Halo teman-teman kembali lagi dengan Squel cerita dari Kekasih Polos CEO, dan Samuel, dengan lanjutan Bocah kembar Morgan yang cerita dari sepasang anak kembar dari Lenka dan Samuel. Berkisah tentang Ryleigh Morgan dan Ryder Morgan anak kembar dari Samuel dan Lenka yang menginjak masa remaja dengan penuh kehidupan yang fantastic, memiliki orang tua belatar belakang mantan mafia, membuat anak gadis Samuel sangat kental memiliki garis keturunan ayah nya, apakah Ryleig dan Ryder memilih terjun ke dunia bawah yang di mana daddy nya sudah meninggalkan hal itu semua demi Lenka, tapi 2R kembali melukis sejarah dengan kembali mengangkat nama Aeros yang sudah di dedikasikan kepada Luis William, dengan nama baru yaitu DRAMOR, simak kisah lengkap nya, dan tunggu beberapa kisah percintaan remaja yang mengasikan!!
Jadi buat teman” para pembaca lama Silahkan mampir dan nikmati kisah dan petualangan baru mereka!!!!
Yang baru mampir jangan lupa tinggalkan Like, komen dan favorit nya, jangan lupa vote juga yah makasih;)
......................
Drap.. drap..
Derap langkah kaki seseorang terdengar jelas, suara gemercikan air hujan di malam itu membuat suasana kian tegang, suara teriakan dan kesakitan terdengar jelas di telinga anak kecil laki laki berumur tujuh tahun itu, serta suara pria yang sangat Dia kenal terus berteriak kepada nya agar terus berlari meninggalkan tempat itu.
“Lari Sam, lari!”teriak orang itu yang sudah berlumuran darah.
Kaki kecil pria itu terus berlari, sambil memegang pisau yang Dia genggam, badan nya bergetar hebat dan deru nafas nya tidak beraturan, hingga akhirnya langkah nya terhenti di cegat oleh seseorang yang bersosok menyeramkan.
“Bocah mau kemana kau?”
Roma, Italia.
Pukul 06.30
Kring.. kring…
Sebuah alarm berbunyi kencang, di sebuah kamar apartemen itu, pria yang hanya tidur menggunakan celana pendek itu tampak terkejut dan bangun dari tidur nya dengan nafas yang memburu kencang karena mimpi yang terus menghantui tidur nya setiap malam itu.
Hosh.. hosh...
“Si@alan mimpi itu lagi,”gumam Samuel mengusap wajah nya dengan kasar.
Pria itu terlihat terduduk di kasur nya, lalu memasang wajah datar dan penuh dendam nya yang tidak pernah hilang, seseorang masuk ke dalam kamar Samuel tanpa permisi dan meletakan pakaian pria itu di atas kasur nya.
“Satu minggu lagi kita akan pindah ke indo, karena para tikus langsung bertindak di pusat,”ujar Kevin kepada Tuan nya itu.
“Atur saja, Aku akan mandi dulu,”ujar Samuel kepada bawahan nya itu.
“Baik tuan,”ujar Kevin dengan penuh hormat.
Kevin adalah wakil ketua dari tim Aeros, sebuah tim yang berdiri atas kerjasama kedua belah pihak, aeros mengabdi kepada William karena suatu hutang budi besar di masa lalu, sebuah tim yang menjadi pondasi serta tiang agar keluarga William tetap berdiri tegak, keluarga William adalah keluarga terkaya nomor satu di dunia dalam berbagai bidang, hal itu membuat mereka selalu menjadi target bagi para tikus busuk yang ingin menghancurkan kekuasaan William, maka dari sini terlahirnya Aeros sebagai pertahanan dari keluarga William.
Sret.. sret..
Suara shower yang di nyalakan serta air yang membasahi tubuh pria yang terdapat ada sebuah bekas jahitan di punggung nya, sebuah bekas luka yang tidak akan pernah di lupakan Samuel seumur hidup nya, beberapa puluh menit Samuel melakukan ritual mandi nya, Dia keluar dengan handuk yang di lilitkan ke pinggang nya, derap langkah kaki nya keluar menuju kamar dan memakai jas nya.
“Apa yang kita lakukan hari ini?”tanya Samuel kepada Kevin yang berdiri menunggu di depan pintu kamar nya itu.
