NovelToon NovelToon

Putri Terkutuk Mencari Jodoh

Bab 1 Masuk ke Dalam Dunia Novel

Mempelai wanita dirias dengan sangat cantik hingga membuat semua pangling. Ia menjadi yang paling bersinar di resepsi pernikahannya. Semua mata terpukau karena kecantikan dari mempelai wanita.

Semua itu tidak luput dari tangan sang make up artist, Olivia. Karyanya yang indah dilihat dan dipuji oleh banyak orang. Ia ikut berbahagia dan bangga atas kehidupan baru dari temannya ini. 

Sejak kuliah Olivia mempelajari dunia kecantikan dengan mendalam. Ia belajar bagaimana cara memperbaiki kekurangan yang ada di wajah seseorang, seperti tanda lahir, hidung yang pesek, mata yang sipit dan masih banyak lagi. Sungguh menyenangkan membuat orang menjadi cantik.

Olivia memamerkan hasil karyanya di media sosial. Banyak orang yang tertarik untuk dirias olehnya. Olivia mencoba untuk terjun di dunia make up artist. Sekarang ia dibanjiri iklan produk kecantikan dan banyak orang tertarik untuk memakai jasanya.

“Kapan kamu nikah, Olivia?” tanya salah satu teman Olivia.

Pertanyaan kapan nikah adalah hal yang paling dibenci Olivia. Di rumah ia sudah diceramahi ibunya untuk cepat menikah. Apalagi waktu kumpul-kumpul keluarga, pertanyaan itu dilontarkan bertubi-tubi hingga membuat Olivia kewalahan. Lalu di sini, ia ditanyai hal yang sama. Sebenarnya Olivia juga ingin menikah, tetapi belum ada pria yang memikat hatinya. 

“Belum ada jodohnya nih.” Olivia tersenyum palsu. Salah satu bibirnya berkedut.

Selama ini ia terlalu fokus membangun karier hingga lupa mencari pasangan. Ia berpikir yang terpenting adalah karier, pacar bisa belakangan, nanti bakal datang sendiri. Namun, semua pemikirannya salah. Hingga sekarang ia tidak pernah punya pacar. Tangan emasnya hanya bisa membuat wanita terlihat cantik tetapi tidak bisa memikat hati seorang pria.

Resepsi pernikahan berlangsung meriah hingga akhir. Tidak ada kendala yang begitu berarti. Para tamu undangan keluar satu persatu. Begitu pula Olivia, setelah berpamitan dengan pengantin wanita dan pria, ia menuju mobilnya untuk pulang ke apartemennya. 

'Kapan ya aku bisa nyusul,' batin Olivia dalam hati.

Olivia mampir ke toko buku langganannya mencari novel romansa. Ia membaca novel sejenis ini untuk memuaskan rasa ingin tahunya tentang cinta. Olivia mengenal cinta melalui novel. Dengan membacanya ia bisa mengetahui cara berperilaku terhadap lawan jenis, rasa sedih saat cinta tak berbalas, rasa kangen saat berjauhan dan lain-lain. Olivia sering berhalusinasi mendapat kekasih idealnya. Mapan, baik hati, selalu berada di sampingnya kapan pun dan di mana pun. Apalah daya itu cuma angan-angannya belaka.

Olivia segera menuju rak buku yang menjual novel romansa. Matanya tertarik pada buku yang berjudul "Bunga Istana." Di cover buku terlihat seorang wanita yang dikelilingi tiga pria. 

Sepertinya menarik.

Olivia membaca sinopsis novel itu. Kisah seorang putri yang dicintai banyak pria. Putri itu bingung memilih pasangannya, karena pria yang mendekatinya semuanya baik. Kisah cinta putri itu dihalangi oleh kakaknya yang merasa iri. Olivia mengambil buku itu lalu segera membayarnya.

"Kayaknya aku nggak pernah jual buku ini." Pemilik toko berbicara sendiri sambil mengamati novel yang dibeli Olivia.

"Jadi buku ini tidak dijual?" tanya Olivia kecewa. Jika novel yang diincarnya tadi tidak dijual, ia berniat mencari novel lain.

"Aku kasih buat kamu gratis saja. Kamu sudah langganan di sini lama banget," balas pemilik toko.

"Wah, terima kasih, Bu," jawab Olivia bersemangat.

