...ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ...
……………………………………………………………………………………
*Sebelum baca jangan lupa tinggalkan like, komen, vote, and follow 'ya bestie.
happy reading*.............
Hari sudah mulai larut malam, dan Cuaca sangat buruk di malam itu. petir yang bergemuru, angin yang tertiup kencang, dan hujan yang sangat lebat membuat Jalanan menjadi licin, sepi dan Gelap.
"Mioww...mioww" suara Kucing
Suara kucing di pinggir jalan raya yang sepi, Kucing itu menyebrangi jalan dengan perlahan. namun ketika berada tepat di tengah jalan, suara klakson berbunyi ke arahnya begitu kencang. Cahaya mobil begitu silau menyambar tepat ke arah mata kucing, membuat nya kesulitan bergerak ke berbagai arah.
Dan akhirnya, Mobil hitam yang melaju kencang itu banting setir untuk menghindari kucing itu dan menabrak sebuah beton pembatas yang berada di bahu jalan.
"Brakkkkk!!!.......". bunyi yang begitu keras tabrakan itu.
Di hujan deras membasahi tempat kejadian itu. Warga sekitar mendengar suara keras tabrakan itu pun Berlarian menuju mobil itu. mereka melihat seorang pria tergolek lemah di dalam mobil. pria itu sendirian, dan tubuh nya terjepit di bagian setir yang ringsek. Warga membuka paksa pintu mobil itu bersama-sama.
"Tuan…tuan bangun, Tuan. apakah Tuan baik-baik saja?" tanya salah satu warga sembari menepuk pipi pria tengah tak sadarkan diri di dalam mobil.
Tapi pria itu tak merespon sama sekali. kaki nya terjepit, warga tak dapat menarik nya apalagi, posisi nya yang sulit untuk di keluarkan dari dalam mobil. Salah satu warga menghubungi Ambulance untuk segera datang.
"Nak, Tolong datang ke jalan melati no 13. terjadi kecelakaan dan keadaan nya kritis tolong cepat datang" ucap salah satu warga lewat telefon
"Baik!, mohon sabar." ucap perawat di dalam telefon lalu mematikan telfon nya secara sepihak.
situasi semakin genting, apalagi ketika para pengendara yang lain menghampiri mereka dan mulai membantu mengevakuasi pria itu dari mobil, membuat jalanan semakin macet dan padat.
tak lama kemudian Ambulance dan bala bantuan datang. para perawat mulai mengevakuasi pria di dalam mobil dengan menggunakan masker dan Handscoon.
mereka mendekati mobil dan memeriksa pasien yang di dalam mobil. Denyut nadi, pernafasan dan yang lainnya semuanya mereka periksa dengan baik. mereka bahu membahu dengan yang lain untuk mengangkat pasien keluar dari dalam mobil.
"Tolong cari data pasien dan hubungi keluarga nya!" pinta Hendra kepada perawat cantik berambut lurus dan berkulit putih, Hendra adalah sang kepala unit Gawat darurat RS.
perawat itu pun kemudian mencari dompet pria itu di dalam mobil. berharap menemukan KTP atau yang lain sebagai petunjuk identitas nya, tak lama kemudian perawat itu menemukan dompet dan Smartphone elit tergeletak di bawah bangku depan mobil.
perawat itu pun membuka dompet nya yang berisi kartu identitas dan kartu lain dan terpampang jelas nama pria itu 'Gionandra Abraxas kenanzo' perawat itu tak asing dengan nama itu ia tampak berfikir karena nama yang bagi nya tak asing. tak lama kemudian Smartphone yang di pegang oleh suster itu pun berbunyi dan suster dengan cekatan langsung menjawab telfon nya.
"Hallo sayang, kamu dimana? mama udah tunggu kamu dari tadi loh" ucap Wanita paruh baya dari dalam telfon yang tak lain adalah mama dari pria yang mengalami kecelakaan itu.
"maaf ibu,...saya Alea perawat dari RSUD. kebetulan anak ibu baru saja mengalami kecelakaan. Dan Ambulance sebentar lagi membawa nya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut." ucap perawat sembari memperkenalkan diri dan memberitahu kecelakaan itu.
Terdengar oleh nya suara histeris dari dalam telfon tangisan, kecemasan, semua jadi satu. Alea pun mematikan telfon dan Hp itu.
