pekerjaan baru kamu, Ayah harap kamu bisa bekerja dengan baik dan bertanggung jawab, satu pesan Ayah, dimanapun pekerjaan kamu dan apapun pekerjaan kamu itu, yang nomor satu kamu jaga adalah kejujuran, karena jaman sekarang orang jujur itu langka nak” nasihat Ayah kemudian beranjak meninggalkan Jojo.

Jojo mengangguk paham kemudian tersenyum. Dikeluarganya, hanya Ayah dan kakak sulungnya Janet yang perhatian dan menyayanginya, sedang Ibu dan Jennifer selalu menyudutkannya, setiap dia melakukan kesalahan, Mereka selalu menyerang habis, melimpahkan semua kesalahan yang terjadi padanya.

Tak jarang Jojo menangis dikamarnya, merasa diperlakukan tidak adil oleh Ibu nya, yang selalu membandingkan dia dengan kedua kakaknya.

Jennifer pun mendapat tugas rahasia dari Ibu nya, untuk menyelidiki apa sebenarnya pekerjaan Jojo tanpa sepengetahuan Ayahnya.

Tiga bulan berlalu, Jojo bekerja di studio foto tersebut, suatu hari disaat kondisi studio ramai pengunjung karena sedang ada acara wisuda di kampus yang letaknya tidak jauh dari studio tersebut.

Saat Jojo dan teman - temannya melayani customer, tiba - tiba diantara kerumunan orang - orang didalam studio tersebut, muncul Jennifer mendekatinya dengan suara yang setengah berteriak

“Jojooo....! Ternyata kamu kerja disini?!”

Joelene merasa mengenal suara tersebut, dia pun menoleh kearah suara tersebut dan benar saja, Jojo melihat sosok Jennifer kakaknya sedang berkacak pinggang dengan kelopak mata yang melebar seperti hendak menelan Jojo tak bersisa.

Joelene hanya tertunduk dan tetap melayani customer didepannya, kemudian Jenni mendekat pada meja

“Jo,,,kamu harus menjelaskan semua ini didepan Ayah dan Ibu nanti malam” Ucap Jennifer sambil berlalu meninggalkan Jojo.

Jojo menghela nafas, dia pun melanjutkan pekerjaannya karena begitu banyak customer yang sudah mengantri.

Bab. 3

Sore hari sepulang kerja, Jojo Yang diantar oleh ojek online, turun dari sepeda motor dan melangkah gontai masuk ke halaman rumah.

Mendengar suara derikan pintu pagar, Jeje yang sudah menantikan kepulangan Jojo, langsung membukakakan pintu utama sambil berdiri dengan tatapan mengintimidasi Jojo.

“Eh..udah ditungguin tuh sama Ibu dan Ayah, siap - siap resign kamu” Ucap Jeje dengan nada sedikit mengancam

“Fyuhh...apa lagi ini!!” Ucap Jojo pelan sambil terus melangkah masuk menuju ruang keluarga yang didalamnya sudah ada Ayah, Ibu dan Jannet kakak sulungnya.

Jojo langsung mencium tangan Ayah dan kemudian Ibu nya lalu menyapa Jannet.

“Apa kabar kak, udah lama gak muncul kesini?” Basa - basi Jojo

“Iya...kakak lagi sibuk banget dek” Jawab Jannet singkat sambil tersenyum menghapus lembut pundak adiknya itu.

“Jo,,.duduk sini, Ibu mau bicara” Ucap Ibu dan Jeje mengambil posisi duduk disebelah Ibu nya.

Joelene merasa dia bakal diserang habis - habisan oleh Ibu nya yang dibumbui oleh Jennifer.

