...Aida Reinara...
Sejak kedua orangtuanya meninggal sewaktu berusia 5 tahun, Aida gadis cantik yang baik hati, pintar dan berprestasi berusia 21 tahun sampai saat ini hanya tinggal bersama kakek dan neneknya di rumah yang sederhana dengan halaman cukup luas menjadi tempat tinggal mereka bertiga selamat bertahun-tahun.
Selain berkuliah Aida juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai penyedia jasa titip order, selain teman kampus atau tetangga yang membutuhkan jasanya untuk membelikan makanan atau barang yang mereka inginkan sesekali Aida juga menerima orderan dari orang diluar sana.
Bagi Aida pekerjaannya sangat menyenangkan terlebih dia tak perlu terikat waktu dan kontrak kerja dengan perusahaan manapun, jadi bisa mengatur jam kerjanya sendiri dan kapan dia ingin libur. Karena, fokus utamanya Aida tetap pada kuliah dan belajar.
.
Aida yang awalnya merasa sungkan mulai terbiasa dengan kehadiran seorang laki-laki yang mengenalkan dirinya dengan nama Bobi. Hampir setiap hari Bobi menyambut dan mendekatinya di kampus. Semua itu berawal dari saat Aida mendapat orderan untuk membelikan makan siang mahasiswa yang satu kampus dengannya yang tak lain teman Bobi.
Mereka berdua berteman cukup akrab sampai terkadang Bobi bersedia membantu pekerjaan Aida. Namun, lambat laun Aida merasa perhatian teman laki-lakinya cukup berlebihan, Aida merasa takut Bobi punya maksud sampai ada hari dimana apa yang menjadi dugaannya ternyata benar.
Awalnya Aida dibuat panik bukan kepalang karena diberitahu kalau teman laki-lakinya itu terjatuh dari atas pohon di tanam belakang kampus, Tapi, dia justru dikejutkan dengan penyambutan teman-teman kampusnya sepanjang jalan menghampiri Bobi yang dalam kondisi baik-baik saja bahkan mampu tersenyum senang.
' Maaf! aku gak bisa terima cinta kamu." Ucap Aida menolak pernyataan cinta laki-laki di depannya yang sudah berteman dengannya belum lama ini. Raut wajah Bobi yang tadinya penuh harap akan di terima berubah menjadi muram dan kecewa.
.
.
.
...Ben Askara...
Seorang pria single berusia 27 tahun, berhati dingin, berwajah tampan, berbadan tinggi dan tegap, Ben Askara merupakan CEO dari Askara Gruop, perusahaan ternama di Indonesia yang diwariskan oleh sang kakek Baskara Djandratama dan sang ayah Zeino Askara padanya 2 tahun silam. Dibawah kepemimpinannya Askara Group terus berada dipuncak kejayaan, banyak anak perusahaan telah didirikan diberbagai ibukota provinsi. Bisni beranak-pinak dan berkembang pesat.
Ben yang begitu disegani banyak orang sangat menyayangi adik sepupunya, laki-laki yang telah ditolak cintanya oleh Aida. Kemarahaan pria itu tak dapat dibendung saat mengetahui sang adik sepupu pulang ke rumah dalam kondisi mabuk dengan pakaian yang berantakan, perilaku diluar batas yang sebelumnya tak pernah sekalipun adiknya lakukan.
" Jay, cari tahu mengapa adikku sampai seperti ini, aku mau hari ini juga kau dapatkan hasilnya." Perintah Ben secara tegas.
.
.
.
...Bobi Askara...
Sejak Bobi ditinggal meninggal oleh kedua orangtuanya saat berumur 5 tahun karena kecelakaan pesawat. Kedua orangtua Ben menjadi walinya dan merawat laki-laki malang itu juga membesarkannya hingga kini berusia 21 tahun. Bobi menjadi Kapten tim futsal dikampusnya dan bersahabat dengan keempat anggota pemain yang lain.
Pertemuan tak sengat dengan seorang gadis membuat Bobi memberanikan diri untuk mengajaknya bertempai sampai dia mempersiapkan diri menyatakan perasaannya.
