NovelToon NovelToon

Terpaksa Menjadi Istri Kedua

Bab 1

SELAMAT MEMBACA

Niko saputra seorang laki laki tampan gagah berbadan atletis idaman para wanita, Niko orang yang sangat arogan, cuek, dingin dan selalu berwajah datar dulu niko orang yang ramah, hangat dan murah senyum tapi setelah ibunya meninggal Niko jadi berubah pendiam dan dingin, usianya 29 tahun dan ibunya sudah meninggal 11 tahun yang lalu saat usianya 18 tahun.

Satu tahun setelah kepergian ibunya Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda beranak satu, Niko bener bener tidak terima bila sang ayah menikah lagi baginya itu sama saja menghianati mendiang ibunda tercinta yang bernama Nela saputra, sedangkan ayahnya bernama mahendra saputra.

Niko tak mau menganggap ibu tirinya yang bernama Fani itu sebagai ibunya hingga sekarang Niko masih memanggilnya tante, ibu tirinya membawa seorang anak laki laki dari pernikahan sebelumya, anaknya bernama Deon, hubungan Niko dengan saudara tirinya itu sedari dulu memang tak pernah akur.

Deon berumur 27 tahun lebih muda dua tahun dengan Niko, Niko sudah mulai belajar di perusahaan saat usianya menginjak 25 tahun pada saat itu dia harus mengantikan ayahnya yang sudah semakin tua, sehingga perusahaan itu menjadi berkembang pesat dan menjadi sebesar sekarang itu semua bekat kerja kerasnya, ya karena Niko orang yang sangat jenius makannya perusahaan itu bisa besar seperti sekarang di tangannya.

Sengaja Niko ingin mengelola perusahaan itu karena dia tak ingin nantinya perusahan itu akan jatuh di tangan adik tirinya, karena dia yang lebih berhak atas itu semua karena dia adalah anak kandung keturunan keluarga saputra satu satunya.

Kehidupan Niko terbilang mononton yang di lakukan hanya bekerja dan bekerja, Niko tak begitu tertarik dengan urusan perempuan baginya perempuan itu hanya merepotkan, dulu Niko pernah punya kekasih waktu masih kuliah tapi kekasihnya itu tiba tiba pergi meninggalkannya tanpa jejak dan sejak saat itu Niko jadi enggan menjalin hubungan dengan seorang wanita, berbeda halnya dengan adik tirinya yang bernama Deon itu, Deon memang tak punya kekasih tapi suka celup sana sini, Deon lebih suka foya foya menghamburkan uang dan bersenang senang dengan wanita, Deon memang ikut bekerja diperusahaan yang di pimpin oleh Niko tapi Deon hanya di tempatkan sebagai staf kantor karena dulu pernah di kasih posisi sebagai meneger keuangan tapi Deon membuat ulah dengan korupsi dan kelakuanya itu segera tercium oleh Niko makanya Niko langsung melemparnya menjadi staf kantor biasa, itu pun kalau Deon mau kalau gak Deon gak akan di perbolehkan oleh Niko bekerja di perusahaan keluarga saputra.

Pada saat itu Fani ibu tirinya tidak terima jika deon hanya di jadikan staf kantor biasa di perusahaan suaminya tapi karena Deon terbukti bersalah jadi Fani terpaksa membiarkan anaknya bekerja di sana walau sebagai staf kantor dari pada nanti Deon lontang lantung tak bekerja dan di nilai pemalas oleh suaminya lalu pada akhirnya tidak dapat sepeserpun warisan dari keluarga saputra jadi lebih baik Fani mengalah lebih dulu dan Fani akan berusaha merayu suaminya supaya anaknya bisa mendapat posisi yang tinggi di perusahaan saputra.

Malam Ini Niko pulang larut karena lembur sedangkan ayahnya sudah menunggunya di rumah sejak tadi.

" Niko baru pulang kamu?" tanya mahendra setelah Niko pulang.

" Iya ayah, ada apa? tumben ayah belum tidur?" ujar Niko balik bertanya.

" Ada yang ingi ayah bicarakan sama kamu" kata ayahnya menyampaikan.

" Besok ajalah ayah aku capek" tolak Niko yang memang sudah capek dan ingin segera beristirahat.

