NovelToon NovelToon

Mengubah Takdir Aisyah

Assalamualaikum...

"Assalamualaikum...!"

Seorang wanita menyapa Aisyah dipagi ini seraya membawakan segelas susu sapi segar untuknya. "Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?", sambungnya.

"Waalaikumsalam warahmatullahhiwabarakatuh, alhamdulillah baik", sahut Aisyah.

Wanita yang biasa dipanggil Eama Asrama oleh anak-anak yang tinggal diasrama ini melihat kearah dirinya seraya mengamatinya.

"Syukurlah, aku tahu ini adalah hal pertama kamu datang jauh-jauh dari luar negeri kemari untuk mengikuti kuliah dan ini tidaklah mudah bagi seorang anak gadis sepertimu untuk beradaptasi", ucap Eama seraya duduk disebelahnya.

Aisyah hanya menundukkan kepalanya dan menerima segelas susu sapi segar dari Eama.

"Jika kamu kesulitan disini jangan sungkan meminta tolong pada Eama, aku pasti dengan senang hati membantumu", ucap Eama ramah.

"Terimakasih Eama, saya sangat senang anda mau membantu saya selama saya tinggal dinegara ini", sahut Aisyah tersenyum padanya.

"Baiklah Eama pergi dulu, ini adalah selembar peraturan diasrama yang wajib dipatuhi disini, kamu bisa membacanya dan jika tidak paham kamu bisa menanyakannya padaku", ucap Eama seraya memberikan selembar kertas berisi peraturan asrama yang wajib dipatuhi disini.

Aisyah mengambilnya dari tangan Eama lalu sekilas membaca kertas peraturan tersebut.

"Beristirahatlah, kamu baru sampai disini dari perjalanan yang jauh", kata Eama lalu beranjak dari duduknya.

Aisyah menengadahkan kepalanya menghadap kearah Eama yang sedang berdiri didepan pintu.

"Namaku Fatimah tapi anak-anak diasrama biasa memanggilku Eama saja dan namamu Aisyah bukan ?", tanya Eama.

"Iya namaku Aisyah !", jawabnya sambil berdiri dan mendekat kearah Eama.

"Selamat datang dinegara kami, Aisyah dan selamat belajar !", ucap Eama menyalaminya.

"Terimakasih Eama !", jawabnya dan kami berdua saling tersenyum.

Aisyah duduk diatas ranjangnya sambil memandangi selembar kertas berisi peraturan asrama, dia tidak berniat untuk membacanya hanya melihatnya. "Fuuuihhh..!?", Aisyah menghela nafasnya pelan.

Lama Aisyah memandangi kertas berisi peraturan ditangannya dengan tatapan kosong, "Kenapa baba mengirimku kemari, aku tidak mengenal siapapun dinegara ini !", gumamnya seorang diri.

Aisyah melihat kearah sekitar kamar tidurnya, ruangan kamar tidur ini berukuran kecil dan sangat sederhana, hanya ada sebuah lemari dan meja dan tidak ada kamar mandi dikamar ini.

Perkuliahan baru masuk minggu depan dan selama seminggu ini Aisyah tidak ada aktivitas kuliah. Aisyah lalu membuka kopernya dan mengeluarkan isi kopernya kemudian ia menata barang-barangnya didalam lemari.

Aisyah sengaja hanya membawa sedikit pakaian karena baba menyarankan dirinya untuk membelinya disini agar barang bawaannya tidak terlalu banyak. "Aku akan pergi berbelanja untuk membeli keperluanku setelah ini", gumamnya lirih sambil menata pakaiannya didalam lemari.

Aisyah mengenakan hijabnya dan sepatunya untuk pergi keluar.

Tak lama kemudian Aisyah terlihat berjalan menuju meja loket dan menulis keperluannya disecarik kertas yang disediakan diloket lalu menyodorkan kepetugas loket asrama.

"Aku akan membeli perlengkapanku diluar, apa diijinkan ?", tanya Aisyah pada petugas loket asrama.

"Baiklah !", sahut petugas loket asrama.

"Terimakasih !", kata Aisyah.

"Jangan lupa untuk menjaga dirimu diluar lebih berhati-hati !", kata petugas loket asrama pada Aisyah.

Aisyah menerima sebuah kartu dan diwajibkan mengisinya. Kartu ini seperti kartu absensi tertera jelas jadwal masuk dan keluar dari asrama ini. "Detail sekali !", batinnya. Lalu berpamitan pada petugas loket asrama dan melangkah keluar dari pintu asrama.

