Weaken
(1) Expelled
Nasib malang. Kedua gadis itu baru saja diusir dari rumah mereka. Langit sudah mulai gelap, peluh keringat mulai membasahi keduanya sebab sudah hampir 1 jam berjalan kesana sini-tanpa tujuan.
Kyunna melirik Kanna, adiknya. Yang tampak sedang memikirkan sesuatu.
Kyunna
"Apa yang sedang kau pikirkan, Kanna-ya?"
Kanna menoleh, mendapati raut wajah khawatir Kyunna. Ia menggeleng singkat.
Kanna
"Tidak ada. Selain-bagaimana keadaan kita setelah ini?"
Kyunna
"Kita masih punya cara lain."
Kyunna
"Jake, pacarku----akan menjemput kita sebentar lagi."
Kanna membulatkan matanya.
Kanna
"Yak! Kau berniat kita tinggal dimansionnya? Seriously?"
Kyunna
"Ya, sementara kita akan tinggal disana, sebelum aku mendapatkan rumah baru untuk kita."
Kanna
"Yeah..., rasanya pasti seperti tinggal diistana."
Kanna
"Ck kau berkata seperti itu----karena kau sudah terlalu sering tidur bersama pacarmu itu."
Kanna menggulir mata sesaat.
Kyunna hanya diam. Ia rasa hal itu tak perlu dibahas bersama Kanna yang jelas-jelas terlalu polos. Sebenarnya bukan polos, hanya saja Kanna tidak seperti Kyunna ketika berpacaran.
Kanna
"Ck sial memang. Kalau saja bukan karena bibi gila itu----kita tak akan seperti ini. Untuk apa dia susah-susah merawat kita, kalau ujung-ujungnya kita dibuang? Sangat menyebalkan. Aku bersumpah agar dirinya mati dalam kesengsaraan."
Kyunna
"Bisa kasar juga kau."
Kanna
"Aku terlanjur kesal dengan sikapnya. Manusia bermuka dua itu----menjijikkan."
Kyunna melirik Kanna diam-diam. Lalu suara klakson mobil----sempat mengejutkan keduanya.
Jake menurunkan kaca mobil hitam mewahnya.
Kyunna mengecup pipi Jake ketika laki-laki itu turun.
Jake
"Kenapa kalian berada diluar seperti ini? Bukannya kau menyuruhku untuk menjemput dirumah mu?"
Jake tentu saja terkejut dan melihat ke arah Kyunna tajam.
Jake
"Kau membohongi ku? Karena ini, kau tadi berkata ingin menginap dimansion ku?"
Kyunna
"Aku terpaksa. Lagi pula aku tak ingin kau khawatir."
Jake
"Sayang, kau pacarku. Bagaimana mungkin aku tak khawatir pada kalian?"
Jake mengusap rambut samping Kyunna.
Kanna
"Tidakkah kau terlalu banyak tanya, kak Jake?"
Kanna menyindir, lalu berkata kembali,
Kanna
"kaki ku sudah sakit sejak tadi. Mari kita pergi dari sini.”
Jake menggeleng kepala dan menyentil dahi Kanna.
..............................
beri aku banyak cinta buat ngelanjutin cerita ini😘
2 (Expelled)
Kanna menganga lebar ketika kakinya baru pertama kali menginjakkan kaki dimansion Jake pacarnya Kyunna. Selama Kyunna dan Jake berpacaran, ia hanya sibuk dengan kuliah dan hubungannya dengan Sunoo.
Kanna mengitari ruang tamu mewah itu. Berkali-kali lidahnya berdecak kagum dengan interior juga---desain dari ruang tamu milik Jake.
Semuanya tampak mewah dengan ukiran-ukiran bewarna emas.
Sedangkan Kyunna hendak mengangkat barang-barang miliknya namun, Jake sudah lebih dahulu memerintahkan para pelayannya agar membawa barang-barang Kyunna beserta milik Kanna.
Jake
"Istirahatlah. Aku tahu kau lelah."
Jake mengusap rambut hitam panjang gadis itu.
Kyunna
"Tak apa. Aku ingin bersama mu dahulu baru akan tidur dengan Kanna."
Jake
"Bagaimana jika tidur dikamar ku saja?”
Kyunna
"Anda sangat pandai mengambil kesempatan dalam kesempitan tuan Sim."
Jake
"Dan kau pasti tidak akan bisa menolak, nona Oh."
Kyunna
"Benarkah? Bagaimana jika aku menolaknya?"
Alis Jake terangkat sebelah.
Jake
"Bila begitu, maka aku tak akan segan-segan membawa paksa dirimu-sayang."
Kyunna
"Baiklah-baiklah..., aku akan tidur bersama mu. Kurasa Kanna juga lebih suka tidur sendiri."
Jake
"Bagus kalau begitu. Mari kita kekamar. Kanna biar pelayan ku yang akan mengurusnya."
