Salah Sambung
Ponsel Tanpa Pemilik
Malam itu aku menemukan ponsel yang terus berdering. Aku melihat ke sekeliling, tapi tidak ada seorang pun mengingat waktu telah menunjuk pukul setengah 1 malam. Ponsel ini berdebu, letaknya ada di dekat sampah. Suara deringnya sungguh pelan, kalau saja suasana malam itu tidak sunyi, aku mungkin tidak akan bisa mendengar dering ponsel ini.
Aku berniat mengambilnya, siapa tahu penting. Kebetulan juga aku tidak memiliki ponsel.
Gamila
Jangan tinggalkan aku.
Perasaan aneh menyelimuti dadaku. Baru pertama kali ini dipanggil sayang.
Gamila
Aku tidak mau putus.
Ini gila. Sedari lahir aku tidak pernah merasakan hal seperti ini. Kejombloanku yang sudah berkarat, malam ini rasanya bergetar-getar.
Sejenak aku tersadarkan, bahwa pesan ini bukan untukku.
Bodohnya aku. Aku jadi semakin merasa seperti pencundang.
Bus yang aku tunggu sudah tiba, aku segera masuk dan pulang ke rumah. Ponsel ini ... ponsel ini aku bawa pulang. Sayang sekali barang mahal begini dibiarkan.
Oh tidak! Ini sama saja dengan mencuri. Siapa tahu nanti pemiliknya datang kembali. Tapi siapa yang mau mengambil ponsel berdebu ini?
Gamila
Jangan cuma baca pesanku!
Dalam perjalanan pulangku, ponsel ini terus-terusan berbunyi. Aku membaca pesan-pesan gadis bernama Gamila karena penasaran.
Gamila
Aku tidur dulu! Jangan abaikan aku besok. Sampai nanti.
Dari melihat cara dia mengirim pesan, aku simpulkan, wanita ini sungguh elegan. Cara dia mengetik, pemilihan tanda baca, peletakkan huruf kapital, semuanya sempurna. Pasti dia gadis yang sangat menggilai PUEBI.
Saat aku lihat foto profilnya, gadis ini sangatlah cantik. Tapi pertanyaannya, apakah ini benar-benar wajahnya?
Kilas Balik Gamila dan Jaki
History chat pesan ini belum dihapus. Aku penasaran dan membacanya dari awal.
Menakjubkan! Pertemuan awal mereka juga dibahas dalam chat ini.
Aku menyimpulkan, mereka berpacaran sekitar 1 tahun lebih. Mungkin 1 tahun lebih 3 bulan. Hubungan mereka aneh ... hubungan jarak jauh yang menggunakan nama samaran.
Jaki
kamu tahu gimana cara aku dapetin nomermu?
Jaki
eh, iya kah cowok? yaaah.
Jaki
yaudah deh, salam kenal. dadah~
Jaki
siapa tahu ketemu jodoh
Jaki
kamu cewek, jangan nipu aku!
Jaki
Cowok gak pernah bilang gpp!
Gamila
Saya homophobic, Mas.
Jaki
makin yakin kamu cewek.
Jaki
cewek juga suka ngomong terserah.
Jaki
makasih lho udah nemenin aku chat-an. fast respon pula.
Gamila
Aku lagi di tengah keramaian. Bingung mau ngapain. Biar kelihatan sibuk aku balas aja, chat kamu.
Jaki
oh gituuuu. mau dong dijadiin kesibukanmu.
Jaki
kamu asyik banget deh.
Jaki
kalau gitu aku cewek.
Jaki
di dunia maya, berbagai informasi bisa dipalsukan.
Gamila
Aku ambil peran cewek aja deh.
Jaki
deal! kalau gitu aku cowok.
Gamila
Pakai nama samaran atau asli?
Jaki
boleh tuh, nama samaran.
Jaki
cantiknya. kalau gitu, nama samaranku, Jaki.
Gamila
Aku udah gak di tempat ramai lagi.
2 hari kemudian mereka saling berkomunikasi lagi.
3 minggu kemudian, mereka berpacaran.
Jaki
ini ke tujuh puluh lima ratus kalinya aku ngajak kamu pacaran. mau gak?
Gamila
Cuma pacaran di dunia maya.
Jaki
kayaknya kamu nyaman banget sama aku.
Jaki
ya ampun Sayang, baru 5 menit kita pacaran.
Gamila
Sesuai perjanjian kita, jangan melanggar privasi kehidupan masing-masing.
Jaki
tapi kalau boleh tahu, agamamu apa?