Sebelum pergi tadi Aisyah sekilas membaca kertas peraturan tersebut bagaimana ketentuan diasrama ini, seperti peraturan jika harus keluar-masuk asrama ini. Bahkan jadwal makan dan jam tidur juga ada serta peraturan menerima tamu diasrama ini.

Baba juga mengirim Aisyah keasrama dengan alasan lebih terjamin tinggal diasrama daripada diapartemen atau tempat tinggal lainnya dan bisa menghemat biaya. "Hmmm...!!!", Aisyah menghela nafasnya pelan sambil berjalan menuju keluar halaman asrama.

Tampak seorang petugas asrama berdiri didepan pintu pagar asrama lalu memeriksa kartunya. "Anda akan pergi kemana ?", tanya petugas asrama padanya.

"Aku akan berbelanja untuk membeli keperluanku !", jawab Aisyah datar tanpa ekspresi.

"Apakah anda sudah tahu tempat yang akan anda kunjungi ?", tanyanya lagi.

"Aku sudah melihatnya tadi diaplikasi internet", jawab Aisyah pelan.

"Baiklah, ini adalah peta dikota ini beserta petunjuk tempat-tempat terdekat yang bisa anda kunjungi !", kata petugas asrama.

"Terimakasih !", kata Aisyah.

"Jika anda ingin berbelanja, ada supermarket dekat sini dan anda bisa berjalan kaki kesana", kata petugas asrama sambil memberikan sebuah buku petunjuk padanya.

"Terimakasih !", jawab Aisyah seraya menerima buku petunjuk tersebut.

"Apakah anda tidak meminta bantuan eama asrama saja untuk menemani, bukankah pertama kali anda datang dinegara ini !", kata petugas asrama itu lagi.

"Tidak, aku hanya berbelanja saja dan tidak ingin pergi kemana-mana !", jawab Aisyah.

"Baiklah jika anda ingin berbelanja saja tapi berhati-hatilah !", kata petugas tersebut lalu membukakan pintu gerbang asrama.

"Terimakasih !", jawab Aisyah lalu melangkahkan kedua kakinya keluar dari halaman asrama ini.

"Jangan sampai hilang buku petunjuk yang tadi saya berikan !", ucap petugas tersebut kepadanya.

Aisyah menoleh kearahnya lalu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Ini pertama kalinya aku keluar dan berjalan dinegara asing", serunya dalam hati. "Wow, ini adalah pengalaman yang mendebarkan !!!!"

Aisyah tersenyum dengan perasaan riang, dia melangkah kakinya dengan riang-gembira. Ia kemudian membaca buku petunjuk tersebut secara seksama dan ia melihat letak lokasi supermarket didalam buku petunjuk sangat detail.

Tak lama kemudian Aisyah mengedarkan pandangannya kearah sekelilingnya dan dirinya melihat bangunan supermarket yang berada beberapa meter dari tempatnya berdiri. "Benar apa kata petugas asrama jika letak supermarket tidak jauh dari asrama tempat aku tinggal".

Bangunan supermarket dinegara ini sangat berbeda dinegara asalnya, bangunannya sangat sederhana tapi lumayan luas halamannya.

Aisyah lalu melanjutkan langkahnya menuju supermarket tersebut. Ia ingat jika baba hanya memberikan uang saku secukupnya padanya dan ia harus pandai-pandai untuk berhemat karena tujuannya disini adalah belajar.

Tanpa ragu-ragu Aisyah lalu masuk kedalam supermarket dan melihat kedalam ruangan tersebut. Terlihat seorang pelayan toko menyapanya. "Selamat datang, ada yang bisa saya bantu ?", sapanya ramah padanya.

"Aku sedang mencari keperluan sehari-hari, bisakah anda menunjukkan letaknya ?", tanya Aisyah.

"Mari saya tunjukkan tempatnya !", pelayan tersebut lalu menuju kesebuah rak yang letaknya agak jauh kebelakang.

Aisyah melihat ketempat rak pajangan dan melihat beberapa keperluannya tersedia lengkap disana.

"Disini tersedia barang-barang untuk keperluan sehari-hari yang anda butuhkan", kata pelayan supermarket. "Ini semua adalah barang-barang buatan lokal negara ini".

Didalam toko, Aisyah memperhatikan pelayan toko yang sedang menjelaskan barang-barang yang tersedia dirak toko, pelayan itu secara lugas menerangkan dengan rinci kegunaan satu persatu barang-barang yang ada dirak tersebut.

