NovelToon NovelToon

Love Destiny

MELARIKAN DIRI

Malam semakin larut....

Saat semua orang sudah terlelap dan masuk kedalam alam mimpinya masing - masing.

Crystal, wanita cantik ini masih sibuk memilah – milah barang mana yang akan dibawanya.

Setelah semua barang yang telah diperlukannya terkumpul, dengan gesit Crystal segera memasukkan semua barang tersebut kedalam tas ransel hitam yang ada dihadapannya, sambil sesekali melirik jam yang tergantung di dinding kamar.

“ Sudah hampir jam 12 malam…aku harus cepat…”, gumannya sambil berjalan menuju walk in closet.

Agar penyamarannya sempurna, Crystal menghapus semua make up yang ada diwajahnya dengan cepat, lalu menyambar hodie hitam serta celana dengan warna senada yang tergantung dialmari dan segera memakainya.

“ Let’s go…”, gumannya sambil mengambil tas ransel yang tergeletak diatas ranjang.

Perlahan, Crystal membuka pintu kamarnya sambil mengintip untuk melihat sekeliling. Saat dirasa tidak ada orang, dia segera berbalik dan menutup pintu kamar sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara.

Dengan mengendap – endap dia mulai berjalan  menuruni anak tangga sambil menatap awas sekelilingnya. Beberapa kali Crystal terlihat menoleh ke kiri dan kekanan, serta kebelakang, memastikan bahwa tidak ada seorangpun yang mengawasinya.

Setelah memastikan semuanya aman, wanita dengan pakaian serba hitam itu mulai berjalan dengan cepat keluar dari dalam rumah  menuju pintu belakang yang tidak dikunci, karena biasa digunakan oleh para penjaga untuk mengambil atau membuat minuman di dapur.

Setibanya dipintu belakang, Crystal kembali melihat sekelilingnya dengan tatapan tajam. Setelah dirasa aman, diapun mulai berlari kecil menuju tembok belakang rumah yang akan dia gunakan untuk kabur.

“ Cepatlah !!!.... ”, ucap Gerald, laki – laki berpakaian serba hitam seperti dirinya yang terlihat sedang duduk diatas tembok sambil melemparkan sebuah tali.

Crystal segera menerima tali yang diberikan oleh Gerald dan mulai memanjat tembok. Gerald yang melihat Crystal sedikit kesulitan untuk naik, mengulurkan tangan kanannya untuk membantu wanita tersebut.

Dengan susah payah Crystal berusaha untuk mengapai tangan Gerald dan happp…..Gerald langsung menarik tubuh Crystal saat tangan kanannya berhasil meraih tangan munggil tersebut.

Dengan gerak cepat Gerald segera menarik tali yang masih mengantung ditembok dan menyimpannya kedalam kantong yang telah disiapkannya.

Setelah memastikan kondisi di luar aman, mereka berdua segera melompat turun dari tembok dan segera berlari masuk kedalam mobil Alphard hitam yang terparkir tidak jauh dari sana.

“ Apa kau yakin kali ini akan berhasil…”, tanya Crystal dengan wajah cemas.

“ Tenanglah…aku sudah mengatur semuanya dengan sangat rapi. Aku pastikan kali ini kamu akan terbebas dari iblis itu…”, ucap Gerald berusaha meyakinkan mantan adik iparnya itu.

Dalam kegelapan malam, perlahan mobil Alphard hitam yang dinaiki Crystal dan Gerald meninggalkan rumah mewah yang sudah lima tahun ini mengurung dirinya. Merengut masa muda dan kebebasannya selama ini

Selama perjalanan,.Gerald terus mengenggam kedua tangan Crystal dengan erat. Berusaha untuk menenangkan kegundahan hati wanita yang sangat dicintainya itu.

Crystal sebenarnya masih ragu dengan keputusan yang diambilnya saat ini. Karena jika gagal, maka bisa dipastikan dirinya akan kembali mendapatkan siksaan.

Dan tentunya siksaan fisik yang akan diterimanya akan berkali – kali lipat lebih berat daripada sebelumnya.

