NovelToon NovelToon

Permaisuri Jadi Rebutan

Awal dan Akhir

"Dad kenapa kau melakukan semua ini?, Bukankah aku anak kandungmu?" lirih Maeli Su dengan tangan yang penuh dengan darah karena menggenggam dadanya yang di tikam oleh ayah kandungnya sendiri dan beruntung tikaman itu meleset sehingga tak mengenai jantungnya hingga dia masih bisa bertahan.

"Hahahaha" tawa Mario Su yang di penuhi dengan aura kebencian "Yang kau katakan memang benar, kau memang anak kandungku tapi sayang kau malah menjadi sainganku dan bahkan kau telah melengserku dari kedudukanku sendiri sebagai bos mafia ternama di seluruh kota".

"Jika Dady memang menginginkannya Dady bisa mengatakannya kepadaku, aku pasti akan memberikannya kepada Dady karena aku sangat menyayangi Dady bahkan hanya Dady keluargaku satu-satunya" Ucap Maeli Su diiringi dengan air mata pilu yang terus menetes di pipinya.

Dengan tatapan lekat penuh dengan kebencian Mario Su berkata "Aku memang menginginkannya tapi bukan berarti aku akan memintanya kepadamu, kalau pun aku mengingingkannya maka akan aku rebut dengan cara ku sendiri".

"Sayang, sabarlah tahan emosimu jangan mudah terpancing dengan orang yang sebentar lagi akan mati" ucap seorang wanita yang masuk ke ruangan itu di iringi dengan tatapan merendahkan ke arah Maeli Su.

"Iya kau benar sayang, untuk apa aku marah-marah dengan orang yang sebentar lagi akan pergi untuk selamanya" lalu Mario Su pun memeluk dan mencium bibir Dea Su sembari tangannya tak henti-hentinya menjamahi tubuh wanita itu.

"Apa yang kalian lakukan?" teriak Maeli Su dengan penuh amarah ke arah mereka berdua yang hanya di balas dengan tawa.

"Kakak angakat ku yang bodoh, ops salah maksudku mantan kakak angkat ku yang bodoh yang sebentar lagi akan menemui ajalnya, sebenarnya aku hanya berpura-pura menjadi adik angkatmu untuk menjatuhkanmu, asal kau tau aku adalah wanita satu-satunya milik ayahmu".

mendengar hal itu dada Maeli Su pun terasa sesak dan dengan seketika dia merubah ekspresinya dengan tangan yang berlumuran darah dia mengusap air matanya lalu berkata "Apakah kalian sudah puas, selama ini aku sudah mengetahui apa yang kalian sembunyikan dariku".

mendengar hal itu mereka berduapun kaget, namun dengan cepat mereka tersenyum "Baguslah jika kau tau, namun pada akhirnya tetap saja kau tidak melakukan apa-apa" kata Dea Su

Maeli Su pun tertawa dengan aura yang mengerikan sambil menatap ke arah mereka berdua dengan mengeluarkan sebungkus permen dari kantungnya "Siapa bilang aku tidak punya persiapan, bukankah kalian tau siapa aku? aku adalah bos besar dari seluruh mafia yang ada dan tentu saja jika aku mati maka kalian juga akan mati bersamaku"

"Sayang bagaimana ini dia sudah gila, apa yang harus kita lakukan?" tanya Dea Su dengan wajah penuh kepanikkan.

Mario Su yang melihat hal itu pun mulai merasa panik di dalam hatinya karena dia tau permen yang di keluarkan oleh anaknya itu adalah sebuah bom yang dapat menghancurkan satu bangunan.

Belum sempat mereka berdua berfikir, Maeli Su sudah melempar permennya ke arah mereka dengan senyum penuh kemenangan dan berkata "Selamat tinggal".

Duar....

Seketika runtuhlah bangunan yang sedang mereka tepati.

***

Di tempat lain

"Ayo kita pergi, biarkan saja sampah itu mati agar dia tidak mempermalukan kita" ucap Lira Su sambil berjalan keluar dari ruangan itu serta diikuti oleh para dayang dan saudaranya.

Ketika mereka telah keluar dari ruangan itu datanglah seorang pelayan dengan langkah tergesa-gesa dan langsung membuka pintu rumah itu, lalu dia pun berlari menghampiri sosok yang sudah sangat lemah dan memapahnya untuk membaringkannya ke tempat tidur.

