NovelToon NovelToon

Serpihan Hati

Perkenalan Tokoh

Ada sebuah dongeng antara bulan dan matahari yang saling mencintai tapi mereka tak pernah bisa berjumpa.

Matahari datang bulan sudah menghilang, bulan datang matahari sudah pergi.

Kemudian,

Tuhan menciptakan gerhana bulan untuk menunjukan ke semua orang bawah tidak ada yang Mustahil untuk cinta.

💕💕💕

Selamat datang kembali di lembaran mince yang satu ini ya 🤗

Happy Reading 😍

“ Bella.. bella.. kau di mana?” Suara teriakan dari wanita baya itu membuat langkah wanita itu begitu cepat, dia bahkan berlari dengan kencang ketika namanya dipanggil begitu keras.

“ Ya ma aku disini...” Nafasnya terputus putus dengan mengatur nafasnya karena dia berlari dari taman belakang menuju ke arah meja makanannya.

“ Dimana telingamu ha...” Bentaknya membuat wanita itu memejamkan matanya. “ Kau mencoba mengabaikan panggilan ku?” Tanya nya dengan tetap bernada tinggi.

“ Tidak ma.. aku di belakang, membersihkan taman. Adelia meminta aku membersihkan taman karena satu minggu lagi akan ada pesta untuk ulang tahun nya...” Jawabnya dengan menunduk, dia selalu tak berani menatap wanita baya itu.

“ Pintar sekali kau menjawab ku sekarang ya, sekarang kau menyalahkan putri ku ha...” Katanya dengan menjambak rambut panjang wanita itu.

“ Ampun ma.. ampun...” Nada penuh permohonan itu tak bisa didengar oleh wanita yang sudah marah marah kepadanya dari tadi. Hal seperti ini sudah biasa diterima oleh dirinya.

“ Ma ada apa?, Ini masih pagi...” Suara bariton dari lantai atas membuat wanita itu melepaskan cengkraman pada rambut wanita itu dilepaskan dengan kasar.

“ Anak mu ini yang selalu cari gara gara dengan ku?” jawabnya dengan mata yang nyalang, seakan dirinya ingin menerkam hidup hidup wanita yang ada di depannya.

“ Kenapa selalu kamu yang membuat masalah, aku ingin hidup tenang satu hari di rumah, dasar anak pembawa masalah. Pergi dari hadapan ku...” Laki laki tua yang ayahnya kandungnya bisa bersikap kasar seperti itu, amukan dan bentakan darinya selalu membuat air mata itu langsung merembes keluar.

“ Dasar anak pembawa masalah...” Sindirnya dengan ketus. Bella kini segera berlari meninggalkan tempat di mana dia perlakukan seperti itu.

Dihina oleh ayah kandungnya membuat semua anak merasakan sakit hati yang begitu mendalam. Bella yang dari kecil ditinggal oleh ibunya, sang ibu meninggal sewaktu melahirkannya. Bella tak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, selama dua puluh lima tahun Bella selalu berharap laki laki itu memeluknya bersikap adil dan lembut kepadanya, tapi harapan hanyalah harapan. Semua yang dia harapkan sepertinya Tuhan tak pernah mengabulkannya.

Wanita itu adalah Bella Amora gadis yang begitu cantik dan terlahir dari keluarga kaya tapi nasib sialnya selalu tak membuat dirinya bahagia sama sekali. Siksaan setiap hari yang selalu di berikan oleh keluarga itu begitu menoreh luka yang dalam, tapi dia sekuat hati menyembunyikan luka itu. Setiap hari wanita itu selalu menghabiskan di panti jompo dan panti asuhan yang dimiliki oleh keluarganya, peninggalan sang ibu yang masih dirawat  sampai sekarang.

Ayah kandung wanita itu adalah pengusaha yang terkenal di negara itu, Baron Jordan. Laki laki yang tak mampu melindungi anak kandungnya sendiri, laki laki tua yang menatap anaknya dengan penuh kebencian yang mendalam. Dia membenci Bella karena sewaktu melahirkannya istrinya meninggal, semenjak itu dia sangat membenci anak kandungnya dari di baru lahir.

