hari ini mungkin hari tersial Calista karena ia terjebak hujan dan juga ia lupa membawa mobil dan malah membawa motor-nya. Calista berdiam diri di dalam tokok kue-nya sambil menunggu hujan berhenti, saat sedang menunggu tiba-tiba ada yang masuk kedalam tokok kue.
"hey siapa kau? apa kau tidak lihat jika tokok ku sudah tutup? " tanya Calista sedikit berteriak.
laki-laki itu tidak menjawab sama sekali pertanyaan dari Calista, justru laki-laki itu berjalan menghampiri Calista dengan keadaan acak-acakan meski di mata Calista laki-laki itu cukup tampan namun terlihat dari mata-nya yang di penuhi okeh gairah membuat Calista semakin ketakutan.
"hey jangan mendekat! sudah ku bilang jangan mendekat! " ucap Calista ketakutan yang mana tetap tidak di dengarkan oleh laki-laki itu.
"ku mohon maafkan aku, " ucap laki-laki.
tanpa aba-aba laki-laki itu langsung menyerang Calista dengan sangat brutal, Calista menahan tubuh laki-laki itu dengan tangan-nya namun apa daya, kekuatan-nya tidak sebanding dengan kekuatan laki-laki yang tengah mencumbui-nya itu dengan brutal dan kasar.
"hiks... ap-apa yang kau lakukan lepaskan aku , ku mohon, " ucap Calista lirih namun tetap tidak di dengar sama sekali oleh laki-laki itu.
laki-laki itu menatap Calista dengan lapar, lalu dengan paksa laki-laki itu menarik Calista dan meniduri-nya di lantai tokok yang cukup dingin karena hujan, lalu membuka paksa pakaian yang di kenakan oleh Calista. Calista terus memberontak memohon di lepaskan.
bukan-nya di lepaskan Calista justru di ikat bagian tangan-nya menggunakan dasi laki-laki itu yang tadi di lepas secara paksa, karena tidak mau mendengar teriakan Calista laki-laki itu membungkam mulut Calista dengan pakaian Calista yang sudah terlepas dan meninggalkan bra berwarna hitam yang masih menutupi gunung kenyal milik Calista.
"emphhh, " suara Calista yang tertahan.
laki-laki sudah membuka semua pakaian yang di pakai Calista dan Calista sekarang benar-benar neked (telanjang) tanpa sehelai benang pun. Calista hanya bisa menangis di bawah kungkungan laki-laki itu tanpa bisa melawan lagi.
Calista hanya bisa menangis saat laki-laki itu mulai membuka semua pakaian-nya. setelah semua pakaian-nya terbuka ia melempar ke sembarang arah pakaian-nya. laki-laki itu menatap lapar pada tubuh Calista yang putih bersih serta molek itu.
"aku membutuhkan pertolongan mu, " ucap laki-laki dengan suara parau menahan gairah.
Calista tidak mengerti dengan ucapan laki-laki itu, ia hanya bisa menangis dan berteriak meski suara-nya teredam dengan belitan pakaian-nya yang berada di mulut-nya... tanpa aba-aba laki-laki membuka lebar-lebar kaki Calista dan mempersiapkan alat perang-nya untuk masuk kedalam sarang kenikmatan.
dan dalam hitungan detik, senjata perang milik laki-laki itu menerobos sarang milik Calista yang sangat lembut dan sempit karena masih tersegel rapih. setelah alat perang itu masuk terlihat setetes demi setetes darah segar keluar dari sarang lembut itu.
