NovelToon NovelToon

Pelabuhan Terakhirku (Kamu Bukan Pembawa Sial)

pengumuman

Assalamualaikum para pembaca yang baik dan Budiman..

Ini novel keduaku ya

Jangan nanti berfikir kalau yang disana aja belum selesai kok udah buat yang baru lagi?

Begini ya,

menurut aku siapa pun bisa karena itu tergantung dari tekad dan pemikiran nya. Jika, ya, di sana belum siap kenapa bisa tulis yang baru lagi?

Ya, bisa, toh, ide itu kan datang dengan tiba tiba dan nggak tahu waktu dan tempat jika sudah muncul harus direalisasikan dalam bentuk tulisan.

Menulis itu menyenangkan!

Walaupun aku baru disini, penulis remehan, amatir pula tapi sekali menulis akan terus ingin menulis ingin menuangkan ide tersimpan dibenak kita.

Benar kata author superstar kita mommy tree

''Siapa saja bisa menulis'' asal mau berusaha dan lebih giat dalam melakukan nya maka ide ide yang terpendam akan keluar dengan sendirinya.

Saya author baru masih kurang pengalaman. Jika nanti ada yang membaca pengumuman ini, berarti dia sudah mau mensupport saya walau hanya sekedar baca saja.

Terima kasih untuk pihak NT yang sudah mau menerima dan mereview setiap bab tulisan saya

😊😊

Terimakasih karena mengijinkan saya berkarya disini🤗🤗

Saya dari dulu penggemar novel dan pernah bercita-cita ingin jadi penulis seperti bunda Asma Nadia.

Saya terinspirasi dari beliau😊😊

Dan Alhamdulillah Noveltoon mewujudkannya walau masih belum banyak yang lihat ya! 😁😁

Tidak apa-apa, semua butuh proses. 😁😁

Dan untuk itu, saya akan menuangkan ide ide yang ada dalam pemikiran saya disini dalam bentuk tulisan semoga para pembaca suka ya? 🤗🤗

"Tak ada yang tak mungkin didunia ini jika Tuhan sudah berkehendak,"

"Ikhtiar dan berdoa itulah jalanya!"

Sekian aja, ya, cuap cuap dari saya, Mak author penulis baru pembaca lama. Semoga kita semua diberikan kesuksesan dan keberhasilan dalam meniti karier sebagai author baru.

Amiinn..

Jika banyak tulisan yang masih banyak typo harap maklum ya?

Jika kalian suka, pencet like dan komen yang buuaanyyak! Yang positif dan membangun agar saya lebih semangat lagi!

Dan juga jika suka pencet favorit dan vote juga tak minta tapi jika kalian suka saya akan sangat bersyukur.

Ingat!!

Jangan membandingkan karya saya dengan orang lain. Karena setiap author itu punya ide dan pemikiran sendiri.

Okeyyy!!!

Salam hangat dari author,

Melisa

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

🤗🤗🤗🤗🤗

Awal mula

''Setiap orang pasti ada yang merasakan namanya cinta pertama.. baik itu pria maupun wanita, baik itu anak baru gede dan juga yang dewasa, setiap kisah pasti punya jalannya sendiri.. Ada yang menjadi pelabuhan terakhir dan ada juga hanya sebatas cinta pertama. Itu saja. Akan tetapi berbeda dengan seorang lelaki yang masih dibilang bau kencur, Ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang wanita dewasa yang sudah memiliki keluarga, hanya saja keluarga mereka tidak utuh.''

🌺🌺🌺🌺

Seorang Ibu muda sedang berjalan perlahan sambil menggendong bayi nya, dia terus berjalan seperti orang linglung tak tentu arah dan tujuan.

Dia terus saja berjalan ditepi jalan, putranya mengikuti saja kemana pun dia pergi. Demikian juga dengan si sulung, pun ikut berjalan mengikuti ibunya sambil sesekali melihat kebelakang barang kali ada yang mengejar mereka.

Bayi dalam gendongan wanita ini menangis karena kepanasan, wanita muda ini berjalan tanpa menggunakan payung hanya kain gendongan saja yang ada, itupun sudah lusuh.

