NovelToon NovelToon

Terjebak Dalam Dendam

Episode 1

Menjadi anak perempuan satu-satunya di keluarga Abidzar. Aida Malik Abidzar di perlakukan bak seorang ratu di dalam keluarga Abidzar.

Aida merupakan anak ketiga dari pasangan Malik Abidzar dan Ratih Pratiwi. Aida memiliki Kakak pertama yang bernama Zayn Malik Abidzar. Sedangkan Kakak kedua yang bernama Yasrul Malik Abidzar.

Zayn memperlakukan Aida seperti kekasihnya sendiri dan Yasrul memperlakukan Aida layaknya seorang musuh dalam selimut.

Yasrul yang merasa dirinya terabaikan dengan kehadiran Aida. Pada saat itu Yasrul berusia lima tahun harus berbagi cinta, berbagai kasih sayang, dan berbagi Papa maupun Mama bersama dengan Aida yg masih berusia satu bulan. Aida datang di tengah-tengah kebahagiaan di keluarga Abidzar. Pada saat itu Papa Abidzar membawa masuk Aida ke dalam keluarga miliknya.

Awalnya Mama Ratih tidak menyetujui keputusan Papa Abidzar. Namun lambat laun Mama Ratih berbesar hati menerima Aida seperti anak kandungnya sendiri. Mama Ratih dapat tersenyum kembali saat melihat Aida tumbuh besar dan menjadi anak yang sangat mengemaskan.

"Yas... Kau akan pergi ke mana, Nak?" Tanya Mama Ratih saat melihat Yasrul sudah menenteng tas kerja miliknya

"Aku akan pergi bekerja, Ma" Jawab Yasrul dengan pandangan lurus ke depan tanpa melihat kearah wajah Mama Ratih

"Plis... Mama mohon duduklah sebentar, Nak! Dan kita sarapan pagi bersama!" Ajak Mama Ratih memohon di hadapan Yasrul

"Maaf. Banyak pekerjaan yang harus aku urus" Jawab Yasrul ketus dan langsung pergi

"Mau sampai kapan kau akan memperlakukan Mama seperti ini" Ucap batin Mama Ratih dengan mengelus dada miliknya melihat kepergian Yasrul

"Ma... Mama" Panggil Papa Abidzar yang membuyarkan lamunan Mama Ratih

"Eh... Papa" Ucap Mama Ratih dengan tersenyum melihat wajah suaminya

"Apa yang Mama lihat?" Tanya Papa Abidzar

"Yas... Pa" Jawab Mama Ratih dengan lirih

"Sudah biarkan saja. Dia akan sarapan di kantor" Ucap Papa Abidzar membawa Mama Ratih untuk duduk kembali

"Pa. Aku harus bagaimana lagi? Yas selalu saja tidak mendengarkan ucapan ku?" Tanya Mama Ratih untuk yang kesekian kalinya

"Sttt. Seiring dengan berjalannya waktu hati Yasrul pasti akan luluh sendiri. Yas, itu anak baik meskipun sikapnya begitu ke pada Mama. Papa yakin dari lubuk hati Yas yang paling dalam Yasrul sangat mencintai Mama. Mana mungkin ada anak yang tidak mencintai Mamanya sendiri" Jawab Papa Abidzar menjelaskannya kepada Mama Ratih

"Pa" Ucap Mama Ratih dengan kesal

"Hm..." Suara Zayn berdehem

"Zayn. Kau sudah bangun, Nak" Ucap Mama Ratih segera berdiri dari tempat duduknya

"Hm" Jawabannya dengan menganggukkan kepalanya

"Apa kau akan pergi?" Tanya Mama Ratih dengan tersenyum dan berjalan menghampiri Zayn yang masih berdiri tak jauh darinya

"Iya..." Jawab Zayn dengan melihat ponsel miliknya

"Duduklah dan kita sarapan bersama!" Ajak Mama Ratih dengan menarik lengan Zayn agar duduk di kursi meja makan

"Maaf, Ma. Aku harus pergi" Jawab Zayn melepaskan tangan Mama Ratih

"Zayn" Ucap Mama Ratih dengan lirih dan sedih

"Sudahlah jangan paksa Zayn untuk sarapan bersama. Aku jadi tidak berselera untuk makan" Sambung Papa Abidzar dengan sinis

