"Selamat pagi sayang" sapa Marcel pada sang istri yang sibuk menata makanan dimeja makan
"Pagi juga mas" balas Kania
"Masak apa? Pasti enak ini" kata Marcel dengan memeluk istrinya dari belakang
"Opor ayam sama capcay kesukaan mas sama ayam kecap kesukaan anak-anak" jawab Kania dengan tangannya memegangi pipi suaminya.
"Anak anak kok belum turun, tolong lihatin dong mas" pinta Kania
"Bayarannya mana" kata Marcel yang sudah membalik badan istrinya agar menghadap dirinya.
"Ish mas jangan mulai deh, perhitungan banget" kata Kania manja.
Tanpa menunggu persetujuan istrinya Marcell sudah melahab bibir istrinya yang sudah menjadi candu. Benarkah?
"Ehem" Gisel berdehem
"Kalo mau mesra-mesraan dikamar" kata Gisel yang sudah turun dengan penampilan rapi dan tas punggung yang bertengker dipundaknya. Begitu juga dengan saudara kembarnya. Gladys
"Papamu ini gak lihat tempat" jawab Kania dengan muka merah merona
"Sama aja kalian kan pasangan" kata Gladys
"E putri putri Papa udah rapi dan cantik semua, wangi lagi" Marcel mengalihkan topik
"Putrinya siapa gitu lo" kata Gladys
"Putri Papa Marcel dan Mama Kania " kata Gisel dengan menarik kursi duduk dekat Papanya
"Kebiasaan itu tempat duduk Mama"kata Gladys
"Bodo, Mama aja gak protes aku mau duduk sama Papa. Wek" kata Gisel dan menjulurkan lidahnya.
"Terong balado gak ada ma" tanya Gisel
"Gak usah ribut makan aja apa yang ada" Gladys
"Aku nanya Mama gak nanya kamu" Gisel
"Gak mungkinkan Mama masak trus gak dihidangkan disini" Gladys
"Udah udah jangan pada ribut, cepat sarapan nanti telat" Marcel menengahi
Mereka berempat makan dengan tenang sampai ponsel Marcel berdering. Marcel menjauh dari keluarganya untuk mengangkat telponnya beberapa saat. Setelah itu kembali kemeja makan.
"Siapa mas" tanya Kania
"Orang kantor" jawab Marcel berbohong
"Tumben " Kania
"Mas dapat tugas keluar kota" Marcel
"Berapa lama" Kania
"Semingguan mungkin" Marcel
"Kapan berangkatnya" Kania
"Lusa, tolong siapkan bajuku ya sayang" ucap Marcel pada istrinya
"Ya nanti aku siapkan" jawab Kania patuh
"Kalian sarapannya udah belum" tanya Marcel pada kedua putrinya.
"Sudah pa, ayo berangkat" jawab Gisel
"Sayang mas berangkat dulu ya" pamit Marcel pada istrinya tak lupa bibirnya mendarat dikening Kania
"Berangkat ma" pamit Gisel diikuti Gladys
"Belajar yang rajin ya " pesan Kania
"Dada assalamualaikum " pamit bapak dan anak
"Dada wa'alaikum salam " balas Kania
Setelah ketiganya menghilang dari pandangan mata, Kania masuk kedalam rumah. Kania menuju kamarnya dan menyiapkan semua keperluan suaminya selama diluar kota.
Jam 9 Kania pergi ke restoran. Kania dan Marcel dulu teman satu kantor. Tapi kebijakan kantor yang melarang menikah sesama karyawan mengharuskan kania keluar dari pekerjaannya dan membuka bisnis kuliner.
Awalnya hanya dari mulut ke mulut. Seiring berjalannya waktu usahanya berkembang pesat. Kini restoran Kania sudah memiliki cabang di dua tempat yang berbeda.
Selama ini Kania hanya sesekali mendatangi restorannya. Semua dipercayakan pada orang kepercayaannya. Restoran Kania terkenal karena rasa masakannya yang khas dan enak. Sehingga banyak peminatnya dari kalangan atas menengah hingga bawah bisa menikmati. Selain harganya yang terjangkau menunya juga bervariasi. Mulai dari menu rumahan hingga menu hotel bintang lima ada disini.