..............................
saranghae buwanyak buwanyak😘
3 (Expelled)
Gadis itu baru saja selesai mencatok rambut panjangnya hingga bergelombang. Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Ada panggilan masuk-dari laki-laki yang sudah menjabat sebagai pacarnya selama 1 tahun.
Kanna
"Sunoo-ya? Ada apa meneleponku?"
Laki-laki diseberang ponsel itu berdecak lalu terkekeh.
Sunoo
"Tentu saja aku merindukanmu, baby."
Kanna
"Bukannya kita sudah bertemu semalam?"
Sunoo
"Memangnya salah jika aku merindukan mu hm?"
Kanna tertawa singkat. Sunoo selalu saja menggemaskan setiap saat. Laki-laki ceria itu-selalu membuat jantungnya terasa digelitik.
Kanna menggeleng sambil tersenyum tipis. Ia duduk disisi balkon sembari menikmati pemandangan kota-yang bersinar terang.
Kanna
"Ah tidak Sunoo-ku. Kau bebas merindukanku kapan saja. Asalkan kau tidak merindukan gadis lain."
Sunoo
"Tentu saja hanya kau dan kau-baby. Tak ada seorang pun-kecuali Oh Kanna di hati Kim Sunoo."
ujar laki-laki itu lembut.
Kanna
"Sunoo-ya. I love you."
Sunoo
"I love you too, baby."
Kanna
"Baiklah, aku tutup ya? Aku ingin tidur. Rasanya tubuhku hendak remuk seharian ini."
Bohong. Padahal Kanna hendak cepat-cepat berkeliling dimansion milik Jake ini.
Sunoo
"Memangnya kau ngapain saja seharian ini? Bukannya kau sedang libur kuliah?"
Kanna terdiam. Lalu menghela napas kasar.
Kanna
"Aku dan kak Kyunna, diusir oleh bibi dari rumah."
Sunoo tentu saja terkejut.
Sunoo
"Apa? Bagaimana bisa?!"
Kanna
"Haha..., kau tahu lah, bibi itu kan orang menyebalkan. Tidak tahu diri. Jelas-jelas itu rumah milik orang tua ku-eh malah dia mengusir kami. Dasar manusia sialan."
Sunoo
"Kenapa kau-dan Kyunna malah mengalah untuk pergi? Bukankah kau bisa meminta bantuan ku agar bibi-mu tak bersikap seenaknya seperti itu. Kau-"
Kanna
"Tidak Sunoo, tidak. Lagi pula kami berdua tidak akan pernah bahagia jika terus-terusan tinggal disana. Maka dari itu aku dan kak Kyunna memilih untuk pergi saja."
Sunoo
"Apa trauma mu dan Kyunna kembali lagi?"
Kanna
"Aku sudah hampir tidak pernah lagi. Tapi-kak Kyunna kadang masih suka bermimpi buruk tentang ayah dan ibu. Aku menghawatirkan kesehatannya. Maka dari itu juga, aku memintanya untuk pergi saja dari rumah."
Sunoo
"Dan sekarang kau dimana?"
Kanna
"A-aku sementara tinggal di mansion milik kak Jake."
Sunoo
"Hei apa-apaan itu? Kenapa tidak meminta pada ku saja? Seperti-aku bisa menyewa satu apartemen untuk mu dan Kyunna."
Kanna
"Tidak perlu sampai seperti itu Sunoo-ya. Lagi pula aku dan kak Kyunna hanya sementara disini hingga kami bisa menemukan rumah baru."
Sunoo tampak mendengus kesal.
Sunoo
"Aku hanya khawatir. Sebab Jake laki-laki normal yang kapan saja bisa berbahaya. Aku tak ingin kau-kenapa-napa."
Kanna tertawa. Sunoo sungguh terlalu kekanak-kanakan. Sifat cemburu dan hati-hatinya itu terkadang menyebalkan tapi entah mengapa membuat Kanna senang dan merasa jika Sunoo sangat mencintainya.
Kanna
"Jangan selalu berpikiran buruk seperti itu, Sunoo. Sudah ya aku tutup dulu. Sampai ketemu besok."
Kanna sempat mengecup Sunoo dari panggilan lalu langsung memutuskan panggilan tersebut.
Kanna beranjak dari balkon menuju koper-berisikan pakaian miliknya yang baru saja diantar oleh pelayan Jake, sebelum Sunoo menelponnya.
Gadis itu hendak keluar sebentar berkeliling disekitar mansion. Sebab ini ialah kesempatan yang bagus untuknya, kapan lagi bisa tinggal dimansion mewah seperti ini? Haha, Kanna lucu sendiri memikirkan dirinya yang kelihatan sangat kampungan. Padahal rumahnya sendiri bisa dibilang sangat bagus.