" Aida Reinara! aku mencintaimu dengan semua cara yang aku lakukan untukmu. Maukah kamu jadi pacarku?."
Untuk pertama kalinya Bobi jatuh cinta pada seorang gadis dan untuk pertama kalinya dia juga harus patah hati karena Aida telah menolaknya.
Bobi sangat kecewa dan memutuskan untuk pergi menghibur dirinya ke tempat terlarang yang menurut sebagian orang tempat hiburan itu bisa membuat mereka melupakan masalah meski sesaat apalagi dengan sebotol minuman beralkohol.
.
.
.
...Jay Gelano...
Pria berusia 27 tahun, asisten pribadi sekaligus orang kepercayaan Tuan Muda Ben Askara. Diluar pekerjaannya Jay merupakan sahabat Ben sejak kecil. Ayahnya Deo Gelano juga merupakan orang kepercayaan dari keluarga Askara sekaligus menjadi asisten ayahnya Ben.
Hati Jay menghangat karena untuk pertama kalinya dia bisa berkenalan dengan seorang gadis yang menarik perhatiannya. Namun, kecemasan menyelimuti Jay setelah dia mendapat perintah untuk mencari tahu penyebab adik Tuan Mudanya bertingkah sampai diluar batas dan mengetahui apa yang terjadi melibatkan gadis yang dikenalnya.
' Aku takut Ben menyakitimu." Ucap Jay lirih
.
.
.
...Nura Tisamalea...
Gadis berusia 20 tahun, Sabahat dekat Aida sejak SMA sampai saat ini, bahkan mereka kuliah di kampus dengan fakultas yang sama. Berbeda dengan sahabatnya. Nura masih memiliki orangtua yang lengkap, bahkan ayahnya ada seorang kepala cabang dari salah satu anak perusahaan dibawah naungan Askara Grup.
Meski berbeda status secara finansial tampilan Nura selayaknya gadis biasa tak ada kesan kalau dia anak dari orang terpandang.
Alasannya bukan karena ingin terlihat sama dengan Aida tapi baginya selama ini dia hidup dari hasil jerih payah sang ayah yang pekerja keras tak pantas jika dia hidup glamour dengan barang mewah yang hanya menghambur-hamburkan uang, walaupun kedua orangtua dia tak pernah membatasi pengeluarannya.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
.
Aida terbangun dari tidurnya dengan perlahan dia mengrejapkan mata, seutas senyum mengembang mendapati seseorang yang tampan bagai pangeran di negeri dongeng tengah tertidur lelap disampingnya.
Namun, sepersekian detik Aida melebarkan mata seiring dengan kesadaran yang mulai terkumpul sepenuhnya. Aida memberanikan diri menyetuh wajah pria yang dilihatnya untu memastikan bahwa dia nyata atau hanya khayalan.
" Ukh! bisa-bisanya aku mengira ini mimpi." Sesal Aida.
Satu persatu kepingan ingatan kejadian semalam bermunculan di pikiran Aida membuat napasnya naik turun.
" Aku, aku sudah... kenapa semua ini harus terjadi?."
Aida telah melewati satu malam dengan seorang pria asing di depan matanya, dia sangat ingat bagaimana pria itu memaksakan dirinya menggagahi Aida sepanjang malam. Meski dengan segala usaha perlawanan dan pemberontakan tak bisa dielakan, Aida telah dinodai pria asing dalam pengaruh minuman beralkohol.
Aida mengerutuki kebodohanya yang menyebabkan kehormatan hal paling berharga yang selama ini telah dia jaga harus terenggut dalam semalam.
Semua perkataan pria asing itu semalam yang masih tidur di sampingnya membuat hati Aida terisi merasa semakin sakit. Hanya karena menolak cinta seorang teman meski dia berhak bersuara, mengapa berakibat sangat buruk sampai Aida harus membayar mahal atas keputusannya.
.
Suratan takdir telah mengubah perjalanan hidup Aida bersama sang nenek, hanya mereka keluarga Aida yang masih ada.