"Aku hanya membeli sedikit tidak dalam jumlah besar", ujarn Aisyah.

"Tidak apa-apa, ini sudah tugas saya. Anda sepertinya bukan berasal dari sini ?", tanya pelayan supermarket.

"Iya, saya adalah mahasiswi yang belajar disini dan saya berasal dari luar negeri", jawab Aisyah.

"Anda sangat beruntung bisa bersekolah diluar negeri !", pekiknya kagum. "Saya adalah mahasiswi yang menyambi kerja paruh waktu !"

"Oh iya ? Sungguh hal yang menyenangkan bisa berkenalan dengan sesama mahasiswi untukku !", kata Aisyah.

"Benar ! Ini sungguh hal yang tidak terduga ! Senang bisa mengenalmu !", kata pelayan supermarket.

"Sama-sama ! Aku juga sangat senang berkenalan denganmu !", kata Aisyah.

"Perkenalkan namaku Qadira !", kata pelayan supermarket itu seraya menjulurkan tangannya kedepan.

"Oh, namaku Aisyah !", sahut Aisyah cepat.

Aisyah bersalaman dengan pelayan supermarket tersebut dan mereka tampak saling bercengkrama akrab.

"Apakah kamu sudah nyaman tinggal disini ?", kata Qadira.

"Emm, mungkin aku perlu sedikit beradaptasi lagi ditempat ini ! Kamu tahu ini hal yang tidak mudah untukku !", kata Aisyah seraya mengangkat kedua bahunya.

"Iya, iya, aku tahu ! Tidaklah mudah jauh dari keluarga dan tinggal sendirian apalagi dinegara asing !", kata Qadira tersenyum kecil.

Aisyah hanya menjawab ucapan Qadira dengan tersenyum tipis. Memang benar apa yang Qadira ucapkan, tidak mudah untuk tinggal jauh dari keluarga dan hanya sendirian dinegeri orang.

Gadis muda bernama Qadira itu adalah seorang mahasiswi dari jurusan ekonomi dan bekerja disupermarket untuk membiayai uang saku selama kuliah dikota ini karena dia berasal dari sebuah kota kecil yang jauh dari sini.

Aisyah saling bertukar nomer telepon dan akun media sosial dari akunnya ia tahu kota asalnya. Aisyah tersenyum saat melihat beberapa postingan gadis itu dimedia sosialnya, kebanyakan dia menggugah foto bersama teman kuliahnya, mereka berdua ternyata satu universitas hanya beda jurusan.

Tak lama kemudian setelah asyik mengobrol, Aisyah membeli beberapa keperluan sehari-harinya dan segera bergegas pulang keasrama.

Gadis bernama Qadira itu berjanji akan mengunjunginya diasrama. Bagi Aisyah menambah teman bukanlah masalah justru ia sangat senang karena ia merasa tidak sendirian lagi disini dan ini adalah pengalaman pertama dirinya berkenalan dengan orang asing diluar negeri setelah ia mendaratkan kedua kakinya untuk pertama kalinya dinegara asing ini.

Baba...

Berjalan cukup melelahkan juga meski jarak supermarket dan asrama tidak terlalu jauh tapi ia sudah cukup capai, ucap Aisyah seorang diri didalam kamar tidurnya. Lalu Aisyah meletakkan barang-barang belanjaannya diatas meja kemudian duduk diatas ranjangnya.

Aisyah membuka ponselnya dan mengecek media sosialnya dan melihat ulasan berita disana, terlihat ulasan berita-berita dari berbagai luar negeri, ia juga membuka jurnal universitas tempatnya mengeyam pendidikan. "Oh iya, aku belum menghubungi baba sejak tadi", batinnya.

Takl lama kemudian Aisyah lalu mengirim pesan lewat ponsel miliknya pada baba yang ada dirumah.

Beberapa menit kemudian terdengar ponselnya berbunyi dan baba menghubungi Aisyah lewat telepon.

"Assalamualaikum baba !", sapa Aisyah. "Bagaimana kabar baba, Aisyah sudah sampai sekitar sepuluh jam yang lalu ?"

"Waalaikumsalam waramatullahiwabarakatuh, Alhamdulillah baba baik-baik saja! Bagaimana kabarmu disana, nak ?", sapa baba.

"Aisyah baik-baik saja baba, baru saja Aisyah datang dari supermarket untuk berbelanja keperluan sehari-hari", jawab Aisyah.

"Oh iya ?", kata baba senang.