Begitu perih yang dirasa kan oleh wanita muda ini, teringat akan rumah serta suaminya.

Ia menahan air matanya demi menjaga kenyamanan anak anaknya. Sekarang dia sendiri, dialah tulang punggung bagi anak anaknya.

Bagaimana tidak, dia membawa ketiga anaknya saat berpisah dari suaminya.

Hatinya perih dan sakit bila mengenang masa lalu.Tapi ya sudahlah, masa lalu tetap akan jadi masa lalu tidak akan merubah masa depan dengan terus mengingatnya, yang ada hanya rasa pilu.

Dalam diamnya dia menangis, sakit rasanya berpisah dengan orang yang selama ini bersama dengannya selama 12 tahun. Tapi dengan mudahnya, suaminya itu menjatuhkan talak 3 terhadapnya.

Sungguh miris nasibnya. Baru selesai melahirkan habis nifas sudah ditalak!

Matanya sembab karena menangis, semalaman memikirkan kemana harus pergi.

Hatinya sedang terluka dirundung pilu, bagai disayat sembilu.

Belum kering luka yang lama, sudah ditambah lagi dengan luka baru. Bagai tersiram air garam.

Perih!

Sakit!

Hancur!

Itulah yang dirasakan olehnya.

Si sulung berjalan dibelakang sambil membawa tas serta koper baju mereka bertiga.

Sedangkan putranya berjalan di samping Ibu nya. Ia menggenggam tangan ibunya, sedang yang kecil dalam gendongan.

Saat sedang berjalan, ia mendongak menatap wajah ibunya yang datar tanpa ekspresi namun sendu, ada air mata yang tersisa di pelupuk mata. Begitu juga dengan nya.

Ingin ia bertanya tapi tak berani. Ia menoleh kebelakang melihat kakaknya, mereka saling tatap dengan wajah sendu, dan saat ingin berbicara, kakaknya menggelengkan kepala pertanda melarang nya untuk berbicara.

Gadis manis nan lugu itu hanya bisa menangis mengingat perjalanan hidup yang akan dia jalani kedepannya seperti apa.

Ia tak tau tau sekolah dimana ? Sedang tempat tinggal aja mereka tak tau dimana. Tak tau arah tujuan.

Dia tak bisa melawan karena ibunya melarang dirinya untuk ikut campur urusan orang tua, jadi dia hanya bisa diam saja menyaksikan ibunya yang tersakiti.

Dia hanya bisa pasrah, berharap akan ada keajaiban yang datang kepada mereka berempat, itulah yang dipanjatkan olehnya didalam hati.

''Mak.. capek.. berhenti sebentar ya? Abang pegel nih kakinya! apa Mak nggak capek?? Tuh, kakak aja udah merah mukanya dari tadi kena panas, Mak nggak kasihan?? Belum lagi adek tuh udah merengek dari tadi, boleh ya Mak??'' pinta nya dengan wajah memelas untuk berhenti barang sejenak.

Ia memandang putranya dengan diam, dalam diam dia menganggukkan kepalanya.

''Iya kita duduk dulu sebentar, tuh disana ada halte bus bisa kita duduk disitu ayo...'' ajaknya

''Iya Mak..'' sahut mereka berdua.

Sesaat kemudian sampailah mereka di halte bus, mereka duduk sebentar disana sebelum melanjutkan perjalanan mereka lagi.

''Mak, Abang haus...''

''Abang haus?? Kakak juga??'' Ia memandang anaknya bergantian.

Mereka berdua mengangguk, ''Iya Mak tadi kita pergi kan nggak bawa minum sama sekali ??''

Dia termenung sesaat.

''Ya sudah beli dulu gih! tapi dimana warungnya ya??''

''Itu Mak, diseberang jalan itu ada warung biar Abang aja kesana, Mak sama kakak tunggu disini aja ya..''

''Hati hati loh bang, itu jalanan ramai orang! motor juga banyak yang lewat, kakak aja ya yang beli??''

''Udah Mak tenang aja, Abang bisa kok.''

''Ya sudah pergilah! belikan juga roti ya untuk mengganjal perut kita sementara sebelum makan malam nanti.''