"Nona, maafkan saya nona" di iringi dengan tangisan yang tak henti-hentinya hingga nafas nonanya pun semakin melemah dan tak terasa lagi.

Seketika dia pun panik dan berlari keluar mencari Nyonya rumah untuk minta di panggilkan tabib, namun sayang tak berjalan sesuai keinginannya malah dia mendapatkan hinaan dan juga tamparan.

Dengan kondisi yang berantakan dayang itu pun kembali kerumah nonanya sembari terus menangis sambil berkata "Maafkan saya nona, saya tak dapat membawa tabib untuk memeriksa ke adaan nona, andai saja tuan muda dan tuan besar ada di kediaman pasti keadaan nona tidak seperti ini" lalu dia pun tertidur tidak jauh dari tempat tidur nonanya itu karena merasa lelah.

"Ah, sakit sekali kepalaku, dimana mereka?, apakah mereka telah mati?, lalu di mana aku?" belun sempat dia mendapatkan jawaban atas apa yang dia pikirkan, tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit karena dia tidak mampu menahan rasa sakit itu sehingga membuatnya jatuh pingsan".

Keesokkan paginya dia terbangun lalu duduk sambil berkata di dalam hati "huh, kasian sekali tubuh ini punya kualifikasi yang sangat bagus namun tidak di tempa, hingga membuat dia dapat di perlakukan seenaknya, baiklah karena saat ini aku telah berada di tubuhmu maka aku tidak akan menyia-nyiakannya, sebab ini adalah awal yang baru untuk hidupmu dan akhir untuk hidupku".

Lalu dia pun memandangi sekelilingnya dan menghembuskan nafas kasar seraya berkata "Kediaman yang sangat buruk".

Lalu dia pun merebahkan kembali badannya dan berkata dengan pelan "aku sangat suka membaca novel time travel namun siapa sangka aku malah mengalaminya sendiri, dan menariknya tubuh ini memiliki nama yang sama denganku".

Pada saat yang bersamaan, dayang yang tidur tak jauh darinya pun terbangun dan melihat ke arahnya, dayang itu pun segera menghampirinya dan berkata "Nona bagaimana keadaan anda? apakah ada yang tidak enak? apakah ada yang terluka? apakah.."

Belum sempat dayang itu melanjutkan kata-katanya nonanya pun berkata "Aku baik-baik saja, jadi jangan berisik, dan aku ingin istirahat"

Mendengar hal itu dayang itu pun merasa lega dan membungkukkan badan dan pamit keluar untuk meninggalkan nonanya itu, ketika sedang membuka pintu nonanya pun berkata " Lili, Jika pangeran mahkota sudah datang untuk membatalkan pernikahan tolong bangunkan aku"

Mendengar perkataan nonanya, Lili tertegun sejenak lalu dia pun menjawab perkataan nonanya "Baik nona" lalu keluar dari ruangan itu.

Dari ingatan pemilik tubuh ini, tubuh ini telah memiliki ikatan pernikahan dengan putra mahkota, namun karena dia di anggap sampah putra mahkota sama sekali tak memandangnya dan berniat untuk memutuskan ikatan pernikahan setelah mendapatkan izin dari kaisar.

Izin pembatalan pernikahan itu pun di dapatkan setelah permaisuri membujuk kaisar beberapa kali, dan alasan lain putra mahkota sudah menjalin hubungan dengan putri ke dua keluarga Su yaitu Lira Su.

Selain Lira Su dan Maeli Su, keluarga Su masih memiliki dua putri lagi yaitu Eli Su dan Mira Su dan keluarga Su juga memiliki seorang Putra bernama Bryn Su.

Masing-masing dari mereka memiliki kelebihan. Lira Su terkenal dengan wajahnya yang cantik dan kecakapannya dalam bermain alat musik, Bryn selain tampan juga di kenal akan kemampuan bela dirinya hingga membuatnya menjadi wakil jendral di usianya yang masih muda, Eli Su di kenal dengan kemampuan bela dirinya yang luar biasa sebab di usia 15 tahun yaitu usia yang masih sangat muda dia sudah mencapai master tingkat akhir, dan Miru Su di usianya yang akan menginjak usia 13 tahun dia sudah menguasai semua tata krama dengan sangay sempurna termasuk tata krama istana.

