NovelToon NovelToon

Move On

Part 1

Happy Reading

Pagi hari.

Di salah satu kamar di apartemen mewah Rabbit Residence, terlihat seorang wanita masih bergelut manja di bawah selimutnya, kamarnya lumayan luas, dengan desan interior gaya klasik, dindingnya berwarna putih ditambah ornamen lampu hias model gantung dengan bahan kristal.

‘’Hoam.’’ Wanita itu menguap sambil merentangkan kedua tangannya dan membuka mata dengan perlahan. Sejenak mengumpulkan kesadarannya, ia lekas bangun dari tempat tidur lalu melakukan beberapa gerakan untuk melemaskan sendi dan otot yang terasa kaku. Mulai dari gerakan neck roll, shoulder roll dan Behind-head Tricep Stretch. Melakukan peregangan badan setelah bangun tidur memang tidak pernah dilewatkannya, gerakan-gerakan kecil itu membuatnya bersemangat, tubuhnya juga menjadi lebih segar.

‘’Good morning.’’ Ucapnya tersenyum pada sebingkai foto yang tergantung indah di dinding kamarnya lalu turun dari ranjangnya dan berjalan ke balkon untuk menghirup segarnya udara pagi.

"Hai mba Ema, hai pak Ari, hai bu Ifa.’’ Wanita itu menyapa beberapa orang yang berlalu lalang dengan senyum ramahnya, apartemennya berada di lantai 2 hingga memungkinkan untuknya menyapa setiap orang yang lewat di hadapannya.

‘’Apa kamu melihatku sekarang? bukankah aku menjadi lebih cantik?’’ Tersenyum sambil melihat ke langit. Ia kemudian mulai melipat kedua jari tangannya, dan memejamkan mata untuk berdoa pada Tuhan. Setelah berdoa, ia segera bergegas masuk untuk bersiap-siap berangkat ke kantor.

Viona Angelica Mahesa, ketua tim designer di perusahaan Gsaint (Perusahaan terbesar di bidang fashion yang ada di Indonesia), usianya sudah memasuki angka 28 tahun dan belum memiliki pendamping.

Banyak orang yang bertanya padanya, kenapa belum menikah di usianya yang hampir kepala 3?

Bukannya tidak ingin menikah, dulu Vio pernah bercita-cita menikah di usia muda tapi takdir berkata lain, pria yang sangat dicintainya tidak berumur panjang, baginya tidak ada gunanya menikah kalau bukan pria itu yang bersamanya.

‘’Omg aku hampir telat ke kantor.’’ Ucap Vio panik, langsung mengambil tasnya dan segera berlari keluar, baru 2 langkah keluar dari kamarnya Vio kembali masuk dan tersenyum pada bingkai foto yang tergantung di dindingnya.

‘’Aku kerja dulu ya, love you.’’ Ucapnya lalu kembali berlari. Hari ini dia sama sekali tak bisa terlambat karena akan ada meeting untuk membahas fashion show yang akan mereka selenggarakan 5 bulan lagi.

‘’Tunggu.’’ Viona berteriak meminta pria dalam lift untuk menunggunya tapi sepertinya pria itu sama sekali tak menghiraukan teriakannya.

’Owh st” Viona mengumpat sambil menendang dinding lift, mengusap kasar rambutnya lalu melihat jam di pergelangan tangannya, mau tak mau viona memilih untuk menggunakan tangga darurat.

Wanita itu berlari dengan cepat menuju ke parkiran mobilnya dan Viona langsung segera menghidupkan mobil, tapi tiba-tiba saja "bruk" Viona menabrak satu mobil yang ada didepannya.

‘’Astaga apa yang ku lakukan?’’ Viona mengusap wajahnya dengan kasar, tak lama terdengar suara ketukan dari kaca mobilnya.

Menurunkan kaca mobilnya, tersenyum dan meminta maaf pada pria itu lalu Viona mengambil dompetnya dan memberikan kartu namanya.