"Aku pun begitu. Tidak berselera untuk makan bersama dengan seorang pria tukang selingkuh" Jawab Zayn penuh penekanan

"Zayn jangan berbicara seperti itu kepada Papa mu sendiri, Nak" Ucap Mama Ratih membentak Zayn dengan mata melotot

"Wah wah wah. Sepertinya Mama sudah tertipu rayuan pria tukang selingkuh itu" Jawab Zayn tak tanggung-tanggung langsung menunjuk ke arah wajah Papa Abidzar

"Zayn" Ucap Mama Ratih dengan lirih dan kesal

"Zayn. Bisakah kau berbicara sopan kepada Papamu?" Tanya Papa Abidzar dengan lantang dan segera berdiri dari tempat duduknya lalu berkacak pinggang

"Sorry. Apa ada yang tersinggung?" Tanya Zayn dengan santai dan langsung pergi

"Dasar anak nakal" Umpat Papa Abidzar dengan marah

"Iya kenakalan ku sama seperti kenakalan dirimu saat masih muda" Ucap Zayn dengan membalikkan tubuhnya

"Aku akan mencoreng nama mu dari daftar keluarga dan aku pastikan kau tidak akan pernah mendapatkan sepeserpun harta dari ku" Ancam Papa Abidzar

"Aku tidak mempedulikan itu semua. Aku tau seluruh harta mu itu hanya untuk anak selingkuhan mu itu" Ucap Zayn dengan mengepalkan kedua tangan miliknya

"Zayn... Cukup Zayn. Mama tidak ingin masalah ini sampai terdengar di telinga Aida" Sambung Mama Ratih dengan menangis

"Ma. Mama seharusnya membuka mata Mama lebar-lebar. Buat apa Mama masih memelihara ular di dalam rumah ini?" Tanya Zayn dengan melihat mata Mama Ratih yang berlinang air mata

"Zayn. Mama hanya ingin kau dan Yas hidup bahagia dan tidak kekurangan" Jawab Mama Ratih dengan sesenggukan

"Bahagia, tidak kekurangan? Apa Mama pernah melihat Yas tersenyum? Apa Mama pernah melihat Yas duduk makan bersama kita? Aku terpaksa melakukannya drama ini semua di depan Aida pura-pura tersenyum, tertawa, dan aku pun geli melakukan itu semua. Asal Mama tau kita tidak akan hidup kekurangan jika kita meninggalkan rumah ini dan menjauh dari laki-laki itu. Aku mampu menghasilkan uang untuk kita hidup bertiga Aku, Yas, dan Mama" Ucap Zayn dengan memegang erat kedua tangan miliknya Mama Ratih

"Zayn... Kau tidak akan seperti sekarang ini kalau tidak ada diriku" Sambung Papa Abidzar dengan melihat wajah Zayn begitu intens

"Sudah hentikan. Kau tidak usah berbicara lagi" Bentak Mama Ratih menangis

"Jaga diri Mama baik-baik! Aku akan pergi beberapa hari untuk syuting projek film baru" Pamit Zayn dengan tersenyum dan segera menghapus air mata Mama Ratih yang menetes

"Berhentilah dari dunia hiburan" Ucap Papa Abidzar

"Tidak ada waktu untuk berbicara dengan mu" Jawab Zayn yang pandangannya masih tertuju pada wajah Mama Ratih

"Dunia hiburan dapat merubah dirimu seperti ini. Tidak menghormati orang tua, tidak tau sopan santun, hidup berfoya-foya, bahkan kehidupan mu saat ini sungguh di luar dugaan ku. Kau bahkan tidak tau malu bergonta-ganti pasangan. Di dalam tv kau selalu saja di beritakan negatif" Ucap Papa Abidzar

"Ha... Apa? Kau sedang menasehati ku, ya?" Tanya Zayn dengan sedikit tertawa

"Maaf Tuan Zayn semuanya sudah siap dan kita akan segera pergi menuju ke lokasi syuting" Ucap Bayu yang merupakan asisten Zayn