"AKHHHH! " teriak Calista kesakitan.
tanpa memperdulikan teriakan Calista yang kesakitan laki-laki itu memaju mundur kan alat perang-nya berulang kali dengan kasar karena sedang di bawah pengaruh obat perangsang membuat-nya menggila.
sedangkan Calista sudah menangis tersedu-sedu menahan sakit di bagian lembut-nya dan juga sakit hati karena ke sucian-nya di ambil oleh orang yang tidak ia kenal sama sekali... laki-laki itu terus menghujam kelembutan itu dengan kasar dan cepat ia benar-benar kalap sekarang.
tanpa laki-laki itu sadari ia sudah merusak seorang gadis yang menjaga kesucian-nya dengan baik... Calista mulai terbawa nikmat dari laki-laki itu namun ia kembali teringat dan kembali memberontak meski tidak akan membuahkan hasil.
plak
laki-laki itu memukul paha bagian dalam Calista memperingati agar Calista diam dan menikmati saja, namun Calista tetap dalam pendirian-nya ia kembali memberontak tanpa memperdulikan jika laki-laki itu akan berbuat sangat kasar kepada-nya.
"jangan berontak jika kau masih ingin hidup! " ancam laki-laki itu menatap tajam kepada Calista.
Calista yang melihat tatapan tajam itu menggeleng dan hanya bisa pasrah dalam permainan laki-laki bejat yang berada di atas-nya... Calista lebih memilih memejamkan mata sambil menangis, sungguh jika Calista tahu laki-laki itu juga tidak akan melakukan hal seperti itu jika ia sedang tidak di jebak.
"kau sangat cantik, suatu saat nanti kau akan menjadi milikku! " rancau laki-laki itu.
laki-laki itu terus menghujam kelembutan milik Calista hingga milik Calista sangat sakit... mereka tidak lebih tepat-nya laki-laki itu melakukan hal bejat itu selama 5 jam dan ia baru mencapai puncak-nya.
setelah mengeluarkan cairan kental kedalam rahim Calista ia melepaskan penyatuan mereka dan merebahkan diri di samping Calista yang sudah pingsan sejak beberapa menit lalu karena shok dan kesakitan juga kelelahan.
"maafkan aku, jika aku tidak di jebak aku tidak akan melakukan ini, " ujar laki-laki itu menyesal.
tanpa laki-laki itu sadari, Calista sudah terbangun namun ia masih betah memejamkan mata terlebih merasakan sakit di bagian milik-nya... laki-laki itu mencari pakaian-nya dan kembali memakai-nya.
setelah semua pakaian-nya sudah terpakai laki-laki itu membuka ikatan demi ikatan di tangan serta mulut Calista setelah itu laki-laki itu kembali memakaikan pakaian Calista kepada tubuh molek milik Calista yang masih tertidur.
setelah memakaikan pakaian ke tubuh Calista ia tidak langsung pergi melainkan memperhatikan wajah cantik tanpa polesan make up milik Calista membuat-nya terpesona hingga beberapa detik ia tidak mengedipkan mata karena kecantikan Calista.
setelah sadar ia langsung mencari handphone di dalam saku jas-nya dan segera menghubungi seseorang dan meminta-nya untuk menjemput diri-nya di sebuah tokok kue kecil.
"cepat jemput aku di tokok kue kecil sebrang jalan, sekitar 100 km dari Clube yang ku datangi tadi! " perintah laki-laki itu setelah panggilan tersambung.
"oh dan ya, cari tahu Identitas pemilik tokok kue itu! " lanjut laki-laki itu sambil memperhatikan wajah cantik Calista.
tut
laki-laki itu memutuskan panggilan secara sepihak, ia tidak langsung keluar melainkan kembali memperhatikan Calista beberapa menit hingga suara deruman dan klakson mobil membuat-nya tersadar dan bangkit dari duduk-nya.
"aku tidak akan melepaskan mu, karena kamu akan menjadi milikku! " tegas laki-laki itu dan pergi meninggalkan Calista yang dengan ke adaan acak-acakan serta lemah.
setelah memastikan jika laki-laki itu sudah benar-benar pergi dari tokok kecil-nya. Calista membuka mata ia mendengar ucapan laki-laki itu namun ia sama sekali tidak mengerti yang jelas ia akan sangat membenci laki-laki itu karena sudah mengambil kesucian-nya tanpa belas kasih.