‘’Kamu bisa menghubungiku tapi maaf sekarang aku sedang buru-buru.’’ Ucap Viona langsung menaikan kaca mobilnya dan meninggalkan tempat itu sedang pria yang ditinggalkan hanya menatap marah melihat mobil Viona.

*****

‘’Selamat pagi mbak Vio,'' sambut Karin asisten Viona. Tidak membalas sapaan Karin, Viona hanya mengangguk sambil tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju ruangan meeting. Beruntung, pak Ceo belum tiba kalau tidak pasti Viona akan mendapat teguran lagi.

‘’Silahkan mulai meetingnya,'' perintah pak Ceo begitu duduk di kursinya, Vio pun maju untuk memperlihatkan beberapa rancangan yang sudah dibuatnya dan menjelaskan secara rinci apa yang akan dilakukan dengan rancangan-rancangannya itu.

Semua orang bertepuk tangan karena puas dengan hasil kerja Viona. Memang Viona adalah designer kebanggaan mereka. Semenjak Viona bergabung di perusahaan Gsaint, mereka mengalami banyak peningkatan, bahkan beberapa perusahaan besar menawarkan kerjasama dengan perusahaan tersebut.

Setelah meeting Viona langsung masuk ke ruangannya karena begitu banyaknya pekerjaan kantor yang harus diselesaikan.

Tidak terasa menjelang sore, Viona masih begitu sibuk bahkan wanita itu lagi-lagi melewatkan waktu makan siangnya.

Dia mengetuk pulpennya di atas meja, memikirkan kain yang akan digunakannya nanti, pasalnya sangat sulit untuk mendapatkan kain itu bahkan beberapa designer menyerah untuk menggunakannya karena memang sangat sulit didapatkan.

Vio sangat menginginkan kain Vuya, jenis kain khas sulawesi tengah yang terbuat dari kulit pohon.

Kain itu terancam punah lantaran makin susah pengrajin dan susahnya bahan baku.

Tapi bagi Viona ia harus menggunakan kain itu pada salah satu rancangannya dan dia harus mendapatkannya apapun yang terjadi nanti.

Tepat jam 8 malam, Vio memasuki sebuah cafe karena memiliki janji dengan Sabila sahabatnya yang baru tadi pagi kembali dari Paris. Hanya liburan, Sabila tidak tinggal disana.

Keduanya memesan banyak makanan, terus mengobrol dan membahas banyak hal. Sabila juga menceritakan tentang liburannya disana. Sedang asyik ngobrol, samar-samar mereka mendengar sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Awalnya Vio diam saja tidak mau ikut campur tapi makin didengar ucapan pria itu sama sekali tidak menyenangkan.

‘’Rayn aku mencintaimu dan aku sama sekali nggak mau pisah sama kamu,’’ mohon seorang wanita.

''Kamu membuatku bosan.''

‘’Aku mohon jangan tinggalkan aku, aku janji akan berusaha lebih baik lagi asal kamu tetap di sisiku.’’

Rayn tertawa sinis, menatap remeh wanita itu.

‘’Rayn aku mencintaimu dan aku bersedia jika kamu ingin menjadikanku yang kedua, aku bahkan rela jika kamu memiliki banyak wanita di luar sana, tapi jangan pernah kamu meninggalkanku.’’

Wanita itu terus menangis sambil memohon pada pria yang bernama Rayn itu, keduanya menjadi tontonan gratis seluruh pengunjung cafe itu.

‘’Mau ngapain Vi?’’ Sabila mencoba mencegah Vio karena tau apa yang akan dilakukan wanita itu. Sabila menggeleng kepalanya. Vio tidak mendengar, melepas tangan Sabila yang menahan tangannya dengan lembut lalu berjalan mendekat ke arah meja pria bernama Rayn.

‘’Kalian nggak malu, menjadi bahan tontonan banyak orang?’’ tegur Vio tapi dengan wajah kesalnya, bahkan dia begitu kesal menatap wajah Rayn.