Hanya Maeli Su yang tak memiliki kelebihan apapun selain parasnya yang sangat cantik melebihi Lira Su, namun tak ada yang mengetahuinya sebab ibu dari Lira Su sengaja memberikan alat make up yang membuat Maeli Su terlihat jelek.

***

Hai para readers, ini karya pertama aku mohon kritik dan sarannya agar penulisannya semakin baik kedepannya, salam manis dari aku Mae Linge, kalian boleh panggil aku El.

Jangan lupa like dan comment ya, see you

Penundaan

Kediaman Su Memiliki 1 istri sah dan 3 selir, istri sah bernama An Hu yang berasal dari salah satu dari tiga keluarga terpandang di kekaisaran utara, Ray Su sangat menyayangi istrinya tersebut namun sayang An Hu meninggal setelah melahirkan Maeli Su.

Selir pertama bernama La Xia berasal dari keluarga Xia walaupun bukan dari salah satu keluarga terpandang, namun keluarganya masih sangat di hormati di kekaisaran utara sebab ayahnya adalah hakim, keluarganya pernah terkena musibah yang kemudian di bantu oleh An Hu sehingga dia sangat menghormati An Hu dan juga menyayangi Maeli Su seperti anaknya sendiri, namun dia jarang berada di kediaman sebab harus selalu menemani sang suami pergi dari pernikahannya dia memiliki putra yang bernama Bryn Su.

Selir Kedua berasal dari keluarga Le, bernama Zia Le keluarganya tidak memiliki pengaruh apapun di ke kaisaran, namun dia sering manjadi Nyonya rumah ketika La Xia pergi bersama Ray Su, dan ketika mereka kembali maka La Xia lah yang akan menduduki posisi nyonya rumah, Zia Le memiliki dua orang putri yang bernama Lira Su dan Mira Su.

Selir ketiga bernama Aria dia tidak memiliki nama keluarga di belakang namanya karena dia merupakan pelayan yang dibawa An Hu bersamanya ke kediaman dan karena alasan itulah Ray Su pun mengangkatnya menjadi selir, sebab dia tau bahwa Aria sangat menyanyangi An Hu dan begitu pula sebaliknya. Aria juga menyayangi Maeli Su seperti anaknya namun dia tak pernah mendapatkan kabar buruk dari kediaman Maeli Su sehingga dia tidak tau keadaan Maeli Su, Aria memiliki seorang putri yang bernama Eli Su.

La Xia dan Aria menyayangi Maeli Su seperti anak mereka sendiri begitu pula Bryan Su dan Eli Su yang menyayangi Maeli Su seperti kakak mereka sendiri. Namun Maeli Su tak pernah tau akan hal itu, sebab dia tak pernah membuka dirinya untuk mereka bahkan untuk ayahnya sendiri, dan juga Lira Su dan Mira Su selalu berkata bahwa tak ada yang pernah menganggapnya ada di kediaman itu, bahkan Zia Le selalu mengatakan dia nyonya rumah di kediaman ini jika Maeli Su berani mengatakan hal buruk kepada ayahnya maka Zia Le tak segan-segan membunuhnya.

***

"Tok tok tok"

Bunyi ketukan pintu seketika membuyarkan Maeli Su dari lamunannya "Nona, bolehkah saya masuk?" tanya Lili dari balik pintu yang kemudian di jawab "Masuklah" oleh Maeli Su.

ketika Lili sudah berada di hadapannya Lili pun berkata "Nona, pangeran mahkota sudah tiba, dan nona di minta segera menuju ke ruang keluarga".

Maeli Su yang mendengar hal itu pun menarik tipis bibirnya ke atas seolah-olah akan segera terlepas dari beban hidup yang berat lalu dia pun berkata "tolong ambilkan air untuk mencuci wajahku lalu dandani aku seperti biasanya".

Maeli Su berkata seperti itu sebab dia tidak mau jika putra mahkota mengetahui wajahnya yang sesungguhnya, maka itu akan membuatnya susah terlepas dari pembatalan pernikahan, sebab dia tau bahwa putra mahkota sangat mata keranjang dan dia sangat menyukai sekali wanita yang berparas cantik.

