Kanzia Ayudia Renata, gadis gendut berumur 23 tahun dengan penampilannya yang norak. Sejak SMP kanzia selalu menjadi bahan ledekan teman temannya karna penampilan dan juga bentuk tubuhnya.
Kanzia adalah gadis pintar yang pendiam dan pemalu bukan karna sifatnya, karna waktu kecil kanzia adalah seseorang yang ceria, yang membuatnya menjadi lebih tertutup dikarenakan bentuk tubuhnya yang tidak menarik dan ia selalu mendapatkan tatapan jijik dari orang orang sekitarnya hal itu yang membuat kanzia merasa tidak percaya diri.
Kanzia berasal dari keluarga yang berkecukupan, ayahnya adalah seorang pengusaha sukses di kotanya. Sebelum menikah ayahnya sangat menyayangi kanzia dan selalu memanjakannya, tapi setelah ibunya meninggal ayah kanzia menikah lagi dengan seorang janda beranak satu, dari sanalah penderitaan kanzia dimulai.
Seringkali kanzia mendapatkan perlakuan tidak adil dari ibu tiri dan kakak tirinya.
Ayahnya yang semakin hari semakin jauh, ia sudah tidak lagi memperhatikan kanzia, ayahnya terlihat lebih menyayangi Clara kakak tirinya yang memiliki wajah cantik dan tubuh yang menarik dibandingkan dirinya yang selalu diabaikan.
Tidak jarang ayahnya juga selalu membandingkan dirinya dengan kakak tirinya, perhatian serta kasih sayang yang dulu selalu ia dapatkan dari ayahnya sudah tidak ada lagi untuknya. Di rumahnya sendiri Kanzia sering mendapatkan perlakuan yang buruk dari orang orang yang tinggal disana, hanya bi yanti orang yang sudah mengasuh Kanzia waktu kecil yang peduli padanya dan memberikannya perhatian dan kasih sayang.
Keberadaannya seakan akan dianggap sebuah aib bagi keluarganya apalagi setelah kejadian yang menimpa dirinya di hari pernikahannya.
*****
Kanzia yang sedang di rias di kamarnya, terlihat sangat bahagia karna ia akhirnya akan menikah dengan Noah laki laki yang selama satu tahun ini menjadi kekasihnya, Kanzia yang baru pertama kali merasakan perhatian dari orang lain selain Bik Yanti tidak menyadari ada maksud terselubung dibalik sikap manis Noah, Kanzia selalu menuruti keinginan kekasihnya itu bahkan sampai mengalihkan saham miliknya yang diwariskan oleh almarhum ibunya kepada Noah. Awalnya keluarga Noah tidak menyetujui pernikahan mereka tapi entah apa yang dilakukan Noah sehingga keluarganya tiba tiba menyetujui pernikahan itu.
Hari ini adalah hari pernikahan Kanzia dan Noah yang akan dilaksanakan di rumah kanzia, hari yang paling membahagiakan bagi Kanzia, tapi siapa sangka di hari itu ia mendapatkan kenyataan pahit, Noah pergi meninggalkannya tepat di hari pernikahannya setelah mendapatkan saham miliknya, yang lebih membuat Kanzia benar benar merasa hancur calon suaminya itu pergi bersama kakak tirinya.
Kanzia yang baru saja selesai dirias tiba tiba mendapatkan pesan masuk dari kakak tirinya yang mengajaknya berbicara di kamarnya. Baru saja ia membuka pintu kamar Clara ia sudah disuguhkan dengan pemandangan tidak senonoh di atas ranjang Clara, terlihat Noah berada di atas tubuh Clara, mereka berciuman dengan penuh nafsu, sampai suara Kanzia menghentikan kegiatan mereka.
“Hentikan! Apa yang kalian lakukan?” ucap Kanzia.
Mendengar teriakan Kanzia dua orang manusia tidak tahu malu itu pun menghentikan kegiatannya, mereka bangun dan merapikan penampilan mereka yang terlihat berantakan.
“Seperti yang kamu lihat, kami sedang berciuman,” jawab Noah santai mengusap bibirnya yang terlihat bekas lipstik tanpa rasa malu ataupun bersalah sedikit pun terhadap calon istrinya, ia malah memegang tangan Clara yang tersenyum sinis pada Kanzia.