Sebenarnya Kania telah meminta Marcel untuk risent dari kerjaannya dan membantu mengelola restorannya. Tapi Marcel menolak karena gengsinya yang tinggi. Dia tidak mau hidup dibawah kendali istrinya.
"Pagi Fa" ucap Kania begitu masuk restorannya.
"Pagi Bu Kania"jawab Fara cepat karena kaget
"Bu Kania makin glowing aja" goda Rudi chef direstonya
"Terimakasih Rud, tapi salah alamat deh, Fara jadi cemburu tu" kata Kania
"Ini tetap yang paling glowing nengalahkan Bu Kania, cup" satu kecupan mendarat dipipi Fara sang kekasih
Mendapat perlakuan seperti itu membuat wajah Fara merah seperti kepiting rebus. Malu dicium pacarnya didepan bosnya.
"Segera halalin Rud biar Fara gak cemburu sama aku" kata Kania menggoda Fara
"Bu Kania Fara tidak cemburu sama Bu Kania, fara lebih cemburu penggorengan yang tiap saat dipelototin mulu dielusin dipegangin" canda Fara
"Kamu bisa aja fa" kata Kania tersenyum tipis mendengar ocehan Fara dan pergi keruangannya.
Seminggu sudah berlalu. Marcel belum juga kembali dari tugasnya diluar kota. Kania mulai cemas merindukan suaminya. Apalagi dua hari terakhir ponselnya tidak bisa dihubungi. Setelah menjemput putrinya dari sekolah, Kania tidak kembali kerestoran. Kania memilih pulang dan bersantai dengan putri kembarnya.
"Ma, belakangan ini papa kok sering banget ya keluar kota" tanya Gisel
"Iya bulan ini aja udah dua kali" imbuh Gladys
"Sayang papa kan kerja sama orang, jadi harus mengikuti aturan. Kalo papa diharuskan keluar kota papa bisa apa" jawab Kania
"Kita doakan saja papa baik-baik saja dan kembali dengan selamat" tambah Kania.
Jam 11 malam Marcel tiba dirumah. Keadaan telah sepi, mungkin penghuninya telah berlayar menuju alam mimpi. Marcel mengetuk pintu karena tidak membawa kunci cadangan. Setelah sekian lama mengetuk akhirnya Kania muncul dengan muka bantalnya.
"Mas Marcel" kata Kania begitu melihat suami yang sangat dirindukan telah kembali
"Hallo sayang maaf lama, mas kangen" Marcel menarik tubuh istrinya kedalam pelukannya
"Katanya seminggu kok jadi 10 hari udah gitu susah dihubungi lagi" keluh Kania
"Maaf sayang disana ada sedikit masalah, jadi mas harus menyelesaikan dulu sebelum kembali kesini" alasan Marcel
"Dan soal mas gak busa dihubungi hp mas mati lupa ngecas" tambahnya
"Ya udah ayo masuk, udah makan belum" tanya Kania
"Mas mau langsung istirahat, mas udah makan tadi"
"Ini maaf ya ninggalin kamu lama" Marcel memberikan kota persegi yang berisi gelang dari emas putih.
"Terimakasih mas"ucap Kania
Kania tidak menaruh curiga sama sekali pada suaminya. Kania menelan mentah semua omongan Marcel.
Pagi menyambut seperti biasa akan ada keributan keributan kecil yang ditimbulkan putri kembarnya menambah hangat suasana dikeluarga. Menyiratkan keluarga yang harmonis.