Awalnya dia tak tau bagaimana parasnya saat ini namun ketika tadi pagi setalah dayangnya Lili pergi dia menuju ke arah cermin dan seketika dia terkejut melihat betapa cantiknya paras raga ini, bahkan tanpa make up sama sekali, dia sendiripun tak henti-hentinya mengaguminya, namun sayang beberapa bekas luka ini sangat mengganggu".

Setelah Siap di dandani oleh Lili, Maeli Su sengaja mengganti bajunya dengan baju yang lebih jelek dari yang di kenakannya sebelumnya, hal ini dia lakukan agar putra mahkota semakin membencinya, setelah selesai dia pun berjalan ke arah ruang keluarga bersama dengan Lili yang berjalan di belakangnya.

Setelah sampai dia memberi hormat kepada pangeran lalu kepada nyonya rumah setelah itu dia duduk di bangku yang sudah di sediakan, di depannya ada nyonya rumah di samping kirinya ada Mira Su dan di samping Mira Su ada Lira Su yang tengah menempelkan badanya di tubuh pangeran, sedangkan di samping nyonya rumah ada selir Aria dan anaknya Eli Su.

"mulai hari ini pernikahan antara aku Reno Lu putra mahkota kerajaan utara dengan Maeli Su putri sampah dari kediaman Su di batalkan atas titah kaisar".

Mendengar hal itu Maeli Su hanya diam dan menundukkan kepalanya namun tanpa disadari siapapun ada senyum tipis yang terangkat di bibirnya.

Namun tidak dengan Aria selir ke tiga ayahnya dia menjadi murka dan berkata "Mohon maaf pangeran mahkota pembatalan pernikahan tidak bisa di lakukan tanpa adanya dekrit langsung dari yang mulia kaisar, dan disatu sisi tuan besar dan nyonya kediaman rumah sedang tidak berada di tempat".

Mendengar hal itu Maeli Su pun terkejut, sebab yang dia tau jika Zia Le lah nyonya rumah di kediaman ini dan hal ini membuat dia yakin bahwa sebenarnya banyak hal yang dia tidak tau tentang kediaman yang di tepatinya ini, dia teringat bahwa raga ini dulunya sangat menutupi dirinya dari keluarganya sehingga tidak ada yang tau bahwa dia telah di tindas habis-habisan bahkan banyak sekali bekas luka di sekujur tubuhnya.

Sedangkan Zia Le yang mendengar hal itu menjadi sangat geram, sebab Aria telah menampar wajahnya langsung di depan tamu terhormat dan menyadarkannya bahwa dia hanya nyonya rumah pengganti namun berbeda dengan putra mahkota dia masih berfikir jernih, jika dia melakukan apa yang di katakan selir Aria bukankah itu jauh lebih baik kedepannya.

"Baiklah pembatalan pernikahan ini akan di tunda 2 minggu lagi menunggu tuan Ray su dan nyonya La Xia kembali, dan dekritnya akan dikeluarkan pada saat itu pula"

Setelah mengatakan hal tersebut putra mahkota berjalan keluar dari ruangan itu yang diikuti dengan Lira Su yang berniat mengantarkan putra mahkota kedepan kediaman keluarga Su, tentu saja sepanjang perjalan dia tak henti-hentinya menggoda putra mahkota.

Sedangkan di ruangan keluarga, Zia Le telah pergi tanpa mengatakan apapun tentunya dengan muka di tekuk dan dipenuhi amarah, sedangkan Aria, Eli Su dan Maeli Su masih di sana.

Aria pun berjalan ke arah Maeli Su dan berlutut, nona jika ada kesulitan yang nona hadapi ceritakanlah kepada hamba nona, jangan nona simpan sendiri sebab hamba tidak akan mungkin membiarkan nona terluka, hamba sangat menyayangi nyonya seperti saudara saya sendiri, dan saya juga sangat menyayangi nona seperti anak saya sendiri.

Mendengar hal itu Maeli Su seketika tau bahwa orang yang di hadapannya adalah salah satu orang yang merawatnya dari kecil dan juga merupakan dayang ibunya sekaligus selir ayahnya. Melihat Aria berlutut, Maeli Su seketika membangunkan badan Aria dan mengajaknya duduk di kursi lalu kemudian Maeli Su pun duduk di sampingnya.