"Gionandra Abraxas kenanzo? aku seperti tak asing dengan nama nya dan wajah nya juga sepertinya aku pernah melihat nya, tapi... dimana 'ya?" ucap Alea sembari menatap foto yang terpampang jelas di dalam dompet Gio, lalu ia melangkah kan kaki nya menuju Ambulance
sebelum ia melangkah pergi menuju Ambulance langkah nya terhenti melihat Kucing yang ketakutan dan bersembunyi di balik rerumputan ia pun mendekati Kucing itu dan Mengendong nya dalam dekapan nya dan mengelus tubuh Kucing itu dengan sangat Lembut.
"Kucing yang lucu," ucap Alea sembari membawa kucing itu masuk ke dalam Ambulance, mereka pun pergi menuju ke rumah sakit.
Sesampai mereka di RSUD....
Ambulance pun tiba di rumah sakit. mereka membawa Gio masuk ke IGD untuk mendapatkan penanganan secepat nya. dan tepat di depan pintu utama rumah sakit keluarga Gio berserta polisi datang untuk meminta keterangan mengenai kronologi kecelakaan.
"Gio...!!!, 'ya ampun sayang, kamu kenapa nak?" tangis seorang wanita paruh baya dengan penampilan elegan beliau adalah Viorelia Kenanzo mama Gio
Bagaimana tak sakit hati seorang ibu, ketika melihat anak nya dalam kondisi kritis. Tubuhnya di pasangi selang dengan berbagai fungsinya masing-masing dan tempak begitu lemah tak berdaya.
Berdampingan dengan mama Viorelia, seorang pria paruh baya yang masih tegap dan Tampan di usia nya sekarang. beliau adalah Tuan Erlando kenanzo papa Gio. beliau nampak tenang meski sebenarnya tampak khawatir dengan keadaan sang putra yang kritis.
disisi lain Alea terkejut mata nya membulat dengan sempurna manatap kedatangan orang Tuan gio "i-itu kan keluarga calon suami kakak Gabriel" gumam Alea sembari menggendong dan mengelus kucing yang ia bawa tadi. sekarang ia tau kenapa ia tak asing dengan nama dan wajah Gio karena Gio adalah calon suami sang kakak tiri nya.
dan siapa sih yang ngak kenal keluarga besar Kenanzo. keluarga kenanzo adalah sang pemilik perusahaan terkenal dan terbesar BLOUSZEGROUP yang sekarang di wariskan kepada pewaris tunggal keluarga kenanzo yaitu Gio.
"Docter,...bagaimana dengan putra saya?" tanya Tuan Erland kepada docter dan kebetulan itu adalah docter pribadi keluarga Kenanzo.
Bersambung……………
...ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ...
……………………………………………………………………………………
sebelum baca jangan lupa tinggalkan like, komen, vote, and follow 'ya bestie.
Happy reading…………
"Tuan dan nyonya, ini menyakitkan....Tapi, kami harus jujur mengenai apapun yang pasien derita saat ini" ucap lirih sang docter sembari menatap mata Erland dan Vio secara bergantian.
"putra anda, kemungkinan mengalami Cord injury. yaitu cidera parah yang menyebabkan kerusakan pada sum-sum tulang belakang." ucap penjelasan sang docter membuat mama vio terduduk lemas di bangku Tunggu tepat depan ruang di mana Gio di rawat.
"Itu…parah kah?" Tanya lirih mama Vio pada docter dengan air mata yang mulai membasahi pipi tirus nya.
"Spinal Cord injury adalah jenis trauma fisik yang sangat serius yang cenderung memiliki dampak jangka panjang maupun permanen dan signifikan pada sebagian besar aspek kehidupan sehari-hari. maka, kemungkinan Tuan Gio akan menderita kelumpuhan. Entah sebagian, atau bahkan seluruh tubuhnya" ucap panjang lebar penjelasan sang docter
setelah mendengarkan perkataan docter Vio menangis terinsak dan histeris. sedang kan Erland terduduk lemas di bangku tunggu memeluk sang istri yang menangis terinsak dan mendekap nya dalam pelukan hangat nya.