‘’Kau.’’ Vio menunjuk wanita yang masih menangis tersedu-sedu ‘’Kamu itu cantik jadi untuk apa merendahkan harga dirimu untuk pria sepertinya.’’ Vio berucap dengan kedua tangannya tersilang di depan dada.

''Dan kamu.'' Vio beralih pada Rayn, ''ganteng sih iya tapi nggak punya sopan santun buat apa?’’ Vio memperlihatkan wajah sinisnya dan tentu saja Rayn tidak terima dengan ucapan itu. Rayn berdiri dari duduknya dan menghampiri Vio.

‘’Berani sekali kamu mengataiku seperti itu, apa kamu tidak mengenal siapa aku?’’ Ryan berucap dengan gaya coolnya. Kedua tangannya dimasukan kedalam saku celana, tersenyum tipis melihat penampilan Vio.

‘’Boleh juga.’’ Ryan meletakan tangannya di bawah rahang seperti sedang berpikir. Tatapannya membuat Vio muak.

‘’Ingin sekali kucolok mata mesummu itu.’’ Vio mengangkat dua jarinya mempraktekan gaya mencolok mata pada Rayn.

‘’Mulai malam ini kamu adalah kekasihku,’’ ucap Ryan seenaknya membuat Vio dan wanita yang tadi bersamanya melotot seketika.

Bersambung.....

Catatan: pembuatan kain dengan menggunakan kulit kain ini telah berlangsung sejak 4500 tahun lalu, ivo atau vuya adalah kain berbahan dasar kulit kayu Bea (Broussonetia sp) dan Malo (Ficus sp). Untuk membuatnya kulit kayu ditempa menggunakan ike, yakni alat pemukul dari batu pualam yang diikat rotan. Kain yang masih kasar ditempa sampai halus (Eko Sutriyanto)

sumber : Google

Part 2

‘’Enak aja. Memangnya kamu siapa? Lagian mana ada wanita yang mau pada pria sepertimu, idih.’’ Vio bergidik ngeri, berniat meninggalkan meja itu tapi terlambat. Rayn sudah lebih dulu mencekal tangannya.

Pria sepertiku? Hei lihat aku dengan baik, diluar sana begitu banyak yang menyukaiku bahkan mereka sering memohon dan berani melakukan apa saja agar bisa bersamaku dan kamu bilang apa tadi? Nggak ada yang mau padaku? Hahahhaha kamu lucu nona sepertinya kamu kurang bergaul sampai tidak mengenal siapa aku.’’

Wajah Rayn begitu dekat. Vio refleks mendorongnya.

‘’Oh begitu ya? Tapi sorry aku sama sekali nggak tertarik pada pria sepertimu dan bagiku kamu sama sekali bukan orang terkenal toh buktinya aku sama sekali tidak mengenalmu.’’ Vio memperlihatkan senyum smirknya yang membuat Rayn naik pitam.

Rayn Kennard, Ceo Benoite Grup. Di usianya yang baru memasuki 30 tahun, Rayn sudah menjadi pengusaha yang namanya di perhitungkan didunia bisnis.Tidak hanya kaya dan sukses, Rayn juga memiliki fisik yang sempurna, wajah tampannya seolah mampu menyihir siapapun yang melihatnya. Tapi cukup disayangkan, pria itu memiliki satu sisi buruk dalam dirinya, yaitu tidak bisa setia pada satu wanita. Tapi anehnya banyak wanita sama sekali tidak keberatan dengan sisi buruk itu dan malah berlomba-lomba untuk menjadi pacar dari seorang Rayn Kennard.

‘’Rayn hentikan.Ngapain ngomong panjang lebar sama orang asing.'' Wanita itu mengarahkan tatapan sinisnya pada Vio.

‘’Ini caramu mendekati Rayn kan? Dasar wanita nggak tau diri, Rayn itu milikku jadi jangan pernah bermimpi mengambilnya dariku,’’ tuduh wanita itu dengan gaya angkuhnya yang seketika membuat Vio tertawa sembari menepuk kedua tangannya karena merasa lucu dengan apa yang dikatakan wanita itu.