“Kenapa kamu melakukan ini? Bukannya kamu selalu bilang jika mencintai ku," tanya Kanzia dengan mata berkaca kaca.
“Hahaha! Kanzia Kanzia, ternyata kamu bukan Cuma jelek tapi juga bodoh! Mana ada laki laki yang menginginkan seorang gadis gendut sepertimu, apalagi sampai menikahi mu. Aku mendekati kamu hanya untuk mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milik Clara dan sekarang aku sudah mendapatkannya jadi aku sudah tidak membutuhkan mu lagi, aku akan mengakhiri sandiwara menjijikkan ini dan menikahi kekasih ku Clara," ucap Noah lalu ia pun pergi meninggalkan Kanzia yang sudah berlinang air mata dengan menggandeng tangan Clara.
"Maaf adikku ... lagi lagi kamu harus merelakan apa yang kamu miliki menjadi milikku karna aku lebih pantas dari pada gadis gendut seperti mu," bisik Clara saat dengan nada mengekek sambil melewati Kanzia.
Kanzia yang mendengar semua ucapan Noah dan Clara yang menghinanya terduduk dilantai menangisi nasibnya yang tidak pernah beruntung, sikap orang orang yang selalu menghinanya, dikhianati kekasih dan kakak tirinya bahkan ayah kandungnya sendiri tidak pernah memperdulikannya, semua itu membuat kebencian Kanzia semakin besar terhadap orang orang yang sudah berlaku tidak adil padanya.
Setelah kepergian Clara dan Noah, Bik Yanti, Rudi ayah Kanzia dan Maya ibu tirinya datang menghampiri Kanzia, Bik Yanti yang melihat Nonanya terduduk dilantai sambil menangis langsung memeluknya. Sedangkan ayah kandungnya sendiri bukannya prihatin dengan kejadian yang menimpa putrinya tapi ia malah disalahkan atas semua yang terjadi.
“Kamu benar benar tidak berguna! Selalu saja membuat keluarga kita malu Zia!, tidak bisakah kamu seperti kakak mu yang selalu membanggakan, sekarang apa yang harus kita lakukan tamu undangan sudah membicarakan keluarga kita, ini semua gara gara kamu!” ucap papa Kanzia lalu pergi meninggalkannya.
Bukannya menyalahkan Clara yang sudah merebut kekasihnya, tapi malah menyalahkan dirinya seakan dia lah penyebab dari semua masalah yang terjadi, padahal disini dia adalah korbannya.
Kanzia hanya bisa menangis dalam pelukan Bik Yanti mendengar ucapan ayahnya, ia benar benar merasa sendiri tidak ada satupun orang yang benar benar menyayanginya dengan tulus selain bi Yanti, semua orang selalu menyalahkannya, dan memperlakukannya layaknya sampah yang menjijikkan.
Semenjak ayahnya menikah bukan kebahagian yang didapatkan kanzia, tapi perlakuan buruk dan kata kata menyakitkan yang selalu ia dapatkan.
“kenapa tidak ada yang peduli pada ku, apa aku begitu menjijikkan dimata semua orang?” ucap Kanzia sesenggukan dalam pelukan bik Yanti
“Yang sabar Non Bibi tau Non Kanzia adalah gadis yang kuat, jangan merasa sendiri masih ada Bibi yang peduli dengan non Kanzia," ucap bi Yanti berusaha menguatkan Nona muda yang malang itu.
“Bi apa aku tidak berhak bahagia, kenapa semua orang selalu memperlakukan Zia seperti ini, apa salah jika aku tidak secantik kak Clara?” ucap Kanzia masih sesenggukan.
“Tentu saja Non Zia berhak untuk bahagia, Non zia juga cantik kok mereka saja yang tidak bisa melihat kecantikan Nona dan yang paling penting Non zia memiliki hati yang baik,” ucap Bi Yanti yang berusaha menghibur Kanzia.