"Hm..." Jawabnya dengan menganggukkan kepalanya

"Kau di bayar berapa dengan Zayn?" Tanya Papa Abidzar melihat wajah Bayu

"Pak..." Panggil Bayu dengan lirih dan terpotong

"Sttt... Tidak perlu kau menjawabnya. Anggap saja angin berlalu!" Ucap Zayn menepuk pundak sang asisten segera berjalan dan pergi

"Buat apa menyusahkan dirinya? Toh nyatanya hanya mendapatkan peran pembantu" Ucap Papa Abidzar dengan tertawa ringan

"Maaf Pak. Sebaiknya Bapak harus membaca Majah harian hari ini. Di sana tertuliskan bahwa Tuan Zayn mendapatkan nominasi aktor utama paling ngetop. Untuk saat ini Tuan Zayn banyak digandrungi oleh para wanita-wanita cantik di luaran sana. Bahkan Ibu-ibu, anak-anak, remaja mengidolakan Tuan Zayn. Bisa di katakan bahwa karir Tuan Zayn saat ini sedang naik daun" Jawab Bayu yang merupakan asisten Tuan Zayn menjelaskannya kepada Papa Abidzar dengan tersenyum di wajahnya. Bayu akan melakukan segala cara agar Tuannya tidak buruk di mata orang lainnya

"Ck. Jangan asal bicara dan banyak berkhayal" Ucap Papa Abidzar dengan santai

"Maaf Pak. Aku harus pergi" Jawab Bayu dengan menundukkan tubuhnya dan segera berlari menyusul Tuan Zayn yang sudah berada di dalam mobil

"Pa. Lihatlah Zayn sekarang! Bahkan aku sendiri tidak mempercayai apa yang sudah Zayn capai" Ucap Mama Ratih dengan tersenyum

"Aku tidak suka Zayn bekerja di dunia hiburan. Lebih baik Zayn bekerja di perusahaan miliknya sendiri dan mengembangkan perusahaannya sendiri" Jawab Papa Abidzar

"Sudahlah, Pa. Biarkan Zayn memilih pekerjaan yang dirinya impikan sejak kecil" Ucap Mama Ratih dengan mengelus punggung Suaminya

"Mama ini. Entahlah Zayn itu selalu membangkang dengan ucapan ku dan dia tidak menurut seperti Yasrul" Jawab Papa Abidzar dengan kesal dan segera pergi

Bersambung... ✍️

Episode 2

Setelah terjadinya perbincangan yang memanas di antara Papa dan anak. Kini Mama Ratih teringat dengan Aida. Aida putri kesayangannya dan dunianya saat ini.

"Aida..." Panggil Mama Ratih dari lantai bawah

"Aida..." Teriak Mama Ratih suaranya yang begitu kuat menggelegar di seluruh sudut ruangan tersebut

"Tok... Tok... Tok..." Suara pintu di ketuk dari luar berulang kali dan tidak ada jawabannya

"Dasar anak nakal" Umpat Mama Ratih segera masuk ke dalam kamar Aida saat pintu tersebut tidak terkunci

Mama Ratih berjalan dengan sangat perlahan menuju ke arah tempat tidur Aida. Setelah itu Mama Ratih menjewer telinga Aida dengan begitu kuat hingga Aida kesakitan

"Aw... Mama" Pekiknya kesakitan

"Buka matamu Aida" Teriak Mama Ratih dengan menyeret Aida masuk ke dalam kamar mandi

"Mama. Biarkan aku tidur sebentar saja" Ucap Aida kembali tidur di atas lantai kamar mandi

"Byur..." Suara siraman air yang membasahi seluruh tubuh Aida

"Mama" Teriak Aida begitu lantang dan tersadarkan

"Apa kau tidak lihat hari sudah mulai siang?" Tanya Mama Ratih dengan berkacak pinggang di hadapan Aida

"Apa sudah siang" Jawab Aida mengulangi ucapan Mama Ratih

"Astaga Mama. Aku bisa terlambat pergi ke kampus" Ucap Aida bingung namun dirinya malah mondar-mandir di tempat saja

"Hm" Jawab Mama Ratih dengan tersenyum

"Ma. Apa Kak Zayn masih di rumah?" Tanya Aida yang ingin keluar dari dalam kamar mandi