Calista duduk dan menatap diri-nya dengan jijik, seolah ia adalah ******** pemuas nafsu laki-laki tidak tahu diri dan brengsek. Calista memeluk diri-nya sambil terus menangis meraung-raung.
"hiks... masa depanku hiks sudah hancur... bagaimana jika akhirnya hamil hiks, laki-laki brengsek hiks mama papa rasanya aku ingin bertemu dengan kalian hiks aku benar-benar menjijikkan hiks, " tangis Calista pecah di bawah guyuran hujan.
Calista terus meraung-raung meratapi nasib-nya, entah apa yang akan terjadi setelah ini... yang jelas ia benar-benar putus asa ia tidak tahu harus melakukan apa lagi setelah ini dan juga ia pasti akan di pandang sebelah mata oleh tetangga-nya jika ia sampai hamil.
Calista memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi pada-! ya dan ia terus merancau akan menyusul kedua orang tua-nya yang sudah tiada hingga ia tertidur karena kelelahan akibat aktivitas yang tidak ia inginkan juga karena ia lelah menangis terlalu lama... Calista tidur di temani oleh suara hujan dan tokok yang gelap hingga pagi mendatang.
🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎
hola guyss gimana bab ini? gk hot banget kan? soalnya othor gk bisa buat hal yang kayak gitu jadi maklumin aja ya, heheh semoga suka dengan karya ke 3 othor
matahari sudah bersinar terang, Calista terbangun dari tidur lelap-nya... ia bangkit lalu duduk, saat hendak duduk milik-nya terasa begitu sakit hinga ia meringis kesakitan... Calista kembali mengingat kejadian semalam ia kembali menangis karena terkenal sial seperti ini.
"hiks... hiks kenapa harus aku hiks... setelah ini aku harus apa jika? " gumam Calista dalam tangisan-nya.
sekitar 2 jam Calista menangis, setelah ia tenang ia memilih untuk pulang dan seperti-nya ia tidak akan buka tokok kue-nya. ia butuh ruang untuk sendiri dan kamar lah yang cocok untuk-nya... setelah merapihkan diri Calista berjalan keluar dengan tertatih-tatih karena sakit di bagian milik-nya yang tidak bisa tertahan.
ringisan kecil terdengar dari bibir tipis milik Calista, namun ia tetap berjalan agar cepat sampai di mana motor-nya berada... meski sudah merapihkan diri mata sembab Calista sangat terlihat dan tubuh lemah serta wajah pucat Calista menandakan jika ia sedang tidak baik-baik saja sekarang.
setelah sampai di parkiran kecil yang berada di depan tokok kue-nya, Calista menaiki motor-nya dan segera menyalakan mesin motor setelah itu ia bergegas meninggalkan tokok kue untuk segera pulang dan sampai di rumah dengan selamat.
15 menit kemudian Calista sampai di rumah sederhana milik mendiang nenek-nya, Calista turun dari motor dengan tergesa-gesa dan memasuki rumah dengan cepat agar tidak ada orang yang melihat ke adaan-nya saat ini. Calista langsung menuju ke kamar sesampai-nya di kamar ia terduduk di kasur busa-nya.
"huftt, "
helaan nafas keluar dari mulut Calista, ia menatap langit-langit kamar. Calista meratapi nasib-nya entah apa yang ia pikirkan yang jelas pandang-nya sangat kosong. Tiba-tiba ia kembali menangis dan selalu menggumamkan kata ingin bertemu dengan kedua orang tua-nya dan nenek-nya.
"hiks, kenapa harus aku? kenapa?! hiks, " pertanyaan demi pertanyaan bermunculan dalam kepala Calista.
"Hiks, sebenarnya apa maksud dari perkataan laki-laki itu hiks, " gumam-nya lagi.
Calista menangis kembali, ia terduduk di atas kasur busa-nya sambil menekuk lutut-nya dan menyembunyikan wajah-nya di balik lutut-nya... ia menangis sepuas-puas nya, hinga ia sadar harus bangkit namun mengingat kejadian malam tadi membuat-nya kembali menangis dan tidak yakin untuk bangkit.