Dalam hidup ini roda kehidupan terus berputar. Aida kini berada dalam masa sulitnya. Meskipun Aida berusaha percaya hidupnya bisa kembali berwarna meski harus memulainya lagi ditempat yang berbeda, bahkan dia harus mengubur rasa cinta yang baru saja mulai tumbuh dihatinya untuk seseorang, semakin menambah luka dihatinya.
Mungkinkah masih ada harapan? Seberapa kuat Aida mampu bangkit dari keterpurukannya? Apakah masih ada cinta seseorang yang mau menerima kekurangannya? Siapakah cintanya?
Cinta tak bisa memilih pada siapa, kapan dan dimana akan berlabuh, tapi cinta selalu menemukan jalan untuk mempersatukan mereka yang berjodoh pada akhirnya.
...***...
Jangan Lupa klik +Favorite, Like, Koment, Vote dan Beri hadiah. ❤❤❤
Maaf jika masih ada kekurangan. Semoga kalian suka!
...^_^...
...- Neng Rein-...
Di pagi hari yang cerah terdengar burung-burung berkicau riang saling bersahutan, semua orang sudah mulai beraktivitas, lalu lintas yang padat menjadi pemandangan yang biasa terjadi karena orang-orang hilir mudik dengan kendaraannya menuju tujuan mereka.
Aida yang sudah menyelesaikan sarapan, berpamitan pada nenek dan kakeknya sebelum berangkat ke kampus karena Aida ada kelas pagi untuk salah satu mata kuliah fakultas bisnis dan manajemen. Dia tidak pernah mau datang terlambat, sebagai mahasiswa berprestasi sampai kampus lebih awal menjadi prioritasnya.
Berkat ilmu yang Aida dapat dan pelajari, dia semakin pandai berbisnis meski masih merintis pekerjaannya sebagai penyedia jasa titip order. Mungkin juga jiwa berbisnis itu juga menurun dari sang kakek dan nenek yang memiliki usaha toko kelontong di pasar sebagai mata pencaharian mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
" Nek! Kek! Aida berangkat ke kampus dulu." Ucap Aida sambil mencium pungung tangan kakek dan neneknya bergantian.
" Hati-hati di jalan, Ai." Ucap Nenek Miranti untuk sang cucu.
" Iya, Nek." Ucap Aida
" Kalo pulang telat kasih kabar, inget! kamu anak gadis." Pesan Kakek Rianto pada cucu kesayangannya.
" Siap! Komandan." Ucap Aida sambil memberi hormat pada sang kakek yang jadi geleng-geleng kepala, sementara sang nenek terkekeh.
Aida hanya perlu berjalan beberapa meter saja dari rumah sebelum menghentikan sebuah angkutan kota yang kebetulan lewat di jalan raya. Lokasi tempat tinggal Aida strategi karena bisa dilalui berbagai kendaraan tapi meski begitu suasana yang asri masih bisa terasa sebab banyak pepohonan rindang tumbuh di pekarangan rumah yang cukup luas.
Kakek dan Nenek memperhatikan cucu mereka dari teras depan rumah.
" Ada-ada aja cucumu." Ujar Kakek Rianto
" Cucuku? Aida cucu kita." Sahut Nenek Miranti tak mau kalah. Kedua terkekeh bersama.
Kakek Rianto dan Nenek Miranti kembali masuk ke dalam rumah mereka bersiap untuk pergi ke pasar. Jika biasanya mereka berangkat pukul lima pagi, hari ini sedikit mengulur waktu sebab sudah ada dua pegawai di toko, satu orang pegawai yang izin pulang kampung untuk menikah sudah masuk kembali. Bagi keduanya yang sudah lanjut usia memperkerjakan dua pegawai dapat meringankan dan membantu mereka berdagang di pasar.
.
.
.
Aida turun dari angkutan kota, dia harus menyebrang jalan tetap di sebrang kampusnya. Baru saja memasuki area kampus terdengar suara seseorang memanggilnya.
" Ai! Aida!." Panggil seorang mahasiswi yang melihat Aida baru datang ke kampus sambil berlari kearahnya.
" Ekh! Rena, ada apa?." Tanya Aida.