"Aida..." Teriak Mama Ratih dengan menarik baju Aida

"Ma. Aku harus menemui Kak Zayn! Aku akan meminta Kak Zayn untuk mengantarkan ku berangkat ke kampus" Ucap Aida menjelaskannya

"Zayn sudah berangkat kerja dan dirinya akan pulang setelah menyelesaikan projek film barunya" Jawab Mama Ratih dengan lirih

"Apa? Kenapa begitu? Kenapa Kak Zayn tidak mengajakku ke tempat lokasi syuting" Ucap Aida dengan kesal

"Aida kau itu masih kuliah, Nak. Dan kau harus fokus dengan kuliahmu. Kau bukan artis seperti Zayn" Jawab Mama Ratih segera keluar dari dalam kamar mandi

"Mama... Mama akan pergi ke mana?" Tanya Aida

"Mama akan menyiapkan pakaian mu dan kau cepatlah pergi mandi!" Perintah Mama Ratih

"Astaga. Bagaimana ini? Padahal aku sudah menyiapkan hadiah untuk Kak Zayn karena prestasi yang dia dapat" Ucap Aida segera menutup pintu kamar mandi tersebut dan langsung mandi

Beberapa jam kemudian

"Apa kau tidur di dalam sana?" Tanya Mama Ratih yang sudah berdiri di depan pintu kamar mandi. Saat melihat Aida keluar dari kamar mandi

"Astaga Mama. Kenapa Mama ingin mengetahui urusan orang lain, sih" Jawab Aida segera memakai pakaian di hadapan Mama Ratih

"Aida kau itu tidak tahu malu sekali" Ucap Mama Ratih dengan memalingkan wajahnya

"Kenapa?" Tanya Aida yang tidak mengerti

"Kau bahkan berganti pakaian di hadapan, Mama" Jawab Mama Ratih

"Maaf. Tapi kan kita sama-sama perempuan, Ma" Ucap Aida membela diri

"Anak Mama sebentar lagi akan menikah. Jadi bersikaplah yang lebih sopan" Jawab Mama Ratih tersenyum dengan meremas kedua lengan milik Aida dan segera pergi

"Mama sakit" Ucap Aida yang tidak di hiraukan oleh Mama Ratih

Aida melihat jam dinding yang berada di dalam kamar miliknya menunjukkan pukul sebelas. Dirinya segera berlari menuju ke luar kamar dan turun ke bawah. Aida yang bertubrukan dengan Papa Abidzar di ruang tengah hanya mampu berucap maaf.

"Aida. Kenapa kau terburu-buru?" Tanya Papa Abidzar berlari mengejar Aida

"Aida sudah terlambat pergi ke kampus, Pa" Jawab Aida dengan berteriak

"Papa akan mengantarmu pergi ke kampus" Ucap Papa Abidzar yang berdiri di depan pintu rumah miliknya

"Tidak perlu. Sudah ada Pak Ilan yang mengantarkan ku" Jawab Aida terus berlari menuju ke mobil yang sudah di persiapkan

Aida yang sudah masuk di dalam mobil membuang nafasnya dengan lega. Namun dirinya sedikit berkeringat dan langsung meraih tissue yang berada di hadapannya. Aida mengeluarkan seluruh make up yang berada di dalam tas miliknya. Lalu merias wajahnya kembali.

"Apa yang Bapak lihat?" Tanya Aida yang sedari tadi melihat Pak Ilan sedang memperhatikan dirinya dari kaca spion

"Apa Nona Aida harus berdandan menor untuk pergi ke kampus?" Tanya Pak Ilan dengan lirih

"Jangan panggil aku Nona dan jangan mengomentari make up ku. Asal kau tahu Pak aku sudah les privat soal make up sejak di bangku sekolah dasar. Jadi jangan sok tahu" Jawab Aida dengan brutal dan memelototkan kedua bola mata miliknya

"Hahaha" Suara tertawa Pak Ilan dan segera menjalankan mobilnya

"A..." Teriak Aida begitu kuat saat lipstik yang dirinya pakai malah tercoret di pipinya

"Ada apa, Non?" Tanya Pak Ilan

"Pak Ilan bisa nyetir tidak, sih? Atau biarkan aku yang menyetir" Jawab Aida dengan tersenyum

"Jangan" Teriak Pak Ilan ketakutan. Pak Ilan merasa takut jika mengingatnya kembali saat Aida yang menyetir mobilnya. Pada saat itu sangat ugal-ugalan

"Maka dari itu sebaiknya Bapak itu fokus ke depan!" Perintah Aida dengan kedua tangan miliknya tertuju ke depan

"Baik Non" Jawab Pak Ilan dengan tegas

Setelah sampai di kampus Aida segera masuk ke dalam untuk belajar. Dan Pak Ilan seperti biasanya menunggu di tempat parkir kampus.