"aku tidak tahu laki-laki itu menaruh benih-nya atau tidak, yang jelas aku harus memastikan aku hamil atau tidak-nya nanti, " gumam Calista.
ia menyudahi menangis-nya, ia merenungi apa yang akan ia lakukan nanti, sampai ia sadar hari mulai semakin siang ia memutuskan untuk membersihkan diri, ia menatap diri-nya di cermin sebelum masuk kedalam kamar mandi, sungguh miris penampilan Calista sekarang.
dengan wajah pucat rambut yang acak-acakan dan pakaian yang sudah kusut bakal benang jahit, Calista menatap sendu diri-nya baru ia mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi dengan tatapan dan pikiran yang kosong.
sesampainya di kamar mandi Calista melucuti pakaian-nya hingga tidak tersisa, ia melihat ke arah tubuh-nya dengan jijik karena terdapat banyak bercak merah di bagian dada dan leher-nya membuat diri-nya enggan menyentuh tubuh-nya sendiri karena jijik.
Calista hanya diam sambil memperhatikan tubuh-nya, ia belum mau menyentuh air untuk membersihkan diri, sampai tiba-tiba ia kembali menangis melihat tubuh-nya yang sudah sangat kotor itu.
sekitar 15 menit Calista menangis tersedu-sedu sampai ia merasakan sudah mulai dingin, ia segera mengguyur tubuh-nya dengan air dingin agar pikiran-nya juga lebih tenang dan melupakan hal semalam.
setelah selesai mandi ia kembali ke dalam kamar, ia mengambil pakaian-nya dan segera memakai-nya, setelah terpakai semua ia belum mau sarapan ia memilih untuk kembali terduduk di atas kasur busa-nya. setelah berkali-kali menghela nafas karena ia sudah merasakan lapar makanya ia memilih untuk mengisi perut-nya terlebih dahulu.
ia berjalan keluar dari kamar dan langsung menuju dapur, seingat Calista ia belum membeli bahan makanan dan seperti-nya ia akan keluar terlebih dahulu untuk membeli bahan makanan untuk di masak namun saat ia membuka kulkas berapa terkejut-nya ia isi kulkas sudah penuh bahkan sangat penuh.
"si-siapa yang mengisi kulkas ku? " tanya Calista ketakutan ia melihat ke kanan dan ke kiri namun tidak ada siapapun selain diri-nya.
karena tidak mau memikirkan itu sekarang jadi ia mengambil telur 2 butir untuk ia masak. setelah selesai masak ia memakan masakan-nya sendiri. ia merenung di meja makan hancur sudah masa depan-nya kesucian-nya sudah di renggut paksa oleh orang yang tidak ia kenali.
dan juga ia bingung siapa yang mengisi kulkas-nya hingga penuh, si ingat-nya ia belum belanja bulanan dan juga tadi saat ia pulang ia mengunci pintu depan... tapi ia bersyukur setidaknya ada orang baik yang menolong-nya...
di waktu yang sama namun tempat berbeda, seorang laki-laki tengah menunggu anak buahnya yang menerima perintah darinya. selagi menunggu ia mengingat kejadian semalam di mana ia sudah merenggut kesucian seseorang gadis yang tidak bersalah.
namun karena melihat wajah polos dan cantik milik gadis itu, Lucas yang tidak pernah dekat dengan wanita bahkan berhubungan dengan wanita, kali ini ia benar-benar menginginkan gadis malam itu untuk berada terus di sisinya.
jika pertemuan-nya dengan gadis itu dengan baik-baik, mungkin ia akan dengan mudah membawa gadis itu berada di sisinya. ya mungkin saja ini yang dinamakan cinta pandangan pertama karena hanya sekali melihat mata gadis itu membuat Lucas merindukan gadis itu.
"tuan... ini berkas yang Anda minta, " ucap asisten Lucas sambil membawa sebuah berkas di tangan-nya.