"Kak, sebenarnya apa saja yang mereka lakukan kepada kakak? sebab aku merasa aneh tidak ada satu kabarpun tentang kakak yang sampai di kediaman kami, seperti ada yang sengaja menutupinya dari kami" ucap Eli Su dengan wajah seriusnya.

Setangkai Mawar

Maeli Su yang mendengar pertanyaan dari adiknya itu pun seketika menarik senyum lebar sembari berkata "tenanglah dik, mereka tidak akan berani bertindak buruk lagi kepada kakak, dan jika pun mereka melakukannya kakak juga tidak akan membiarkannya".

Selir Aria dan Eli Su pun terpaku sejenak atas ucapan Maeli Su sebab ini pertama kali mereka mendengar Maeli Su mau menjawab apa yang mereka katakan dengan penuh percaya diri, sebelumnya jika bertemu mereka berdua Maeli Su bahkan tidak berani menatap mereka dan bahkan dia sengaja menghindari mereka berdua, tentu saja perubahan Maeli Su membuat mereka senang dan sedikit merasa lega.

Selir Aria dan Eli Su pun berpamitan kepada Maeli Su untuk kembali ke kediaman yang mereka tempati, sebab sebentar lagi guru yang mengajari Eli Su beladiri akan segera tiba.

"Ternyata kedudukan tubuh ini lumayan bagus di kediaman ini, namun sayang pemelik tubuh sebelumnya tidak dapat memanfaatkannya, ck kasian sekali, karena aku yang berada di tubuh mu saat ini, maka aku sebagai bos besar dari seluruh mafia tidak akan membiarkan kesempatan sekecil apapun terbuang dengan sia-sia". batinnya di dalam hati sembari melangkahkan kaki menuju ke kediamannya.

Setelah sampai dikediamannya Maeli Su fokus memikirkan apa yang akan dia lakukan. Awalnya dia berencana akan menyembuhkan semua luka di tubuhnya dan juga luka goresan di wajahnya dengan berbagai pengetahuan medis yang dia tau baik itu modern maupun tradisional, namun seketika dia teringat akan pembatalan pernikahannya yang sedang di tunda maka dia pun tak mau melakukannya dulu, setidaknya hingga pembatalan pernikahan resmi.

"Bagaimana jika sebaiknya aku melatih tubuh ini terlebih dahulu namun sayang aku belum bisa melakukannya sekarang, sebab aku baru saja merasakan di dalam tubuh ini terdapat penyumbatan meridian yang disebabkan oleh racun dan jika aku tetap memaksa untuk berlatih maka kemungkinan fatalnya tubuh ini akan menjadi sampah sesungguhnya" batin Maeli Su.

Maeli Su yang sudah mulai frustasi dengan apa yang harus dia lakukan tanpa sadar tiba-tiba berkata "Apakah ada yang bisa membantu ku?"

Seketika munculah kelinci yang begitu imut, kelinci itu memiliki bulu berwarna emas dengan bola mata berwarna perak, dia juga memiliki bulu yang sangat lebat, panjang, halus dan sudah pasti sangat indah untuk di lihat dan di peluk apalagi dengan mata peraknya dapat membuat mata siapapun yang memandang ke arahnya pasti akan terpukau.

Kelinci itu pun berjalan ke arah Maeli Su lalu tiba-tiba dia duduk dengan sangat anggun di samping Maeli Su, Maeli Su yang melihat hal itu takjub tanpa sadar dia pun berdiri dari ranjang yang tengah di dudukinya lalu mensejajarkan tubunya dengan kelinci tersebut, tiba-tiba kelinci tersebut mengulurkan salah satu tangannya ke kening Maeli Su.

Seketika kening Maeli Su merasakan perih dan munculah tato setangkai bunga mawar dengan warna hijau.

"itu adalah tanda dari ku jika aku dan kamu memiliki kontrak, dan warna mawar itu akan berubah dari merah menjadi kuning, kuning menjadi hitam, hitam menjadi emas dan terakhir menjadi berlian" jelas kelinci itu mengenai tato yang di berikannya pada Maeli Su.

Maeli Su yang mendengar kelinci itu berbicara merasa sangat heran sebab baru pertama kali dia melihat kelinci dapat berbicara seperti itu, setelah mendengar perkataan kelinci seketika dia pun berjalan ke arah cermin untuk melihat apakah benar ada tanda yang berada di keningnya.