"Tidak!, ti-tidak mungkin putra ku Gio lumpuh. katakan itu semua belun diagnosa final?. masih banyak pemeriksaan lainnya 'kan dok?" Tanya lirih mama Vio yang menangis terinsak di dekapan sang suami
"Ya, tapi sudah di pastikan seperti itu. Dan pasien dalam keadaan kritis saat ini, jadi harus kami bawa ke ICU" ucap Dokter sembari beranjak pergi mengiringi brankar Gio yang membawanya ke ruang ICU. ia akan di rawat intensis dengan kontrol istimewa di sana, sampai setidaknya Gio sadar dari Kritis nya
"Pah, pu-putra kita hikss…,putra kita lumpuh pah" ucap Juliah sembari memeluk erat sang suami. semakin erat pelukan itu semakin mama Vio menangis sesenggukan dan histeris.
"Sudahlah, ma. setidaknya putra kita Gio selamat. masalah Lumpuh dan yang lain kita akan usahakan. Operasi, dan apa saja. Tidak bisa di sini, kita bawa ke luar negeri. yang penting, Gio selamat dan masih ada di tengah kita. itu saja, sekarang!" ucap Erland menenangkan istrinya.
perkataan dan pelukan papa Erland sontak membuat tenang Mama vio, walaupun sejenak. mama Vio tertidur di dalam pelukan sang suami yang terasa hangat dan lembut. Erland membelai rambut dan mengecup kening sang istri.
***
disisi lain Alea sedang membalut luka Kucing yang ia temukan di tempat di mana Gio mengalami kecelakaan tadi. ia membalut luka kucing dengan lembut dan memberi nya makan dan minum.
"Kucing yang Cantik, kenapa aku tidak membawa nya pulang agar bisa menemani ku di rumah" gumam Alea mengelus lembut leher kucing. kucing itu pun mengeliat geli membuat seulas senyum keluar dari bibir pink Alea.
Alea mengendong Kucing itu menuju pulang karena sift nya berganti dengan karyawan lainya. ia akan kembali berkerja besok pagi. Alea pun pergi membawa kucing itu menuju Tempat parkir sepeda Scoopy nya.
setelah Sampai di Tempat parkir Alea menaiki sepeda Scoopy nya dan tak lupa memakai Helm di kepala nya. ia mengemudi secara perlahan-lahan sembari tangan satu nya memeluk Kucing.
Tak lama kemudian Alea pun sampai di rumah kecil nya yang sederhana. hanya saja rumah itu sangat asri dan terawat dengan di keliling oleh bunga-bunga dan kebanyakan bunga di sana adalah bunga mawar putih yang ia suka.
"Ceklekkkk……" suara pintu rumah yang di buka oleh Alea. seisi rumah itu begitu rapi dan bersih membuat rumah itu semakin indah walaupun rumah itu sederhana. Rumah itu adalah peninggalan sang mama Alea.
Alea masuk ke dalam rumah lalu menaruk kucing berbulu putih dan mata berwarna coklat itu ke sofa kecil di rumah nya. ia pergi ke dapur mengambil sebuah kardus dan pergi ke kamar nya mencari kain yang tebal.
ia meletakkan kardus di Samping tempat tidur nya dan membuntal kardus itu dengan kain tebal untuk di jadikan tempat tidur Kucing tadi. Alea pun mengambil kembali kucing itu lalu meletakkan nya di dalam kardus, kucing itu mulai tertidur di atas kardus itu.
"Aku akan menganti pakaian ku sekarang dan pergi tidur lagi an, besok aku harus berkerja lagi" gumam Alea.
Alea beranjak berdiri pergi menuju lemari dan mengambil sebuah piyama berwarna olive untuk di pakai nya tidur. ia pun menuju kamar mandi untuk menganti pakaian kerja nya dengan piyama nya.
Alea pun keluar dari kamar mandi dengan piyama yang selaras dengan tubuh ramping dan kulit putih nya. ia pun menjatukan diri nya di atas kasur kecil nya dan mulai memejamkan mata.
****
Di pagi hari.....
Alea yang masih tertidur di atas kasur dengan memeluk guling di tubuh nya. ia terpaksa bangun setelah mendengar suara Kucing dan sinar matahari mengenai wajah cantik itu.
"miowww....mioww.." suara kucing.
Alea beranjak bangun dari kasur nya lalu pergi memperhatikan Kucing kecil yang imut itu."Apa kau lapar mpus? pasti kau lapar makanya kau membangunkan aku" Gerutu Alea memeluk kucing itu.
Saat Alea memeluk kucing itu ia berfikir memberikan nama untuk kucing tapi ia berfikir keras nama apa yang Cocok untuk kucing imut itu. tak lama kemudian Sebuah nama muncul dari otak nya.