Prank!! Piring yang berisi makanan itu di lempar oleh laki laki yang sedang duduk di kursi roda, matanya menatap tajam kearah para pembantu yang di sana.

" Sudah ku katakan aku tak ingin makanan seperti itu, apa kau tuli ha apa kau buta…" Bentaknya laki laki itu membuat asisten yang di sana langsung mundur ketakutan, dia takut dengan amukan majikan laki laki nya yang begitu.

" Tuan maafkan saya, tapi itu menu makanan anda dari dokter anda Tuan muda…" Jawabnya dengan ketakutan. Bahkan dia juga gugup bukan main ketika mendengar deru nafas Tuan muda nya yang begitu terdengar marah.

" Dokter?, Apa aku sakit ha?, Hingga harus diberi makanan seperti itu. Katakan apa aku sakit?" Teriaknya dengan kencang. Laki laki itu tak pernah mau mendengar bahwa dirinya dikatakan sakit, dia memang tak sakit tapi hanya tak bisa berdiri dari kursi roda nya, dia lumpuh. 

Kecelakaan itu mengubah nasibnya yang tak bisa bergerak dari kursinya, bahkan juga mengubah emosinya yang suka meledak ledak saat ini.

" Tuan Bara maafkan saya, tapi saya hanya menjalankan tugas dari Madam…" Sang asisten kini menunduk ketakutan karena Tuan muda nya seperti ini.

" Bara ada apa lagi ini?" Wanita cantik yang sedikit tua kini menghampiri putra nya yang dari tadi dia mendengar suara teriakannya yang begitu kencang.

" Pecat dia, aku tak ingin melihat dia lagi."

" Bara sampai kapan kau memecat semua asisten rumah ha, mereka hanya menjalankan tugas untuk menyiapkan makanan yang sehat untuk mu nak agar kau cepat sembuh…" Ucapan dari sang mama membuat laki laki itu malah menatapnya dengan tak suka.

" Aku tak sakit ma.. aku tak sakit.. hanya kaki ku yang lumpuh.. hanya kaki ku yang lumpuh…" Bara laki laki itu memukul kedua kaki nya yang tak bisa digerakkan bahkan dipukul seperti itu tak membuat kedua kakinya itu tak terasa sakit.

" Bara hentikan…" Sang mama mencegah putranya untuk melakukan hal seperti itu.

" Keluar dari kamarku, keluar.. aku ingin sendiri…" Teriaknya dengan histeris, sang mama lagi lagi hanya bisa terdiam dia tak bisa melakukan apapun kecuali dia diam dan keluar dari kamar putra satu satu nya yang begitu menderita di sana.

Bara laki laki tampan yang selalu di gandrungi wanita cantik, kini lumpuh tak bisa bergerak. Kecelakaan yang membuat kedua kakinya tak bisa bergerak membuat dirinya harus duduk di kursi roda. Dia meratapi nasibnya karena kecelakaan itu membuat orang yang dia cintai pergi selamanya. 

Bara membanting semuanya yang ada di sana, melempar semua obat obatan yang disiapkan untuk dirinya, dia histeris mengamuk di kamarnya. Setiap hari hanya hal seperti ini yang dilakukan oleh laki laki itu. Keterpurukannya membuat dirinya kadang gila karena keinginan yang tak terwujudkan.

" Tuan Bara, hentikan…" Seorang kepercayaan nya, asisten pribadinya kini masuk dengan cepat ketika mendengar suara bos nya yang begitu histeris.

" Bawah aku pergi dari sini, aku ingin ke apartemen saja. Aku ingin tenang aku ingin keluar dari sini…" Teriaknya dengan kencang.

" Tuan tolong pikirkan kondisi anda, siapa yang akan merawat anda jika anda tinggal di apartemen…" Bara terdiam dia selalu mendengarkan apa yang dikatakan asistennya itu.