Melihat keraguan yang terpancar dari sorot mata wanita yang duduk disampingnya membuat Gerald  berusaha kembali meyakinkan wanita itu. Meyakinkan bahwa usaha mereka kali ini akan berjalan lancar.

Gerald sangat yakin dan penuh percaya diri bahwa pelariannya kali ini akan berhasil, mengingat seberapa detail dan matang persiapan yang  telah dia lakukan untuk membawa pergi wanitanya dari penjara yang dibuat oleh Arnold, sang suami.

Melihat  kesungguhan disetiap ucapan yang keluar dari bibir laki – laki yang sangat dicintainya itu membuat hati Crystal  sedikit tenang.

Dalam diam, Crystal sangat berharap mantan kakak iparnya itu bisa membawanya pergi sejauh mungkin dari

sangkar emas yang dia tempati saat ini.

Sebuah tempat yang ditinggali oleh seorang iblis yang tidak pernah berhenti untuk menyiksa dirinya, baik secara fisik maupun secara psikis.

Dia bagaikan seekor burung yang terjebak dalam sangkar emas penuh duri. Dimana setiap kakinya melangkah, hanya ada rasa sakit dan perih yang ada.

Perlahan Crystal menyandarkan kepalanya di dada bidang Gerald. Aroma mint yang meyegarkan membuat otot – otot tegang yang ada dalam tubuh Crystal mulai mengendur, hingga tanpa dia sadari kedua matanya perlahan mulai menutup.

Gerald tersenyum tipis saat mendengar dengkuran halus yang keluar dari bibir wanitanya itu. Diambilnya selimut yang tergeletak disandaran kursi dan dibalutkan ketubuh Crystal, agar tubuh wanitanya tetap hangat.

“ Aku berjanji…setelah berhasil keluar dari negara ini, aku akan membuatmu bahagia…”, guman Gerald sambil mencium pucuk kepala Crystal berkali – kali.

Gerald menatap sendu wajah cantik wanitanya yang tampak tertidur pulas. Perlahan jemarinya mulai mengusap memar dan luka yang ada dipelipis Crystal dengan lembut.

“ Maaf…”, hanya kata itulah yang bisa dia gumankan beberapa kali sambil mengusap lembut bekas luka yang mulai mengering itu.

Ini bukan pertama kalinya Gerald melihat memar dan luka di tubuh mantan adik iparnya itu. Tapi tetap saja hatinya terasa perih  dan sakit saat melihat hal itu .

Selama ini dia tidak bisa berbuat apapun untuk membantu Crystal, mengingat siapa suami wanita itu. Arnold adalah sosok kejam yang tidak akan membiarkan siapapun menyentuh apa yang sudah menjadi miliknya, jika tidak ingin nyawanya melayang.

Yang bisa dilakukannya hanya menatap wanitanya itu dengan rasa iba setiap kali Adisty mengiriminya foto Crystal,

dimana terlihat banyak luka memar disekujur tubuhnya akibat siksaan sang suami.

Mengingat hal itu membuat rasa bersalah kembali muncul dalam hatinya. Semua penderitaan yang dialami oleh wanitanya itu adalah akibat kesalahannya. Kesalahan yang tidak seharusnya dia lakukan.

Seandainya saja saat itu dirinya sedikit lebih bisa menahan diri dan tidak lepas kontrol, mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Namun apalah daya, nasi sudah menjadi bubur dan waktu tidak bisa diulang kembali.

Mungkin, hanya ini yang bisa dilakukannya sekarang yaitu membawa Crystal pergi sejauh mungkin, ke suatu tempat yang tidak bisa dijangkau oleh Arnold dan semua orang yang mengenal mereka.

Suatu tempat terpencil, jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Sebuah perkebunan luas dengan rumah sederhana yang berada didalamnya.

Tempat yang nantinya akan dia  gunakan untuk membina keluarga kecilnya bersama Crystal. Wanita yang sangat dicintainya,  ibu dari anak – anak yang nantinya akan lahir hasil buah cintanya dengan wanita itu.

Demi memuluskan rencanaya, Gerald sudah menyiapkan identitas baru untuk dirinya dan Crystal. Identitas yang akan membawa mereka membuka lembaran baru. Membuang masa lalu yang kelam dan menyakitkan.