" Besok pasti kamu sudah berangkat pagi sekali jadi kapan ayah bisa ada waktu untuk bicara sama kamu" ujar ayahnya lagi.

" Besok janji Niko bakalan luangin waktu buat ayah sekarang Niko capek mau istirahat" kata Niko memberi penawaran sama ayahnya.

" Ya sudah ayah tunggu besok pagi" jawab ayahnya yang melihat Niko kelelahan.

Akhirnya Niko langsung naik ke atas dan masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.

Keesokan paginya Niko sudah siap untuk berangkat ke kantor, Niko keluar dari kamar dan menuruni anak tangga, terlihat di meja makan sudah ada ibu beserta adik tirinya dan juga ayahnya, itu pemandangan yang Niko tidak suka kalau Niko ikut sarapan bersama pasti nanti akan ada perdebatan makanya Niko selama ini lebih memilih menghindarinya dengan cara berangkat pagi pagi lalu pulang malam untuk mengindari ibu dan adik tirinya yang nyebalkan.

" Niko ayo sarapan dulu" ujar ayahnya yang melihat Niko berjalan menuruni tangga.

" Baik yah" jawab Niko terpaksa karena sudah berjanji tadi malam untuk meluangkan waktu untuk ayahnya yang katanya ayahnya ada hal penting yang akan di bicarakan.

Niko mulai mengambil makanan lalu menyuapkan ke mulutnya.

" Niko kapan kamu akan membawa kekasihmu untuk di perkenalkan ke kami, umur kamu sudah semakin tua kapan kamu akan menikah, ayah kan sudah pensiun saatnya beristirahat di rumah dan bermain dengan cucu" ujar ayahnya yang membuat nafsu makan Niko hilang, Niko sudah menebak pasti masalah itu yang akan ayahnya bicarakan Niko bener bener malas menanggapinya.

" Maaf ayah Niko harus berangkat sekarang" balas Niko yang mulai beranjak dari duduknya.

" Niko mau ke mana kamu ayah belum selesai bicara, kembali duduk" perintah ayahnya dengan suara agak meninggi karena kesal dengan anaknya.

" Aku kan sudah bilang aku belum ingin menikah, kenapa ayah tak menyuruh dia saja yang menikah" jawab Niko dengan melihat adik tirinya yang asik dengan makanannya pura pura cuek padahal dalam hatinya seneng jika sang kakak tiri terkena amarah dari ayah tirinya.

"Deon maksud kamu? dia kan adik kamu jadi kamu duluan yang seharusnya menikah" ujar papahnya lagi.

" Kan Niko sudah bilang Niko tak punya pacar untuk di kenalkan dan gak ada waktu buat pacaran, ayah suruh dia aja buat nikah duluan yang wanitanya banyak jadi tinggal pilih" kata Niko dengan menyindir adiknya karena sering gonta ganti perempuan.

" udahlah gak usah cari gara gara dengan adikmu yang menikah itu harus kamu dulu karena kamu kakaknya" ujar ayahnya sedangkan Deon hanya tersenyum mengejek ke arah Niko, sedangakan Niko menatap adiknya dengan tajam, dan Fani ibu tirinya itu memilih diam dan berharap Niko tak mau di suruh menikah dengan begitu warisan akan jatuh ke tangan Deon, jadi untuk apa dia susah susah ikut bertengkar menguras energi aja cukup melihat ayah dan anak yang bertengkar aja itu sudah membuatnya senang. " kalau kamu tidak punya pacar baiklah ayah akan menjodohkanmu dengan anak dari teman ayah bagainmana?" tawar ayahnya.

" Apa? di jodohkan? Niko gak mau, Niko bisa cari sendiri ngapain harus di jodohin" ujar Niko yang tak mau di jodohkan.

" Cari sendiri mau sampai kapan? keburu ayah gak ada kalau nungguin kamu cari sendiri, kamu itu normal kan? selama ini ayah tak pernah melihatmu menggandeng seorang wanita atau jangan jangan kamu" kata ayah nya mengantung.

" Stop yah aku normal gak belok" ujar Niko yang tak terima di sebut tak normal alias belok.

" Ya sudah kalau begitu ayah akan menjodohkanmu titik" kata ayahnya tak bisa di bantah.