“Seperti informasi yang sudah Anda dapatkan, ternyata mereka hanya dari beberapa kecil musuh Black Devil, mempertahankan usaha dunia gelap dengan perusahaan William yang bersih memang dari dulu bukan hal yang bagus untuk di lakukan, tetapi keputusan tetap berada pada Tuan besar,”ujar Kevin kepada Samuel yang berjalan ke dapur dan meneguk sampanye di pagi hari.
“Aku akan senang, jika pisau kesayangan ku ini mendapat daraah segar nya di pagi hari, kita sergap,”ujar Samuel tersenyum miring.
Mereke keluar dari apartemen Samuel menuju parkiran, mobil di jalan kan menuju lokasi yang sudah di share serta di tandai anak buah Samuel itu, Kevin menggunakan earphone yang melintang di telinga nya sebagai alat komunikasi antara pemimpinan tim yang lain.
“Apa perintah nya Big Bos?”tanya orang di seberang sana kepada Samuel.
“Sergap, Aku yang akan ambil permainan,”ujar Samuel tersenyum miring.
Mobil yang di supiri Kevin itu berhenti di sebuah gang sepi kota Roma, Italia. Samuel turun dari mobil lalu memerintahkan sesuatu kepada Kevin.
“Kevin kau tetap di sini, jaga-jaga jika ada yang berani menganggu kesenangan ku,”ujar Samuel kepada bawahan nya itu.
“Baik Tuan,”jawab Kevin tetap menunggu di dalam mobil dengan masih memasang mata agar tidak ada yang mengetahui keberadaan nya itu.
Langkah kaki Samuel yang besar menyusuri gang sepi itu sambil menghisap sebatang rokok yang Dia nyalakan saat sedang berjalan kaki itu, Samuel menatap langit kota Roma yang indah di pagi hari sambil mengeluarkan senyum smirk nya.
Fuhh…
Asap rokok yang Samuel hisap tersebar di mana-mana hingga akhirnya langkah kaki nya berhenti pada para anggota pengejar tim Aeros yang sudah menahan seorang pria disana, pria itu di ikat serta mulut nya di lakban agar tidak terus berteriak, semua orang berjas hitam dan ada juga yang memakai pakaian kasual itu menunduk hormat ketika Samuel datang.
“Selamat pagi Big Bos,”
Ucap semua orang itu serentak sambil menunduk, Samuel tidak menjawab dan masih menatap langit biru yang indah itu, lalu tersenyum melihat bahan percobaan nya di pagi hari itu.
“Pagi yang indah, untuk melukis di tubuh seseorang,”gumam Samuel tersenyum seram seperti iblis.
“Buka penutup mulut nya, Aku akan menanyakan sesuatu,”ujar Samuel kepada pemimpin anggota Divisi pengejar tim Aeros itu bernama Arbian.
“Baik Tuan,”ujar Arbian membuka penutup mulut itu secara kasar.
Sret…
Lakban yang menempel di mulut orang itu di lepas secara kasar oleh Arbian, pria itu meringis kesakitan wajah nya sudah terlihat sangat berantakan seperti nya Dia gila-gilaan kabur jauh dari tim pengejar Aeros, tapi itu hanya alasan bodoh karena kau tidak akan bisa lepas dari tim pengejar sekali nya mereka sudah mengetahui hanya sekedar nama mu saja, pergi pun hanya akan menjadi bayang-bayang dengan teror yang berdatangan.
“Ka—ka—kau bukan nya Samuel si iblis berdarah dingin?”ujar pria itu dengan gemetaran menatap Samuel yang hanya menatap nya datar.
“Hoh apa Aku seterkenal itu?”ujar Samuel tersenyum miring menatap pria yang masih terduduk di depan nya.
Samuel si iblis berdarah dingin, itu adalah julukan Samuel di dunia bawah atau dunia gelap, sisi lain dari kehidupan yang damai pasti ada sebuah perang diam-diam yang di lakukan agar kehidupan tetap berjalan dengan semesti nya, ibis julukan untuk sifat nya yang seperti iblis kejam tanpa belas kasihan, dingin adalah bentuk dari hewan lizard yang berdarah dingin, atau juga Samuel sering di panggil Mr.Lizard yaitu hewan berdarah dingin.
“Cukup basa basi nya, katakan siapa orang di belakang mu?”tanya Samuel to the point mengeluarkan pisau nya dari sebalik jas.