Dan dengan identitas tersebut dirinya dan Crystal akan dengan mudah untuk bisa keluar dari negara ini dengan mudah. Karena Gerald sangat yakin, bahwa Arnold tidak akan tinggal diam saat mengetahui jika istrinya itu kabur bersama dirinya.

Setelah keluar dari perkampungan penduduk yang lumayan padat, akhirnya sekarang mereka bisa sedikit bebas bergerak melewati pematang sawah dan perkebunan. Jalan tampak lenggang dan sepi karena sudah memasuki tengah malam.

Perjalanan yang ditempuh menuju bandara kali ini terbilang cukup lama. Karena mereka tidak melalui jalan poros, namun melewati jalan tikus yang memutar. Semua itu dilakukan agar pergerakan yang mereka lakukan tidak dapat terdeteksi.

Sambil menikmati kegelapan malam, Gerald mulai mengingat kembali masa lalu yang membuat dirinya harus berpisah dengan wanita yang sangat dicintainya. Masa laluyang t erus saja membuatnya menyesal hingga sekarang.

Tangisan Crystal lima tahun lalu masih sering menghiasi mimpi buruknya setiap malam. Tatapan sedih dan kecewa saat dirinya mendapati sang kekasih tidur bersama kakak kandungnya.

Akibat kejadian satu malam tersebut akhirnya mengharuskan Gerald menikahi Leony, kakak kandung Crystal yang tengah mengandung anaknya.

Bukan hanya itu saja, penderitaan Crystal dimulai saat dirinya harus mengantikan sang kakak untuk bertunangan dengan Arnold, seorang yang terkenal kejam dan tidakmempunyai perasaan. Pertunangan tersebut terjadi demi menjalankan wasiat sang kakek.

Dan puncaknya, lima bulan yang lalu Adisty, sahabat Crystal menemuinya dan memohon kepadanya agar secepatnya membawa pergi  Crystal dari kediaman Arnold .

“ Crystal beberapa kali mencoba bunuh diri,namun selalu berhasil kugagalkan Aku tidak tahu, kapan dia akan melakukannya lagi. Aku takut…bagaimana jika dia benar – benar meninggal… ”, ucap Adisty sambil sesenggukan.

Kata – kata Adisty bagaikan pisau yang menusuk hatinya, sakit tapi tak berdarah, itulah yang Gerald rasakan saat ini. Dia tidak mau wanitanya sampai berbuat nekat dengan mengakhiri hidupnya seperti itu.

Maka dari itu, setelah kedatangan Adisty lima bulan yang lalu, Geraldpun bertekad untuk membawa kabur Crystal bersamanya.

Melihat kondisi Crystal yang semakin hari semakin memperihatinkan, membuat Gerald harus bergerak cepat dan membuat rencana.

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Adisty, Gerald akhirnya mempunyai gambaran tentang kediaman Arnold.

Berapa banyak jumlah pekerja yang ada disana, serta jadwal mereka, khususnya jadwal patroli para penjaga dimana kediaman Arnold tersebut dijaga super ketat mengingat seringnya Crystal berusaha melarikan diri namun selalu gagal.

Untuk memuluskan aksinya, Gerald menghubungi temannya yang ahli di bidang IT untuk meretas cctv dan system keamanan yang terpasang disana.

Dalam waktu yang cukup pendek tersebut, Gerald juga meminta bantuan koleganya yang berada diluar negeri untuk mencarikan tempat tinggal yang sedikit terpencil, jauh dari perkotaan sebagai tempat tinggal mereka nantinya.

Semua telah Gerald susun dengan sangat rapi agar aksinya berhasil. Bahkan hal – hal terkecilpun sudah dia perhitungkan dengan sangat matang. Agar upayanya kali ini untuk membawa kabur sang pujaan hati berhasil.

AKHIR SEGALANYA

Dengan sekuat tenaga Arnold melempar ponsel yang ada ditanggannya hingga hancur berkeping – keeping setelah melihat pesan yang dikirim oleh Adisty.

Rahangnya mengeras dan wajahnya memerah penuh amarah. Bola matanya tersirat kemarahan dan kebencian, serta kekecewaan yang mendalam.