Sebenarnya Kanzia memiliki wajah yang manis dan lumayan cantik, tapi karna ia tidak pandai dalam hal merawat diri membuatnya terlihat jelek ditambah dengan tubuh gempalnya.
Sedangkan di lantai bawah masih banyak para tamu undangan yang hanya dihadiri dari pihak keluarga saja, mereka tak henti hentinya membicarakan Kanzia yang ditinggal pergi calon suaminya, mereka bukannya iba dengan nasib gadis gendut itu tapi malah mencemooh Kanzia dan menganggapnya tidak tau malu.
“Kasian sekali ya pengantin wanitanya malah ditinggal kabur sama calon suaminya,” ucap salah satu tamu sambil mencibir.
“Siapa suruh gak tau malu, udah tau buruk rupa maunya nikah sama pangeran,” ucap tamu lain.
“Iya betul seandainya aku yang jadi pengantin prianya pasti udah aku tinggalin dari kemarin,” ucap salah satu pemuda yang hadir disana.
“Untung si Noah lebih memiilih Clara yang lebih segala-galanya dari pada gadis gendut itu,” ucap seorang perempuan muda yang merupakan sepupu Noah yang sudah tau rencana sepupunya itu.
Semua orang terus menyalahkan Kanzia dan mencemoohnya dan malah membenarkan apa yang dilakukan Clara dan Noah. Saat mereka semua sedang membicarakan Kanzia, kedatangan seorang laki laki misterius secara tiba tiba membuat semua orang yang tadi membicarakan Kanzia bungkam.
“Aku akan menikahinya!” ucap seorang pria berjas hitam yang tiba tiba muncul dengan seorang laki laki disampingnya.
.
.
.
Bersambung . . . . .
^^^JANGAN LUPA DILIKE, KOMEN AND FAVORIT^^^
...Mohon sarannya untuk tulisan yang lebih baik...
“Aku akan menikahi Kanzia!”
Rudi yang melihat laki laki asing yang baru saja datang dan berkata ingin menikahi putrinya begitu kaget, apalagi melihat penampilan laki laki itu terlihat sepertinya bukanlah dari kalangan orang biasa walaupun separuh wajahnya tertutup oleh topeng.
“Apa maksud anda ingin menikahi putri saya?” tanya Rudi menghampiri pria asing tersebut.
“Tuan akan menikahi putri anda, tapi dengan satu syarat,” bukan pria bertopeng itu yang menjawab tapi pria di sampingnya yang merupakan asisten dari pria bertopeng tersebut.
“Maksudnya anda akan menikahi putri saya tapi dengan sebuah syarat, lalu apa syaratnya?” tanya Rudi.
“Setelah menikah, putri anda akan ikut dengan tuan dan menjadi milik tuan dan anda beserta keluarga anda sudah tidak memiliki hak atas putri anda apalagi sampai menyakitinya,” jelas sang asisten.
“Baiklah saya setuju!” ucap Rudi tanpa ada keraguan.
Sedangkan kanzia yang berdiri tidak jauh dari orang orang tersebut benar benar merasakan sakit dihatinya melihat ayah kandungnya sendiri yang dengan mudahnya menyerahkan dirinya kepada pria asing seakan akan dirinya hanyalah barang yang tidak memiliki harga.
“Apa aku benar benar sudah tidak memiliki arti apa apa dimata ayah? Kenapa ayah melakukan ini pada ku, apa salah ku, apa karna aku tidak tumbuh menjadi gadis cantik sehingga ayah malu dengan keberadaan ku?” Kanzia menangis terisak sambil berjongkok di balik tembok meremas dadanya yang terasa sesak meratapi nasibnya yang begitu malang.
*
*
Akhirnya acara pernikahan yang sempat tertunda kembali dilangsungkan, Kanzia telah resmi menjadi seorang istri dari laki laki yang tidak ia kenal.
Saat ini Kanzia dan lelaki asing tersebut sudah berada diatas pelaminan, ia hanya pasrah saja dengan apa yang terjadi padanya begitupun dengan laki laki asing disampingnya yang hanya diam saja, Kanzia terus bertanya Tanya dalam hati sebenarnya siapa lelaki bertopeng yang telah resmi jadi suaminya itu.