" Bisa gak beliin aku ini ke Mall, baju limited edition ini bisa dibeli mulai jam 1 siang. Tapi, aku males ke sana pasti rame banget." Jawab Rena langsung pada intinya sambil menunjukkan foto baju yang dimaksud di layar ponsel miliknya.
" Ok! nanti aku beliin. Seperti biasa Dpnya 50%?." Jawab Aida yang setuju.
" Aku bayar full aja plus ongkos sama jasanya." Ucap Rena.
Rena mengeluarkan dompet dari dalam tas mengambil beberapa lembar uang kertas dan menyerahkannya pada Aida.
" Kalo ada lebihnya buat kamu, tapi kalau kurang nanti aku tambahin." Ucap Rena.
" Ini sih kamu kelebihan, Non!." Ucap Aida meneri uang dari teman kampus yang menjadi langganan jasa titip ordernya. Mereka tergelak bersama.
" Masa sih? tapi, udahlah pokoknya aku mau kamu beliin bajunya. Bye!." Rena berlalu pergi sebelum Aida sempat menjawabnya. Aida hanya bisa geleng-geleng kepala.
Dalam pikiran Aida, dia tak salah mengambil peluang jasa titip sebagai pekerjaan karena menurutnya setiap orang punya cara sendiri untuk membeli barang yang dia mau termasuk makanan. Karena itu dengan adanya jasa titip order bisa di bilang menguntungkan sebagai alternatif bagi siapa saja yang tak mau repot atau tak punya waktu membeli sesuatu sendiri dengan berbagai alasan bisa menggunakan jasa dari pekerjaan Aida.
.
Aida sampai di ruang kelas tepat waktu sebelum mata kuliah dimulai. Beberapa mahasiswa dan mahasiswi sedang asik berbincang satu sama lain membicarakan berbagai macam hal. Mereka selalu mengobrol atau berdiskusi di dalam kelas mengisi waktu kosong.
" Ai! udah di kelas aja kamu." Sapa Nura sahabat Aida yang baru saja datang.
" Yang namanya jemput rezeki itu harus dari pagi." Ucap Aida.
" Cuan terus yang dipikiran kamu, ini kampus bukan perusahaan." Celetuk Nura.
" Namanya juga cucunya pembisnis, udah turunan dimana aja jadi ladang cuan." Aida membanggakan diri. Mereka berdua tergelak bersama.
Tak mau lagi meneruskan obrolan tak penting Nura duduk di bangkunya untuk mengalihkan pembicaraan.
" Aku pinjem catatanmu dong, biasa ada soal yang belum aku kerjain." Ucap Nura
" Kamu ini kebiasaan banget, kuliah tinggal 1 tahun lagi jangan males." Ucap Aida mengeluarkan buku catatan dari dalam tasnya untuk dia berikan pada sahabatnya.
" Buat apa punya sahabat pintar kalau gak bisa dimanfaatin." celetuk Nura lalu tergelak.
Aida menyipitkan kedua matanya kalau saja yang bicara bukan Nura mungkin tas diatas meja dia sudah melayang ke sahabatnya itu. Meski Nura dikenalnya sebagai orang yang blak-blakkan, Aida sangat beruntung karena mereka bisa bersahabat dengan tulus sejak sekolah menengah atas.
.
" Ehemmm..." Seseorang yang baru saja datang memasuki ruang kelas berdehem membuat semua mata tertuju padanya.
Disaat semua mata tertuju akan kedatangan seseorang, sahabat Aida langsung saja bertanya tanpa menyapanya terlebih dulu pada laki-laki yang sudah di kenalnya dan pelanggan setia jasa titip order Aida.
" Ada apa, Jon?" Tanya Nura.
" Aku ada perlu sama Aida bukan kamu." Jawab Joni laki-laki yang datang memasuki ruang kelas.
"Oh!." Timpal Nura yang sebenarnya sudah tahu apa tujuan Joni.
Joni meletakkan telapak tangan kanannya di atas meja Aida yang tengah duduk.
" Ai! aku mau order buat makan siang buat lima orang." Ungkap Joni.
" Boleh! menunya apa dan beli dimana? Tanya Aida.