‘’Kuakui kalian pasangan yang serasi. Yang satunya nggak ada rasa malu dan satunya lagi nggak ada rasa kemanusiaan.’’ Setelahnya Vio berjalan kembali kemejanya.

Dia mengomel pada Sabila begitu sampai dimeja. Niatnya hanya ingin menolong, eh nggak taunya malah dituduh yang tidak-tidak, lagian untuk apa juga dia menyukai pria brengsek seperti Rayn?

‘’Salahmu sendiri yang suka ikut campur urusan orang lain, kena batunya kan?’’ Bukannya menghibur, Sabila malah tertawa riang yang membuat Vio mencibik kesal.

*****

Hampir jam 12 malam saat Vio tiba diapartemennya. Tadi dia dan Sabila terlalu asyik mengobrol dan hampir lupa waktu.

‘’Night, tolong hadirlah di mimpiku sekali saja’’ Vio tersenyum pada bingkai foto yang ada di dinding kamarnya sebelum menutup matanya.

Hampir jam 7 pagi tapi Vio sama sekali tidak berniat bangun dari tidurnya. Wanita itu malah kembali menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Rintik hujan seolah memintanya untuk kembali tidur. Tapi tidak lama, samar-samar Vio mendengar beberapa orang sedang bercanda gurau di ruang tamunya.

Spontan Vio membuka matanya dan berlari ke sumber suara. ‘’Papa, mama, kakak,’’ seru Vio dan langsung memeluk 3 orang yang dirindukannya itu.

‘’Kapan datangnya? Kok nggak bangunin aku.’’ Seperti anak kecil Vio duduk dipangkuan papanya. Wanita itu terus tersenyum, sudah hampir sebulan belum bertemu keluarganya.

Seluruh keluarga Vio tinggal di Prancis sedang 12 tahun lalu Vio memutuskan untuk tinggal di Indonesia untuk menemani omanya. Setelah omanya meninggal Vio memutuskan untuk tinggal sendirian di apartemen.

Vio hanya meninggalkan negara ini saat dia kuliah di Fashion Institute of Technology (FIT) yang berlokasi di New York, Amerika Serikat.

‘’Vi, besok luangkan waktumu. Keluarga dari calon suami kakakmu akan kerumah kita.’’ Mamanya memberitahu. Walaupun tidak tinggal di negara ini, tapi keluarga mereka memiliki rumah yang cukup besar di negara ini dan Vio sengaja tinggal di apartemen dengan alasan ingin belajar hidup mandiri.

‘’Wah, akhirnya kakak akan bertemu calon suami juga,’’ goda Vio, kakaknya hanya tersenyum malu.

‘’Udah, aku mau siap-siap ke kantor dulu.’’ Vio mencium ketiga orang itu lalu masuk kembali ke kamarnya.

Di kantornya Vio kembali disibukkan oleh berbagai macam persiapan terkait fashion show. Mengetuk-ngetuk jari telunjuk dan jari tengahnya di atas bibirnya sambil memperhatikan hasil rancangannya yang sudah terpasang sempurna pada sebuah patung.

Mengerucutkan bibirnya sambil menggeleng kepalanya. Ada rasa tak puas dari dalam dirinya melihat hasil rancangan itu. Seperti ada yang kurang, tapi Vio tak tau pasti apa itu.

‘’Mbak Vio dipanggil ke ruang pak Ceo.’’ Karin datang memberitahu.

Tersenyum kecil lalu mengangguk dan tak lama Vio sudah keluar dari ruangan itu sedang Karin menatap hasil rancangan Vio dengan wajah berbinarnya. Dia selalu menyukai setiap rancangan yang dibuat Vio dan berharap suatu saat nanti akan menjadi seorang designer yang hebat seperti Vio.

Di ruang pak Ceo. Vio memandang malas seorang pria yang duduk tersenyum di depannya.