"Sebenarnya siapa laki laki ini kenapa dia mau menikahi gadis gendut seperti ku? Apa dia sama dengan Noah yang hanya berniat memanfaatkan diriku? Tapi sekarang aku sudah tidak memiliki apa pun. Apa dia akan mengambil organ dalam milikku untuk ia jual ke pasar gelap," batin Kanzia yang masih bingung kenapa laki laki yang sama sekali tidak ia kenal tiba tiba datang dan menawarkan diri untuk menikahinya.
Pria asing yang menyadari jika Kanzia terus memperhatikannya akhirnya membuka suara.
“Kenapa terus melihat ku seperti itu? Apa kamu menganggap aku aneh dan takut dengan wajah ku?”
Kanzia yang kepergok sedang memperhatikan suaminya itu menjadi gugup dan salah tingkah.
“Aa…eh maaf, saya hanya penasaran kenapa anda mau menikah dengan gadis seperti saya?” tanya Kanzia.
“Tuan hanya ingin membantu anda Nona, jadi mulai sekarang anda harus menuruti semua perintah Tuan, anda harus ikut tuan dan keluar dari rumah ini, mulai sekarang anda sudah tidak diperbolehkan untuk menemui keluarga anda,” lagi lagi asistennya yang memberikan penjelasan pada Kanzia.
Kanzia hanya bisa menghela napas dengan semua ucapan asisten suaminya itu, ia sudah pasrah dengan jalan hidupnya, lagi pula tetap tinggal di rumah besar ini hanya akan membuatnya terus mendapatkan perlakuan buruk dan soal keluarga, ia hanya punya Bi Yanti disisinya.
“Baik saya akan mematuhi semua keputusan anda, tapi bolehkah saya bertemu Bi yanti sebelum pergi,” pinta Kanzia yang hanya dijawab anggukan oleh pria asing tersebut.
Kemudian pria asing tersebut beranjak dengan menarik tangan Kanzia turun dari atas pelaminan tanpa memperdulikan orang orang yang masih ada disana.
“Cepat temui Bibi mu itu! Setelah itu kita pergi, kamu tidak perlu membawa barang dari sini!” ucap pria asing tersebut.
Kanzia segera beranjak dan pergi menemui bi Yanti untuk berpamitan, sedangkan Rudi yang melihat mereka hendak pergi langsung menghampiri menantunya itu.
“Apa kalian akan pergi sekarang?” tanya Rudi.
“Iya, tempat ini bukanlah tempat yang layak untuk ditinggali istriku,” ucapnya dingin.
Rudi dibuat merinding dengan tatapan dingin pria itu walaupun wajahnya terhalang topeng. Mendengar ucapan pria yang baru saja menjadi menantunya itu ia merasa tersentil, mengingat sikapnya pada Kanzia selama ini.
Tidak lama setelah itu Kanzia sudah kembali setelah menemui bi Yanti dengan membawa sebuah bingkai poto.
“Apa yang kamu bawa? Bukannya aku sudah melarang mu untuk membawa apa pun dari rumah ini.”
“Maaf tuan saya hanya membawa foto ibu saya, ini satu satunya barang milikku di rumah ini, tolong izinkan saya membawanya ..." ucap Kanzia memohon agar diizinkan membawa foto tersebut.
“Baiklah ayo berangkat!” ucapnya dan beranjak dari rumah keluarga Kanzia.
Kanzia mengikuti langkah suaminya keluar dari rumah itu, tapi baru beberapa langkah Kanzia kembali menghampiri Rudi untuk berpamitan karna biar bagaimana pun Rudi adalah ayah kandungnya, ia pernah bersikap manja dan merasakan sangat disayangi walaupun sekarang semuanya telah berubah.
“Ayah Kanzia pergi dulu, maaf kalau selama ini aku hanya bisa membuat ayah malu,” ucapnya dan mencium tangan ayahnya kemudian segera menyusul suaminya.
Sementara Tuan Rudi Yanga mendengar ucapan putrinya hanya diam saja menatap kepergian Kanzia dengan tatapan yang sulit diartikan.