Ia segera memasukkan buku itu ke tasnya. Lalu melanjutkan perjalanan apartemennya. Olivia telah sampai di apartemennya membasuh diri. Setelah selesai ia segera membuka segel novel itu. Ia mencium harum buku yang khas itu. Halaman demi halaman ia baca. Ia sesekali menutup mulutnya yang terbuka karena terkejut dengan tangan. Air matanya mengalir ketika sampai di akhir cerita. Olivia menutup bukunya, segera mengambil tisu untuk menyeka air matanya.

Apa-apaan? Penulis novel ini kejam sekali. Antagonis ceritanya menderita hingga akhir. Julliane tidak pernah bahagia hingga akhir cerita, padahal ia tidak punya apa-apa. Sedangkan, Ellaine adiknya yang merupakan protagonis punya segalanya malah hidup bahagia sama pasangan hidupnya. Ini tidak adil.

Namun, penulis novel ini hebat sekali hingga membuatnya menangis seperti ini. Olivia berusaha menenangkan hatinya. Hari sudah larut malam, waktunya untuk tidur. Menangis sebelum tidur akan membuat matanya terlihat bengkak saat bangun besok. Sayangnya, air matanya tak terbendung. Ia menangis hingga tertidur.

Olivia bangun keesokan harinya. Ia mengingat kejadian kemarin malam pasti matanya bakalan bengkak. 

Ngomong-ngomong pemandangan kamarku kok jadi aneh ya?

Langit-langit kamarnya berubah jadi bergaya eropa. Kamar tidurnya menjadi luas sekali. 

Apa aku sedang bermimpi?

Olivia mencubit pipinya. Terasa sakit. Berarti bukan mimpi. Ia segera menuju meja rias untuk melihat pantulan wajahnya di cermin. Ada tato di sekitar matanya. Ini adalah ciri-ciri Julliane, antagonis dalam novel yang dibacanya semalam. Olivia telah menjadi Julliane, Sang Putri Terkutuk.

Bab 2 Menjadi Putri Terkutuk

Julliane adalah putri pertama kerajaan Yuvinere. Tidak ada seorang pun yang berani mendekatinya karena kutukannya. Mereka takut tertular. Bahkan kedua orang tuanya sekali pun ikut membenci Julliane. Padahal sebenarnya kutukan itu tidak dapat menular. 

Begitu Julliane lahir, kedua orang tuanya merasa syok melahirkan putri terkutuk. Di setiap generasi keluarga kerajaan Yuvinere pasti ada salah satu yang terkena kutukan. Ini dikarenakan kutukan dari Raja Roh yang pernah dikhianati oleh leluhur kerajaan Yuvinere. 

Raja dan Ratu mengucilkan Julliane begitu melahirkan putri kedua yang lebih cantik dan terhindar dari kutukan. Kasih sayang mereka hanya tertuju pada adik Julliane, Ellaine. Mereka semakin berbahagia mendapat putra yang menjadi Putra Mahkota. Tak ada sisa cinta untuk Julliane, bahkan adik-adiknya tidak diperbolehkan menemuinya karena takut terkena kutukan dan kesialan.

Kutukan Julliane berbentuk tato mengerikan yang berada di sekitar matanya. Sejak lahir ia harus menggunakan topeng untuk menutupinya karena malu.

Ada satu cara untuk  mematahkan kutukan ini yaitu mencari cinta sejati. Julliane berusaha mencari cinta sejatinya. Dia mendekati banyak lelaki, tetapi semuanya menjauhinya. Usahanya sia-sia. Semua mata dan perhatian dari lelaki hanya tertuju pada Ellaine. Sampai-sampai Ellaine bingung memilih laki-laki yang akan menjadi pasangan hidupnya.

Ellaine mengadakan sayembara. Bagi lelaki yang bisa mendapatkan hatinya dalam waktu satu bulan, Ellaine akan menikahinya. Hanya tersisa tiga pemeran utama pria yang mampu meluluhkan hati Ellaine. Dia akan menikah dengan lelaki yang terbaik.

Ellaine yang mendapatkan cinta dari banyak orang membuat Julliane iri. Julliane berniat melukai wajah cantik Ellaine yang dibanggakannya. Namun, rencananya digagalkan dengan mudah oleh kekasih Ellaine. Raja yang murka atas perbuatan Julliane mengusirnya dari istana. 