“Coba jelaskan kenapa kamu bisa bekerja jadi pelayan toko itu?” Ucap Ibu

“Bu,,,aku bukan jadi pelayan toko, aku itu sebagai customer service bu, Sama seperti di bank yang ada CS nya, aku bertugas menerima dan mencatat orderan customer juga mendengar kan komplain dari customer bu, bukan jadi penjaga toko seperti yang Ibu dengar dari kak Jenni, lagian ini tuh studio foto terbesar bu, bukan studio abal - abal, ini tuh cabang nya udah ada diseluruh Indonesia, juga sering melakukan pemotretan diluar negeri juga pemotretan para artis - artis bu” terang Jojo

“Ibu,,, kalau di dunia perbankan itu beda kelas CS nya bu, dia jelas memang job nya memberikan pelayanan agar para nasabah percaya untuk menyimpan uangnya juga melakukan pinjaman, mereka itu terlihat lebih elegant, gak kayak kamu tuh, kerja pakai jeans sama kemeja seragaman, pakai sepatu sport lagi” ucap Jenni membumbui

“Bu,,, sama aja kok CS di perbankan dan di studio foto, hanya saja mereka dituntut rapi dan cantik untuk menarik minat dan kepercayaan para calon nasabahnya untuk menyimpan uangnya, kalau distudio foto cukup kita berpakaian sopan, rapi dan humble pada customer” Jojo berucap

“Terserah itu mau sama atau gak, besok kamu harus resign, cari pekerjaan yang lebih layak atau lebih baik kamu menikah!” Ucap Ibu

Jojo tersentak mendengar ucapan Ibunya,bukan hanya Jojo, bahkan Ayah dan kakaknya Janet tak kalah kaget mendengar ucapan Ibu.

“Bu,,, Jojo baru saja selesai kuliah,biarlah dulu dia menikmati masa mudanya dan menikmati dunia pekerjaan, jangan buru - buru menikah” Ayah berucap.

Jojo tak kuasa menjawab ucapan Ibu nya, dia hanya duduk tertunduk menahan air mata yang nyaris membasahi pipinya.

“Bu,, biarlah Jojo bekerja dulu, mencicipi dunia kerja, nanti kalau sudah saatnya dia pasti akan menikah, lagian pacarnya aja belum berencana menikah muda, ya kan Jo?” Jannet mencoba membantu.

“Ya.. iyyalah dia belum diajak nikah, orang pacar aja dia gak punya” celetuk Jennifer

“Jeje..!! jaga bicara mu!!” Hardik Ayah, membuat Jeje seketika mengunci rapat mulutnya, karena Ayahnya memang sangat jarang marah, bahkan bisa dibilang tidak pernah, tapi dengan suara dan nada bicara tinggi saja, sudah bisa membuat ketiga kakak beradik itu tak berkutik.

“Sudah Bu,, cukup biarkan dulu Jojo menikmati masa mudanya, kalau memang Ibu tidak setuju kalau dia bekerja di studio foto itu, ya sudah dia akan resign, tapi jangan paksa dia menikah,, sudah Jo,, besok kamu buat surat pengunduran diri kamu ya, nanti Ayah akan carikan pekerjaan baru buat kamu”

“Tapi Yah,, Jojo nyaman kok dengan pekerjaan Jojo sekarang, Jojo gak apa kok bekerja di studio foto itu”

“Ya sudah kamu jangan membantah, kalau kamu masih mau bekerja, silahkan resign dan cari pekerjaan lain yang lebih layak!” Ucap Ibu

Ayah tak berbicara, dia hanya menganggukkan kepala pada Jojo agar Jojo mengikuti perintah Ibu nya.

Kemudian Jojo pun beranjak dari kursinya menuju kamar untuk berganti baju dan bersih - bersih.

Usai makan malam, Jojo memilih duduk diteras belakang, sambil memainkan Gadget nya.

Sebenarnya Jojo sangat gampang mendapatkan pekerjaan, apalagi dia menjual nama Ayahnya yang dulunya seorang pejabat pemerintahan San sangat disegani, ditambah lagi Jojo adalah anak yang cerdas dengan prestasi akademik yang baik, terbukti dengan predikat cumlaude yang disandangnya.

“Jo...belum ngantuk nak?” Suara Ayah memanggilnya

“Eh...Ayah..belum yah,,”

“Kamu gak usah khawatir ya, nanti setelah kamu ajukan surat pengunduran diri kamu, Ayah akan membantu kamu mencari pekerjaan”

“Ayah... tapi aku gak mau diterima kerja karena mereka mengetahui kalau aku ini anak Ayah, aku mau aku diterima bekerja itu karena usaha ku sendiri, gak ada embel - embel ''anak ayah'' yang membuat perjalananku mulus dalam memperoleh pekerjaan”

“kamu ini ya,,, iya deh... Ayah gak akan bilang kalau kamu anak Ayah, nanti ayah bilang kamu anak tetangga”

“Ihhh...ayaaah..! Kok dibilang anak tetangga sih?! Ya anak ayah lah!!”

