NovelToon NovelToon

Penantian Cinta Sang Istri

01 Berharap Kaejaiban

Disalah satu Rumah sakit di kota Jakarta, berbaring seorang pria paruh baya dengan peralatan medis yang menancap di tubuhnya.

Di sampingnya ada seorang wanita muda sedang menangis karena melihat kondisi sang Ayah.

Dia adalah Alena Wulandari Putri tunggal dari pasangan Johanes dan Kalina, wanita cantik ber usia 24 tahun berkulit putih mulus dengan tinggi badan 155 cm. Di usia nya yang masih muda dia sudah memiliki sebuah butik yang cukup terkenal di kota itu terlebih lagi di kalangan melenial.

Tapi kini wajah cantiknya terlihat murung, senyum manis yang biasa nya terlihat kini tak terlihat sama sekali. Wajahnya terlihat murung dan sedih. Bahkan mata indah itu sesekali meneteskan air mata.

Dia sangat sedih dengan keadaan Ayahnya, baru 2 tahun yang lalu Ibunya meninggal karena kecelakaan sekarang giliran ayahnya yang kritis karena penyakit komplikasi yang di deritanya.

Perlahan mata sang ayah mengerjab, saat dia membuka mata dia melihat Alena sedang menangis.

"A...le...na" Panggil ayahnya lirih.

Alena yang mendengar ada orang memanggilnya lalu segera menatap sang ayah dengan senyum lirih di wajahnya. Dia mencoba tetap tersenyum agar ayah nya tetap merasa semangat dan merasa tidak terbebani.

" Ayah sudah sadar, sebentar ya yah Alena panggil Dokter dulu" Alena senang melihat ayahnya sadar kembali setelah dua hari Ayahnya tidak sadarkan diri. Alena lalu menekan tombol yang ada di samping ranjang Ayahnya.

Tak berapa lama Dokter dan Perawat datang untuk memeriksa keadaan Tuan Johanes, setelah memeriksa keadaan Tuan Johanes dokter meminta Alena untuk ikut ke ruangannya.

"Kondisi Ayah nona sudah semakin memburuk, saya khawatir ini adalah saat saat terakhirnya " Ucap dokter itu pelan.

Dokter dan para tim medis telah berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan tuan Johanes tapi kini mereka sudah tidak bisa berbuat lain lagi selain berdoa karena semua pengobatan yang di lakukan tuan Johanes sudah tidak bisa menyalamatkan dirinya.

"Apa Dok!! Apa tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan dok?" Tanya Alena dengan menahan air matanya.

" Semua sudah kita lakukan untuk kesembuhan tuan Johanes tapi semua sia sia, kita hanya bisa berdoa untuk kesembuhan tuan Johanes" Kata Dokter dengan lirih.

Alena merasa dunia nya serasa hancur di depan matanya. Alena tidak mau kehilangan ayahnya Alena tidak mau sendirian di dunia ini. Cuma ayah nya lah yang di miliki Alena saat ini.

Alena keluar dari ruang Dokter dengan langkah gontai, ia pun sudah tak kuasa menahan air matanya lagi. Selama setahun belakangan ini ayah nya telah berjuang melawan penyakitnya, dan kini ayahnya dinyatakan kritis dan bahkan dokter tidak dapat berbuat apa apa lagi. Hanya Tuhan yang bisa menolong ayahnya. Kini ia hanya berharap keajaiban saja dari Tuhan.

Dia berjalan keruang rawat sang ayah saat sampai di depan pintu buru buru dia menghapus air matanya dia tidak mau ayahnya tambah merasa sedih melihat putrinya menangis.

Alena tidak mau menambahkan beban pikiran Ayah nya jika melihat Alena menangis, jadi Alena sebisa mungkin menahan air matanya agar tidak jatuh lagi.

Setelah di rasa cukup tenang Alena membuka pintu ruang rawat Ayahnya.

Saat Alena membuka pintu dia melihat ada sepasang paruh baya yang se umuran dengan Ayah nya, dan Alena juga sangat mengenal sepasang paruh baya itu.

.

.

.

.

.

.🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Halo raider semua.......

Maaf kalau novel banyak typonya karena autor lagi belajar dan masih baru banget.

Terimakasih dan selamat membaca 🙏 🙏

02 Permintaan Ayah

Saat Alena kembali ke ruang rawat sang ayah ternyata di sana sudah ada sepasang paruh baya yang tak lain adalah sahabat Ayahnya.