" Beef Steak sama Milk Shake, ini ada catetannya. Belinya di Double Steak." Jelas Joni'
" Ok! Dpnya 50% ya?." Tanya Aida lagi.
Joni mengeluarkan dompet dari saku celananya mengambil lima lembar uang kertas menyerahkannya pada Aida yang langsung menerima dan menghitung.
" Ini sih bakal lebih, Jon."
" Nanti aja itung-itungannya, aku cabut dulu." Ucap Joni lalu melangkah pergi begitu saja keluar dari ruang kelas, sebelum Aida sempat berkata lagi.
" Pagi ini pelangganku pada kenapa ya." Aida merasa heran.
" Ada yang order malah binggung, gimana kamu ini." Nura tergelak tak habis pikir dengan sahabatnya, Aida hanya tersenyum manis.
Hari ini dewi fortuna seolah sedang berpihak pada Aida, bagaimana tidak sejak pagi dia datang di kampus sudah dapat beberapa orderan termasuk yang mengirim lewat chat WhatsApp ke ponselnya. Aida semakin semangat untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah menjadi tabungan masa depannya jika keuntung yang dia dapatkan sudah bisa disisihkan.
Keseharian yang Aida jalani hanyalah selayaknya gadis biasa yang sedang menempuh pendidikan untuk meraih gelar sarjana setelah lulus dari perguruan tinggi.
Meski hidup hanya bertiga dengan nenek dan kakeknya, Aida tak pernah kekurangan apapun. Cinta, kasih sayang, perhatian dan finansial yang dia peroleh semuanya terpenuhi, meski tak bisa dibantah rasa rindu kepada mendiang kedua orangtuanya selalu ada.
Aida memang pandai mengelola keuangan sehingga menjadi penyedia jasa titip order membuatnya memiliki penghasilan sendiri. Peluang usaha yang berhasil dia kembangkan berawal ketika dia tak sengaja menawarkan diri membantu seorang teman di kampusnya yang ingin membeli barang tapi tak ada waktu sementara stock terbatas, dari situlah justru memunculkan ide untuk Aida mempromosikan pekerjaannya. Aida hanya menawarkan jasa tak ada paksa-memaksa jadi semua orang bebas untuk memilih menggunakan jasanya atau tidak.
Aida sudah selesai dengan mata kuliahnya hari ini, karena tak punya banyak waktu dia bergegas menyelesaikan satu persatu orderan yang diterimanya, berhubung dia harus pergi ke Mall tepat pukul dua belas siang untuk membeli baju orderan dari Rena. Aida meminta bantuan Nura yang dengan senang hati menolong sahabatnya untuk menyelesaikan pekerjaan.
" Akhirnya tinggal antar pesanan punya Joni nih, Ra. Untung ada kamu yang bantuin." Ucap Aida
" Selesai antar pesanan ini aku harus pulang, gak bisa ikut ke Mall." Ucap Nura yang memiliki urusannya sendiri.
" Gak masalah, aku bisa sendiri." Ucap Aida sambil mengedipkan satu matanya.
Joni sudah mengirimkan pesan melalui whatsApp meminta Aida untuk datang ke lapangan futsal di area kampus, karena dia sedang latihan disana bersama.
Begitu sampai di pinggir lapangan, Aida dan Nura menunggu Joni yang sedang bermain futsal menyelesaikan latihannya sebelum mengambil pesanannya.
Joni selesai latihan segera berlari ke arah Aida dan Nura menghampiri kedua gadis yang sudah cukup lama menunggunya di pinggir lapangan.
" Sorry, lama." Ujar Joni.
" Ini semua pesanan kamu sesuai catatan dan kembaliannya." Jelas Aida
" Makasih, kembaliannya ambil aja buat bonus." Ucap Joni lagi memainkan kedua alisnya.
Salah seorang pemain futsal datang ke arah mereka merangkul Joni temannya.
" Jon! siapa mereka? Yang mana pacarmu?." Cecar Bobi sahabat Joni.
" Apaan sih, Bob. aku order makanan sama Aida." Ucap Joni menunjuk Aida dengan wajahnya.