" Katakan pada semua asisten untuk tak menyiapkan makanan sampah itu, aku sehat aku tak sakit. Jika mereka masih saja menyiapkan makanan itu aku pastikan aku akan membantingnya lagi dan lagi…" Ancamnya lagi.

" Baik tuan…" Jawabnya. " Tuan hari ini anda sudah mulai terapi berjalan, jadi saya akan mengantar anda datang kesana untuk terapi…" Bara hanya mengangguk dia harus lakukan terapi jalan karena dia tak ingin selamanya ada di sini berdiam diri.

Prolog

Bara siang ini harus melakukan terapi untuk kaki nya yang sulit untuk di gerakan. Bara yang awal nya tak ingin melakukan apapun kali ini harus menerima bawa dirinya harus melakukan semua terapi agar semuanya kembali seperti biasa nya. 

Siang ini bara dan sang asisten kini berada di dalam ruangan sang dokter untuk melakukan terapi kaki nya. Bara yang berusaha berdiri untuk kesekian kalinya dia terjatuh dan gagal, lagi lagi dia duduk kembali di kursi nya.

" Mari saya bantu Tuan…" Seorang suster kini menghampiri bara yang tengah menahan amarahnya karena dia selalu gagal untuk berdiri.

" Tidak perlu pergilah, aku akan berusaha sendiri untuk bangun…" Suster itu hanya bisa mundur kembali ketika lagi lagi pasien nya itu menolak dibantu oleh dirinya.

Sang dokter itu hanya menggeleng pelan sebelum akhirnya dia membuka suaranya dengan serius.

" Tuan Bara jika anda merasa lelah kita bisa istirahat dulu sebentar…" Bara yang mendengar apa yang diucapkan oleh sang dokter kini menatap sang dokter dengan tatapan datarnya. " Tuan bisa kita bicara sebentar di luar…" Sang asisten itu mengangguk ketika dirinya diminta untuk keluar bersama dokter itu.

Bara yang hanya diam di sana melihat dokter wanita itu serta asisten nya keluar untuk membicarakan tentang dirinya yang lagi lagi gagal untuk berdiri.

Padahal hanya berdiri tapi aku gagal untuk kesekian kali nya, apa memang kaki ku akan lumpuh seumur hidup ku. Batin Bara dengan memandangi kedua kaki itu.

" Tuan seperti nya Tuan Bara sama sekali tak memiliki percaya diri atau keinginan yang mendorong dirinya untuk sembuh. Aku melihat hanya ada ambisi di sana bukan untuk keinginan sembuh. Dia hanya ingin dirinya bisa kembali berdiri bukan untuk dirinya sembuh. Terapi ini harus ada dorongan yang kuat untuk dirinya sembuh, jika hanya ambisi lagi lagi pasti akan terjatuh seperti itu…" Sang dokter mengatakan kepada asisten pasien nya yang dari tadi hanya diam tanpa membuka suaranya.

Sang asisten nampaknya menghela nafas nya berat, dia tahu apa yang di katakan dokter itu benar bahwa bos nya itu hanya memiliki ambisi bukan untuk menginginkan nya sembuh seperti dulu lagi.

" Dokter anda benar, tapi tolong kami untuk terus membantu Tuan saya. Saya akan membayar berapapun yang anda mau asal Tuan saya bisa kembali seperti dulu lagi…" Sang asisten itu kini membuka suaranya ketika dia mulai paham apa yang dikatakan oleh dokter itu.

" Tuan David ini bukan masalah anda membayar saya berapa dan uang yang berbicara Tuan. Tapi ini tentang kemauan Tuan Bara sendiri yang sebenarnya tak ada di hati nya, dia hanya terlalu ambisi untuk bisa berdiri, dia ingin menunjukan pada kita semua dia bisa. Sebenarnya bukan itu yang kita inginkan, kita hanya butuh dia mampu dan menginginkan dirinya untuk sembuh itu saja. Ketika hati nya bergerak untuk ingin mencapai kesembuhan saya rasa ini akan lebih muda kita jalani…" David sang asisten dari Bara hanya bisa diam, apa yang dijelaskan oleh dokter itu benar tak ada kemauan untuk Tuan nya sembuh, Tuan nya terlalu ambisi menunjukan bahwa dirinya tak sakit.