Arnold sama sekali tidak menyangka bahwa wanita yang sangat dicintainya itu akan mengkhianatinya seperti ini. Kepolosan dan ketulusan yang terpancar dari wajah Crystal selama  ini dia lihat ternyata hanyalah sebuah topeng untuk menutupi kebusukannya.

Untung saja dia memiliki Adisty yang selalu memberikannya berbagai macam informasi mengenai gerak – gerik istrinya itu.

Informasi yang selama ini Arnold pikir hanyalah satu cara bagi Adisty untuk lebih dekat dengannya dan menjatuhkan sang istri dimatanya.

Tapi kenyataan yang ada sekarang, hampir semua yang Adisty ucapkan benar – benar terjadi. Dan hal tersebut tentunya membuat Arnold tidak segan – segan untuk bertindak kasar dengan cara menyiksa Crystal melalui tangannya sendiri, agar istrinya itu tunduk dan menurut kepadanya.

Kenyataan yang didapatinya malah sebaliknya, hukuman dan siksaan yang diberikannya selama ini tidak cukup membuat istrinya itu jera.

Justru malah sebaliknya, siksaan yang didapatkannya membuat Crystal semakin berbuat ulah dan puncaknya sekarang, dia nekat untuk kabur bersama Gerald, mantan kakak iparnya itu.

Tampaknya, bukan hanya Arnold yang marah dan kecewa dengan perilaku Crystal. Seluruh keluarganya, terutama sang kakak sangat murka saat tahu adik semata wayangnya itu kabur bersama mantan suaminya.

Melihat kekacauan yang terjadi saat ini, disuatu tempat ada seorang wanita yang diam – diam tersenyum penuh kemenangan karena segala upaya yang telah dilakukannya selama ini akhirnya membuahkan hasil.

Ya…kemenangan sudah berada ditangannya, dan kehancuran orang yang sangat dibencinya sudah ada didepan mata. Diapun segera berpesta bersama teman – temannya disebuah club  untuk merayakan kabar gembira tersebut.

Sesampainya dirumah, Arnold segera menghukum semua orang yang berada dikediamannya karena dianggap telah lalai hingga istrinya berhasil kabur.

Menggunakan kekuatannya, Arnold segera mengerahkan semua orang kepercayaannya agar membawa sang istri kembali bagaimanapun caranya.

Bahkan anak buahnya sudah dia sebar di bandara dan pelabuhan untuk mengantisiapsi  istrinya kabur keluar pulau bahkan keluar negeri.

Untuk jalur darat, dia mengerahkan koneksinya yang dalam kepolisisan untuk melacak jejak sang istri. Apapun akan diupayakan oleh Arnold untuk membawa sang istri kembali kerumahnya, bagaimanapun caranya.

Sementara itu, Gerald dan Crystal yang sudah sampai di depan bandara segera turun. Mereka melewati jalur belakang yang aman agar tidak ketahuan anak buah Arnold yang Gerald yakin sudah tersebar diseluruh bandara.

Namun, nasib baik tampaknya masih  belum berpihak pada keduanya. Tanpa mereka sadari dari arah belakang, Gerald dan Crystal dipukul dengan menggunakan benda tumpul hingga keduanya jatuh tak sadarkan diri.

Melihat korbannya sudah pingsan, anak buah Arnold segera membawa tubuh keduanya masuk kedalam mobil yang berbeda, sesuai instruksi dari sang bos.

Gerald dibawah kesebuah gudang yang terletak diujung kota  demi mendapatkan  hukuman yang akan diberikan oleh Arnold sendiri karena telah berani membawa kabur sang istri.

Sementara itu, Crystal dibawah kembali kedalam rumah dan dikurung dalam ruang bawah tanah, dimana Arnold sering menyiksanya jika dia melakukan suatu kesalahan.

Rasa dingin yang menusuk sampai kedalam tulang membuat Crystal segera menarik ujung selimut yang sempat turun hingga mengekspos sebagian tubuh polosnya.

Tubuh yang penuh dengan luka, bahkan kulit tersebut sekarang sudah berubah menjadi merah keungguan akibat banyaknya memar yang memenuhi sekujur tubuhnya.