Julliane membenci semua orang, hingga merasa kesakitan. Apabila ia membenci orang lain tato kutukannya akan terasa sakit. Semakin banyak orang yang ia benci maka rasa sakitnya akan semakin menumpuk. Akibat tak tahan rasa sakit luar biasa yang dideritanya, Julliane meninggal sendirian di luar istana. Tak ada yang meratapi atau menangisinya. Sedangkan adiknya hidup bahagia bersama kekasihnya. Sungguh kehidupan yang sangat miris.

Olivia masih menatap wajahnya yang berubah menjadi Julliane. Ia berusaha mencerna apa yang sedang terjadi.

Aku berada di dalam dunia novel? Apa ini mimpi?

Tangan Olivia yang berubah jadi kurus dan mulus mencubit pipinya sekali lagi. Sakit. Ini benar-benar bukan mimpi. 

Olivia menyentuh wajahnya yang mulus dan sangat cantik. Tato di sekitar matanya memang sedikit mengerikan tetapi memiliki nilai seni. Orang-orang yang menjauhi Julliane pasti tidak tahu nilai seni dari tato ini. 

Tiba-tiba ada orang mungil sebesar telapak tangan yang melayang muncul di depannya. Olivia terperanjat hingga terjatuh.

"Duh... duh... duh..." Olivia memegangi pantatnya yang terasa sakit.

"Siapa kamu? Juli tidak bakalan seterkejut itu melihatku," selidik orang mungil itu.

Olivia melihat ke arah orang itu. Ia tahu siapa orang mungil itu. Letta, roh yang menjadi teman Julliane sejak kecil. Julliane memanggil Letta saat berumur enam tahun. Tidak ada yang tahu tentang hal ini, karena Julliane takut keberadaan Letta malah akan membuat ia semakin dijauhi oleh orang-orang. Dari Letta-lah Julliane tahu cara untuk mematahkan kutukannya. Hanya Letta yang peduli kepada Julliane. Mereka sangat dekat hingga roh ini memanggil Julliane dengan nama panggilan.

"Aku ehm..." 

Olivia bingung harus menjawab bagaimana. Ia menggaruk-garuk pipinya. 

Haruskah aku jujur saja? Tetapi apa dia bakalan percaya?

Letta yang tidak sabar, mengobrak-abrik kamar Julliane, menakut-nakuti Olivia. Olivia langsung meringkuk membeberkan semuanya.

"Aku tidak tahu kenapa bisa sampai ke sini. Kemarin aku membaca novel berjudul 'Bunga Istana' yang menceritakan tentang Ellaine dan Julliane. Lalu tiba-tiba pagi ini  aku masuk ke tubuh Julliane."

Letta mendekati Olivia sambil memicingkan mata. Ia mengamati orang asing yang berada di tubuh Julliane. Ia bersedekap lalu mengangguk-angguk.

"Baiklah, aku percaya."

Olivia merasa lega. Lalu terlintas pertanyaan lain dipikirannya. 

"Apa aku bisa kembali ke duniaku?"

"Aku tidak tahu, mungkin kamu baru bisa kembali setelah menyelesaikan semuanya."

Apa jangan-jangan aku ke sini untuk mengubah nasib Julliane? Jangan-jangan aku baru bisa kembali setelah kutukan Julliane dipatahkan.

Olivia bersedekap sambil berpikir keras. Ia memikirkan cara untuk mengubah pandangan orang-orang terhadap Julliane. Ia akan membuat Julliane menjadi cantik dan tidak ditakuti oleh banyak orang.

"Apa aku boleh minta bantuanmu?" tanya Olivia.

"Bantuan apa?" tanya Letta.

Olivia membisikkan sesuatu pada Letta. Letta mengangguk-angguk.

"Baiklah, karena ini demi kepentingan Juli aku akan membantumu."

"Terima kasih, Letta."

Olivia membasuh diri terlebih dahulu. Tidak ada pelayan yang membantunya karena mereka semua takut karena kutukan Julliane. Julliane melakukan apa pun sendirian. Mulai dari mandi, membersihkan kamar, dan merias diri. Putri kerajaan yang seharusnya dimanjakan malah melakukan semuanya sendiri. Olivia tidak mempermasalahkan hal ini, karena ia sudah terbiasa dididik hidup mandiri. Yang ia sayangkan adalah perilaku buruk orang-orang pada Julliane.