"Kamu sudah kembali Alena" Tanya Nyonya Sarah istri dari sahabat sang Ayah.

"Iya tante tadi dari ruangan Dokter" Jawab Alena lalu segera mengambil tangan Nyonya Sarah dan Tuan Hendrawan.

"Nah mum...pung ka....mu su...dah da....tang di sini ada se...su..atu yang ingin ayah sam.....paikan" Kata Ayah Alena dengan terbata bata.

"Ayah mau bicara apa?" Tanya Alena pada Ayahnya.

"Ayah ingin kamu meni...kah de....ngan a...nak om Hen...dra dan tante Sarah" Kata Ayah Alena.

"Ayah Alena tidak mengerti apa maksudnya ini?" Tanya Alena semakin bingung.

"Jadi begini nak, dulu Ayahmu dan Om pernah berjanji akan menikahkan anak anak kami saat mereka sudah dewasa, dan tadi kami telah sepakat akan menikahkan kalian hari ini juga" Jelas tuan Hendrawan.

Sesaat Alena masih termenung mendengar kata kata tuan Hendrawan.

"Menikah, sekarang, aku bahkan tidak tau akan dinikahkan dengan siapa" Kata Alena dalam hati.

"Alena sa....yang a...yah mo..hon, me....nikah lah dengan anak sa...ha....bat a..yah, anggap ini se...bagai per...min...taan Ter akhir ayah" Pinta Ayah Alena.

Karena Alena masih diam tidak berucap sepatah katapun, Ayahnya pun kembali bicara.

"Alena a...yah rasa a...yah akan se...ge...ra ber...te....mu Ibumu, Ayah ingin per...gi ka..mu sudah me....nikah a...gar ayah bi....sa te...nang me...ninggalkan ka..mu nak, ka...mu mau kan me....me...nuhi per....min... taan ter.. akhir Ayah" Tanya Ayahnya dengan penuh harap.

Alena menatap sang Ayah lalu menggenggam tangannya sambil meneteskan air matanya.

"Alena akan memenuhi permintaan Ayah, Alena akan menikah dengan anaknya om Hendra" Kata Alena dengan memaksakan senyum.

Meski dia tidak mengenal anak sahabat Ayahnya itu tapi demi memenuhi keinginan terakhir sang ayah Alena bersedia menikah dengan pria pilihan Ayahnya.

"Terimakasih ya sayang" Kata Ayah Alena dengan menghapus air mata putrinya.

Dia tau kalau Alena belum sepenuhnya bisa menerima pernikahan ini, tapi Johanes yakin kalau putra sahabatnya itu pasti bisa menjaga dan akan membuat putrinya itu bahagia kelak.

"Kalau Alena sudah setuju, aku akan menghubungi putraku agar segera kemari, dan juga menghubungi asistenku untuk menyiapkan segala keperluannya.

"Om kalau boleh Alena mau memakai kebaya dari butik Alena sendiri, nanti Alena akan meminta karyawan Alena untuk mengantarkannya kemari" kata Alena.

"Iya tentu saja boleh nak inikan pernikahan kamu jadi kamu berhak memakai apa yang kamu inginkan" jawab nyonya Sarah lembut.

"Terimakasih Tan, tapi tante gimana sama anak om sama tante? Apa dia juga setuju menikah dengan Alena? Tanya Alena hati hati dia yakin sekali kalau calon suaminya itu pasti belum tau tentang rencana pernikahan ini" tanya Alena pada calon mertuanya.

"Kalau masalah itu kamu tenang saja, serahkan itu semua sama om biar om yang ngomong sama dengan dia, om yakin anak om mau menikah dengan kamu nak" jawab Tuan Hendrawan menenangkan.

* * * *

Setelah menunggu kurang lebih satu jam, akhirnya putra tuan Hendrawan datang.

Dia adalah Akbiansyah Hendrawan atau bisa di panggil Akbi putra tunggal tuan Hendrawan dan nyonya Sarah.

Pria tampan berbadan tinggi tegap dengan tubuh atletis, wajahnya yang tampan dengan hidung mancung bibirnya yang **** dan rahang yang tegas sungguh representasi pria tampan di dunia nyata.

Dari kejauhan dia melihat orang tuanya sedang duduk di kursi tunggu depan ruang rawat tuan Johanes.