*****
Mobil terus melaju melewati jalan raya, suasana hening terjadi selama perjalanan sampai akhirnya Kanzia pun tertidur selama perjalanan, ia terbangun ketika mendengar suara seseorang membangunkannya.
“Nona ... Nona kita sudah sampai,”sang asisten membangunkan Kanzia.
“Eh maaf Tuan saya malah ketiduran” ucap kanzia merasa tidak enak dan melihat suaminya sudah tidak ada di mobil, sepertinya sudah turun terlebih dahulu.
Saat keluar dari mobil ia dibuat takjub dengan pemandangan di lingkungan ini, sepertinya tempat ini jauh dari perkotaan karna terlihat seperti di tengah hutan disana hanya ada sebuah Vila yang terlihat mewah ia berpikir apakah ia akan tinggal disini, ia merasa seperti sedang diasingkan.
“Mari Nona ikut saya!”
“Baik Tuan,” ucap Kanzia.
“Maaf Nona jangan panggil saya tuan, panggil saja saya Kevin, saya asisten kepercayaan tuan," ucap Kevin memperkenalkan diri.
“Baik, asisten Kevin,” ucap Kanzia
Mereka akhirnya masuk ke dalam Villa, kemudian asisten kevin mengajak Kanzia untuk menemui tuannya di ruang pribadinya.
“Duduklah! Kemudian jelaskan padanya apa yang harus dilakukan selama disini,” ucap Pria asing tersebut.
“Baik tuan,” kemudian Kevin mulai menjelaskan semua hal yang harus dilakukan Kanzia untuk merubah penampilannya, yang akan di mulai dari menurunkan berat badannya.
Kanzia hanya mendengarkan saja semua yang dijelaskan Kevin dengan serius tanpa satu pun terlewatkan. Ia akan melakukan apa pun yang sudah diatur oleh suami misteriusnya itu, lagi pula semua itu demi kebaikannya, untuk membungkam mulut orang orang yang selalu meremehkannya.
“Maaf tuan bolehkah saya tau nama anda?” tanya Kanzia setelah Kevin keluar dan menyisakan mereka berdua, ia belum tau dengan nama suaminya karna saat acara akad, ia yang diliputi dengan kesedihan tidak dapat mendengarkan apapun.
“Kamu bisa panggil saya Abian dan berhenti memanggil saya dengan sebutan Tuan,”
“Baik tu– maksud saya Abian,” ucap Kanzia.
Disinilah Kanzia diasingkan jauh dari orang orang yang sering mengucilkannya, hanya ada asisten Kevin, Abian dan beberapa pekerja di Vila yang selalu membantunya untuk melakukan perubahan pada dirinya, bukan hanya menjadi cantik tapi menjadi seseorang yang lebih kuat berani dan lebih percaya diri.
.
.
.
Bersambung . . . . .
^^^JANGAN LUPA DILIKE, KOMEN AND FAVORIT^^^
...Mohon sarannya untuk tulisan yang lebih baik...
2 Tahun kemudian. . . . . . . .
Seorang perempuan cantik berdiri di balkon kamarnya menikmati indahnya pemandangan disekitar villa yang terlihat asri, ia terus menarik napas untuk menghirup udara segar yang jauh dari polusi, tidak terasa sudah dua tahun ia berada di tempat ini melakukan tahap demi tahap perubahan pada dirinya, semua kenangan pahit itu masih terlihat jelas dalam ingatannya bagaikan mimpi buruk.
“Kali ini aku akan kembali membalas rasa sakit yang pernah kalian torehkan pada ku selama ini, semua hinaan dan makian yang dulu kalian ucapkan untukku akan aku kembalikan, Clara suatu saat kamu pasti akan merasakan apa yang aku rasakan saat itu,” batin Kanzia.
Hingga seseorang tiba tiba masuk dan menghentikan lamunannya. Jadi perempuan cantik itu adalah Kanzia, gadis gendut dengan penampilan yang norak yang yang dulu selalu di pandang rendah karna penampilan dan bentuk tubuhnya, sekarang ia telah menjelma menjadi perempuan cantik bak bidadari tanpa melakukan operasi plastik, ia hanya rutin berolahraga, memakan makanan yang sehat dan melakukan perawatan lainnya dan semua itu tidak lepas dari bantuan suami misteriusnya.
