NovelToon NovelToon

"My Little Angel"

One

"Tahun 2000"

Di penghujung tahun 2000, dimana setiap orang menghabiskan waktunya bersama keluarga tercinta, berkumpul, bersenda gurau dengan keluarga mereka. Tidak sedikit orang yang memanfaatkan moment ini tetapi tidak dengan keluarga yang satu ini. Dikarenakan tugasnya sebagai seorang dokter ternama mengharuskan dia untuk menghadiri beberapa seminar mengenai kesehatan.

Tepatnya malam ini, dimana mereka baru saja menyelesaikan seminarnya disalah satu hotel ternama di kotanya. Hari pun sudah mulai larut, jalanan pun sudah cukup sepi hanya suara hembusan angin yg cukup terdengar. "Mas, apa Mas tidak lelah? tanya isteri pada sang suami.

Ya inilah keluarga dari seorang dokter yg bernama Irham, dimana ia memiliki seorang isteri dan seorang putera yang sangat ia cintai. "Tidak, Sayang" jawab Irham itulah panggilan cinta kepada sang isteri. "Selama kau menemaniku tidak ada kata lelah dalam hidupku, lagipula ini sudah tugasku untuk membagikan ilmuku agar bisa bermanfaat bagi orang-orang, dengan cara ini kita bisa membantu orang lain dengan cara kita sendiri" lanjut Irham dengan membelai kepala sang isteri.

"Gombal kamu mas" kekeh Mira. Ya, Mira adalah nama sang isteri. Kalau bisa dibilang berlebihan ya bisa dibilang seperti itu, inilah perlakuan manis Irham kepada isterinya, selama pernikahan mereka belum pernah timbul pertengkaran besar selama pernikahan mereka. Kenapa bilangnya pertengkaran besar? Kalian pasti tahu tidak semua pernikahan itu akan mulus-mulus saja pasti ada saja pertengkaran-pertengkaran kecil yg mereka lalui."Rasanya aku kangen sekali dengan anakku Mas" ungkap Mira dengan wajah sendunya ketika mengingat anak semata wayangnya."Cobalah kamu hubungi mungkin saja dia belum tidur"pinta Irham.

"tttuuuttt....tuuuuttt" terdengar suara nada sambung telepon

"Yes mom" jawab seseorang di seberang sana dengan suara berat yang menandakan baru saja terbangun dari tidurnya. Seseorang itu adalah Brian, anak semata wayang dari pasangan tersebut. Saat ini Brian berumur 10 tahun dikarenakan sudah cukup bisa ditinggal oleh kedua orangtuanya karena sosoknya yang tidak ingin merepotkan kedua orangtuanya dikarenakan tugas sang ayah dan sudah pasti tentu sang ibu pun akan mengikuti kemanapun sang ayah pergi.

"Anak lanangku, apa kau sudah tidur nak? apa mom mengganggumu? ah sepertinya kau sudah tidur ya, mom pasti mengganggumu, ya sudah selamat beristirahat anakku" kata Mira yang tanpa henti bertanya kepada anaknya. Dengan raut bingung si anak pun hanya bisa menggelengkan kepalanya mengingat kelakuan sang ibu.

Suasana pun kembali hening karena sudah terlihat wajah lelah dari kedua pasangan tersebut.

"oooeekkk...ooeekkkk"

"ooeekkkk...oeeekkk"

"Mas, apakah kau dengar suara bayi sedang menangis" tanya Mira karena suasana malam yg cukup hening suara itu pun menembus ke telinga Mira. "Mas, coba kita berhenti sebentar" pinta Mira. "Sayang, itu mungkin cuma suara angin, lagipula mana ada bayi diluar ditengah malam seperti ini" jawab Irham. "Mas, tapi bisakan kita berhenti sebentar, kalau itu beneran bayi bagaimana" pinta Mira dengan nada khawatir. "Baiklah-baiklah, tapi kita hanya berhenti sebentar karena ini sudah malam" pinta Irham kepada isterinya. Dengan mempertimbangkan permintaan isterinya, Irham pun akhirnya berhenti sejenak untuk memastikan suara itu.

"Mas, ayo kita keluar sepertinya suara bayi itu semakin kencang" pinta Mira. "Baiklah" jawab Irham. Akhirnya mereka memutuskan keluar untuk mencari asal suara tersebut.

"Ya Tuhan" seru Mira dan Irham. Seketika tubuh Mira pun melemas melihat keadaan disekitarnya.