"Papa kangen" teriak sikembar begitu melihat Papanya telah kembali
"Princes Papa, papa juga kanget banget, tambah cantik aja ni" ucap Marcel dan mengecup kening putrinya satu satu
"Papa pulang jam berapa " tanya Gisel
"Jam 11, Papa pulang kalian udah pada nyenyak boboknya " jawab Marcel
"Wow Mama ada gelang baru " ucap Gladys yang memperhatikan tangan Mamanya
"Papa yang kasih. Bagus gak" kata Kania
"Ih Papa curang Mama dikasih hadiah masa kita enggak" rajuk Gisel
"Papa juga ada buat putri putri Papa"
"Tunggu bentar ya Papa ambilin dulu" Marcel berdiri dari duduknya
"Ma, mama merasa gak kalo ada yang aneh sama Papa" kata Gladys
"Aneh gimana" Kania
"Gladys juga gak tau ma, tapi kayak ada sesuatu giru lo" Gladys
"Gladys jangan ngarang" Gisel
"Feelingku Papa menyembunyikan sesuatu" Gladys
"Ini" Marcel menyodorkan paper bag pada putrinya
"Terimakasih Papa" ucap kembar bersamaan
"Sama-sama sayang" balas Marcel
"Papa kemarin pergi kekota mana" tanya Gladys
"Kenapa emangnya" Marcel
"Pengen tau aja emang salah ya" Gladys
"Gak salah sayang, Papa pergi kekota Jagakarsa" jawab Marcel yang tentunya berbohong
"Puas lo Dys" Gisel
"Kan pengen tau kenapa jadi kamu yang sewot sih Papa aja santai" Gladys
"Udah jangan pada ribut ayo sarapan nanti telat lo" Kania menengahi perdebatan pagi ini.
Akhirnya mereka sarapan dengan tenang dan pergi beraktifitas ketempat masing-masing.
Kania menuju restorannya di pusat. Pukul setengah sepuluh Kania tiba direstorannya. Restoran Kania buka pukul 9 pagi dan tutup pukul 8 malam.
"Audry bagaimana dengan restoran cabang" tanya Kania pada Audry yang merupakan sekretarisnya
"Sejauh ini semua terkendali mbak" jawab Audry
"Terimakasih kamu memang bisa dihandalkan" Kania
"Saya cuma menjalankan tugas mbak, selebihnya kan mbak Kania sendiri yang mengerjakan" Audry
"Kamu boleh kembali ketempatmu" Kania
"Terimakasih mbak permisi" pamit Audry
Klunting
Bunyi notifikasi dari hp Kania. Kania membuka dan melihat vidio berdurasi 60 detik. Didalamnya ada pesta penikahan. Wajah mempelai pria tidak jelas, tapi yang wanita sangat jelas. Keduanya terlihat bahagia.
Pesan dari nomor tidak dikenal berdatangan . Kania membuka dan membaca.
via wa
(gimana? udah jelas kan)
(coba perhatikan dengan teliti pasti mengenali siapa pengantin prianya meski wajahnya blur)
(jangan munafik pasti penasaran kan) pengirim gelap.
(Siapa kamu sebenarnya) balas Kania
( tidak perlu tau siapa saya)
(jangan kira semua seperti yang kamu lihat)pengirim gelap
Dan masih banyak lagi pesan lainnya dan Kania sudah malas bacanya karena merasa itu tidak ada hubungannya dengan dirinya. Kania kembali fokus pada kerjaannya.
Satu bulan berlalu Marcel sering pulang malam. Bahkan juga tidak pulang alasannya selalu sama. Kerjaan. Kania mulai curiga dengan suaminya dan siang ini kecurigaannya malin bertambah. Siang ini pak Yuda yang merupakan bos suaminya makan ditempat Kania. Kania yang melihat langsung menghampirinya.
"Siang pak Yuda" sapa Kania sopan
"Siang Kania" balas Yuda
"Sendirian aja pak" tanya Kania basa basi
"Namanya juga duda Kania" jawab Yuda asal
"Makanya pak nikah lagi, pasti banyak yang ngantri minta dinikahi sama bapak" ucap Kania menggoda
"Kamu bisa aja Kania" Yuda
"Boleh nanya dikit gak pak" tanya Kania hati hati
"Banyak juga boleh" jawab Yuda
"Akhir akhir ini mas Marcel sering tugas keluar kota, memangnya ada proyek dikota mana pak" tanta Kania to the point
"Pak Marcel keluar kota" ulang Yuda dengan mengernyitkan dahi
"Iya, bahkan sebulan yang lalu sampai 10 hari dan sekarang hampir 3 hari sekali katanya keluar kota " kata Kania
"Maaf Kania setahu aku tidak ada proyek diluar kota saat ini, dan kalo pun ada kenapa pak Marcel turun tangan sendiri mengapa tidak menyuruh orang lapangan saja dan dia tinggal terima laporan beresnya" jawab Yuda
Deg jantung Kania serasa berhenti berdetak. Pikirannya melayang jauh takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"O begitu ya pak. Terimakasih pak kalo gitu, silahkan dinikmati hidangannya" kata Kania
"Kania jamu baik-baik saja kan" tanya Yuda yang melihat perubahan mimik muka Kania
"Iya Kania baik-baik saja pak, Kania permisi silahkan nikmati makan siangnya" pamit Kania
Kania pergi dari hadapan pak Yuda. Kania jadi teringat tentang pesan misterius yang diterimanya sebulan lalu. Kania masuk keruangannya dan membuka hpnya berharap belum kehapus pesan tersebut. Dan Alhamdulillah pesan tersebut masih ada.