''Oke!!'' ia tersenyum melihat tingkah putranya itu.

Setelah putranya pergi, dia menyusui putrinya yang terus merengek sedari tadi. Nggak mudah mengurus tiga anak sekaligus, tetapi dia tetap berpikir optimis bahwa dirinya bisa dan mampu.

Beberapa menit kemudian putranya belum juga kembali, ia menjadi khawatir kalau anaknya kenapa-kenapa. Dia jadi panik.

Putrinya yang melihat ibunya mondar mandir jadi pusing.

''Mak tunggu aja dulu.. mungkin adek takut nyebrang? Tuh lihat banyak anak sekolahan yang sedang lewat. Mungkin adek takut terserempet motor.'' tunjuknya.

''Tapi...'' belum selesai dia berbicara terdengar suara keributan dari arah berlawanan, disana banyak sekali pelajar mengendarai sepeda motor.

Dia mematung, matanya tertuju kearah seorang pemuda yang sedang turun dari motornya.

Tubuhnya tinggi, kulitnya putih, hidung mancung serta rambutnya ada belahan ditengah, matanya sipit seperti orang cina.

Sesaat dia terdiam memandang pemuda itu, pemuda itu mengingatkan nya akan seseorang yang baru saja menghancurkan pernikahan mereka.

Pemuda ini sangat mirip dengannya, hanya bedanya kulitnya itu putih bersih. Sedang dirinya berkulit agak kecoklatan.

Ia melamun, dan tiba tiba saja mereka menjerit-jerit karena mereka sudah mulai tawuran.

Ia terkejut, saat itu pula ia teringat akan putranya yang sedang membeli minuman belum kembali juga.

Ia jadi panik lagi.

''Jangan Mak, bahaya..'' cegah nya, seraya menahan tangan ibunya.

''Tapi adikmu disana kak..'' sahutnya.

''Iya kakak tau, tapi jika Mak kesana juga akan lebih panik lagi nanti adek lihat Mak yang menyusul dirinya, pastilah dia akan berlari walaupun didepannya padat dia nggak peduli.''

''Tapi kak...''

''Udah, Mak yang sabar ya?'' bujuknya.

Dia duduk lagi tapi tetap gelisah, matanya awas memandang kearah depan. Tiba-tiba saja dia melihat putranya dipegangi oleh seorang pelajar dan menariknya ke tepi hingga terjatuh.

Matanya melotot kearah sana, ia berlari untuk mencapai putra nya itu. Saking paniknya, panggilan putrinya pun tak digubris lagi.

Yang ia pikirkan sekarang adalah putra yang terjatuh diseberang jalan sana.

Ia berlari dengan cepat tak perduli suara jeritan orang orang disana, ia berlari dan terus berlari sampai ditempat tawuran dia melihat putranya yang sedang menangis.

Emosi memuncak. Wajahnya merah padam menahan amarah, saat putranya akan dipukuli oleh seorang pelajar yang ikut tawuran.

Matanya memerah dengan tangan mengepal saat menyaksikan putranya ditampar oleh pemuda itu.

Ia berjalan tergesa-gesa. Tiba disana...

Plaakk!

Suara tamparan yang begitu nyaring hingga mengejutkan para pelajar yang sedang tawuran.

Seperti tersihir oleh tamparan itu. Semua terdiam. Sunyi sepi dalam sekejap.

Yang terdengar hanya suara tangisan pilu seorang anak yang baru saja dipukul.

''Hu huhu hiks.. hiks.. emmmaaakkk.. sa..kiiittt....'' rintihnya sambil menunduk.

Sontak semua mereka terkejut dan berdiri kaku. Dari mana pula ada anak kecil dalam tawuran itu.

Padahal mereka kan semuanya pelajar?? Mereka semua bingung. Dalam kebingungan itu...

''Kenapa ibu menampar saya hah??'' bentaknya

Ia diam tidak menyahuti perkataan pemuda itu, hatinya begitu sakit melihat putranya dipukul didepan matanya.

''Ayoo bangun Nak..'' anaknya mendongak

''Emmmaaakkk... huhu huhu sa-sakit Mak.. pipi Abang...'' adu nya, membuat ia memeluk putranya dengan sayang.