“Bagaimana? Apakah kamu sudah siap untuk kembali ke kota A?” tanya Abian pada Kanzia.
“Tentu saja aku sudah siap,” jawab Kanzia tegas.
“Bagus! Tapi ingat jangan pernah terlihat lemah dihadapan orang orang yang pernah menindas mu,” ucap Abian memperingati Kanzia, yang dijawab anggukan oleh Kanzia.
Jadi hari ini Kanzia dan juga Abian akan kembali ke kota dimana dulu orang orang sekitarnya selalu mengucilkannya dan memandang rendah dirinya hanya karena penampilan fisiknya. Kini ia akan kembali dengan penampilan yang berbeda, menghadapi mereka dengan penuh percaya diri.
*
*
Setelah menempuh waktu beberapa jam, akhirnya pesawat yang ditumpangi Kanzia dan Abian sudah sampai di bandara.
Begitu mereka tiba di bandara Kevin telah menunggu kedatangan mereka dan mengambil alih koper yang dibawa Kanzia.
“Selamat datang tuan dan Nona Kanzia,” ucap Kevin menghampiri Kanzia dan Abian kemudian mengambil koper ditangan Kanzia.
“Terimakasih, asisten Kevin,” ucap Kanzia pada Kevin.
“Abian apa kita akan menetap di kota ini?” tanya Kanzia.
“Ada apa? Apa kamu tidak senang jika kita tinggal di kota ini?” Abian kembali bertanya.
“Tentu saja aku senang, karena dengan begitu aku bisa sering mendatangi makam ibuku, apa boleh jika kita tetep tinggal di kota ini?” tanya Kanzia.
“Itu tergantung dirimu bagaimana menghadapi mereka,” ucap Abian.
“Maksudnya?” tanya Kanzia bingung.
“Iya itu tergantung kemampuan mu menghadapi sampah sampah itu, jika kamu tidak mampu dan kembali menjadi lemah, tentu saja aku akan kembali membawa mu pergi bahkan ke tempat yang lebih jauh dan terpencil dari vila itu.” Abian kembali memperingati istrinya.
“Apa kamu masih tidak mempercayai ku, aku bukanlah seorang gadis gendut dan lemah seperti saat kamu menikahi ku, jadi jangan khawatir kali ini aku tidak akan membiarkan mereka merendahkan ku apalagi sampai menyakitiku,” ucap Kanzia penuh percaya dira.
Abian yang melihat hal itu tersenyum samar, nyaris tidak terlihat oleh Kanzia. Ia merasa jika sekarang istri gendutnya sudah benar benar berubah, bukan hanya menjadi cantik tapi juga gadis kuat.
Kevin mempersilahkan Kanzia untuk masuk ke dalam mobil, sedangkan Abian masuk ke mobil yang satunya.
“Apakah tuan tidak akan ikut dengan kita?” tanya Kanzia pada kevin, karna melihat Abian masuk ke mobil yang berbeda.
“Tuan ada urusan penting yang harus diselesaikan Nona, jadi ia akan menyusul nanti setelah urusannya selesai,” jawab Kevin.
“Oh ...” ucap Kanzia.
Selama dua tahun ini ia mengenal Abian tidaklah membuat mereka dekat, Abian yang bersikap cuek dan kadang kadang dingin membuat Kanzia merasa canggung dan ia juga tau diri dan tidak mengharapkan hal lain, hubungan suami istri antara mereka hanya sebatas di atas kertas saja.
Selama ia tinggal di Vila mewah itu Abian hanya datang tiga kali seminggu ke vila hanya untuk memantau perkembangan dirinya. Tapi Kanzia tidak keberatan dengan hal itu karna selama ini Abian selalu membantunya dan memperlakukannya dengan baik tanpa melihat bentuk fisiknya, lagi pula Kanzia sudah menutup rapat rapat hatinya untuk seorang laki laki semenjak penghianatan yang dialaminya dua tahun lalu.
Tanpa ia sadari akhirnya mobil yang dikendarai Kevin sampai disebuah bangunan mewah yang akan ditinggali Kanzia.