Apakah yang terjadi? Apa yang mengakibatkan Mira sampai Shock seperti itu?

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sudah cukupkan perkenalan keluarga Irham 😊

Two

" Ya Tuhan " seru Mira dan Irham

Mereka pun segera mendekati wanita itu. "Too..lloong selamatkan anak saya tuan" pinta wanita itu dengan suara terbata dengan tenaga yang masih tersisa. Entah apa yang terjadi dengan wanita itu karena keadaannya cukup memprihatinkan dengan kondisi badan bersimbah darah pasca melahirkan seorang diri. Yang mereka dengar itu benar, itu adalah suara seorang bayi, seorang bayi mungil yang baru saja terlahir dari rahim wanita itu dengan kondisi tali pusat masih terhubung. Sungguh ironis di tengah malam yang sepi dan udara yang cukup dingin tidak ada orang yg berlalu lalang dikarenakan ini sudah hampir pagi.

"Mas cepat tolong wanita dan anak itu, tolong Mas ambilkan kotak P3K di mobil, aku akan membantu wanita ini" pinta Mira dengan berusaha membantu wanita itu, tetapi keadaan wanita itu semakin lemah.

"Nyo...nya..ttoo...lloong..aa...nnaaakk..saa..yyaa..ttoo..llong ja..ga..an..ak..sa..ya" pinta wanita itu seketika itu juga hembusan nafas panjang terasa di telinga Mira. Ya posisi saat ini karena wanita itu sudah tidak mampu untuk bangun maka Mira lah yang mendekati wanita itu berbicara di samping telinganya.

"Mas, tolong aku mas" teriak Mira.

Mira pun berusaha tetap tegar, berusaha untuk tidak panik karena masih ada nyawa lain yang harus ia tolong, seorang bayi mungil yg menggigil karena dinginnya udara malam. Sedangkan Irham yang sedang menghubungi pihak rumah sakit dan polisi pun kaget karena mendengar teriakan isterinya.

"Kenapa lama sekali ambulance itu sampai, apa kalian sudah kirimkan atau belum" bentak Irham kepada seseorang di seberang sana.

"Bagaimana? Sudah sampai mana ambulancenya? tanya Irham lagi

"......"

"Apakah kau bertemu dengan dokter anak yang masih bertugas?" tanyanya kembali

"....."

"Baiklah, persiapkan segera ruang tindakan" pinta Irham kepada seseorang di sana. Irham pun mendekati isterinya, kondisi bayi itupun sungguh memprihatinkan dengan kondisi menggigil, bilamana ada yang melihatnya pun sungguh menyakitkan hati tanpa sadar airmata Irham pun menetes.

"Kenapa begitu menyedihkan nasibmu nak" batin Irham.

"Bagaimana kondisi bayinya, Sayang" tanya Irham ke Mira. "Entahlah Mas, aku berharap anak ini benar-benar kuat sampai kita tiba di rumah sakit. Mas, bagaimana nasib anak ini nanti apakah dia masih mempunyai keluarga?" jawab dan tanya Mira dengan deraian airmata mengalir di pipi putihnya.

Akhirnya yang ditunggu pun tiba. Irham pun segera menghampiri mobil Ambulance dan Polisi itu.

"Kita harus segera bawa bayi ini ke rumah sakit sebelum bayi ini mengalami hypothermia" pinta Irham ke sopir ambulance. "Dan untuk saat ini mungkin kami akan ke rumah sakit terlebih dahulu Pak, saya janji setelah saya menangani bayi ini saya akan segera memberikan keterangan lebih lanjut" lanjut Irham kepada kedua orang Polisi itu.

"Baiklah pak, apa Bapak seorang dokter? karena saya lihat Bapak sudah berpengalaman dalam menangani keadaan ini?" tanya Polisi itu ke Irham.

"Iya Pak, saya dokter di rumah sakit ini" jawab Irham seraya menyerahkan selembar kartu nama miliknya.

"Segeralah bawa bayi ini ke rumah sakit Pak, biar jenazah ini akan kami urus, sebelumnya terima kasih atas bantuan Bapak" pamit Polisi itu dan Irham pun berlalu meninggalkan tempat kejadian tersebut dengan menuntun sang istri yg sedang menggendong bayi mungil itu menuju mobil Ambulance.

Setibanya di dalam mobil, "Mas, mas lihat bayi ini mas, coba tolong periksa bayi ini kenapa diam saja" pinta Mira dengan wajah paniknya.

