...My Man Is A Bunian...
...BAB 1 : Perkenalan...
...****************...
"kau harus menjemputku! Aku akan selalu menunggumu."
Seorang Wanita mengulurkan jari kelingkingnya kepada seorang Pria yang tengah sekarat, dengan air bah yang keluar dari mata Wanita itu.
Seorang Pria menatap lirih ketika seorang sahabat membawa Wanita itu pergi dari hadapannya.
Pria itu, mencoba mengangkat jari kelingkingnya, dan semua teras gelap.....
Wanita itu kini terhempas ke dunia asalnya...
Dan seketika waktu yang berjalan ,terasa lambat mengiring. Dalam penantian takdir dari seorang wanita yang berharap mendapatkan jalan yang indah. Namun pada kenyataannya, hanya pahit, perih ,dan sakit yang ia terima.
Seorang wanita dengan wajah yang tertunduk bersama Isak yang kian menjadi di antara bahu jalan dengan berteman' kan pekat'nya malam bersama dingin'nya hawa. Membuat wanita itu menjadi semakin kalut dengan kenyataan yang harus ia terima saat ini.
Degan Isak yang terdengar lirih , wanita itu hanya menatap kosong tanpa nalar pada aspal yang berada di bawah kakinya, dengan semua harapan yang telah pupus.
"Apa pun yang akan terjadi, ku mohon jangan tinggalkan aku"
"Jika kita di pertemukan hanya untuk saling melepaskan, untuk apa kita saling mengatakan cinta dan ingin saling memiliki?"
"Janji ya! kita harus terus bersama."
Semua terlukis indah, dalam ingatan wanita itu yang kini sedang memegangi perutnya yang sudah terlihat membuncit.
"Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus gembira, atau 'kah aku harus bersedih, dengan kehadiranmu di dalam rahimku?" Ucap wanita tersebut yang tengah menatap perutnya bersamaan dengan sebongkah batu yang menghimpit di rongga dada'nya.
Kini, Wanita tersebut sedang mengandung, dan saat ini , perasaannya sangat rancu. Karna Ayah dari sang Bayi, mungkin tidak akan pernah melihat Anaknya.
"Apakah aku sanggup? Saat aku memebesarkan Anak ini ketika ia lahir ke dunia?" Guman wanita tersebut dengan kebingungan.
...****************...
Ketika takdir harus bertolak dengan kenyataan. Bahwa mereka terlahir dari dunia yang berbeda.
yah! Luka akibat sebuah perpisahan selalu menjadi yang terperih di antara luka lainnya, bagaimana tidak ? Perpisahan adalah batas dari kebersamaan yang entah kapan akan terulang.
Karna sifat dasar Manusia adalah ingin memiliki , bukan untuk melepaskan.
...****************...
Wanita itu adalah Santi Dwi Putri, seorang wanita yang berusia 25 tahun. Anak ke-2 dari pensiunan ASN. Santi mempunyai paras yang manis, Karna memiliki wajah yang eksotik dengan tinggi badannya 165cm dengan kulit kuning Langsat, beserta memiliki rambut lurus yang panjang hingga ke pinggang.
Santi awalnya adalah gadis yang ceria, dan memiliki sifat yang tidak tega terhadap orang lain. Sifat tersebutlah yang membuat ia harus di jebak oleh sahabatnya sendiri.
Setelah di jebak oleh sabahatnya , Santi harus menerima kenyataan pahit, ketika tunangan yang ia cintai juga memilih meninggalkannya.
Berlarut dalam kesedihan selama 2 tahun, membuat Santi sulit mempercayai orang lain.
Hingga suatu ketika, Santi bertemu dengan seroang pria misterius. Dari ketidak sengajaan, akhirnya tumbuh benih cinta di antara ke duanya.
beruntung! Karna pria tersebut mau menerima semua masa kelam yang pernah di alami oleh Santi tanpa syarat apa pun.
hingga mereka terikat oleh sebuah janji, bahwa apa pun yang akan terjadi, mereka harus tetap bersama.