‘’Vio kenalkan ini Rayn Kennard. Kamu tau kan beliau ini adalah salah satu pengusaha sukses dan nanti pak Rayn ini akan berinvestasi di perusahaan kita. Oh iya pak Rayn juga ingin melihat persiapan kita terkait fashion show yang akan dilaksanakan nanti.’’ pak Ceo memberitahu.

Vio tersenyum lembut penuh sopan santun pada Rayn, tapi dalam hatinya beberapa kali dia memaki Rayn dengan berbagai sumpah serapahnya.

‘’Hay kita ketemu lagi.’’ Rayn setengah menggoda. Vio tidak peduli dan terus melangkah.

‘’Malam punya waktu nggak?’’ Mata Vio memicing tajam. Rayn, pria itu sudah berjalan di depannya dengan langkah mundur. Menatap Vio dengan tatapan genitnya. Jangan lupakan juga senyum nakal yang terus menghiasi wajahnya. Vio akui, Rayn sangatlah tampan, tapi sikapnya itu loh, nggak banget menurut Vio.

‘’Minggir deh.’’ Rayn terhuyung. Vio menyingkirkan tubuhnya dengan kasar. Bukannya marah dia malah tersenyum. Diusapnya bibir bawahnya dengan mata yang terus memperhatikan lekuk tubuh Vio yang sudah melangkah semakin jauh. Penolakan Vio, semakin membuatnya tertantang untuk memiliki wanita itu.

‘’Jangan panggil aku Rayn, kalau aku nggak bisa naklukin wanita itu,’’ gumam Rayan. Dia kembali tersenyum, sebelum melangkah menyusul Vio.

Bersambung.....

Catatan:  Fashion Institute of Technology (FIT) adalah perguruan tinggi yang diakui secara internasional untuk desain, fashion, seni, komunikasi, dan bisnis.

Mereka dikenal dengan program akademik yang ketat, unik, dan mudah beradaptasi, peluang pembelajaran berdasarkan pengalaman, kemitraan akademik dan industri, dan komitmen terhadap penelitian, inovasi, dan kewirausahaan. (Sumber: google)

Dukung auhor dengan memberikan vote, kirim bunga atau kopi dan jangan lupa like, koman dan dijadikan favorit ya

Part 3

Rayn mengangguk puas melihat semua desain pakaian. Tiba-tiba kakinya terhenti, pria itu segera memutar badannya dan mendekat pada satu desain yang menarik perhatiannya. Itu adalah wedding dress.

Sepertinya desain itu cukup istimewa, karena menjadi satu-satunya desain yang diletakan di lemari kaca. Kelihatannya sederhana, tapi satu yang menarik perhatian Rayan, wedding dress itu ditaburi pasir berwarna putih. Seperti ada kisah dibalik pembuatannya.

Rayn tersenyum sambil mengamati. Melihat sekeliling, bertanya pada Karin yang kebetulan juga berada di ruangan itu.

‘’Apa saya bisa bertemu dengan perancangnya?’’ Rayn sedikit antusias. Karin mengangguk dengan sopan dan memanggil Vio yang sekarang sudah duduk di kursi kerjanya.

‘’Aku memintamu untuk memanggil perancangnya bukan ketua tim kalian,’’ protes Rayn pada Karin. Karin pun tersenyum sambil mengangguk sopan pada Rayn, sedang Vio hanya memutar malas bola matanya. Rasanya sungguh tak nyaman terus-terusan melihat pria brengsek itu.

‘’Maaf pak, tapi pakaian itu memang dirancang oleh mbak Vio.’’

Rayn memandang Vio dengan tatapan tak percayanya. Bagaimana bisa wanita seperti Vio membuat rancangan yang begitu menarik.

Tak percaya. Rayn menggeleng kepalanya lalu tertawa, berpikir Karin sedang mengerjainya. Sementara, kedua wanita itu mengerutkan kening bingung dengan Rayn yang tiba-tiba tertawa.

‘’Jangan membohongiku mana mungkin wanita sepertinya bisa membuat pakaian yang menarik seperti ini.’’

