"Dek, ayo bangun, udah pagi nih," ucap seorang wanita dari luar kamar.
"iya Bu, ini Nayra udah bangun kok," ucap Nayra sambil mengusap-usap matanya
"Udah bangun ... tapi Ibu panggil malah nggak jawab!" ucap sang ibu yang setengah mengomel.
Nayra hanya menghela napas kasar setelah mendengar omelan dari sang ibu. Nayra, seorang siswi cantik yang baik hati dan rajin menabung ini mulai bergegas mandi. Katanya pagi ini di sekolahan Nayra akan kedatangan seorang Guru baru yang tampan.
"Bu, Yah, Nayra berangkat dulu ya," ucap Nayra dengan terburu - buru.
"Nayra, salam dulu sama Orang tua," ujar sang ayah.
"Oh ya, sampai kelupaan hehe, assalamualaikum Yah, Bu," salam Nayra.
"Waalaikumsalam," jawab kedua orang tuanya.
"Eh Nayra, ini bekalnya belum dibawa," ucap sang ibu.
Nayra yang sudah pergi menggunakan sepeda motornya tak mendengarkan ucapan sang ibu.
Sesampainya di sekolah dia berniat untuk makan bekalnya sebentar sebelum bell masuk kelas, tapi seperti yang kita duga, karena kelalaian Nayra, dia lupa untuk membawa bekal yang dibuat oleh sang ibu.
Nayra hanya menggeram kesal karena hari ini nasib Nayra seakan kurang beruntung, pertama terlambat ke sekolah, kedua lupa memberi salam kepada kedua orang tuanya, dan terakhir bekal Nayra ketinggalan.
Selang satu menit dari Nayra menggeram karena kesal, bell masuk pun berbunyi dan seluruh siswa dan siswi mulai memasuki kelas mereka masing-masing.
Setiap meja berisi dua orang murid, jadi setiap siswa pasti akan berpasangan disitu.
Nayra berpasangan dengan seorang wanita cantik yang bernama Bila, kulit putih dan dilengkapi dengan lesung pipi itu membuat siapa saja yang melihatnya pasti langsung terpana.
"Pagi semua," ucap seorang guru yang menjadi wali kelas di kelasnya Nayra.
"Pagi Pak," ucap semua murid serentak.
"Oke sebelumnya saya ingin memperkenalkan seorang Guru baru yang akan mengajar disini, baik Pak silahkan perkenalkan diri Bapak," ujar guru tersebut.
Sontak semua mata tertuju pada seorang pria berkulit putih dengan wajah yang tampan nan rupawan yang mulai memasuki kelas Nayra.
"Eh Nay-Nay, liat tuh Guru baru kita, buset tampan banget cuy," celetuk Bila.
Sementara Nayra tidak mendengarkan apa yang tadi Bila ucapkan, dirinya terus fokus pada guru baru tersebut.
Nayra yang melamun tentang guru baru tersebut, dirinya langsung tersadarkan dengan suara si guru tampan.
"Halo semua, perkenalkan nama saya Rama Dewangga, kalian bisa memanggil saya dengan panggilan Pak Rama atau bisa juga Pak Angga," ujar guru baru tersebut.
"Oke, ada lagi yang mau di tanyakan?" tanya pak Budi yang tak lain adalah wali kelas Nayra.
"Pak, umur Bapak berapa?" tanya seorang siswi.
"Em, umur Bapak baru tiga puluh tahun," jawab Pak Rama.
Beberapa siswi langsung berteriak histeris karena umur guru baru mereka masih terbilang cukup muda.
"Baru kepala tiga uy!" celetuk Bila.
"Gas lah!" ucap seluruh siswi.
Sementara para siswa hanya menggelengkan kepalanya saja sembari menutup telinga mereka karena satu kelas ricuh dengan suara para siswi yang berteriak.
"Pak, udah nikah apa belum?"
"Pak, udah punya Pacar?"
"Pak, minta nomer handphonenya dong."
Begitu lah kira - kira pertanyaan yang dilontarkan oleh para siswi yang ada disana, tentunya dengan suara ricuh tersebut, suara mereka sampai terdengar di kelas lain.
"Sudah-sudah, kalian tenang ya!" ucap pak Budi dengan sorot mata yang tajam.
Para siswi yang tadinya ricuh dan berteriak tidak jelas sekarang langsung bungkam seribu bahasa.
Nayra yang sedari tadi hanya diam saja, mulai tekekeh kecil karena teman-temannya yang tadi ricuh kini diam semua dengan kepala yang menunduk kebawah.
"Pak saya selaku wali kelas disini meminta maaf kepada Bapak kalau Bapak merasa tidak nyaman dengan para murid," lanjut pak Budi yang merasa bersalah.
"Tidak papa Pak, saya justru merasa nyaman dengan keadaan yang seperti ini, saya justru tidak terlalu suka dengan keadaan kelas yang sepi," ujar pak Rama.