"Aisyah juga sudah sampai diasrama sekarang", ucap Aisyah lagi.

"Syukurlah kamu senang tinggal disana", jawab baba.

Aisyah lalu bercerita pengalamannya bertemu Qadira tadi dan bagaimana suasana asrama tempat dia tinggal disini dan segala peraturannya yang detail dan ketat pada baba.

Setiap ia bercerita mengenai dirinya dinegeri orang, Aisyah mendengar baba selalu tertawa senang bahkan saat dirinya menceritakan pengalamannya dinegeri orang ini terdengar baba sangat antusias menanggapi ceritanya.

"Perkuliahan baru mulai minggu depan baba, Aisyah baru saja membaca jadwalnya jadi seminggu ini masih libur", ucap Aisyah.

"Itu lebih baik, kamu jadi punya banyak waktu untuk beradaptasi Aisyah!", kata baba ditelepon.

"Iya...", jawab Aisyah.

"Beristirahatlah Aisyah, baba tutup dulu teleponnya !", kata baba.

"Iya baba, nanti Aisyah kirim pesan pada baba bagaimana perkembangan Aisyah disini", kata Aisyah dan suara baba lagi-lagi terdengar sangat senang.

"Assalamualaikum Aisyah !", salam baba ditelepon. "Jaga kesehatanmu dan jangan lupa makan ya, nak", kata baba lagi.

"Waalaikumsalam baba !", jawab Aisyah. Mereka berdua mengakhiri pembicaraan ditelepon.

Aisyah merasakan sangat senang hari ini meski dia masih belum terbiasa dan kurang percaya diri dinegara asing ini tapi setelah berbicara ditelepon dengan baba tadi Aisyah memiliki sedikit semangat dan itu membuatnya merasa lega.

Layaknya sebuah energi penyemangat yang sangat berkhasiat. Aisyah membuka buku diari kesayangannya dan melihat beberapa foto yang dia bawa dari rumah lalu mulai menulis pengalamannya disini didalam buku harian kesayangannya.

"Aku tahu ini pasti tidaklah mudah melewati hari-hari dinegara asing ini tanpa keluarga", ucapnya pelan.

Aisyah menatap tulisannya dibuku hariannya yang baru ia tulis, lalu ia bergumam, "Tapi aku harus belajar giat agar aku dapat cepat menyelesaikan kuliahku disini dan kembali pulang !"

Aisyah mendengar pintu kamarnya diketuk dari luar. "Assalamualaikum !", sapa seorang perempuan cantik ketika Aisyah membuka pintu kamarnya.

"Sekarang jadwal makan siang tadi Eama menyuruhku untuk memberitahukan padamu", ucap perempuan cantik itu.

"Waalaikumsalam !", jawab Aisyah agak terkejut ketika melihat seorang gadis berparas cantik didepan pintu kamarnya.

"Aku dan temanku juga sudah memberitahukan kepada yang lain", kata gadis cantik dihadapannya ramah.

"Perkenalkan namaku Elham !", Gadis cantik itu mengulurkan tangannya pada Aisyah untuk bersalaman.

"Aku Aisyah !", jawabnya sambil menyalaminya.

"Senang mengenalmu, Aisyah !", kata Elham seraya tersenyum ramah padanya.

"Sama-sama ! Aku juga sangat senang berkenalan denganmu !", kata Aisyah.

"Aku senior disini dan ini pertama kali aku piket diasrama", ucap Elham lanjut.

"Senang mengenal dirimu juga, Elham", sahut Aisyah malu-malu.

"Aku tahu kamu adalah mahasiswi dari luar negeri, ini sudah agak lama asrama tidak mendapat tamu dari luar negeri karena kebanyakan anak-anak disini dari luar kota", kata Elham.

"Ini pertama kalinya aku datang dinegara ini dan juga pengalamanku sekolah diluar negeri", jawab Aisyah.

Aisyah melihat seorang gadis berjalan mendekat kepada mereka serta tersenyum ramah ketika melihatnya.

"Ayo cepetan ! Kita sudah ditunggu untuk makan siang dan jangan sampai terlambat karena jamnya sudah ditentukan", ucap gadis itu terburu-buru.

"Kamu tidak berkenalan?", kata Elham mengingatkan. "Sebentar lagi kami akan menyusul !", ucapnya lagi.

"Hai, aku Ishtar ! Senang mengenalmu !", ucap gadis itu penuh semangat seraya menjabat tangan Aisyah erat.

"Namaku Aisyah dan senang berkenalan denganmu !", sahut Aisyah tersenyum.