Via wa
(Kamu mengenali siapa mempelai prianya kan)
(banyak laki-laki yang mencari daun muda karena dirumah sudah tidak berselera)
(kenali siapa suamimu sebenarnya)
Dan masih banyak puluhan pesan lainnya.
Seketika dia juga teringat kata-kata putrinya
"Apa mungkin mas Marcel menikah lagi. Dengan siapa. Kenapa" kata Kania
Banyak pertanyaan yang berputar-putar dibenak Kania.
Satu jam kemudian Kania keluar dari ruangannya. Matanya sembab. Diparkiran Kania mendengar hal yang mengejutkan lagi. Karyawannya yang sedang istirahat mengatakan kalo dia dan temannya melihat pak Marcel bersama seorang wanita berjalan bergandengan tangan mesra banget. Hati Kania makin pedih, Kania mendatangi tempat istirahat karyawannya dan bertanya.
"Siapa yang melihat mas Marcel tadi" tanya Kania
Tidak ada yang berani menjawab pertanyaan Kania bahkan mereka semua menunduk dengan tangan gemetaran.
"Aku tanya sekali lagi siapa yang melihat mad Marcel" bentak Kania tapi masih tidak ada jawaban dari karyawannya. Mereka semua masih membisu.
"Baiklah kalo tidak ada yang mau bicara. Kalian semua saya pecat" kata Kania
"Jangan bu jangan pecat kami" karyawannya kompak menjawab
"Giliran mau dipecat buka mulut giliran ditanya bisu" kesan Kania
"Saya mohon bu jangan pecat saya, saya tidak tau apa-apa " kata salah satu karyawannya
"Tergantung ada yang mau jujur apa tidak" Kania
"Maaf bu kemarin saya yang melihat pak Marcel, tapi saya tidak sendiri kok bu, saya sama Cindy dan Tea" jawab Tari terbata
"Dimana" nada Kania melunak
"Di mall kota" jawab Tari
"Terimakasih " kanis pergi meninggalkan mereka semua dengan kebingungan nasibnya
"Kami tidak jadi dipecat kan bu" tanya Tari hati hati
"Tidak" jawab Kania tanpa menoleh
Kania melajukan mobilnya pulang kerumah. Kania langsung berlari menuju kamarnya. Kania langsung saja mengobrak abrik seluruh lemari laci laci untuk mencari sesuatu yang janggal. Semua nakas laci lemari bahkan sampai kolong tempat tidur pun tak luput dari geledahan Kania. Tapi tidak menemukan satu pun barang yang dimaksud. Setelah lelah dan tidak terduga Kania menemukan sebuah cincin, semacam cincin kawin berinisial S.
Hatinya bertanya tanya. Siapakah S itu. Bahkan harganya lebih mahal dari cincin yang kemarin Marcel berikan. Hati kania nyeri seketika. Mungkinkah suaminya telah menikah kembali. Siapakah perempuan berinisial S.
Semua pikiran buruk tentang suaminya berkecamuk dikepalanya. Bayangan suaminya bergumul dengan wanita lain berkeliaran dibenaknya. Padahal kania belum tau kebenarannya. Bagaimana jika yang dipikirkan Kania benar adanya. Selama ini Marcel menjadi suami sempurna buat Kania. Akankah kesempurnaan itu cacat dengan tingkat konyol suaminya.