"Oh, ya sudah kalo begitu, Bapak tinggal dulu ya, inget jangan berisik," ucap pak Budi dengan penuh peringatan.
"Iya Pak," ucap seluruh para siswa maupun para siswi.
"Oke, sebelum pelajaran kita mulai Bapak akan absen kalian dulu ya," ujar pak Rama.
Pak Rama mulai mengabsen murid-murid satu persatu, hingga sampai lah pada nama Nayra yang disebut oleh pak Rama.
"Nayra Yulianti," panggil pak rama.
Hening, tidak ada jawaban 'hadir' maupun 'disini' semuanya tenang.
"Nayra Yulianti," panggil pak Rama lagi.
"Pst, Nay, lo di panggil tuh," ujar Bila sambil berbisik kearah Nayra.
Nayra yang dari tadi hanya melamun, tiba - tiba dia tersentak karena di kagetkan oleh suara Bila.
"Eh, ada apa?" tanya Nayra kikuk.
Nayra tiba-tiba bingung dengan pandangan semua murid dan juga pak Rama mengarah kepadanya.
"Hadeh, lo itu diabsen sama Pak Rama, kenapa malah ngelamun nggak jelas coba," ucap Bila malas.
"Elo kenapa nggak bilang dari tadi sih," ucap Nayra.
"Udah dari tadi, cuman lo nya aja yang nggak respect ama panggilan gue," ucap Bila jujur.
Nayra hanya bisa menggaruk tengkuknya saja sambil menunjukkan senyum kikuk nya.
Pak Rama hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah salah satu muridnya ini.
"Nayra Yulianti," panggil pak Rama yang sudah lelah.
"H-hadir Pak, maaf ya Pak tadi Nayra ngelamun hehe," ucap Nayra sembari menggaruk tengkuknya dan tersenyum kikuk.
Pak Rama menghela napas. "Hah, ya udah, tapi jangan diulangi lagi ya," ucap pak Rama tegas.
"Siap Pak, sekali lagi maaf ya Pak," ucap Nayra dengan penuh sesal.
"Iya, Bapak maafin, udah Bapak lanjut absen yang lain dulu."
Nayra hanya bisa mengangguk-angguk sembari tersenyum.
...........
Jam istirahat telah tiba, dua jam sudah mereka belajar di kelas, Nayra dan Bila segera bergegas ke kantin.
Nayra dan Bila langsung memesan makanan dan minuman pada seorang penjaga kantin.
Kalian tau sendiri kan kalau Nayra tadi belum sarapan, jadi perut nya waktu jam pelajaran tadi benar-benar sakit, karena lupa belum sarapan.
"Eh Nay, gue perhatiin ya, dari tadi lo itu kebanyakan melamun deh," ujar Bila.
"Hah, masa sih, perasaan enggak deh," ucap Nayra.
Mereka berdua menjeda pembicaraan sebentar karena makanan dan minuman yang mereka pesan telah sampai.
Nayra setelah membaca doa langsung menyambar makanan miliknya dengan lahap, dia bak kucing yang sudah mendapatkan makanan incarannya.
"Buset, makan lo dah kaya Kucing kelaperan aja Nay," ucap Bila yang melihat Nayra makan dengan lahapnya.
"Iya nih, soalnya tadi pagi gue belum sempet sarapan," ucap Nayra jujur.
"Lah kok bisa, biasanya kan lo selalu bawa sarapan lo ke sekolah," ujar Bila.
"Tadi gue buru-buru banget karena takut telat, jadinya gue lupa buat sarapan deh hehe," ucap Nayra sembari tersenyum kikuk.
"Lo itu kebiasan deh, eh btw menurut lo gimana si guru baru itu?" tanya Bila.
"Em, gimana ya, kalo menurut gue, guru baru kita itu tampan deh, meski kayaknya agak cuek gitu," ujar Nayra.
"Oke, sekarang gue mau tanya lagi," ucap Bila.
"Lo itu tanya mulu deh kayak polisi, gue lagi makan nih," ucap Nayra kesal.
"Ini penting Nay!" ucap Bila dengan nada yang mulai meninggi.
Nayra yang mendengar nada bicara Bila mulai meninggi langsung menghentikan acara makannya dan menatap Bila dengan lekat.
"Apaan?" tanya Nayra ketus karena acara makannya jadi terhenti.
"Lo kenapa pas di kelas tadi kebanyakan melamun," ujar Bila.
Seketika sorot mata Nayra langsung mengeluarkan aura sedihnya, Bila tau pasti ada yang tidak beres dengan Nayra.
"G-gue ...." Nayra diam, dia memilih untuk tidak melanjutkan ucapannya barusan.
"Kenapa Nay, lo ada masalah apa, ayo cerita ke gue, gue pasti bakal jadi pendengar yang baik kok," tutur Bila dengan tulus.