Olivia mengeringkan tubuhnya. Ia melihat bayang Julliane di cermin. Tangan emas Olivia merias wajah Julliane. Dengan cekatan tato Julliane terlihat menonjol dan sangat cantik. 

Olivia membanggakan diri atas karyanya ini. Menurutnya ini adalah mahakaryanya yang terbaik. Bila masih berada di dunianya, ia akan memamerkan ini di media sosialnya.

Letta terkesima melihat Julliane yang secantik ini. Orang yang berada di dalam tubuh Julliane ternyata sangat hebat dan baik.

"Bagaimana?" tanya Olivia pada Letta.

"Kamu luar biasa. Juli sangat cantik," puji Letta.

"Tentu saja," jawab Olivia dengan bangga.

Olivia akan melepas topeng Julliane. Ia akan pergi keluar kamarnya untuk menunjukkannya pada orang-orang. Dengan ini, orang-orang tidak akan takut pada Julliane dan akan mendekatinya. Julliane belum pernah menunjukkan wajah aslinya pada orang-orang istana, kecuali pada orang tuanya. Warga istana pasti akan memuji kecantikan Julliane.

Olivia memakai gaun Julliane. Semuanya terlihat sangat cantik. Meski tidak dicintai oleh orang tuanya, mereka tetap membelikan Julliane pakaian yang pantas.

Olivia mengurai rambut emas Julliane yang bergelombang. Ini akan meningkatkan pesona dari Putri Terkutuk ini. Olivia keluar dari kamar Julliane. Mulai sekarang ia akan dipanggil Julliane. 

Julliane melangkahkan kaki dengan percaya diri keluar dari sangkarnya. Ia berjalan melewati lorong menuju taman istana utama. Julliane tinggal di gedung yang berbeda dari dari saudara-saudarinya. Adik-adiknya tinggal di gedung istana utama sedangkan ia tinggal di gedung istana untuk selir. Karena ayahnya tidak mempunyai selir, Julliane diasingkan di sana untuk menjauhkannya dari adik-adiknya.

Begitu sampai di wilayah istana utama, reaksi dari orang-orang yang melihat Julliane tidak sesuai perkiraannya. Mereka semua lari ketakutan sambil berteriak.

'Dasar orang-orang yang tidak mengerti seni,' gerutu Julliane dalam hati.

Bab 3 Rencana Cadangan

Rencana Julliane gagal total. Ia mendengus kesal sambil mengernyitkan dahi. Rencana cadangan yang sudah ia siapkan akan dilaksanakan. Julliane sudah sampai tujuannya, di taman istana utama. Tubuhnya berputar-putar dikelilingi oleh air. Orang-orang yang semula takut mulai mendekat melihat apa yang sedang terjadi.

Julliane memanggil Letta dengan meriah. Lalu mempertunjukkan kekuatan Letta di depan orang-orang. Letta menciptakan cipratan air di udara hingga menimbulkan pelangi. Warga istana terpana menyaksikan keindahan di depan mata mereka.

Inilah permintaan tolong yang diminta oleh Julliane tadi. 

"Kalau nanti aku panggil muncul ya. Dengan keberadaanmu, ini akan menunjukkan kalau Raja Roh mulai memaafkan keluarga istana. Aku ingin membohongi orang-orang, kalau kutukan Julliane sudah dipatahkan. Ini memang salah tetapi kalau pandangan orang tidak berubah, Julliane akan kesulitan mencari cinta sejatinya, kematiannya tidak terelakkan seperti novel yang kubaca."

Meskipun begitu, warga istana hanya melihat Julliane dari kejauhan. Mereka tidak berani mendekat, bersembunyi di balik pilar atau tembok. Tato mata di sekitar matanya membuat orang merasa ngeri. Julliane menyadari hal ini, ia segera kembali menuju kamarnya.

"Apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Letta melayang-layang di samping telinga Julliane.

"Akan kututupi tato ini," jawab Julliane dengan mantap. Ia melangkahkan kaki dengan tegap selama perjalanan. Sorot matanya tajam dan tangannya terkepal erat. Menutupi seni yang sudah ia buat, menodai harga dirinya, tetapi mau bagaimana lagi.