“Haha setakut apa pun Aku padamu, Aku tidak akan mengatakan satu kata pun, lebih baik Aku mati! Keluarga William memang gil@ memiliki penjaga iblis seperti kau!”teriak orang itu ke depan wajah Samuel.
“Seperti nya kau tidak akan berbicara, kita mulai saja,”ujar Samuel kepada orang di depan nya dengan sorot mata iblis nya.
Pria itu mulai mengarahkan pisau nya tepat di bagian pipi untuk pembukaan dahulu, darah segar mengalir tepat dengan teriakan tahanan itu, hingga akhirnya saat pisau Samuel ingin menyentuh dada pria itu tiba-tiba terdengar suara teriakan dari belakang yang cukup keras.
“TIDAK!!!”
Pagi yang cerah hari ini, membuat seorang Lenka Ananda William yang sedang menyusuri jalanan sepi kota Roma untuk menuju toko roti favorit nya itu harus terhenti melangkah kan kaki nya ketika mendengar suara keributan di gang yang Dia lewati.
Dengan pelan-pelan Lenka mengendap tanpa di sadari sekelompak orang yang mungkin Dia kira adalah para berandalan biasa yang memakai jas dan membully warga sipil.
Dengan mata yang bergerak ke kanan kiri melihat keadaan yang begitu sepi, Dia sangat gemetaran ketika melihat adegan di depan nya membuat bulu kuduk Lenka seketika berdiri.
"Apa Aku harus menolong nya? Tidak, Aku bukan asli orang sini, tapi tunggu Aku ini seorang dokter yang bertujuan menyelamatkan orang dan salah satu nya di mulai dari sini,"gumam Lenka menatap adegan di depan nya.
Lenka Ananda William, seorang gadis cantik berumur 19 tahun yang telah menyelesaikan study S1 dan S2 nya beberapa hari lalu dan akan mengelar wisuda, Lenka mengambil banyak SKS untuk dapat menyelesaikan study nya setelah 4 tahun.
Gadis itu bukan lah lulusan termuda melainkan menjadi urutan kelima, karena masih banyak orang pintar di atas nya dengan umur yang sangat muda sudah menyelesaikan study nya, jurusan yang Lenka ambil adalah Dia mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) ilmu kedokteran jiwa, atau yang sering orang panggil psikiater yaitu dokter yang menangani gangguan mental dan mungkin jiwa.
"Aku bisa, Aku bisa,"gumam Lenka berjalan dengan tegas nya, setelan yang Dia gunakan hari ini lumayan tebal karena cuaca yang lumayan dingin.
"TIDAK,"
Teriakan yang reflek itu membuat Lenka menutup mulut karena terlalu panik, dan Samuel yang fokus dengan orang di depan nya seketika memutar wajah menatap seorang gadis cantik yang seperti siluet seseorang yang Dia kenal, tapi lamunan dan tatapan penasaran itu buyar ketika ketua tim pengejar Arbian berteriak.
"Hei, kau gadis kecil siapa!"teriak Arbian dengan keras.
Sontak Lenka yang kaget itu terdiam, Samuel menatap lucu kucing kecil yang ketakutan itu, padahal hari ini Dia sangat mood untuk melakukan apa pun pada orang yang Dia temui, tapi itu tidak mungkin karena Varo sudah melarang nya untuk tidak melakukan hal buruk kepada orang yang tidak berkaitan.
Dengan kilatan mata tajam dan iblis nya, Samuel tersenyum miring membuat Lenka yang menatap pria tampan dewasa yang memegang pisau berlumuran darah itu seketika nyali nya ciut.
"Apa Anda ingin mengantikan posisi nya Nona?,"ujar Samuel dengan suara pelan bariton nya membuat bulu kuduk Lenka berdiri.
Sret...
Lenka mengeluarkan sebuah garpu dari saku mantel nya mengarahkan nya kepada semua orang, membuat Samuel hampir tertawa keras melihat itu.
"Jangan berani, Aku akan menusuk mu dengan garpu ini Tuan, apa Anda bermain dengan hukum, Aku bisa melaporkan nya,"ucap Lenka lantang mengarahkan ujung garpu itu menatap semua orang bergantian.