" Lalu apa yang harus saya lakukan?" Kini sang dokter diam sebentar sebelum dirinya mengatakan apa yang harus mereka lakukan.

" Tak jauh dari sini ada sebuah panti jompo dan sebuah panti asuhan, anda mungkin bisa mengajak Tuan Bara datang ke sana untuk membaur kepada orang orang yang ada di sana. Anak anak kecil dan orang orang tua yang bersemangat mungkin bisa memberikan dirinya kembali bersemangat. Setelah Tuan Bara bersemangat maka saya akan siap untuk melakukan terapi lagi, tapi jika tidak maafkan saya Tuan David ini akan percuma saja."

David terdiam mungkin apa yang dikatakan oleh sang dokter benar, bertemu dan membaur dengan anak anak kecil yang lucu mungkin bisa membuat Tuan nya kembali semangat dan mungkin bertemu dengan orang orang tua yang memiliki semangat hidup mungkin juga bisa memberikan mental yang baik.

" Dokter terima kasih, saya akan melakukan saran dokter, saya akan membawanya kesana.  Jika ada perkembangan saya akan katakan pada anda…" Sang dokter itu hanya mengangguk mengerti. 

David kini mendorong kursi Tuan Muda nya yang dari tadi hanya diam dia tak membuka suaranya bahkan dia tak bertanya tentang dirinya yang berbicara di luar bersama sang dokter terapi nya.

" David apa yang dikatakan oleh dokter tadi?" Bara yang dari tadi diam kini membuka suaranya ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil nya.

" Tidak ada Tuan, hanya bicara tak penting…" Jawab Bara dengan tenang.

" Jangan berbohong, dia mengatakan tentang kondisi ku bukan?, Katakan apa yang dia katakan?" Bara kini menatap sang asisten yang duduk di depan nya yang mengemudikan mobil nya itu.

" Tuan percayalah pada ku bahwa tak ada yang penting yang dokter itu bicarakan pada ku. Sang dokter hanya menjelaskan apa saja yang harus anda lakukan ketika di rumah. Hanya itu saja…" David tak ingin membuka apa yang dikatakan oleh sang dokter tadi dirinya tak ingin memberi tahu bos nya itu. 

" David kau menutupi sesuatu dari ku bukan?, Beri dia uang yang banyak untuk tetap menerapi ku, aku tak ingin tahu, dia harus berusaha membuat aku berjalan lagi. Jika tidak pecat saja dia dari rumah sakit…" Bara kini mengeluarkan suara dingin nya, dia tahu apa yang di sembunyikan oleh asisten nya itu.

" Tuan ini semua bukan masalah uang, saya yakin anda tahu tentang itu semua. Uang mungkin bisa membeli semua yang kita inginkan tapi tidak untuk kasus Tuan yang sekarang."

" Apa maksud mu?" Ucapannya terhenti ketika mobil itu berhenti di sebuah panti asuhan serta bersebelahan dengan panti jompo. Bara yang menatap ke luar kaca itu hanya mengerutkan keningnya ketika membaca semua tulisan besar yang ada di sebelah mobil nya. " Kau ingin menaruh ku di panti jompo?" Sebuah pertanyaan bodoh yang ditanyakan oleh bos nya itu membuat David menatap bos nya.

" Tuan ini adalah bentuk anda menjalankan terapi agar anda bersemangat untuk sembuh. Jika anda terus tak ingin sembuh anda akan kesulitan untuk sembuh."

" David aku hanya tak bisa jalan bukan  sakit…" Bara menekan kata kata nya dengan dingin.

" Tuan Bara mari kita akan turun agar anda membaur dengan mereka. Agar anda tahu seberapa anda beruntung dan seberapa anda harus bersemangat untuk menjalani kehidupan ini…" David langsung keluar dari mobil nya dan membantu Tuan muda nya untuk segera keluar dari mobilnya agar bisa melihat dengan jelas mereka yang memiliki semangat tinggi untuk kehidupan mereka.