Namun pada kenyataannya , dalam mengarungi samudera, sebuah insiden pun terjadi kepada Santi. sehingga Santi harus mengandung Anak dari Pria yang bukan berasal dari dunia manusia.
Karna pria misterius tersebut, berasal dari dunia yang berbeda.
Setelah terpuruk dari persimpangan masa silam, dengan getir yang di kecap selama 2 tahun. Santi harus kembali menerima kenyataan yang lebih menyakitkan . Bahwa anak yang ia kandung adalah benih cintanya dengan pria yang bukan manusia , karna pria itu adalah seorang yang berasal dari bangsa Bunian.
perbedaan tak menjadi halangan. Namun, apa mau di kata? Saat mereka mencoba menyatukan cinta mereka, sebuah tragedi memisahkan mereka. sehingga, impian yang di impikan oleh Santi harus sirna.
...****************...
Pertemuan itu bermula,
Santi berlari ke arah kebun yang cukup jauh dari arah belakang rumahnya.
Saat Santi tiba di kebun, Santi bergegas mencabuti rumput yang tumbuh di bawah pohon pala.
pohon pala adalah sebuah tumbuhan yang masuk dalam ketegori rempah-rempah . Biji pala merupakan aset yang sangat berharga di daerah Santi, Karena adanya biji pala, Portugis sampai datang menjajah .
Setelah beberapa pohon telah Santi bersihkan, Santi memutuskan untuk beristirahat sejenak. sambil matanya dengan liar memandang ke segala arah di setikar kebun, berharap ada buah pala yang jatuh dan di ambil bijinya. Kan lumayan jika dapat sekilo bisa langsung di jual.
Saat mata Santi sedang menjelajahi sekitar kebun, mata Santi tidak sengaja tertuju ke arah pohon randu.
Dan dari kejauhan, Santi dapat melihat seseorang yang sedang menyenderkan badannya di batang pohon.
Tanpa pikir panjang, Santi pun beranjak dari duduknya , kemudian Santi berjalan pelan ke arah pohon yang terdapat seseorang yang sedang tertidur. Karna di saat itu, Santi berpikir itu adalah orang yang akan mencuri buah pala.
Dengan hati-hati, Santi berjalan semakin mendekat dengan langkah yang di buat sepelan mungkin, agar tidak menimbulkan bunyi pada tapak di kaki'nya.Tak lupa, Santi menyiapkan golok di tangan kanannya yang Ia pegang dengan erat untuk berjaga-jaga.
Saat jarak mulai mendekat , kira-kira dengan jarak 2 meter, sontak Santi terkejut ketika ia melihat siapa yang sedang tertidur di bawah pohon randu yang berada di hadapan'nya. Ternyata ada yang sedang tidur, namun yang tertidur di pohon tersebut adalah seorang Pria Bule.
Entah Pria Bule tersebut sedang nyasar atau bagaimana , sehingga membuat dia bisa tertidur dengan nyamuk yang begitu banyak di tempat seperti ini .
'Sepertinya dia sangat lelah' batin Santi , ketika melihat pria yang sedang tertidur dengan nyenyak dengan jarak 2 meter dari hadapannya.
pria tersebut tertidur dengan posisi menyederkan tubuhnya di batang pohon dengan ransel yang menjadi alas untuk kepalanya.
Setelah di dekati,Ternyata pria yang berada di hadapan Santi terlihat sungguh mempesona, kulitnya putih kemerah-merahan ,dengan rambut berwarna coklat muda , dengan potongan rambutnya seperti Jack di film Titanic. di tambah, pria tersebut memiliki hidung bah gunung Semeru yang tinggi, dengan bibir tipis berwarna isian buah delima yang merekah.
Santi antusias memandangi pria yang ada di hadapannya. mengamati dan memandangi dengan teliti pahatan Tuhan yang luar biasa yang saat ini , sedang tidur dengan lelap di hadapan Santi.
Dalam batin Santi berkata, '*Bahwa dia merasa telah gagal menjadi seorang wanita*'
Dengan hati-hati , Santi berjalan mendekati pria tersebut. hingga jarak yang sangat dekat beberapa senti dari Pria Bule yang sedang tertidur dengan lelapnya.