" Niko tidak mau" ujar Niko kekeh tak mau di jodohkan.

" Ya sudah kalau tidak mau, mulai hari ini tidak usah masuk kantor lagi biar Deon yang akan memegang kendali di perusahaan" kata Ayahnya mengamcam anaknya supaya anaknya itu mau di jodohkan dan segera menikah.

Mata Niko terblalak mendengar perkataan ayahnya. " Ya gak bisa gitu dong yah, aku selama ini bekerja keras sehingga perusahaan bisa sebesar sekarang dan setelah maju seperti ini ayah akan menyerahkan perusahaan itu begitu saja ke tangan bocah tengil itu" ujar Niko sambil menunjuk adik tirinya tak terima.

"Enak aja ngatain gue bocah tengil" balas Deon yang tak terima juga.

" Udah udah jadi intinya kalau kamu menolak untuk di jodohkan perusahaan itu ayah serahkan sama Deon" kata mahendra telak, sedangakan Fani tersenyum miring berharap Niko menolaknya dengan begitu dia bisa menguasai perusahaan itu.

Sedangkan Niko menjadi pusing dengan permintaan ayahnya di satu sisi dia tidak mau di jodohkan dan menikah dengan orang yang tidak dia cintai dan di sisi lain Niko juga gak mau kalau perusahaan itu berada di tangan Deon, mau jadi apa perusahaan itu nantinya di pimpin olehnya yang taunya cuma bersenang senang, sedangkan dia yang bersusah payah membuat perusahaan itu menjadi sebesar sekarang, Niko membesarkan perusahaan itu tidaklah mudah Niko harus bekerja ekstra, tapi Niko sekarang punya Asisten yang sangat dia percaya namanya Albert, selain itu Niko tak bisa percaya sembarang orang soalnya Albert sudah teruji kepercayaannya, Albert sampai rela berkorban nyawa demi Niko sang tuan mudanya, pasalnya Albert memang pernah berhutang budi padanya maka dari itu Albert selalu setia dengannya.

" Nanti Niko pikirkan" jawabnya.

" Okey ayah tunggu jawaban kamu nanti malam" ujar ayahnya yang sudah selesai makan dan langsung melengang pergi meninggalkan meja makan, sedangkan Niko menghembuskan nafasnya kasar karena Niko harus ngasih keputusan secepat itu.

Niko memilih tidak jadi sarapan, Niko lebih memilih langsung pergi ke kantor dari pada meneruskan sarapan satu meja dengan ibu dan adik tirinya itu lagian juga Niko sudah tidak nafsu makan.

sesampainya di luar rumah ternyata sudah ada Albert asistennya yang sudah menunggunya.

"Silahkan tuan" ujar Albert yang sudah membukakan pintu mobil untuk tuannya, dengan wajah datarnya Niko langsung masuk dan setelah masuk Alber langsung menutup pintunya.

BERSAMBUNG

Akan kah Niko menerima perjodohan itu simak di episode selanjutnya.

JANGAN LUPA DUKUNGANNYA BUAT AUTHOR DENGAN CARA

LIKE

KOMEN

VOTE

TERIMAKASIH

Bab 2

SELAMAT MEMBACA

Ersya anggita seorang gadis berparas cantik kulitnya bersih, putih, mulus, hidungnya mancung dan mempunyai body bak gitar sepanyol dada dan pan tatnya yang kenyal berisi terlihat aduhay, tapi sayang nasibnya tak secantik orangnya ayahnya meninggal di saat usianya baru 2 tahun kemudian ibunya menikah lagi dan dari pernikahan kedunya mereka mempunyai seorang anak laki laki yang bernama Aksa, tapi naas ibunya juga meninggal karena penyakit gagal ginjal yang di deritanya hingga kini Ersya hanya tinggal dengan bapak tiri dan adiknya Aksa yang sekarang berusia 16 tahun.

Kehidupan mereka terbilang kekurangan karena bapaknya yang kerjanya tidak tentu, hobinya hanya minum dan judi setelah istrinya meninggal, sekarang Ersyalah yang harus bekerja banting tulang untuk mencukupi kebutuhan adik serta dirinya karena bapaknya yang bernama Rudi sudah tidak pernah lagi memberinya uang sehingga Ersya harus membiayai sekokah adiknya serta biaya kuliahnya seorang diri belum lagi kebutuhan sehari hari bahkan kadang Ersya rela tidak makan supaya uangnya bisa cukup dan yang tetpenting adiknya bisa makan dan terkadang ayahnya dengan tega merampas uangnya hanya untuk berjudi.