Pertama Kali 1

Bara hanya menatap datar semua orang yang ada di sana, Bara hanya diam dengan pemikiran nya masing masing dia terlalu malas berada di sini. Bara sedikit tersenyum ketika melihat kedua anak kecil yang berlari lari di sekitar sana dengan tawa yang lucu.

" Ayo kejar aku hahaha…" Tawanya yang tak ada beban membuat laki laki dingin itu kini sedikit tersenyum di bibirnya.

" Tertangkap.. hahaha.. sekarang giliran kamu yang mengejar ku…" Salah satu dari mereka kini berlari dengan kencang dengan satu teman nya yang mengejar dari belakang. Mereka berlari larian mengitari halaman itu dengan canda tawa yang lucu dan menggemaskan. 

Bug!! Bara yang melihat anak itu tiba tiba terjatuh ingin sekali menolong nya tapi kini dirinya tak bisa berjalan dia hanya merasa panik tapi tak bisa berbuat apa apa.

" Kau tak apa?" Teman nya yang mengejarnya tadi menghampiri anak kecil itu yang jatuh dengan tengkurap.

" Perih…" Katanya dengan menahan rasa perih di kedua lutut nya itu.

" Kau bisa berdiri, kita obati dulu luka mu."

" Tentu aku bisa berdiri, luka ini tak seberapa dengan kebahagian ku yang bisa berjalan dan bisa berlari di sini."

" Tapi luka mu harus di obati nanti bisa bahaya untuk mu sendiri…" Teman nya yang sedikit dewasa itu membantunya bangun dari jatuh nya itu.

" Tak apa kakak aku bisa berdiri lagi. Lagian ini hanya luka kecil tak perlu di obati."

" Seberapa kecil luka yang ada di kakimu harus diobati karena setiap manusia memiliki tumpuan pada kaki nya. Jika luka kecil tak segera diobati nanti akan menjadi luka besar untuk mu, jadi kecil atau besar luka harus kita obati agar membaik…" Teman nya yang mungkin kecil itu akhirnya mengangguk mengerti serta di berikan penjelasan oleh teman dewasa itu. 

Bara tersentuh mendengar nasehat apa yang di ucapkan oleh sosok wanita kecil itu. Hatinya terluka dia benar setiap orang memiliki tumpuan pada kedua kaki nya, jika seseorang tak bisa berjalan maka sama saja dengan dirinya yang terasa mati di setiap hari nya. Luka kecil akan menjadi luka besar dia juga benar. Luka yang ada di hati Bara kini semakin besar karena dirinya tak berniat untuk melawan ambisi ini semua. Jika saya dia dari dulu terapi mungkin kaki nya sekarang sudah bisa bergerak. Luka kecil akan menjadi luka besar hanya itu yang Bara tangkap dari kata kata kedua gadis kecil itu.

" Tuan buka mulut mu, kau harus makan ini aku masakan untuk anda agar anda sehat dan cepat sembuh dari rasa sakit ini…" Seorang wanita cantik kini mengalihkan mata Bara yang melihat kedua gadis itu masuk ke dalam panti asuhan itu.

Kini matanya menangkap sosok wanita yang begitu cantik yang sedang menyuapi seorang laki laki tua yang duduk di kursi taman panti jompo itu. 

" Aku memasak semua makanan sehat ini agar semua orang yang ada di sini segera sembuh dan tetap sehat…" Wanita itu masih saja berbicara panjang lebar meskipun laki laki tua itu tak membuka suaranya tapi laki laki tua itu tetap memakan apa yang di suapi oleh wanita cantik itu kepadanya.

" Jangan memberi aku makanan seperti ini lagi cantik, aku sungguh tak ingin memakannya lagi, rasa nya hambar sungguh tak enak. Ini seperti sampah…" Ungkapan dan hinaan makanan itu sama persis yang selalu dikatakan oleh Bara untuk asisten rumah nya.