...My Man Is A Bunian...
...BAB 2 : Pria Misterius...
...****************...
Dengan jarak beberapa senti, Santi memberanikan diri untuk lebih mendekat.
“Excuse me--excuse me sir! 'permisi--permisi Tuan!' " Suara Santi pelan dengan hati-hati, tangan Santi dengan lembut menepuk pundak pria yang sedang tertidur di hadapannya.
Namun pria tersebut Tidak merespon...
“Excuse--,'permisi--,” Suara Santi tiba-tiba terhenti, spontan Santi mundur beberapa senti ke belakang untuk memberi jarak.
“Mmmmm..,” geram pria itu.
Terlihat Pria Bule tersebut, mencoba untuk membuka matanya dengan perlahan. Agar matanya dapat menyesuaikan cahaya yang masuk ke iris mata.
“E. . .anu,”Jawab Santi tergagap sambil menggaruk tengkuk'nya yang tidak gatal.
Pupil mata Santi seketika melebar dengan sempurna , ketika Sebuah bola mata ke abu-abuan menatap ke arah Santi dengan santai.
Hal tersebut membuat Santi salah tingkah, Namun dengan cepat Santi menepis dari rasa kikuk pada dirinya.
Pria tersebut hanya terdiam dan hanya menatap ke arah Santi dengan pandangan yang aneh.
“Sir, sorry if i disturb. 'Tuan, maaf jika aku mengganggumu'.” Santi yang mencoba membuka pembicaraan.
Namun pria tersebut hanya terdiam dengan pandangan heran menatap ke arah Santi.
“Ah ok. Sorry my English it so bad. But- 'ah ok. Maaf jika bahasa Inggrisku buruk. tapi- Apalagi yang harus aku ucapkan, haduh! Menjelaskan'nya bagaimana?" Santi berguman dengan pelan. Namun, masih dapat di dengan. Kini Santi terlihat kesal sendiri.
Santi mencoba menjelaskan niatnya, kenapa ia membangunkan pria tersebut. Namun, Santi bingung Karna Santi tidak jago berbahasa Inggris dan apa lagi yang harus Santi katakan.
Pria tersebut mengerutkan kedua alisnya. lalu memandang Santi dengan pandangan yang tetap aneh.
“Mm..Where are you from and what’s your name? 'Mm... dari mana asal'mu dan siapa namamu?”
Karna kikuk dan bingung, Santi terpaksa membuat kalimat yang ia tahu dan ia hafal. Padahal Santi sendiri juga malu karna harus berbicara demikian. Ya, mau bagaimana lagi. Kalimat itu yang paling gampang.
Pria tersebut tiba-tiba tertawa , karna melihat tingkah seorang wanita aneh yang ada di hadapannya.
“Ada yang lucu? Kenapa kamu tertawa? Apakah itu aneh?” Tanya Santi dengan bahasa Indonesia . dengan menatap lekat ke arah pria di hadapannya ,seraya Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Pria itu tersenyum,senyumnya sungguh membuat santi ketagihan.
“Apa yang engkau bicarakan Nona? Aku bukan turis." Jawab pria tersebut dengan bahasa Indonesianya yang terdengar fasih.
Mulut Santi tiba-tiba menganga dan pupil matanya terlihat membesar tak percaya , "Ah... kamu bisa berbahasa Indonesia?"
Tanya Santi tak percaya, bahwa pria yang parasnya seperti para pemeran Twilight yang berada di hadapannya, dapat berbahasa Indonesia dengan sangat fasih. Membuat Santi syok dan malu Karna tadi ia bersikap memalukan.
“Sialan kenapa kamu tidak berbicara saat aku bertanya? Setidaknya jawablah, biar aku tidak memalukan di depanmu." Lanjut Santi dengan pipi yang sudah memerah karena menahan malu.
“Bagaimana aku menjawab? Sedangkan kamu tidak memberikan aku kesempatan untuk berbicara." Jawab pria tersebut.