Ersya kuliah sambil bekerja, Ersya bekerja di tempat bu Ratna yang mempunyai usaha catering dan di sana Ersya sebagai pengantar makanan yang harus di antar kepelanggannya.

Hari ini Ersya gajian da alhamdulillah bu Ratna memberinya bonus karena kerjanya yang rajin, Ersya sangat senang mendapat bonus jadi rencananya Ersya akan membeli makanan enak untuk adinya dan juga dirinya.

" kak Ersya baru pulang?" tanya Aksa yang melihat kakaknya baru pulang.

" Iya dek ini kakak beliin makanan buat kamu, pasti kamu belum makan kan?" tanya kakaknya balik.

"Iya kak belum" jawab Aksa dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" Ya udah kita makan bareng yuk, bapak pasti belum pulang kan?" ya Eesya tau pasti bapaknya itu belum pulang jam segitu, dan kalau pulang pasti dalam keadaan mabuk.

" Ya biasalah kak udah gak usah mikirin bapak" jawab Aksa yang tak suka dengan kelakuan bapaknya, Aksa merasa kasihan dengan kakaknya karena harus menjadi tulang punggung keluarga, Aksa sangat menyayangi kakaknya walau pun mereka beda bapak, maka dari itu dia ingin membantu meringankan beban kakaknya dengan bekerja sampingan sepulang sekolah, tapi kakaknya itu melarangnya katanya Aksa harus fokus sekolah dulu dan harus menjadi anak yang pintar itu saja sudah cukup membuat kakaknya senang, Ersya tidak mau kalau masa masa remaja adiknya harus terbebani dengan bekerja biarlah adiknya itu sama seperti anak remaja yang lainnya yang hanya fokus sekolah dan Ersya berharap kelak adiknya bisa menjadi orang yang membanggakan.

" Ya sudah kita makan yuk" ajak kakaknya dan Aksa segera memberesi buku bukunya karena memang tadi Aksa sedang belajar di ruang depan.

" Wah enak banget kak tumben kakak beli makanan enak" ujar Aksa yang baru membuka bungkusan yang di belikan kakaknya.

"Iya dek alhamdulillah kakak tadi gajian sekaligus dapat bonus makannya bisa beli makanan enak" jawab kakaknya.

Akhirnya mereka berdu makan dengan lahap.

"Owh iya kak ini dari bu guru" ujar Aksa, sekarang mereka berdua sudah selesai makan dan sedang bersantai di ruang tengah sambil nonton TV bareng, Aksa menyerahkan selembar kertas dari sekolah ke kakaknya, Aksa sudah tau kalau kertas itu berisi tentang total pembayaran buku buku pelajaran, Ersya membukanya dan Ersya melihat total buku buku yang harus di bayarnya.

"Ya sudah ini buat bayar bukunya ya kebetulan kakak habis gajian tadi" kata kakaknya sambil menyerahkan uang lembaran seratus ribuan. " itu sekalian sama uang jajan kamu ya, kamu gak usah mikirin apa apa cukup sekolah saja yang bener" pesan kakaknya.

" Iya kak Aksa janji bakal sekolah yang pinter supaya bisa sukses dan nantinya kakak gak perlu capek capek bekerja" ujar Aksa yang sebenernya kasihan melihat kakaknya bekerja seorang diri, Aksa bertekat akan sekolah yang pinter supaya bisa menjadi orang yang sukses dan akan membahagiakan kakaknya.

Tiba tiba sisa uang yang masih di pegang Ersya di rampas oleh bapaknya yang baru saja pulang.

" Eh pak jangan itu uang Ersya jangan di ambil itu untuk bayar kuliah Ersya pak" kata Ersya yang uangnya di rampas sama bapaknya.

"Buat apa kuliah? udah gak usah kuliah orang akhirnya perempuan itu di dapur jangan berharap ketinggian nanti jatuh malah sakit, mending uang ini buat bapak saja" ujar bapaknya yang bernama Rudi itu tak mau mengembalikan uang Ersya.