"Ada apa ini pah? Kenapa Papa meminta Akbi cepat cepat kemari? sebenarnya siapa siapa yang sakit?" tanya Akbi beruntun.

"Tenanglah dulu nak, biar Papa jelaskan" sebelum bicara tuan Hendrawan menghirup oksigen dalam lalu menghembuskannya perlahan.

"Jadi begini, di dalam ada sahabat Papah dia sakit parah dan kondisinya sedang kritis," tuan Hendrawan menjeda dulu katanya guna melihat ekspresi putranya, lalu melanjutkan kalimatnya lagi.

"Begini jadi sebenarnya dulu papa dan sahabat papa ini pernah sepakat ingin menjodohkan anak anak kami saat sudah dewasa, dan karena sekarang kondisi om Johan sedang kritis dia meminta untuk menikahkan kalian hari ini juga"jelas Tuan Hendrawan.

Bola mata Akbi melotot dia sangat terkejut dengan apa yang baru saja di katakan Papanya.

"Nggak bisa gitu dong pah Akbi nggak mau nikah sama orang yang Akbi nggak kenal, lagian ya pah, papah juga taukan kalau Akbi udah punya pacar, papa jangan main asal mau nikahin Akbi sama anak sahabat papah itu" jawab Akbi tidak terima.

Masak dia mau di nikahkan sama orang yang sama sekali nggak di kenalinya dan juga mau di kemanai pacar dia nanti belum lagi reaksi pacarnya nanti saat tau kalau Akbi sudah menikah, hanya memikirkannya saja sudah bisa membuat kepala Akbi tiba tiba pusing

"kamu kan sudah tau kalau Papa nggak pernah setuju kamu pacaran sama model itu, dia itu hobinya pake baju sexy dan juga kelakuannya itu papa nggak suka banget, dia nggak cocok jadi pendamping hidup kamu bi" ucap Tuan Hendrawan.

"Pah apa salahnya sih pekerjaan monik, model juga pekarjaan yang baik kok, dan kalau masalah pakaian Akbi aja sebagai pacar suka suka aja kok sama penampilan monik kenapa jadi Papa yang harus repot" jawab Akbi.

"Nak lebih baik kamu setujui aja pemintaan papah kamu, jujur Mamah juga lebih suka sama Alena dari pada sama pacar kamu, mama kayak ngerasa kurang srek gitu sama pacar kamu" kata nyonya Sarah mencoba meyakinkan putranya.

"Tapi Mah, Pah ini tuh hidup Akbi, Akbi berhak menentukan dengan siapa Akbi akan menikah, plis mah pah Akbi udah dewasa Akbi bisa menentukan mana yang terbaik untuk masa depan Akbi" Kata Akbi masih bersikukuh menolak rencana pernikahan ini.

"Akbi bukan maksud mamah sama papah untuk mengatur hidup kamu tapi sebagai orang tua kami hanya ingin yang terbaik untuk kamu, sekarang umur kamu sudah 28 tahun dan Alena 24 tahun umur kalian itu sudah pas untuk munikah, Alena itu gadis yang baik, cantik, pinter, penyanyang punya butik sendiri juga dia kurang apa lagi coba menurut kamu" Nyonya Sarah masih mencoba terus membujuk putranya agar mau menikah dengan Alena.

"Pokoknya Akbi tetep dengan keputusan Akbi, Akbi nggak mau menikah dengan anak sahabat Papah" Jawab Akbi dengan mulai menaikkan intonasi suaranya.

"Akbi jaga kata kata kamu ya, berani kamu bicara begitu dengan orang tua kamu!" kata Tuan Hendrawan dengan marah

"kalau kamu tidak mau menikah dengan anak sahabat papah, maka papah akan coret kamu dari daftar warisan papah biar sekalian papah sumbangan ke yayasan sosial aja"kata tuan Hendrawan mulai mengancam Akbi

"Pah, Akbi ini anak Papah lho, papah satu satunya lho papah tega sama Akbi " Tanya Akbi mulai memelas.

"Pokoknya keputusan Papah sudah bulat kamu pilih pertahanin pacar kamu itu tapi nggak punya apa apa atau kamu nikah sama Alena dan meninggalkan pacar kamu, keputusan ada di tangan kamu"putus tuan Hendrawan.