Samuel mengusap wajah nya kasar, seperti nya sekarang Dia sudah sangat tidak mood lagi, pria itu berjalan mendekati Lenka yang malah berjalan mundur sampai membuat tubuh kecil Lenka terbentur dinding perumahan tinggi di gang itu.
Tatapan tajam Samuel membuat Lenka terdiam dengan wajah menahan nafas, deru nafas pria itu menerpa wajah Lenka yang jarak wajah mereka hanya beberapa inci itu saking deket nya.
"Apa kau yakin Nona akan berani melawan kami,"gumam Samuel di telinga Lenka.
Glek...
Dengan kasar Lenka meneguk saliva nya pelan, membuat mata mereka saling adu pandang, mata itu mata biru yang sangat tajam dan menampilkan belas kasihan, dendam dan penghianatan.
'Aku melihat sorot mata nya memancarkan kesedihan,' batin Lenka.
Betapa bod0h nya gadis itu malah memperhatikan masalah orang lain tapi tidak dengan diri nya saat ini, Lenka yang baru tersadar mendapati Samuel yang masih menatap nya dengan wajah datar.
Grep...
Samuel merengkuh dan memeluk pinggang Lenka dengan satu tangan yang di tumpukan pada dinding rumah itu, membuat jarak mereka semakin dekat, sontak sentuhan itu membuat Lenka kaget dan mendorong tubuh Samuel sekuat yang Dia bisa dengan kasar.
Brak...
"Se se sepertinya Aku sudah salah, Aku tidak akan menganggu, lanjutkan saja,"teriak Lenka berlari secepat kilat sebisa yang Dia mau.
Siluet gadis itu sudah hilang di balik tembok perumahan membuat Samuel terus menatap datar arah kepergian Lenka, dengan senyum iblis nya Samuel berkata.
"She is mine,"gumam Samuel membuat para tim pengejar Aeros yang mendengar gumaman itu merinding.
Drap.. drap...
'Aku tadi merasa melihat Nona Lenka, tapi kota Roma begitu besar dan ini jauh dari mansion Alferoz, apa Big bos bertemu dengan nya,' gumam Kevin mendekati Samuel dan berdiri di samping nya.
"Tuan, apa yang terjadi?"ujar Kevin melihat orang yang di ikat itu masih hidup.
Prank...
Samuel melempar benda tumpul kepada pria yang di ikat itu lalu mnegambil lap tangan yang di sodorkan oleh Kevin kepada diri nya.
"Aku sudah tidak minat, lempar saja Dia ke laut dan berikan bagi santapan hiu jika Dia tidak mau memberikan informasi,"ujar Samuel berjalan menuju mobil.
"Tidak, lepaskan Aku!"teriak pria yang di sekap itu sebelum mulut nya di tutup dan ikat agar tidak banyak berbicara lagi.
'Gadis yang lucu, Aku akan mendapatkan mu di mana pun kau berada, itu hal mudah bagi ku,' gumam Samuel menatap langit kota yang mulai memperlihatkan sinar matahari yang membuat mata siapa pun silau karena sinar nya.
Sementara itu Lenka yang terus berlari sampai di jalan utama melihat ke belakang dengan wajah waspada, hari ini adalah hari terburuk nya di kota yang Dia sukai ini bertemu dengan orang menyeramkan bagi diri nya.
Hosh.. hosh..
"Dia lebih dari orang memiliki gangguan jiwa, apa Dia memiliki masalah nya?"gumam Lenka dengan nafas yang naik turun karena kelelahan berlari.
Ponsel Lenka seketika berdering keras, membuat sang pemilik ponsel menyambar HP nya dari saku mantel dengan cepat dan menyusuri jalanan itu kembali.
"Sayang kau di mana, keluarga mu sudah sampai,"ucap Anggun kepada gadis yang Dia telpon.
"Benarkah Aunty? Aku sangat merindukan mereka, Aku akan segera pulang, muachh dada Aunty,"ucap Lenka dengan heboh dan senang berlari menuju mobil yang Dia parkir tidak jauh dari tempat Dia berlari.
Mobil hitam milik Samuel terus berjalan menuju markas Aeros, sementara itu Kevin melirik ponsel nya ketika mendapat pesan dari seseorang bawahan yang mereka perintah untuk mencari segala informasi dari berbagai bentuk, dan mereka orang berbakat dalam jaringan.