Kembalikan pak itu uang kak Ersya, sebagai bapak bukannya ngasih uang ini malah main ambil uang anaknya" balas Aksa tak terima bila uang hasil kerja keras kakaknya di ambil oleh bapaknya.

" Eh kamu anak kecil mending diam saja, kecil kecil mau nglawan orang tua" kata Rudi murka dan ingin memukul anak laki lakinya.

" jangan pukul Aksa pak udah" ujar Ersya membela adiknya yang mau di pukul oleh bapaknya dan Rudi langsung pergi ke kamar.

" Kak....kakak nanti bayar kuliahnya gimana?" tanya Aksa.

" Udah dek gak usah kamu pikirin ya dari pada kamu nanti di pukul bapak" jawab Ersya menenangkan adiknya dan sebenernya Ersya juga bingung nanti gimana buat bayar kuliahnya padahal ini udah nunggak, untung saja uang bonus dari bu Ratna masih jadi bisa buat ongkos sekalian buat makan sehari hari, ya walaupun pasti gak cukup kalau nunggu sampai gajian lagi.

********

Mahendra menunggu kedatangan anaknya, karena mahendra tau anaknya pasti akan pulang larut malam seperti biasanya.

" Niko" panggil mahendra saat anaknya baru pulang.

Niko menghembuskan nafasnya kasar. "Huffft...ada apa ayah?" tanya Niko pura pura tidak tau, padahal Niko tau ayahnya sampai rela menunggunya karena menagih keputusan yang akan dia ambil.

" jangan pura pura tidak tau Niko ayah menunggu jawaban dari kamu, jadi bagaimana? kamu pilih mau di jodohkan lalu menikah atau perusahaan itu aku percayakan sama Deon" ujar ayahnya memberi pilihan.

"Ayah apa....." belum selesai Niko berbicara tapi ayahnya sudah memotongnya.

" Kamu pilih yang mana?" tanya nya.

" Okey iya Niko mau menikah, lagian cuma nikah kan" setelah menjawabnya Niko langsung melenggang pergi dan masuk ke dalam kamarnya tanpa mau mendengarkan omongan ayahnya lagi.

"Ck, anak itu selalu aja begitu, padahal aku belum selesai bicara main pergi saja tidak sopan" gerutu mahendra melihat kelakuan anaknya.

" Ya udahlah tak apa yang penting anak itu mau menikah dengan pilihanku jadi tak ada gosip miring lagi tentangnya yang mengatakan Niko itu seorang gay" gerutunya lagi sambil berjalan ke kamarnya.

Karena publik tak pernah melihat Niko menggandeng seorang wanita kemana mana selalu sama Albert asistenya jadi orang orang berfikir negatif tentangnya, tapi Niko selalu cuek dengan gosip yang beredar tentangnya.

Ya Niko adalah pengusaha terkenal yang sukses jadi kehidupannya selalu menjadi sorotan publik, tapi Niko tak mau ambil pusing biarlah orang berfikiran seperti itu yang penting kenyataannya tidak.

Niko yang dingin dan arogan tak mau ambil pusing tentang berita itu baginya itu tidaklah penting.

"Bagaimana yah apa Niko mau menikah dengan pilihan ayah?" tanya Fani saat Mahendra masuk ke dalam kamarnya.

" Iya dia sudah mau untuk menikah, syukurlah sebentar lagi ayah akan dapat cucu bu sekaligus tidak membenarkan berita miring tentang Niko" jawab Mahendra yang membuat Fani tidak suka.

" Apa? jadi anak itu memilih untuk menikah dengan wanita yang tidak di cintainya, kalau gini bakal susah dong aku buat menguasai perusahaan itu" gumam Fani dalam hati.

" Aku kira Niko akan menolaknya yah karena menikah dengan wanita yang belum di kenalnya" ujar Fani.

"Itu tidak mungkin bu, pasti Niko akan memilih perusahaan itu karena berkat kerja kerasnya perusahaan itu bisa menjadi perusahaan terbesar di kota ini bahkan cabangnya sudah di mana mana bahkan ada yang di luar negeri, Niko bener bener hebat" kata mahendra memuji anak kandungnya, sebenernya mahendra hanya menggertak Niko saja mahendra tidak serius akan mempercayakan perusahaan itu kepada anak tirinya karena Niko adalah pewaris yang sesungguhnya.