" Hai!." Sapa Bobi pada Aida yang dibalas dengan senyuman.
" Udah beres ya, aku harus pergi sekarang. Makasih, Jon!." Ucap AIda berlalu pergi dari area latihan futsal bersama Nura.
" Ekh! Kok pergi sih dia." Keluh Bobi.
" Ya, pergilah, mereka udah selesai nganterin ini." Bobi menunjukkan bungkusan yang dipegangnya. Bobi mendengus kesal.
.
Masih di area kampus Nura berpamitan untuk pulang pada Aida karena mobil yang dikemudikan supirnya sudah datang untuk menjemput. Aida kemudian pergi dari kampus menuju halte busway yang jaraknya tak begitu jauh, Aida harus sampai ke Mall tepat waktu sebelum baju limited edition incaran pelanggannya kehabisan stock, dia tak mau mengecewakan para pelanggan yang sudah percaya dengan pekerjaannya.
Aida sudah membayar tarif busway dengan aplikasi e-wallet yang ada di ponselnya, tak perlu lama menunggu busway yang dinanti datang. Satu persatu penumpang keluar dari busway karena sampai di tujuan mereka dan penumpang berikutnya satu persatu naik memasuki buswey.
Hanya butuh lima belas menit Busway sampai di halte yang dituju oleh Aida, dia mulai masuk di barisan penumpang yang akan turun. Perlu beberapa meter lagi Aida berjalan kaki untuk bisa sampai di Mall Cinnamon yang dimilik oleh Askara Group.
Aida menghela napas, " Hahhh... syukurlah aku bisa sampai Mall tepat waktu."
Aida masuk ke dalam Mall mencari keberadaan toko pakaian ternama yang jadi tujuannya, begitu sampai betapa kaget Aida melihat puluhan orang baik pria mau wanita sudah memenuhi area di luar toko.
Aida menepuk keningnya, " Perjuanganku belum berakhir." Pikir Aida bagaimana pun dia harus berhasil mendapatkan baju limited edition buruannya.
.
.
.
Kelima orang termasuk Bobi dan Joni yang tadi berlatih futsal sudah menghentikan kegiatannya untuk istirahat dan makan siang. Joni yang kali ini mendapat giliran untuk mentraktir menyerahkan satu persatu beef steak dan milk shake pada keempat temannya yang dia order melalui Aida.
Ini pertama kalinya mereka menikmati makan beef steak dengan cara yang berbeda, tak ada pisau pemotong daging stainless yang tersedia hanya garpu dan pisau plastik, beruntung steak sudah di potong-potong jadi rasanya seperti makan beef steak ala beef teriyaki.
" Lain kali beli makanan yang benar, Jon." Keluh Faisal sahabat Bobi anggota pemain futsal.
" Di beliin steak ngeluh, lain kali aku beliin nasi warteg aja." Cetus Joni sambil cengengesan karena membeli menu makan siang yang salah tempat memakannya.
"Bukan gitu, Jon. Untung ini daging udah dipotongin coba kalo enggak kita makan pake tangan sambil di gerogotin." Timpal Lukman membuat mereka berlima tergelak bersama.
" Tapi, kamu inisiatif juga minta di potongin, Jon." Ucap Bobi
" Bukan aku, mungkin Aida tadi aku minta dia yang beli." Ungkap Joni.
" Aida itu yang buka jasa titip order? Rajin juga dia bisa diandelin." Tanya Lukman teman mereka yang lain.
:" Emang ada jasa begitu, aku baru tahu." Ucap Bobi dengan penuh tanda tanya dipikirannya.
" Kelamaan tinggal di gua kali ini anak." Sahut Gerry menunjuk Bobi dengan wajahnya, satu lagi teman Joni yang lain. Mereka berlima pun kembali tergelak. Makan siang hari itu selingi tawa mereka berlima.
.
.
.
Kembali ke Mall dimana Aida berada saat ini, gadis itu harus memutar otak bagaimana dia bisa masuk ke dalam toko di barisan pertama yang tak terlihat ada celah sebab para pengunjung toko sepertinya sudah ancang-acang mengambil posisi baris paling depan.