"S-sebenarnya aku h-habis putus dengan K-Kevin Bil," ucap Nayra dengan terbata - bata.
"Kevin pacar lo itu ya?" tanya Bila.
"Kenapa lo putus sama dia?" tanya Bila lagi.
"K-karena K-Kevin dia selingkuh Bil di belakang aku," ucap Nayra dengan air mata yang sudah menetes ke pipinya.
Nayra mulai menceritakan apa yang sebenarnya yang terjadi kepada dirinya dan juga dengan kekasihnya tersebut.
Hatinya sakit mengingat kejadian dimana sang kekasih selingkuh di belakangnya dan lebih parahnya lagi sang kekasih justru lebih memilih selingkuhannya di bandingkan dengan dirinya.
"Br*ngs*k tuh orang, gue bakal habisin lo anj*ng!" ucap Bila dengan emosi yang sudah meledak.
Bila tak terima dengan perlakuan yang di terima oleh sahabatnya tersebut.
"Udah Bil, gue udah ikhlas kok, gue rela dengan semua ini, mungkin Kevin emang bukan jodoh gue," ucap Nayra untuk menenangkan sang sahabat yang sudah emosi.
"Lo yakin?" tanya Bila.
Nayra hanya mengangguk saja, dan tak berselang lama bell masuk pun mulai berbunyi.
"Eh, udah bell tuh, yok masuk Bil," ajak Nayra.
"Ayok dah," ucap Bila.
Mereka berdua pun masuk ke kelas sambil berjalan bersama.
Pelajaran kali ini gurunya bukan pak Rama, melainkan guru lain, pak Rama adalah guru khusus pada mata pelajaran matematika saja.
Sudah dua jam telah berlalu pelajaran mereka sampai dimana bell istirahat kedua pun mulai berbunyi.
"Eh, gue ke perpus dulu ya," ucap Nayra.
"Oh, oke deh, sorry ya nggak bisa ikut, soalnya gue laper nih hehe," ucap Bila disertai dengan senyumannya.
Nayra hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Iya, gue duluan ya," ujar Nayra.
"Bye~" lanjut Nayra.
"Bye juga Nay," ucap Bila.
Nayra yang tengah berjalan di koridor sekolah pun tak sengaja melihat Kevin mantan pacarnya Nayra.
Kevin menghampiri Nayra, sedangkan Nayra yang berniat pergi menjauh langsung ditahan oleh Kevin dengan cara memegang tangannya Nayra.
"Lepasin Kevin," ucap Nayra dengan dingin.
"Nggak, gue nggak bakal lepasin lo Nay, lo itu masih Pacar gue," ucap Kevin memaksa.
"Pacar, baru sekarang lo ngaku - ngaku jadi Pacar gue, kemana aja lo kemarin hah, bukannya kamarin lo lebih milih selingkuhan lo itu dibandingkan dengan gue!" hardik Nayra.
"Gue minta maaf Nay, gue tau gue salah, tolong kasih gue kesempatan," ucap Kevin dengan memelas.
Nayra hanya menghela napas panjang karena sudah jengah dengan sifat Kevin yang begitu pemaksa.
Nayra lalu pergi meninggalkan Kevin sendirian, sedangkan Kevin hanya mengumpat tidak jelas.
Duk!
"Aduh, shh," ucap Nayra yang merasa seperti tertabrak sesuatu.
"Kamu nggak papa?"
Bersambung💖
"Kamu nggak papa?" tanya seorang pria dengan suara beratnya.
Sontak Nayra mendangak untuk melihat siapa yang menabraknya barusan.
Deg!
Ternyata, orang yang menabrak Nayra adalah guru barunya yaitu pak Rama.
Mata mereka berdua bertemu untuk waktu yang cukup lama, ada desiran aneh yang dirasakan oleh Nayra, jatungnya berdetak dua kali lebih cepar dari biasanya.
"Tampan," gumam Nayra.
"Apa?" tanya pak Rama.
"Eh em, e-enggak papa Pak hehe," ucap Nayra yang salah tingkah.
"Kamu yakin, ayo saya antar kamu ke UKS," ajak pak Rama.
"E-enggak usah Pak, lagian ini juga mau bell masuk," tolak Nayra halus.
Hening, sebenarnya tidak hening, hanya saja Nayra kembali melamun dan pak Rama sudah memamggilnya sedari tadi.
'Duh, ini jantung gue kenapa deg - deg'an gini ya, ya ampun wajah Pak Rama tampan banget, bikin aku meleleh aja.'
"Nay," mendengar panggilan dari pak Rama, sontak membuat Nayra terkejut bukan main.
"Hah, eh, ada apa ya Pak, maaf tadi saya melamun sebentar," ucap Nayra sambil menggaruk tengkuknya.
Nayra kali ini benar - benar salah tingkah hanya karena berdekatan dengan pak Rama.
"Kamu ini saya perhatikan dari awal pelajaran saya, kamu selalu melamun, ada masalah apa emangnya?" tanya pak Rama dengan wajah serius.