Saat selesai jam kuliah, Aida membuka ponsel miliknya. Aida melihat ada sebuah pesan singkat dari sang Mama yang mengatakan bahwa Papa dan Mama tidak pulang hari ini karena terjebak hujan.

"Hah..." Aida membuang nafasnya dengan kasar

"Pak. Kita pergi ke bioskop!" Perintah Aida yang sudah berada di dalam mobil

"Tapi, Non. Kata Bapak setelah kuliah kita harus" Jawab Pak Ilan dengan terbata-bata

"Iya aku tahu. Tapi, Papa dan Mama tidak ada di rumah hari ini. Kak Zayn pergi syuting, Kak Yas mungkin seperti biasanya pulang kerja selalu larut malam" Ucap Aida sedih

"Baiklah Non kita pergi ke bioskop. Pak Ilan harap Non Aida tidak kabur lagi kayak waktu itu" Jawab Pak Ilan dengan tersenyum

"Iya. Aku hanya ingin menonton film di bioskop untuk mengusir rasa bosan ku yang setiap hari di hadapkan dengan tugas-tugas kuliah" Ucap Aida mengeluh

"Iya" Jawab Pak Ilan segera membawa Aida menuju ke tempat bioskop terdekat

Saat sampai di bioskop, ada beberapa orang yang mengenali wajah Aida dan dirinya segera menghampiri Aida.

"Hm... Kamu Aida, ya?" Tanya perempuan tersebut dengan tersenyum

"Iya aku A i da" Jawab Aida dengan mengeja namanya

"Aida Malik Abidzar. Adik dari Zayn Malik Abidzar?" Tanya Perempuan itu begitu kuat dan menjadi pusat perhatian

"Hm" Jawab Aida menganggukkan kepalanya

"Wah... Bisakah aku meminta foto dengan dirimu? Astaga aku hampir tidak percaya bisa bertemu secara langsung dengan adik Zayn aktor yang sangat tampan. Kita foto dulu, ya!" Perintah Perempuan tersebut dengan mengarahkan kamera ponsel miliknya ke wajah dirinya dan Aida

"Bergayalah. Satu... Dua... Tiga... Ckrek" Bunyi suara foto tersebut

Mereka bahkan berganti gaya berpose untuk beberapa kali.

"Terimakasih" Ucap Perempuan itu dengan membungkukkan badannya

"Astaga. Kau tidak perlu seperti itu! Aku merasa malu yang artis itu Kakak ku dan bukan aku" Jawab Aida menundukkan kepalanya merasa malu

"Tidak masalah" Ucap Perempuan tersebut segera pergi

Aida yang niatnya ingin menonton malah menjadi kerumunan di antara orang-orang yang berdatangan ke bioskop untuk meminta foto bersamanya. Mereka memuji kecantikan Aida dan mereka bahkan menyarankan Aida untuk terjun ke dunia hiburan. Mengingat sang Kakak sedang naik daun.

Aida kembali ke rumah miliknya saat pukul sembilan malam. Udara semakin sejuk dan angin berhembus kencang sepertinya akan segera turun hujan. Aida yang selesai membersihkan tubuhnya segera turun ke lantai bawah. Aida ke ruang makan di sana sudah tersaji hidangan makan malam. Aida hanya melihat makanan tersebut tanpa menyentuhnya.

Aida berjalan menuju ke ruang tengah. Betapa terkejutnya saat Aida mendengarkan suara petir yang menyambar secara tiba-tiba. Seperti biasanya saat hujan turun dan petir menyambar Aida merasa ke takutkan.

Aida segera masuk ke dalam kamar Yasrul dan langsung naik ke atas tempat tidur.