" Demi kepuasan pelanggan. Berjuang!!!. Ucap Aida pelan sambil mengepalkan kedua tangan lalu mengangkatnya keatas untuk menyemangati diri sendiri.
Seseorang dari jauh terkekeh memperhatikan tingkah Aida yang terlihat lucu dan terkesan mengemaskan.
" Gadis itu siap bertempur." Kata seseorang sambil melipat kedua tangan ke depan.
Waktu tersisa lima belas menit menit lagi toko pakaian ternama akan segera d ibuka untuk menjual produk limited edition, sebelumnya hampir satu jam lalu toko di tutup sementara. Tanpa di duga orang-orang mulai berkerumun saling berdesakan membuat penjaga keamanan kealahan bahkan Aida yang tak siap terdorong ke belakang.
" Aduh! aku bisa makin lama masuk ke tokonya." Keluh Aida merasa keulitan, dia terus berjalan mundur terdorong ke belakang.
Dugh!!
Bahu Aida terbentur bahu seseorang sampai dirinya jatuh terduduk di lantai Mall, orang yang menabraknya tak bergeming tetap melanjutkan langkahnya.
Aida meringis, " Apa dia gak punya mata." Gerutu Aida merasakan sakit di bahunya.
Jelas terlihat olehnya saat menenggokkan kepala ke belakang si pelaku seperti bukan orang sembarangan karena ada beberapa pengawal berjalan di belakangnya, mana berani jika Aida harus meneriaki begitu pikirnya.
Aida yang masuk terduduk di lantai kembali melihat lurus ke depan, dia tak percaya ada seseorang bediri di depannya mengulurkan tangan. Aida menenggok ke atas ingin tahu siapa pemilik tangan yang hendak menolongnya berdiri.
Deg!
Apa dia malaikat yang di kirim Tuhan. batin Aida
" Biar aku bantu berdiri." Ucap seorang pria yang masih mengulurkan tangannya.
Aida yang masih terpana pada sosok tampan yang dianggapnya bagai malaikat meraih tangan si pria tanpa mengalihkan pandangannya bahkan tak berkedip sedikit pun..
" Makasih, Kak. Ucap Aida tersenyum.
" Siapa namamu?." Tanya Jay.
" Aida." Jawab Aida singkat
" Namaku Jay. Apa ada yang sakit?." Tanya Jay lagi setelh memperkenalkan dirinya. Aida menjawab dengan menggelengkan kepala meski dia masih memegang bahunya yang terbentur tadi menahan rasa sakit.
Sepersekian detik Aida mulai teringat pada apa yang telah dilupakannya, tujuan dia datang ke Mall. Gadis itu mulai panik karena para pengujung sudah berhamburan masuk ke dalam toko pakaian sesuai antrian.
" Gawat! bagaimana ini, pengunjung toko sudah antri semua." Keluh Aida merasa gagal, dengan antrian yang sangat panjang kemungkinan kecil baginya untuk mendapatkan baju pesanan pelanggannya.
Tanpa sadar Aida mengabaikan keberadaan pria di dekatnya yang membantu dia berdiri. Jay terus memperhatikan ajah Aida yang cemas di landa kepanikan.
" Hai! Ada yang bisa aku bantu lagi?. Tanya Jay melambaikan tanganya di depan wajah Aida minta perhatian.
" Ekh! Maaf, Kak sampai lupa, itu aku buru-buru harus antri untuk masuk ke toko, sekali lagi terima kasih Kak.." Aida berlalu pergi tanpa menunggu Jay mengatakan sepatah kata pun.
" Tunggu!." Pinta Jay menghentikan langkah Aida.
Deg!
Aida berbalik badan melihat kembali ke arah Jay, " Ada apa, Kak?" Tanya Aida dengan detak jantung yang tiba-tiba saja berdegup membuatnya jadi tak karuan.
Jay melangkahkan kakinya ke arah Aida sementara gadis yang harus mengantri itu tetap berdiri di tempatnya.
.
.
.
AIDA REINARA
.
BEN ASKARA
.
JAY GELANO
.
BOBI ASKARA
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!