'Kira-kira apa yang terjadi dengan bayi tersebut apakah selamat atau sebaliknya?'

Three

"Mas, mas lihat bayi ini mas, coba tolong periksa bayi ini kenapa diam saja" pinta Mira dengan wajah paniknya, Irham pun dengan cekatan memeriksa keadaan bayi tersebut.

"Sepertinya kita harus cepat sampai rumah sakit, kondisinya sangat menurun" ucap Irham dengan cemas dan tangannya pun mengelus-elus tubuh bayi itu agar tetap hangat seakan ia enggan untuk melepasnya.

Selang beberapa saat akhirnya mereka pun tiba di rumah sakit, Mira dan Irham pun mengikuti kemana bayi itu akan di bawa. "Semoga bayi itu baik-baik saja ya Mas" ucap Mira. "Ya, Mas harap pun begitu, kita berdoa saja semoga dia bisa melewati ini" harap Irham seraya menenangkan Mira.

"Lebih baik kita pulang saja, ini sudah hampir pagi juga" ajak Irham kepada istrinya, tidak dipungkiri bagaimana perasaan Mira sekarang, ia sangat sedih ketika pikiran tentang bayi itu terlintas di benaknya.

"Dengan siapa bayi itu nanti akan dirawat setelah ibunya tiada sampai saat ini pun belum diketahui siapa keluarganya" batin Mira.

"Sayang, kamu baik-baik saja?" tanya Irham yang menyadarkan lamunan Mira, tanpa Mira cerita pun sebenarnya Irham sudah mengetahui apa yang dipikirkan sang istri.

"Mas, bisakah kita tinggal di sini terlebih dahulu sampai anak itu sadar, rasanya aku tidak tenang sekali meninggalkannya sendiri di sini" pinta Mira. "Bisakah Mas" pinta Mira lagi dengan tatapan mengiba. Sebenarnya Irham pun merasakan perasaan yang sama dengan Mira.

"Baiklah tapi kalau sampai pagi tidak ada perkembangan tentangnya kita pulang ya, kasihan nanti Brian mencari kita karena kita tidak bilang akan menginap, lebih baik kita istirahat diruangan Mas ya" ajak Irham. Ya, rumah sakit ini adalah rumah sakit Irham sendiri oleh karena itu Irham membawa bayi itu kesini agar bisa dipantau perkembangannya lebih baik.

Waktu terus berganti, saat sang fajar sudah sangat menampakkan dirinya dan disaat itu pula mereka bergegas untuk kembali ke rumah. Sebelum pulang mereka menyempatkan diri untuk menengok keadaan sang bayi. Dan syukurlah keadaan bayi tersebut sudah lebih baik jadi Mira pun sudah bisa bernafas lega melihat perkembangannya.

Tibalah mereka di kediamannya

"Mom, Dad kenapa kalian tidak bilang akan menginap, apa kalian tidak ingin mengajakku makanya kalian berbohong padaku?" saut Brian dengan mimik kecewa yang baru saja tiba di ruang tamu.

"Tidak sayang, semalam kami ada masalah yang mengharuskan kami menginap di rumah sakit" jawab Mira. "Mom, apakah mom baik-baik saja? wajah mom terlihat lelah" sela Brian yang memperhatikan wajah sang ibu yang terlihat lelah.

"Mom baik-baik saja nak, maafkan mom yg tidak memberitahumu terlebih dahulu, oh ya apakah kau sudah sarapan" tanya Mira dan seketika itu pun "upsss mom salah harusnya mom menanyakan apakah kau sudah makan siang?" sambil mengusap tengkuknya. Mereka pun hanya bisa tersenyum melihat kelakuan ibu dan istrinya.

Mereka pun makan siang bersama dengan keheningan yang menemaninya. Bagaimana tidak hening karena dari dulu Irham melarang bicara pada saat makan, walaupun itu penting sekalipun karena baginya sudah bisa menikmati makan seadanya itu sudah anugerah yang luar biasa karena tidak semua orang bisa menikmati itu seperti mereka yang sedang menikmati saat-saat ini.

Waktupun sudah beranjak malam. Mereka pun sudah memasuki kamarnya masing-masing.

"Apa? Bagaimana bisa? tanya Irham pada seseorang di seberang sana.

'Apa yang apa, apa yang bagaimana dan apa yang terjadi?'

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!