"hmm, "
Lucas menerima berkas itu, ia membaca dengan teliti biodata seseorang yang ia minta... ada foto seorang gadis di sana dan biodata lengkap yang sudah di cari oleh asisten-nya... dengan senyum yang merekah Lucas mengelus foto gadis itu.
hal itu membuat sang asisten kebingungan pasal-nya selama ia bekerja dengan sang bos bertahun-tahun, ia belum pernah melihat sang bos tersenyum selebar itu membuat asisten Lucas kebingungan.
"tuan, sebenarnya siapa gadis itu? " tanya asisten Lucas penasaran.
"dia? gadis yang berada di tokok kue kecil itu... yang sudah menolong ku, lebih tepat-nya aku yang memaksa, " jawab Lucas masih terus menatap foto gadis itu.
"jadi gadis itu? " tanya asisten Lucas menggantung.
"ya, aku sudah merenggut kesucian-nya dan semenjak aku melihat-nya aku ingin ia berada di sisiku, " ucap Lucas.
"ah bagaimana yang aku suruh tadi? " tanya Lucas sambil menaruh berkas itu di atas meja dan menatap lurus ke arah asisten-nya.
"sudah tuan, tapi... saya mendengar dia menangis tersedu-sedu tuan, " jawab asisten-nya dengan jujur.
"hah baiklah aku paham, lagi pula ini sulit untuk-nya karena kesucian yang berharga untuk-nya di renggut dengan paksa, " ucap Lucas merasa bersalah.
"lalu tuan, kapan anda akan membawa gadis itu? " tanya asisten-nya.
"nanti setelah keadaan sudah lebih kondusif... ah dan ya panggil Andrew dan Samuel untuk datang dan cari tahu siapa yang sudah menyerang anggota kita di pelabuhan, " perintah Lucas.
"baik tuan, " jawab asisten-nya.
setelah itu asisten-nya meminta izin untuk keluar, Lucas hanya mengangguk dan membiarkan asisten-nya bekerja, selagi menunggu kedatangan kedua sahabat-nya, Lucas memikirkan cara untuk membalas dendam-nya dan memikirkan cara agar Calista mau berada di sisi-Nya.
Lucas meminum segelas anggur sambil menatap foto seorang gadis yang tidak lain adalah Calista. Satu-satunya wanita yang bisa membuat hati Lucas bergetar dan ingin memiliki-nya dan mendampingi-nya hingga akhir hayat mereka berdua.
Calista merenung ia kan berbuat apa? apakah harus bunuh diri? tidak itu pilihan yang sangat bodoh dan konyol ia yakin kedua orang tua-nya dan nenek-nya di atas sana ingin Calista bangkit dan memulai hidup baru. jika ia hamil berarti itu rezeki yang di berikan Tuhan kepada-nya.
"huftt, baiklah aku harus bangkit masa depanku masih panjang... toh hanya keperawanan ku saja yang hilang tidak masalah bukan? masih banyak laki-laki yang akan menerima ku nanti, " ucap Calista sambil tersenyum dan mengusap air mata-nya pelan.
"ayah ibu nenek, bantu aku dan do'akan aku agar bisa bangkit dari keterpurukan ini, " pinta Calista sambil melihat ke atas.
"aku harus bangkit, jika suatu saat nanti aku hamil aku akan merawat nya dengan baik, meski aku tidak tahu siapa ayah dari anak ku nanti, " ucap Calista lagi.
"huh, sudah lama aku tidak ke makam ibu ayah dan nenek, seperti-nya saat ini waktu yang pas... sekalian untuk melepas rindu ku kepada mereka, " gumam Calista.
ia yakin ia harus bangkit dari keterpurukan ini, masa bodoh dengan siapa yang sudah memperkosa-nya semalam, pokok-nya ia harus bangkit dan berusaha untuk mencapai kesuksesan yang sudah menunggu-nya.