Nayra terdiam, dia tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pak Rama, Nayra sebenarnya bingung mau jawab apa.
Sesaat setelah Nayra terdiam, bell masuk pun sudah berbunyi dan hal itu dijadikan kesempatan buat Nayra melarikan diri dadi situ.
"Eh Pak, itu udah bell, saya masuk ke kelas saya dulu ya," ujar Nayra yang langsung berlari menuju kelasnya tanpa mendengar jawaban dari pak Rama.
Sedang kan pak Rama hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya karena tingkah salah satu muridnya ini, yang bisa dibilang 'unik.'
"Lucu," gumam pak Rama.
"Daddy!" teriak seorang gadis dengan menunjukkan muka marahnya.
Mendengar hal itu, sontak membuat pak Rama lalu menoleh kearah sumber suara tersebut.
"Alice, kamu kesini Baby?" tanya pak Rama dengan lembut.
"Iya Daddy~" ujar anak kecil yang bernama Alice tersebut.
"Sama siapa kesininya?" tanya pak Rama sambil menoel hidung Alice.
"Alice kecini cama Glandma Daddy~" ucap Alice dengan suara khasnya yang lucu.
"Trus Grandmanya mana?"
Alice lalu menunjuk kearah wanita paruh baya yang terlihat tengah kelelahan seperti habis berlari.
"Bunda, Alice kok malah ditinggal sendirian sih," ucap pak Rama dengan nada lembut.
"Sendirian gimana, ini tadi Bunda juga ikut lari ngejar Alice tau!" ucap wanita paruh baya tersebut karena tak terima disalahkan oleh sang anak.
Pak Rama lalu berjongkok agar tingginya sama dengan sang putri.
"Bener apa kata Grandma?" tanya pak Rama.
Alice hanya menunduk seraya berkata.
"I-iya Daddy, maapin Alice ya Daddy," ucap Alice dengan menyesal.
Pak Rama hanya menghela napas pelan.
"Iya, Daddy maafin Alice kok, tapi jangan diulangi lagi ya, liat...Grandma sampai kelelahan tuh, kamu minta maaf gih sama Grandma," tutur pak Rama dengan lembut sembari mengelus kepala putrinya.
Alice lalu mengangguk sembari berjalan kearah sang nenek seraya berkata.
"Glandma, maapin Alice ya udah bikin Glandma jadi kelelahan," ujar Alice dengan nada menyesal.
"Iya, Grandma udah maafin Alice kok, tapi janji ya jangan diulangi lagi," tutur grandma dengan lembut.
Alice lalu merubah ekspresinya yang tadinya sedih kini sudah berubah ceria kembali.
"Iya Glandma, Alice janji nggak bakal ngulangin ini lagi," ucap Alice yang sudah berubah senang.
Pak Rama bahagia dengan keluarganya yang seperti ini, meski tanpa sang istri dia masih bisa berusaha untuk membahagiakan anak semata wayangnya.
"Ram, kapan kamu akan cari Istri lagi Ram?"
Pertanyaan yang dilemparkan oleh sang bunda adalah 'kapan kamu akan cari istri lagi.'
Pertanyaan tersebut selalu sang bunda tanyakan kepada Rama setiap hari, bahkan Rama sampai bosan dengan pertanyaan itu.
"Bun, sudah Rama bilang, tolong berhenti untuk menanyakan hal itu, Rama capek Bun, Rama bisa kok ngurus Alice sendirian meski tanpa sosok seorang Istri!" tanpa sadar, Rama mengucapkan kata barusan dengan nada yang sedikit tinggi.
Rama yang sadar akan kesalahannya barusan langsung meminta maaf kepada sang bunda.
"Maaf ya Bun, tadi Rama berbicara dengan nada tinggi," ujar Rama dengan nada menyesal.
"Iya, Bunda maafin kamu kok, tapi walaupun kamu bisa ngurus Alice sendirian, dia itu tetep butuh sosok seorang ibu, Rama, kamu ngerti?" tutur bunda Rama.
"Iya Bun, Rama mengerti, maaf ya tadi udah bentak Bunda," ujar Rama.
"Iya, nggak papa, Bunda ngerti kok, yaudah kamu lanjut ngajar gih, Bunda mau ajak Alice jalan-jalan dulu," ucap bunda Rama.
"Alice, ayo salam sama Daddy kamu," lanjut bunda Rama.
Alice yang tengah bermain dengan tanaman - tanaman itu spontan langsung berbalik dan berlari kecil untuk menghampiri sang grandma.
"Kita jadi pelgi buat beli kue kan Glandma?" tanya Alice.
"Jadi dong, ayo sekarang kamu salaman dulu sama Daddy," tutur bunda Rama.
Alice mengangguk. "Daddy, Alice pelgi dulu ya sama Glandma, accalamualaikum," ucap Alice sambil mencium punggung tangan sang daddy.