"Hei... Apa yang kau lakukan?" Tanya Yasrul segera bangun dari tidurnya yang merasakan guncangan di tempat tidur miliknya

"Aida..." Panggil Yasrul dengan kesal

"Kak..." Ucap Aida lirih dan masih bersembunyi di bawah selimut

"Aida keluar dari kamar ku!" Perintah Yasrul dengan marah

"Kak... Aku takut" Ucap Aida membuka selimut tersebut secara perlahan

"Pergi!" Teriak Yasrul dengan marah

"Bisakah malam ini aku tidur bersama dengan mu?" Tanya Aida menutup kedua telinganya dengan tangan miliknya sendiri agar tidak mendengarkan suara petir

"Apa kau sudah gila? Keluar!" Perintah Yasrul segera menarik lengan Aida. Agar keluar dari dalam kamar miliknya

"Malam ini saja, Kak" Ucap Aida memohon

"Ck. Dasar gadis murahan" Jawab Yasrul mendorong tubuh Aida hingga terjatuh saat dirinya sudah berada di luar kamar Yasrul

Dengan terpaksa Aida masuk ke dalam kamar miliknya dan segera bersembunyi di balik selimut miliknya. Beberapa menit kemudian terdengar suara pintu kamar Aida di ketuk dari luar.

"Siapa" Gumam Aida tambah ketakutan

"Buka... Kenapa pintu kamar ku terkunci" Ucap Zayn dengan mengendor pintu kamar tersebut

Suara gedoran tersebut semakin kuat dan Aida memberanikan diri untuk membuka pintu kamar miliknya.

"Kak Zayn" Ucap Aida terkejut melihat Zayn yang berada di hadapannya saat ini

"Kenapa kau mengunci pintu kamar ku?" Tanya Zayn dengan mendorong tubuh Aida dan segera masuk ke dalam kamar tersebut

"Kak ini kamarku dan kamar Kak Zayn ada di depan kamar milik ku" Jawab Aida dengan menunjukkan

"Stt..."

"Apa Kak Zayn sedang mabuk?" Tanya Aida yang menyadarinya cara jalan Zayn yang sempoyongan dan berbau alkohol

"Tidak" Jawab Zayn dengan tersenyum dan masih berjalan menuju ke arah tempat tidur

"Bukannya kata Mama, Kak Zayn hari ini akan pergi ke tempat lokasi syuting dan kenapa sekarang Kak Zayn ada di sini?" Tanya Aida mengikuti langkah kaki Zayn dari belakang

"Hm... Itu. Lokasinya sedang terkena banjir jadi..." Jawab Zayn terpotong dan jatuh di atas tempat tidur

"Ah... Kenapa harus di atas tempat tidur ku, sih" Ucap Aida kesal dengan bau alkohol

Aida membantu membaringkan tubuh Zayn dengan benar ke atas tempat tidur dan Aida juga membantu melepaskan sepatu yang Zayn kenakan.

"Panas..." Ucap Zayn dengan serak

"Panas. Bukankah sekarang dingin dan turun hujan" Gumam Aida yang tidak mengerti

"Nyalakan AC nya!" Perintah Zayn

"Iya Kak" Jawab Aida segera menyalakannya

"Masih panas" Ucap Zayn segera bangun dan melepaskan seluruh pakaian miliknya hingga tersisa celana boxster yang ia kenakan

"Kak Zayn" Teriak Aida segera menutup kedua mata miliknya dengan tangannya

"Diamlah dan jangan berisik" Ucap Zayn lirih dan kembali tertidur

"Aku harus bagaimana ini?" Tanya Aida yang masih menutup mata miliknya. Sedangkan Zayn sudah tertidur pulas dan suara dengkuran tersebut terdengar di telinga Aida

"Apa dia benar-benar tertidur" Ucap Aida membuka matanya

"Ah..." Teriak Aida saat mendengar suara petir menyambar dan langsung naik ke atas tempat tidur dan bersembunyi di bawah selimut

Tanpa Aida sadari tangga Aida sudah membangunkan benda di bawah sana.

Bersambung... ✍️

Episode 3

Tanpa sengaja tangan Aida sedari tadi mengelus-elus benda yang tadinya tidur kini mulai terbangun.