"Bagaimana caranya? Kamu tidak mempunyai sihir dan tidak punya batu sihir. Aku tidak punya kekuatan membantumu," sergah Letta. Ia ragu dengan tindakan Julliane tetapi juga tidak sabar menantikan perubahan yang akan dilakukan temannya ini.

"Lihat saja nanti." Julliane tersenyum penuh percaya diri.

Julliane sudah tiba di kamarnya, duduk di meja riasnya. Ia meraih pengkoreksi wajah, menggunakannya untuk menutupi tato. Tato itu sudah terlihat samar, tangan Julliane mengambil alas bedak lalu meratakannya pada wajahnya. Bedak ditaburkan pada wajahnya yang mulus. Tidak lupa ia menambahkan riasan untuk mempercantik diri.

Untungnya di dunia ini sudah tercipta macam-macam komestik sehingga Julliane tidak kesulitan dalam menutupi kutukannya ini. Julliane mempunyai peralatan kecantikan yang lengkap, tetapi ia tidak tahu bagaimana cara untuk menggunakannya jadi alat-alat itu cuma mengganggur. Sekarang alat-alat ini telah menemukan pemilik baru yang tahu akan nilai mereka.

Sekarang tato kutukan Julliane sama sekali tidak terlihat. Kulitnya putih dan bersih.

 

"Aku tidak tahu kalau tanpa sihir, ternyata wajah seseorang bisa berubah memakai alat-alat itu," kata Letta terheran-heran.

"Asal tahu cara menggunakannya dan belajar dengan tekun semuanya pasti bisa," jawab Julliane dengan bangga.

Julliane melihat topeng yang ada di meja riasnya. Mulai sekarang topeng ini tidak dibutuhkan lagi. Ia mengumpulkan semua topeng yang ada lalu meminta Letta melenyapkannya.

"Apa kamu yakin?" tanya Letta ragu-ragu.

"Tidak ada keraguan di hatiku. Akan kuubah nasib Julliane. Pertama-tama dengan tidak melihat masa lalu. Aku yakin bisa mematahkan kutukan ini, jadi topeng yang menutupi kutukan tidak diperlukan lagi. Meski memang merepotkan dan memakan waktu apabila harus merias diri, tetapi ini akan menjadi batu loncatan atas kehidupan baruku," terang Julliane terlihat bijak.

Letta terkesan dengan sikap baru Julliane. Julliane yang penakut, pemalu dan suka cemas, sekarang menjadi penuh percaya diri, kuat dan mampu menatap masa depan.

"Baiklah." Letta menghancurkan topeng-topeng itu dengan kekuatannya.

Aku akan menjadi putri tercantik di kerajaan, akan kupastikan itu. Semua orang akan tergila-gila padaku. Rencana selanjutnya adalah...

Julliane mengambil koin emas memasukkannya ke dalam kantong. Ia membawa kantong itu keluar bersamanya.

Letta telah kembali alam roh untuk beristirahat. Ia akan muncul apabila dipanggil lagi. Memanfaatkan waktu untuk beristirahat adalah jalan hidupnya.

Julliane melangkah menuju istana utama. Para pelayan masih berbisik akibat pertunjukkan Julliane tadi. Dengan cepat Putri Terkutuk ini mendekati mereka. Mereka terperanjat lantas kembali melakukan pekerjaan yang ditinggalkan tanpa melihat wajah Julliane.

"Aku punya tugas untuk kalian," ucap Julliane memegang pundak mereka.

Keringat dingin membanjiri dahi mereka. Mereka telah lancang membicarakan majikan. Pasti mereka akan dihukum. Perlahan mereka melihat wajah Julliane. Tato yang tadi masih menghiasi wajahnya sekarang sudah menghilang. Kutukan majikan mereka berhasil dipatahkan.

"Apa yang harus kami lakukan, Tuan Putri," jawab mereka secara bersamaan.

"Sebarkan kalau kutukanku telah hilang karena telah berhasil memanggil roh. Sebarkanlah di istana, maupun saat kalian pergi keluar. Ini bayaran kalian." Julliane memberikan beberapa koin emas pada mereka.

Mereka mengangguk sambil menggenggam erat uang dari Julliane. "Akan kami laksanakan, terima kasih, Tuan Putri."