"Dia adalah teman satu angkatan denganku dan ini pertama kali kami piket diasrama ini", kata Elham seraya menggandeng tangan Aisyah.

"Iya ?", sahut Aisyah.

"Ishtar memang sangat bersemangat, maaf agak mengejutkan dirimu dan membuatmu tidak nyaman", kata Elham.

"Oh, tidak apa-apa !", kata Aisyah.

"Maaf aku memang jika berbicara dengan suara keras, ini memang kebiasaan orang-orang dinegara ini jika berbicara dengan suara lantang", kata Ishtar malu.

"Maaf jika membuatmu terkejut dan tidak nyaman", sambungnya.

"Tidak apa-apa, aku sangat senang mengenal kalian karena aku belum mengenal siapapun disini", jawab Aisyah. "Aku memang belum terbiasa dengan suasana baru disini".

Mereka berjalan bersama menuju tempat makan siang. Aisyah melihat beberapa anak seumuran dengannya sudah berdiri mengantri untuk mengambil makanan didepan loket.

Terlihat seorang petugas loket memberikan secarik kertas seperti kupon kepada mereka bertiga tanpa banyak bicara.

Aisyah berdiri dibelakang kedua seniornya, kembali dia menundukkan kepalanya kebawah dan melihat kedua ujung sepatunya, "Baba...", batinnya memelas melihat bagaimana peraturan diasrama ini.

Petugas loket memberikannya sebuah kupon untuk mengambil makanan dan Aisyah berjalan masuk kedalam ruangan tempat untuk makan, kupon ini hanya berisi nomer.

Aisyah melihat anak-anak asrama hanya menunjukkan kupon-kupon tersebut pada petugas dapur asrama dan petugas itu kemudian memberikan senampan berisi makanan kepada mereka.

Kali ini tiba gilirannya untuk mengambil makanan dan menunjukkan kuponnya.

"Aisyah !", sapa seorang wanita padanya dan dia melihat kearah wanita tersebut, ternyata Eama yang memanggilnya.

"Eama !?", kata Aisyah seraya menoleh kearah seorang wanita bergamis hitam.

"Semoga kamu terbiasa tinggal disini, Aisyah", ucap Eama.

"Terimakasih eama !", jawab Aisyah sambil tersenyum ramah.

"Nikmati makananmu, semoga kamu menyukainya Aisyah !", kata Eama sambil melebarkan senyumannya ketika melihat kearah Aisyah.

"Baik, Eama !", sahut Aisyah.

"Makanannya agak pedas...", ucap Eama lagi seraya berbisik kearah Aisyah dan hal itu membuat Aisyah tertawa mendengar ucapan Eama padanya.

Aisyah lalu berjalan menuju meja makannya dan Aisyah melihat kearah kedua gadis yang sedang melambaikan tangan kearahnya, mereka menyuruh Aisyah untuk duduk bersama dengan mereka, dan ia menanggapi ajakan kedua gadis itu dengan senang hati karena hanya mereka berdualah yang Aisyah kenal diasrama ini.

"Aisyah !", panggil Ishtar dan melambaikan tangannya kearah Aisyah cepat.

"Duduk disini, Aisyah !", teriak kedua gadis muda itu kompak.

"Iya !", jawab Aisyah buru-buru.

Aisyah bergegas melangkahkan kedua kakinya cepat-cepat menuju kearah kedua kawannya dan segera duduk bersama mereka berdua. Terlihat kedua gadis itu tersenyum senang tatkala Aisyah duduk dimeja makan bersama mereka, tampak dari raut wajah keduanya berseri-seri menyambut kedatangan Aisyah.

"Makanannya agak pedas tapi aku harap kamu menyukainya !", bisik Ishtar. "Jika kamu tidak suka jangan dihabiskan"

Aisyah hanya menganggukkan kepalanya dan memandangi nampan yang berisi makanan, ia melihat sepiring nasi kuning panas dan semangkuk sup daging. Aisyah menoleh kearah kedua gadis itu, mereka memakan makanan tersebut dengan lahapnya.

"Huff...!", desahnya pelan.

Aisyah mulai memakan makanan tersebut dengan mengunyahnya pelan-pelan.

"Ahh..., makanan ini pedas sekali...!", jeritnya, Aisyah tersedak kepedasan ketika dia menelannya.

Kedua gadis itu menoleh kearahnya kaget. "Aisyah..., apa kamu baik-baik saja ??", ucap Elham panik. "Minumlah !!!"