Santi hanya terdiam seraya menunduk. Karna tak ingin wajah merahnya di lihat oleh pria yang ada di hadapannya.
“Kenalin namaku Bejo." Tiba-tiba pria tersebut mengulurkan tangannya ke arah Santi .
seketika Santi mengangkat wajahnya lalu terkekeh geli, ia bahkan mengabaikan uluran tangan pria tersebut.
“Serius itu namamu? Demi apa? Ya, Tuhan." Tanya Santi tak percaya. Santi masih terkekeh mengingat nama pemuda itu.
“Aneh? Namaku sebenar'nya Raka. Namun, teman-temanku sering memanggilku Bejo." jawab pria tersebut
“Apakah kamu sudah lama tinggal disini?" Santi mendekat lalu kemudian bertanya.
“Aku orang Pri Bumi asli ,dan sudah lama menetap disini.”
“Tapi, aku tidak pernah melihatmu? Oh iya, dan juga wajahmu sepertinya, bukan penduduk yang berasal dari sini." Tutur Santi merasa aneh.
“Aku tinggal tidak jauh dari sini, rumahku ada disana. Aku baru selesai jalan-jalan di daerah sini, melihat pohon yang rimbun , memaksa aku untuk beristirahat dan tidak sadar aku pun tertidur, dan kemudian kamu datang membangunkan ku." Jawab pria tersebut sembari memberi alasan kenapa ia sampai tertidur di bawah pohon, Agar Santi tidak banyak bertanya.
Santi mendengar dengan seksama penjelasan pria di hadapannya. Namun, dari penjelasan pria tersebut sepertinya ada yang aneh.
“Mmm.. Tapi , tempat yang kamu katakan tidak ada rumah. Di sana hanya ada bebatuan bekas erupsi dan juga hanya terdapat pepohonan. Apakah kamu sedang mengarang?" Tanya Santi menyelidiki
“Ada! Bahkan ada Kota yang Megah .Nanti kapan-kapan aku akan mengajakmu ke tempatku." Jawab pria tersebut yang di iringi dengan senyum candu dari bibir tipisnya.
“Oh.. iya, Aku Santi. Jadi aku harus memanggil kamu siapa? Bejo atau Raka?" Tanya Santi sambil mengulurkan tangannya.
“Panggil sesuka'mu yang membuat kamu nyaman saja.” Jawab pria tersebut sambil membalas uluran tangan Santi.
Santi pun tersentak saat tangan pria tersebut menyentuh tangan Santi, Rasanya dingin seperti es. Seperti tidak ada aliran darah yang mengalir ke telapak tangannya.
“Ah.. Ok, aku panggil kamu Raka saja ya. Biar kedengarannya keren." Jawab Santi sambil tersenyum, kemudian ia melepaskan uluran tangannya.
“Oh iya, Santi. Sepertinya sudah mau mahgrib. Aku harus pulang, Karna perjalananku masih panjang.”
Jawab Raka yang kemudian berdiri dari duduknya seraya mengambil ransel yang ia jadikan tumpuan untuk kepalanya saat tidur tadi .
“Baiklah! Aku juga harus pulang." Jawab Santi yang juga ikut berdiri.
“Terima kasih karna telah membangunkan ku," ucap Raka sambil tersenyum.
“Iya sama-sama."Jawab Santi sambil tangannya menggaruk kepalanya yang tak gatal Karna malu .
“Ok. Aku jalan ya, sampai ketemu nanti." Jawab Raka seraya berjalan membelakangi Santi.
Santi hanya mengangguk mengiyakan, dan membiarkan pria yang bernama Raka tersebut berlalu.
Santi hanya Melihat belakang punggung Raka yang semakin menjauh darinya. Santi memastikan kemana arah Raka akan pergi, hingga pria tersebut menghilang di antara belukar.
Saat Santi hendak berbalik badan, matanya menangkap sesuatu di tanah, di antara batang dan akar yang menyembul keluar. Ia melihat sesuatu yang tak jauh dari arah Santi berdiri. Santi lalu berjongkok kemudian memungut benda tersebut.
