Trauma In Love
Mimpi buruk di malam hari
Devan sangat stres setelah pertunangannya di batalkan oleh kekasihnya sendiri. Bahkan, Devan sering bermimpi buruk hingga berkeringat dan kesulitan bernapas. Devan tidur satu kamar dengan kakaknya dengan tempat tidur terpisah setelah batal bertunangan, dikarenakan Devan pernah mengalami demam dan kesulitan bernapas hingga membuatnya pingsan.
Davin sedang mengerjakan tugas sekolahnya, sedangkan Devan memilih untuk tidur. Namun, baru beberapa menit setelah tertidur, Devan mulai bermimpi buruk sambil menangis dan mulai berkeringat.
Devan Alexander Julian
Jangan tinggalkan aku, aku benar-benar mencintaimu hhhhhhhh..... hhhuuhhh (sambil menangis dan mencengkram selimutnya)
Devan Alexander Julian
Jangan putus!!! Aku tidak bisa bernapas huuuuuh.....huuuuhhhh.
Davin yang sedang fokus mengerjakan tugasnya pun terkejut mendengar adiknya menangis dan berteriak.
Davin Aiden Julian
Devan, bangun!!! Ayo, kita atur napas (Davin mencoba membangunkan adiknya dari mimpi buruk)
Davin Aiden Julian
Keringatnya banyak sekali, dia harus cepat dibangunkan. (Davin mulai panik)
Davin pun membangunkan adiknya dengan paksa, lalu memeluknya.
Davin Aiden Julian
Tenanglah, atur napas mu perlahan jika sudah bangun.
Devan yang sudah ada di pelukan Davin pun mulai tenang.
Devan Alexander Julian
Adelia, aku takut... Jangan tinggalkan aku huuuuhh.....hhhhhh.
Davin Aiden Julian
Tidak ada cara lain, selain menampar nya.
Devan pun mulai membuka mata, setelah di tampar kakaknya.
Devan Alexander Julian
Ah, sakit. Tapi, terimakasih. Maaf, mengganggumu. (Devan memegang wajahnya yang di tampar)
Devan Alexander Julian
Aku pasti mimpi wanita itu lagi. (Ucap Devan dalam hati)
Davin Aiden Julian
Lanjutkan lagi tidurmu.
Devan Alexander Julian
Tidak, aku tidak mau tidur lagi. Napasku, belum sepenuhnya teratur.
Devan Alexander Julian
Sebentar lagi, aku pasti demam.
Davin Aiden Julian
Ku sarankan padamu untuk meninggalkan masalalumu bersama wanita itu.
Devan Alexander Julian
Aku tidak bisa.
Kembali ke sekolah
Devan meminta izin untuk kembali bersekolah, namun orang tuanya tidak mengizinkan.
Devan Alexander Julian
Aku ingin kembali ke sekolah.
Ibu Roselyn (Ibu Devan dan Davin)
Tidak boleh.
Ibu Roselyn (Ibu Devan dan Davin)
Kamu harus istirahat.
Ayah Revan Julian (Ayah Devan dan Davin)
Untuk sementara kamu akan sekolah dari rumah.
Devan Alexander Julian
Lebih baik tidak usah sekolah.
Devan Alexander Julian
Aku ini tidak gila.
Devan Alexander Julian
Kalian menganggap diriku ini seperti orang berpenyakit.
Ayah Revan Julian (Ayah Devan dan Davin)
Bukan begitu, kamu malam tadi demam dan sesak napas. Ayah dan Ibu hanya mengkhawatirkan mu.
Devan Alexander Julian
Aku sudah baik-baik saja.
Devan Alexander Julian
Aku merasa diriku sudah sangat putus asa, kalian jangan mengekang ku seakan-akan diriku orang yang perlu di kasihani. (Devan mulai meneteskan air mata)
Ibu yang melihat Devan meneteskan air mata langsung memeluknya.
Ibu Roselyn (Ibu Devan dan Davin)
Maaf, Ibu hanya sangat mengkhawatirkan mu.
Devan Alexander Julian
Aku akan berusaha kembali menjadi diriku sendiri, walaupun itu sangat sulit untuk sekarang.
Ayah Revan Julian (Ayah Devan dan Davin)
Jangan merasa terbebani dengan keadaan apapun. Ayah, Ibu dan Kakakmu akan selalu berada di sisimu.
Davin Aiden Julian
Kau ikut bersamaku. Kita akan berangkat ke sekolah. Tapi, jangan lupa bawa obatmu.