Aisyah meminum segelas air yang diberikan Elham padanya dengan cepat. "Jangan dimakan jika kamu tidak menyukai makanannya, Aisyah !", kata Elham.

"Makanan disini memang agak pedas !", ingat Elham pada Aisyah yang terbatuk-batuk karena tersedak.

"Dia belum terbiasa dengan makanan dikantin asrama, Elham", kata Ishtar melihat kearahnya ragu.

"Kamu nanti akan terbiasa dengan memakan makanan diasrama ini, Aisyah !", kata Ishtar.

Aisyah hanya menganggukkan kepalanya dan seraya tersenyum kepada mereka berdua. Aisyah memegangi dadanya yang agak sakit karena tersedak tadi.

Makanan ini benar-benar pedas dan sangat tidak enak, dia melihat kearah nampan makanannya. "Apakah makanan diasrama seperti ini ?", batinnya cemas. "Ini sungguh-sungguh mengkhawatirkan dan aku harap bisa terbiasa", lalu Aisyah terdiam memandangi piringnya.

"Menu makan malam biasanya beda dengan menu makan malam dan semoga kamu menyukainya", kata Elham. "Aku paham jika kamu belum terbiasa dengan makanan dinegara asing ini, Aisyah".

Tak lama kemudian Aisyah kembali kekamarnya setelah makan siang dan dia tidak menghabiskan makanannya karena tidak terbiasa dengan makanan pedas. Alhasil perutnya tidak merasa nyaman dan kenyang, dia juga tidak mungkin membeli makanan diluar karena harus banyak berhemat.

Aisyah duduk diranjangnya sambil membenamkan wajahnya diatas bantal. Aisyah tidak tahu apakah dia benar-benar bisa melewati hari-harinya disini dan dirinya harus lebih bersemangat lagi.

Tampak Aisyah menghela nafasnya pelan seraya bersandar. Ini adalah hal yang sangat sulit dijalani dan ia harus menerima ini semua cepat atau lambat, suka atau tidak suka.

Bermimpi...

Makan malam di asrama ini hanya tersedia sepotong roti dan sup kentang serta wortel. Aisyah tidak mengerti kenapa makanan dinegara ini sangat berbeda dari negara asalnya.

Aisyah menyelimuti seluruh badannya, udara disini terasa panas sekali jika siang hari dan jika malam tiba udara terasa sangat dingin sekali.

Asrama ini sangat luas dan gedungnya sangat besar berlantai dua hanya saja bangunannya sangat sederhana serta memiliki peraturan yang lumayan ketat dan penanganannya juga sangat detail, mulai dari ijin keluar-masuk asrama, tata cara makan diasrama, jadwal piket setiap anak-anak yang tinggal diasrama sampai peraturan asrama yang wajib dipatuhi disini serta jam malam diasrama.

Peraturan Asrama juga memberi batasan waktu bagi anak-anak yang tinggal diasrama ini jika keluar dari asrama dan harus ada ijinnya jika ingin berpergian.

Malam ini Aisyah tidak dapat tidur dengan nyenyak, berkali-kali nyamuk datang menggigit mukaku, Aisyah memutar badannya menghadap jendela dan menarik selimut sampai menutupi wajahku.

Udara dikamar semakin dingin, Aisyah berusaha memejamkan kedua matanya dan tidur. Lambat laun Aisyah mulai mengantuk dan tertidur dengan lelapnya.

Aisyah merasakan suasana malam ini sangat berbeda, selain perutnya keroncongan dan nyamuk yang berukuran besar menggigit mukanya ada hal lain yang ia rasakan berbeda malam ini.

Tiba-tiba didalam tidurnya, dia bergumam, "Aku ada dimana ?!", Aisyah melihat hamparan padang pasir yang sangat luas dan tandus disekelilingnya. "Aku juga melayang !"

Seketika Aisyah terbangun dan mendapati dirinya sedang terbang melayang, Aisyah menjadi kebingungan dengan apa yang sedang ia alami, "Benarkah ?", gumamnya dalam hati.

Aisyah melihat kembali kesekitarnya, dan memastikannya kembali jika dirinya benar-benar sedang melayang terbang diudara.

"Aku terbang !!!", pekiknya terkejut seraya melihat kearah bawah. "Aku terbang !"

Dengan senangnya, Aisyah berputar-putar melayang diudara dengan sangat gembira sekali. Aisyah mencoba menggerakkan kedua tangannya dan seraya membentangkan tangannya seperti sayap pesawat lalu mencoba memutar badannya.