Bagai disambar petir disiang bolong. Tidak ada hujan tidak ada angin tapi petir menggelegar menyambar hati Kania. Marcel pulang kerumah membawa wanitanya. Mengenalkan sebagai istri barunya.
"Assalamualaikum" ucap Marcel begitu masuk kedalam rumahnya dan diikuti seorang wanita muda yang ditaksir usianya 25 tahunan. Badannya sedikit berisi wajahnya tidak lebih baik dari Kania sih tapi penampilannya sangat menggoda. Pakaian seksi bibir merah menyala, membuat setiap pria akan tergoda termasuk Marcel.
"Wa'alaikum salam" jawab Kania
"Mas, tumben udah pulang" Kania mengambil tangan suaminya dan mencium penuh hormat.
"Siapa dia mas" tanya Kania begitu melihat ada orang dibelakang suaminya.
"Dia...dia Selly. Istri baruku" jawab Marcel terbata.
Jeder. Hati Kania seketika hancur berkeping-keping porak poranda. Semua ketakutannya selama ini terjawab sudah. Semua teka tekinya
"Istri " ucap ulang Kania
"Iya dia istri baruku. Aku menikahi sebulan yang lalu dan sekarang dia sedang hamil" ucap Marcel yang menunduk dengan tangan sedikit bergetar.
Kania diam aja bingung akan merespon seperti apa. Diamnya Kania dimaknai Marcel kalo Kania menerima madunya.
"Mulai hari ini dia akan tinggal disini bareng kita" Marcel
"Apa. Tinggal disini" ulang Kania
"Iya , karena aku tidak mau terjadi apa-apa dengan kandungannya. Kandungannya lemah dan dia tinggal sendiri. Jadi kalo tinggal disini aku gampang ngawasinya dan kalo aku kerja ada orang yang dirumah" kata Marcel tanpa memikirkan perasaan istri pertamanya Kania
"Tidak bisa. Ini rumah aku dan aku tidak sudi berbagi tempat dengan wanitamu. Kamu pikir gak gimana perasaan aku sama anak anak " teriak Kania
"Ini rumahku juga. Aku juga punya hak atas rumah ini" kata Marcel dengan suara meninggi.
"Memang benar kamu punya hak atas rumah ini karena kita membangunnya bersama, tapi bukan berarti kamu bisa membawa orang lain untuk tinggal disini juga. Tidak untuk dia" Kania menunjuk kearah Selly dengan mata menyala kobaran api terpancar siap membakar hati serta jiwanya. Bukannya siap lagi tapi sudah membakar hati Kania
"Tapi dia istriku juga Kania jadi dia juga berhak tinggal disini" Marcel masih berusaha menggunakan power-nya.
Mendengar suara ribut-ribut Gisel dan Gladys keluar dari kamar masing-masing dan menuju sumber keributan.
"Ma Pa ada apa sih ribut-ribut " tanya Gisel
"Papamu menikah lagi dan membawa istri barunya untuk tinggal dirumah ini" jawab Kania yang sudah berderai air mata
"Apa" kaget Gisel dan Gladys
"Papa menikah lagi"
"Kenapa pa"
"Papa udah gak cinta sama Mama ya"
"Papa udah gak sayang ma kita berdua"
"Kenapa papa tega banget melakukan ini" kata Gladys yang sudah tak mampu lagi menahan laju air matanya
"Papa minta maaf"
"Papa masih cinta sama Mama"
"Papa juga sayang banget sama kalian"
"Tapi Papa harus bertanggung jawab karena Selly mengandung anak Papa " kata Marcel yang ngeri melihat kilatan marah dari kedua putrinya.