Rasa ngilu disekujur tubuhnya membuat wanita itu perlahan  mulai membuka kedua kelopak matanya. Saat kedua matanya sudah terbuka sempurna, dan melihat dihadapannya ada seorang pria tampan seperti malaikat tapi berhati iblis, sedang tertidur pulas sambil memeluk pinggangnya yang ramping.

Crystal seketika bergidik ngeri saat mengingat kembali peristiwa yang telah terjadi antara dirinya dan iblis itu semalam.

Rasa takut mulai menjalar dalam tubuhnya hingga menghasilkan keringat dingin. Dengan gerak perlahan Crystal mulai memutar tubuhnya agar tidak menghadap kearah wajah sang iblis.

Saat dia bergerak, wanita itu merasakan tubuhnya terasa ngilu dan sakit sekali terutama didaerah kewanitaannya. Tidak kuat terhadap rasa sakit yang ada, diapun tidur terlentang dan menatap kosong kearah langit – langit kamar.

Bulu kudunya kembali berdiri dan rasa takut yang teramat sangat mulai masuk kedalam relung hatinya  saat mengingat kembali penyiksaan yang dialaminya.

Flash back on

Crystal mengerjapkan kedua matanya berkali – kali agar retinanya terbiasa terhadap cahaya terang yang masuk melalui matanya.

“ Dimana ini….”, batinnya binggung sambil mengamati keadaan sekitar.

“ Akhirnya kamu bangun juga sweatheart….”, ucap laki – laki dengan suara beratnya.

Suara berat dan sexy yang mampu membuat banyak wanita berteriak histeris ketika mendengarnya, namun saat ini suara tersebut bagi Crystal seperti alunan melodi kematian.

Laki – laki berwajah malaikat tersebut mulai berjalan mendekatinya, menarik kasar rambutnya hingga mata keduanya bertemu.

Tatapan tajam yang terlihat seperti hendak menerkamnya hidup – hidup tersebut seketika membuat tubuh Crystal membeku. Namun sebisa mungkin dia halau rasa takut itu dan menatap balik suaminya dengan nyalang.

PLAKKK….

Satu tamparan berhasil membuat sudut mulut Crystal mengeluarkan darah segar. Bukannya menangis, Crystal malah tersenyum sinis kepada  laki – laki tampan yang berdiri dihadapannya itu..

PLAKKK….

PLAKKK….

Dua tamparan kembali diterima Crystal hingga sudut bibir satunya juga mengeluarkan darah segar serta kedua pipi memar akibat kuatnya tamparan yang dilemparkan sang suami.

“ Hanya ini yang bisa kau lakukan…”, ucap Crystal dengan senyum mengejek.

“ Masih tidak merasa bersalah !!!…”, ucap Arnold sambil menjambak rambut Crystal dengan kasar.

“ Hahahaaaa…..cuih…aku tidak takut padamu ”, ucap Crystal sambil membuang ludah dihadapan Arnold.

Tindakan berani Crystal tentu saja membuat darah dalam tubuh Arnold semakin mendidih. Diapun segera menendang tubuh Crystal hingga terpental jauh dan kursi yang didudukinya hancur berantakan. Bukannya memohon ampun, Crystal malah mengeluarkan kata – kata yang memprovokasi sang suami.

“ Hanya segini kekuatanmu…”, ejek Crystal sambil berusaha bangun.

Dukkkk….

Dukkk….

Dukkk….

Arnold menendang tubuh Crystal hingga kembali tersungkur, melihat senyum mengejek di wajah sang istri membuat dirinya lepas kendali.

Ditendangnya tubuh kecil itu berulang kali. Namun semakin kuat Arnold menendang, maka suara tawa Crystal semakin keras.

Penyiksaan demi penyiksaan terus di terima Crystal malam itu tanpa bisa melawan karena kedua tangan dan kakinya terikat.

Melihat Crystal masih saja tersenyum mengejeknya, Arnold yang sudah hilang kewarasannya mulai mencekik Crystal hingga pingsan.

Flash back off

.

.

.

“ Tunggu….”