"Tuan seperti nya Tuan besar berkunjung, apa kau ingin menemui nya?"tanya Kevin kepada Samuel.
"Aku baru bertemu dua bulan yang lalu, tapi baiklah Aku merindukan keluarga Alferoz,"
Di ruangan utama mansion Alferoz ini semua orang tengah berkumpul dan berbincang sekedar mengucapkan selamat kepada Lenka yang akan mengelar wisuda esok hari nya itu.
"Luis Aku merindukan mu,"ucap Lenka memeluk sang kakak dengan penuh kasih sayang yang amat teramat terpancarkan dari wajah nya.
"Aku baru mengunjungi mu 2 bulan yang lalu Enka,"ucap Luis mengeleng heran kepada sikap adik nya.
Seketika Lenka tampak berpikir dan tertawa kecil baru menyadari hal itu, Luis memang sering mengunjungi adik nya itu sekedar ingin melihat dan memastikan langsung kondisi Lenka, sementara Leon dan Lukas sendiri mereka mewakilkan nya kepada Luis untuk menegok sang adik.
"Berikan Aku pelukan juga,"ucap Lukas kepada sang adik.
Grep...
Lenka memeluk Lukas dengan kuat membuat pria itu merasa tercekik.
"Hei kau mau membunuh ku,"ucap Lukas kepada Lenka mencubit pipi nya dengan gemas.
"Penampilan mu sudah seperti pria nakal Lukas, lihat Luis dan Leon mereka sangat tampan dan rapi,"ucap Lenka kepada Lukas.
"Jangan menyamakan Aku dengan pria kaku seperti mereka,"ujar Lukas ketus menatap kedua kakak nya yang hanya diam dan tidak mempedulikan obrolan itu.
Lama mereka berbincang, dan Lenka memilih pamit untuk ke dapur mengambil sesuatu karena haus, mansion Alferoz sudah seperti rumah kedua bagi Lenka.
"Tuan apa Anda yakin memberikan jabatan kepada Tuan muda Luis, Dia masih sangat muda untuk menjalankan bisnis,"ucap Reno kepada sahabat nya itu.
"Kau ini masih saja memanggil ku Tuan, dan Aku yakin, Luis tidak jauh hebat nya di banding kan Aku Ren,"ucap Varo menepuk bahu sang anak yang sudah siap menjalankan William group.
Saat mereka tengah berbincang derap langkah kaki seseorang masuk ke dalam mansion Alferoz itu, pria memakai jas hitam dan satu kancing di buka ke atas dengan rambut model potongan mullet yang keren, siapa lagi kalau bukan Samuel.
"Tuan,"sapa Samuel duduk di kursi itu.
"Sam lama tidak berjumpa, kau sudah sangat dewasa,"ucap Rere yang tidak terasa seiring waktu berjalan umur mereka terus bertambah.
"Iyah Kakak cantik lama tidak bertemu,"ucap Samuel tersenyum kepada Rere.
Reno melirik sepupu nya itu dengan pandangan heran, sudah sangat lama Samuel tidak mampir, kalau ingin menyapa diri nya pun pria itu akan mengajak makan di luar.
"Rajin sekali kau ke sini,"ucap Reno.
"Hei Aku merindukan keponakan ku Dhea dan Dean,"ucap Samuel ketus kepada Reno.
"Uncle Sam, apa kau tahu Aku siapa?"tanya Lukas dengan menyikap rambut nya ke belakang.
Dengan kening berkerut Samuel tampak berpikir melihat ketiga anak yang wajah nya mirip hanya penampilan nya yang berbeda, seketika Dia menatap Varo dan Rere mencari bocah kecil mereka.
"Aku sampai lupa Tuan muda L sudah besar, Aku kira Dia masih sekecil ini,"ucap Samuel mengukur tinggi anak berusia 5 tahun.
"Haha kau terlalu sibuk dan tidak melihat foto anak ku yang terbaru Sam?"ujar Varo mengelengkan kepala nya.
"Hmm seperti itu, tunggu gadis kecil mu mana, bukan mereka kembar empat?"tanya Samuel seketika baru sadar melihat itu.
"Kau pasti pangling Sam, Lenka tumbuh jadi gadis cantik sekarang, padahal Dia lama tinggal di sini dan kau jarang ke mansion,"ucap Anggun mengelengkan kepala nya.