Tiba-tiba pandanganya tertuju kebawah, dia melihat roti dan air mineral sudah hancur dan pecah. Ia mengepalkan tangannya.

''Hooo jadi anak ini anakmu?? heh!'' tanyanya dengan sinis

Plaakk

Plaakk

Suara tamparan bergema, semua pelajar tercengang melihatnya.

Pemuda itu bertambah marah dan ingin menampar balik, tapi kalah cepat dengan tangan perempuan yang tadi menampar nya.

Plaaakk

''Itu untuk anakku yang kamu sentuh pipinya!''

Plaaakk

''Itu untuk minuman dan roti anak saya yang sudah kamu hancurkan!''

Plaaaakkk

''Itu untuk mulut kamu yang tak pernah diajarkan sopan santun!!'' serunya marah.

'Waduuhh ngiluuu euuuyyy... seumur umur baru kali ini melihat tamparan yang begitu dahsyat' mereka menelan ludahnya getir.

Pemuda itu terdiam, tangan nya mengepal. Ia dipermalukan di depan khalayak ramai.

''Siapa kamu berani beraninya menampar anak saya?? sedang saya saja tak pernah menamparnya!!''

''Siapa kamu membuat onar dijalan ini?!''

''Siapa kamu yang sudah berani menghancurkan makan siang anak saya?!''

''Taukah kamu pemuda berandal ?? sebotol air dan 3 bungkus roti itu makan siang Kami?? Tega-teganya kamu merusaknya! Air mineral yang kamu buang itu, taukah kamu kalau itu pelepas dahaga untuk kami?? Hahhh?!? Saya tau kamu anak orang kaya! bisa membeli apa saja, jika sudah rusak ganti dengan yang baru! tapi kami orang susah! untuk sesuap nasi pun kami sangat sulit! Apakah kamu tau itu?? Dan sekarang kamu sok-sokan jadi preman dijalan, tawuran disana sini jadi perusuh dimana-mana! Apakah itu yang diajarkan disekolah kalian, haahh?!? Hargai keringat kedua orang tuamu yang sudah susah payah mencari uang untuk menyekolahkan mu!!'' tukasnya

''Siapa kau sebenarnya?? Berani beraninya berbicara sok pahlawan! jika ingin jadi pahlawan jangan disini noh.. ada tempat pemakaman umum para pahlawan bergabunglah disana bersama mereka!'' ejeknya.

''Kamu belum tau siapa saya?? Kamu ingin tau siapa saya ?? Saya bisa menjadi ibu! dan saya juga bisa menjadi maut untuk mu!!'' tunjuknya pada pemuda itu.

''Saya akan menghancurkan siapa saja yang berani mengusik kehidupan saya! tak perduli jika kamu anak orang kaya! saya tidak takut!! Saya hanya takut pada Tuhan yang maha kuasa!!''

''Saya ingatkan sekali lagi! jangan berani berani mengusik kehidupan saya karena kamu belum kenal siapa saya!''

Banyak Mak Mak yang menonton mereka, bahkan ada yang sampai merekam kejadiannya. Ia berbalik menghadap Mak Mak yang sedang merekam aksi heroik nya itu.

''Jika sampai ada yang memposting kejadian hari ini kesosial media.. saya akan mencari Anda!! saya akan datang sebagai maut untuk anda!''

Semua orang terdiam merasa takut, masing masing dari mereka menurunkan handphone android nya, mereka tidak berani untuk merekam lagi.

''Ayo Nak kita pergi!'' putranya mengangguk.

''Dan ya! satu lagi! jika nanti saya melihat kalian masih tawuran disini, saya akan pastikan kalau kalian semua akan tinggal nama!!''

Ancamnya penuh penekanan.

Di kejauhan sana ada seorang pemuda berdiri terpaku menatap nya yang sedang berbicara.

Siapa dia sebenarnya?

💕

Ada yang tau siapa perempuan ini galak bak singa betina jika sudah tersentuh??

Tunggu kelanjutannya.