“ Berarti semalam aku tidak jadi mati…”

“ Ahhh…sial.…”

“ kenapa juga aku harus kembali kesamping laki – laki iblis ini…”  Batin Crystal bermonolog

Sementara itu Arnold yang baru saja terbangun menatap tajam kearah wanita yang duduk disampingnya. Wanita tersebut saat ini terlihat sangat kacau dengan rambut acak – acakan dan mengerutu tidak jelas.

“ Jangan sentuh aku…”, teriak Crystal saat kulit sedingin es itu menyentuhnya.

Arnold memandang tajam kearah Crystal yang barusan menghempaskan tangannya dengan kasar. Ekspresi wajahnya terlihat sangat marah dengan kilatan api di matanya.

Melihat kobaran amarah di mata Arnold, tubuh Crytal seketika membeku . Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya saat melihat tatapan iblis haus darah yang ada disampingnya.

Tatapannya sangat tajam, seolah – olah ingin mengoyak tubuhnya dan memangsanya hidup –hidup sekarang juga. Perlahan Arnold mulai bergerak maju, tangannya langsung mencengkeram leher Crystal hingga membuat gadis itu tak bisa bernafas.

“ A...apa…yang ka...kau inginkan....”, ucap Crystal sambil berusaha keras melepaskan cengkeraman tangan Arnold.

“ Jika aku tidak bisa memilikimu, maka tidak akan ada yang bisa memilikimu…”, ucap Arnold penuh amarah.

Setelah mendengar perkataan tersebut, kedua mata Crystal mulai menutup. Namun sebelum ajalnya tiba dia mendengar Adisty masuk kedalam kamar dan berbicara dengan suaminya.

“ Kenapa harus membunuhnya…”, ucap Adisty dengan nada manja.

“ bukankah ini yang kau ingginkan…”, ucap Arnold dengan nada datar.

“ Terimakasih…berkat kamu, akhirnya aku bisa melihat wajah asli wanita itu ”, ucapnya lagi masih dengan datar.

Air mata Crystalpun menetes saat mendengar semuanya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa sahabatnya akan tega menusuknya dari belakang seperti ini.

“ Aku akan membalas semua perbuatan kalian…”, batin Crystal penuh amarah.

Perlahan kegelapan mulai menyelimutinya dan Crystal mati dengan dendam yang dalam.

BANGKIT DARI KEMATIAN

Pusaran hitam terus saja membawa tubuh Crystal tak tentu arah. Tidak kuasa untuk melawan, akhirnya wanita itu hanya pasrah kemana pusaran tersebut membawanya pergi.

“ Takdir sudah digariskan. Kebahagiaan adalah pilihan. Kesempatan tidak datang kembali, jadi gunakan sebaik – baiknya ”, suara tersebut menghilang bertepatan dengan hadirnya sinar putih yang menyedot tubuh Crystal masuk kedalamnya.

Wushhhh……

Clinggg……

.

.

.

Diatas ranjang, seorang wanita dengan wajah mengerikan mulai mengeliat dan perlahan membuka kedua matanya. Tampilannya sekarang menyerupai hantu rawa yang baru bangkit dari kuburnya.

Penampilan yang sangat berantakan dengan eye linner dan mascara yang meleber kemana – mana,  rambut berwarna hijau lumut yang acak – acakan,  lipstick belepotan dan tubuh penuh dengan memar berwarna merah keuangguan.

Aroma bunga lavender yang memenuhi indera penciumannya perlahan membuat otot tubuh Crystal yang kaku terasa sedikit rileks.

Dan hangatnya sinar mentari pagi yang masuk melalui sela – sela jendela yang menyentuh kulitnya secar lembut, sesaat bisa menjadi obat untuk menghilangkan rasa sakit yang ada.

Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama saat dia menyadari ada sebuah tangan kekar memeluk pinggang rampingnya dari belakang dengan possesif.

“ Masih ingin pergi…”, bisik Arnold dengan suara serak.

Hembusan hangat nafas Arnold yang menyentuh telinganya membuat tubuh Crystal merinding seketika.  Rasa tertekan yang kuat mulai menyebar didalam tubuh wanita itu saat mengetahui bahwa laki – laki dibelakangnya sudah bangun.

“ Kenapa diam…hmmm…”, ucapnya lagi.