"Muezaa, itu nama yang sangat bagus" ucap Alea sembari mendekat kan hidung nya pada hidung kucing itu yang membuat nya gemas
"Hay, mpus nama mu sekarang muezaa, kau mengerti? dan perkenalkan nama ku Alea" ucap Alea mengayun kan tangan kucing itu
Setelah puas berbicara dan bermain dengan muezaa dan tak lupa memberinya makan ia pun bersiap-siap untuk berkerja. sebenarnya Alea tak tega meninggal Muezaa sendirian di rumah nya sendirian karena itu tempat baru bagi kucing Muezaa itu, tapi bagaimana lagi ia harus tetap bekerja dan terpaksa meninggalkan muezza sendirian di rumah nya itu.
Alea pun menaiki sepeda Scoopy nya itu dan memakai Helm di kepala nya lalu pergi menuju Rumah sakit tempat ia berkerja sebagai perawatan di sana.
Bersambung..........
...ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ...
……………………………………………………………………………………
Sebelum baca jangan lupa tinggalkan like, komen, vote and follow 'ya bestie.
Happy reading.…………
****
Di rumah sakit......
"Putra ku Gio…bangun nak, setidaknya jangan membuat mama mu ini khawatir sayang" ucap lirih mama Vio.
mama vio menatap dan mengecup tangan Gio yang kekar itu, mama Vio tak tahan dan tak sanggup melihat putra semata wayangnya dalam kondisi kritis itu pun meneteskan air mata nya yang mengenai pipi tirus itu.
"Ma…, sabar. yakinlah, Gio putra kita adalah pria kuat. pasti ngak lama lagi Gio bangun" Bujuk Erland menepuk bahu istrinya dan mengelus tengkuk kepala mama vio
"Tapi, pa…Bagaimana reaksinya, ketika kaki nya tak bisa di gerakkan? Dia pasti sakit, dan sulit menerima kenyataan. kenapa semua ini menimpa putra kita pa……" isak tangis mama Vio di iringi suara monitor di ruangan itu.
pintu ruangan itu terbuka dengan perlahan. seorang perawat cantik datang dengan membawa beberapa peralatan dalam trolynya. ia pun dengan ramah menyapa Orang tua Gio untuk melakukan Tugas nya.
"Ibu, bapak…maaf, boleh kah saya mengecek perkembangan Tuan Gio? untuk di buat laporan dan di berikan kepada docter" ucap Alea dengan ramah dan tersenyum hangat pada Vio dan Erland
"Ya!, baiklah" ucap Papa Erland dengan senyuman kecil
Alea pun mengulurkan senyuman setelah mendengar jawaban papa Erland, lalu ia mendekat pada Gio yang terbaring koma dan kodisi yang masih kritis, Alea pun mengerjakan pekerjaan dengan memeriksa kesehatan dan perkembangan Gio.
"Bagaimana apakah ada perkembangan?" Tanya mama Vio menatap Alea penuh tanya di fikiran nya.
"Emm…Saya tidak tau nyonya, hanya docter lah yang bisa memastikan kondisi dan perkembangan Tuan Gio. dan nyonya sabar saja Tuan Gio pasti akan segera bangun dari koma, Nyonya mungkin kejadian ini adalah cobaan dari Tuhan jadi nyonya harus semangat menghadapi nya" ucap Alea sembari memberikan senyum hangat.
perkataan Alea membuat hati mama Vio dan papa Erland menjadi terasa nyaman. mama Vio pun membalas senyuman Alea dengan senyuman juga. Alea pun beranjak membereskan perlengkapan nya lalu pamit pergi.
Saat Alea ingin pergi menuju ruangan docter untuk memberika laporan tentang Gio pun mengurungkan niat nya. mata nya melebar dengan sempurna ia syok melihat kakak tiri nya Gabriel dan mama tiri nya Tara.
Tak kalah kaget nya dengan Alea. Gabriel dan mama tara pun kaget mabuk kepayang melihat Alea di rumah sakit itu. Gabriel dan mama tara pun mendekati Alea dengan langkah sombong dan songong lalu menatap Alea dengan seksama
"Kau!!!, kenapa kau disini? kau mengikuti kami 'ya dasar Gadis tak tau diri!!" ucap Kesal Tara, sedang kan Gabriel tersenyum sinis pada Alea. membuat kedua tangan Alea Mengempal karena amarah.