TBC

Pertemuan pertama

Diujung jalan sana seorang pemuda sedang berkelahi dengan lawan nya. Pukul sana sini, sepak menyepak hingga tunjangan pun tak terelakkan.

Ia masih saja sibuk dengan kegiatan nya. Tapi pemuda ini heran, ada apa gerangan para lawan nya ini.

Kenapa para lawan taruhan nya Inai malah berhenti dan lebih memilih memandang ke depan.

''Ada apa disana? Kenapa semau pada berhenti??'' gumam nya dengan terus melangkah perlahan mengikuti arah pandang lawan nya ini.

Sambil berjalan ia tetap waspada, takut-takut Jiak lawan mau berbalik menyerang nya dalam keadaan lengah.

Dari kejauhan samar-samar terdengar suara seseorang.

''Seperti seorang wanita? Siapa? Dan kenapa ada dalam tawuran ini?'' gumam nya lagi sambil terus berjalan dengan perlahan melewati seluruh lawan tawuran nya.

Tiba disana, kaki nya berhenti melangkah. Ia mematung melihat seorang wanita dewasa sedang memarahi lawan tawuran. nya.

Wanita itu memakai hijab hitam dengan gamis merah maron. Wajah nan ayu manis ketika dipandang.

Bicaranya lembut namun tegas, tubuhnya tinggi semampai menambah daya tarik tersendiri bagi yang memandangnya.

Siapa dia sebenarnya??

Pemuda ini terus saja memandang wanita itu tanpa berkedip, perhatian nya terus tertuju pada sosok di kejauhan sana yang terus berbicara.

Hingga ujung bibirnya tertarik sedikit membentuk sebuah senyum samar.

Kemudian wanita itu pergi setelah selesai dengan tugasnya mengobrak Abrik jiwa para pelajar tawuran.

Pemuda itu mengikuti wanita ini dari belakang sambil mengedipkan mata kepada anggota nya untuk bubar.

Mereka mengangguk setuju. Dengan perlahan anggota tawuran yang di pimpin pemuda itu sedikit demi sedikit bubar.

Ia terus berjalan perlahan mengikuti wanita itu. Hingga saat ia berjalan tak sengaja kakinya menginjak sesuatu.

Ia menunduk dan melihat ke bawah. ''Roti?? Air mineral?? Apakah roti ini milik anak kecil tadi? Mungkin saja kan karena samar samar tadi aku mendengar makan siang,'' gumam nya.

Iaa terus berjalan sampai ke pembatas jalan. Ia wanita tadi sedang menenangkan putra nya yang masih menangis.

''Siapa dia? Apakah itu anaknya juga??'' gumamnya lagi, masih dengan mengikuti wanita itu.

''Abang lapar Mak... hiks.. haus..''

''Bentar ya.. kita cari ditempat lain aja jangan disini..''

''Ayo kak kita jalan lagi, mungkin didepan sana ada warung makan kita bisa singgah untuk makan.''

Pemuda itu terus saja mengikuti mengikuti nya. Ia sangat penasaran kemana tujuan wanita ini.

Karena terlihat dari barang bawaan mereka. Ada koper dan juga ransel. Dari kejauhan terlihat sebuah warung makan, membuat anak kecil itu begitu senang.

''Mak.. kita makan Mak.. Abang laperrr..!''

''Iya Nak, kita cari tempat yang agak luas ya agar kakak bisa makan juga kasihan dari tadi terus memangku adek.''

''Yeeee makan... laperrr!!'' sambil mengusap perut rata nya ia tak berhenti untuk tersenyum.

''Ya sudah pesan sana Kak. Sekalian minumnya jus ya kak.''

Putrinya mengangguk dan berlalu untuk memesan makanan mereka. Setelah selesai, ia kembali lagi di mana ibu nya berada.

Makanan pesanan mereka datang, pemuda itu bangkit dan menuju kasir. Ia membayar seluruh pesanan wanita itu.

Ia beranjak mendekati wanita itu. ''Boleh saya duduk disini??''

Deg!

Ayah! Gumam gadis kecil itu. Ia terdiam memandangi pemuda itu. Gadis itu menatapnya tanpa berkedip.