" Sialan lagi lagi Niko yang mahendra banggakan, Deon memang bodoh mengambil hati ayahnya saja gak pecus, bisanya cuma seneng seneng doang itu anak" gerutu Fani dalam hati karena kesal.

BERSAMBUNG

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN CARA

LIKE

KOMEN

VOTE

TERIMAKASIH

Bab 3

SELAMAT MEMBACA

malam ini kedua orang tua serta gadis yang akan di jodohkan dengan Niko akan datang ke kediaman Saputra untuk di perkenalkan langsung kepada Niko.

" Niko sini sarapan dulu" panggil ayahnya saat Niko menuruni anak tangga ingin pergi ke kantor.

" Iya Niko sebaiknya kamu sarapan dulu ya, ibu lihat kamu gak pernah ikut sarapan bareng kita" kata Fani ikut menimpali.

Niko mengabaikan ibu tirinya" Niko gak sarapan yah, Niko langsung ke kantor aja ada mitting penting pagi ini" kata Niko memberi alasan padahal sebenernya Niko malas makan satu meja dengan adik dan ibu tirinya.

" Ya sudah terserah kamu saja yang penting nanti jangan pulang malam karena nanti malam ayah akan mengenalkanmu sama calon istrimu" ujar ayahnya memberitahu dan Niko memutar bola matanya malas mendengar perkataan ayahnya.

" Iya yah" Jawab Niko dengan malas, lalu setelah itu Niko langsung melenggang pergi.

" Anak itu gak sopan banget sih, aku tau dia selama ini sengaja menghindar dan tak mau makan satu meja bersama dengan banyak alasan" gumam Fani dalam hati yang menatap kepergian anak tirinya. " kenapa sih yah selama ini Niko selalu saja tak suka padaku aku tau dia gak mau makan satu meja dengan kita kan? padahal aku selama ini sudah berusaha menjadi ibu yang baik lo yah buat Niko tapi sampai sekarang Niko belum juga bisa menerimaku sebagai ibunya" ujar Fani pura pura sedih.

" ibu yang sabar ya Niko kan memang begitu orangnya, tidak usah di masukkan ke hati" mahendra mengelus punggung tangan istrinya yang sedang makan di sebelahnya.

" Mau sampai kapan yah? bahkan sudah bertahun tahun tapi Niko masih sama selalu bersikap dingin terhadapku" sanggah Fani.

" Nanti biar ayah bicara sama anak itu, ibu sabar ya, siapa tau setelah menikah Niko bisa berubah menjadi hangat" kata mahendra menenangkan istrinya dan Fani hanya menganggukkan kepalanya.

Sementara di luar Albert sudah menunggu tuannya. " Silahkan tuan " Albert dengan sigap membukakan pintu mobil saat Albert melihat tuannya sudah keluar dari rumah, Setelah tuannya masuk albert langsung menutup pintunya lalu dia segera masuk ke dalam mobil bagian kemudi albert langsung menjalankan kuda besinya menuju ke perusahaan Saputra group.

Sekitar 30 menit mereka sudah sampai di perusahaan mereka berdua berjalan dengan angkuhnya meskipun begitu tak memudarkan kadar ketampanan seorang Niko saputra walaupun Niko selalu memasang wajah dingin dan datarnya tapi para karyawan wanita tetep terpesona oleh ketampanannya para wanita berlomba lomba ingin mendekati Niko tapi Niko tak perduli dengan mereka semua malah Niko merasa muak dengan mereka yang seperti wanita murahan.

Setelah sampai di depan ruangannya Mira sang sekertaris segera berdiri dan membungkukkan badannya memberi hormat kepada atasanya yang sialnya sangat tampan.

" Selamat pagi tuan" ujar Mira memberi hormat saat tau atasannya sudah datang dan hanya di jawab deheman oleh Niko.

Niko segera masuk kedalam ruangannya setelah Albert membukakan pintu, Seperti biasa Albert langsung menyiapkan sarapan pagi beserta segelas kopi hitam untuk tuannya terlebih dahulu karena Albert tau tuannya itu tak pernah sarapan di rumah makannya Niko memintanya menyiapkan sarapan pagi untuknya, Niko lebih suka menyuruh Albert yang menyiapkannya dari pada Mira sekertarisnya.