"Benar !! Aku bisa terbang melayang diudara!!", ucap Aisyah takjub. "Ah !! Tapi bukankah ini hanya mimpi ?"

"Ini bukan mimpi, Aisyah !", terdengar suara asing menggema diseluruh padang pasir yang sangat luas ini.

Aisyah terkejut dan terjatuh dari posisinya melayang keatas pasir dan ia mulai ketakutan mendengar suara aneh itu.

"Siapa kamu ?", teriaknya ketakutan pada suara aneh tersebut.

Hanya terdengar suara tawa menggema. "Ha...Ha...Ha...Ha...!!!"

Aisyah semakin merinding ketakutan dan mendekap tubuhnya erat dengan kedua tangannya.

"Siapa aku ? Aku adalah dirimu dan dirimu adalah aku tidak ada aku dalam dirimu karena keakuanku berlalu demi keakuan Tuhan !", sahut suara asing yang menggelegar dilangit.

Aisyah merinding mendengar suara aneh itu dan mencoba menggerakkan tubuhnya tapi kedua kakinya sangat kaku.

Suara tawa itu menggema diseluruh padang pasir yang sangat luas ini.

"Keakuan kita adalah bagian dari neraka dan hanya dengan kekuatan Tuhan kita dapat mengalahkannya !!!", kata suara aneh itu lagi.

"Siapa kamu ?", teriak Aisyah ketakutan pada suara aneh tersebut dan Aisyah kembali mendengar suara aneh itu hanya tertawa keras padanya.

"Aku ditempa bukan oleh api dan buih, aku dibentuk bukan oleh debu ataupun embun", suara itu terdengar lagi. "Selamat datang Aisyah !"

Aisyah melihat cahaya terang mengelilingi tubuhnya dan seluruh aliran darahnya terasa panas, tiba-tiba tubuhnya ditarik sangat kuat dan keras dari atas pasir lalu berputar hebat diudara.

Saat ini Aisyah benar-benar merasa sangat panik dan terkejut dengan kejadian ini semua. Ia masih merasakan tubuhnya berputar-putar melayang diudara mengelilingi padang pasir yang tandus ini, ia ketakutan ketika tubuhnya semakin melayang tinggi.

"Tolong aku !!!", teriaknya panik ketakutan. "Aaaahhhh....!!!"

Cahaya terang itu berpendar dari tubuhnya seperti bintang-bintang bercahaya, ia merasakan tubuhnya menjadi ringan dan ia terhempas keras serta merasakan tubuhnya ditarik sangat kuat dan keras.

"Aaaahhh...!!!", jeritnya kesakitan. "Bruuuuukkk...!!!"

Aisyah melihat dirinya sudah terjatuh kebawah dari atas ranjang tidurnya seraya memeluk bantal tidurnya. Aisyah tertegun sejenak ketika menyadari dirinya berada diatas lantai kamar tidurnya. "Apakah aku sedang bermimpi ?" gumamnya pelan lalu menolehkan kepalanya kesamping kanan dan kiri.

Apakah tadi ia bermimpi !? Aisyah kembali memejamkan kedua matanya kemudian membuka kedua matanya dan ia melihat kearah sekelilingnya, ternyata Aisyah masih berada dikamar tidurnya. "Aku tadi bermimpi dan itu hanya sebuah mimpi !", gumamnya seorang diri seraya mencubit pipinya. "Awhhh..., sakit sekali !"

Aisyah bangun dari tempatnya terjatuh dan berdiri sambil membetulkan letak hijabnya. Aisyah membersihkan ranjang tidurku dengan sapu lidi pipih kecil lalu kembali untuk tidur.

"Mimpi yang menakutkan !", ucap Aisyah seorang diri seraya menarik selimutnya. "Aku harap aku tidak bermimpi lagi !!!"

Kemungkinan Aisyah bermimpi aneh karena belum berdoa saja, lalu dia melantunkan ayat-ayat suci dalam hatinya dan mencoba kembali memejamkan kedua matanya sambil menyelimuti tubuhnya dan tertidur dengan lelapnya sampai subuh hari.

Suara pintu kamarnya diketuk keras dari luar dan suara seorang memanggil namanya. "Aisyah !!!"

Aisyah lalu terbangun dari tidurnya bergegas turun dari ranjangnya dan membuka pintu kamar tidurnya. Dan Aisyah terkejut saat melihat Elham berdiri didepan kamar tidurnya.

"Elham... ???", tanyanya bingung.