"Waalaikumsalam, ati - ati ya," ujar Rama.
Mereka berdua lalu segera pergi meninggalkan Rama dan sekolah tempat Rama mengajar murid - muridnya.
..........
Waktu pulang sekolah Nayra dan Bila tak langsung pulang kerumah mereka, kedua sahabat itu lebih memilih untuk pergi jalan - jalan sebentar mengingat mereka sudah lama tidak jalan - jalan.
Mereka sampai di mall dan bergegas memilih barang-barang yang mereka sukai, tapi perut Bila sudah tidak bisa diajak kompromi langsung mengajak Nayra pergi untuk makan.
"Eh Nay, perut gue laper nih, jajan yuk," ajak Bila.
"Ya udah ayuk, perut gue juga agak laper nih," ucap Nayra.
Mereka berdua bergegas untuk ke restoran yang ada di mall tersebut dan segera memesan makanan mereka.
"Nyam-nyam, akhirnya datang juga makanannya." ucap Bila dengan senang.
"Iya, yok baca doa dulu," ujar Nayra.
Bila yang ingin memasukan makanan kemulutnya tidak jadi dan segera membaca doa sebelum makan.
Tepat saat makanan mereka sudah habis, mereka berdua melihat seorang anak kecil lucu dan imut sedang berdiri dengan tatapan bingung.
"Eh Bil, itu ada Anak kecil, ayo kita samperin, takutnya tu Anak tersesat," ucap Nayra.
"Bentar-bentar, gue bayar makanannya dulu, lo samperin tu Bocah duluan ya?" tanya Bila.
"Okelah, buruan ya," ucap Nayra.
Bila mengangguk, dan Nayra segera menghampiri anak kecil yang terlihat bingung tersebut.
"Hai Adek," ucap Nayra dengan lembut.
"Kakak ciapa, Kakak mau culik aku ya?" tanya anak kecil itu dengan polosnya.
Mendengar hal itu sontak membuat Nayra terkekeh kecil.
"Bukan kok, Kakak bukan Anak kecil, Kakak itu orang baik. Adek kesini sama siapa kok sendirian aja?" tanya Nayra sambil berjongkok agar tingginya sama dengan anak kecil tersebut.
"Aku kecini cama glandma ku Kakak, tapi caat itu aku lagi liat mainan cebental tapi tiba - tiba glandma aku udah nggak ada Kakak," ucap anak kecil dengan nada sendu.
"Oh, ya udah, ayo sekarang ikut Kakak ke ruang keamanan ya buat bikin laporan kalau kamu terpisah sama grandma kamu itu," ajak Nayra.
"Kakak janji nggak bakal nyulik aku kan?" tanya anak kecil itu dengan polosnya lagi.
"Enggak kok Kakak janji, ngomong-ngomong nama Adek siapa?" tanya Nayra.
"Nama aku Alice Kakak," jawab Alice.
Sungguh, Nayra benar - benar gemas dengan anak kecil ini, seperti ada getaran aneh saat dia berdekatan dengan anak kecil ini, rasanya sama saat dia dekat dengan pak Rama tadi siang.
"Oh, namanya Alice, kalau gitu kenalin nama Kakak Nayra, oh iya dan Kakak itu namanya Kak Bila, dia itu Sahabat baik Kakak," ucap Nayra sambil menunjuk kearah Bila yang tengah berjalan kearah mereka.
"Anak kecil ini siapa Nay?" tanya Bila yang baru saja tiba.
"Oh, kenalin namanya Alice, dia kepisah sama neneknya pas lagi jalan kesini," ujar Nayra.
"Kasihan banget Anak selucu ini sampai ilang, yok kita bawa ke petugas keamanan," ajak Bila.
"Ini mau kubawa ke petugas keamanan," ucap Nayra.
"Ayo Alice."
Alice lalu mengangguk sambil tersenyum manis. Senyuman itu bisa membuat siapa saja luluh kepada Alice.
Sesampainya ke petugas keamanan Nayra dan Bila langsung menyampaikan maksud dan kedatangan mereka kesana sambil membawa anak kecil.
"Pak."
Petugas keamanan itu lalu menoleh kearah sumber suara.
"Iya Dek, ada yang bisa dibantu?" tanya petugas keamanan tersebut.
"Ini Pak, ada Anak kecil yang tersesat di Mall, dia kepisah sama neneknya pas lagi jalan bareng, Bapak bisa bantu nggak?" ujar Nayra.
"Oh baik, kalau boleh tau nama Anak kecil ini siapa?"
"Namanya Alice Pak, tolong cepet ya Pak, kasihan neneknya pasti nyari Alice terus," tutur Nayra.
"Baik, sebentar saya akan melaporkannya lewat speker Mall terlebih dahulu."
Speker: Barang siapa yang sedang mencari Anak kecil yang berusia sekitar 5 tahun dan bernama Alice, silahkan datang ke kantor petugas keamanan Mall, terima kasih.