"Silahkan tuan ini sarapannya" ujar albert setelah selesai menyiapkan sarapan pagi untuk tuannya.

" Terimakasih Al" kata Niko, Niko memang memanggil Albert dengan sebutan Al.

Tepat setelah Niko selesai makan pintu rungannya di ketuk dari luar.

TOK....TOK...TOK...

" Masuk" suruh Niko dari dalam.

Lantas Mira segera masuk ke dalam setelah mendengar tuannya menyuruhnya masuk, ya ternyata yang mengetuk pintu adalah Mira sekertarisnya, Mira berjalan dengan gaya melengak lenggokkan tubuhnya Mira memakai baju sangat minim rok pendek serta atasan dengan dada terbuka sehingga kadua buah dada yang besar itu setengah menyembul keluar dan jangan lupa dandanannya yang menor, Niko hanya melirik Mira sekilas lalu kembali fokus dengan laptop di hadapannya.

Seperti Biasa Mira setiap bagi membacakan jadwal untuk tuannya. " nanti jam 10 tuan ada rapat penting dengan jajaran para dewan direksi dan setelah makan siang ada pertemuan klien dari PT. PERWIRA tuan, dan nanti malam ada janji temu dengan tuan alejandro" ujar Mira membacakan agenda Niko hari ini.

" Okey, untuk nanti malam batalkan saja aku tidak bisa datang" kata Niko, karena nanti Niko harus pulang sore sesuai keinginan ayahnya.

" Baik tuan kalau begitu saya permisi" pamit Mira yang langsung berjalan keluar dengan melengak lenggokan badanya centil tapi Niko tetep acuh tak tertarik.

********

Malam harinya rekan bisnis ayahnya sudah datang, mahendra dan Fanipun menyambutnya dengan ramah.

" Wah mari mari silahkan masuk pak bondan" ujar mahendra kepada bondan yang sudah datang ke rumahnya.

" Iya terimakasih" jawan bondan.

" Ini anak tuan bondan cantik sekali" puji Fani melihat seorang gadis berpakaian cukup terbuka memperlihatkan lekuk tubuhnya.

" Ah iya perkenalkan ini anak saya namanya Sonya yang mau di jodohkan dengan Niko" kata Rere mamahnya sonya.

Sekarang mereka semua sudah duduk di ruang tamu, di sana sudah ada Fani, mahendara, Deon, Bondan, Rere, Sonya dan hanya Niko yang belum ada di situ karena Niko masih berada di kamar belum turun.

" Hallo tante Om saya sonya" ujar sonya memeperkenalkan diri sambil menjabat tangan Fani dan mahendra.

" Wah cantik sekali kamu nak cocok banget sama Niko anak Om" ucap Mahendra memuji kecantikan Sonya.

" Terimakasih Om" balas Sonya dengan senyum bahagianya karena akan di jodohkan dengan Niko.

Sedangkan Deon yang berada di situ memandang Sonya dengan sorot mata yang tak bisa di artikan. "Wah boleh juga nih perempuan yang akan di jodohkan dengan kak Niko boleh lah incip dulu, di rayu dikit pasti juga udah luluh" gumam Deon dalam hati.

" Owh iya ini siapa tuan?" tanya bondan yang tak mengenal Deon, ya karena Deon tidak memegang bagian penting di perusahaan jadi tidak banyak yang tau jika mahendra mempunyai anak tiri, orang orang taunya hanya Niko satu satunya anak dari mahendra.

" Owh iya perkenalkan ini anak tiri saya namanya Deon" ujar mahendra memperkenalkan Deon, sedangkan Fani yang mendengar mahendra memperkenalkan Deon sebagai anak tirinya mengepalkan tangannya tidak terima tapi Fani tak bisa protes di hadapan tamunya, padahalkan Deon memang anak tirinya.

"Jadi anda meniliki anak tiri saya baru tau pak mahendra" ujar Bondan yang memang tidak tau bahwa mahendra memiliki anak tiri.

" Ah iya dia anak istri saya dari pernikahan sebelumnya" ujar mahendra lagi dan Fani hanya bisa tersenyum kecut.