Bara hanya menatap wajah wanita itu, di sana tak ada tangisan apa kekecewaaan dia hanya tersenyum ketika makanan nya di hina oleh seseorang.

" Tuan ini makanan sehat, jika aku memberikan anda makanan yang cepat saji dan enak itu sama dengan menyiapkan kematian anda perlahan lahan. Anda tahu sendiri bukan usia tua seperti anda sangat rentan oleh penyakit jadi anda harus berhati hati memakan. Dan ini adalah makanan yang seratnya banyak vitamin untuk kesehatan anda. Jika anda sehat anak anak anda pasti senang, jika anda sehat anda sendiri yang senang bukan?, Kita semua pasti akan senang…" Wanita itu menjelaskan nya dengan tenang serta lembut. Bahkan Bara melihat wajah wanita itu tak ada expresi kekecewaan ataupun terluka.

" Kita harus banyak banyak berterima kasih karena kita masih saja bisa makanan dengan makanan sehat seperti ini. Anda tahu di luar sana banyak yang tak beruntung, mereka sakit tapi mereka tak bisa makan seperti ini, bahkan ada yang ingin makan saja mereka harus mencari sisa makanan orang di tempat sampah. Jadi kita lebih beruntung dari mereka semua Tuan. Jangan katakan makanan ini seperti sampah, pasti makanan ini menangis karena pada dasarnya semua makanan tak ada yang seperti sampah…" Lanjutnya dengan lembut. 

" Cantik kau selalu sabar merawat kami. Terima kasih. Aku berharap kau selalu mendapatkan suami yang selalu sayang padamu, yang tak memberikan penderitaan. Kami tahu seperti apa masalahmu di rumah neraka itu, tapi kau selalu tersenyum ketika berada disini, selalu tersenyum merawat kami semua. Jika aku memiliki anak putra sudah ku jodohkan kau dengan putra ku…" Wanita itu hanya tersenyum menanggapi orang tua itu berucap.

Bara lagi lagi tersentuh dengan ucapan wanita itu. Hati nya terasa dihantam batu besar, setiap ucapannya seakan menyindirnya dengan tepat. Setiap apa yang dikatakan oleh wanita mengenai sasaran Bara dengan benar dan sempurna. Hati Bara kali ini menghangat ketika secara tidak langsung mendengar nasehat nasehat kecil tersebut.

David hanya terdiam semua yang dia dengar mengenai sasaran nya, padahal ini semua tak ada rencana nya, ini semua hanya nasehat sang dokter untuk membawanya kemari. Terapi hati mungkin ini juga bisa dikatakan. 

" David siapa wanita itu?" Mata Bara bahkan tak bisa jauh dari wajah wanita itu yang masih dengan sabar nya menyuapi laki laki tua itu.

" Tuan saya tidak tahu, jika anda ingin mencari tahu maka saya akan mencari tahu siapa wanita itu…" David kini hanya mengulum senyum nya, dia tahu bahwa bos nya mungkin memiliki ketertarikan pada wanita cantik yang berhati lembut itu.

" Saya hanya ingin tahu siapa dirinya, kenapa dirinya ada di sini, apa dia suster di sini atau apa?, Jangan berpikir yang tidak tidak…" Bara langsung menjelaskannya ketika menyadari bahwa asisten nya itu sedikit tersenyum menanggapi pertanyaan dari nya.

" Tuan tak ada salahnya memulai hubungan baru…" Bara seketika langsung menatap asisten nya itu yang tersenyum di sana.

" Kau mulai bertingkah dengan ku?" Jawabnya dengan ketus. David hanya diam ketika bos nya mulai dengan nada sinis nya itu. David tahu ini tak akan muda, tapi seperti nya wanita itu bisa mengobati luka hati dan terapi bos nya.

David kini memiliki rencana untuk ini semuanya, dia harus mencari tahu siapa wanita cantik berhati lembut yang sedang di tatap bos nya secara diam diam itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!