Pemuda itu menaikkan sebelah alisnya. ''Boleh saya duduk disini??'' tanya nya lagi.

Membuat anak kecil itu mendongak.

Deg!

Ia terkejut melihat pemuda itu. Mulutnya berhenti mengunyah dengan mata melotot.

Pemuda itu terkekeh.

Sedangkan tangannya menarik-narik baju ibunya. Ia meraba-raba baju ibunya, membuat sang ibu merasa jengkel.

Pemuda itu terkekeh lagi.

''Apa sih Bang?? Jangan ditarik tarik ah! Mak lagi ganti popok adikmu ini, hadeuhhh..'' gerutu nya jengkel. Ia masih juga sibuk dengan bayi kecilnya itu.

Anak kecil itu tak menghiraukan apa yang baru saja ia katakan. Anak kecil itu masih saja menarik baju wanita itu, hingga wanita itu berbalik.

''Apa sih Bang?? Dari tadi narik baju Mak melulu ih! Kakak lagi, kok malah bengong? Ayo makan! setelah ini kita harus jalan lagi mencari tempat, untuk kita tidur mungkin masih ada rumah kosong di daerah sini untuk kita tempati.''

Pemuda itu tersenyum tipis mendengar kejujuran dari wanita itu.

Hening.

Wanita ini heran mengapa terasa sunyi dan sepi. Apakah kedua anak nya itu sudah selesai? Pikirnya.

Karena tak mendapat sahutan dari kedua anaknya, ia pun mendongak. Ia melihat dimana kedua anaknya sedang menatap seseorang.

Deg!

''Inikan pemuda yang tadi kulihat ikut tawuran? Ada apa dia kesini?'' Batin nya.

Lama ia menatap pemuda itu. Setelah sadar ia bertanya. ''Ada perlu apa?''

Pemuda itu tersenyum.

''Boleh saya duduk disini Mbak? Saya lihat Mbak kerepotan mengurus si kecil, jadi saya hanya ingin membantu saja karena saya menyukai anak-anak..'' setelah mengatakan itu ia meringis, sadar akan perkataan nya yang salah.

''Nggak usah! saya bisa sendiri!'' tolaknya membuat Pemuda itu terdiam.

Lama ia terdiam, ia tersenyum saat melintas sebahbidw di benaknya. ''Boleh ya Mbak, saya duduk disini? Ditempat lain sudah penuh hanya disini yang tersisa tempat untuk duduk,'' imbuhnya membuat ibu muda itu melihat kesekeliling.

Benar! semua tempat sudah penuh. Ia menghela nafasnya. ''Baiklah, silahkan!"

''Terimakasih Mbak..'' sahutnya dengan tersenyum senang.

Hatinya berdebar saat pertama kali melihat wanita dewasa ini. Ada apa denganku? Apakah aku penyuka tante-tante? Ishh.. batinnya menggerutu. Ia menggeleng kan kepalanya sembari terkekeh kecil.

Ada rasa yang entah seperti apa terhadap keluarga kecil ini. Ia tersenyum melihat posisi duduk yang begitu menguntungkan nya.

Tanpa sadar, bibirnya sedikit tertarik keatas. Senyum samar terbit dari sana. Ia duduk diapit oleh kedua anak wanita itu dengan wanita itu berada di hadapan nya.

''Cantik!'' Celutuk nya tanpa sadar.

Membuat kedua anak itu menatap nya dengan bingung. Pemuda itu jadi kikuk. Ia berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya karena salah ngomong tadi.

''Ayo dimakan! kenapa malah bengong?'' imbuhnya pada gadis itu, membuat si empu kaget.

''Hah ? Eh? iya bang! Eh Om! hehehe...'' gadis itu tersenyum kikuk.

Pemuda itu terkekeh.

''Santai aja lagi! Teruskan aja makannya! Om cuma numpang duduk disini,'' imbuhnya santai.

Gadis itu tersenyum kikuk.

''Ayo dimakan kak! jangan malah bengong! setelah ini kita akan cari penginapan.'' imbuhnya membuat putrinya itu mengangguk.

''Iya Mak.. '' sahutnya.