Hanya saja, selama tiga tahun ini dirinya sibuk dengan kuliah hingga ia belum sempat berpikir ke hal-hal lainnya. Berbeda dengan Kyunna yang sudah biasa dengan segala kemewahan seperti ini. Sebab Jake telah menjabat menjadi kekasih nya selama 4 tahun.
Entah perasaan Kanna saja atau hanya angin lewat dikepalanya, Jake pacar kakaknya itu tampak misterius padahal sudah lama ia mengenalnya walau tak sedekat itu seperti Kyunna dengan nya. Terkadang laki-laki itu terlalu berlebihan pada Kyunna, terkadang juga laki-laki itu bersikap tak perduli pada Kyunna.
Pada akhirnya Kanna menepis pemikiran aneh yang seharusnya tidak ia pikirkan. Ia langsung saja melangkahkan tungkainya menuju lantai atas dimana kamar Jake berada. Mungkin? Sebab Kanna tak tahu ruangan apa saja yang ada dimansion ini.
Kanna berjalan menyusuri lorong yang cukup lebar, namun pencahayaannya sangat minim karena lampu yang digunakan khusus lampu yang tak terlalu terang. Entah apa tujuannya. Kanna tak mengerti selera si pemilik mansion ini.
Ketika Kanna berbelok menuju tangga yang dibentuk menggunakan kaca ia hampir terjatuh kalau saja tangannya tak sigap memegang gagang tangga. Kyunna, gadis itu mengejutkannya.
Kanna
"Kak? Ada apa dengan penampilan mu?"
tanya Kanna. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Dan Kyunna bersamanya tadi datang kesini-tepat jam 6 sore. Jadi, bisa dibilang Kyunna tidak bersamanya selama 2 jam lebih.
Kyunna tampak gelagapan seraya membenarkan rambut halusnya yang sedikit berantakan.
Kyunna
"A-ah itu, aku tadi habis-"
Kanna
"Baiklah-baiklah..., aku paham. Tak perlu kau jelaskan lagi-sampai kau ketakutan seperti itu seakan-akan aku adalah polisi yang akan menghukum perbuatan mu bersama pacar mu itu."
Kanna menggeleng dengan gaya bijaknya, lalu terkekeh hingga membuat Kyunna berdecak kesal.
Kyunna
"Kalau begitu, sedang apa kau disini?"
Kanna
"Hm aku hanya ingin berkeliling saja. Lagi pula sayang melewatkan kesempatan luar biasa ini untuk menikmati betapa indah dan mewahnya mansion pacar mu."
cengiran Kanna semakin membuat Kyunna kesal.
Kyunna
"Sebaiknya kau tidur. Kau butuh istirahat lebih sebab kantung mata mu mulai terlihat."
Kyunna mengangguk dan turun mendekati Kanna.
Kyunna
"Aku tak berbohong."
Kanna
"Huftt..., baiklah aku tidur saja. Dasar kantung mata menyebalkan. Jika begini kau bisa membuat wajah cantikku jelek tahu!"
Kyunna tertawa pelan melihat tingkah Kanna yang terkadang suka berbicara sendiri pada masalah yang datang pada wajahnya.
Tiba-tiba kepala Kyunna mendadak sakit hingga tubuhnya terjatuh kelantai. Lagi-lagi sakit ini ia rasakan semenjak 6 tahun yang lalu. Dimana usianya tepat 17 tahun, ia pertama kalinya mengalami sakit kepala yang parah dan mimpi buruk yang luar biasa. Padahal sebelumnya-Kyunna tak pernah memiliki riwayat penyakit apapun yang serius. Bahkan, trauma kematian ibu dan ayahnya saja sudah hampir membaik sebab selalu ada Kanna disampingnya.
Kanna
"Kak? Apa sangat sakit? Aku panggilkan kak Jake dulu."
Kanna panik dan hendak ke atas kalau saja Kyunna tak menahan kakinya.
Kyunna
"Tidak, jangan. Aku baik-baik saja. Hanya sakit sebentar."
Kanna berjongkok dihadapan Kyunna.
Kanna
"Kau selalu membuatku khawatir! Kak. Tunggu sebentar aku panggil-"
Kyunna
"Tidak, tak perlu. Jangan ganggu Jake, dia baru saja tertidur."
Kyunna sempat meringis dan mendongak melihat Kanna,
Kyunna
"mari kekamar saja. Aku butuh mandi agar pusing nya hilang."
Kanna mengalah dan memapah Kyunna untuk turun kebawah dengan hati-hati-melewati tangga yang terbuat dari kaca transparan itu.
Kanna
"Ck baju mu ada yang robek. Apa Jake bermain kasar padamu?"
sindir Kanna yang sempat-sempatnya memperhatikan bagian dada belakang hingga ketiak bawahnya Kyunna terlihat.
Kyunna malah tertawa. Mengingat bahwa dirinya bersama Jake sudah lama tidak melakukan itu.
Kyunna
"Dia hanya terlalu bersemangat."
Kanna memutar bola matanya mual.
..............................
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!