Jaki
ada agama yang melarang umatnya buat mendekati zina. kalau kamu adalah bagian dalam agama itu, sebaiknya kamu bertaubat sana, tinggalin aku. miris, melihat mereka lebih mencintai ciptaan-Nya daripada Tuhannya.
1 tahun 3 bulan kemudian, waktu itu datang. Yaitu hari dimana Jaki mengajak Gamila untuk putus.
Selama mereka menjalin hubungan, kadang ada badai, pertengkaran, kemesraan dan sejenisnya. Puncak masalah terjadi 3 minggu lalu.
Jaki
kita udahin aja ya hubungan kita.
Gamila
Kenapa? Aku gak mauu.
Gamila
Pergi ke mana? Jangan pergiii.
Jaki
aku gak punya wanita lain selain kamu.
Jaki
meski gayaku seperti buaya. tapi hatiku seperti komodo.
Gamila
Aku salah apa? Maafin aku, aku gak bakal ulangin lagi.
Sejak saat itu, pemilik HP ini tidak membalas pesan Gamila. Ketika aku menemumakan ponsel ini, barulah pesan-pesan Gamila yang tidak terbaca, menjadi terbaca.
Aku menyayangkan kenapa Jaki meninggalkan Gamila tiba-tiba. Apa sebenarnya masalah mereka.
Aku terlalu lama menghabiskan waktu malamku untuk membaca pesan-pesan mereka sampai tak sadar pagi sudah datang.
Menakjubkan! Jam 5 pagi Gamila sudah mengirim pesan. Dia wanita yang produktif sekali.
Gamila
Aku memimpikanmu semalam.
Gamila
Sayangnya wajahmu buram.
Gamila
Sekarang aku penasaran bagaimana wajahmu sebenarnya.
Jantungku berdebar. Alur hidup macam apa ini?! Rasanya aku begitu beruntung!
Ada yang Aneh
Ini aneh sekali. Siapa itu Jaki? Ini nama samaran kan? Siapa sebenarnya nama aslinya?
Aku merasa jahat sekali jika memiliki ponsel ini. Aku harus mengembalikan kepada pemiliknya.
Namun ... namun tidak ada informasi apapun mengenai pemiliknya.
Gamila
Mau sampai kapan cuma baca pesanku sih, Ja!
Pesan dari wanita itu muncul lagi.
Gamila
Sayang, jangan gini. Aku salah apa, hm? Kasih tahu aku, aku bakal perbaikin sekarang.
Gamila
Kamu mau lihat wajahku?
Gamila
Atau jangan-jangan kamu beneran udah nikah?
Gamila
Jaki! Mau kubeliin papan ketik, hah?!
Aku mengulas senyum tipis. Aku membaca pesannya sambil menjalani aktivitas sehari-hari. Dari mulai bersih-bersih rumah, memasak dan makan, pesan-pesan dia menemani aktivitas pagiku.
Aku kadang merasa kepalaku berdenyut sakit. Ini karena aku belum pulih sepenuhnya.
Kepalaku baru dioperasi karena kecelakaan. Seharusnya aku masih dirawat di rumah sakit, tapi aku tidak memiliki cukup biaya untuk tetap tinggal. Orang yang menabrakku juga hanya memberikan ganti rugi untuk biaya operasi.
Aku miskin. Aku jomblo. Aku pecundang. Aku menyedihkan.
Satu-satunya keberuntunganku adalah menemukan ponsel ini.
Gamila
Terserah lah! Aku mau pergi kerja dulu. Dadah, Sayang.
Ternyata dia sudah bekerja. Kalau tidak salah usiaku masih 18 tahun. Begitulah keterangan yang tertulis di KTP-ku.
Ah iya! Bukankah kalau begitu aku masih sekolah?!
Ta-tapi ... aku sekolah di mana?
Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumahku. Wajahnya asing, sepertinya dia tetanggaku. Dia begitu perhatian.
Karenanya, aku tahu sedikit demi sedikit identitas yang aku lupakan.
Gamila
Aku lagi makan. Kamu jangan lupa makan.
Gamila
Aku tidak pernah mengirimkan ini sebelumnya. Cuma hari ini aku kirim padamu.
Gamila
Haaah, sialan, kekanak-kanakan sekali.
Aku tertawa kecil. Apa-apaan dia. Jadi dia tipe wanita yang dewasa, hmm, usianya juga lebih tua dariku.
Gamila
Ah, aku mau kerja lagi. Aku balik lagi jam 3 sore. Tunggu ya!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!