"Sebelum Tante dan kakak Gabriel berbicara yang tidak-tidak. kalian berdua harus tau bahwa aku bekerja di sini sebagai Perawat, dan 'ya… aku juga tidak tertarik mengikuti kalian" Ucap Alea lalu pergi.
Alea pun pergi meninggalkan mama Tara dan kakak nya Gabriel menuju ruangan docter untuk memberikan laporan pada docternya mengenai kondisi Gio saat ini.
Di Ruang VVIP rumah sakit……
mama Vio masih tetap duduk di sebelah Hospitalbed Gio. ia mengelus elus kepala Gio dengan tatapan seduh menatap sang putra yang kini kondisi nya terbaring tak berdaya di Ranjang rumah sakit.
"putra ku sayang…bangun nak, mama rindu pelukan mu sayang." ucap mama Vio yang menitihkan Air mata nya dan mengecup kening Gio.
Pintu Ruangan itu dibuka secara perlahan. Seorang wanita paruh baya dan wanita Cantik datang dengan memakai pakaian modis dan agak terlalu seksi. mereka berjalan dengan sombong mendekati Mama Vio dan Gio.
"Syukurlah kau datang Gabriel, Gio pasti akan segera sadar dari koma setelah kau menemuinya" ucap Mama Vio sembari menarik tangan Gabriel untuk lebih dekat dengan Gio.
"yah, ampun Gio Lumpuh 'ya?" ucap mama Tara dengan senyum menghina membuat mama Vio sakit hati dengan kata-kata nya
"kami datang kesini untuk membicarakan hubungan antara Gio dan Gabriel, bukan untuk menjenguk Gio" ucap mama tara sembari duduk di atas sofa.
Gabriel hanya diam karena ia tak ingin bicara dan malas untuk berdebat dengan siapa pun. ia lebih memilih duduk di sofa samping mama nya dan bergaya centil.
"membicarakan hubungan Gio dan Gabriel?" tanya mama Vio yang kepala nya di isi dengan berbagai pertanyaan di otak nya
Mama tara beranjak berdiri mendekati mama Vio dengan langkah yang sombong, songong campur menjadi satu. ia memegang tangan Mama vio dan memberikan nya sebuah kotak cincin berlian pemberian Gio pada masa pertunangan Gabriel dan Gio.
"mulai detik ini mereka berdua putus!!. dan kita semua tidak memiliki hubungan apapun lagi!!" ucap mama Tara setelah memberikan cicin berlian itu.
"Tidak bisa!! mereka tidak bisa putus mereka berdua saling mencintai, dan sekarang Gio membutuhkan Gabriel" ucap mama vio dengan mata terlinang air mata.
"Gabriel kau mencintai Gio kan nak?" tanya mama vio mengenggam tangan Gabriel.
"maaf tante…dulu aku memang mencintai nya tapi sekarang tidak lagi!, aku tidak bisa menghabiskan waktu bersama seorang pria lumpuh dan sekarang dia saja terbaring koma. aku tak ingin menjadi pembantu mengurus pria lumpuh" ucap Gabriel lalu beranjak pergi bersama mama nya keluar dari ruang rawat Gio.
"kalian tidak bisa melakukan ini kepada putraku!!, ingat perusahaan suami mu ada di tangan kami" ancam mama Vio sontak Gabriel dan mama tara menatap tajam Mama vio
Mama tara yang tak bisa menahan emosi dan rasa kesal nya itu mendekati mama vio dan mendorong nya hingga terjatuh tersungkur di lantai, ia pun langsung meninggalkan mama vio tanpa membantu nya sedikit pun.
di sisi lain Alea yang melihat kejadian itu pun merasa kesal dan merasa kasihan ia berlari kecil menghampiri mama Vio yang masih terduduk dan Meringis kesakitan.
"Nyonya....nyonya baik-baik saja? apakah ada yang terluka?" tanya Alea sembari memastikan dan membantu mama Vio berdiri
"saya baik-baik saja, terima kasih sudah menolong saya" ucap mama Vio menepuk bahu Alea dan tersenyum manis kepada Alea, setelah mengucapkan terima kasih kepada Alea mama Vio pun pergi menemani kembali sang putra.
sedang kan Alea kembali bekerja bersama para perawat lain nya untuk memeriksa kesehatan para pasien di rumah sakit itu
Bersambung………………
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!