Tubuh Crsytal langsung menegang mendengar suara dingin yang seakan hendak memangsanya hidup – hidup saat ini juga.

Demi kelangsungan hidupnya, Crystalpun menggelengkan kepalanya. Meski wanita itu tidak yakin apakah laki – laki dibelakangnya itu akan mempercayainya atau tidak.

Saat ini, Crystal merasa seperti rusa yang hendak digigit singa lapar. Dia sama sekali tidak berani menggerakkan badannya, bahkan satu incipun.

Nafas berat dan panas mulai terasa disepanjang leher dan bahunya yang terbuka. Membuatnya seperti tersengat aliran listrik dengan arus kecil.

Crystal menggigit bibir bawahnya agar tidak menimbulkan suara yang bisa membahayakan dirinya. Ya…dia sangat ingat bagaimana ganasnya laki – laki tersebut semalam setelah mendengar suara yang keluar dari mulutnya.

Tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak merespon apapun yang dilakukan lelaki dibelakangnya.

Setelah puas, laki – laki tersebut melepaskan pelukannya. Turun dari ranjang dan mengambil baju yang berserakan dilantai dan memakainya dengan cepat.

Tentu saja hal itu membuat Crystal melonggo tak percaya. Karena selama ini Arnold tidak akan melepaskannya begitu saja setiap dirinya tertangkap setelah berbuat salah.

Wajahnya yang tampan dan sedingin es tersebut kembali menatap tajam gadisnya yang masih terdiam kaku diatas tempat tidur sambil menutup sebagian tubuh polosnya dengan selimut.

Ceklek….

Crystal baru bisa bernafas dengan lega saat mendengar suara pintu kamar terbuka dan kembali tertutup. Dia kembali memejamkan kedua matanya sambil merenungkan apa yang sebenarnya terjadi.

“ Bukannya terakhir kali laki – laki itu mencekiknya hingga mati  setelah hampir seharian menyiksanya dalam ruang bawah tanah setelah dirinya ketahuan melarikan diri bersama Gerald. Namun, kenapa sekarang dia berada didalam kamarnya, bukan di ruang bawah tanah…”, batinnya berusaha mencerna keadaan yang ada.

Perlahan dia melirik perabotan yang ada disekililingnya dengan seksama, dan tanpa sadar dirinya melihat bayangan wajahnya dicermin.

“ Mengerikan…”, batinnya bergidik ngeri saat melihat pantulan dirinya disana.

Rambut hijau lumut sepinggang yang acak – acakan, mascara dan eye linner yang sudah luntur  akibat air mata dan keringat.

Make up diwajahnyapun  terlihat sudah hilang sebagian mengakibatkan warna wajahnya tidak rata ditambah lipstick yang belepotan kemana – mana membuatnya terlihat sangat mengenaskan.

Saat melirik bahunya yang terekspos, dia melihat banyak luka memar dan gigitan, serta tanda merah keungguan yang tinggalkan laki – laki iblis itu disekujur tubuhnya.

Saat sibuk menelisik bagian tubuhnya yang polos, perlahan Crystal melihat ada gambar tengkorak didada sebelah kanannya.

“ Tunggu….bukan kah ini…”, ucapnya sambil meraba tato semi permanen yang baru dibuatnya seminggu yang lalu.

Ya…ini adalah penampakan Crystal saat berumur 17 tahun. Dimana pada saat itu dia berusaha membuat dirinya terlihat sangat jelek dan menjijikan dimata Arnold yang telah resmi menjadi tunangannya..

Semua dilakukannya agar Arnold merasa jijik dengan penampilannya dan menjauhinya. Crystal sangat berharap dengan penampilan yang seperti j****g tersebut membuat tunangannya itu muak dan  membatalkan pertunangan yang telah terjalin.

Namun kenyataan yang didapatkan oleh Crystal jauh melenceng dari ekspetasinya. Sejelek apapun dirinya dan seburuk apapun perangai serta penampilannya, laki – laki possesif tersebut masih saja mengurungnya dan tidak membiarkannya pergi kemanapun.

“ Mengapa….”