" Perkenalkan saya Deon" kata Deon sambil bersalaman dengan bondan dan Rere lalu saat Deon menjabat tangan sonya Deon sengaja mengerlingkan matanya dengan nakal dan Sonya hanya tersenyum tak menanggapi Deon baginya Niko lebih penting karena Niko adalah pewaris sesungguhnya dari keluarga Saputra karena hanya Niko anak kandung mahendra satu satunya.

" Owh iya Nikonya mana kok dari tadi saya tidak melihat Niko" Ujar Rere yang belum melihat Niko sedari tadi.

" Iya Nikonya mana?" tanya bondan ikut menimpali.

" Niko masih di kamar sebentar ya di panggilkan dulu" jawab Mahendra, lalu Mahendra menyuruh seorang maid untuk memanggil Niko di kamarnya.

" Pelayan" panggil Mahendra, lalu seorang pelayan berlari tergopoh gopoh menghampiri Mahendra.

" Iya tuan ada yang bisa saya bantu?" tanyanya

" Tolong panggilkan Niko di kamarnya bilang bahwa tamunya sudah datang" Suruh Mahendra pada pelayan itu.

" Baim tuan" lalu pelayan itu segera pergi ke kamar Niko.

Tok....tok...tok...pelayan itu mengetuk pintu kamar Niko tak lama Niko membukanya.

"Ada apa?" tanya Niko datar.

" Maaf tuan muda, tuan besar memanggil tuan katanya tamunya sudah datang dan tuan di suruh turun sekarang" ujar pelayan itu menyampaikan.

" Aku akan segera turun" jawab Niko.

Setelah itu Niko segera turun untuk menemui tamu yang di maksud ayahnya.

Niko menuruni anak tangga dengan gaya coolnya dan Niko tetep memasang wajah datarnya tapi itu tetep membuat sonya terpesona akan ketampanan seorang Niko yang terkenal arogan, dingin dan irit bicara, Di mata Sonya Niko sangat tampan dengan pakain kasual yang di kenakannya menurutnya Niko lebih tampan aslinya dari pada yang pernah dia lihat di TV dan majalah.

" Waw tampan banget udah gitu kaya lagi siapa yang gak mau di nikahkan dengan dia hanya orang bodoh yang tidak mau, Eh katanya dia gay bener gak sih tapi kayanya enggak deh ganteng gagah pasti di balik kaos yang di kenakannya terdapat roti sobek" gumam sonya dalam hati.

" Nah ini anak saya Niko" ujar Mahendra setelah Niko duduk di sebelahnya.

" Saya Niko Om, Tante" katanya memperkenalkan Diri dengan wajah datarnya.

"Dan ini Sonya yang akan di jodohkan dengan kamu" ucap Bondan.

" Sonya" ujar Sonya dengan percaya dirinya lalu mengulurkan tangannya ke arah Niko, Niko hanya memandangi sebuah tangan yang terulur di depannya dan Niko terpaksa menjabatnya lalu segera di lepas.

" Niko" balasnya sambil menyebutkan namanya, senyum bahagia terukir di wajah sonya karena akan segera bersanding dengan Niko saputra.

Mereka para orang tua langsung membicarakan soal penikahan Niko dan Sonya yang akan di laksanakan satu bulan lagi awalnya Niko kaget karena menurutnya itu terlalu cepat, Niko ingin protes tapi tidak jadi karena ayahnya sudah memberi kode lewat tatapan matanya supaya Niko nurut dan tidak protes.

Sedangkan Sonya kegirangan mendengar dirinya akan menikah dengan Niko sebulan lagi, pembicaraan itu terus berlanjut, sonya diam diam mencuri curi pandang ke arah Niko sambil senyum senyum sendiri tampaknya sonya tidak sabar ingin segera bersanding dengan Niko di atas pelaminan, sedangkan Niko hanya cuek dan memasang wajah datar tak ada senyum yang menghiasi wajah tampannya, sedangkan Deon laki laki itu malah asyik memandangi sonya yang sedari tadi mencuri curi pandang ke arah kakak tirinya, entah apa yang ada di dalam pikirannya.

BERSAMBUNG

TINGGALKAN JEJAK KALIAN YA LIKE+KOMEN+ VOTE

TERIMAKASIH

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!