Calista bangkit dari duduk-nya dan ia akan bergantian pakaian, setelah selesai berganti pakaian ia segera bersiap untuk ke makam di mana ke tiga orang tersayang-nya di kuburkan. tidak lupa Calista menggunakan syal untuk menutupi bekas kemerah-merahan di bagian leher-nya.
setelah itu Calista kembali menuju motor-nya yang terparkir. setelah itu ia menaiki motor-nya dan segera menyalahkan motor-nya dan segera menjalankan motor-nya menuju tempat di mana ia akan menenangkan diri, sekalian melepas kerinduan yang sudah tidak tertahan.
selama perjalanan menuju pemakaman, Calista tersenyum getir entah apakah takdir baik akan datang jika ia memilih untuk bertahan atau takdir buruk yang akan menimpa-nya. meski begitu ia harus kuat demi kedua orang tua dan nenek-nya yang menginginkan firi-nya bisa sukses seperti mimpi mereka.
sekitar 30 menit perjalanan menuju pemakaman, akhirnya Calista sampai di sana. setelah memarkirkan motor-nya ia membeli bunga untuk hadiah orang tersayang-nya... Calista dengan pasti dan perlahan memasuki kawasan pemakaman yang sepi.
tanpa Calista sadari ada beberapa orang yang mengikuti-nya sejak tadi, bahkan memantau Calista saat pulang dari tokok dan sampai di pemakaman ini dengan jarak yang aman dan tidak di ketahui oleh orang lain.
Calista menuju ke makan kedua orang tua-nya terlebih dahulu, terlihat di kedua makan yang jadi satu itu sudah mulai di tumbuhi oleh rumput liar, Calista yang melihat itu menghela nafas lalu ia membersihkan rumput yang mulai panjang itu, padahal baru 3 minggu ia bersihkan tapi sudah di tumbuhi lagi.
setelah selesai membersihkan rumput, ia menaburi bunga yang tadi ia beli sebelum masuk ke pemakaman... setelah itu ia berdoa untuk kedua orang tua-nya, setelah berdoa ia ingin ke makam nenek-nya namun terasa berat meninggalkan makam kedua orang tua-nya.
"hiks... aku sangat merindukan kalian, aku sayang sama kalian semoga kalian di sana bahagia, " ucap Calista sambil mengelus kedua batu nisan milik orang tua-nya.
setelah berucap seperti itu, Calista bangkit dan meninggalkan makam kedua orang tua-nya dan menuju makam nenek-nya yang hanya terpaut 5 makan saja dari makam kedua orang tua-nya.
sesampainya di makan sang nenek ia melakukan hal yang sama seperti saat di makam kedua orang tua-nya. ia berdoa dan menangis di makam orang yang paling ia sayangi... setelah puas menangis Calista segera meninggalkan pemakaman karena hari sudah mulai mendung seakan alam mengetahui jika Calista sedang sedih.
Calista segera mengambil motor-nya dan bergegas untuk pulang sebelum hujan turun, selama perjalanan pun Calista terkadang memikirkan kejadian semalam membuat diri-nya tidak fokus kepada jalanan di depan-nya dan beruntung-nya ia sampai di rumah dengan selamat.
"syukurlah aku selamat sampai di rumah huftt, " ucap Calista dan membuang nafas kasar.
setelah itu Calista memasukkan motor-nya kedalam rumah agar tidak terkena hujan, jika sampai kehujanan bisa-bisa motor-nya akan mogok karena memang sudah cukup tua... dan tepat setelah Calista masuk hujan turun dengan deras-nya.
Calista menikmati hujan di dalam rumah sambil memikirkan apa yang akan ia lakukan besok selain kembali membuka tokok kue yang hari ini tutup karena suasana hati-nya sedang sangat buruk, Calista menatap langit yang gelap sambil tersenyum dan berharap setelah ini takdir-nya akan selalu baik ke depan-nya.
sedangkan di lain tempat waktu yang sama, tiga orang laki-laki tengah berbincang dengan serius membahas tentang transaksi yang gagal di pelabuhan beberapa waktu lalu, di antara mereka adalah Lucas Gerald smith, Andrew Alexander, dan Samuel Arkan Javarius.
ketiga laki-laki kejam, Lucas yang tidak pernah mengenal kata wanita dan belas kasih, Andrew yang suka bergonta-ganti wanita namun setelah bermain dengan-nya jangan harap wanita itu bisa hidup, Samuel laki-laki penggemar darah dan juga ia suka sekali menyiksa orang dengan benda kesayangan-nya, bisa di bilang ia psychopath gila.