"Hmm,"ucap Samuel yang sebenarnya juga penasaran seperti apa gadis kecil yang selalu menganggu diri nya itu.
Belum sempat pria itu menerima jawaban di mana keberadaan anak Tuan nya itu Dia sudah terlebih dahulu pergi ke dapur untuk mengambil air minum.
Saat Samuel melangkahkan kaki nya, seketika mata Dia dan Lenka bertemu, pria itu sedikit terkejut dengan gadis yang Dia temui tadi tapi Dia berusaha menutupi nya dan Lenka tentu langsung berteriak.
"Akhh tolong!!"teriak Lenka berlari keluar dapur menuju ruang keluarga.
Samuel pun mulai berpikir, kenapa gadis yang Dia temui itu ada di mansion Alferoz, dan Dia juga berpikir perasaan tadi pagi seperti nya Dia sempat berpikir kalau Lenka orang yang mirip dengan seseorang yang pernah Dia temui yaitu Rere, hal itu membuat nya tersenyum simpul.
"Oh tikus kecil itu ternyata bocah William,"gumam Samuel menggelengkan kepala nya merasa takdir mempertemukan mereka.
Sontak semua orang yang ada di ruang keluarga langsung berdiri mendengar teriakan Lenka, gadis itu langsung berlari memeluk Mommy nya dengan erat dan bersembunyi di belakang tubuh tegap Daddy nya.
"Mom, Dad tolong ada penguntit, Dia mengikuti dari tadi pagi sampai sekarang dan Dia berada di dapur, Dia mengikuti ku,"ucap Lenka dengan wajah panik berusaha menjelaskan masalah nya secara detail.
Semua orang merasa heran, mansion Alferoz keamanaan nya sangat tinggi dan untuk masuk saja di sini tidak bisa sembarangan orang, dan orang yang berjalan ke dapur barusan hanya Lenka dan Samuel.
"Apa kau mengatai ku penguntit Nona William,"ucap Samuel yang tiba-tiba datang sedang meminum minuman dingin nya itu dengan satu tangan yang di masukan ke saku celana.
"Akhh itu penguntit nya Dad, cepat usir Dia, Aku tadi melihat Dia ingin menyiksa orang, Dia mengikuti ku,"teriak Lenka memeluk Varo dengan erat.
"Sayang Dia bukan penguntit, itu Samuel,"ucap Rere dengan bingung nya kepada putri nya.
Seketika Lenka yang panik melepaskan pelukan nya perlahan, lalu mencerna perkataan Mommy nya, pria tampan gila yang berdiri di depan nya adalah Samuel yang dulu Dia kenal.
"Sam? Aku tidak ingat wajah nya, jadi itu Sam,"cicit Lenka dengan menunduk dan masih menutupi wajah nya.
"Yes Dear, it's me,"ucap Samuel memberikan senyum miring nya.
Tatapan tajam mengarah kepada Samuel yang mengatakan itu, terlihat para William sangat menjaga putri William itu, Samuel hanya mengangkat ke dua bahu nya acuh tak acuh menerima tatapan mengintimidasinya itu.
"Tentu kau tidak ingat, terakhir kali Dia ikut kumpul saat kau berumur 5 tahun sayang, jangan pikirkan,"ucap Rere mengusap surai hitam Lenka dengan senyuman.
"Daddy apa kau yakin Dia Samuel, Aku rasa Dia seorang iblis,"gumam Lenka kepada Varo.
Pria itu hanya terdiam tidak menjawab mungkin saat kecil Lenka hanya menyadari pria itu sebagai orang biasa, tetapi Samuel tidak senaif itu Dia memiliki kepribadian lain dan membuat nya gila dan terobesesi dengan hal hal yang berbau penyiksaan.
Mereka semua tampak berbincang menghabiskan waktu, dan satu persatu juga ada yang pergi ke kamar karena sudah lelah, begitu pun Leon dan Luis yang memilih naik ke kamar, tatapan mata Samuel menatap Lenka yang mengindari tatapan nya sambil memainkan jari nya kanan dan kiri.
'Lenka ternyata itu kau, tikus kecil yang lucu, kau milik ku,' batin Samuel dengan seringai tipis nya membuat Lenka yang di tatap kaget dan langsung berdiri.
"A a Aku akan ke kamar dulu,"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!