Speker: Saya ulangi, barang siapa yang sedang mencari Anak kecil berusia kurang lebih 5 tahun dan bernama Alice, silahkan datang ke kantor petugas keamanan Mall, terima kasih.
Suara speker itu menggema keseluruh penjuru Mall, semua orang mendengar siaran tersebut termasuk grandma dari Alice yang sudah pusing mencari keberadaan anak kecil tersebut.
"Alice, dia ada di kantor Petugas keamanan?"
"Aku harus kesana, Alice tunggu Grandma ya."
Grandma Alice lalu segera bergegas untuk menuju ke arah kantor petugas keamanan mall.
"Alice!" ucap sang grandma
Alice yang mendengar sebuah teriakan sang grandma, langsung berbalik dan terlihatlah sang grandma
"Glandma!" teriak Alice yang langsung melepas genggamannya dengan Nayra dan segera berlari untuk menuju sang grandma
"Alice, kamu disini Nak?" tanya grandma Alice sambil mencium kedua pipi Alice dengan kepanikan yang tinggi.
"Iya Glandma, Alice dicini," jawab Alice.
"Sama siapa Nak?" tanya Grandma Alice.
"Sama kedua Kakak itu Glandma," ucap Alice sambil menunjuk kearah Nayra dan Bila.
Grandma Alice lalu berdiri dan langsung menghampiri kedua wanita cantik tersebut yang masih mengenakan seragam sekolahnya.
"Jadi kalian yang membawa Cucuku kemari?" tanya grandma Alice dengan senyuman manisnya.
"Iya ee ...." Nayra bingung harus memanggil grandma Alice dengan panggilan apa.
"Panggil aja Tante," ujar grandma Alice.
"Ngomong-ngomong nama kalian siapa?" tanya grandma Alice.
"Nama saya Nayra Tante, dan sahabat saya ini namanya Bila," ujar Nayra dengan tersenyum, dan Bila hanya mengangguk sembari tersenyum juga.
"Nama kalian berdua sangat manis, sama kayak orangnya."
"Oh iya, ngomong - ngomong, kalian masih sekolah ya?" tanya grandma Alice yang melihat Nayra dan Bila masih menggunakan seragam SMA mereka.
"Iya Tante, kami berdua masih SMA, tapi satu tahun lagi kami lulus," ucap Nayra dengan jujur.
"Betul itu Tan," ucap Bila.
"Oh, yaudah kalo gitu Tante minta nomer kalian berdua ya?"
"Boleh Tan," jawab Nayra dengan spontan.
"Ini Tante juga ada sedikit hadiah buat kalian berdua," ucap grandma Alice sambil mengeluarkan uang merah lima lembar dari dompetnya.
"Eh-eh-eh, nggak usah Tante, kami ikhlas kok nolong Alice, iyakan Bil?" tanya Nayra kepada Bila.
"Iya Tante," ucap Bila.
"Yaudah kalo begitu, Tante sama Alice pergi dulu ya, Alice, ayo salam sama Kakak-Kakak baik ini," tutur grandma Alice.
"Ciap Glandma, Kakak Nayla, cama Kakak Bila, Alice pamit dulu ya, accalamualaikum," salam Alice.
"Waalaikumsalam," jawab Nayra dan Bila bersama.
Alice dan grandmanya lalu pergi meninggalkan mall tersebut.
"Eh Bil, kayaknya Anak kecil tadi mirip deh sama seseorang," ujar Nayra yang tiba - tiba merasa kangen dengan Alice.
"Mirip siapa Nay?" tanya Bila.
"Mirip..."
Bersambung💖
"Mirip sama siapa gitu, kayak pernah lihat wajah yang persis kayak wajah Alice, tapi dimana ya?"
"Yee, si curut ada-ada aja eh, tapi mukanya Alice, lucu banget ya, bikin gemes," ucap Bila gemas.
"Iya, aku aja udah kangen sama Alice, rasanya pengen ketemu dia lagi," ujar Nayra dengan jujur.
"Ya, moga-moga aja lo berhasil, ketemu lagi sama Alice," ucap Bila.
"Semoga aja Bil eh, udah mau sore nih, pulang yuk!" ajak Nayra.
"Ayuk! eh, tapi gue boleh mampir kerumah lo bentar, nggak?" tanya Bila.
"Kenapa?" tanya Nayra.
"Pengen nonton Drakor bareng lo lah. Kan udah jarang kita nonton Drakor bareng?"
"Boleh juga tuh. Ayo, lah, gaskan!"
Kedua sahabat itu langsung bergegas kearah motor mereka, dan segera menuju rumah Nayra.
..........
"Assalamualaikum," salam Nayra dan Bila setelah mereka berdua memasuki rumah milik Nayra.
"Waalaikumsalam. Eh ada Bila, udah lama nggak kesini Bil. Kemana aja?" tanya ibu Nayra.