''Om nggak makan??'' tanya nya.

''Sudah! sudah dari tadi,'' sahutnya.

''Ya! makan tawuran!" celutuk wanita itu kesal.

Pemuda itu malu sendiri. Wajahnya memerah karena malu. Ia memalingkan wajahnya kearah lain.

''Kalau boleh saya tau, Mbak mau kemana? biar saya antar! kasihan kan sikecil panas panasan, belum lagi Abang sama kakak mereka pasti capek jalan terus..''

Wanita itu menatap Pemuda itu dengan datar, membuat Pemuda itu salah tingkah.

''Nggak usah! urus aja sana tawuranmu! Bukankah kamu belum selesai tawuran? Kenapa kamu mengikuti saya??'' tanyanya dengan ketus.

Pemuda itu tersenyum kikuk, bingung mau jawab apa jika tentang tawuran.

''Malu euuuyyy!!'' batinnya.

Setelah mengatakan sesuatu yang pedas untuk pemuda itu, ia beranjak ke kasir ingin membayar pesanannya.

Tiba disana, wanita itu terkejut karena semua makanan itu sudah dibayar oleh pemuda yang duduk dimeja bersamanya.

Ia menoleh, memandang Pemuda itu dengan wajah tak bersahabat, Pemuda itu hanya tersenyum.

Wanita itu berjalan kembali ke mejanya. Sesampainya disana, iamengajak anaknya untuk keluar.

Ia mengambil sejumlah uang untuk di berikan kepada pemuda itu. ''Ini uangmu! Tidak perlu membayar yang bukan menjadi kewajiban mu!'' imbuhnya, seraya meletakkan uang tersebut diatas meja kemudian beranjak pergi.

Pemuda itu tertegun, ia menatap nanar mereka yang sudah beranjak pergi.

Aku ingin kalian menjadi kewajiban untukku. Batinnya.

Sesaat kemudian dia tersadar bahwa orang yang dilamunkan olehnya telah pergi meninggalkan nya seorang diri.

Ia berlari keluar dan mengejar Mereka. Belum sampai di pintu ia berbalik lagi karena melupakan sesuatu.

''Aduh! kelupaan! Uang nya!'' pekiknya tertahan.

Tiba diluar ia melihat wanita itu sudah jauh, ia berlari mengejarnya.

''Tunggu Mbak..''

Wanita itu tak menggubris nya dan terus saja berjalan. Karena wanita itu tak mendengar nya maka ia pun berlari mendekati anak kecil itu.

''Tunggu Bang!'' anak itu menoleh kebelakang.

''Ini uang Mama mu tadi! Simpan saja, Om ikhlas kok membayarnya.'' Ia tersenyum manis pada anak itu.

''Tapi Om...'' anak kecil itu ingin menolak, tapi pemuda itu memaksanya.

''Udah.. simpan aja! Kalian nanti pasti membutuhkan nya..''

''Baiklah..''

''Emm.. boleh Om tau? Siapa nama Mama kalian??'' tanyanya, membuat wanita yang sedang berjalan itu menghentikan langkahnya.

''Abang!'' seru wanita itu.

''Maaf Om! aku nggak bisa! Nanti Mak bisa marah.. maaf ya..'' lirihnya dengan menunduk.

Ia menunduk tak berani menatap pemuda itu. Pemuda itu tersenyum.

''Ya sudah tidak apa-apa. Suatu saat jika kita berjodoh, pasti berjumpa lagi. Pergilah!"

''Terimakasih Om..'' ucapnya

Anak kecil itu menoleh kebelakang dan tersenyum. Pemuda itu pun membalasnya dengan lambaian tangan.

Siapa sebenarnya kamu Mbak? Kenapa rasanya hatiku ingin sekali berada disisi kalian? Seperti sudah terikat, sulit sekali untuk dilepaskan padahal baru kali ini kita bertemu! Semoga saja kita berjumpa lagi..

💕

Nah loh pingin kenalan ya bang?? Awas si emak lagi dalam kondisi disenggol bacok!!

😄😄

Salam hangat dari author recehan!

Tinggalin jejak cinta kalian ya!

Melisa

😉😉😉

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!