Julliane melanjutkan tindakannya ini. Ia meminta menyebarkan rumor tentang dirinya yang sudah terbebas dari kutukan pada setiap orang yang ditemuinya. Senyumnya mengembang karena mulai sekarang hidupnya akan berubah.

***

"Tuan Putri, Anda sudah ditunggu Raja, Ratu dan saudara-saudari Anda di ruang makan," kata seorang pelayan pada Julliane.

Sebuah perkembangan yang baik. Pasti rumor yang kusebarkan sudah mencapai ke telinga Raja. Sekarang kamu tidak perlu makan sendirian Julliane.

Julliane segera bangkit dari tempat duduknya. "Baiklah, aku akan ke sana."

Pelayan itu undur diri. Julliane tidak sabar melihat keluarganya. Kini Julliane telah sampai di ruang makan. Raja Leroy duduk di tengah-tengah meja makan. Ratu Ophelia duduk di samping kirinya. Sedangkan Ellaine duduk di sebelah Ratu. Edgar adik laki-laki Julliane berada di sebelah kanan Raja. Makan bersama yang diimpi-impikan Julliane telah terwujud. Julliane menempatkan diri di samping Ellaine.

Makanan mulai berdatangan. Bermacam-macam jenis makanan tertata rapi di meja makan. Ini pertama kalinya Julliane melihat makanan sebanyak ini. Hidup putri kerajaan sangat enak sekali.

"Aku senang mendengar kutukanmu sudah dipatahkan Julliane," ucap Raja sambil menyantap makanannya.

"Terima kasih, Ayah. Aku berhasil memanggil roh. Ini artinya Raja Roh mulai memaafkan keluarga kerajaan secara otomatis kutukanku telah hilang," jawab Julliane setengah berbohong.

"Baguslah, kalau begitu." Raja tersenyum ke arah putrinya.

Julliane balas tersenyum. Seluruh orang yang ada di sana terkejut melihat senyuman Julliane. Perubahan sifat Julliane sangat drastis. Kesuraman yang selalu terpancar dari tubuhnya berganti dengan keceriaan yang membuat mata silau. Mereka berpikir ini akibat kutukan yang terlepas. Ellaine terus melirik wajah kakaknya yang bersih dari tato.

Julliane tidak mengacuhkan pandangan keluarganya. Ia melahap makanan dengan cepat. Baru kali ini ia merasakan makanan yang seenak ini. Kualitas daging dan bahan makanan di sini sangat bagus.

"Akan diadakan debutante untukmu dalam seminggu, Ellaine," kata Leroy sambil menatap Ellaine.

Lirikan Elliane sudah mereda berganti dengan tatapan lembut pada ayahnya. "Baik, Ayah."

Debutante adalah awal cerita dari novel Bunga Istana. Aku harus mempersiapkan diri.

"Ini juga akan menjadi debutante milikmu juga Julliane," tambah Raja.

"Eh?" jawab Julliane kebingungan. Sejenak semua orang yang berada di ruangan itu menoleh ke arahnya. Salah satu tindakan tidak sopan mempertanyakan kembali perkataan Raja.

Julliane melanjutkan, "Baik, Ayah."

Sebenarnya pesta debutante Julliane seharusnya diadakan dua tahun yang lalu, tetapi karena adanya kutukan Leroy meniadakan pesta ini. Ini menandakan Leroy mulai peduli kepada Julliane lagi.

"Memang terlambat tetapi ada baiknya kamu bergaul dengan bangsawan lain," tegas Leroy.

Kedua sudut bibir Julliane terangkat. "Terima kasih atas kebaikan hati Anda, Ayahanda."

Ini kesempatan bagus. Aku akan mencari cinta sejati di debutante, lalu kembali ke duniaku. 

***

Seorang lelaki duduk di meja kerjanya. Bekas luka miring dari dahi hingga pipi tertoreh di wajahnya. Pakaian mewah yang dikenakannya tidak bisa menutupi keburukan wajah lelaki itu.

Seekor burung merpati mengetuk jendela ruangan itu. Ada kertas yang terikat di kaki burung itu. 

Kertas itu dilepas dan dibaca oleh lelaki itu. Ia menopang pipinya sambil tersenyum miring. 

"Aku akan menemuimu, semoga kamu tidak lupa denganku dan luka ini, Julliane."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!