"Gak sudi tinggal sama pelakor ini"
"Papa mikir gak perasaan Mama gimana"
"Mendengar Papa nikah aja udah pasti bikin Mama hancur apalagi harus melihat tiap hari Papa mesra-mesraan sama pelacur Papa"
"Punya otak dipakai Pa jangan hanya mengedepankan nafsu" kini Gisel yang menghakimi Papanya
"Apalagi aku ngelihatnya aja jijik kok ada ya seorang wanita menyakiti wanita lain demi kebahagiaannya sendiri. Ingat apa yang kau tamam pasti akan kau panen suatu saat nanti " tambah Gladys
Mendengar hinaan putri Marcel, Selly angkat bicara
"Maaf mbak Kania Gisel Gladys aku tidak bermaksud membuat keributan disini, aku akan pergi dari sini tidak akan tinggal disini jika kalian tidak mengijinkan " kata Selly penuh drama
"Udahlah mas aku gak papa tinggal dirumah itu sendiri. Aku bisa jaga diri dan kandunganku" kata Selly mendramatisir keadaan
"Tapi aku gak tenang jika kamu sendiri dirumah" Marcel
"Aku gak mau kehadiranku merusak kebahagiaan keluargamu mas" imbuh Selly
"Gak usah sok jadi wanita baik-baik" ucap Kania
"Kania" bentak Marcel
"Wow bahkan sekarang berani membentakku hebat" kania tepuk tangan
"Maaf bukan gitu maksudku Kania "
"Aku mohon ijinkan Selly tinggal disini" mohon Marcel
"Jangan harap" ucap Kania
"Mama"Gisel dan Gladys memeluk Mamanya dengan air mata yang menganak sungai.
Melihat istri dan kedua anaknya tidak mau menerima Selly, Marcel memutuskan membawa Selly pergi dan membawa pulang kerumah dimana Selly selama ini tinggal.
"Lihat aja Kania aku pasti bisa jadi Nyonya satu satunya dirumah ini. Kamu dan anak-anakmu yang kurang ajar itu akan jadi gelandangan dijalan" batin Selly
Marcel membawa Selly masuk mobilnya.
"Maaf ya Sel, mas gak nyangka reaksi Kania dan anak-anak sampai segitunya" kata Marcel merasa bersalah pada istri mudanya
"Gak papa mas aku ngerti. Yang terpenting mas Marcel sayang dan cinta sama aku itu udah cukup buatku" jawab santai Selly
"Makasih sayang kamu ngertiin mas" Marcel menggenggam tangan Selly
"Aku udah tau resikonya begini jika aku menikah denganmu yang statusnya sudah beristri, tapi aku bahagia. Aku tidak peduli dengan omongan orang tentangku yang terpenting kamu sayang sama aku" kata Selly menyakinkan suaminya.
"Mas janji mas akan lindungi kamu dan bayi kita" Marcel
"Aku akan buat kamu meninggalkan Kania dan hanya hidup denganku dan anak kita" batin Selly
Didalam rumah Kania
"Ma, kenapa jadi begini"
"Kenapa papa melakukan semua ini "
"Aku gak mau punya ibu tiri"
"Aku gak mau keluargaku hancur"
"Aku gak rela Papa mendua " Gladys tergugu dipelukan Mamanya
Kania berusaha tegar didepan putrinya. Putrinya aja hancur seperti ini apalagi dirinya, jangan ditanya seperti apa hancurnya hati Kania
"Ini gimana Ma, tega banget Papa melakukan ini sama kita"
"Dys kita harus melakukan sesuatu. Aku gak rela dia mengambil Papa kita" ucap Gisel penuh dengan kemarahan
"Mama gak tau sayang, Mama gak tau" Kania linglung merasa setengah nyawanya hilang
Bik Sri yang menyaksikan drama majikannya ikut geram pada tuannya. Iba menatap Nyonyanya. Selama ini Kania tidak pernah neko-neko. Selalu menuruti semua apa maunya Marcel. Tapi kenapa gini balasannya.
Marcel hanya mengantar Selly sampai rumah dan meninggalkan Selly sendiri. Marcel kembali kerumah dimana Kania berada. Marcel harus bisa membujuk Kania agar mengijinkan Selly tinggal bersamanya.
Marcel masuk rumah dan rumah sudah sepi. Marcel menuju kamarnya. Marcel membuka pintu dan mendapati istrinya Kania tengah meringkuk diranjang dengan air mata yang terus mengalir.
"Kania" kata Marcel lembut dan mendekati istrinya yang membelakanginya dan mengusap punggungnya. Marcel tau kalo Kania tengah menangis.
"Aku minta maaf Kania"
"Aku akan adil pada kalian"
"Kamu tetap yang utama" kata Marcel yang duduk dibelakang Kania
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!