“Loh...tadi kamu sendiri yang minta agar Ayah gak bilang kalau kamu anak Ayah, gimana sih,, gak jelas juga!” Goda sang Ayah sambil tersenyum dan membelai rambut putrinya.

“Iya..tapi Ayah janji jangan bocorin ke temen Ayah kalau aku anak Ayah ?” Ucap Jojo sambil mengacungkan jari tengah dan telunjuknya

“Iya,,udah gih istirahat, anak gadis gak baik sering - sering kena angin malam” ucap Ayah, Jojo pun masuk ke kamarnya.

Didalam kamarnya, setelah dia merebahkan tubuhnya dikasur, sambil menatap langit - langit kamarnya, dia sedang memikirkan alasan apa yang tepat untuk pengunduran dirinya.

Kemudian terdengar suara ketukan dipintu kamar Jojo

Tok...tok..

“Jo...boleh kakak masuk ?”

Kemudian Jojo beranjak dari kasurnya dan membuka pintu kamarnya

“Kakak,, belum pulang?” Ucapnya

“Kakak masih menunggu mas Adam, dia masih Dirumah sakit. Dek,, menurut kakak, lebih baik kamu resign aja dari pekerjaanmu sekarang, pelan - pelan nanti kakak bantu cari pekerjaan yang cocok buat kamu, untuk gadis cerdas dengan predikat cumlaude kayak kamu tuh gampang dek, jadi turuti aja permintaan Ibu, kamu kan tau sendiri kalau Ibu udah memberi perintah gak bisa dibantah”

“iya kak Jojo tau kok, besok Jojo akan ajukan surat pengunduran diri Jojo”

“Ya sudah istirahat ya, kakak mau keluar dulu” pamit Jannet sambil menghapus lembut punggung adik bungsunya itu.

Jojo kembali berbaring diatas kasurnya, sambil berfikir dan mengingat - ingat.

Sejak kecil Jojo merasa, ibu selalu memperlakukan nya berbeda dengan kedua kakak nya, ditambah lagi sikap Jeje yang jutek padanya, hingga dia merasa bukan anak kandung dari keluarga Winata.

Tak jarang dia menangis dikamarnya, saat dia mendapatkan perlakukan berbeda dari Ibu nya, Ayah bisa melihat dari mimik wajah Jojo, Ayah pun langsung menghibur dan memberi semangat padanya seperti yang dilakukan Ayah malam ini.

Hanya Ayah dan kakak sulungnya Jannet lah yang peduli dan sayang padanya, sementara Ibu selalu mencari kesalahannya yang ditambahi dengan hasutan dari kakaknya Jeje.

Tak jarang Jojo merasa kalau dia bukan anak kandung dari Keluarga Winata, karena orang - orang sering membandingkan ketiga kakak beradik itu.

Dimana Jojo memang memiliki wajah yang berbeda dengan kedua kakaknya Jannet dan Jennifer, Jojo yang memiliki postur tubuh tinggi semampai hingga mencapai 180 cm, dengan kulit kuning langsat dan rambutnya yang ikal panjang berwarna coklat kemerahan, wajahnya oval dengan hidung mancung dan bibir tipis, seperti anak blasteran, terlihat kecantikan yang sempurna.

Sementara kedua kakaknya, memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi, berkulit putih bersih dengan rambut lurus hitam mengkilap bak bintang iklan shampo, wajahnya yang juga tak kalah cantik dengan Jojo hanya saja kedua kakaknya memiliki kecantikan asli pribumi hingga tak jarang sejak kecil, Jojo selalu di ledek oleh teman dan para tetangganya sebagai anak pungut peninggalan Belanda dari keluarga Winata, ditambah lagi perlakukan Ibu yang membuatnya selalu merasa terasingkan dari kedua kakaknya, hanya Ayah yang sangat perhatian dan sayang padanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!