"Bila agak sibuk, Tante," ucap Bila jujur.
"Ya sudah kalo begitu. Makan disini sekalian, mau nggak?" tawar ibu.
"Eh, nggak usah Tante. Aku udah makan tadi di Mall bareng Nayra. Iya kan Nay?" ujar Bila.
"Iya Bu. Mending nanti aja Ibu masaknya ya," ucap Nayra.
"Oke deh. Yaudah kamu pinjemin Bila baju ya!"
"Beberapa baju Bila aja masih ketinggalan disini Ibu," ucap Nayra dengan diikuti gelak tawa Nayra dan sang ibu.
Sementara Bila hanya nyengir sambil menggaruk kepalanya.
"Ayo Bil kita keatas, duluan ya Bu," ajak Nayra.
"Ayo Nay, kita duluan ya Tante."
"Iya, jangan berisik ya, Tante lagi baca Novel," titah ibu.
"Siap Bosku," ucap Nayra dan Bila bersama.
"Yang mandi duluan gue atau elo nih?" tanya Nayra.
"Gue aja dulu deh, soalnya udah bau nih," ucap Bila.
"Emangnya gue enggak apa?"
"Ya, lo kan masih agak wangi dibandingkan dengan gue yang udah bau kencur gini," ucap Bila sambil mengendus ketubuh Nayra.
"Yaudah sana buruan, jangan lama-lama ya," titah Nayra.
"Beres bosku."
Nayra lalu segera merebahkan tubuhnya diatas kasur karena saat ini dia benar-benar sangat lelah.
'Fyuh, nyaman banget kasur ini, rasanya wow banget.'
Selang beberapa saat tiba - tiba ponsel milik Nayra berbunyi, ponsel tersebut menunjukkan sebuah nomer asing yang tidak Nayra ketahui.
"Siapa ini, coba deh kuangkat." Nayra lalu segera mengangkat telponnya.
"Halo," ujar Nayra.
"Halo, assalamualaikum," salam seseorang.
Mendengar nada suara telpon tersebut, suaranya adalah suara seorang perempuan.
"Waalaikumsalam, maaf sebelumnya, ini siapa ya kalau boleh tau," tanya Nayra.
"Oh maaf sebelumnya karena saya lupa memperkenalkan diri, perkenalkan nama saya Molly Cimolly," ujar seorang wanita yang bernama Molly Cimolly tersebut.
Nayra sempat terkekeh pelan karena mendengar nama wanita tersebut yang lucu.
Tapi dengan segera dia berhenti terkekeh karena suara wanita tersebut terdengar seperti wanita paruh baya.
"Iya, ada apa ya?" tanya Nayra.
"Saya adalah Nenek dari seorang Anak kecil yang kamu sama sahabat kamu tolong tadi pas di Mall, inget nggak?" tanya tante Molly.
"Oh, Tante yang tadi di Mall ya, ada apa ya Tante kok tiba-tiba nelpon saya?" tanya Nayra dengan nada sedikit terkejut.
"Ini, Alice dari tadi merengek pengen ketemu kamu, tapi Tante bilang nggak bisa karena nggak tau alamat rumah kamu, jadi Tante bilang kalau Tante bakal video call'in kamu, gimana Nay, kamu mau kan video call sama Alice?" tanya tante Molly.
"Mau Tante, ganti aja jadi video call," ujar Nayra dengan semangat.
Entah karena apa, tiba - tiba saja Nayra menjadi kembali bersemangat lagi setelah mendengar nama Alice disebut di telepon barusan.
"Oke, Tante ganti dulu ya."
Tante Molly lalu mengganti sambungan telepon menjadi video call, disana Alice tampak sangat bersemangat.
"Kak Nayla!" pekik Alice dengan sangat senang.
"Assalamualaikum Alice," tutur Nayra.
"Hehe, maap kak, tadi Alice kelupaan ngucapin calam karena Alice ceneng banget bisa ketemu Kakak lagi," ujar Alice jujur.
"Waalaikumsalam Kakak~" salam Alice.
"Tadi kan diMall kita udah ketemu Alice, masa udah kangen," ucap Nayra.
"Iya Kak, Alice kangen banget sama Kakak, oh iya Kak, lumah Kakak dimana, Alice mau kecana ya Kak?" tanya Alice.
"Alice yakin, rumah Kakak nggak semewah rumah Alice lho, nanti Alice jadi nggak nyaman gimana?" tanya Nayra.
Memang, rumah Alice terlihat mewah di video call tersebut, kemewahan itu dapat dilihat dari dekorasi yang digunakan pada rumah tersebut.
"Nggak papa Kak, Alice bakalan nyaman dicana karena ada Kakak, iyakan glandma?" tanya Alice kepada neneknya yang dari tadi hanya menyimak perbincangan tersebut.