Ternyata, benda pipih yang berukuran telapak tangan dengan warna hitam berlist silver metalik tersebut. Adalah sebuah ponsel.
Buru-buru Santi berlari mengejar Raka, Santi berlari menuju ke tempat di mana Raka menghilang, kemudian berteriak memanggil-manggil nama Raka.
“ Raka! Raka! Ponselmu ketinggalan." Teriak Santi di rimbunnya pepohonan dan belukar. Santi terus berteriak memanggil-manggil nama pria tersebut, Namun usahanya sia-sia.
“Santi! Kamu dimana Nak? Udah mahgrib ayo balik." Suara tersebut adalah suara Ibunya Santi yang berteriak memanggil dirinya.
Mendengar suara Ibunya, Santi baru teringat bahwa ia harus segera pulang. Santi pun meniggalkan tempat dimana Raka menghilang.
Santi kemudian berjalan balik ke arah rumahnya, dan Santi baru sadar , ternyata ia sudah berjalan jauh dan keluar dari pembatas kebunnya.
Setelah Santi sampai di kebun , ia dapati Ibunya yang sedang mencari-carinya dengan kebingungan.
“Maaa ... Kenapa nyusul Santi ke kebun?” Tanya Santi saat bertemu dengan Ibunya yang sedang terlihat kebingungan .
Cepat-cepat ia menyembunyikan benda pipih tersebut ke dalam saku celananya.
“Kamu dari mana? Jangan buat orang panik." Jawab Ibu Santi ,saat melihat Anaknya yang menghampiri dirinya.
“E ..itu Ma, tadi lihat burung cakep benar, terus larinya ke arah situ . Makanya Santi ngejar. " Jawab Santi berbohong.
“Ayo pulang! Bentar lagi mau mahgrib ga baik kalau masih di luar. Dan lain kali , main jangan sampai keluar dari pembatas." Tegur ibunya Santi .
“Iya mama, maaf. lain kali ga lagi kok Ma. Ayo kita pulang Ma. Santi juga mau mandi udah gerah nih! badan udah pada lepek."Jawab Santi.
Santi dan Ibunya kemudian berjalan pulang ke arah rumah dengan beriringan.
...MY MAN IS A BUNIAN...
...BAB 3 : GALAU KARENA PONSEL...
...****************...
Di Rumah,.
Sesampainya di rumah,Santi bergegas membersihkan badannya. Sebelumnya, Santi menaruh benda pipih tersebut di atas nakas yang berada di dalam kamarnya. Selesai mandi, Santi menuju ke kamarnya dan menggunakan pakaian.
Santi kemudian bergegas pergi ke ruang keluarga untuk berkumpul dengan orang tuanya. Setelah merasa cukup menemani orang tuanya untuk mengobrol, Santi berpamitan untuk tidur.
Sesampainya di dalam kamar, Santi merebahkan tubuhnya di atas kasur. Di atas kasur, mata Santi tak ingin terpejam, karna pikirannya sedang menerawang akan pertemuannya dengan pria berwajah bule namun memiliki nama lokal.
Saat pikiran Santi masih terbayang-bayang dengan perkenalannya tadi, tiba-tiba ia teringat dengan benda pipih yang ia temukan. Santi lalu beranjak dari tidurnya kemudian mengambil benda pipih tersebut di atas nakas.
Santi mebolak-balik benda pipih yang berada di tangannya. Desainnya terlihat cukup mewah, Namun benda yang Santi pegang, tidak memiliki merek yang sering bermunculan di aplikasi biru, jika sedang ada promo.
'Entahlah ini ponsel merek apa? Tidak ada logo gambar apel di gigit ulat, atau pun oddo Sama Samsul maupun siomay' batin Santi dengan membolak-balik benda yang ada di dalam genggamananya.
Namun yang jelas benda yang ada di tangan Santi, pasti harganya puluhan juta. Santi tak tahu body ponsel Tersebut terbuat dari apa, namun tampilan ponsel yang Santi gengam. Terlihat maskulin,mewah dan elegant. Ingin sekali Santi menghidupkan ponsel yang ada pada tangannya.