"Ya di situ" Suara Zayn dengan mendesah tak karuan

"Ha. Apa?" Tanya Aida yang tidak mengerti dan masih berada di bawah selimut

"Tolong lepaskan celanaku!" Perintah Zayn

"Kenapa harus di lepas" Gumam Aida

"Ayo, lakukan lagi! Aku belum mengeluarkannya!" Perintah Zayn lirih dan menarik tangan Aida masuk ke dalam celana miliknya untuk memegangnya

"A..." Teriak Aida terkejut dan jantungnya berdetak begitu kencang saat memegang benda tersebut

Aida segera membuka selimut dan mulutnya menganga saat melihat milik Zayn terlihat di depan mata miliknya. Aida bahkan tidak bisa berpaling.

"Apa yang kau lihat Baby?" Tanya Zayn segera bangun dari tempat tidurnya dan membelai rambut Aida yang terurai begitu panjang

"Hm... Tidak. Tidak ada yang aku lihat" Jawab Aida mengusap wajahnya dengan begitu kasar dan segera berlari

"Baby. Kau akan pergi ke mana sayang?" Tanya Zayn menarik lengan milik Aida

"Kak tolong lepaskan" Bentak Aida dengan ketakutan saat melihat mata Zayn yang pandangannya sangat membunuh

"Baby..." Ucap Zayn segera merangkul pinggul Aida dan langsung ******* bibir miliknya

"Hm..." Suara mulut Aida yang berusaha ingin lepas dari ciuman tersebut

"Astaga. Apa yang sudah terjadi kepada Kak Zayn" Ucap Batin Aida

"Sebenarnya saja" Ucap Zayn berbisik di telinga Aida

"Kak Aku ini adikmu Aida" Jawab Aida dengan mendorong tubuh Zayn

"Baby kemari lah sayang! Kau tidak akan menolaknya bukan

"Biasanya kau selalu agresif dan minta duluan. Kenapa hari ini kau malah tidak bisa berciuman?" Tanya Zayn yang tidak sadarkan diri dan menganggap Aida adalah Baby sang pacar

"Aku Aida. A i d a" Jawab Aida penuh penekanan

"Sttt"

Zayn melangkah dan mulai mencengkram lengan Aida. Dirinya membawa Aida ke atas tempat tidur miliknya. Tubuh Aida dihempaskan begitu saja ke atas tempat tidur.

"Tolong..." Teriak Aida sekuat mungkin. Dengan segera Zayn ******* bibir Aida

Ciuman Zayn semakin liar dan Zayn mulai memberi tanda merah di seluruh bagian tubuh Aida.

Zayn yang tidak merasa puas, dirinya segera merobek pakaian atas milik Aida. Hingga kini Aida polos di bagian atas.

"Apa kau sudah gila? Kau bukan Kakak Ku" Ucap Aida menampar pipi Zayn dengan begitu kuat

"Apa kau sedang mengatai ku" Jawab Zayn dengan menatap wajah Aida begitu kesal

"Apa yang akan kau lakukan kepada ku? Aku tidak pernah menyangka dirimu sehina ini" Ucap Aida menangis

"Jangan menangis. Aku tidak suka melihat wajah seorang wanita yang sedang menangis" Jawab Zayn segera menghapus air mata milik Aida dan merangkulnya

"Lepaskan" Aida mencoba menepisnya

"Baby sayang. Puaskan aku malam ini!" Perintah Zayn dengan menjambak rambut Aida. Untuk jongkok di bawah dirinya.

"Ah..." Suara desah yang keluar dari mulut Zayn

Zayn terkadang merasa geli ketika miliknya mengenai gigi Aida. Kedua tangan Zayn mencengkram erat kepala Aida.Aida tersedak saat benda yang besar masuk ke dalam mulutnya hingga penuh.

"Ah..." Suara ******* Zayn saat mengeluarkan cairan miliknya di dalam mulut Aida dan dirinya memaksa Aida untuk menelan semua cairan tersebut

"Hah... Hoek... Hoek..." Aida malah memuntahkannya

Aida segera berlari menuju ke luar kamar. Namun tangan milikinya lebih dahulu di raih oleh Zayn. Bahkan Zayn segera mengunci pintu kamar miliknya dan membuang ke sembarang arah kunci tersebut.