Rayn masih terus tertawa, Vio mulai memandangnya dengan wajah tak bersahabat. Kalau tidak mengingat Rayn akan berinvestasi di perusahaan mereka pasti dari tadi Vio sudah memaki, menendang atau menampar Rayn agar pria itu bersikap lebih sopan padanya.

*****

‘’Ayo kuantar pulang,’’ tawar Rayn saat melihat Vio menunggu taxi. Hari ini Vio memang tidak bawa mobil, karena mobilnya tiba-tiba mogok dan harus menginap beberapa hari di bengkel.

Vio melirik malas pada Rayn tanpa mau membalas ucapan pria itu. Tidak lama taxi yang dipesannya sampai. Dengan cepat Vio masuk kedalam taxi bahkan tanpa mengatakan sepatah katapun pada Rayn yang masih berdiri setia disampingnya.

‘’Wanita yang menarik.’’ Rayn tersenyum melihat taxi yang dinaiki Vio. Tiba-tiba seorang wanita berlari dan langsung memeluknya.

"Sayang aku kangen.’’ Rayn menatap wanita itu dengan bingung. Di bahkan tidak ingat namanya siapa. Ah masa bodohlah siapa namanya yang penting dia pacarku, pikir Rayn lalu menarik wanita itu masuk ke mobilnya. Membawanya ke apartemen dan kalian taulah apa yang mereka lakukan di apartemen😉

Sementara itu Vio baru sampai di apartemennya, dengan perasaan senangnya Vio berlari ke kamarnya. ‘’Bae aku pula -’’ ucapannya terhenti saat melihat tidak ada lagi bingkai yang tergantung di dinding kamarnya.

Vio menjadi gelisah. Tasnya dilepas begitu saja. Wanita itu menggeledah kamarnya. Mulai dari ranjang, kolong ranjang, lemari, kolong lemari, sudut-sudut ruangan, balkon bahkan sampai ke area bathroom.

Rambutnya diusap kasar. Dia menggigit kuku jempolnya. Mencoba mengingat kira-kira dimana dia meletakan bingkai foto itu.

‘’Dimana sih?’’ Seingatnya, dia memang sempat mencopot bingkai foto itu, tapi hanya untuk membersihkannya dan setelah itu dia menggantungnya lagi.

Vio pun teringat akan keluarganya, yang tadi pagi sempat datang ke apartemennya. Vio ingin bertanya, siapa tau mereka sempat melihat atau mungkin mereka tidak sengaja memindahkan bingkai foto itu.

‘’Hallo ma, apa mama lihat foto Kevin di kamarku?’’ Vio menggigit bibir bawahnya. Suaranya mulai bergetar, mencoba menahan tangis. Mamanya memberitahu, kalau sudah membuang foto Kevin. Kesal dan sedih bercampur menjadi satu. Vio rasa mamanya sama sekali tak mengerti dengan perasaannya.

‘’Mama hanya nggak mau kamu terus mengingatnya. Sudah hampir 5 tahun Vi dan kamu masih belum melupakannya,’’ ucap mamanya lembut. Paruh baya itu hanya tidak mau, Viona terus terperangkap pada masa lalu.

‘’Mama tega tau nggak!? Kenapa sih kalian nggak pernah ngertiin perasaanku? Kalian bahkan tidak tau apa yang kualami dan seenaknya menyuruhku untuk melupakannya!!’’ Vio sesenggukan. Sakit rasanya mengingat Kevin yang tidak bisa lagi dia lihat, tidak bisa lagi dia peluk. Dan sekarang? Orang terdekatnya seakan menyepelehkan rasa sakit itu.

‘’Melupakan nggak segampang itu ma. Aku bukannya nggak berusaha. Sakit ma, sakit banget tiap kali ingat Kevin nggak disini lagi. Jadi tolong jangan paksa aku.’’ Suara Vio mulai melemah. Air mata menetes dengan begitu derasnya. Kehilangan Kevin adalah satu hal paling menyedihkan dalam hidupnya. Untung saja, dia masih bisa mempertahankan kewarasannya.