Karna saat ini ,Santi sangat penasaran untuk mengetahui isi di dalamnya. Namun ia ragu, "Bukankah ini adalah privasi orang lain?" Pikir Santi.
Akhirnya Santi memutuskan meletakan kembali ponsel tersebut di atas nakas.
Terpaksa , Santi memilih untuk tidur lebih cepat agar ke esok'kan harinya ia bangun lebih pagi, agar ia dapat pergi ke kebun lebih awal. Karna Santi ingin mengembalikan ponsel tersebut kepada Raka."Pasti saat ini, Raka sedang kebingungan mencari ponselnya. Karna untuk zaman sekarang benda tersebut sangatlah penting," guman santi
Tak lama Santi pun terlelap.
...****************...
Ayam berkokok tanda hari sudah pagi, hal tersebut membuat Santi memaksakan dirinya untuk meregangkan otot-otot di tubuhnya. Butuh waktu beberapa menit untuk bergerak , hingga akhirnya santi pun beranjak dari tempat tidurnya . Dengan separuh nyawa yang masih melayang, Santi langsung berjalan menuju dapur.
Di dapur, Santi mendapati Ibunya yang sedang sibuk di depan kompor .
“lagi buat apa Ma?" Tanya Santi.
“Ini buat nasi goreng sama talas goreng untuk papa, " Jawab Bu Narti Ibu'nya Santi dengan tangannya yang terlihat repot.
“Kalau begitu Santi ke halaman ya. Mau nyapu, " jawab Santi.
Ibunya hanya mengangguk mengiyakan. Dan kembali melanjutkan aktifitasnya.
Di halaman, Santi mulai membersihkan dedaunan yang berjatuhan. Kemudian membakarnya. Setelah selesai menyapu halaman, santi beralih ke dalam rumah untuk menyapu dan mengepel lantai.
Setelah memastikan rumahnya bersih, Santi bergegas pergi ke pasar. Setelah dari pasar dan kembali ke rumah, Santi langsung memulai aktifitasnnya seperti biasa seperti memasak. Jika makanan telah siap saji, Santi langsung menuju ke kebun.
“Ma! Santi ke kebun ya!" Pamit Santi sembari berteriak.
“Iya, Ingat! Pulang jangan seperti kemaren ya!” sahut ibu Santi.
"Iya Ma!" Jawab Santi singkat.
Santi kemudian berganti pakaian kumel yang sering ia gunakan untuk pergi ke kebun, tak lupa ia mengambil ponsel Raka yang ia letakan di atas nakas. Kemudian ia memasukan ponsel tersebut ke dalam saku celananya.
Santi kemudian berjalan keluar rumah melalui pintu dapur, Ia pun bergegas menuju ke arah kebun . Se sampainya Santi di kebun, Santi dengan cekatan membersihkan sebagian rumput dan dedaunan yang tumbuh dan gugur di sekitar pohon.
Sekitar satu jam berlalu, Santi menuju ke arah pohon randu. Di pohon Randu ,Santi teringat kembali dengan kejadian kemarin. Bahwa, ada seorang pria tampan yang tertidur dengan lelap di bawah pohon tersebut.
Santi mengeluarkan ponsel yang berada di dalam saku celananya .
“Kamu kemana?bAku tidak tahu alamat jelasmu, kamu pasti kebingungan ya?" Santi menatap batang pohon randu yang terlihat kosong sambil berbicara dengan ilusi .
'Ha.. Apakah aku harus menelusuri tempat kemarin? Tapi kata ibu di sana berbahaya?' Batin Santi dilema.
Santi akhirnya duduk di tempat Raka yang pernah tertidur di bawah pohon tersebut, kemudian menyenderkan belakang punggungnya di batang pohon . Lama Santi duduk sendirian di bawah pohon , tanpa sedikit pun ada rasa takut di dalam dirinya.
Santi duduk terdiam, sesekali ia teringat kejadian akan pertemuan dengan Raka. Santi kemudian menyenderkan kepalanya seraya menutup mata.