"Waktunya berjamaah Aisyah ! Diasrama setiap anak yang tinggal diwajibkan untuk mengikuti jamaah", kata Elham padanya. "Cepatlah !!!"

Aisyah segera mengambil keperluannya untuk berjamaah dan mengganti pakaiannya serta hijabnya dengan cepat.

"Apa kamu tidak membaca kertas peraturan tersebut ?" tanya Elham padanya.

"Aku ?", gumam Aisyah pelan. "Aku belum membaca semua peraturan tersebut !"

Mereka berdua melangkahkan kaki mereka menuju tempat jamaah yang berada diluar gedung asrama.

"Aku tidak melihat Ishtar ?", tanyanya pada Elham. "Apakah dia sakit ?", Aisyah bertanya lagi.

"Tidak, dia tidak sakit hanya sedang berhalangan untuk hadir berjamaah !", jawab Elham.

"Oh...!!", ucap Aisyah polos.

Mereka berdua lalu bergegas masuk kedalam ruangan masjid asrama. Mereka berdua mengambil shaff terdepan untuk berjamaah.

Setelah beberapa jam kemudian, Mereka berdua keluar dari gedung masjid dan berjalan sepanjang lorong asrama.

"Dimana kalau kita mandi disini, Elham ?", tanyanya. "Aku belum tahu letaknya karena kamar mandi didalam kamar tidur tidak ada".

Tiba-tiba Elham terduduk berjongkok dilantai dan menundukkan kepalanya. "Ada apa denganmu, Elham ?", tanya Aisyah panik dan kebingungan. "Apa kamu sakit ? Mana yang sakit, Elham ?"

Aisyah melihat Elham tertawa mendengar ucapannya dan tubuhnya terguncang keras karena tertawa.

"Aisyah !!! Kamu baru menanyakan letak kamar mandi setelah dua hari disini ?", tanyanya geli. "Maaf, maaf aku tidak bermaksud menertawakan dirimu, apakah kamu tidak membersihkan tubuhmu sedari kemarin ?"

Aisyah tersipu malu dan menundukkan kepalanya kebawah. Aisyah tidak tahu bagaimana raut wajahku saat ini, ia benar-benar sangat malu ketika Elham bertanya padanya.

"Aku lupa menanyakan pada Eama ketika pertama datang keasrama ini, aku pikir kamar mandi tersedia didalam kamar tidurku dan aku lupa bertanya karena aku belum terbiasa beradaptasi dengan suasana negara ini !", jawabnya malu.

"Aku akan mengantarkanmu kekamar mandi, Aisyah !", kata Elham menahan tawa sambil merangkul pundaknya. "Jangan malu dan sungkan untuk bertanya padaku, Aisyah mengenai asrama !"

Mereka berdua melangkahkan kaki mereka masuk kedalam asrama dan berjalan menuju kamar tidur Aisyah, tentu saja Aisyah keheranan karena dikamar tidur tidak ada kamar mandi didalam. Mereka berhenti agak jauh dari letak kamarnya.

"Disebelah sini kamar mandinya, aku tahu letak kamar tidurmu berada agak terpisah dari kamar yang lainnya jadi wajar kamu bingung akan bertanya pada siapa ?", kata Elham seraya tersenyum.

"Ehmmm..., aku juga tidak terlalu memperhatikan sekelilingku ?", jawab Aisyah malu. "Dan maaf sudah merepotkanmu !"

"Tidak apa-apa, ini sudah kewajiban kita sebagai teman satu asrama untuk tolong menolong, jangan terlalu dipikirkan !" ucap Elham.

"Terimakasih...", sahut Aisyah.

"Baiklah, aku kembali kedalam kamarku jika kamu mencariku kamarku berada dilantai dua bangunan ini", kata Elham.

Elham lalu berjalan pergi, tapi ketika dia melangkahkan kakinya beberapa langkah dari Aisyah, tiba-tiba Aisyah memanggil Elham kembali.

"Apakah kita boleh bertukar nomer telepon dan akun media sosial, Elham ?", tanya Aisyah malu-malu.

Elham membalikkan badannya menghadap kearahnya dan menatapnya lama lalu tersenyum senang. "Tentu, Aisyah !", sahutnya seraya tersenyum ramah.

Aisyah berjalan mendekat kearah Elham seraya mendekatkan ponsel miliknya kearah ponsel Elham dan ia sambil tertawa kecil ketika Elham dengan suka rela menanggapi permintaannya dengan sangat senang gembira.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!