"Pah plis jangan gini Pah" kata Akbi semakin memelas.

"Bi lebih baik kamu turutin aja ya keinginan papah kamu, ini demi kabaikan kamu juga nak" Kata Nyonya Sarah terus mencoba membujuk putranya.

Setelah beberapa saat merenung dan memikirkan semuanya akhirnya Akbi menyetujui rencana perjodohan ini.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Hai reader semua maaf kalau kata katanya kurang rapi dan banyak typonya maklum ini novel pertama jadi masih harus banyak belajar.....

Happy reading.............

03Pernikahan

Setelah persiapan pernikahan dadakan itu selesai, kedua mempelai pun masuk ke ruang rawat tuan johanes, tak lupa pula penghulu dan beberapa Dokter dan Suster yang menjadi saksi pernikahan.

Alena sendiri nampak cantik dengan kebaya sederhana tapi elegan yang di bawakan oleh salah satu pegawai butiknya.

Rambutnya disanggul sederhana dan tak lupa make up natural yang ia kenakan, semakin menambah kecantikan Alena.

Bahkan Akbi sendiri terpaku melihat kecantikan calon istrinya itu. Meski tidak mengenal apalagi mencintai Alena, tapi Akbi akui bahwa wanita yang akan di nikahkan dengan nya ini sangat cantik.

Akbi sendiri tetap memakai jas yang di pakainya tadi dari kantor.

Sebenarnya nyonya Sarah telah menyiapkan jas khusus untuk putranya tapi Akbi menolak karena sebenarnya dia pun masih belum sepenuhnya terima dengan pernikahan ini, tapi karena ancaman sang ayah dia terpaksa melakukannya.

* * * * * *

Setelah beberapa waktu akhirnya acara ijab kabul dan pertukaran cincin selesai mereka pun kini telah resmi menjadi pasangan suami istri.

Para orang tua bahkan tak kuasa meneteskan air mata bahagia karena melihat anak anaknya menikah.

Kini saatnya bersalaman dengan orang tua untuk meminta restu.

Setelah meminta restu pada kedua orang tua Akbi kini saatnya meminta restu pada ayahnya Alena.

"Ayah Alena doa restunya, "kata Alena dengan Isak tangis sambil mencium tangan sang Ayah lalu memeluk Ayahnya yang tidur di ranjang pasien.

"Iya sa....ya...ng ayah pas...ti berdoa ya...ng ter...baik untuk per....ni...kahan ka....Lian"

Johanes menjeda ucapannya lalu sebelum kembali berucap dia menghapus air mata putrinya dengan lembut.

"Se...ka....rang kamu su...dah men....jadi se....orang istri ja...di...lah istri ya....ng berbakti pa....da suami, tetaplah di si...si suamimu da..lam su.....ka mau....pun du...ka, se...moga ka...lian se...ge...ra di beri mo..mo...ngan un...tuk se....ma...kin mem....per-erat i..ka...tan per...nika....han ka...lian"nasehat tuan Jonatan di selingi doa.

"Iya yah, Alena akan selalu mengingat nasehat ayah" kata Alena dengan memaksakan senyum.

Kini giliran Akbi yang meminta doa restu pada tuan Johanes.

"Ayah restui pernikahan kami" kata Akbi sambil mencium punggung tangan sang mertua.

"Aay....ah a...kan se....la...lu me...

nyertai ka....lian, se...ka...rang a..yah se...rahkan put...ri ayah pa...damu nak, a...yah ha....rap ka...mmu bi....sa men....jaga dan mem...bim...

bing anak ayah ini, baha.....giakan dia de....ngan cinta dan ka.....sih sa....yang da...ri...mu, ka....mu mau kan ber....janji hal itu pa.....da ayah" tanya tuan Johanes penuh harap pada Akbi.

Akbi jadi sedikit gelisah di satu sisi dia tidak bisa menjanjikan hal itu pada mertuanya di sisi lain dia tidak ingin membuat sedih mertuanya, akhirnya Akbi pun mengiyakan permintaan sang mertua.

"Iya yah Akbi janji pada ayah"

"Te....rima...kasih nak, se.....ka...rang a....yah su....dah meni...tipkan A.....lena pa....damu,"

tak lama setelah mengatakan semua itu tuan Johanes pun menghembuskan nafas terakhirnya.