Zayn menarik paksa tubuh Aida agar mendekat ke dirinya. Zayn mulai membuka bagian bawah tubuh Aida hingga polos.

Zayn membawa Aida ke atas tempat tidur miliknya dan langsung melakukan penyatuan miliknya dengan milik Aida. Aida yang baru pertama kali bercinta dirinya merasa kesakitan. Aida menangis bagaimana mungkin seorang Kakak memperkosa adik kandungnya sendiri.

Saat Zayn memainkannya, tanpa memperhatikan raut wajah Aida. Zayn sesekali merancau bahwa Aida pantas mendapatkan ini semua karena kesalahan Ibu Aida.

Beberapa jam kemudian, tubuh Aida di lemparkan oleh Zayn ke samping tempat tidur dan dirinya lemas berada di bawah tubuh Aida. Zayn tertidur kembali setelah bercinta dengan Aida.

Aida menutupi seluruh bagian tubuh miliknya dengan selimut. Aida menangis dengan membelakangi tubuh Zayn.

Aida merasa hancur dan seketika dunianya gelap mengingat perbuatan sang Kak kepada dirinya.

Keesokkan harinya

cahaya matahari mulai masuk ke dalam kamar Zayn melalui celah-celah jendela kamar miliknya. Zayn mulai membuka mata miliknya dan segera bangun dari tempat tidur. Mengingat hari ini ada jadwal proyek film yang kemarin tertunda.

Zayn berjalan dan melawati cermin yang berada di dalam kamar miliknya. Zayn terkejut melihat dirinya yang tidak memakai pakaian. Bahkan Zayn dapat melihat dari pantulan cermin tersebut ada seorang perempuan yang tengah tidur di atas tempat tidur miliknya.

"Apa yang sudah terjadi?" Gumam Zayn mengingatnya kembali

"Astaga. Apa... Apa... Dia Aida" Ucap Zayn segera memakai pakaian miliknya dan segera membangunkan Aida

"Aida..." Panggil Zayn dengan lirih dengan membelai rambut milik Aida

"Em..."

"Aida bangun! Kau ada di kamar ku saat ini" Bisik Zayn dengan lirih

"A...." Teriak Aida ketakutan saat mendengarkan bahwa itu suara milik Zayn. Dengan segera Zayn membungkam mulut Aida

"A..." Teriak Zayn saat tangan miliknya di gigit oleh Aida

"Kau bukan Kakak ku. Kau bajingan. Bajingan" Ucap Aida berteriak, menangis, dan memukul tubuh Zayn dengan histeris

"Hei... dengarkan aku! Dengarkan ucapan ku saat ini! Aku benci melihat wanita menangis. Hapus air matamu dan segera pergi dari dalam kamar milik ku. Dan satu lagi lupakan kejadian semalam yang sudah kita lakukan. Anggap saja kita tidak pernah melakukannya" Ancam Zayn kepada Aida dengan sedikit mencekik leher Aida

"Ck. Apa kau mengancam ku saat ini?" Aku tidak takut dengan ancaman mu itu. Aku akan laporkan hal ini kepada Papa dan Mama" Jawab Aida dengan mencengkeram lengan Zayn begitu kuat

"Kalau kau berani berbicara kepada Papa dan Mama. Aku tidak akan segan-segan melakukan hal itu lagi kepada dirimu" Ucap Zayn dengan mendorong tubuh Aida hingga terjatuh di atas tempat tidur

"Cepat pergi dari kamar, ku! Aku akan bersiap-siap untuk pergi ke lokasi syuting hari ini!" Perintah Zayn mengusirnya

"Apa kau buta? Aku tidak memakai pakaian" Ucap Aida dengan mengepalkan kedua tangan miliknya

"Pilih saja pakaian ku mana yang kau suka dan pergilah dari kamar ku sebelum ada orang yang melihatnya!" Perintah Zayn dan segera masuk ke dalam kamar mandi

Dengan susah payah Aida berjalan mengambil pakaian yang akan dirinya kenakan dan mencari kunci kamar milik Zayn yang entah di mana letaknya.

Bersambung... ✍️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!