Flashback

Vio dan kekasihnya Kevin berpacaran selama 4 tahun keduanya sudah berencana menikah. Kevin juga sudah melamarnya bahkan tanpa persetujuan dari mamanya pun Kevin tetap bersikeras untuk menikahi Vio yang memang sangat dicintainya.

Tepat seminggu sebelum pernikahan, Kevin menelponnya dan mengatakan akan membawanya jalan-jalan. Vio tidak menolak dan langsung mengiyakan.

Ke pantai hingga ke taman bermain. Hari itu Kevin benar-benar menemani Vio seharian full.

Kevin adalah pria yang baik, pacar yang baik dan selalu ngertiin Vio.

Tapi satu hal yang disesali Vio, harusnya malam itu dia tidak memaksa dan merengek untuk dibelikan ice cream.

Dari jalan sebelah Vio tersenyum melihat Kevin berteriak padanya dengan membawa 2 cup ice cream di tangannya. Da tersenyum melihat Kevin yang tersenyum berjalan setengah berlari menghampirinya.

Tiba-tiba Vio berteriak histeris dan disaat yang sama dia melihat tubuh Kevin yang sudah terbaring di tengah jalan dengan begitu banyak darah yang mengalir keluar dari kepalanya.

Dengan tubuh yang bergetar Vio berlari menghampiri Kevin.

‘’Bae bertahanlah.’’ Vio sudah menangis tersedu-sedu. Tidak tau harus melakukan apa selain berteriak meminta tolong. Saat itu, untung saja seorang pria datang menghampiri dan yang bikin Vio sedikit legah, pria itu ternyata adalah seorang dokter.

Dengan air mata yang terus menetes, Vio memperhatikan wajah kekasihnya sambil berdoa dalam hati, berharap tidak akan terjadi apa-apa pada Kevin.

Semula keadaan Kevin sempat membaik tapi tidak tau kenapa tiba-tiba Kevin dinyatakan meninggal. Vio hanya bisa menangis. Hatinya begitu sakit bahkan disaat terakhir pun Vio sama sekali tidak bisa melihat wajah Kevin.

Flashback end

Viona memegang kepalanya yang tiba-tiba sakit. Sebenarnya dia sama sekali tidak ingat kejadian itu dan hanya tahu dari orang tuanya. Bahkan orang tuanyalah yang mengatakan kronologi tentang kejadian malam itu padanya.

Sekeras apapun Vio berusaha tetap saja dia tidak bisa mengingatnya bahkan kepalanya akan terasa sangat sakit seperti akan pecah saat dia berusaha mengingat kejadian itu. Jadilah selama ini dia meyakini apa yang orang tuanya katakan.

Sebelumnya Vio pingsan saat mendengar Kevin meninggal dan setelah bangun Vio sama sekali tidak ingat kejadian malam itu. Kata dokter Vio mengalami amnesia disosiatif. Pelan-pelan orang tua memberitahukannya tentang kematian Kevin tapi tidak memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi.

Mamapun menjadi tidak tega dan berjanji akan mengembalikan foto itu pagi nanti karena foto itu dibawa pulang kerumah besar mereka. Vio menolak, bersikeras mengambilnya malam itu juga.

Dia berlari kencang dan tanpa sengaja tubuhnya menabrak seseorang. Menunduk dan meminta maaf tanpa melihat wajah dari pria yang ditabraknya. Berniat meneruskan langkahnya tapi tangannya sudah dicekal.

Bersambung....

Catatan: Amnesia disosiatif terjadi ketika seseorang memblokir informasi tertentu. Biasanya berupa kejadian yang berhubungan dengan trauma psikologis atau stres. Hal ini membuat dirinya tidak mampu mengingat poin-poin informasi yang sebenarnya penting. (sumber: google)

Otor : yang sabar ya Vi semoga waktu bisa membuatmu melupakannya

Disini ada nggak yang punya pengalaman seperti Vio? #Otorbukasesicurhat

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!