Saat mata Santi terpejam, ia mencium aroma yang khas yang di tinggalkan oleh Raka. Ada bau parfum yang Raka tinggalkan, Aroma'nya sangat maskulin.
"Raka kamu tinggal dimana? Dan jika benda ini penting bagimu, kamu pasti akan menemuiku. Atau setidaknya , kamu pasti akan menungguku di sini," lirih Santi dengan pelan .
Tak terasa, hari sudah semakin siang dan perut Santi sudah minta untuk di isi, akhirnya Santi memutuskan untuk pulang.
Sesampainya di rumah, Santi bergegas makan. selesai makan, santi memutuskan untuk mandi Karna ia merasa badannya telah lepek akibat kegerahan.
Setelah selesai mandi , Santi mengganti pakaiannya. Saat ia sedang fokus Mengganti pakaian, Matanya teralihkan dengan ponsel berwarna hitam berlist silver yang tergeletak di atas kasur.
Karna sebelum mandi, Santi meletakan ponsel tersebut di atas kasur. Santi kemudian berjalan ke arah tempat tidurnya dan meraih ponsel yang tergeletak. Setelah lama menimbang dengan ponsel yang ada pada gengamannya, timbul rasa penasaran Santi yang sudah akut.
Rasa penasaran yang sudah tak tertahankan, membuat Santi menekan tombol ON di sisi kanan ponsel. Beberapa menit kemudian muncul logo bergambar kuda jingkrak dengan memeluk sebuah diamond.
Santi yang melihat logo yang tertera di layar ponsel membuat Santi mengerutkan alisnya. Beberapa detik kemudian, ponsel di hadapan Santi menyalah dengan sempurna. Dan di saat ponsel tersebut menyala, Santi dapat dengan leluasa melihat isi ponsel. Karna ponsel tersebut tidak di kunci, atau pun memakai pola maupun menggunakan kata sandi .
Dan hal pertama yang Santi lihat di layar ponsel tersebut adalah photo dirinya, foto dirinya yang di jadikan wallpaper dan sepertinya , foto tersebut di ambil secara diam-diam. Karna Foto Santi yang berada di layar wallpaper , memperlihatkan dirinya yang sedang duduk di bawah pohon dengan tatapan kosong .
Melihat hal tersebut , membuat rasa penasaran Santi bertambah .Seketika ia langsung menuju ke galeri ponsel. Di dalam galeri , Santi dapat melihat banyak sekali foto dirinya yang di ambil secara diam-diam .
Dan juga , ada beberapa foto Raka bersama teman-temannya, dan ternyata teman-teman Raka tak kalah tampan dari raka . Wajah teman-teman Raka memiliki paras seperti para Hero di Game ML , namun yang pastinya bukan seperti Balmond.
Santi pun mengeser photo demi photo, dan di setiap photo yang Santi lihat , selalu memperlihatkan latar belakang yang WAH dan indah. Pemandanga itu tidak akan pernah Santi dapatkan di kampung'nya.
Santi tersenyum sinis Karna mendapati Raka adalah seorang pria yang kaya raya. Karna semua hasil foto tersebut. Telah menjelaskan bahwa Raka bukanlah orang biasa. Yang pasti, semua foto yang di ambil itu pasti di Luar Negeri.
Santi masih dengan rasa penasarannya, dengan tanpa sadar terus menjelajahi isi ponsel Yang ada di genggamannya . Namun , Santi baru tersadar bahwa ponsel Raka tidak menangkap signal atau pun logo operator, "mungkin belum di setel atau jaringannya bermasalah." Guman Santi.
Pikiran Santi masih tertuju pada foto-foto dirinya yang berada di galeri Raka, "sejak kapan ia memotretku?" guman santi yang terus bertanya-tanya.
Lelah memikirkan hal tersebut, Santi merebahkan tubuhnya di atas kasur lalu memejamkan matanya.
'Percuma berpikir dengan keras jika tidak ada kejelasan dari pemilik ponsel' Batin Santi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!