“Silahkan Nona kita sudah sampai di kediaman anda yang baru,” ucap Kevin yang membukakan pintu mobil.
“Jadi aku bakalan tinggal disini?” yanya Kanzia.
“Iya Nona,” jawab Kevin.
“Apakah tuan Abian juga bakalan tinggal disini?” tanya Kanzia kembali.
“Sepertinya iya, silahkan masuk Nona,” ucap Kevin mempersilahkan Kanzia agar masuk ke rumah mewah itu.
Begitu ia masuk ke rumah mewah tersebut seorang perempuan paruh baya seumuran Bik Yanti langsung menyambut kedatangannya dan memperkenalkan dirinya kepada semua pelayan di rumah tersebut sebagai istri dari Abian tuan mereka, semua pelayan menunduk hormat padanya, hal itu membuatnya merasa sedikit risih dengan perlakuan mereka.
“Mari nona Kanzia saya antar ke kamar anda,” ucap pelayan tersebut setelah memperkenalkan dirinya kepada semua pelayan disana.
“Oh iya Bi, kalok boleh saya tau nama bibi siapa ya?" tanya Kanzia sopan saat diantar menuju kamarnya.
“Nama saya Sofiah, Nona bisa panggil saya Sofi, silahkan Nona ini adalah kamar anda, kalau Nona butuh sesuatu jangan sungkan sungkan untuk menyuruh para pelayan disini,” ucap pelayan tersebut pada Kanzia.
“Iya, terimakasih Bik maaf kalok merepotkan,” ucap Kanzia.
“Tidak perlu berterimakasih Nona itu sudah menjadi tugas kami melayani anda,” kemudian pelayan tersebut pergi meninggalkan Kanzia.
Kanzia yang memang merasa lelah langsung merebahkan tubuhnya di kasur, sambil memperhatikan sekitar kamar yang terlihat luas dan mewah.
Siapakah sebenarnya suaminya itu, semua orang pasti tau hanya dengan melihatnya saja jika suaminya itu bukanlah dari kalangan orang biasa.
“Sebenarnya siapa laki laki yang sudah aku nikahi selama ini? Apa ia seorang konglomerat, atau seorang Ceo yang memiliki perusahaan besar atau dia seorang mafia? Ah,,, sudahlah yang penting dia sudah baik dan mau membantuku sampai aku bisa menjadi seperti sekarang ini aku tidak peduli siapa pun dia.” gumam Kanzia. “Eh tapi bagaimana kalau dia sebenarnya adalah suami orang dan ternyata aku adalah simpanannya? Astaga ... jangan sampai hal itu benar terjadi,” Kanzia menggeleng-gelengkan kepalanya jangan sampai apa yang dia pikirkan tadi benar benar terjadi.
Karna terlalu lelah, ditambah kasur yang nyaman akhirnya membuat Kanzia tertidur di kasur empuk itu.
Tidak terasa ternyata Kanzia sudah tertidur selama tiga jam lebih, ia terbangun karna suara ketukan di pintu kamarnya dan ternyata hari sudah terlihat gelap.
“Astaga! Ternyata aku sudah tidur begitu lama,” gerutu Kanzia padahal niatnya hanya mengistirahatkan diri sebentar untuk menghilangkan rasa lelahnya, tapi ia malah tertidur pulas sampai langit sudah terlihat gelap.
Ia beranjak untuk membuka pintu dan ternyata seorang pelayan sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
“Maaf Nona, sudah waktunya untuk anda makan malam,” ucap pelayan tersebut yang terlihat seumuran dengannya.
“Oh iya, aku bersih bersih dulu baru setelah itu aku akan turun untuk makan malam,” ucap Kanzia.
“Baik Nona,” ucap pelayan tersebut lalu beranjak dari pintu kamar Kanzia.
Setelah kepergian pelayan tersebut Kanzia menutup pintu kamarnya dan ia pun langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
.
.
.
Bersambung . . . . . . . . . . . . .
Jangan lupa di like👍🏻
Komen dan Favorit juga ya😉
...Mohon sarannya untuk tulisan yang lebih baik...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!