"Lalu kenapa di keningku setangkai mawar yang berwarna hijua bukan berwarna merah seperti yang kelinci jelaskan kepada ku?" tanya Maeli dengan wajah penuh penasarannya setelah melihat bahwa benar di keningnya telah ada tato setangkai bunga mawar.

"Hai, jangan panggil aku kelinci aku punya nama dan namaku adalah Momo"

Mendengar kelinci itu menaikkan suaranya dua oktaf Maeli Su pun mulai berkata "Maaf tadi aku tidak mengetahui jika kau memiliki nama, dan mulai sekarang aku akan memanggil namamu sesuai dengan yang kau katakan Momo".

Momo yang mendengar kata maaf dari Maeli Su pun seketika berkata "Baiklah kali ini aku tidak akan perhitungan denganmu, dan aku juga akan menjelaskannya sekali saja jadi dengar baik-baik apa yang aku katakan selanjutnya". Mendengar hal itu Maeli Su pun hanya mengangguk.

"Setangkai mawar yang berada di keningmu itu berwarna hijau karena di tubuhmu terdapat racun yang membuat meridian di tubuhmu tersumbat, dan untuk mengeluarkan racunnya kamu cukup meminum dua pil yang akan kuberikan kepada mu nanti, setelah itu kamu juga harus berendam selama seminggu untuk menghilangkan racun tersebut sepenuhnya juga untuk mengobati seluruh luka yang ada di tubuhmu. Bukan hanya itu, dengan berendam di ramuan yang akan aku berikan nanti tubuh mu akan terasa seperti terlahir kembali, dengan penuh kekuatan, energi, aura bahkan kulit dan bentuk tubuh yang sangat sempurna".

Mendengar penjelasan Momo seketika Maeli Su merasa seperti akan di tipu sebab di kehidupan yang sebelumnya dia merupakan orang yang sangat ahli dalam bidang pengobatan baik tradisional maupun modern dan dia tidak pernah menemukan ramuan yang memiliki khasiat yang luar biasa seperti yang telah di jelaskan tadi.

Momo yang paham dengan pikiran Maeli Su seketika berkata "Aku tak akan menipu mu karena itu hanya akan merugikan diriku"

"Kenapa kau yang rugi" tanya Maeli Su dengan penuh selidik.

"Asal kau tau aku adalah hewan dewa yang memiliki kekuatan yang luar biasa, namun karena kau memanggilku kedunia ini, jadi aku kehilangan dua tingkat kekuatanku, walaupun aura dewa yang kumiliki masih tetap ada tapi karena aku dan kamu telah terikat kontrak maka kenaikan tingkat ku tergantung pada kekuatanmu".

Maeli Su yang mendengar hal itu pun bingung apakah dia pernah memanggil Momo?

Momo yang paham dengan isi kepala Maeli Su berkata lagi "Tadi kau berkata 'apa ada yang bisa menolongku?', dan kata itu yang membuat aku berada di depann mata mu, karena sebenarnya aku adalah hewan spirit yang telah diturunkan dari ibu mu kepada kamu ketika dia melahirkan mu".

Ibu yang sangat luar biasa batin Maeli Su, dan dia pun bertanya "Jika memang kau adalah hewan spirit yang kuat kenapa kau tak menolong ibuku?"

"Ibumu terkena racun saat mengandungmu, sehingga ketika dia akan melahirkanmu dia harus memilih antara hidupnya atau hidupmu, karena dia sangat menyayangimu dia lebih memilih kau hidup dengan cara memberikan segala kekuatannya kepada mu dan juga memindahkan kontrak ku kepadamu"

Seketika air mata Maeli Su menetes "Kasih sayang ibu memang sangat luar biasa, hingga ia lebih memilih nyawa anaknya dari pada nyawanya sendiri".

Karena dikehidupan sebelumnya mamanya juga meninggal setelah melahirkannya dan mengalami pendarahan yang sangat hebat. Awalnya setelah pemeriksaan kehamilan dokter telah berkata jika anak ibu tetap ingin ibu lahirkan maka ibu akan kehilangan nyawa ibu akibat pendarahan dikarenakan ibunya hamil di usia yang terbilang sangat muda.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!