"Iya Nay, nggak papa kan kami kesana Nay, sekalian juga untuk bersilaturahmi," ujar nenek Alice.
"Sebenarnya nggak papa sih Tan, cuman takutnya Tante sama Alice jadi nggak nyaman, soalnya rumahku jauh lebih kecil dari rumah Tante," ujar Nayra pelan.
Keluarga Nayra memang masuk golongan keluarga kurang beruntung, karena ayahnya juga cuma seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan.
"Nggak papa, kami tidak pernah membeda - bedakan kasta manapun kok, boleh ya Nay, biar Alice nggak sedih, emang kamu mau liat Alice sedih?" tanya nenek Alice dengan menggoda.
Nayra termenung sebentar setelah mendengat ucapan dari nenek Alice, entah kenapa dia tidak ingin Alice bersedih, memikirkannya saja sudah membuat hati Nayra sakit.
"Baiklah Tante, kalian boleh kemari, tapi kapan ya Tante kalian berdua kemari?" tanya Nayra.
"Hari ini," ucap nenek Alice dengan santai.
"Oke Tante, nanti akan Nayra siapkan makanan yang enak buat Tante dan juga Alice," ucap Nayra.
"Kamu bisa masak Nay?" tanya nenek Alice.
"Nayra mah bisa Tante, dia jago banget masaknya, masakan Nayra aja pernah dipuji oleh para guru disekolah kami," celetuk Bila yang baru saja datang.
"Beneran, wah, Tante jadi nggak sabar nih, iyakan Alice?" tanya tante Molly.
"Iya Glandma, Alice jadi nggak cabar buat kecana hihi," ucap Alice dengan senyum manisnya.
"Yaudah kalau begitu, video callnya Tante tutup dulu ya, Tante sama Alice mau dandan dulu," ucap tante Molly.
Setelah telepon di tutup entah kenapa Nayra jadi tidak sabar untuk bertemu dengan Alice.
"Aku jadi nggak sabar deh Bil," ucap Nayra sambil berguling kekanan dan kekiri.
"Sekarang kok malah jadi elo yang bersemangat," ucap Bila dengan heran.
"Terserahlah, gue mau mandi dulu dan bersiap buat nyambut Alice," ucap Nayra.
Nayra langsung segera menyambar handuknya dan bergegas untuk menuju kekamar mandi.
"Yaudah sih, gua mau bilang ini ke Tante dulu ya," ucap Bila.
"Ya!" teriak Nayra dari dalam kamar mandi.
Baru kali Nayra bersemangat sekali, biasanya semangat memuncak ketika ada adegan k*ss dalam drakor yang dia tonton.
Tapi kali ini semangat Nayra memuncak karena akan bertemu dengan Alice, dia rindu dengan gadis kecil yang baru ditemuinya di mall tadi siang.
Setelah Nayra mandi, tak berselang lama nenek Alice dan juga Alice datang ke rumah.
"Assalamualaikum/Accalamualaikum," salam nenek Alice dan juga Alice.
"Waalaikumsalam," jawab ibu Nayra, Nayra dan juga Bila.
"Silahkan masuk Bu," ujar ibu Nayra dengan lembut.
"Terima kasih ya Bu, maaf jadi ngerepotin," ucap nenek Alice.
"Tidak papa Bu, justru kami yang meminta maaf karena Ibu sudah mau datang ke rumah yang sederhana ini," tutur ibu Nayra.
"Kakak!" pekik Alice ketika melihat Nayra, Alice langsung berlari untuk menghampiri wanita cantik tersebut dan memeluknya.
"Hei Alice, Kakak kangen banget sama kamu," ucap Nayra tulus.
"Alice juga kangen sama Kakak," ucap Alice yang juga tulus.
"Sama Kakak Bila enggak nih?" tanya Bila yang kesal karena Alice mencuekkan dirinya.
"Eh, ada Kakak Bila, Alice juga kangen sama Kakak."
"Masa?" tanya Bila.
"Iya," ucap Alice yang langsung memeluk Bila.
"Iya deh, Kakak percaya sama Alice, yok kita makan masakannya Kakak Nayra," tawar Bila.
"Ayo Kak!" ucap Alice dengan semangat yang membara.
"Ayo kita makan bersama," ajak ibu Nayra.
"Iya Bu, sekalian juga aku mau nyicipin masakannya Nayra," ujar nenek Alice.
Nayra hanya menunduk dengan wajah yang tersipu malu. Mereka pun segera duduk di kursi dan mengambil setiap hidangan di meja tersebut.
"Wah, keliatannya enak nih," ujar nenek Alice.
Wajah Nayra kembali memerah, bahkan lebih merah dari yang tadi.
"Oh iya Nayra, apa kamu sudah punya Pacar?" tanya nenek Alice.
"Belum Tante," ucap Nayra jujur.
"Nah, kalau begitu pas banget, kamu mau nggak, Tante jodohin sama Anak Tante?"
Bersambung💖
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!