Devan Alexander Julian
Aku sudah membawanya.
Devan dan Davin pun masuk ke dalam mobil.
Davin Aiden Julian
Kau kenapa kelihatan gelisah?
Devan Alexander Julian
Aku sudah lama tidak bersekolah. Aku sangat gugup.
Davin Aiden Julian
Lalu kau mau bagaimana?
Devan Alexander Julian
Aku tetap ingin ke sekolah.
Davin Aiden Julian
Baiklah, ayo kita berangkat.
Devan Alexander Julian
Baiklah, ayo.
Murid baru
Davin dan Devan sudah memasuki parkiran sekolah. Lalu Devan keluar dari mobil dan langsung berjalan ke dalam sekolah untuk mencari kelasnya.
Davin Aiden Julian
Memang kau tau dimana kelasnya?
Devan Alexander Julian
Aku akan ke ruangan kepala sekolah. Aku tidak amnesia yang bisa dengan mudah melupakan ruangan kepala sekolah. Oke?
Davin Aiden Julian
Baiklah, kau duluan saja. Aku akan menyusul, karena aku harus ke ruang guru dulu.
Devan pun berjalan ke arah ruang kepala sekolah. Namun, dari arah berlawanan ada seorang perempuan yang sedang berlari hingga menabrak Devan dan tanpa sengaja menciumnya.
Devan merasa terkejut dan tanpa sadar keringatnya mulai bercucuran.
Devan Alexander Julian
Menjauh dariku!!!
Clara Auristela
Tolong aku!!! Mereka ingin mem-bully ku.
Devan Alexander Julian
Sudah ku bilang menjauh dari atas tubuhku. (Devan membentak perempuan itu)
Perempuan itu menjauh dari atas tubuh Devan. Namun, akibat dari rasa panik, Devan mengalami demam.
Devan pun menelepon kakaknya.
Davin Aiden Julian
Ada apa? (Davin mengangkat telepon tersebut)
Devan Alexander Julian
Tolong aku!!!
Davin Aiden Julian
Kau dimana?
Devan Alexander Julian
Masih di koridor masuk.
Davin Aiden Julian
Apa yang terjadi?
Devan Alexander Julian
Datang dulu saja kesini. Kepalaku tiba-tiba sakit.
Devan Alexander Julian
Wanita bodoh!!! Pergi kau!!!
Clara Auristela
Dasar laki-laki tidak tahu terimakasih. Sudah di tolong malah mengusir ku. Maaf untuk soal menabrak dan kecelakaan kecil itu.
Devan menghiraukan ucapan perempuan yang tidak dikenal itu. Sedangkan, Davin berlari mencari adiknya.
Davin Aiden Julian
Apa yang terjadi? Huuuuh..... huuuuuh (Ucap Davin sambil napas terengah-engah)
Devan Alexander Julian
Ada seorang wanita yang menabrak ku dan tanpa sengaja mencium ku. Tapi, tiba-tiba kepalaku merasa sakit.
Davin Aiden Julian
Lalu kau mau pulang?
Davin Aiden Julian
Aku akan menelepon Ibu.
Devan Alexander Julian
Tidak, aku hanya perlu meminum obat ku.
Davin Aiden Julian
Baiklah.
Davin Aiden Julian
Ayo, ku bantu mencari kelasmu. Aku sudah menanyakannya kepada kepala sekolah, setelah dari ruangan guru.
Devan Alexander Julian
Aku berharap tidak satu kelas dengan wanita itu. (Ucap Devan dengan raut kesal)
Davin Aiden Julian
Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan.
Lalu Davin dan Devan pergi menuju kelas Devan yaitu kelas 2 SMA.
Devan Alexander Julian
Sial, satu kelas dengan wanita itu. (Ucap Devan pelan)
Davin Aiden Julian
Aku masih mendengarmu. (Ucap Davin sambil berbisik)
Guru
Silahkan perkenalkan dirimu kepada teman-temanmu.
Devan Alexander Julian
Namaku Devan Julian, sebelumnya aku sudah pernah sekolah disini. Namun, baru kembali lagi.
Davin Aiden Julian
Permisi, saya pamit ke kelas saya dulu.
Guru
Silahkan kamu duduk di kursi kosong itu.
Devan Alexander Julian
Apakah ada kursi lain?
Guru
Tidak ada, hanya disitu.
Devan Alexander Julian
Baiklah.
Lalu Devan duduk bersebelahan dengan wanita yang melakukan kecelakaan dihari pertama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!