"Ayah, ayah,. hiks....hiks...... dokter tolong ayah saya dok hiks....hiks......" kata Alena panik.

Dikter yang memeriksa kondisi tuan Johanes pun menghela nafas dan menyampaikan kabar buruk pada semua orang.

"Tuan Johanes telah meninggal dunia"

"Ayah...... hiks....... hiks........ ini nggak mungkin dok hiks...... ayah saya pasti bisa sembuh dok hiks....hiks......" suara Alena histeris, dia masih menolak percaya kalau ayahnya telah pergi untuk selamanya.

" Sabar sayang, ini semua sudah takdir, ayah kamu sekarang sudah tidak sakit lagi dia sudah bertemu dengan cinta sejatinya" kata nyonya Sarah dengan merangkul bahu Alena.

"Benar nak ikhlaskan kepergian ayahmu, biarkan dia pergi dengan damai " kata tuan Hendrawan.

Sedangkan Akbi hanya menonton tanpa berkata apapun.

* * * * * *

Hari pun berganti dan pemakaman tuan Jonatan baru saja usai.

Kini Alena sudah ada di mobil dengan Akbi, sebenarnya dia masih enggan meninggalkan pemakaman sang ayah, tapi nyonya Sarah terus membujuknya hingga akhirnya dia mau pulang dan disinilah dia sekarang, duduk di mobil di samping Akbi yang sedang menyetir.

Mereka sedang menuju rumah tuan Hendrawa, karena beliau ingin Alena dan Akbi tinggal di rumahnya dulu.

Saat hari sudah mulai malam mobil pun berhenti di sebuah rumah besar dan mewah.

Memang keluarga Alena bukan dari keluarga mereka miskin tapi kalau di bandingkan dengan harta mertuanya jelas mertuanya iyu lebih kaya.

Akbi keluar terlebih dahulu dari mobil lalu di susul Alena di belakangnya.

Nyonya Sarah segera menghampiri menantunya dan mengajaknya untuk masuk.

"Ayo nak masuk, mulai sekarang rumah ini juga akan menjadi rumah kamu sayang" kata nyonya Sarah.

Saat masuk ke dalam Alena kagum dengan desain interior rumah itu.

Sayang kamu langsung kekamar aja ya, kamu pasti capek lebih baik kamu segera istirahat di kamar, nanti biar barang barang kamu di bawa bik Sumi sama baik Narti"kata nyonya Sarah.

"Iya mah". jawab Alena.

"Akbi kamu antar istri kamu ke kamar kasihan dia pasti capek banget, biar dia istirahat" perintah nyilonya Sarah pada putranya.

"Iya mah, ayo ikut aku" setelah berucap Akbi langsung berjalan menuju kamarnya di lantai dua.

"Alena kekamar dulu mah" pamitnya pada ibu mertuanya.

"Iya sayang mamah juga mau istirahat"

Alena pun segera mengikuti Akbi menuju kamar mereka.

Begitu sampai Akbi membuka pintu kamar dan saat melihat kamar Akbi dia melihat kamar sebuah mewah dengan warna dominan hitam, putih dan abu abu, sangat menunjukkan kalau itu adalah kamar pria.

"Ini kamarku, di sana kamar mandinya dan itu walk in closed di sana ada lemari kosong untuk menyimpan pakaianmu nanti" jelas Akbi.

"Iya terimakasih Akbi" kata Alena lembut.

"Mandi lah dulu nanti bik Sumi akan mengantar pakaianmu dak juga makan malam kita" pritah Akbi.

"Baiklah" setelah itu Alena menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah lima belas menit Alena keluar dari kamar mandi dengan jubah mandinya, dia berjalan menuju kopernya untuk mengambil baju gantinya.

Akbi terpaku melihat penampilan alena, rambutnya yang basah dan jubah mandinya yang agak pendek itu membuat sebagian paha putih mulus Alena terlihat, dia terlihat sangat sexy di mata akbi. dia bahkan sampai tidak berkedip melihat Alena.

Tubuhnya tiba tiba terasa panas dan sesuatu di bawah sana telah terbangun dari tidur panjangnya berharap di puaskan.

Sesaat Akbi tersadar dari lamunan gilanya, dan sebelum otaknya semakin berpikiran aneh aneh dia segera pergi ke kamar mandi untuk mendinginkan tubuhnya yang tiba tiba terasa panas.

.

.

.

.

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!