“ Mengapa aku kembali kemasa ini…”

“ Ini adalah diriku 5 tahun yang lalu…”

“ aku lebih baik mati daripada harus kembali kesini…”

“ Kembali kesisi iblis kejam ini….” racaunya sambil menggeleng – gelengkan kepalanya beberapa kali.

Berusaha untuk menyangkal semua fakta yang ada. Namun dia juga tidak bisa menyalahkan takdir, semua ini juga merupakan permintaannya, yang ingin diberikan kesempatan kedua.

“ mungkin ini adalah jawaban dari doaku sebelum meninggal…”, batin Crystal mulia sedikit tenang waktu mengingat kembali sebuah suara asing yang terdengar sebelum cahaya putih menelannya hingga berakhir disini.

Crystal yang masih dilanda kebiggungan perlahan berusaha untuk mencerna kembali apa yang telah terjadi dengan menginggat semua hal yang telah terjadi.

“ Jika benar aku kembali kemasa lalu, maka bisa dipastikan bahwa tadi malam adalah malam pertama yang kulalui bersama sang iblis, dan ini juga merupakan awal dari semua hal buruk yang terjadi padaku…”, batin Crystal bermonolog.

Dikamar ini lah, semalam untuk pertamakalinya dia dan Arnold bercinta. Dan selanjutnya, kejadian seperti ini akan dialaminya berkali – kali dimana dia akan menjalani malam panjang dengan siksaan dalam setiap bercinta.

Inilah awal dia mulai kehilangan segalanya, kehilangan orang yang dicintainya, keluarga, sahabat, harga diri serta kebebasannya. Karena setelah merengut kehormatannya, Arnold memberikan cap bahwa dia sudah sah menjadi miliknya.

“ Haruskah aku mengalami itu lagi….”

“ Tidak…..”

“ Tuhan telah memberiku kesempatan kedua…”

“ Aku akan mengubah semua takdir hidupku sekarang…”

“ Ya…sekarang…”

“ Dan semuanya….”

“ Akan aku rubah….” ucapku penuh tekad

Dengan tekad yang kuat aku akan merubah masa depanku agar tidak sesuram seperti kehidupan yang telah kujalani sebelumnya.

“ Tapi….bagaimana aku bisa berubahnya…”, batin Crystal kembali resah.

Crystal sangat tahu kalau Arnold memiliki kemampuan untuk mendapatkan semua yang diinginkannya dan menghancurkan apapun yang berani menghalangi jalannya, tidak pandang siapapun itu.

“ Aku yakin…pasti ada jalan…”, ucap Crystal sambil menarik nafas dalam – dalam, berusaha untuk menghilangkan semua keraguan yang ada.

Diapun mulai berguman pelan, untuk mensugesti pikirannya agar melawan semua ketakutan yang ada dalam dirinya.

Semua yang dilakukannya adalah demi dirinya sendiri dan kehidupannya dimasa depan. Untuk mencapai semua ambisinya, dia tidak boleh lemah. Dia harus kuat dan mampu melewati semua yang ada didepannya.

“ Bukankah aku sudah pernah menjalaninya  dalam kehidupanku sebelumnya. Jika alurnya masih sama, maka aku akan buat perubahan dalam alur itu…”, gumanku sambil tersenyum.

“ Ya…mulai sekarang aku harus berupaya untuk membahagiakan diriku sendiri…”, ucapku penuh semangat.

Saat ini pr ku masih sangat banyak. Selain harus membalas semua perbuatan yang Adisty lakukan padaku, aku juga harus membahagiakan kedua orang tuaku serta mencari tahu siapa saja orang yang berkeinginan menghancurkan keluargaku.

Karena dalam kehidupanku sebelumnya, perusahaan yang sudah dirintis kedua orang tuaku sejak nol perlahan mulai digerogoti oleh sesorang hingga akhirnya jatuh pailit.

Jika dimasa lalu, aku tidak bisa menggunakan kekuatanku sebagai tunangan Arnold untuk membantu keluargaku. Namun sekarang, dalam kehidupan keduaku. Aku tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi.

Maka dari itu, misi utama yang harus kulakukan sekarang adalah memperbaiki hubunganku dengan Arnold, agar kebahagiaan yang ingin kuraih dapat tercapai.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!