"baj**gan itu lagi, kenapa mereka selalu mengganggu? " ujar Lucas menahan emosi.
"seperti-nya dia masih menginginkan wilayah barat, " ucap Andrew.
"akhh, mungkin saja... Vincent perintahkan anggota mu untuk mengawal pengantaran barang itu, jika ada yang berani menghalangi bunuh saja mereka! " tegas Lucas memerintah kan sang asisten.
"baik tuan, " jawab Vincent.
setelah mengatakan itu Vincent izin pamit untuk melaksanakan perintah sang bos dan tersisa mereka bertiga, Lucas yang masih emosi Andrew yang tengah berchat ria dengan wanita yang akan bermain dengan-nya malam ini, dan Samuel yang memperhatikan Lucas.
"Siapa gadis itu? " tanya Samuel tiba-tiba.
pertanyaan dari Samuel membuat Lucas mengingat Calista lagi, emosi-nya menghilang begitu saja ketika mengingat wajah cantik milik Calista. hal itu tidak luput dari penglihatan Samuel sedangkan Andrew yang mendengar kata gadis ikut tertarik dan menatap Lucas menunggu jawaban-nya.
"ah dia wanita ku, " jawab Lucas sambil tersenyum penuh arti.
"wow wow, tunggu apa aku tidak salah dengar? Lucas yang tidak pernah dekat dengan wanita sekarang mengklaim seorang gadis sebagai wanita-nya? apa kepala mu habis terbentur? " ucap Andrew panjang lebar dan bertanya.
Lucas memutar bola mata-nya malas jika Andrew sudah bicara pasti semuanya harus tuntas hari itu detik itu jam itu juga... dari mana Samuel tahu? tentu saja dari anak buah Lucas yang tadi sempat membicarakan ke anehan yang terjadi kepada bos mereka yang kejam itu.
"entah lah, aku bertemu dengan-nya saat aku di jebak oleh wanita gila itu, " ujar Lucas dan mengeluarkan sebatang rokok.
"tunggu! berarti malam itu kau tidak berhubungan dengan wanita gila itu? " tanya Andrew tidak percaya sedangkan Samuel hanya menyimak saja.
"tidak aku bisa melarikan diri, namun karena hasrat ku yang tidak bisa tertahan, malam itu aku merenggut kesucian seorang gadis, " jawab Lucas.
"WHAT? DIA MASIH PERAWAN? APA KAU SERIUS? " tanya Andrew ngegas.
sedangkan Lucas dan Samuel sudah menutup telinga mereka berdua mendengar teriakan Andrew yang memekikkan telinga. Samuel dan Lucas menatap tajam ke arah Andrew membuat laki-laki itu cengengesan tidak jelas.
"apakah masih ada wanita yang menjaga kesucian di jaman seperti ini? " tanya Andrew memastikan.
"ya bukti-nya saat aku merenggut-nya dengan paksa, dari milik-nya yang lembut keluar darah segar yang menetes, " jawab Lucas sambil menghisap rokok-nya.
"lalu kenapa kau ingin menjadi kan dia milikmu? " kali ini giliran Samuel bertanya.
pertanyaan dari Samuel membuat Andrew manggut-manggut setuju, apa maksud dari tindakan sangat bos yang kejam dan tidak mengenal kata belas kasih namun sekarang malah terjebak dengan seorang gadis polos.
"entahlah mungkin cinta pada pandangan pertama, " jawab Lucas sambil menatap foto Calista yang berada di dompet-nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!